Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP BASIS DATA

Sadar atau tidak, saat ini hampir semua aktivitas kita bersinggungan dengan data
dalam berbagai bentuk. Pada saat berbelanja pada supermarket, kasir mencatat barang
apa yang dibeli, jumlah barang, dan uang yang dibayarkan. Suatu perguruan tinggi
menyimpan catatan tentang data mahasiswa, matakuliah apa yang diambil dan nilainya,
besarnya uang kuliah yang dibayarkan dan tanggal pembayarannya, serta hal lain yang
terkait dengan statusnya sebagai mahasiswa. Kalau kita mempunyai rekening tabungan,
maka ada catatan tentang semua kegiatan pemasukan dan pengambilan uang, pajak,
biaya administrasi dan lainnya yang terkait dengan rekening. Itu semua adalah data yang
disimpan untuk keperluan tertentu pada suatu organisasi (supermarket, perguruan tinggi,
bank, dan lainnya).
Data ini nantinya akan diolah menjadi informasi yang berguna bagi pihak dalam
organisasi tersebut. Data yang disimpan harus ada dalam bentuk yang terorganisir
sehingga mudah dan cepat untuk dimanipulasi dan dicari. Penyimpanan,
pengorganisasian, manipulasi, dan pencarian data dilakukan dalam basis data
(database).
Dalam masa sekarang, basis data tidak dapat dipisahkan dari komputer, karena
hanya dengan komputer data dalam jumlah yang besar dapat disimpan dan
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pengguna dapat dengan mudah mendapatkan
informasi dari data yang disimpan. Basis data memainkan peranan penting pada hampir
semua bidang yang menggunakan komputer, seperti bisnis, rekayasa, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya.

1.1 Pengertian Basis Data dan DBMS


Basis data mengacu kepada sekumpulan data yang disimpan. Data sendiri
adalah fakta (yang masih mentah) yang bisa dicatat dan disimpan pada suatu media,
yang mempunyai arti tertentu bagi penggunanya. Pengertian “mentah” adalah fakta
tersebut kadang tidak menunjukkan suatu arti tertentu. Sebagai contoh adalah data
berikut:
303312412350 MAU481 C+
Tidak semua orang tahu arti data semacam ini dan tidak juga diketahui apa saja yang
harus dicatat, bagaimana aturannya, dan sebagainya.
Pada awalnya, media yang digunakan untuk menyimpan data adalah media
konvensional seperti kertas atau bentuk fisik lainnya. Seiring dengan perkembangan
teknologi, media yang digunakan sekarang adalah media penyimpanan di komputer.

Basis Data – Darmawan Satyananda 1


Bentuk datanya juga berubah, pada awalnya adalah data tekstual dan numerik, sekarang
menjadi data multimedia berupa dokumen (teks), image, foto, video, dan suara.
Bila data diolah sedemikian rupa sehingga lebih berarti bagi penggunanya, maka
pengguna mendapatkan informasi. Pengolahannya bisa dengan menambahkan
keterangan baru, menstrukturkan ulang, atau menyajikannya dalam bentuk lain
(misalnya dalam bentuk grafik). Akan tetapi kadangkala kedua istilah ini bisa
dipertukarkan karena sifatnya subyektif.
Berikut ini contoh data yang disajikan dalam bentuk tabel dan informasi yang
bisa dihasilkan dalam bentuk grafik:

Minimum Maksimum Rata-rata


Tahun
Gasal Genap Pendek Gasal Genap Pendek Gasal Genap Pendek
1999/2000 2,45 2,11 3,60 3,40 2,87 2,59
2000/2001 2,26 2,34 2,55 3,07 3,03 3,16 2,60 2,67 2,62
2001/2002 2,35 2,53 2,51 2,95 2,93 3,25 2,63 2,76 2,81
2002/2003 2,51 3,19 2,45 3,01 3,23 3,32 2,84 3,21 2,86
2003/2004 2,45 2,66 2,54 3,6 3,33 3,50 2,87 3,06 2,94
2004/2005 2,61 3,29 2,94

IPK Rata-rata per semester

3.1
3
2.9
2.8 Gasal
IPK

2.7 Genap
2.6
2.5 Pendek
2.4
2.3
0

5
00

00

00

00

00

00
/2

/2

/2

/2

/2

/2
99

00

01

02

03

04
19

20

20

20

20

20

Tahun

Gambar 1.1 Tabel basis data.

Contoh tabel pada Gambar 1.1 bisa kita anggap data mentah walau bagi
sebagian orang tabel itu sudah terbaca maksudnya. Sebagian data yaitu pada kolom
rata-rata selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik sehingga bisa dengan mudah
diartikan. Mungkin bisa diartikan bahwa dari tahun ke tahun IPK rata-rata mahasiswa
mengalami kenaikan.
Secara sederhana, basis data adalah sekumpulan data yang saling terkait dan
terorganisasi. Terorganisasi berarti bahwa data tersebut distrukturkan sedemikian rupa
sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, dan dicari oleh penggunanya. Terkait berarti

Basis Data – Darmawan Satyananda 2


ada banyak data yang bisa direlasikan satu sama lain, misalnya pada suatu basis data
akademik pada perguruan tinggi ada data tentang dosen, pegawai, mahasiswa,
matakuliah, nilai, dan sebagainya. Aturan tentang organisasi dan keterkaitan antar data
dikenal sebagai metadata, yaitu data tentang data.
Basis data bisa berada di mana-mana dan bervariasi baik ukuran maupun
kompleksitasnya. Basis data bisa ada dalam handphone, komputer pribadi, komputer
yang tergabung pada jaringan kecil maupun besar, dan mainframe. Kompleksitas data
yang sederhana misalnya data phonebook pada telepon genggam, sedangkan yang
kompleksitasnya tinggi adalah data warehouse pada suatu organisasi yang digunakan
untuk sistem pendukung keputusan (Decision Support System).
Sistem manajemen basis data (DBMS=Database Management System)
adalah sekumpulan program komputer yang memungkinkan penggunanya untuk
membuat, memelihara (maintain) basis datanya dan mengendalikan akses terhadap data
di dalamnya. DBMS menyediakan lingkungan yang mudah dan efisien untuk menyimpan
dan mencari informasi dalam suatu basis data.
DBMS memfasilitasi proses pendefinisian, penyusunan, dan manipulasi basis data
untuk berbagai aplikasi. Pendefinisian basis data adalah menentukan tipe data,
struktur data, dan aturan (constraint) yang dikenakan terhadap data dalam basis data.
Penyusunan basis data adalah proses penyimpanan data itu sendiri ke dalam berbagai
media yang dikendalikan oleh DBMS. Manipulasi basis data meliputi fungsi-fungsi
seperti permintaan (query) ke basis data untuk mendapatkan data tertentu,
pembaharuan (update) data dalam basis data, serta penyajian informasi dari data yang
ada.
Untuk mengimplementasikan basis data dengan menggunakan komputer, dapat
dibuat program dengan bahasa pemrograman tertentu atau dengan memanfaatkan
software DBMS komersial yang ada di pasaran. Suatu basis data dengan software DBMS
selanjutnya disebut sebagai suatu sistem basis data.
Saat ini aplikasi basis data telah berkembang pesat. Berbagai bentuk aplikasi
basis data saat ini antara lain:
· Basis data multimedia yang dapat menyimpan image, klip video, dan suara
· Geographical Information System (GIS) yang menyimpan dan menganalisa peta, data
cuaca, dan citra satelit.
· Data warehouse untuk mendapatkan dan menganalisa informasi dari basis data yang
berukuran sangat besar dalam jumlah yang banyak untuk keperluan pengambilan
keputusan.
· Real time database dan active database yang digunakan pada pengendalian proses
manufaktur secara real time.

Basis Data – Darmawan Satyananda 3


1.2 Pendekatan Basis Data dan Pendekatan Pengolahan File
Sebelum basis data dan DBMS mulai digunakan, pada awalnya digunakan sistem
pengolahan file (file processing system). Cara inipun sudah menggunakan komputer.
Fokus sistem ini adalah pada kebutuhan pengolahan data pada bagian tertentu, bukan
pada kebutuhan informasi pada seluruh bagian organisasi.
Pada pengolahan file secara tradisional, setiap pengguna mendefinisikan dan
menggunakan file-file yang diperlukan untuk suatu aplikasi pada bagian tertentu saja.
Sebagai contoh, bagian Akademik pada universitas mempunyai data tentang mahasiswa
dan nilainya. Bagian Keuangan mempunyai data tentang mahasiswa dan SPP. Walaupun
keduanya mempunyai data tentang mahasiswa yang sama, mereka mempunyai file data
dan program yang berbeda untuk memanipulasi data dan mereka tidak saling
berhubungan. Akibatnya, data yang sama bisa muncul lebih dari sekali di beberapa file,
dan pengubahan pada satu data tidak akan segera terlihat oleh pengguna lain.
Secara keseluruhan, beberapa kerugian dari pendekatan pengolahan file adalah:
1. Redundansi data dan inkonsistensi
Adanya duplikasi data pada beberapa file menimbulkan pemborosan (redundansi)
dalam media penyimpanan. Bila ada data yang diubah pada satu file, maka data yang
sama pada file yang lain tidak berubah, hal ini menimbulkan inkonsistensi karena ada
data yang berbeda untuk maksud yang sama.
2. Anomali data
Anomali data terjadi karena ada pengubahan yang tidak berlangsung secara baik dan
menyeluruh terhadap semua data yang terduplikasi. Misalkan seorang mahasiswa
ganti alamat, maka bisa jadi pengubahan hanya terjadi pada satu bagian saja
sedangkan bagian lain tidak. Akibatnya ada banyak versi untuk data yang seharusnya
sama. Anomali ada 3 macam: (i) anomali modifikasi: terjadi karena adanya
pengubahan data, (ii) anomali penyisipan: terjadi karena adanya penyisipan data
baru, dan (iii) anomali penghapusan: terjadi karena adanya penghapusan data.
3. Ketergantungan antara program dan data
Pada bahasa pemrograman lama, struktur file data yang digunakan disimpan di
dalam program (menjadi satu bagian yang sama dengan kode program). Seandainya
ada hal baru yang ditambahkan pada file atau data yang sudah ada diubah, maka
harus dilakukan pengubahan pada semua program yang menggunakan file tersebut.
Konsekuensinya, mungkin akan muncul kesalahan bila ada program yang terlewat
untuk diubah.
4. Pengembangan sistem yang tidak terpadu
Melihat kasus di atas, setiap bagian mempunyai file dan program yang menggunakan
file itu. Bila ada permintaan dari pengguna yang tidak bisa ditangani oleh program,

Basis Data – Darmawan Satyananda 4


maka program tersebut harus disesuaikan dengan permintaan, atau bisa juga
membuat program baru. Kesulitan muncul bila pemrogram tidak terlibat dalam sistem
yang lama, atau bahasa yang digunakan untuk membuat program sudah berbeda.
Akibatnya, harus dilakukan penyesuaian agar sistem tetap berjalan. Juga bila bahasa
yang digunakan sekarang sudah tidak mendukung format data yang lama, maka
harus dilakukan konversi data. Konsekuensi akhirnya, sistem menjadi kurang terpadu,
waktu pengembangan yang lama, dan peluang besar munculnya error.
5. Keterbatasan dalam berbagi data
Setiap bagian mempunyai file data tersendiri. Bagaimana sekarang bila ada satu
bagian yang ingin menggunakan data di bagian lain? Bagaimana pula pengaturannya
bila ada akses data yang serentak? (Misal bagian A mengubah data, bagian B juga
mengubah data yang sama). Data mana yang valid? Sistem pengolahan file kurang
mendukung adanya sharing, multi-user, dan akses serentak.
6. Masalah penerapan aturan terhadap data
Data yang disimpan harus memenuhi aturan tertentu yang diberikan dalam program
aplikasi. Bila ada aturan baru yang ditambahkan, maka tidak mudah untuk mengubah
semua program yang terkait. Masalah menjadi lebih rumit bila aturan tersebut
melibatkan beberapa macam data dari beberapa file yang berbeda. Akibatnya data
yang sama mungkin mengikuti aturan yang berbeda-beda.
7. Menyulitkan perawatan sistem (maintenance)
Karena program dikembangkan dalam waktu yang berbeda, dengan bahasa program
yang mungkin berbeda, dengan format data yang bermacam-macam, maka hal ini
akan menyulitkan perawatan sistem. Maksud perawatan adalah usaha perbaikan
kesalahan yang muncul dan peningkatan kinerja sistem.

Dalam pendekatan dengan basis data, data yang sama cukup didefinisikan sekali
dan disimpan pada satu tempat, lalu data tersebut dapat diacu dan digunakan oleh
berbagai pengguna. Dengan demikian bila melihat kasus di atas, bagian Keuangan dan
Akademik akan membaca data yang sama, dan pengubahan data akan terlihat dengan
segera oleh pengguna lain.
Dari kelemahan yang sudah disebutkan, pendekatan basis data menawarkan
sejumlah keuntungan yang didapat bila diterapkan dengan benar, yaitu:
1. Meminimalkan redundansi
Semua data disimpan pada satu lokasi dan digunakan bersama oleh banyak program,
Hal ini meminimalkan redundansi data dan inkonsistensi data. Rendudansi mungkin
tidak bisa hilang seluruhnya, tetapi lebih mudah untuk dikendalikan.
2. Self-describing dan data-independence
Karakteristik dasar dari pendekatan basis data adalah sebuah sistem basis data tidak

Basis Data – Darmawan Satyananda 5


hanya berisi basis data itu sendiri, melainkan juga definisi lengkap data dalam basis
data. Definisi ini disimpan dalam sebuah katalog sistem (system catalog), dikenal
juga dengan kamus data (data dictionary), yang berisi informasi seperti struktur
setiap file, tipe dan format penyimpanan setiap item data, dan berbagai aturan
(constraints) untuk data. Informasi ini dikenal dengan metadata (data yang berisi
data). Katalog digunakan oleh software DBMS dan juga pengguna basis data yang
memerlukan informasi tentang struktur basis data. Dengan demikian sudah ada
pemisahan antara program dan deskripsi data yang digunakan program itu.
3. Mengurangi waktu pengembangan aplikasi
Salah satu keunggulan dari pendekatan basis data adalah sedikitnya waktu dan biaya
yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi baru. Hal ini dikarenakan pemrogram
tidak perlu berurusan dengan detail implementasi tingkat rendah (karena sudah
ditangani DBMS), bahasa program sekarang umumnya sudah menyediakan tool
(misalnya pembuatan report dan form) yang lebih memudahkan pemrogram, dan
juga bahasa program saat ini sudah mendukung banyak standar basis data sehingga
tidak ada kesulitan membaca format basis data yang berbeda.
4. Berbagi-pakai data dan pengolahan transaksi multiuser
Karena semua data disimpan secara terpusat, maka DBMS menyediakan mekanisme
berbagi pakai data yang sama kepada banyak pengguna (sharing dan multiuser).
DBMS juga menyediakan mekanisme yang mengatur bagaimana akses data yang
dilakukan secara serentak pada saat yang sama dan pengamanannya. Setiap
pengguna mempunyai kewenangan masing-masing, sehingga mereka bisa
mendapatkan view yang saling berbeda. View adalah bagian dari keseluruhan data
yang diberikan kepada pengguna, yang disesuaikan dengan kewenangan dan
kebutuhannya.
5. Peningkatan integritas dan kualitas data.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, integritas data dicapai dengan penerapan
aturan. Karena sekarang datanya terpusat, maka aturan cukup diberikan sekali dan
diikuti oleh semua program atau pengguna yang mengakses basis data. Pada
akhirnya, data yang disimpan adalah data yang valid dan berkualitas.
6. Kemudahan perawatan sistem.
Karena data yang terpisah dengan program, maka pengubahan struktur cukup
dilakukan pada basis data. Pengubahan program cukup dilakukan pada program yang
mengakses data tersebut, tanpa mengubah hal-hal lain yang tidak perlu. Hasilnya,
perawatan sistem lebih cepat dan mudah.
7. Penerapan standar
Pendekatan basis data memungkinkan diterapkannya standar tertentu terhadap basis

Basis Data – Darmawan Satyananda 6


data yang digunakan. Standar ini diberlakukan misalnya untuk nama dan format
elemen data, format tampilan, struktur laporan, prosedur pengaksesan data.
Penerapan dalam basis data terpusat lebih mudah daripada dalam suatu lingkungan
di mana setiap pengguna mempunyai kontrol tersendiri terhadap file dan software-
nya.

Apakah semua masalah terselesaikan dengan pendekatan basis data? Tidak juga.
Bila perencanaan awal dan implementasinya buruk, bukan tidak mungkin semua
kelemahan yang sudah disebutkan akan muncul dalam basis data.
Bila sekarang dilakukan pengubahan sistem menjadi sistem basis data, ada
sejumlah dampak samping yang tidak bisa dihindari yaitu:
1. Pelatihan pihak yang menjalankan basis data.
Sistem baru memerlukan pengetahuan baru bagi karyawan atau pihak yang terlibat.
Konsekuensinya harus ada pelatihan bagi mereka untuk pengoperasian sistem baru
dan pengembangannya.
2. Biaya instalasi.
Pengoperasian sistem baru memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain untuk
pengadaan peralatan baru yang mendukung, pelatihan bagi pihak yang terlibat dalam
pengoperasian sistem, juga pengamanan data.
3. Biaya konversi.
Bila sistem baru dikembangkan di atas sistem lama, maka ada biaya yang diperlukan
untuk melakukan konversi sistem. Konversi meliputi pengubahan sistem lama
menjadi sistem baru dan konversi data, bila standar lama sudah tidak digunakan
tetapi datanya masih diperlukan.
4. Backup dan recovery
Karena semua data disimpan secara terpusat, perlu adanya mekanisme backup
(salinan data) dan recovery (pemulihan) apabila ada kegagalan sistem.

1.3 DBMS
Bagian ini akan membahas lebih lanjut mengenai DBMS, mencakup klasifikasi
dan komponen pendukungnya.

1.3.1 Klasifikasi DBMS


Beberapa kriteria dapat digunakan untuk mengklasifikasikan DBMS.
1. Berdasarkan model data. Klasifikasi ini didasarkan pada bagaimana data dimodelkan.
Yang umum digunakan sekarang adalah model Relasional, model Obyek, dan
model Obyek-Relasional, sehingga DBMS juga ada sebagai DBMS Relasional dan
DBMS obyek, dan DBMS Obyek-Relasional. Selengkapnya mengenai model data akan

Basis Data – Darmawan Satyananda 7


dibahas pada bab II.
2. Berdasarkan jumlah pengguna yang didukung sistem. Single-user system hanya
mendukung seorang pengguna pada satu waktu. Multiuser system mendukung
banyak pengguna secara serentak. Kebanyakan perangkat lunak DBMS sudah berupa
sistem multi-user.
3. Berdasarkan lokasi tersimpannya basis data. DBMS disebut terpusat (centralized)
bila data dan DBMS tersimpan pada satu lokasi komputer tunggal (walaupun begitu
mendukung sistem multiuser), dan disebut sebagai tersebar (distributed) apabila
basis data dan perangkat lunak DBMS tersebar pada beberapa lokasi dan terhubung
melalui jaringan komputer. Federated DBMS adalah DBMS yang saling terlepas dan
otonom, tetapi dapat bekerja sama dengan DBMS lain pada lokasi lain.
4. Berdasar penggunaan perangkat lunak. DBMS homogen (homogenous DBMS)
adalah DBMS yang menggunakan perangkat lunak yang sama pada berbagai situs,
berkebalikan dengan DBMS heterogen (heterogenous DBMS) yang menggunakan
berbagai perangkat lunak yang berbeda.
5. Berdasarkan kegunaannya. DBMS yang dibuat untuk keperluan khusus disebut
dengan special-purpose DBMS, sedangkan DBMS yang dirancang untuk keperluan
yang lebih umum disebut dengan general-purpose DBMS.
Akan tetapi dari beberapa klasifikasi tersebut, yang diutamakan adalah klasifikasi
berdasarkan model datanya. Kebanyakan basis data yang berskala besar sudah berupa
sistem multiuser, terdistribusi, special-purpose, dan federated.

1.3.2 Fasilitas yang Disediakan DBMS


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, DBMS memfasilitasi proses
pendefinisian, penyusunan, dan manipulasi basis data untuk berbagai aplikasi. Termasuk
ke dalam ketiga fasilitas tersebut adalah:
1. Manajemen katalog
Di dalam database terdapat katalog atau kamus data yang berisi tentang definisi data
dan keterhubungan antar data. DBMS menyediakan fasilitas manajemen kamus data
yang memudahkan pengguna dalam menentukan aturan baru atau memodifikasinya,
serta bisa menyajikannya dalam suatu diagram yang mudah dimengerti pengguna.
2. Pengaturan penggunaan data secara bersama (multi-user).
Karena data yang sama bisa diakses banyak pengguna secara bersama-sama maka
perlu pengaturan penggunaannya. DBMS menyediakan concurrency control untuk
menjamin beberapa pengguna yang mengubah data yang sama memenuhi aturan
tertentu sehingga hasil yang didapatkan tetap benar dan konsisten.
3. Pembatasan akses kepada pengguna yang tidak berhak.

Basis Data – Darmawan Satyananda 8


Masih berkaitan dengan akses data oleh banyak pengguna, bisa saja ada data yang
terlarang bagi pihak tertentu. Pengaturan keamanan data disediakan oleh DBMS
dalam bentuk penentuan pengguna yang berhak menggunakan data dan hak apa
yang diberikan kepadanya (apakah membaca, mengubah, atau menambah), serta
penentuan suatu tingkatan keaman data tertentu.
4. Penyediaan antar muka (interface) yang beragam.
Karena suatu data digunakan oleh berbagai pengguna dengan latar belakang yang
beragam dan pada lingkungan yang beragam, maka DBMS harus dapat menyediakan
antar muka yang sesuai dengan keadaan penggunanya, misalkan input melalui form
yang ditampilkan, output dalam bentuk grafik, dan sebagainya.
5. Penyediaan bahasa untuk pengaksesan data dan pemrograman.
Pengakesan data oleh pengguna diwadahi oleh query language. Ada dua macam
bahasa query yaitu (i) DDL (Data Definition Language) untuk menentukan
struktur basis data, dan (ii) DML (Data Manipulation Language) untuk
memanipulasi data dalam basis data. Selain itu DBMS juga menyediakan fasilitas
pengaksesan data melalui bahasa pemrograman tertentu, misalkan VisualBasic, Java,
ASP, PHP, dan sebagainya.
6. Penerapan aturan integritas (integrity constraints)
Aplikasi basis data mempunyai aturan integritas untuk menjamin data yang disimpan
tetap benar dan konsisten. DBMS menyediakan fasilitas untuk pendefinisian aturan
dan penerapannya. Contoh sederhana dari aturan ini adalah penentuan nilai yang
diperbolehkan bagi data tertentu atau sifat data, apakah opsional atau bukan.
7. Pengaturan kinerja basis data
Database akan selalu tumbuh menjadi besar. DBMS harus bisa menjaga agar data
yang membesar tidak mempengaruhi kinerja sistem dengan menyediakan fasilitas
performance tuning, dalam bentuk menghapus data yang tidak diperlukan lagi,
menghapus file temporer, dan sebagainya.
8. Menyediakan fasilitas backup dan recovery.
Secara berkala, data di-backup sehingga bila terjadi kegagalan sistem (baik karena
perangkat keras maupun perangkat lunak) maka mudah untuk melakukan pemulihan
(recovery) ke keadaan semula.

1.3.3 Bahasa untuk DBMS


Suatu DBMS harus menyediakan bahasa yang tepat untuk penggunanya. Ada
dua macam bahasa DBMS yang perlu diketahui yaitu Data Definition Language dan
Data Manipulation Language.
Data Definition Language (DDL) adalah bahasa yang digunakan untuk

Basis Data – Darmawan Satyananda 9


mendefinisikan skema konseptual dan internal, serta pemetaan di antara keduanya. Di
dalam DBMS terdapat DDL compiler yang fungsinya untuk memproses pernyataan DDL,
mengenali deskripsi skema dan menyimpannya di dalam kamus data.
Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang memungkinkan
penggunanya untuk mengakses atau memanipulasi data (termasuk penyisipan,
pengambilan, penghapusan, dan modifikasi data). Ada 2 macam DML yaitu DML
nonprosedural dan DML prosedural.
Dalam DML nonprosedural pengguna menentukan data apa yang diperlukan
tanpa menjelaskan bagaimana cara mendapatkannya. Perintah DML jenis ini dapat
dimasukkan secara interaktif dari terminal atau dimasukkan ke dalam bahasa
pemrograman tertentu. DML jenis ini juga disebut dengan declarative DML dan DML
Level tinggi (high level DML). Termasuk dalam DML non prosedural adalah query.
(penyataan untuk mengambil informasi). Bahasa query (query language) adalah bagian
dari DML yang berkaitan dengan pengambilan informasi dari basis data. Contoh query
yang banyak digunakan dalam sistem basis data saat ini adalah SQL (Structured Query
Language) dan QBE (Query by Example).
Dalam DML prosedural pengguna menentukan data apa yang diperlukan dan
bagaimana untuk mendapatkannya. Perintahnya harus dimasukkan dalam bahasa
pemrograman. DML jenis ini disebut juga dengan DML level rendah (Low level DML).
Contoh DML prosedural adalah perintah-perintah manipulasi data yang disediakan oleh
beberapa bahasa pemrograman.
Bila dilihat dari record yang diproses, maka kedua jenis DML tersebut mempunyai
perbedaan sebagai berikut:
· DML prosedural hanya dapat memproses sebuah record pada satu waktu, sehingga
disebut juga sebagai record-at-a-time DML.
· DML non prosedural dapat memproses beberapa record sekaligus lewat sebuah
perintah DML, disebut juga sebagai set-at-a-time DML atau set-oriented DML.
DML nonprosedural lebih mudah dipelajari daripada yang prosedural, akan tetapi
kode yang dihasilkan tidak seefisien yang dihasilkan oleh DML prosedural. Pada perintah
DML yang dimasukkan dalam bahasa pemrograman, bahasa pemrogramannya disebut
dengan host language dan DMLnya sebagai host sublanguage.

1.4 Hirarki Data Dalam Basis Data


Suatu data dalam basis data mempunyai hirarki sebagai berikut:
1. Byte
Byte adalah satuan informasi terkecil dalam suatu basis data. Satu byte menyatakan
satu karakter (Di bawah byte sebenarnya masih ada satuan lain yang lebih kecil,

Basis Data – Darmawan Satyananda 10


yaitu Bit, tetapi dalam prakteknya pengguna cukup hanya mengetahui sampai Byte
ini saja).
2. Field
Beberapa buah byte yang mempunyai jenis dan makna tertentu membentuk suatu
Field. Contohnya adalah field Nama, yang terdiri dari 20 byte (20 karakter). Dalam
basis data, ada beberapa macam jenis field (biasa juga disebut sebagai jenis data),
antara lain: Character, Numeric, Memo, Text, Date, dan lainnya.
3. Record
Beberapa buah field yang saling terkait membentuk suatu record. Sebagai contoh
adalah record yang berisi data pribadi, berisi field: Nama, Alamat, Tempat lahir, dan
Tanggal lahir.
4. Tabel
Suatu tabel adalah kumpulan dari record-record dengan struktur yang sama yang
saling terkait.
5. Basis data
Suatu basis data adalah kumpulan dari beberapa tabel yang saling terkait satu sama
lain.
6. Sistem basis data
Suatu basis data ditambah dengan perangkat lunak DBMS membentuk suatu sistem
basis data. Termasuk di dalamnya adalah fasilitas untuk Index, Query, Report, dan
sebagainya.

Umumnya sekumpulan data dinyatakan dalam bentuk tabel. Gambar 1.2


menunjukkan sebuah tabel basis data. Tabel tersebut mempunyai 6 buah field, yaitu
Kode_MK, Nama_MK, SKS, JS, Semester, dan Syarat (kolom-kolom menyatakan
field dan nilainya masing-masing, dan judul kolom adalah nama field). Sebuah field terdiri
dari beberapa byte (karakter), misalnya untuk Kode_MK ditentukan terdiri dari 6 buah
karakter (6 byte). Dalam suatu basis data, lebar field bisa dibuat tetap. Apabila lebar data
(isi field) kurang dari lebar yang telah ditentukan, maka data yang tersimpan adalah
tetap sebesar lebar field tersebut. Misalnya untuk field Nama_MK telah ditetapkan 20
byte, apabila lebar dari isi field tersebut hanya 10 byte maka field tersebut tetap akan
berisi 20 byte data. Sedangkan bila melebihi maka akan diambil 20 karakter pertama,
sisanya dibuang. Sebuah field bisa berisi data atau kosong, seperti pada field Syarat,
ada yang tidak berisi data. (Pada beberapa DBMS digunakan sebuah nilai konstan yaitu
Null untuk menyatakan data yang kosong). Record dinyatakan dengan baris tabel,
sehingga dalam tabel tersebut terdapat 5 buah record, masing-masing record 6 buah
field.
Suatu data dalam field mempunyai tipe data tertentu yang disesuaikan dengan

Basis Data – Darmawan Satyananda 11


kebutuhannya. Misalkan untuk Nama_MK adalah Character (karena tidak ada nama yang
mengandung angka), untuk SKS adalah Numeric (mungkin kita perlu menjumlahkannya
sehingga harus berupa bilangan). Tipe data yang lain adalah Date untuk data yang
berhubungan dengan tanggal, atau Memo untuk keterangan suatu record. Tipe-tipe ini
tergantung kepada DBMSnya.

Kode_MK Nama_MK SKS JS Semester Syarat


MAU401 Kalkulus I 3 4 1
MAU402 Kalkulus II 3 4 2 MAU401
MAU485 Fisika Dasar 3 4 1
MAU487 Kimia Dasar 2 4 1
MAU423 Metode Numerik 3 4 5 MAU402
Gambar 1.2 Tabel basis data.

Beberapa buah tabel yang saling berhubungan membentuk suatu basis data.
Selain tabel mata kuliah pada contoh di atas, juga terdapat tabel yang berisi data dosen,
jadwal kuliah, dan lainnya yang terkait, maka semuanya dapat membentuk suatu basis
data tentang perkuliahan.

1.5 Rangkuman
Dalam bab ini dibahas mengenai konsep dasar basis data, yang meliputi
pengertian, keuntungannya dibandingkan dengan pengolahan file secara tradisional,
DBMS, dan hirarki data dalam suatu basis data. Database Management System (DBMS)
adalah sekumpulan perangkat lunak untuk pengimplementasian dan pemeliharaan suatu
basis data yang terkomputerisasi. Dengan DBMS sekumpulan data dapat diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga mudah dan cepat untuk dicari dan digunakan. DBMS bersama
basis data membentuk suatu sistem basis data.
DBMS saat ini tidak hanya untuk menyimpan data numerik dan tekstual saja
seperti sebelumnya. Aplikasi DBMS juga sudah berkembang antara lain untuk GIS, data
warehouse dan data mining, serta real-time database dan active database.
Sebelum digunakan basis data, untuk mengelola data di komputer digunakan
pengolahan file (file processing). Pengolahan file mempunyai kerugian: redundansi data
dan inkonsistensi, ketergantungan antara program dan data, pengembangan sistem yang
tidak terpadu, Sharing data yang terbatas, masalah integritas data, kesulitan perawatan
sistem.
Sedangkan keuntungan penggunaan sistem basis data adalah: meminimalkan
redundansi, self describing dan data independence, mengurangi waktu pengembangan
aplikasi, berbagai pakai data dan pengolahan transaksi multiuser, peningkatan integritas
dan kualitas data, kemudahan perawatan sistem, dan penerapan standar.
DBMS bisa diklasifikasikan menurut: model datanya (model Relasional, model

Basis Data – Darmawan Satyananda 12


Obyek, dan model Obyek-Relasional), jumlah pengguna yang didukung sistem (single-
user dan multi-user), lokasi tersimpannya data (terpusat, tersebar, homogen, heterogen,
federated), berdasarkan kegunaannya (special-purpose dan general-purpose).
Bab ini juga membahas tentang fasilitas tambahan yang disediakan DBMS selain
untuk pendefinisian, penyusunan dan manipulasi basis data, yaitu: manajemen katalog,
pengaturan penggunaan data secara bersama, pembatasan akses kepada pengguna
yang tidak berhak, penyediaan antarmuka yang beragam, penyediaan bahasa untuk
pengaksesan data dan pemrograman, penerapan aturan integritas, pengaturan kinerja,
dan fasilitas backup dan recovery.
Untuk melakukan pendefinisian skema konseptual dan internal basis data
digunakan DDL (Data Definition Language) sedangkan untuk melakukan manipulasi data
dalam basis data digunakan DML (Data Manipulation Language). Termasuk dalam DML
adalah query untuk mendapatkan data.

1.6 Soal Latihan


1. Jelaskan perbedaan antara basis data, sistem basis data, dan DBMS.
2. Menurut anda, apa kelemahan sistem basis data?
3. Dengan memperhatikan hirarkinya, buatlah contoh sebuah tabel untuk basis data
sesuai dengan masalah yang anda punyai. Tentukan tipe data dan lebar data yang
sesuai.
4. Carilah maksud dari berbagai istilah berikut: Data warehouse, Data mining, Active
Database, Intelligent database, Real-time database, Spatial database, dan Temporal
database.

Basis Data – Darmawan Satyananda 13


Basis data bisa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
5. Menurut banyaknya pengguna, basis data dibagi menjadi: (i) single-user (hanya
bisa digunakan oleh seorang pengguna pada satu waktu tertentu sehingga user lain
harus menunggu), (ii) multiuser (bisa digunakan oleh banyak pengguna sekaligus
secara bersamaan). Database multi-user yang digunakan oleh beberapa puluh
pengguna pada departemen tertentu dalam organisasi dinamakan dengan
workgroup database, dan bila lebih dari puluhan dan melibatkan banyak
departemen dinamakan dengan enterprise database.
6. Berdasarkan lokasinya, basis data dibagi menjadi: (i) basis data terpusat
(centralized) karena data disimpan pada satu lokasi), dan (ii) basis data tersebar
(distributed) karena data disimpan pada banyak lokasi.

Basis Data – Darmawan Satyananda 14

Anda mungkin juga menyukai