Anda di halaman 1dari 33

MODUL PEMBELAJARAN

PRAKATA 1
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, karena
hanya atas segala hidayah dan rahmat-Nya buku pembelajaran Kelayakan
Usaha Produksi Produk Agroindustri ini dapat diselesaikan.
Analisis kelayakan usaha merupakan bagian penting dalam
perencanaan suatu usaha. Hasil analisis kelayakan usaha berupa beberapa
parameter yang mendiskripsikan keuntungan usaha, waktu pengembalian
modal, dan beberapa parameter yang akan meminimalisir terjadinya
kerugian pada saat usaha direalisasikan.
Buku ini dibuat untuk mendukung beberapa mata kuliah antara lain
Ekonomi Teknik, Studi Kelayakan, dan Teknoekonomi Agroindustri. Buku ini
juga dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa yang dalam menyelesaikan
tugas akhir yang mengambil tema studi kelayakan atau analisis finansial dari
suatu usaha produksi produk agroindustri.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga disampaikan atas
dukungan semua pihak hingga tersusunnya buku ini. Tim Penulis menyadari
masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam buku
ini, karena itu kritik dan saran konstruktif sangat dihargai. Semoga buku ini
memberikan manfaat yang nyata bagi mahasiswa di masa datang.

Bandung, April 2023


Tim Penyusun

PRAKATA i
DAFTAR ISI

PRAKATA .........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iii
1. BIAYA INVESTASI VARIABEL DATA ASUMSI USAHA ........................... 1
1.1 Biaya Investasi ................................................................................1
1.2 Variabel Data dan Asumsi .............................................................1
2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL .......................................................... 3
4.3 Biaya Tetap .....................................................................................3
4.4 Biaya Variabel .................................................................................6
4. BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PROUKSI................................. 8
5. BREAK EVENT POINT (BEP) ............................................................................. 8
6. PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHA ............................................. 9
7. CASH FLOW DAN KELAYAKAN USAHA ...................................................... 9
7.1 Net Present Value (NPV) .......................................................... 11
7.2 Benefit Cost Ratio (BCR) .......................................................... 11
7.3 Internal Rate of Return (IRR) ................................................... 11
7.4 Pay Beck Period (PBP) .............................................................. 12
7.5 Return On Investment (ROI) .................................................... 13
8. ANALISIS SENSITIVITAS USAHA ..................................................................13
9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA
PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI .............................................................14
9.1 Penentuan HPP dan BEP .............................................................. 14
9.2 Penentuan Kelayakan Usaha....................................................... 17
10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI
PRODUK AGROINDUSTRI.....................................................................................21
PENUTUP ......................................................................................................................27
TENTANG PENULIS..................................................................................................28

DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Biaya Investasi Usaha ............................................................................... 1


Tabel 2. Variabel Data dan Asumsi ........................................................................ 2
Tabel 3. Biaya Tetap Usaha (Rp/bulan) ................................................................. 6
Tabel 4. Biaya Variabel Usaha Produksi Produk .................................................... 7
Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Penyewaan Alsintan .............................................. 7
Tabel 6. Cash flow diagram .................................................................................. 10
Tabel 7. Biaya Investasi Usaha Roasting Kopi ..................................................... 21
Tabel 8. Variabel Data dan Asumsi ...................................................................... 21
Tabel 9. Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Usaha Jasa Roasting Biji Kopi dan
Usaha Produksi Roasted Bean ................................................................ 22
Tabel 10. Biaya Produksi dan Harga Pokok Produksi ......................................... 23
Tabel 11. Cash Flow pada Harga Jasa Sewa Rp30.000 perkg dan Suku Bunga
0,583% perbulan ..................................................................................... 23
Tabel 12. Parameter Kelayakan Finansial Usaha Jasa Roasting Biji Kopi ......... 24
Tabel 13. Cash Flow Usaha Produksi Roasted Beans pada Harga Jual
Rp145.000 perKg dan Suku Bunga 0,583 % perbulan ......................... 25
Tabel 14. Parameter Kelayakan Finansial Usaha Produksi Roasted Bean ........ 25

DAFTAR TABEL iii


1. BIAYA INVESTASI VARIABEL DATA ASUMSI USAHA
1.1 Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk


membeli peralatan atau membangun tempat usaha. Setiap peralatan dan
bangunan usaha memiliki umur ekonomis yang berbeda yang nantinya
digunakan untuk menentukan besarnya biaya penyusutan usaha. Biaya
investasi harus disusun secara rinci kuantitas dan harga serta umur
ekonomis dari tiap peralatan atau bangunan usaha. Besarnya biaya investasi
disusun dalam Tabel 1.
Tabel 1. Biaya Investasi Usaha
Peralatan/ Harga Harga Umur
Penyusutan
No Bangunan Jumlah Satuan Satuan Total Ekonomis
(Rp/bulan)
usaha (Rp) (Rp) (bulan)
1
2

Jumlah (Rp)

1.2 Variabel Data dan Asumsi

Data dikumpulkan melalui pengalaman secara langsung atau


wawancara langsung. Beberapa data yang tidak dapat diperoleh secara
langsung atau wawancara dapat diasumsikan. Misalnya data umur proyek
diasumsikan berdasarkan umur ekonomis bangunan usaha atau umur
ekonomis mesin dan peralatan usaha. Variabel data dari tiap usaha produksi
produk agroindustri secara umum akan sama, yang membedakan hanya nilai
dari tiap komponen biaya. Rincian variabel data dan asumsi secara umum
dapat dilihat pada Tabel 2.

1. BIAYA INVESTASI VARIABEL DATA ASUMSI USAHA 1


Tabel 2. Variabel Data dan Asumsi
No Uraian Nilai Keterangan
1 Umur Proyek (tahun) Asumsi
suku bunga kredit usaha mikro
https://www.ojk.go.id/id/kana
2 Suku Bunga Bank (% pertahun)
l/perbankan/pages/suku-
bunga-dasar.aspx
Jumlah Pinjaman (Rp) (50% modal
Sudah termasuk asuransi dan
kerja dan biaya investasi dipinjam
3 administrasi sebesar 3% dari
dari lembaga keuangan) dengan
pokok pinjaman
lama pinjaman sesuai umur poroyek
dihitung berdasarkan rumus
Angsuran pinjaman (Pokok + bunga)
4 bunga pinjaman bank
(Rp/bulan)
konvensional
Nilai rongsok peralatan (% dari biaya
5 Asumsi
investasi)
6 Sewa tempat usaha (Rp/bulan) Sesuai dengan kondis real
Pengoperasiaan mesin (Kali
7 Kondisi saat ini
proses/hari)
8 Waktu proses (Jam/proses ) Hasil wawancara
9 Waktu kerja (Jam/hari) Hasil wawancara
10 Waktu kerja (hari/bulan) Hasil wawancara
11 Upah kerja (Rp/hari) Hasil wawancara
12 Jumlah tenaga kerja harian (Orang) Hasil wawancara
Jumlah karyawan keseluruhan
13 Hasil wawancara
(Orang)
14 Biaya listrik (Rp/bulan) Hasil wawancara
15 Konsumsi bahan bakar (m3/proses) Hasil wawancara
16 Harga bahan bakar (Rp/m3) Hasil wawancara
17 Kapasitas input mesin (kg/proses) Hasil wawancara
18 Rendemen (%) Hasil wawancara
19 Kapasitas output mesin (Kg/proses) Hasil wawancara
20 Kapasitas output mesin (Kg/bulan) Hasil wawancara
21 Biaya bahan baku (Rp/kg) Hasil wawancara
22 Biaya angkut bahan baku (Rp/kg) Hasil wawancara
23 Harga limbah proses (Rp/kg) Hasil wawancara
24 Harga kemasan (Rp/bh) Hasil wawancara
25 Konsumsi air (m3/hari) Hasil wawancara
26 Harga produk (Rp/kg) Hasil wawancara
27 Biaya perijinan usaha (Rp) Hasil wawancara
28 Biaya analisis (Rp/sampling) Hasil wawancara

1. BIAYA INVESTASI VARIABEL DATA ASUMSI USAHA 2


Komponen pada variabel data dan asumsi (Tabel 2) dapat
ditambahkan atau dikurangi sesuia dengan karakteristik usaha yang
dianalisis. Variabel data dan asumsi tersebut digunakan sebagai acuan untuk
menghitung besarnya biaya tetap, biaya variabel dan kapasitas produksi.
Pada praktik analisis menggunakan Microsoft excel dalam menentukan biaya
tetap, biaya variabel dan kapasitas produksi menggunakan data variabel
data dan asumsi harus disusun berkisenambungan atau saling terhubung
sehingga memudahkan kita dalam menentukan analisis sensistivitas usaha.

2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL


4.3 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah tetap
pada periode waktu tanpa dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya jumlah
produksi. Beberapa komponen biaya yang termasuk biaya tetap antara lain ;
penyusutan peralatan dan bangunan usaha, sewa tempat, gaji karyawan
tetap, bunga dan angsuran pinjaman, pajak, dan asuransi. Besarnya biaya
tetap dihitung dalam satuan per bulan atau per tahun yang ditentukan dari
besar atau kecilnya investasi usaha. Pada usaha dengan investasi kurang
dari Rp1 Milyar sebaiknya dianalisis dalam satuan perbulan sehingga
parameter kelayakan finansial yang diperoleh akan lebih detail sedangkan
bila lebih dari Rp1 Milyar dapat dianalisis dalam satuan per tahun.
1. Penyusutan peralatan dan bangunan usaha
Peralatan dan bangunan usaha akan mengalami penyusutan berdasarkan
periode waktu meskipun peralatan dan bangunan tersebut tidak
digunakan untuk produksi. Terdapat empat cara menghitung penyusutan
yaitu singking fun, garis lurus, penambahan angka tahun, namun
perhitungan yang paling mudah dilakukan adalah dengan metode garis
lurus. Persamaan yang digunakan dalam menghitung biaya penyusutan
dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut ;

2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL 3



(1)

Keterangan :
Ds = penyusutan (bulan)
P = harga total investasi (Rp)
S = nilai rongsok investasi (Rp)
N = umur ekonomis (bulan)
2. Sewa lahan/tanah atau sewa tempat usaha
Sewa lahan didasarkan pada harga sewa lahan di lokasi usaha. Setiap
lokasi memiliki harga sewa yang berbeda-beda. Pada usaha skala kecil
biaya sewa adalah biaya sewa tempat usaha dimana sudah termasuk
lahan dan bangunan usaha, sedangkan pada usaha skala besar lahan
dimasukkan kedalam biaya sewa sedangkan bangunan dimasukkan
kedalam biaya investasi. Hal ini untuk mempermudah dalam
perhintungan. Jika lahan masuk kedalam biaya investasi maka nilai
penyusutan lahan akan terus meningkat seiring dengan terus
meningkatkatnya nilai jual lahan, hal tersebut akan mempengaruhi
besarnya biaya penyusutan. Dalam analisis finansial, meskipun lahan
usaha merupakan milik sendiri atau milik pribadi, biaya sewa tetap
dimasukkan kedalam perhitungan.
3. Gaji karyawan tetap
Gaji karyawan tetap pada umumnya dibayarkan setiap bulan dengan
jumlah tetap dan tidak dipengaruhi banyak atau sedikitnya produksi.
Pada aktivitas usaha skala kecil pada umumnya sebagian besar pekerja
adalah tenaga harian lepas (buruh harian) maka yang dimasukkan
kedalam perhitungan komponen karyawan tetap adalah pemilik usaha.
Pemilik usaha mendapatkan honor pengelola usaha yang ditentukan
berdasarkan upah kepantasan sesuai dengan kapasitas produksi yang
dikelola.

2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL 4


4. Angsuran pinjaman dan bunga
Besarnya angsuran pinjaman dan bunga ditentukan oleh suku bunga
yang berlaku, besarnya pinjaman dan lama pinjaman. Besarnya angsuran
pinjaman dan bunga yang harus dibayarkan setiap bulan dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut :
( )
(( )
) (2)

Keterangan :
A = angsuran pinjaman dan bunga (Rp/ bulan)
Pi = besarnya pinjaman (Rp)
i = suku bunga pinjaman (%/bulan)
n = lama pinjaman (bulan)
Pada umumnya suku bunga yang diterapkan oleh pihak bank adalah suku
bunga kredit usaha mikro dengan besar berkisar antara 11% - 15%
efektif pertahun. Setiap bank menerapkan suku bunga yang berbeda-
beda setiap bulan. besarnya suku Bunga dapat dilihat pada situs Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dengan alamat sebagai berikut :
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Suku-Bunga-dasar.aspx
Bila modal usaha yang diperlukan tidak besar dan pemilik usaha dirasa
tidak memerlukan pinjaman dana dari Bank maka komponen ini tidak
perlu dihitung. Sedangkan pada skema pinjaman syariah, terdapat
beberapa pola yang dapat dipilih antara lain :
1) Mudharabah : kerjasama antara pemilik modal dan pengelola usaha.
Keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung
pemilik modal selama bukan akibat dari kelalaian pengelola usaha.
2) Musyarakah : kerja sama antara kedua pihak atau lebih yang mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan pembagian
keuntungan dan resiko yang ditanggung bersama.
3) Murabahah : jual-beli barang dengan menyebutkan harga pembelian
dan laba yang disyaratkan oleh penjual yang telah disepakati.

2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL 5


4) Ijarah : pemindahan hak guna atas barang melalui pembayaran upah
sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang
tersebut.
5) Qardh : pinjaman tanpa adanya return yang harus dikembalikan
Secara umum pola pembiayaan yang banyak diterapkan adalah Qardh
Murabahah dengan ketentuan pembiayaan maksimal 2 kali lipat dari
jumlah tabungannya dan diminta infak 3% dari pembiayaan untuk
kegiatan sosial. Pengusaha mendapatkan pembiayaan yang diberikan
dalam bentuk bahan baku produksi kecuali untuk sewa lahan, yang
diberikan dalam bentuk uang.
5. Pajak dan Asuransi
Pajak dan asuransi secara umum diterapkan pada usaha skala besar
sedangkan untuk usaha skala kecil banyak yang belum membayar pajak.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku pajak yang harus dibayarkan
berdasarkan pasal 17 ayat (1) RUU HPP adalah sebesar 30% dari
total penghasilan kena pajak.
Komponen biaya tetap yang telah dihitung secara seksama selanjutnya
dimasukkan kedalam Tabel 3.

Tabel 3. Biaya Tetap Usaha (Rp/bulan)


Jumlah
No Komponen Biaya Keterangan
(Rp/bulan)
1 Penyusutan
2 Sewa lahan
3 Angsuran pinjaman dan bunga (opsional)
4 Karyawan tetap
Jumlah Total (Rp/bulan)

4.4 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dengan jumlah yang


dipengaruhi oleh kuantitas produksi. Dalam memproduksi suatu produk,

2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL 6


besarnya biaya variabel dipengaruhi oleh kapasitas produksi produk
persatuan waktu (bulan atau tahun). Pada usaha jasa penyewaan alsintan
komponen biaya variabel secara umum sama dengan usaha produksi
produk, namun pada usaha penyewaan alsintan tidak ada komponen biaya
bahan baku dan biaya kemasan produk. Hal ini karena konsumen datang
untuk menyewa jasa alsintan dengan membawa produk dan kemasan,
kemudian produk dan kemasan tersebut dibawa pulang kembali oleh
konsumen. Misalnya ; usaha jasa pengilingan gabah menjadi beras, usaha
penyangraian biji kopi, dan beberapa usaha lainnya. Secara umum,
komponen biaya variabel usaha produksi dapat dilihat pada Tabel 4
sedangkan pada usaha jasa penyewaan alsintan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Biaya Variabel Usaha Produksi Produk


No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Upah kerja harian
2 Biaya Listrik
3 Biaya Bahan bakar
4 Biaya Bahan Baku
5 Biaya Kemasan
Jumlah Total (Rp)

Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Penyewaan Alsintan


No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Upah kerja harian
2 Biaya Listrik
3 Biaya Bahan bakar
Jumlah Total (Rp)

2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL 7


4. BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PROUKSI
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
produk persatuan waktu (bulan atau tahun). Besarnya biaya produksi
merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel atau dapat dihitung
menggunakan persamaan (3). Harga pokok produksi merupakan biaya yang
harus dikeluarkan untuk memproduksi satu kg atau satu unit produk.
Besarnya harga pokok produksi dihitung menggunakan persamaan (4)
sebagai berikut ;
(3)

(4)

Keterangan :
BP = biaya produksi (Rp/bulan)
BT = biaya tetap (Rp/ bulan)
BV = biaya variabel (Rp/ bulan)
KP = kapasitas produksi (Kg/bulan)
HPP = harga pokok produksi (Rp/kg).

5. BREAK EVENT POINT (BEP)


Break event point (BEP) atau titik impas adalah titik dimana tidak
untung dan tidak rugi. Besarnya titik impas ditentukan oleh besarnya biaya
tetap, harga jual produk di pasaran, dan biaya variabel rata –rata yang
dihitung menggunakan persamaan (5) sebagai berikut ;

(5)

(6)

Keterangan :
BEP = Break Event Point (Kg/bulan)
HJ = harga jual produk (Rp/kg)
BVr = biaya variabel rata –rata (Rp/kg)
KP = kapasitas produksi (Kg/bulan)

4. BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PROUKSI 8


6. PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHA
Pendapatan usaha merupakan selisih dari pemasukan dan pengeluaran
usaha. Besarnya pemasukan usaha ditentukan oleh harga jual produk dan
kapasitas produksi persatuan waktu (bulan atau tahun). Semakin besar
harga jual dan kapasitas produksi maka akan dihasilkan pemasukan usaha
yang semakin besar. Sedangkan pengeluaran usaha merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi produk sehingga pengeluaran usaha sama
dengan biaya produksi. Besarnya pendapatan dan keuntugan usaha dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut ;
(7)
(8)
Keterangan :
Pd = pendapatan usaha (Rp/bulan)
HJ = harga jual produk (Rp/kg)
KP = kapasitas produksi (Kg/bulan)
KU = keuntungan usaha (Rp/bulan)
Pl = pengeluaran usaha (Rp/bulan)

7. CASH FLOW DAN KELAYAKAN USAHA


Cash flow digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelayakan
suatu usaha. Parameter yang mempengaruihi cash flow adalah biaya
produksi atau pengeluaran usaha, harga jual produk, dan jumlah produk
yang terjual selama umur proyek. Usaha dikatakan layak apabila nilai Net
Present Value (NPV) > 0, Benefit cost ratio (BCR) > 1 dan Internal Rate of
Return (IRR) > suku bunga MARR (Blank & Tarquin, 2005; Kastaman,
2014). Nilai kelayakan usaha tersebut dipengaruhi oleh pengeluaran usaha,
pemasukan usaha dan Discout Factor (DF). Discount factor atau
faktor diskonto adalah bilangan kurang dari 1 (satu) yang dipakai untuk
mengalikan suatu jumlah nilai dimasa yang akan datang (future value)
supaya menjadi nilai sekarang (present value). Format dan formulasi cash
flow diagram dapat dilihat pada Tabel 6.

6. PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHA 9


Tabel 6. Cash flow diagram
Bulan Pemasukan Pengeluaran Keuntungan DF (Discount Pemasukan Bersih Pengeluaran Bersih
Saldo (Rp/bulan)
ke- (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan) Factor) (Rp/bulan) (Rp/bulan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

0 - ( )
( )
1 ( ) ( ) dst dst dst dst
2 dst dst dst
3
4
dst
Jumlah Total (Rp) ( ( ) ( )) ∑ ∑
Keterangan :
Pd = pendapatan usaha (Rp/bulan) Sl = saldo (Rp/bulan)
KP = kapasitas produksi atau produktivitas tanaman (kg/bulan) KU = keuntungan usaha (Rp/bulan)
HJ = harga jual produk hasil panen (Rp/kg) DF = Disecount factor
BI = biaya investasi awal usaha (Rp) PVin = nilai sekarang pemasukan bersih (Rp/bulan)
BP= biaya produksi (Rp/bulan) PVout = nilai sekarang pengeluaran bersih (Rp/bulan)

7. CASH FLOW DAN KELAYAKAN USAHA 10


7.1 Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih total nilai sekarang pendapatan bersih ( )


dengan pengeluaran bersih ( ) dalam kurun waktu periode analisis
(Thoriq,2017). Usaha akan dianggap layak apabila nilai NPV
menghasilkan nilai positif (NPV>0). Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
(9)
Keterangan :
NPV = Net Present Value (Rp)
PVin = Nilai uang sekarang pemasukan bersih selama periode analisis
(Rp)
PVout = Nilai uang sekarang pengeluaran bersih selama periode analisis
(Rp)

7.2 Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR merupakan perbandingan total nilai sekarang pendapatan bersih


( ) dengan total nilai pengeluaran bersih ( ), yang dinyatakan
melalui persamaan sebagai berikut:
(10)

Usaha akan dianggap layak apabila nilai yang dihasilkan dari perhitungan
adalah BCR > 1.

7.3 Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai penunjuk yang identik dengan seberapa besar suku
bunga yang dapat diberikan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan
suku bunga bank yang berlaku umum atau suku bunga pasar atau
Minimum Attractive Rate of Return (MARR). Pada suku bunga IRR akan
diperoleh NPV = 0. Usaha dinyatakan layak apbila nilai IRR  suku bunga
MARR.

7. CASH FLOW DAN KELAYAKAN USAHA 11


IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih
dalam suatu proyek, asalkan setiap benefit bersih yang diwujudkan
secara otomatis ditanamkan pada tahun berikutnya dan mendapatkan
tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur
proyek. Cara mengukur IRR dengan melakukan percobaan yang terus
menerus menggunakan metode interpolasi atau penyisipan diantara
bunga yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat
bunga yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif).
(Rejekiningrum dan Saptomo,2015). Pencaharian nilai IRR dapat
digunakan melalui persamaan berikut:
( ) (11)

Keterangan:
= Net Presen Value yang bernilai lebih tinggi (positif)
= Net Present Value yang bernilai lebih rendah (negatif)
= Discount rate yang lebih rendah (menghasilkan NPV negatif)
= Discount Rate yang lebih tinggi (menghasilkan NPV positif)
Selain menggunakan persamaan tersebut, nilai IRR dapat dihitung secara
otomatis menggunakan formula yang terdapat pada microsoft excel
dengan menjumlahkan kolom saldo ke-0 hingga saldo ke-120 (saldo akhir
periode analisis) atau dapat dituliskan ( ( ) ( )).

7.4 Pay Beck Period (PBP)

PBP merupakan periode pengembalian modal (Payback Period Analysis).


Dalam penentuan PBP tidak digunakan rumus bunga. Kreteria penilaian
mengacu pada seberapa cepat modal kembali dan makin singkat makin
baik.

7. CASH FLOW DAN KELAYAKAN USAHA 12


7.5 Return On Investment (ROI)

ROI adalah perbandingan pendapatan bersih (PVin) rata –rata per bulan
terhadap dana investasi. Persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut;
̅̅̅̅̅̅̅
(11)

Keterangan :
ROI = Return On Investment (%)
̅̅̅̅̅̅ = rata rata nilai sekarang pemasukan bersih (Rp/bulan)

BI = biaya investasi awal usaha (Rp)

8. ANALISIS SENSITIVITAS USAHA


Analisis sensitivitas dilakukan karena pada pelaksanaan kegiatan usaha
produksi selama umur proyek terdapat beberapa perubahan harga yang
mempengaruhi parameter kelayakan finansial. Beberapa perubahan harga
yang sering terjadi pada kegiatan usaha produksi antara lain harga jual
produk, harga bahan baku, dan kapasitas produksi.

Bahan baku utama pada usaha produksi produk agroindustri adalah


komoditas pertanian. Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya harga
komoditas pertanian berfluktuatif. Rendahnya harga komoditas di pasar
umumnya disebabkan oleh jumlah produksi komoditas melebihi permintaan.
Hal tersebut biasanya terjadi ketika panen raya. Kendala lainnya adalah
harga pupuk yang terus meingkat dan kelangkaan tenaga kerja saat panen.
Faktor lainnya adalah berkaitan dengan produktivitas tanaman. Produktivitas
tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi cuaca,
pemupukan, pemeliharaan tanaman dan serangan organisme pengganggu
tanaman. Faktor – faktor tersebut harus dikendalikan sehingga tanaman
yang kita usahakan dapan produktif.

Pada beberapa komoditas hasil pengolahan pertanian, harga jual


produk sangat dipengaruhi oleh mutu produk dan mekanisme harga pasar.

8. ANALISIS SENSITIVITAS USAHA 13


Misalnya ; harga jual minyak atsiri, harga jual minyak sawit mentah ( crude
palm oil), dan harga jual beberapa komoditas hasil pengolahan lainnya.
Perubahan harga jual ini dapat disimulasikan melalui analisis sensitivitas
usaha sehingga diketahui titik harga jual terendah produk pada kondisi
usaha masih layak dijalankan. Informasi ini penting sebagai acuan titik kritis
agar usaha yang dilakukan tetap mendapatkan keuntungan.

9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN


USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI
9.1 Penentuan HPP dan BEP

[1] Sebuah traktor seharga 200 juta yang mempunyai umur ekonomis 10
tahun dan nilai akhir Rp 20 juta dipakai untuk kegiatan pengolahan
tanah. Jumlah jam kerja untuk pekerjaan tersebut adalah 500 jam per
tahun. Pada kegiatan pengolahan tanah tersebut traktor dipasangkan
dengan bajak piring seharga Rp 20 juta dengan umur ekonomis 10
tahun tanpa nilai akhir. Bila kecepatan maju traktor dalam mengolah
tanah 20 km/jam, upah operator yang bekerja selama delapan jam
perhari adalah Rp. 100 ribu, konsumsi BBM 0,1 liter/km, konsumsi oli 1
liter setiap 10 jam kerja dengan harga BBM saat ini Rp. 6250/liter,
harga oli Rp. 200 ribu/liter. Traktor tersebut setiap selesai mengolah
tanah harus dicuci /dibersihakan sehingga lebit terawat dengan biaya
Rp. 5 juta pertahun. Jika kapasitas kerja pengolahan tanah adalah 0.2
ha/jam, dan harga sewa traktor Rp. 325 rb/ha tentukan :
a) Biaya Tetap (BT),
b) Biaya Variabel (BV),
c) Biaya Produksi (BP),
d) Harga Pokok Produksi (HPP), dan
e) Break Even Point (BEP)

9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 14


AGROINDUSTRI
Jawab :
BT (Rp/th)
Penyusutan 1 (traktor) : (200 jt – 20 jt)/ 10 th : 18 jt
Penyusutan 2 (bajak piring) : (20 jt – 0 )/10 th : 2 jt
Perawatan : 5 jt
Total : 25 jt/th
BV (Rp/jam)
Upah Operator : 100 rb/8 jam : 12.500
BBM : 0,1 lt/km x 20 km/jam x 6250 rp/lt : 12.500
Oli : 1 ltr/10 jam x 200 rb/lt : 20.000
Total BV : 45.000/jam
BP : 25 jt/th + (45.000/jam x 500 jam/th) : 47,5 jt/th
HPP : 47,5 Jt/th /(500 jam/th)/0,2 ha/jam : 475.000/ha
BEP : 25 Jt/th /(325 rb/ha – (45 rb/jam/0,2 ha/jam)): 25 jt/th/ (325rb/ha
– 225 rb/ha) : 25 jt/th/100 rb/ha : 250 ha/th

[2] Sebuah usaha pengilingan padi melakukan investasi dua unit mesin
dengan harga Rp. 30 juta dengan umur ekonomis 10 tahun. Setiap
mesin tersebut digerakkan dengan motor listrik dengan daya 5 HP yang
bekerja selama 8 jam/hari dengan harga listrik PLN Rp. 1000 perKWH,
besarnya biaya perawatan setiap mesin adalah Rp. 100 rb /bulan. Bila
usaha tersebut dikelola secara propesional dengan membayar 1 orang
manajer sebagai karyawan tetap dengan gaji Rp. 2juta setiap bulan dan
2 orang operator dari setiap mesin penggiling yang bekerja selama
delapan jam setiap hari dengan upah kerja Rp.100 ribu perhari. Sewa
tempat usaha penggilingan padi adalah Rp. 5 juta pertahun, bila
kapasitas kerja 339 jam/tahun, kapasitas mesin 50 kg/jam, nilai rongsok
5 jt, biaya sewa mesin Rp. 1488/kg dan 1 HP = 745 watt maka
tentukan :

9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 15


AGROINDUSTRI
a) Biaya Tetap (BT),
b) Biaya Variabel (BV),
c) Biaya Produksi (BP),
d) Harga Pokok Produksi (HPP), dan
e) Break Even Point (BEP)

Jawaban :
a. BT (nilai 10)
Penyusutan : 2,5 jt
Perawatan : 100 rb x 2 x 12 = 2,4 jt
Karyawan tetap : 24 jt
Sewa tempat : 5 jt
Total BT : 33,9 jt
b. BV (nilai 10)
Listrik : 0,745 kw x 10 HP x 8 jam/hari x Rp. 1000/kwh = Rp.
59.600/hari
Operator = 4 x 100 rb/hari = Rp. 400 rb/jam
Total BV = Rp. 459.600/hari / 8 jam/hari : 57.450 /jam
c. BP (nilai 5)
BP : 33,9 jt/tahun / 339 jam /tahun + 57450 rb/jam = 157450 rb/jam
d. HPP (nilai 5)
HPP : 157450 rb/jam / 50 kg/jam = Rp. 3149 rb/kg
e. BEP (nilai 5)
= 33,9 jt/tahun / (1488 rb/kg – 1149 rb/kg)
= 100.000 kg/tahun

[3] Suatu usaha produksi bibit kentang dengan sistem aeroponik melakukan
investasi pembangunan green house sebesar 20 jt dengan kapasitas
produksi 1 jt knol/tahun dan umur ekonomis 10 tahun tanpa nilai akhir.
Terdapat 2 unit pompa dengan konsumsi listrik 2 hp perjam yang
digunakan untuk sistem resirkulasi air yang dibeli dengan harga 5 jt/unit
9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 16
AGROINDUSTRI
dengan umur ekonomis 10 tahun dan nilai rongsok 1 jt/unit. Bila 1 HP =
750 watt, harga listrik PLN Rp. 1000 perKWH. Usaha tersebut dikelola
oleh 1 orang manajer sebagai karyawan tetap dengan honor Rp. 2
jt/bulan dan 4 orang tenaga harian lepas untuk perawatan tanaman
yang bekerja selama enam jam sehari dengan upah Rp. 60 ribu perhari.
Sewa tempat usaha dengan sistem kontrak selama 10 tahun sebesar
Rp. 25 jt. Besarnya biaya bahan habis pakai yang dibutuhkan setiap
tahun untuk memproduksi benih kentang terdiri atas nutrisi tanaman
Rp. 10 jt, dan media tanam 5 jt serta penggunaan air dengan sistem
sirkulasi sebanyak 5 m3 dengan harga Rp. 200 rb/kubik. Bila dalam
sebulan terdapat 20 hari kerja dan 12 bulan setahun, serta harga bibit
kentang Rp. 1000/ knoll maka tentukan :
a) Biaya Tetap (BT),
b) Biaya Variabel (BV),
c) Biaya Produksi (BP),
d) Harga Pokok Produksi (HPP), dan
e) Break Even Point (BEP)
Jawab : silahkan dikerjakan untuk latihan

9.2 Penentuan Kelayakan Usaha

1) Suatu usaha pengolahan pangan membutuhkan investasi sebesar Rp. 30


juta,- dengan lama waktu investasi 10 tahun. Selama kurun waktu
tersebut diperlukan biaya rutin per tahun untuk perawatan dan perbaikan
sebesar Rp. 1 juta serta biaya tenaga kerja, bahan baku dan bahan bakar
sebesar Rp. 3 juta. Usaha tersebut memberikan pendapatan yang
berfluktuasi sesuai dengan permintaan, masing-masing Rp. 8,5 juta pada
tahun ke 1 hingga tahun ke 5, kemudian Rp. 10 juta pada tahun ke 6
hingga tahun ke 8. Pada tahun ke 9 dan ke 10 masing-masing Rp. 9 juta
Rp.5 juta. Apabila suku bunga bank yang berlaku saat ini adalah 10% per
tahun dan nilai rongsok mesin-mesin yang digunakan adalah sebesar Rp.

9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 17


AGROINDUSTRI
10 juta. Bila kapasitas produksi 5000 bungkus/tahun, waktu kerja 3000
jam pertahun dan maka tentukan :
a) HPP
i = 10%
b) Cash Flow Diagram n F/P P/F A/F F/A A/P P/A
1 1,1000 0,9091 1,0000 1,0000 1,1000 0,9091
c) P(penerimaan) 2 1,2100 0,8264 0,4762 2,1000 0,5762 1,7355
3 1,3310 0,7513 0,3021 3,3100 0,4021 2,4869
d) P(pengeluaran) 4 1,4641 0,6830 0,2155 4,6410 0,3155 3,1699
5 1,6105 0,6209 0,1638 6,1051 0,2638 3,7908
e) NPV 6 1,7716 0,5645 0,1296 7,7156 0,2296 4,3553
7 1,9487 0,5132 0,1054 9,4872 0,2054 4,8684
f) BCR 8 2,1436 0,4665 0,0874 11,4359 0,1874 5,3349
g) PBP 9 2,3579 0,4241 0,0736 13,5795 0,1736 5,7590
10 2,5937 0,3855 0,0627 15,9374 0,1627 6,1446

Jawab :
Diketahui ;
P = Rp30.000.000
N = 10 th
S = Rp10.000.000

Perawatan = Rp1.000.000 perth


Tenaga kerja, bahan baku dan bahan bakar ke-6 = Rp3.000.000
Pendapatan tahun ke-1 – ke-5 = Rp.8.500.000
Pendapatan tahun ke-6 – ke-8 = Rp10.000.000
Pendapatan tahun ke-9 = Rp9.000.000
Pendapatan tahun ke-10 = Rp5.000.000
i = 10%
Kp = 5.000 bungkus/th
Waktu kerja = 3.000 jam/th
HPP = BP / KP
BP = Penyusutan + Perawatan + tenaga kerja, bahan baku dan bahan
bakar
BP = Rp2Jt/th + Rp1Jt/th + Rp3 Jt/th = Rp6Jt/th
9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 18
AGROINDUSTRI
Cash Flow Diagram

P(Penerimaan) = Rp8,5Jt (P/A,5,10%) + Rp10Jt(P/A,3,10%)(P/F,5,10%)


+ Rp9Jt (P/F,9,10%) + Rp15Jt (P/F,10,10%)
= Rp8,5Jt (3,791)+ Rp10Jt(2,487)( 0,621) + Rp9Jt
(0,424) + Rp15Jt (0,386)
= Rp57.263.110
P(Pengeluaran) = Rp30.000.000 + Rp4Jt(P/A, 10,10%) = Rp54.578.268
NPV = PVin – Pvout = Rp57.263.110 - Rp54.578.268= Rp2.684.841
BCR = PVin/Pvout = Rp57.263.110 / Rp54.578.268= 1,05
PBP bulan ke-7 (pada kondisi saldo bernilai +)
Pemasukan
Tahun ke- Pengeluaran (Rp) Saldo (Rp)
(Rp)
0 30.000.000 -30.000.000
1 8.500.000 4.000.000 -25.500.000
2 8.500.000 4.000.000 -21.000.000
3 8.500.000 4.000.000 -16.500.000
4 8.500.000 4.000.000 -12.000.000
5 8.500.000 4.000.000 -7.500.000
6 10.000.000 4.000.000 -1.500.000
7 10.000.000 4.000.000 4.500.000
8 10.000.000 4.000.000 10.500.000
9 9.000.000 4.000.000 15.500.000
10 15.000.000 4.000.000 26.500.000

9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 19


AGROINDUSTRI
2) Usaha Budidiaya jagung secara mekanisasi dengan umur proyek 5 tahun
membutuhkan investasi peralatan pengolahan tanah berupa traktor dan
bajak singkal sebesar Rp. 25 juta dengan nilai rongsok diakhir masa
proyek sebesar Rp. 5 jt. Lahan ditanami jagung seluas 100 Ha. Pada
tahun kedua melakukan investasi tambahan untuk membeli garu rotary
dengan harga Rp. 4 juta dengan nilai rongksok 500 ribu. Pengolahan
tanah dilakukan 3 kali dalam setahun dengan biaya operasi sebesar 1 juta
per proses pada tahun pertama dan kedua, dan Rp. 2 juta pada tahun
ketiga sampai ke lima. Biaya perawatan mesin diperkirakan Rp. 5jt
pertahun. Pendapatan dari hasil panen jagung diasumsikan sama besar
selama umur proyek yaitu sebesar 20 juta pertahun. Bila usaha tersebut
menggunakan skema pinjaman KUR dengan bunga efektif sebesar 9 %
pertahun maka tentukan :
i = 10%
a) HPP n F/P P/F A/F F/A A/P P/A
b) Cash Flow Diagram 1 1,1000 0,9091 1,0000 1,0000 1,1000 0,9091
c) P(penerimaan) 2 1,2100 0,8264 0,4762 2,1000 0,5762 1,7355
3 1,3310 0,7513 0,3021 3,3100 0,4021 2,4869
d) P(pengeluaran) 4 1,4641 0,6830 0,2155 4,6410 0,3155 3,1699
e) NPV 5 1,6105 0,6209 0,1638 6,1051 0,2638 3,7908
f) BCR 6 1,7716 0,5645 0,1296 7,7156 0,2296 4,3553
7 1,9487 0,5132 0,1054 9,4872 0,2054 4,8684
g) PBP 8 2,1436 0,4665 0,0874 11,4359 0,1874 5,3349
9 2,3579 0,4241 0,0736 13,5795 0,1736 5,7590
10 2,5937 0,3855 0,0627 15,9374 0,1627 6,1446

Jawab : silahkan dikerjakan untuk latihan

9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 20


AGROINDUSTRI
10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA
PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI

Kopi merupakan komoditas unggulan perkebunan dengan tren


produksi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi
karena dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola hidup sehat. Hal tersebut
menyebabkan munculnya usaha jasa penyangraian atau usaha produksi
roasted beans dibeberapa daerah di Indonesia untuk mendukung terus
berkembangnya caffee shop. Berikut ditampilkan contoh analisis kelayakan
finansial pada usaha jasa penyangraian dan usaha produksi roasted beans.
Tabel 7. Biaya Investasi Usaha Roasting Kopi
Umur Biaya
Harga Harga
No. Nama peralatan Jumlah Satuan Ekonomi Penyusutan
Satuan (Rp) Total (Rp)
(bulan) (Rp)
1 Mesin Roasting 1 Unit 20.000.000 20.000.000 120 150.000
2 Baki Alumunium 2 Buah 15.000 30.000 60 450
3 Tabung Gas 3 kg 1 Buah 150.000 150.000 120 1.125
4 Pemantik 1 Buah 12.500 12.500 60 188
5 Blower 1 Unit 125.000 125.000 60 1.875
Regulator +
6 1 Unit 75.000 75.000 120 563
Selang
7 Pisau 1 Buah 15.000 15.000 60 225
Jumlah (Rp) 20.407.500 154.425

Tabel 8. Variabel Data dan Asumsi


No. Uraian Mekanis Satuan Keterangan
1 Suku Bunga Bank 0,58 % efektif/bulan KUR
% dari harga
2 Nilai rongsok peralatan 10 asumsi
investasi
3 Biaya perawatan peralatan 10 % dari biaya investasi asumsi
4 Biaya sewa tempat usaha 1.500.000 Rp/tahun kondisi real
5 Kapasitas Mesin 1 kg/proses spesifikasi
6 Jumlah penyangraian 5 kali proses/hari asumsi
7 Jam kerja (hari) 1 Jam/hari asumsi
8 Jam kerja (bulan) 20 hari/bulan asumsi
9 Upah kerja 62.500 Rp/hari kondisi real
10 Jumlah tenaga kerja harian 1 orang kondisi real

10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 21


No. Uraian Mekanis Satuan Keterangan
11 Konsumsi Bahan bakar gas 0,5 kg/jam pengukuran
12 Harga gas non subsidi 8.000 Rp/kg kondisi real
13 Biaya bahan bakar gas 80.000 Rp/bulan perhitungan
14 Harga biji kopi rata-rata 95.000 Rp/kg kondisi real
15 Jumlah bahan baku 100 Kg/bulan asumsi
16 Biaya bahan baku biji kopi 9.500.000 Rp/Kg perhitungan
17 Rendemen 90,38 % pengukuran
18 Roasted bean yang dihasilkan 90,38 Kg/bulan perhitungan
Harga kemasan (kapasitas
19 3.600 Rp/kemasan kondisi real
1000 gram)
20 Biaya Kemasan 325.368 Rp/bulan perhitungan
21 Biaya Listrik 28.172 Rp/bulan perhitungan

Tabel 9. Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Usaha Jasa Roasting Biji Kopi
dan Usaha Produksi Roasted Bean
Biaya Tetap Usaha roasting kopi
No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Biaya penyusutan peralatan 154.425
2 Biaya sewa tempat usaha 125.000
3 Biaya perawatan peralatan 170.063
4 Angsuran pinjaman (pokok + bunga) 248.796
Jumlah Total (Rp) 698.283
Biaya Variabel Usaha Jasa Roasting Kopi
No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Upah kerja 1.250.000
2 Biaya Listrik 28.172
3 Biaya Bahan bakar gas 80.000
Jumlah Total (Rp) 1.358.172
Biaya Variabel Usaha Produksi Kopi Roasted Bean
No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Upah kerja 1.250.000
2 Biaya Listrik 28.172
3 Biaya Bahan bakar gas 80.000
4 Biaya Bahan Baku Green Bean 9.500.000
5 Biaya Kemasan 325.368
Jumlah Total (Rp) 11.183.540

10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 22


Tabel 10. Biaya Produksi dan Harga Pokok Produksi
Usaha Jasa Usaha Produksi
Pamameter Keterangan
Penyewaan Roasted Bean
Biaya Produksi (Kg/bulan) 2.056.455 11.881.823
Kapasitas Produksi (Kg/bulan) 100 90,38
Harga Pokok Produksi (Rp/Kg) 20.565 131.465
Harga Jual Roasted Bean (Rp/kg) 145.000 digunakan untuk
simulasi perubahan cash
Biaya Jasa Sewa Mesin Roasting (Rp/kg) 30.000 flow

Berdasarkan data biaya produksi, kapasitas produksi dan harga sewa mesin
roasting atau harga jual produk roasted bean dapat dibuat cash flow selama umur
proyek dengan asumsi pada usaha jasa penyewaan mesin roasting waktu yang
tersedia untuk melakukan penyangraian yaitu 1 jam perhari atau 5 kali
penyangraian per hari dan 20 hari kerja perbulan terpakai seluruhnya, sedangkan
pada usaha produksi roasted bean diasumsikan seluruh produk yang diproduksi
terjual seluruhnya. Fluktuasi waktu penyewaan dan atau penjualan roasted bean
dapat dianalisis pada sub bab analisis sensistivitas.
Tabel 11. Cash Flow pada Harga Jasa Sewa Rp30.000 perkg dan Suku Bunga
0,583% perbulan

Pemasukan Pengeluara
Bulan Pemasukan Pengeluaran Saldo Keuntungan
DF Bersih n Bersih
ke- (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan)
(Rp/bulan) (Rp/bulan)

- 20.407.500 -20407500 -20407500 1,000 - 20.407.500


1 3.000.000 2.056.455 -19463955 943545 0,994 2.982.601 2.044.529
2 3.000.000 2.056.455 -18520410 943545 0,988 2.965.304 2.032.671
3 3.000.000 2.056.455 -17576865 943545 0,983 2.948.107 2.020.883
4 3.000.000 2.056.455 -16633320 943545 0,977 2.931.009 2.009.163
5 3.000.000 2.056.455 -15689775 943545 0,971 2.914.011 1.997.511
6 3.000.000 2.056.455 -14746230 943545 0,966 2.897.111 1.985.926
7 3.000.000 2.056.455 -13802686 943545 0,960 2.880.309 1.974.409
8 3.000.000 2.056.455 -12859141 943545 0,955 2.863.605 1.962.958
9 3.000.000 2.056.455 -11915596 943545 0,949 2.846.997 1.951.574
10 3.000.000 2.056.455 -10972051 943545 0,943 2.830.486 1.940.256
11 3.000.000 2.056.455 -10028506 943545 0,938 2.814.071 1.929.003
12 3.000.000 2.056.455 -9084961 943545 0,933 2.797.750 1.917.816

10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 23


Pemasukan Pengeluara
Bulan Pemasukan Pengeluaran Saldo Keuntungan
DF Bersih n Bersih
ke- (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan)
(Rp/bulan) (Rp/bulan)

13 3.000.000 2.056.455 -8141416 943545 0,927 2.781.525 1.906.694


14 3.000.000 2.056.455 -7197871 943545 0,922 2.765.393 1.895.636
15 3.000.000 2.056.455 -6254326 943545 0,916 2.749.355 1.884.642
16 3.000.000 2.056.455 -5310781 943545 0,911 2.733.411 1.873.712
17 3.000.000 2.056.455 -4367236 943545 0,906 2.717.558 1.862.845
18 3.000.000 2.056.455 -3423691 943545 0,901 2.701.798 1.852.042
19 3.000.000 2.056.455 -2480146 943545 0,895 2.686.129 1.841.301
20 3.000.000 2.056.455 -1536601 943545 0,890 2.670.550 1.830.622
21 3.000.000 2.056.455 -593057 943545 0,885 2.655.063 1.820.006
22 3.000.000 2.056.455 350488 943545 0,880 2.639.664 1.809.450
23 3.000.000 2.056.455 1294033 943545 0,875 2.624.356 1.798.957
… …. ….. ….. ….. ….. …… ……
… …. ….. ….. ….. ….. …… ……
119 3.000.000 2.056.455 91874346 943545 0,500 1.501.497 1.029.254
120 5.040.750 2.056.455 94858641 2984295 0,498 2.508.258 1.023.284
Jumlah Total 259.394.532 197.522.478

Tabel 12. Parameter Kelayakan Finansial Usaha Jasa Roasting Biji Kopi
Jasa Roasting IRR PBP Keuntungan
NPV (Rp) BCR Keterangan
Biji Kopi (Rp) (%/bulan) (Bulan) (Rp/bulan)
25.000 18.693.014 1,09 1,98 47 443.545 Tidak Layak
26.000 27.305.650 1,14 2,54 38 543.545 Tidak Layak
27.000 35.918.285 1,18 3,07 32 643.545 Tidak Layak
28.000 44.530.920 1,23 3,59 28 743.545 Tidak Layak
29.000 53.143.556 1,27 4,10 25 843.545 Tidak Layak
30.000 61.756.191 1,31 4,60 22 943.545 Layak
Keterangan : Suku Bunga MARR 4,25 %/bulan

Kesimpulan ; pada usaha jasa roasting biji kopi menggunakan mesin roasting
wiliam Edison dengan kapasitas 1 kg perbatch (1 batch = 12 menit) dengan waktu
roasting yang tersedia 1 jam perhari atau 5 kali roasring perhari dan 20 hari kerja
perbulan akan layak bila harga sewa sebesar Rp30.000 per kg. Harga jasa
roasting tersebut dapat diturunkan bila kapasitas waktu roasting yang tersedia
dapat ditingkatkan.
10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 24
Tabel 13. Cash Flow Usaha Produksi Roasted Beans pada Harga Jual Rp145.000
perKg dan Suku Bunga 0,583 % perbulan

Pemasukan Pengeluaran
Bulan Pemasukan Pengeluaran Saldo Keuntungan
DF Bersih Bersih
ke- (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan)
(Rp/bulan) (Rp/bulan)

- 20.407.500 -20407500 -20407500 1,000 - 20.407.500


1 13.105.100 11.881.823 -19184223 1223277 0,994 13.029.097 11.812.914
2 13.105.100 11.881.823 -17960946 1223277 0,988 12.953.535 11.744.405
3 13.105.100 11.881.823 -16737669 1223277 0,983 12.878.411 11.676.294
4 13.105.100 11.881.823 -15514392 1223277 0,977 12.803.722 11.608.577
5 13.105.100 11.881.823 -14291115 1223277 0,971 12.729.467 11.541.253
6 13.105.100 11.881.823 -13067838 1223277 0,966 12.655.642 11.474.319
7 13.105.100 11.881.823 -11844562 1223277 0,960 12.582.246 11.407.774
8 13.105.100 11.881.823 -10621285 1223277 0,955 12.509.275 11.341.615
9 13.105.100 11.881.823 -9398008 1223277 0,949 12.436.728 11.275.839
10 13.105.100 11.881.823 -8174731 1223277 0,943 12.364.601 11.210.445
11 13.105.100 11.881.823 -6951454 1223277 0,938 12.292.892 11.145.430
12 13.105.100 11.881.823 -5728177 1223277 0,933 12.221.600 11.080.792
13 13.105.100 11.881.823 -4504900 1223277 0,927 12.150.720 11.016.529
14 13.105.100 11.881.823 -3281623 1223277 0,922 12.080.252 10.952.638
15 13.105.100 11.881.823 -2058346 1223277 0,916 12.010.193 10.889.118
16 13.105.100 11.881.823 -835069 1223277 0,911 11.940.540 10.825.967
17 13.105.100 11.881.823 388208 1223277 0,906 11.871.290 10.763.182
18 13.105.100 11.881.823 1611485 1223277 0,901 11.802.443 10.700.761
… …. ….. ….. ….. ….. …… ……
… …. ….. ….. ….. ….. …… ……
119 13.105.100 11.881.823 125162454 1223277 0,500 6.559.088 5.946.840
120 15.145.850 11.881.823 128426481 3264027 0,498 7.536.518 5.912.351
Jumlah Total 5,95% 1.129.709.953 1.043.745.602

Tabel 14. Parameter Kelayakan Finansial Usaha Produksi Roasted Bean


Harga Jual
IRR PBP Keuntungan
Roasted Bean NPV (Rp) BCR Keterangan
(%/bulan) (Bulan) (Rp/bulan)
(Rp/Kg)
140.000 46.927.989 1,045 3,73 27 771.377 Tidak Layak
141.000 54.712.089 1,052 4,19 24 861.757 Tidak Layak
142.000 62.496.189 1,060 4,64 22 952.137 Layak
143.000 70.280.289 1,067 5,10 20 1.042.517 Layak

10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 25


Harga Jual
IRR PBP Keuntungan
Roasted Bean NPV (Rp) BCR Keterangan
(%/bulan) (Bulan) (Rp/bulan)
(Rp/Kg)
144.000 78.064.389 1,075 5,54 19 1.132.897 Layak
145.000 85.848.489 1,082 5,98 17 1.223.277 Layak
Keterangan : Suku Bunga MARR 4,25 %/bulan

Kesimpulan : Pada usaha produksi roasted bean dengan kapasitas produksi 100
kg green beans (kadar air 10 – 12%) atau 90,38 kg roasted bean dengan harga
green beans sebesar Rp95.000 perkg dengan asumsi seluruh roasted beans terjual
seluruhnya akan layak bila roasted bean dijual dengan harga minimal Rp142.000
per kg. Harga jual roasted bean dapat diturunkan dengan menurunkan harga
bahan baku dan atau meningkatkan kapasitas produksi, sedangkan keuntungan
dapat ditingkatkan dengan meningkatakan harga jual roasted bean. Harga
pasaran roasted bean biji kopi specialty saat ini berkisar antara adalah Rp200.000
– Rp250.000 per kg.

10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 26


PENUTUP

Keterampilan menganalisis kelayakan usaha merupakan nilai tambah dan bekal


bagi mahasiswa setelah lulus apapun profesi yang ditekuni, terlebih jika memilih
untuk menjadi pengusaha atau bekerja disektor perbankkan. Suatu usaha
dikatakan layak apabila memiliki nilai NPV > 0, BCR > 1 dan IRR > suku bunga
MARR. Parameter nilai tersebut menjadi acuan bagi investor untuk
menginvestasikan modalnya untuk usaha karena usaha yang menguntungkan
belum tentu layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dengan mengubah
beberapa parameter yang mempengaruhi usaha menjadi penting untuk
meminimalkan kerugian yang akan terjadi jika usaha dibangun. Semoga buku ini
dapat memberikan manfaat bagi semua khalayak yang membutuhkannya.

PENUTUP 27
TENTANG PENULIS
Ahmad Thoriq, S.TP., M.Si
Penulis dilahirkan di Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi
Lampung pada tanggal 05 November 1982 sebagai anak
pertama dari empat bersaudara, pasangan Johari, S dan Istikana.
Pendidikan S1 dan S2 diselesaikan penulis dari program studi
Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Pada periode
2005 sampai 2010 penulis bekerja pada beberapa bidang
diantaranya sebagai tenaga pendamping KUKM di Jawa Barat dan Sebagai Pimpinan
Proyek Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Provinsi Gorontalo. Sejak tahun 2014 hingga
saat ini penulis mengabdi sebagai dosen di Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran dan sejak tahun 2019 penulis
diperbantukan mengajar pada program studi D4 Agroteknopreneur. Beberapa mata
kuliah yang diampu penulis antara lain Ekonomi teknik, Teknoekonomi Agroindustri,
Manajemen Proyek, Studi Kelayakan, Kelayakan Usaha Tani, Manajemen Operasi,
Sistem Pendukung Keputusan, Teknik Pengolahan Hasil Pertanian, Terapan Teknologi
Pertanian dan beberapa mata kuliah lainnya. Penulis berpengalaman menjadi tenaga
ahli khususnya pada bidang perencanaan industri. Beberapa kajian pernah penulis
lakukan melalui kerjasama dengan Instansi pemerintah antra lain Master Plan
Pengembangan Komoditi Sagu dan Pala di Provinsi Papua dan Papua Barat, Survei
Calon Petani Calon Lokasi Perluasan Sawah di Provinsi Lampung, Bisnis Plan Pala
Negeri di Papua Barat, Kajian Subsidi Raskin di Kota Bandung, dan Kajian Teknis
Operasi Pasar Murah Barang Kebutuhan Pokok di Kota Bandung, Model Bisnis
Ekonomi Pesantren. Beberapa hasil peneltian penulis yang dipublikasikan dalam
bentuk jurnal ilmiah difokuskan pada bidang Perencanaan Industri dan Sistem
Mekanisasi Pertanian.

TENTANG PENULIS 28
Drupadi Ciptaningtyas, S.TP.,M.Si., Ph.D
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang
dilahirkan di Bandung pada tanggal 16 Nopember 1989.
Penulis menyelesaikan pendidikan S1 pada tahun 2007 dari
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknolgi Pertanian
Institut Pertanian Bogor dan menyelesaikan pendidikan S2
tahun 2014 dengan skema doable degree pada program
Studi Teknik Mesin Pertanian IPB University dan
Biomechanical System Ehime University, Japan. Sejak tahun
2015 hingga saat ini penulis mengabdi sebagai dosen di Program Studi Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Pada tahun
2017 penulis melanjutkan studi doktoral pada program studi Enviromental Science for
Bioproduction Chiba University, Japan dan lulus tahun 2020. Beberapa karya telah
penulis publikasikan pada jurnal internasional bereputasi yang dapat dilihat pada link
berikut ; ttps://scholar.google.com/citations?user=80ubIsgAAAAJ&hl=id

Dr. Ir. Lukito Hasta Pratopo, M.Sc


Penulis lahir pada tanggal 11 Maret 1959 di Kota
Semarang Jawa Tengah. Pendidikan S1 penulis
selesaikan pada tahun 1985 dari Program Studi
Agronomi Universitas Veteran Yogyakarta, sedangkan
pendidikan S2 dan S3 penulis selesaikan pada Program
Studi Biosphere Science Hiroshima University pada tahun
1994 dan 1998. Pada tahun 1988 hingga 2018 penulis
bekerja di Kementerian Riset dan Teknologi. Berbagai
jabatan strategis pernah penulis emban selama bekerja di Kementerian RIset dan
Teknologi dan sejak tahun 2018 hingga saat ini penulis secara resmi mengabdi
sebagai dosen di Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, Universitas Padjadjaran. Beberapa karya penulis dapat dilihat di link
berikut ; https://scholar.google.co.id/citations?user=XeEHxZEAAAAJ&hl=id

TENTANG PENULIS 29

Anda mungkin juga menyukai