PRAKATA 1
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, karena
hanya atas segala hidayah dan rahmat-Nya buku pembelajaran Kelayakan
Usaha Produksi Produk Agroindustri ini dapat diselesaikan.
Analisis kelayakan usaha merupakan bagian penting dalam
perencanaan suatu usaha. Hasil analisis kelayakan usaha berupa beberapa
parameter yang mendiskripsikan keuntungan usaha, waktu pengembalian
modal, dan beberapa parameter yang akan meminimalisir terjadinya
kerugian pada saat usaha direalisasikan.
Buku ini dibuat untuk mendukung beberapa mata kuliah antara lain
Ekonomi Teknik, Studi Kelayakan, dan Teknoekonomi Agroindustri. Buku ini
juga dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa yang dalam menyelesaikan
tugas akhir yang mengambil tema studi kelayakan atau analisis finansial dari
suatu usaha produksi produk agroindustri.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga disampaikan atas
dukungan semua pihak hingga tersusunnya buku ini. Tim Penulis menyadari
masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam buku
ini, karena itu kritik dan saran konstruktif sangat dihargai. Semoga buku ini
memberikan manfaat yang nyata bagi mahasiswa di masa datang.
PRAKATA i
DAFTAR ISI
PRAKATA .........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iii
1. BIAYA INVESTASI VARIABEL DATA ASUMSI USAHA ........................... 1
1.1 Biaya Investasi ................................................................................1
1.2 Variabel Data dan Asumsi .............................................................1
2. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL .......................................................... 3
4.3 Biaya Tetap .....................................................................................3
4.4 Biaya Variabel .................................................................................6
4. BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PROUKSI................................. 8
5. BREAK EVENT POINT (BEP) ............................................................................. 8
6. PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHA ............................................. 9
7. CASH FLOW DAN KELAYAKAN USAHA ...................................................... 9
7.1 Net Present Value (NPV) .......................................................... 11
7.2 Benefit Cost Ratio (BCR) .......................................................... 11
7.3 Internal Rate of Return (IRR) ................................................... 11
7.4 Pay Beck Period (PBP) .............................................................. 12
7.5 Return On Investment (ROI) .................................................... 13
8. ANALISIS SENSITIVITAS USAHA ..................................................................13
9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA
PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI .............................................................14
9.1 Penentuan HPP dan BEP .............................................................. 14
9.2 Penentuan Kelayakan Usaha....................................................... 17
10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI
PRODUK AGROINDUSTRI.....................................................................................21
PENUTUP ......................................................................................................................27
TENTANG PENULIS..................................................................................................28
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL
Jumlah (Rp)
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah tetap
pada periode waktu tanpa dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya jumlah
produksi. Beberapa komponen biaya yang termasuk biaya tetap antara lain ;
penyusutan peralatan dan bangunan usaha, sewa tempat, gaji karyawan
tetap, bunga dan angsuran pinjaman, pajak, dan asuransi. Besarnya biaya
tetap dihitung dalam satuan per bulan atau per tahun yang ditentukan dari
besar atau kecilnya investasi usaha. Pada usaha dengan investasi kurang
dari Rp1 Milyar sebaiknya dianalisis dalam satuan perbulan sehingga
parameter kelayakan finansial yang diperoleh akan lebih detail sedangkan
bila lebih dari Rp1 Milyar dapat dianalisis dalam satuan per tahun.
1. Penyusutan peralatan dan bangunan usaha
Peralatan dan bangunan usaha akan mengalami penyusutan berdasarkan
periode waktu meskipun peralatan dan bangunan tersebut tidak
digunakan untuk produksi. Terdapat empat cara menghitung penyusutan
yaitu singking fun, garis lurus, penambahan angka tahun, namun
perhitungan yang paling mudah dilakukan adalah dengan metode garis
lurus. Persamaan yang digunakan dalam menghitung biaya penyusutan
dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut ;
Keterangan :
Ds = penyusutan (bulan)
P = harga total investasi (Rp)
S = nilai rongsok investasi (Rp)
N = umur ekonomis (bulan)
2. Sewa lahan/tanah atau sewa tempat usaha
Sewa lahan didasarkan pada harga sewa lahan di lokasi usaha. Setiap
lokasi memiliki harga sewa yang berbeda-beda. Pada usaha skala kecil
biaya sewa adalah biaya sewa tempat usaha dimana sudah termasuk
lahan dan bangunan usaha, sedangkan pada usaha skala besar lahan
dimasukkan kedalam biaya sewa sedangkan bangunan dimasukkan
kedalam biaya investasi. Hal ini untuk mempermudah dalam
perhintungan. Jika lahan masuk kedalam biaya investasi maka nilai
penyusutan lahan akan terus meningkat seiring dengan terus
meningkatkatnya nilai jual lahan, hal tersebut akan mempengaruhi
besarnya biaya penyusutan. Dalam analisis finansial, meskipun lahan
usaha merupakan milik sendiri atau milik pribadi, biaya sewa tetap
dimasukkan kedalam perhitungan.
3. Gaji karyawan tetap
Gaji karyawan tetap pada umumnya dibayarkan setiap bulan dengan
jumlah tetap dan tidak dipengaruhi banyak atau sedikitnya produksi.
Pada aktivitas usaha skala kecil pada umumnya sebagian besar pekerja
adalah tenaga harian lepas (buruh harian) maka yang dimasukkan
kedalam perhitungan komponen karyawan tetap adalah pemilik usaha.
Pemilik usaha mendapatkan honor pengelola usaha yang ditentukan
berdasarkan upah kepantasan sesuai dengan kapasitas produksi yang
dikelola.
Keterangan :
A = angsuran pinjaman dan bunga (Rp/ bulan)
Pi = besarnya pinjaman (Rp)
i = suku bunga pinjaman (%/bulan)
n = lama pinjaman (bulan)
Pada umumnya suku bunga yang diterapkan oleh pihak bank adalah suku
bunga kredit usaha mikro dengan besar berkisar antara 11% - 15%
efektif pertahun. Setiap bank menerapkan suku bunga yang berbeda-
beda setiap bulan. besarnya suku Bunga dapat dilihat pada situs Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dengan alamat sebagai berikut :
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Suku-Bunga-dasar.aspx
Bila modal usaha yang diperlukan tidak besar dan pemilik usaha dirasa
tidak memerlukan pinjaman dana dari Bank maka komponen ini tidak
perlu dihitung. Sedangkan pada skema pinjaman syariah, terdapat
beberapa pola yang dapat dipilih antara lain :
1) Mudharabah : kerjasama antara pemilik modal dan pengelola usaha.
Keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung
pemilik modal selama bukan akibat dari kelalaian pengelola usaha.
2) Musyarakah : kerja sama antara kedua pihak atau lebih yang mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan pembagian
keuntungan dan resiko yang ditanggung bersama.
3) Murabahah : jual-beli barang dengan menyebutkan harga pembelian
dan laba yang disyaratkan oleh penjual yang telah disepakati.
(4)
Keterangan :
BP = biaya produksi (Rp/bulan)
BT = biaya tetap (Rp/ bulan)
BV = biaya variabel (Rp/ bulan)
KP = kapasitas produksi (Kg/bulan)
HPP = harga pokok produksi (Rp/kg).
(5)
(6)
Keterangan :
BEP = Break Event Point (Kg/bulan)
HJ = harga jual produk (Rp/kg)
BVr = biaya variabel rata –rata (Rp/kg)
KP = kapasitas produksi (Kg/bulan)
0 - ( )
( )
1 ( ) ( ) dst dst dst dst
2 dst dst dst
3
4
dst
Jumlah Total (Rp) ( ( ) ( )) ∑ ∑
Keterangan :
Pd = pendapatan usaha (Rp/bulan) Sl = saldo (Rp/bulan)
KP = kapasitas produksi atau produktivitas tanaman (kg/bulan) KU = keuntungan usaha (Rp/bulan)
HJ = harga jual produk hasil panen (Rp/kg) DF = Disecount factor
BI = biaya investasi awal usaha (Rp) PVin = nilai sekarang pemasukan bersih (Rp/bulan)
BP= biaya produksi (Rp/bulan) PVout = nilai sekarang pengeluaran bersih (Rp/bulan)
Usaha akan dianggap layak apabila nilai yang dihasilkan dari perhitungan
adalah BCR > 1.
IRR adalah nilai penunjuk yang identik dengan seberapa besar suku
bunga yang dapat diberikan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan
suku bunga bank yang berlaku umum atau suku bunga pasar atau
Minimum Attractive Rate of Return (MARR). Pada suku bunga IRR akan
diperoleh NPV = 0. Usaha dinyatakan layak apbila nilai IRR suku bunga
MARR.
Keterangan:
= Net Presen Value yang bernilai lebih tinggi (positif)
= Net Present Value yang bernilai lebih rendah (negatif)
= Discount rate yang lebih rendah (menghasilkan NPV negatif)
= Discount Rate yang lebih tinggi (menghasilkan NPV positif)
Selain menggunakan persamaan tersebut, nilai IRR dapat dihitung secara
otomatis menggunakan formula yang terdapat pada microsoft excel
dengan menjumlahkan kolom saldo ke-0 hingga saldo ke-120 (saldo akhir
periode analisis) atau dapat dituliskan ( ( ) ( )).
ROI adalah perbandingan pendapatan bersih (PVin) rata –rata per bulan
terhadap dana investasi. Persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut;
̅̅̅̅̅̅̅
(11)
Keterangan :
ROI = Return On Investment (%)
̅̅̅̅̅̅ = rata rata nilai sekarang pemasukan bersih (Rp/bulan)
[1] Sebuah traktor seharga 200 juta yang mempunyai umur ekonomis 10
tahun dan nilai akhir Rp 20 juta dipakai untuk kegiatan pengolahan
tanah. Jumlah jam kerja untuk pekerjaan tersebut adalah 500 jam per
tahun. Pada kegiatan pengolahan tanah tersebut traktor dipasangkan
dengan bajak piring seharga Rp 20 juta dengan umur ekonomis 10
tahun tanpa nilai akhir. Bila kecepatan maju traktor dalam mengolah
tanah 20 km/jam, upah operator yang bekerja selama delapan jam
perhari adalah Rp. 100 ribu, konsumsi BBM 0,1 liter/km, konsumsi oli 1
liter setiap 10 jam kerja dengan harga BBM saat ini Rp. 6250/liter,
harga oli Rp. 200 ribu/liter. Traktor tersebut setiap selesai mengolah
tanah harus dicuci /dibersihakan sehingga lebit terawat dengan biaya
Rp. 5 juta pertahun. Jika kapasitas kerja pengolahan tanah adalah 0.2
ha/jam, dan harga sewa traktor Rp. 325 rb/ha tentukan :
a) Biaya Tetap (BT),
b) Biaya Variabel (BV),
c) Biaya Produksi (BP),
d) Harga Pokok Produksi (HPP), dan
e) Break Even Point (BEP)
[2] Sebuah usaha pengilingan padi melakukan investasi dua unit mesin
dengan harga Rp. 30 juta dengan umur ekonomis 10 tahun. Setiap
mesin tersebut digerakkan dengan motor listrik dengan daya 5 HP yang
bekerja selama 8 jam/hari dengan harga listrik PLN Rp. 1000 perKWH,
besarnya biaya perawatan setiap mesin adalah Rp. 100 rb /bulan. Bila
usaha tersebut dikelola secara propesional dengan membayar 1 orang
manajer sebagai karyawan tetap dengan gaji Rp. 2juta setiap bulan dan
2 orang operator dari setiap mesin penggiling yang bekerja selama
delapan jam setiap hari dengan upah kerja Rp.100 ribu perhari. Sewa
tempat usaha penggilingan padi adalah Rp. 5 juta pertahun, bila
kapasitas kerja 339 jam/tahun, kapasitas mesin 50 kg/jam, nilai rongsok
5 jt, biaya sewa mesin Rp. 1488/kg dan 1 HP = 745 watt maka
tentukan :
Jawaban :
a. BT (nilai 10)
Penyusutan : 2,5 jt
Perawatan : 100 rb x 2 x 12 = 2,4 jt
Karyawan tetap : 24 jt
Sewa tempat : 5 jt
Total BT : 33,9 jt
b. BV (nilai 10)
Listrik : 0,745 kw x 10 HP x 8 jam/hari x Rp. 1000/kwh = Rp.
59.600/hari
Operator = 4 x 100 rb/hari = Rp. 400 rb/jam
Total BV = Rp. 459.600/hari / 8 jam/hari : 57.450 /jam
c. BP (nilai 5)
BP : 33,9 jt/tahun / 339 jam /tahun + 57450 rb/jam = 157450 rb/jam
d. HPP (nilai 5)
HPP : 157450 rb/jam / 50 kg/jam = Rp. 3149 rb/kg
e. BEP (nilai 5)
= 33,9 jt/tahun / (1488 rb/kg – 1149 rb/kg)
= 100.000 kg/tahun
[3] Suatu usaha produksi bibit kentang dengan sistem aeroponik melakukan
investasi pembangunan green house sebesar 20 jt dengan kapasitas
produksi 1 jt knol/tahun dan umur ekonomis 10 tahun tanpa nilai akhir.
Terdapat 2 unit pompa dengan konsumsi listrik 2 hp perjam yang
digunakan untuk sistem resirkulasi air yang dibeli dengan harga 5 jt/unit
9. CONTOH SOAL LATIHAN PENENTUAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK 16
AGROINDUSTRI
dengan umur ekonomis 10 tahun dan nilai rongsok 1 jt/unit. Bila 1 HP =
750 watt, harga listrik PLN Rp. 1000 perKWH. Usaha tersebut dikelola
oleh 1 orang manajer sebagai karyawan tetap dengan honor Rp. 2
jt/bulan dan 4 orang tenaga harian lepas untuk perawatan tanaman
yang bekerja selama enam jam sehari dengan upah Rp. 60 ribu perhari.
Sewa tempat usaha dengan sistem kontrak selama 10 tahun sebesar
Rp. 25 jt. Besarnya biaya bahan habis pakai yang dibutuhkan setiap
tahun untuk memproduksi benih kentang terdiri atas nutrisi tanaman
Rp. 10 jt, dan media tanam 5 jt serta penggunaan air dengan sistem
sirkulasi sebanyak 5 m3 dengan harga Rp. 200 rb/kubik. Bila dalam
sebulan terdapat 20 hari kerja dan 12 bulan setahun, serta harga bibit
kentang Rp. 1000/ knoll maka tentukan :
a) Biaya Tetap (BT),
b) Biaya Variabel (BV),
c) Biaya Produksi (BP),
d) Harga Pokok Produksi (HPP), dan
e) Break Even Point (BEP)
Jawab : silahkan dikerjakan untuk latihan
Jawab :
Diketahui ;
P = Rp30.000.000
N = 10 th
S = Rp10.000.000
Tabel 9. Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Usaha Jasa Roasting Biji Kopi
dan Usaha Produksi Roasted Bean
Biaya Tetap Usaha roasting kopi
No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Biaya penyusutan peralatan 154.425
2 Biaya sewa tempat usaha 125.000
3 Biaya perawatan peralatan 170.063
4 Angsuran pinjaman (pokok + bunga) 248.796
Jumlah Total (Rp) 698.283
Biaya Variabel Usaha Jasa Roasting Kopi
No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Upah kerja 1.250.000
2 Biaya Listrik 28.172
3 Biaya Bahan bakar gas 80.000
Jumlah Total (Rp) 1.358.172
Biaya Variabel Usaha Produksi Kopi Roasted Bean
No. Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
1 Upah kerja 1.250.000
2 Biaya Listrik 28.172
3 Biaya Bahan bakar gas 80.000
4 Biaya Bahan Baku Green Bean 9.500.000
5 Biaya Kemasan 325.368
Jumlah Total (Rp) 11.183.540
Berdasarkan data biaya produksi, kapasitas produksi dan harga sewa mesin
roasting atau harga jual produk roasted bean dapat dibuat cash flow selama umur
proyek dengan asumsi pada usaha jasa penyewaan mesin roasting waktu yang
tersedia untuk melakukan penyangraian yaitu 1 jam perhari atau 5 kali
penyangraian per hari dan 20 hari kerja perbulan terpakai seluruhnya, sedangkan
pada usaha produksi roasted bean diasumsikan seluruh produk yang diproduksi
terjual seluruhnya. Fluktuasi waktu penyewaan dan atau penjualan roasted bean
dapat dianalisis pada sub bab analisis sensistivitas.
Tabel 11. Cash Flow pada Harga Jasa Sewa Rp30.000 perkg dan Suku Bunga
0,583% perbulan
Pemasukan Pengeluara
Bulan Pemasukan Pengeluaran Saldo Keuntungan
DF Bersih n Bersih
ke- (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan)
(Rp/bulan) (Rp/bulan)
Tabel 12. Parameter Kelayakan Finansial Usaha Jasa Roasting Biji Kopi
Jasa Roasting IRR PBP Keuntungan
NPV (Rp) BCR Keterangan
Biji Kopi (Rp) (%/bulan) (Bulan) (Rp/bulan)
25.000 18.693.014 1,09 1,98 47 443.545 Tidak Layak
26.000 27.305.650 1,14 2,54 38 543.545 Tidak Layak
27.000 35.918.285 1,18 3,07 32 643.545 Tidak Layak
28.000 44.530.920 1,23 3,59 28 743.545 Tidak Layak
29.000 53.143.556 1,27 4,10 25 843.545 Tidak Layak
30.000 61.756.191 1,31 4,60 22 943.545 Layak
Keterangan : Suku Bunga MARR 4,25 %/bulan
Kesimpulan ; pada usaha jasa roasting biji kopi menggunakan mesin roasting
wiliam Edison dengan kapasitas 1 kg perbatch (1 batch = 12 menit) dengan waktu
roasting yang tersedia 1 jam perhari atau 5 kali roasring perhari dan 20 hari kerja
perbulan akan layak bila harga sewa sebesar Rp30.000 per kg. Harga jasa
roasting tersebut dapat diturunkan bila kapasitas waktu roasting yang tersedia
dapat ditingkatkan.
10. CONTOH STUDI KASUS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PRODUK AGROINDUSTRI 24
Tabel 13. Cash Flow Usaha Produksi Roasted Beans pada Harga Jual Rp145.000
perKg dan Suku Bunga 0,583 % perbulan
Pemasukan Pengeluaran
Bulan Pemasukan Pengeluaran Saldo Keuntungan
DF Bersih Bersih
ke- (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan) (Rp/bulan)
(Rp/bulan) (Rp/bulan)
Kesimpulan : Pada usaha produksi roasted bean dengan kapasitas produksi 100
kg green beans (kadar air 10 – 12%) atau 90,38 kg roasted bean dengan harga
green beans sebesar Rp95.000 perkg dengan asumsi seluruh roasted beans terjual
seluruhnya akan layak bila roasted bean dijual dengan harga minimal Rp142.000
per kg. Harga jual roasted bean dapat diturunkan dengan menurunkan harga
bahan baku dan atau meningkatkan kapasitas produksi, sedangkan keuntungan
dapat ditingkatkan dengan meningkatakan harga jual roasted bean. Harga
pasaran roasted bean biji kopi specialty saat ini berkisar antara adalah Rp200.000
– Rp250.000 per kg.
PENUTUP 27
TENTANG PENULIS
Ahmad Thoriq, S.TP., M.Si
Penulis dilahirkan di Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi
Lampung pada tanggal 05 November 1982 sebagai anak
pertama dari empat bersaudara, pasangan Johari, S dan Istikana.
Pendidikan S1 dan S2 diselesaikan penulis dari program studi
Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Pada periode
2005 sampai 2010 penulis bekerja pada beberapa bidang
diantaranya sebagai tenaga pendamping KUKM di Jawa Barat dan Sebagai Pimpinan
Proyek Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Provinsi Gorontalo. Sejak tahun 2014 hingga
saat ini penulis mengabdi sebagai dosen di Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran dan sejak tahun 2019 penulis
diperbantukan mengajar pada program studi D4 Agroteknopreneur. Beberapa mata
kuliah yang diampu penulis antara lain Ekonomi teknik, Teknoekonomi Agroindustri,
Manajemen Proyek, Studi Kelayakan, Kelayakan Usaha Tani, Manajemen Operasi,
Sistem Pendukung Keputusan, Teknik Pengolahan Hasil Pertanian, Terapan Teknologi
Pertanian dan beberapa mata kuliah lainnya. Penulis berpengalaman menjadi tenaga
ahli khususnya pada bidang perencanaan industri. Beberapa kajian pernah penulis
lakukan melalui kerjasama dengan Instansi pemerintah antra lain Master Plan
Pengembangan Komoditi Sagu dan Pala di Provinsi Papua dan Papua Barat, Survei
Calon Petani Calon Lokasi Perluasan Sawah di Provinsi Lampung, Bisnis Plan Pala
Negeri di Papua Barat, Kajian Subsidi Raskin di Kota Bandung, dan Kajian Teknis
Operasi Pasar Murah Barang Kebutuhan Pokok di Kota Bandung, Model Bisnis
Ekonomi Pesantren. Beberapa hasil peneltian penulis yang dipublikasikan dalam
bentuk jurnal ilmiah difokuskan pada bidang Perencanaan Industri dan Sistem
Mekanisasi Pertanian.
TENTANG PENULIS 28
Drupadi Ciptaningtyas, S.TP.,M.Si., Ph.D
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang
dilahirkan di Bandung pada tanggal 16 Nopember 1989.
Penulis menyelesaikan pendidikan S1 pada tahun 2007 dari
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknolgi Pertanian
Institut Pertanian Bogor dan menyelesaikan pendidikan S2
tahun 2014 dengan skema doable degree pada program
Studi Teknik Mesin Pertanian IPB University dan
Biomechanical System Ehime University, Japan. Sejak tahun
2015 hingga saat ini penulis mengabdi sebagai dosen di Program Studi Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Pada tahun
2017 penulis melanjutkan studi doktoral pada program studi Enviromental Science for
Bioproduction Chiba University, Japan dan lulus tahun 2020. Beberapa karya telah
penulis publikasikan pada jurnal internasional bereputasi yang dapat dilihat pada link
berikut ; ttps://scholar.google.com/citations?user=80ubIsgAAAAJ&hl=id
TENTANG PENULIS 29