Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK 7

NILAI-NILAI PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD 1945

Dosen Pengampu:
Desi Rahmawarni, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Laura Tisya Yordani (208220028)
Parina (208220002)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Pancasila. Makalah ini menjelaskan mengenai Nilai-Nilai Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 dengan bahasa yang mudah dimengerti. Makalah ini dibuat dari hasil penyusunan dan
penulisan yang didapat dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan Nilai-Nilai Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945. Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca mengenai Nilai-Nilai Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 yang ditinjau dari
aspek Pancasila, khususnya bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga
menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari berbagai macam kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat diperlukan sehingga makalah ini dapat digunakan dengan baik.

Jambi, 07 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Nilai-Nilai Pancasila ............................................................................................ 5
2.2 Nilai-Nilai Pembukaan UUD 1945 ...................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala
pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam
Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara.
Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang
dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia
hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan
makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang
terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut
terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam
memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai
sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Indonesia hidup di
dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu,
Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan
yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan
menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang lain.
Karena ikatan yang satu itulah Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan
yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja nilai-nilai yang terdapat didalam pancasila?
2. Apa saja nilai-nilai yang terdapat didalam pembukaan UUD 1945?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapaun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa saja nilai-nilai yang terdapat didalam pancasila
2. Mengetahui apa saja nilai-nilai yang terdapat didalam pembukaan UUD 1945

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nilai-Nilai Pancasila


2.1.1 Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh” sekaligus dasar dari keempat sila
lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa Bangsa Indonesia adalah Negara
yang monotheisme percaya terhadap Tuhan yang satu bukan sebaliknya. Dengan kata
lain, negara Indonesia berlandaskan agama.
Pancasila dengan sila pertamanya, adalah sebuah falsafah yang sesuai dan
bersahabat dengan agama. Oleh karenanya, sudah seharusnya sebagai insan yang
beriman dan bertakwa kepada Allah dengan mendirikan perintahnya guna
meningkatkan kesalehan kita. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya
menyadari realitas kemajemukan Indonesia sebagai sebuah berkah dari Allah, yang
perlu dikembangkan dan dilestarikan. Keberagaman semestinya tidak bersifat hierarkis,
melainkan egaliter, dan oleh karena itu berimplikasi pada nilai etis toleransi. Sebagai
umat beragama yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sudah semestinya kita
menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam diri,
sehingga meningkatkan moral bangsa.
2.1.2 Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah nilai kemanusiaan.
Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia yang adil dan beradab, menjunjung tinggi
nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan
dalam semangat saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan
pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk kepentingan bersama. Dengan
mengimplementasikan sila kedua ini diharapkan bahwa permaslahan yang dialami
bangsa saat ini seperti tidak adanya toleransi, konflik antar golongan, pengangguran,
kemiskinan, mafia kasus, korupsi, diskriminasi dan kesenjangan sosial, tindakan
kekerasan, baik secara vertikal maupun horizontal, dapat teratasi.
2.1.3 Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, bahasa,
budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen bersama
untuk terus membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia yang maju,
adil, dan sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari sila persatuan Indonesia. Sesuai
dengan konstitusi tujuan negara ialah berkewajiban memberikan perlindungan kepada
segenap tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat persatuan
tersebut. Perlakuan yang sama pada seluruh warga dimananapun berada haruslah
dilakukan oleh pemerintah tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun
agamanya. Warga negara dalam semangat kebersamaan seharusnya melakukan
tindakan yang tetap menunjukkan sikap dan perbuatan yang NKRI untuk kebahagiaan

5
dan kemajuan bersama. Semangat persatuan inilah yang harus terus dijaga agar NKRI
tetap eksis, dan dapat menjadi kuat karena terbangun dari jalinan keberagaman yang
harmonis.
2.1.4 Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Konstitusi mengamanatkan untuk mewujudkan negara yang demokratis, yang
mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila
keempat pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia. Namun bagaimana cara
mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam tahap pencarian identitas.
Sejak merdeka, Indonesia telah melalui beberapa tahapan demokrasi, yaitu demokrasi
masa revolusi, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi era orde baru
dan demokrasi era reformasi.
Bagaimana dasar demokrasi khas Indonesia, dikemukakan oleh Soekarno di depan
sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Soekarno berpidato, “… Dasar itu ialah dasar mufakat,
dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk
satu orang, bukan negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita
mendirikan negara, “satu untuk semua‟, satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin
bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan
perwakilan” (Amin Arjoso ed. 2002, hal 25 dalam Oetama, dkk). Dengan kata lain
demokrasi Indonesia adalah musyawarah mufakat. Namun, dalam kenyataannya,
pelaksanaan praktik politik di Indonesia belum mengutamakan permusyawaratan untuk
mufakat. Sebaliknya, trend baru yang berkembang pada saat ini mengarah pada
demokrasi transaksional. Uang menjadi kekuatan dalam menguasai politik, kelompok
yang memiliki uang yang berlimpah yang akan menguasai dan memenangkan
perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya dikhawatirkan akan memberikan negara kepada
kendali suatu kelompok tertentu. Kondisi ini akan diperparah apabila demokrasi
ekonomi, dan sosial tidak dilakukan, dan pemimpin yang visioner tidak dimiliki. Oleh
karena itu, penting untuk mengkaji ulang gagasan demokrasi sesungguhnya sesuai
dengan amanat sila ke empat pancasila.
2.1.5 Sila Kelima : Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warganegara diperlakukan
sama tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun
jabatan. Semua warga negara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan dari sila
keadilan sosial ini dapat berupa penegakan mukum dengan asas keadilan bukan
keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan baik fisik maupun mental terhadap rakyat,
mendapatkan kehidupan yang sejahtera atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan,
serta dari tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak kepada rakyat yang harus dibela,
bukan kepada golongan tertentu yang mempunyai kepentingan. Itulah prinsip keadilan
yang terkandung dalam sila ke-lima. Namun sesungguhnya prinsip keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia menjadi anak tangga pertama yang harus dipijak dalam

6
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam konteks aturan, kebijakan,
tindakan, dan perlakuan yang adil terhadap rakyatnya dapat membuat masyarakat
leluasa bermusywarah dan bermufakat mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan
membuat bangsa akan lebih mudah dalam menyatukan kekuatan untuk dapat
mewujudkan kemakmurannya yang bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa
kemanusiaan dan saling mencintai sesama ciptaan Tuhan. Akhirnya keadilan dapat
membuat setiap orang tenang beribadah tanpa harus merasa terancam oleh kelompok
lain yang berbeda keyakinan.

2.2 Nilai-Nilai Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 berisi pokok pikiran pemberontakan melawan imperialisme,
kolonialisme, dan fasisme, serta memuat dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selain daripada itu, Pembukaan UUD 1945 yang telah dirumuskan dengan padat
dan khidmat dalam empat alinea. Setiap alinea mengandung arti dan makna yang sangat
dalam, mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari. Mengandung nilai universal artinya
mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia,
sedangkan lestari artinya mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi
landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945. Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 pada garis besarnya
adalah: Alinea I terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan
adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan). Alinea II mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil,dan makmur). Alinea III memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya
(menyatakan bahwa kemerdekaan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa). Alinea IV :
memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara yang
berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila.
Alinea pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Makna yang terkandung dalam Alinea pertama ini
adalah menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapi
masalah kemerdekaan melawan penjajah. Alinea ini mengungkapkan suatu dalil obyektif,
yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, dan oleh
karenanya harus ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan
hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya. Disitulah letak moral luhur dari pernyataan
kemerdekaan Indonesia. Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung
suatu pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri
dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas kewajiban bangsa/pemerintah
Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung
kemerdekaaan setiap bangsa. Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena
penjajahan itu bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti setiap hal

7
atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan juga
harus secara sadar ditentang oleh bangsa Indonesia. Pendirian tersebut itulah yang melandasi
dan mengendalikan politik luar negeri kita.
Aline kedua, “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur”. Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita akan
perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Hal Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan
sekarang yang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil
sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini jelas apa yang
dikehendaki atau diharapkan oleh para "pengantar" kemerdekaan, ialah Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai
segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya. Alinea ini mewujudkan
adanya ketetapan dan ketajaman penilaian:
1. Bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada tingkat yang
menentukan.
2. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan.
3. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi
dengan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea ketiga, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Kalimat tersebut bukan saja
menegaskan apa yang menjadi motivasi nyata dan materiil bangsa Indonesia, untuk
menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motivasi spiritualnya, bahwa
maksud dan tindakan menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kehidupan di dunia dan di
akhirat. Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan mengilhami Proklamasi
Kemerdekaan (sejak dari Piagam Jakarta) serta menunjukkan pula ketaqwaan bangsa
Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat ridho-Nyalah bangsa Indonesia berhasil
dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya, dan mendirikan negara yang berwawasan
kebangsaan.
Alinea keempat, “Kemudian daripada itu untuk membentuk susunan pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha

8
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Alinea ini merumuskan dengan padat
sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar, untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah
menyatakan dirinya merdeka. Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan "...
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kebidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial". Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk
mencapai tujuan itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan PancasiIa. Dengan rumusan
yang panjang dan padat ini, alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
sekaligus menegaskan:
1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya yaitu: melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat.
3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa
Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa
penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang
sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut.
Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar
negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan.
Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat
berguna dan bermanfaat.
Makna alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 pada garis besarnya adalah: Alinea I
terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). Alinea II
mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,dan
makmur). Alinea III memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa
kemerdekaan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa). Alinea IV : memuat tugas
negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara yang berkedaulatan
rakyat dan dasar negara Pancasila.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budi Pramono, d. (2022). Implementasi Nilai-Nilai UUD Negara Republik Indonesia 1945.
Jakarta: CV. Aksara Global Akademia.

Dimarta, A. F. (2020). Nilai-Nilai Pancasila. Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Persada
Indonesia YAI, 1-12.

Khoiriah, I. A. (2019). Memahami Nilai-Nilai Pancasila Dan Penerapannya. Fakultas


Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Widya Mandala, 5-12.

Octavian, W. A. (2018). Urgensi Memahami Dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila


Dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebagai Sebuah Bangsa. Jurnal Bhineka Tunggal Ika, Vol.
5, No. 2, 123-127.

Rachmah, H. (2013). Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa Yang Berdasarkan


Pancasila Dan UUD 1945. Journal Widya Non-Eksakta, Vol. 1, No. 1, 7-13.

11

Anda mungkin juga menyukai