Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PROFIL USAHA”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

SITI HALIMATUS SAKDIAH (208220008)

TIARA AGUSTINA (208220031)

MATA KULIAH : ISLAMIC ENTREPRENEURSHIP

DOSEN PENGAMPU : FITRI KUMALA DEWI, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2024
KATA PENGANTAR

Kami penyusun mengucapkan puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Profil Usaha ini dengan
penuh kemudahan, tanpa bantuan-Mu mungkin tugas makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca lebih
banyak memahami sehingga diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Islamic
Enterpreneurship Ibu Fitri Kumala Dewi, M. Pd , yang telah membimbing kami dalam belajar
juga membuat makalah ini Akhir kata, semoga makalah Profil Usaha ini bermanfaat bagi para
pembaca dan Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha kami.

Jambi , 21 April 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumus Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha ........................................................... 3
2.2 Rintisan Usaha Wirausaha Baru .................................................................................. 4
2.3 Perdagangan Besar ........................................................................................................ 5
2.4 Perdagangan Grosir ....................................................................................................... 6
2.5 Perdagangan Eceran ...................................................................................................... 7
2.6 Perdagangan Kaki Lima ................................................................................................ 8
2.7 Franchise ......................................................................................................................... 9
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha
yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara
memproduksi, menjual atau menjual suatu produk barang atau jasa. Dalam
menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki.

1. Seorang pelaku usaha harus memiliki keterampilan (kemampuan) untuk


berwirausaha karena tanpa keahlian (kemampuan) seorang pelaku usaha
tidak akan mungkin bisa berwirausaha dan skill (kemampuan) ini adalah
modal utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha,
2. Apabila seorang pelaku usaha mempunyai keterampilan (kemampuan)
namun tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka
keterampilan (kemampuan) berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak
dapat tersalurkan.
3. Modal merupakan aspek yang sangat membantu dalam hal memulai dan
menjalankan suatu usaha selain mempunyai keterampilan dan tekad,
4. Seorang pelaku usaha jika ingin menjalankan suatu usaha maka harus
bisa menentukan sasaran dan tujuan pemasaranya. Karenajika target
dantujuannya tidak direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak
mungkin dapat bertahan lama.
5. Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena
sangat menunjang dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu
bahan pertimbangan oleh konsumen mengenai wirausaha yang sedang
dijalankan.

1.2 Rumus Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana perluasan wawasan jenis bidang usaha?
2. Bagaimana rintisan usaha wirausaha baru?
3. Apa pengertian perdagangan besar?
4. Apa pengertian perdagangan grosir?
5. Apa pengertian perdagangan eceran?
6. Apa perdagangan kaki lima?

1
7. Apa pengertian franchise?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui perluasan wawasan jenis bidang usaha.
2. Mengetahui rintisan usaha wirausaha baru.
3. Mengetahui pengertian perdagangan besar.
4. Mengetahui pengertian perdagangan grosir
5. Mengetahui pengertian perdagangan eceran.
6. Mengetahui pengertian pedagang kaki lima.
7. Mengetahui pengertian franchise.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha
Pemilihan usaha tergantung beberapa hal antara lain:

1. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan
perdagangan/jasa.
2. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah
dimiliki.
3. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau
usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/ saling mendukung dengan usaha
tersebut.
4. Dan berbagai peluang lainnya.

Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha
baru, maka kita dapat melihat hubungan dalam bentuk Tangga Produsen (RTK) dan
Rumah Konsumen (RTK).

Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan
RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya belinya pun akan meningkat.
Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi yang diproduksi oleh
RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama RTK dan RTP ini berjalan sepanjang
masa. dalam bentuk circular flow yang saling menunjang kemajuan. Hal ini tentu
banyak peluang terbuka bagi orang kreatif dan calon-calon wirausaha untuk
menciptakan sebuah usaha. Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungkapkan
diatas antara lain:

1. Usaha Ekstraktif.
Usaha Ekstraktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang
pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam. contohnya
hasil laut, hasil hutan.
2. Usaha Agraris

Usaha agrais mencangkup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan


hasil- hasil pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang
dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan peternankan.

3. Usaha Industri

3
Usaha yang mencangkup berbagai jenis komoditi yang dihasilkan oleh
industri. Contohnya industri tekstil memproduksi benang dan kain.

4. Usaha Perdagangan
Usaha yang dilakukan oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan hidup
melalui berdagang dari berbagai komoditi yang diperdagangkannya. Contoh usaha
penjualan daging, usaha penjualan properti rumah.
5. Jasa
Suatu usaha dengan mengandalkan kemampuan untuk mendapatkan keuntungan
dari tindakan yang dilakukan untuk konsumennya.

2.2 Rintisan Usaha Wirausaha Baru


Pilihan usaha yang akan dikembangkan ini tergantung minat, pengetahuan, dan
fasilitas laboratorium yangada padamasing-masing kelompok. Pilihan tampaknya
mereka mencakup dua bidang bisnis utama yaitu produksi dan perdagangan. Jadi, kalau
dikaji lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak lapangan terbuka untuk
berwirausaha. Sebelumnya sampai ke penetapan pilihan usaha apa yang akan dibuka
maka calon usahawan, harus melakukan survei, observasi lapangan, dan banyak
bertanya bagaimana seluk-beluk usaha bisnisdalam bidang tertentu. Perlu dmenyadari
bahwadi dalam masyarakat, kita akan menemukan orang-orang yang berperilaku
negatif, tidak sebaik yang kita duga, atau tidak sama baiknya dengan kita. Bolehlah kita
berasumsi bahwa tidak semua orang itu baik-baik saja. Asumsi ini akan membuat kita
lebih waspada terjun ke lapangan bisnis. Akan tetapi, jangan kehati-hatian ini membuat
kita takut, ragu, dan batal membuka bisnis.
Berikut ini akan diberikan beberapa cuplikan Kiat Usaha dan Profil Usaha
karya. Wachyu Suparyanto, SE, MM yang telah dicetak dan laris dalam bentuk buku
saku. Buku kecil ini enak dibaca, tidak memakan waktu lama kita akan memperoleh
banyak ilmu baik teori maupun praktek.
Cara Cepat Kaya. Disini dijelaskan langkah-langkah mantap yang harus
dilakukan oleh seseorang agar bisa menjadi orang kaya. Tentu kekayaan ini harus
diperoleh dengan cara halal dan baik. Kecil sekali kemungkinan orang bisa cepat kaya
secara halal, biasanya usaha tersebut harus ditekuni, sabar, berdoa dan kerja keras.

4
Memperoleh kekayaan adalah salah satu alasan orang berwirausaha selain sekian
banyak alasan lainnya. Tidak ada larangan bagi seseorang untuk menjadi kaya, asal
kekayaan itu diperoleh dengan cara halal, dan digunakan sesuai dengan ajaran agama.
Kita harus berusaha seoptimal mungkin meskipun begitu pada akhirnya Allah jualah
yang akan tentukan.

2.3 Perdagangan Besar


Perdagangan besar adalah segala aktivitas pemasaran yang menggerakkan
barang- barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga pemasaran
lainnya.
Pada bagian kiri ada proses konsentrasi, artinya barang-barang yang akan
dipasarksan akan dikumpulkan terlebih dahulu, seperti para tengkulak/ perantara atau
KUD, Dolog yang mengumpulkan beras atau padi dari petani. Dilanjutkan proses
persamaan yaitu proses untuk mencari informasi daerah yang memerlukan, berapa
banyak, dan kapanpun diperlukannya. Diakhiri dengan proses distribusi yaitu proses
dimana barang dikirim menurut jumlah dan kwalitas sesuai dengan informasi yang
telah dkukumpulkan.
Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan perdagangan
besar atau bukan, ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan:
1. Motif Pembelian

Motif pembelian memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi


tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.

2. Jumlah Pembelian

Pembelian perdagangan eceran adalah pembelian yang digunakan untuk


keperluan sendiri, keluarga sendiri, atau kawan sendiri. Pembeli besar adalah
pembelian barang dalam jumlah yang besar namun bukan untuk keperluan sendiri,
keluarga atau kawan sendiri.

3. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut


Mengenai cara berusaha ada beberapa kriteria, yaitu:
• Perdagangan mempunyai usaha besar yang diskriminatif, hanya melayani
pedagang eceran, tidak melayani pedagang eceran, tidak melayani semua
konsumen

5
• Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar dari kebutuhan
sehari-hari.
• Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Misalnya kortingan, kredit, cara-cara
pengiriman.

2.4 Perdagangan Grosir


Grosir menjadi saluran distribusi kedua atau ketiga setelah distributor atau
subdistributor. Menurut Setyaningrum dkk, grosir merupakan unit bisnis yang
berkegiatan membeli atau menjual kembali produk kepada para pengecer, pedagang,
atau pengguna industri, institusi, dan komersial.
Selanjutnya, menurut Alma (2011), grosir adalah segala aktivitas marketing
yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-
lembaga marketing lainnya.
Sementara itu, menurut Griffin dan Ronald (2007), grosir adalah badan
independen yang menjual berbagai jenis barang konsumsi atau barang bisnis yang
diproduksi oleh berbagai perusahaan manufaktur.
Grosir juga dapat disebut sebagai jenis kegiatan dalam penjualan barang atau
jasa kepada mereka yang hendak menjualnya kembali untuk keperluan bisnis.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa grosir adalah (teknik) pemasaran perusahaan yang menjual produk-produk
dalam jumlah besar yang diproduksi oleh berbagai perusahaan manufaktur kemudian
dijual kembali kepada pengecer maupun pedagang besar lainnya.
Meskipun pada umumnya grosir adalah bagian dari pemasaran perusahaan
dengan menjual produk-produk dari perusahaan manufaktur dan kemudian dijual
kembali, tetapi ternyata grosir juga ada tiga macam yaitu:
1. Grosir Pialang dan Agen (Broker and Agent)
Grosir jenis ini jelas berbeda dengan grosir pedagang. Perbedaan yang
paling mencolok antara keduanya adalah dalam grosir jenis ini nantinya mereka
mengambil alih hak atas barang, kemudian menjalankan hanya sebagian kecil
fungsi-fungsi penjualannya saja.
2. Grosir Pedagang (Merchant Wholesaler)

6
Grosir pedagang adalah jenis bisnis kepemilikan yang berjalan secara
mandiri dan mengambil alih hak atas barang-barang dagangan yang ditanganinya.
Para pedagang grosir ini biasanya disebut juga sebagai distributor, jobber, atau
lembaga suplai pabrik.

3. Grosir Cabang dan Kantor Penjualan Produsen


grosir cabang dan kantor penjualan produsen yang kira-kira mencapai 31
persen dari seluruh volume penjualan usaha grosiran. Produsen umumnya
membuka cabang dan kantor penjualan mereka sendiri untuk meningkatkan upaya
pengendalian persediaan serta penjualan dan promosi.

2.5 Perdagangan Eceran


1. Pengertian Perdagangan Eceran
Kegiatan perdagangan besar dan pedagangan eceran sangat penting dalam
proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa adanya usaha perdagangan besar dan
eceran, sulit bagi produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya ke
konsumen, walaupun ada beberapa produsen yang langsung menyalurkan barang
kepada konsumen atau pengecer, namun hal itu tidak efisien.
Perdagangan eceran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang
dan jasa kepada kosumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir
dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Pedagang eceran adalah
orang- orang atau toko yang kerja utamanya mengecer barang yang diperoleh dari
produsen kemudian menyalurkan ke konsumen akhir.
Perdagangan eceran ini mempunyai peran penting bagi produsen, karena
melalui pengecer produsen dapat memperoleh informasi berharga tentang barang
yang dipasarkannnya. Produsen dapat memperoleh informasi tersebut melalui
interview dengan pengecer, seperti bagaimana respon konsumen, mengenai bentuk,
rasa, daya tahan, harga, serta hal yang berkaitan dengan produk. Simbiosis
mutualisme bisa dilakukan antara produsen dengan pengecer misalnya dengan
pemasangan iklan di Toko pengecer. Produsen tidak kesulitan untuk
mempromosikan produknya kepada konsumen dan pengecer mendapatkan
kemudahan dalam mendapatkan barang dari produsen.
2. Klasifikasi Perdagangan Eceran
Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Perdagangan eceran besar

7
b. Perdagangan eceran kecil, yang terdiri dari:
1) Eceran kecil berpangkalan
2) Eceran kecil tidak berpangkalan
3. Persaingan Tajam dari Berbagai Jenis Toko Eceran
Persaingan pada tingkat perdagangan eceran di Indonesia begitu ketat, hal itu
terjadi karena diizinkannya perdagangan eceran asing yang beroperasi di Indonesia.
Pemberian izin dagang ini telah disepakati oleh masyarakat regional dan
internasional.
Para pebisnis retail asing yang masuk di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok yaitu:
a. Kelompok grosir dan hypermarket
b. Kelompok supermarket
c. Kelompok minimarket modern
d. Peritel kecil tradisional

2.6 Perdagangan Kaki Lima


1. Pengertian Perdagangan Kaki Lima

Istilah “Pedagang Kaki Lima” sudah sangat dikenal bagi masyarakat


Indonesia, secara awam pedagang kaki lima adalah pedagang yang menjajakan
jualannya di pinggir-pinggir jalan dalam skala kecil.Pedagang kaki lima adalah
salah satu usaha dalam perdagangan dan salah satu wujud sektor informal.
Pedagang kaki lima adalah orang yang bermodal relatif rendah, berusaha dalam
bidang produksi dan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu
dalam masyarakat, usaha tersebut dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap
strategis dalam lingkungan.

Pandangan pemerintah kota tentang keberadaan pedagang kaki lima sangat


mempengaruhinya dalam membuat kebijakan mengenai penanganan pedagang kaki
lima. Pandangan tersebut baru dipengaruhi oleh dua hal yaitu pandangan positif dan
negatif. Pandangan positif beranggapan bahwa pedagang kaki lima sebagai
lapangan usaha yang potensial dalam membantu penyediaan lapangan pekerjaan
bagi para pengangguran yang semakin menigkat, sebaliknya pandangan negatif
yang beranggapan bahwa pedagang kaki lima

8
adalah sektor yang mengganggu dan menimbulkan kesemrawutan kota, hal ini
menyebabkan pemerintah kurang dalam memberi perhatian dan pembinaan dalam
mengenai pedagang kaki lima, dengan demikian maka pemerintah akan menyusun
kebijakan yang berusaha untuk mempertahankan eksistensinya.

2. Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima ialah orang (pedagang-pedagang) golongan ekonomi


lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa dengan
modal relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan di tempat
terlarang ataupun tidak.

Ciri-ciri pedagang kaki lima:1

a. Kegiatan usaha, tidak terorganisir secara baik.

b. Tidak memiliki surat izin usaha.

c. Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun jam
kerja.

d. Bergerombol di trotoar, atau di tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat dimana


banyak orang ramai.

e. Menjalankan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari


mendekati konsumen.

2.7 Franchise
Kata “franchise” sebenarnya berasal dari bahasa Prancis kuno, franchir, yang
berarti “bebas” memberi kebebasan kepada para pihak. Ada beragam definisi mengenai
“franchise”, secara umum konsep bisnis yang satu ini adalah hak atau lisensi yang
diberikan individu atau kelompok untuk memasarkan produk berupa barang atau jasa
perusahaan tertentu. Pada abad pertengahan, konsep franchise yang terdengar aneh lahir
di tengah masyarakat.
Pada awal perkembangannya, franchise adalah hak istimewa yang diberikan
raja, gereja maupun pemerintah daerah untuk menjaga ketertiban. Pengadilan di abad
pertengahan memberi kuasa atau hak kepada seseorang unruk menguasai pasar dan
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bisnis. Seiring berjalannya waktu, terbit
peraturan khusus yang mengatur franchise dalam European Common Law.

9
Setelah membahas definisi yang perlu kita kenali dalam bisnis franchise, kira-
kira apa saja yang didapatkan dari bisnis franchise?
Keuntungan bisnis franchise bagi pihak pewaralaba adalah membagi
keuntungan dengan terwaralaba sekaligus mengurangi risiko usaha. Selain itu, pihak
pewaralaba atau franchisor dapat menggunakan modal orang lain untuk
mengembangkan usaha dan memperluas layanan. Kemudian sumber pemasukan,
seperti royalti dan fee menjadi penghasilan pasif bagi pewaralaba.
Keuntungan lainnya adalah pewaralaba dapat memanfaatkan jaringan yang
tersedia untuk perluasan dan ekspansi dengan mudah, murah, dan cepat.
Teknik bisnis franchise dapat mempercepat waktu penguasaan pasar, dapat
meningkatkan hasil penjualan atau omzet dan putaran bisnis dari pewaralaba. Bisnis
franchise bagi pewaralama mendatangkan keuntungan, seperti mempermudah
pengawasan manajemen dan meningkatkan penawaran pewaralaba terhadap sumber
pendanaan atau modal.
Keuntungan bisnis franchise bagi pihak terwaralaba adalah mengurangi risiko
kerugian karena pewaralaba akan membantu menyelesaikan setiap permasalahan yang
datang. Selain itu, pihak terwaralaba atau franchisee dapat memiliki bisnis dalam waktu
yang relatif singkat dan mudah daripada membuat bisnis dari awal. Kemudian
franchisee terbantu dari sisi merek karena franchisor telah membantu pemasaran dan
branding.
Keuntungan lainnya yang didapatkan terwaralaba ialah mendapatkan
keterampilan, pengalaman, dan cara kerja mengenai jalannya perusahaan. Terwaralaba
juga tak perlu repot membuat sistem bisnis, cara menangani pembeli, pengembangan
produk dan bisnis serta SOP kerja. Kemudahan akses pendanaan juga menjadi
keuntungan pihak terwaralaba karena akses pendanaan dari perbankan telah dibantu
okeh pewaralaba.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki:
1. Seorang pelaku usaha harus memiliki keterampilan (kemampuan) untuk
berwirausaha karena tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak
mungkin bisa berwirausaha dan keahlian (kemampuan) ini adalah modal utama
yang harus dimiliki dalam berwirausaha
2. Apabila seorang pelaku usaha mempunyai keterampilan (kemampuan) tetapi
tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill
(kemampuan) berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak dapat tersalurkan,
3. Modal merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan
menjalankan suatu usaha selain mempunyai keterampilan dan tekad,(4)Seorang
pelaku usaha jika ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan
target dan tujuan pemasarannya

11
DAFTAR PUSTAKA

Buhari Alma, Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, cet, 22,23, 2017,2018.

Hanum, N. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang


kaki lima di Kota Kuala Simpang. Jurnal Samudra Ekonomika, 1(1), 72-86.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Prenhalindo.

Maisaroh, M. (2019). Kajian Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan


Usaha Ukm (Studi Kasus Sentra Industri Konveksi Dusun Mlangi Dan Sawahan
Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta). Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi,
21(2).

Olfimarta, D., & Wibowo, S. S. A. (2019). Manajemen modal kerja dan kinerja
perusahaan pada perusahaan perdagangan eceran di indonesia. Journal of Applied
Accounting and Taxation, 4(1), 87-99.

https://id.scribd.com/document/424728283/Kewirausahaan

12

Anda mungkin juga menyukai