Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM INOVASI

PELUANG BISNIS BERBASIS INOVASI

Dosen:
Dr. Purbudi Wahyuni, MM.

Oleh Kelompok 5:
Amanda Meilania Dewi (141180184)
Puri Yulitaningsih (141180188)
Andini Ayuningtyas (141180193)
Anggi Ragil Khristanti (141180200)

Kelas:
EM- A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat begitu banyak
kenikmatan yang diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar
tanpa ada halangan suatu apapun.

Berikutnya kami sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 01 November 2020

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3. Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.1. Inovasi berbasis peluang bisnis..............................................................................................6
2.2. Pengalaman-pengalaman pengusaha dalam menjalankan dan merintis bisnis berbasis
inovasi...............................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seorang wirausaha adalah orang yang mampu mengenali produk, jasa dan
proses baru dengan pendekatan yang inovatif dan melihatnya sebagai peluang bisnis,
ia juga harus berani menanggung risiko bisnis, sedangkan kewirausahaan merupakan
semangat dan prilaku yang memiliki kemampuan manajemen, berpikir kreatif dan
tindakan inovatif untuk menciptakan nilai yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses dan mampu memberikan kontribusi bagi
masyarakat.
Para pelaku bisnis termasuk wirausahawan saat ini dihadapkan dengan era
globalisasi dimana penyebaran informasi dan perkembangan teknologi berkembang
pesat yang menyebabkan tingginya pertumbuhan industri sehingga mereka harus
pkitai-pkitai dalam merancang inovasi bisnis untuk menjawab tantangan tersebut
seiring dengan tingginya tingkat persaingan. Adanya peluang dalam bisnis berbasis
inovasi menjadikan banyak pebisnis berlomba-lomba untuk menciptakan produk
inovatif untuk dapat bersaing di pasar yang ketat. Oleh karena itu seorang wirausaha
harus dapat memilih dan memunculkan inovasi yang tepat pada produk untuk
kelangsungan bisnisnya. Karena hanya dengan inovasi produk yang tepat maka
produk akan dapat bertahan di tengah persainan pasar.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan peluang bisnis?
1.2.2. Bagaimana cara menimbulkan ide?
1.2.3. Bagaimana pentingnya inovasi berbasis peluang bisnis ?
1.2.4. Bagaimana pengalaman-pengalaman pengusaha dalam menjalankan dan
merintis bisnis berbasis inovasi?

1.3. Tujuan

1.3.1. Mengetahui perngertian tentang peluang bisnis


1.3.2. Mengetahui cara menimbulkan ide
1.3.3. Mengetahui bagaimana inovasi berperan dalam peluang bisnis.
1.3.4. Mengetahui bagaimana pengalaman-pengalaman pengusaha dalam
menjalankan dan merintis bisnis berbasis inovasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peluang Bisnis/Usaha
Peluang bisnis/usaha ialah kesempatan atau waktu yang tepat yang seharusnya
di ambil atau dimanfaatkan bagi seorang wirausahawan untuk mendapat keuntungan.
Peluang Bisnis/Usaha ini merupakan kesempatan yang pasti bisa didapatkan
seseorang atau lebih dengan mengkitalkan potensi diri yang ada dan dengan
memanfaatkan berbagai kesempatan baik itu peluang usaha apa saja, yang bisa
dengan sigap ambil.
Peluang usaha dapat muncul dari hobi sendiri, yang sebelumnya mungkin
tidak sadar bahwa hobi bisa dijadikan sebagai usaha. Jika hobi atau bidang yang
kuasai saat ini belum layak untuk dijadikan peluang usaha, membutuhkan ide-ide
yang menimbulkan peluang usaha.
2.2 Bagaimana cara menimbulkan ide itu?
Ide yang berpeluang usaha bisa didapatkan dari hal-hal seperti berikut ini.
1. Cita-cita. Peluang bisa muncul dari cita-cita kita sendiri. Bila keinginan Kita
untuk menjadi seorang pengusaha sangat kuat, maka kita akan melihat
peluang-peluang di hampir semua bidang. Hampir setiap apa yang dilihat
adalah peluang usaha. Atau setidaknya, kita secara naluri akan berupaya
mencari peluang di suatu jenis usaha. Hal ini tidak akan terjadi pada orang
yang tidak memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha.
2. Tekanan. Bila seseorang menghadapi tekanan maka banyak gagasan yang
mucul. Tekanan bisa datang dari luar, bisa pula diciptakan oleh diri sendiri.
Ketika seseorang mendapatkan tekanan untuk bisa hidup dan menghidupi
keluarganya, biasanya dia akan banyak berpikir untuk mendapatkan
solusinya.
3. Kecenderungan pasar. Mengamati kebutuhan konsumen di pasar dapat
menimbulkan peluang usaha. Contoh, kecendrungan sebagian orang akan
belanja langsung ke pabrik dengan harga murah. Maka muncullah factory
outlet di mana-mana. Dengan berbagai promosi maka FO menawarkan barang
dengan harga murah dengan kualitas barang yang dapat dijamin.
4. Inovasi baru. Gagasan untuk menciptakan produk baru timbul karena adanya
kebutuhan, sementara produk itu belum ada di pasaran. Apabila berhasil

5
menciptakan produk tersebut dan dibutuhkan konsumen maka dapat menjadi
yang pertama dan menguasai usaha tersebut (leader).
5. Komplemen dari produk yang ada. Sebuah produk dapat memberikan peluang
usaha dengan membuat produk-produk yang melengkapinya, biasanya berupa
aksesori. Produk otomotif seperti mobil biasanya disertai dengan produk
aksesori yang menyertainya. Seperti diketahui, aksesori semacam ini bisa
menjadi peluang bagi si pembuat produk maupun perusahaan.
6. Peristiwa yang digemari atau munculnya tokoh. Suatu peristiwa bisa
menimbulkan peluang baru. Contoh, adanya musim kompetisi sepak bola,
muncul produk-produk seperti t-shirt yang bergambar piala, pemain sepak
bola favorit, dan lain-lain.
7. Wawasan. Orang yang wawasannya luas, pergaulannya luas dan dia mau
berpikir, maka akan menemukan peluang usaha. Misalnya seseorang yang
sering melihat usaha yang dilakukan di luar negeri (bisa didapatkan dari
media massa atau berkunjung) dan usaha tersebut belum ada di negaranya, ini
merupakan cara untuk mendapatkan peluang usaha.
8. Bahan bacaan. Membaca, selain menambah wawasan dan pengetahuan, juga
bisa menimbulkan gagasan yang mengandung peluang usaha. Bahan bacaan
bisa dari berbagai media. Bila Kita memang sedang berpikir keras mencari
peluang, ketika Kita membaca iklan produk barang atau jasa, ada
kemungkinan Kita mendapatkan peluang usaha.
9. Ide yang muncul tiba-tiba. Kadang kala gagasan bisa muncul tiba-tiba, di
mana saja dan kapan saja. Hampir setiap orang mengalaminya. Tetapi tidak
banyak orang yang bisa mewujudkan gagasan menjadi usaha nyata yang
membawa keuntungan. Kebanyakan orang melupakan ide-ide yang tiba-tiba
muncul, dia tidak bisa melihat bahwa idenya bisa menjadi suatu peluang
usaha.

2.1. Inovasi berbasis peluang bisnis

Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang
dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Suryana (2003)
inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka

6
memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
yang dapat dijadikan sebagai novelty, change, dan advantage”.

Larsen, P and Lewis, A, (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang
sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa inovasi
perusahaan tidak akan dapat bertahan lama karena kebutuhan, keinginan, dan
permintaan konsumen yang selalu berbah. Pada kenyataannya konsumen akan selalu
mencari produk lain yang dapat memenuhi kebutuha dan sesuai dengan nilai yang
mereka inginkan. Untuk dapat menjaga kelangsungan hidup suatu usaha diperlukan
adanya inovasi terus menerus. Inovasi tersebut dapat berupa sesuatu yang berkenaan
dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh konsumen. Meskipun ide
tersebut telah lama ada tetapi suatu ide dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang
baru melihat atau merasakannya.

Pengusaha dapat melakukan berbagai inovasi dalam usahanya untuk menjaga


kelangsungan usaha seperti inovasi dalam bidang produk (barang, jasa, ide, dan
tempat) ataupun inovasi dalam bidang manajemen (proses kerja, proses produksi,
keuangan pemasaran, dll). Menurut Suryana (2014: 75-76) inovasi tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara:

a. Dengan cara penemuan yaitu dengan mengkreasikan suatu produk jasa atau
proses yang belum pernah dilakukan sebelumnya yang juga disebut sebagai
konsep revolusioner.
b. Dengan cara pengembangan yaitu dengan cara pengembangan produk, jasa,
atau proses yang sudah ada sehingga menjadikan aplikasi ide yang telah ada
berbeda.
c. Dengan cara duplikasi yaitu peniruan produk, jasa atau proses yang sudah
ada. Hal ini bukan hanya semata mata meniru melainkan menambah sesuatu
secara kreatif untuk memperbaiki konsep yang sudah ada.
d. Dengan cara sintesis yaitu dengan cara perpaduan konsep dan daktor-faktor
yang sudah ada menjadi formulasi baru.

Keeh, et.al (2007) menjelaskan inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut:

a. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan
layanan baru dari pesaing, dan ini mendorong usaha entrepreneurial untuk

7
bersaing dan sukses. Yang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri
dengan inovasi teknologi baru.
b. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek,
yang artinya bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan
yang baru dalam waktu cepat, dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran
kreatif yang menimbulkan inovasi.
c. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan.
Harapan dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas,
pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen
sebagai pelanggan.
d. Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus
dapat semakin mudah ditiru, dan ini membutuhkan metode penggunaan
produk, proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat
secara kontinyu.

2.2. Pengalaman-pengalaman pengusaha dalam menjalankan dan merintis bisnis berbasis


inovasi.
2.1.1. Andris Wijaya, Contoh Sukses Inovasi Dalam Wirausaha

Menemukan ide lalu menjadikannya sebagai peluang usaha dan akhirnya


sukses menciptakan sumber penghasilan baru buat penemunya memang
sebuah cerita yang tak akan habis dibahas. Selalu saja ada jalan bagi orang
yang berjiwa pengusaha, mereka memikirkan inovasi-inovasi baru yang
bisa diciptakan dengan memanfaatkan produk yang telah ada, produk yang
telah ada dikemas dalam bentuk dan sajian yang berbeda maka akan muncul
produk baru yang berbeda dari produk awalnya.

Sebut saja Andris Wijaya sebagai contohnya. Andris adalah seorang


pengusaha muda asal Garut yang sukses lewat usaha nasi liwet instan hasil
kreasinya. Sebuah usaha yang lahir dari hasil inovasinya dalam
memanfaatkan beras Garut. Bagi Andris, beras sudah bukan barang aneh
lagi dalam kehidupan sehari-harinya, karena sang ayah merupakan seorang
pengusaha beras kenamaan di kota dodol tersebut. Andris Wijaya, Contoh
Sukses Inovasi Dalam Wirausaha.

8
Ditahun 1996, sang ayah yang merupakan seorang pengusaha beras Garut
yang cukup sukses meninggal dunia. Hal ini membuat bisnis keluarga
semakin menurun dan terancam berhenti beroperasi. Ditahun 2003,
Bersama dengan kakaknya, Andris yang saat itu telah bekerja di Jakarta pun
pulang kampung untuk mencoba menghidupkan kembali usaha peninggalan
sang ayah. Pria yang bergelar D3 fakultas teknik energi dari Politeknik ITB
(sekarang Politeknik Bandung) langsung merasakan kerasnya perjalanan
menjadi pengusaha, apalagi tanpa bekal pengalaman sebelumnya. Ia dan
sang kakak yang tidak begitu memahami tentang seluk beluk bisnis beras
mengalami jatuh bangun hingga terlilit utang sebesar 200 juta rupiah. Utang
dengan angka sebesar itu berimbas pada penjualan perusahaan penggilingan
beras yang mana menjadi salah satu harta keluarga yang paling berharga.

nasi-liwet-seribusatuDitengah keterpurukan, Andris mencoba bangkit. Pria


yang kini berusia 34 tahun itu mencoba membuat mesin penggilingan beras
sendiri yang secara perlahan mampu menstabilkan kondisi keuangan
keluarganya. Setelah bisnis keluarganya pulih kembali, Andris tak lantas
berpuas diri namun ia kemudian mencoba berinovasi, yaitu membuat nasi
liwet dari beras Garut dengan nama “seribusatu”. Proses pembuatan dan
penelitian dilakukan selama 6 bulan sebelum dipasarkan secara luas ke
masyarakat luas. Market utama dari nasi liwet instan seribusatu ini sendiri
adalah para wisatawan yang mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Bisnis yang didirikan ditahun 2011 itu cepat berkembang. Dari awalnya ia
dan 3 orang pegawainya hanya mampu memproduksi 50 pak nasi liwet per
hari, kini bisa memproduksi lebih dari 2.000 pak yang dibantu oleh 60
orang karyawan. Rasanya pun beragam, ada rasa original, pete, jengkol,
cumi, teri dan jambal yang mana tersedia dalam 2 ukuran, yakni 250 serta
500 gram.

Pemasaran nasi liwet pun kini tidak hanya di Garut saja, melainkan sudah
menyentuh sebagian besar kota di Indonesia bahkan hingga ke Amerika
Serikat. Maklum saja, nasi liwet tersebut sangat praktis dan proses
pembuatannya jauh lebih cepat dari nasi liwet yang aslinya. Berkat

9
prestasinya ini Andris mendapat penghargaan sebagai pemenang kategori
bidang pangan dalam “Anugerah Inovasi Jawa Barat Award” di tahun 2012.
2.1.2. Sayurbox Indonesia

Sayurbox merupakan sebuah platform online yang mengusung konsep


bisnis farm-to-table yang menyediakan bahan segar dan produk sehat
berkualitas langsung dari petani dan produsen lokal Indonesia. Gaya hidup
sehat telah mendorong munculnya permintaan pasar akan produk makanan
sehat. Hal ini yang melatarbelakangi munculnya bisnis di bidang produk
makanan terutama sayur, buah-buahan organik, dan daging segar.

Merasa prihatin dengan kehidupan petani yang sudah bekerja keras tetapi
penghasilan dari penjualan produk taninya tidak seberapa memunculkan ide
bagi Amanda Susanti untuk mendirikan Sayurbox. Ide itu muncul saat
lulusan Program Manajemen di University of Manchester, Inggris, ini
bertemu dengan seorang petani singkong bernama Misto pada 2016. Kala
itu, Misto menjual hasil panennya kepada pedagang desa setempat tetapi
omsetnya dari hasil bertani tersebut terbilang rendah.

Amanda pun pernah mengelola kebun sendiri di daerah Parungkuda,


Sukabumi, Jawa Barat. Ketika itu, ia kerja bareng dengan para petani. Ia
juga merasakan petani susah mencari akses langsung untuk menjual produk
ke konsumen. Selain itu, wanita kelahiran Jakarta 22 Juni 1990 ini melihat
mata rantai antara petani dan konsumen sangatlah panjang. Akibatnya,
harga produk pun menjadi mahal, terutama produk pertanian organik.
Sementara kesejahteraan petani masih jauh dari yang diharapkan. Ia juga
ingin masyarakat di kota besar seperti Jakarta bisa makan produk organik
yang lebih sehat dalam keadaan segar dengan harga yang bagus. Itu
sebabnya, Amanda menggandeng para petani untuk mulai mencari celah
menjual hasil pertanian organik secara langsung ke restoran dibandingkan
menjual ke pedagang setempat. Ia pun mulai membangun bisnis dengan
membuat Sayurbox, sebuah platform digital (market place) yang
menghubungkan langsung konsumen dengan petani melalui website dan
aplikasi yang bisa diunduh konsumen.
10
Sayurbox melakukan pendekatan dengan cara tetap membangun kerjasama
ke petani lokal sebagai mitra dan juga Sayurbox bertanggungjawab
memberikan edukasi agar para petani mampu menghasilkan produk dengan
kualitas yang unggul. Selain mengedukasi cara menghasilkan produk
dengan kualitas yang unggul, Sayurbox juga mengedukasi para petani untuk
lebih dekat dan familiar dengan gadget sebagai media pendekatan sosial
dengan konsumen sehingga dapat memperlancar usaha mereka, Sayurbox
juga melakukan edukasi mengenai packaging produk agar dapat menjaga
kepercayaan dari konsumen.

Dalam proses pemilihan petani lokal/mitra, Sayurbox awalnya terjun ke


lapangan untuk mencari dan membidik para petani yang bersedia untuk
menjadi mitra. Sayurbox memiliki standar dan parameter tertentu dalam
pemilihan mitra seperti, bagaimana proses penanaman yang dilakukan,
pemanenan produk yang bebas pestisida, memiliki sertifikat organik, dan
bagaimana proses pendistribusian produk yang biasanya dilakukan petani
kepada konsumen.

Nilai lebih lainnya dibandingkan supermarket atau pasar: produk yang


dijajakan Sayurbox diklaim lebih segar karena dipetik langsung dari lahan
petani yang dipanen setiap hari sehingga tidak melewati banyak rantai
distribusi. Selain itu, saat penanamannya tidak memakai banyak pestisida
sehingga produknya tidak tahan lama. Makanya, pihaknya harus pintar-
pintar dalam managing cycle agar lebih efisien bisa sampai ke konsumen
dengan baik.

Amanda tak sendiri dalam membangun Sayurbox, tetapi bermitra dengan


Rama Notowidigdo dan Metha Trisnawati. Saat awal berdiri, Sayurbox
hanya menggunakan Instagram dan WhatsApp untuk menawarkan
jualannya. Awalnya, ditawarkan ke keluarga dulu, kemudian ke teman dan
ibu-ibu. Dari situ, kemudian tersebar dari mulut ke mulut. Lalu, ketika
melihat permintaan pasar di Instagram meningkat, Sayurbox membuat situs

11
web. Dan, ketika kemudian pesanan meningkat lagi, akhirnya Amanda
meluncurkan aplikasi.

Saat ini, Sayurbox telah melayani lebih dari 8 ribu konsumen di area
Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok, dan jumlah ini terus bertumbuh
setiap bulannya dan sudah menawarkan 300 jenis sayuran dan buah-buahan
dan sudah memiliki 50 mitra petani yang bergabung dengan Sayurbox.
Dengan model bisnis farm-to-table yang ditawarkan oleh Sayurbox ini
dapat dan mampu menarik perhatian sejumlah investor. Setelah setahun
berdiri, Sayurbox berhasil menjadi wakil Indonesia dalam kompetisi startup
Seedstars World, menjadi yang terbaik dari 8 perusahaan pilihan setelah
kurasi ratusan aplikasi. Sayurbox pun turut berpartisipasi dalam Konferensi
Regional Seedstars Asia di Bangkok pada November 2017 serta Seedstars
Global Summit di Swiss pada April 2018.

Dalam pandangan Handito Joewono, CEO Arrbey Consulting, kehadiran


Sayurbox tetap menjadi ide yang bagus, menarik, dan bermanfaat. Hanya
saja, memang karena saat ini kompetisi untuk startup di bidang logistik dan
perdagangan sudah makin banyak, dibutuhkan bisnis model yang
komprehensif. Bisnis model yang tidak sekadar menawarkan kemudahan
transaksi, baik buat pemasok maupun konsumen, tetapi juga sebenarnya
membutuhkan kelengkapan mekanisme pelayanannya.

2.1.3. KaIND (Kain Indonesia)

Profil KaIND (Kain Indonesia)

KaIND (Kain Indonesia) adalah brand lokal Indonesia yang dimulai di


penghujung tahun 2014 dengan visi menghadirkan tampilan segar Batik
Pasuruan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Brand ini diinisiasi
oleh Melie Indarto dengan kreativitas dan tim yang handal untuk
meningkatkan standar dominasi industri tekstil dengan mengembangkan
keterampilan masyarakat lokal dalam teknik tenun tangan, batik tulis
tangan, dan pewarnaan alami. UMKM ini fokus dalam membuat produk

12
buatan tangan yang mengeksplorasi dan mengekspresikan simbol ikonik
seperti Gunung Bromo, Pasir Berbisik, Krisan, Aglaonema, Asoka dan
Tuberose ke dalam syal tenunan tangan, bersama dengan koleksi rumah dan
pakaian yang disajikan dalam warna-warna lembut dengan pewarna alami
untuk menjaga dan untuk mengadvokasi sebagai merek yang sadar
lingkungan di era ini.

Dengan keunikan tersebut KaIND juga memiliki beberapa nilai yang


dibawa dalam seluruh kegiatannya yaitu

 MENGHARGAI ALAM : Dengan kesadaran lingkungan melalui


penciptaan desain dan proses yang mempertahankan pendekatan
eco-frienly terhadap alam dan ekosistem juga.

 PEMBERDAYAAN LOKAL : KaIND didukung dengan semangat,


kreativitas, dan orang-orangnya melalui pemberdayaan pengrajin-
pengrajin tenun, batik, dan petani ulat sutra. Perpaduannya banyak
pihak dalam proses ini secara bahu membahu telah membawa hal
yang lebih besar dalam perjalanannya.

 PERDAGANGAN YANG ADIL : Nilai penting KaIND adalah


komunitas dan seni. KaIND terus mengembangkan individu untuk
mempertahankan kualitas pengerjaan terbaik mereka, karena KaIND
bertujuan untuk memungkinkan mereka berkontribusi untuk tujuan
yang baik.

 TETAP DALAM NILAI-NILAI YANG DIBAWA : Tenun Batik


dan ATBM akan selalu ada di jantung KaIND. Menjaga keaslian
tenun tangan dan pamor batik pewarna alam. KaIND terus
berkembang untuk menghargai warisan Indonesia.

 KEPEMIMPINAN ETIS : Di lokakarya KaIND, kerja tim adalah


tentang kemampuan untuk mengekspresikan dan berjalan di atas
semangat. KaINS menghargai keterusterangan, kepercayaan, dan

13
kerja sama di antaranya, serta berharap dapat menginspirasi orang
dan membuat dampak signifikan bagi kehidupan mereka.

Pengalaman Melie Indarto sebagai salah satu pebisnis berbasis Inovasi


bersama komunitas melalui UMKM brand KaIND

Akhir 2014, Melie Indarto yang semula bekerja di majalah fesyen ternama
di Jakarta, memilih untuk kembali ke kampung halamannya, Pasuruan. Ia
harus melanjutkan bisnis keluarganya di bidang konstruksi.

Setelah selesai dengan rutinitas pekerjaannya, Melie sering menyempatkan


diri untuk berkeliling dan blusukan ke desa-desa yang belum pernah ia
kunjungi di seputaran Pasuruan, di antaranya Desa Wonorejo dan Desa
Darmajati yang terkenal sebagai sentra tenun dan batik di Kabupaten
Pasuruan.

Dalam kesempatan tersebut ia menemukan para penenun dan pembatik


tradisional yang usahanya terancam lantaran tidak memiliki penerus.
Setelah mendengarkan keluh kesah dari para penenun dan pembatik yang ia
kunjungi, Melie merasa tersentuh dan memutuskan untuk membantu para
perajin ini memasarkan dan mendesain produk-produknya agar memiliki
kesan modern dan memicu regenerasi yang disambut baik oleh para
penenun dan pembatik. Selama dua tahun, Melie berkolaborasi dengan para
perajin tradisional di Pasuruan hingga pada 2017, ia resmi meluncurkan
jenama wastra tradisional ‘Kaind’.

Selain membantu pemasaran produk-produk wastra dari para perajin di


Pasuruan, Melie juga rutin mengajak anak-anak muda Pasuruan untuk
belajar membatik.

Melie juga aktif melakukan pendampingan kepada beberapa kelompok


petani ulat sutra di Desa Lawang, Pasuruan hingga pada paruh akhir 2018,
para petani ulat sutra di Desa Lawang pun dapat meningkatkan kuantitas
produksinya. Ulat sutra yang dibudi dayakan adalah ulat sutra jenis “eri”
yang tidak memerlukan treatment khusus seperti jenis ulat sutra lain. Ulat

14
sutra jenis ini dipilih karena lebih mudah budi dayanya dan lebih tahan
sehingga risiko kegagalan berkurang.

Melalui Kaind, Melie berusaha untuk mengangkat kembali eksistensi


kesenian budaya tenun dan batik asli Pasuruan. Saat ini telah ada sekitar
200 perajin dan petani ulat sutra yang tergabung dalam ekosistem produksi
Kaind, yang rata-rata para perajin tersebut ialah kaum ibu yang menjadi
tulang punggung keluarga. Produk-produknya juga telah menembus pasar
global seperti Jepang, Singapura, Malaysia, hingga pasar Eropa.

15
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berbicara tentang bisnis tidak lepas dari inovasi, inspirasi dan peluang . Dalam
berwirausaha dibutuhkan ketiga point tersebut. Dengan inovasi, terjadi kedinamisan
selera konsumen dan membantu kita untuk memanage kembali bidang-bidang yang
dianggap perlu untuk perbaikan sebagai hasil dari inovasi . Ada beberapa macam
inovasi yang bisa dilakukan tapi keberhasilan suatu inovasi tentunya tidak lepas dari
proses inovasi itu sendiri.
Sedangkan inspirasi bisnis melatar belakangi munculnya ide bisnis yang
tentunya akan menentukan keberhasilan suatu usaha atau bisnis. Inspirasi
memberikan seseorang semangat dan dorongan untuk melakukan sesuatu. Bagaimana
cara mencari inspirasi?  Mencari inspirasi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Cara
Ini didapat tentunya tergantung dari individu yang bersangkutan.
Peluang dalam bisnis atau usaha merupakan hal yang harus dimanfaatkan.
Peluang merupakan kesempatan yang pasti, bisa didapatkan wirausahawan dengan
mengandalkan potensi diri. Ide dari peluang usaha ini biasanya muncul dari hobi atau
bidang yang kita tekuni. Selain hal tersebut, ide peluang usaha bisa muncul dengan
beberapa cara sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2014. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Hadiyati,Ernani. 2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha
Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13(1), 8-16.
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18240/18108
2013. Andris Wijaya Contoh Sukses Inovasi dalam Wirausaha. Wartausaha.
http://wartawirausaha.com/2013/10/andris-wijaya-contoh-sukses-inovasi-dalam-
wirausaha/#ixzz6FEtMDV8L
2019. Sayurbox Indonesia-Kiat Amanda Kembangkan Sayurbox. Youngster Inc.
https://swa.co.id/youngster-inc/youngsterinc-startup/kiat-amanda-kembangkan-
sayurbox
KaIND (Kain Indonesia). Our Stpry.Kaind.id
https://kaind.id
Pradana, Bagus. 2020.Melie indarto.mengangkat Wastra Tradisi.media Indonesia
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/355530-melie-indarto-mengangkat-wastra-
tradisi

17

Anda mungkin juga menyukai