Anda di halaman 1dari 5

Kelompok Seni Budaya

1. Pelangi Manisha ( 21 )
2. Putri Athaya ( 22 )
3. Relung Cinta ( 24 )
4. Seli Saidah ( 28 )
5. Sultan Hasibuan ( 31 )
Kritikan Terhadap Sheila On 7

Jika Bandung mempunyai ST 12, maka Yogyakarta mempunyai Sheila On 7. Sheila on 7 adalah
grup musik pop rock Indonesia asal Yogyakarta. Didirikan oleh sekelompok pelajar SMA, grup musik
ini sekarang beranggotakan Akhdiyat Duta Modjo (Duta), Eross Candra (Eross) dan Adam Muhammad
Subarkah (Adam) setelah beberapa kali mengalami perubahan formasi dan pergantian personil.

Mereka telah beberapa kali berganti lineup sejak dibentuk pada 6 Mei 1996. Formasi
pertama mereka terdiri dari Akhdiyat Duta Modjo (juga dikenal sebagai Duta, vokal), Saktia "Sakti"
Ari Seno (gitar), Eross Candra (gitar), Adam Muhammad Subarkah (bass) dan Anton Widiastanto
(drum). Anton dikeluarkan pada tahun 2004 sementara Sakti hengkang pada tahun 2006. Keduanya
meninggalkan formasi pertama Sheila on 7. Selanjutnya, Brian Kresna Putro bergabung sebagai
drummer tetap menggantikan Anton, drummer sebelumnya. Namun, setelah 18 tahun bersama
Sheila on 7, pada akhirnya Brian juga dikeluarkan pada tahun 2022. Sheila on 7 juga merupakan band
pertama di Indonesia dengan 3 album pertama mereka terjual lebih dari 1 juta kopi di Indonesia.

Sheila On 7 dikenal sebagai grup dengan pemegang chart tertinggi di kancah music
Indonesia, hal ini lantaran banyak karya music yang dikeluarkan oleh grup ini selalu masuk chart
Rowling Stone Indonesia dan bahkan pernag memasuki billboard negara Malaysia di posisi no 1.
Sampai sekarang, Sheila on 7 diperkirakan telah menjual lebih dari 8 juta kopi album di Indonesia.
Perjalanan Karir Sheila On 7 di bidang music Indonesia

Pada awalnya, Sheila On 7 adalah sekumpulan anak-anak sekolah dari beberapa SMA di
Yogyakarta. Formasi Pertamanya adalah Duta (vokal) yang berasal dari SMA Negeri 4, Adam (bass)
dari SMA Negeri 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah 1, Sakti (gitar) dari SMA De Britto dan
Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Mereka sepakat untuk membentuk sebuah band dan
membawakan lagu-lagu dari grup musik Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N' Roses dan lain-lain. Pada waktu
itu juga, mereka telah memiliki beberapa lagu-lagu original karya mereka sendiri dan mereka
mencoba untuk memperkenalkan dan membawakan lagu-lagu tersebut dengan penuh rasa percaya
diri di berbagai pentas. Berawal dari Adam dan Sakti yang memiliki band bernama "W.H.Y Gank"
mengajak Duta ikut latihan band mereka untuk menjadi vokalis. Duta dipilih berbekal cerita Adam
bahwa Adam dan Duta merupakan langganan pengisi acara 17 Agustus di komplek perumahan
mereka, Duta menyanyi dan Adam bermain gitar akustik.

Setahun berselang setelah "W.H.Y Gank" sempat vakum beberapa waktu, berkenalanlah
mereka dengan Eross (kelak menjadi gitaris mereka). Mereka berempat kemudian memutuskan
untuk memulai sebuah band baru dan bertemulah mereka dengan Anton, drummer yang dikenalkan
oleh Eross pada saat latihan pertama band ini di studio. Setelah latihan pertama selesai inilah mereka
memutuskan untuk menamakan band ini dengan nama "Sheilagank", dan menjadikan tanggal 6 Mei
1996 sebagai hari lahir mereka.

"Sheilagank" sempat malang melintang di pensi-pensi dan festival band SMA se-Jateng DIY
selama kurang lebih 2 tahun, hingga pertengahan tahun 1998 akhirnya mereka mendapatkan
"kontrak rekaman" pertama mereka dengan pihak label Sony Music Entertainment Indonesia.
Mereka kemudian mengubah nama band mereka menjadi "Sheila On 7". Nama "Sheilagank"
kemudian digunakan sebagai sebutan bagi pendengar setia karya-karya mereka. "Sheila" sebenarnya
diambil dari nama teman SMA Eross yang juga adalah teman SD Adam dan Duta. Awalnya, saat
pertama kali Adam dan Eross berkenalan dulu, Adam memanggil Eross dengan panggilan "temannya
Sheila ya ?!", dan Eross pun menjawab "kamu temannya Sheila juga ya ?!", sehingga nama tersebut
sering kali disebut dalam perbincangan mereka. Sedangkan "On 7" maksudnya adalah "pada 7 nada
yaitu do-re-mi-fa-sol-la-si". Sehingga nama "Sheila On 7" kira-kira artinya adalah teman-temannya
"Sheila" yang memainkan 7 nada atau memainkan musik.

Sejak awal mulanya di kancah musik Indonesia, Sheila On 7 telah menorehkan banyak
prestasi, termasuk menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik lebih dari
1 juta kopi, 3 album berturut-turut. Lewat kesuksesan album perdana Sheila On 7 (1999), disusul 2
album lainnya yang meledak di pasaran, Kisah Klasik Untuk Masa Depan (2000) dan 07 Des (2002).
Pada tahun 2003, mereka merilis soundtrack film pertama mereka OST. 30 Hari Mencari Cinta yang
berhasil terjual lebih dari 600.000 kopi dan disusul dengan album keempat Pejantan Tangguh (2004),
meskipun tidak sesukses 3 album pertama yang penjualannya mencapai jutaan, album ini mampu
terjual lebih dari 450.000 kopi. Karena kesuksesan itu, mereka juga memiliki pendengar setia di
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Atas prestasi dan pencapaiannya dengan 3
album terlarisnya, membuat Sheila On 7 sempat diberi julukan sebagai "million copies band" (band
sejuta kopi).

Akhir tahun 2003, Sheila On 7 mengisi soundtrack untuk film 30 Hari Mencari Cinta dan
merilis album soundtrack OST. 30 Hari Mencari Cinta dengan hits single "Melompat Lebih Tinggi" dan
"Berhenti Berharap". Dalam album ini, berisi 4 lagu baru dan 6 lagu lama yang diubah versi lain. Pada
tahun 2004, Sheila On 7 merilis album keempat Pejantan Tangguh. Berbeda dengan album ketiga 07
Des, yang mengandalkan alat musik gesek (string section dan orkestra). Dalam album keempat ini,
Sheila On 7 mengandalkan alat musik tiup (brass section). Di tahun 2006, Sheila on 7 terpilih sebagai
salah satu pengisi album Voices from the FIFA World Cup dengan hits single yang berjudul
"Pemenang". Sayangnya lagu ini hanya untuk rilisan di Indonesia dan Malaysia saja. Lagu
"Pemenang" menjadi "theme song" dari Piala Dunia 2006.

tepatnya pada tahun 2007 Eross bersama Brian dan 2 personil lain yaitu Helmi (vokal) dan
Alam (bass) membentuk side project yaitu grup band Jagostu yang terkenal lewat hits single "Ampun
DJ" dan "Mau Tak Mau". Pada tahun 2008, Sheila On 7 merilis album keenam Menentukan Arah.
Album ini merupakan album lanjutan dari album sebelumnya 507 yang telah dirilis pada tahun 2006.
Album ini disebut sebagai album kembalinya Sheila On 7 ke panggung hiburan setelah marak berita
perpecahan dikarenakan beberapa personelnya memiliki kesibukan masing-masing. Dengan dirilisnya
single "Betapa" usai sudah penantian para penggemar Sheila on 7. Hits Single ini dirilis dalam format
RBT dan disusul pemutaran di radio dan TV. Album ini menjadi album pertama Sheila on 7 yang
seluruh proses pembuatannya dikerjakan oleh mereka sendiri. Sheila on 7 juga memperkenalkan logo
terbaru mereka di album ini.

Album debut self titled mereka Sheila On 7 (1999) menduduki peringkat #33 dan masuk ke
dalam 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia pada tahun 2007. Majalah
ini juga mencantumkan lagu-lagu seperti "Dan" (#29) dan "Melompat Lebih Tinggi" (#147) pada "150
Lagu Indonesia Terbaik" versi majalah Rolling Stone Indonesia pada tahun 2009.

Sheila On 7 merilis album ketujuh Berlayar. Bukan merupakan "sekuel" dari album
sebelumnya meskipun ada konjungtifitas judul di antara keduanya, Menentukan Arah (2008) dengan
Berlayar (2011). Dan selalu ada 1 hal yang menjadi ciri khas : musik mereka kaya. Kalau dahulu biola
atau orkestra biasanya menjadi elemen tambahan yang mengiringi hampir keseluruhan lagu, di
album Berlayar ini mereka memberi kesegaran baru dengan menambah sentuhan perkusi. Salah
satunya seperti di lagu "Have Fun", walaupun didominasi irama medium beat yang ngerock tetapi
tabuhan tabla di lagu ini membuatnya sangat terdengar catchy dan benar-benar bisa bikin have fun.
Judul berikutnya "Pasti Ku Bisa" yang menjadi single andalan kedua mereka. Gitar Eross yang
melodis, petikan bass Adam yang dalam, suara hangat Duta yang renyah dan gebukan drum Brian
yang ritmik memiliki keunikan tersendiri sehingga menghasilkan harmonisasi irama khas Sheila On 7
(lebih dikenal dengan istilah "Sheila Music") yang sampai sekarang pun sepertinya cuma mereka
satu-satunya band yang memiliki "genre" ini. Keistimewaan lain, di album ini ada 2 lagu baru dalam
bahasa Inggris, "On The Phone" dan "Perfect Time" yang memberi kesan berbeda, sekali lagi, di
tengah dominasi pasar dengan band-band yang beraliran sama album "Berlayar" ini terdengar fresh
dan menjadi pembeda sehingga layak diganjar sebagai "Best Album" dalam Polling Musik Hai 2011.

Setelah sempat dilanda ketidakpastian, akhirnya album kedelapan Musim Yang Baik resmi
dirilis 10 Desember 2014. Album ini menjadi album kedelapan sekaligus album terakhir Sheila On 7
bersama Sony Music Entertainment Indonesia. Lagu "Lapang Dada" menjadi lagu utama dalam
album ini. Berisi 10 lagu yang semuanya baru, yang dimana semua personel Sheila On 7
menyumbang lagu dalam porsi yang sama di album ini (kecuali Brian). Eross sebagai gitaris yang
tetap menyumbang lagu terbanyak dengan 4 lagu sedangkan Adam dan Duta masing-masing
menyumbang 3 lagu.
Lagu Sheila On 7 mendapat kecaman di negeri Jiran

Sheila On 7 adalah grup musik yang populer di Indonesia. Ternyata tidak hanya di Indonesia
karena lagu-lagu Sheila On 7 juga berhasil membius pecinta musik di Malaysia . Buktinya album-
album Sheila On 7 laris manis. Band asal Yogyakarta itu pun kerap melakukan konser di Malaysia.

Band beranggotakan Duta, Eros, Adam, dan Brian meluncurkan album 07 Des pada tahun
2002 lalu. Salah satu lagu yang cukup terkenal dalam lagu itu berjudul “Seberapa Pantas”. Lagu itu
ternyata sempat menuai kontroversi di Malaysia. Apa penyebabnya? Bukannya Sheila On 7 banyak
penggemar di sana.

Kabarnya kata “celakanya” dianggap tidak pantas untuk diucapkan karena dianggap kasar dan
seperti kata umpatan. Meski memiliki kesamaan bahasa Melayu, tapi tetap saja artinya tetap
berbeda. Setelah menuai kontroversi para personel Sheila On 7 pun memutar otak.

Mereka berkonsultasi dengan pihak label rekaman Sony Music Indonesia dan memutuskan
untuk mengganti lirik “celakanya” dengan kata-kata lain yang lebih pantas dan bisa diterima publik
Malaysia. Kata yang dipilih untuk menggantikan lirik itu adalah “oh sayangnya”.

Hal itu dilakukan semata-mata untuk membuat penggemar Sheila On 7 di Malaysia bisa
menerima lagu itu. Akhirnya keputusan mengganti lirik adalah sebuah hal cerdas. Buktinya nama
Sheila On 7 semakin berkibar di Malaysia. “Terpaksa akhirnya lirik aku ganti dengan “oh sayangnya”,”
ujar Eros.

Kritikan terhadap lagu Sheila On 7

Meskipun banyak lagu dan karyanya yang dinikmati oleh generasi tua maupun muda, bukan
berati lagu dari Sheila On 7 tidak mendapatkan kritikan. Kritikan ini bermunculan Ketika album ke 3
nya yang dinilai lagu senang atau happy namun dibawakan oleh Sheila On 7 sebagai lagu sedih atau
senduh.

Banyak fans dari Sheila On 7 yang menyayangkan kjadian ini, dikarenakan lagu yang
seharusnya dibawakan senang dan party namun dibawakan sedih atau senduh.

Sheila On 7 pun menegaskan bahwa masik dan cara penyampaian lagu tersebut bebas dalam
mengekspresikan nya, karena menurutnya setiap orang berhak dan bebas dalam membuat lagu dan
bagaimana cara menyampaikan isi lagu tersebut.

Sheila On 7 ingin menunjukan kepada para pendengar lagunya bahwa setiap orang bebas
dalam mengekspresikan sebuah seni music. Walaupun seperti itu lagu Sheila On 7 berhasil diterima
para pecinta masik di Indonesia bahkan di nagara Malaysia. Lagu lagunya bahkan slalu dikenang oleh
generasi zaman sekarang sebagai grup senior di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai