Perpulungenta Purba Nim 2212008 Uas MK K3
Perpulungenta Purba Nim 2212008 Uas MK K3
NIM : 2212008
Mata Kuliah : K3 AGRO INDUSTRI
b) Pengertian (K3)
Defenisi K3 adalah suatu bidang yang terkai dengan Kesehatan keselamatan, dan
kesejahtraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
Pengertian K3 secara filosofi : suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan Makmur.
Pengetian K3 secara ilmiah : dalam ilmu pengetahuan dan penerapan K3 adalah usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Jadi dapat
disimpulkan bahwa K3 adalah suatu upaya guna meperkembangkan Kerjasama saling
pengertian dan partisipasi efek dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerjadalam
tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban Bersama bidang
keselamatan Kesehatan dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi.
c) Dasar hukum penerapan (K3) ditempat yang baru
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun
1996 tentang system Manajeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Selain Undang-Undang di atas, peraturan lain yang mengatur K3 adalah
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesesatan, Undang-Undang
No.13tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain itu, pemerintah juga
mengeluarkan peraturan sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-Undang
tersebut.
Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamtan Dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
d) Tujuan K3
Untuk melindungi tenaga kerja atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahtraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional (UU No.
1 Tahun 1970).
e) Penyebab kecelakaan kerja
Setiap kecelakaan selalu ada penyebab yang tidak diketahui atau direncanakan
sebelumnya. Hasil study memperlihatkan grafik proporsi penyebab kecelakaan yang
disebabkan oleh Tindakan karyawan tidak aman (88%), kondisi kerja tidak aman
(10%), dan diluar kemampuan manusia (2%). Grafik tersebut diperoleh dari hasil
statistik tentang kecelakkan pekerjaan pada perusahaan industry secara umum tidak
hanya industry pertambangan. Hasil tersebut memperlihatkanbahwa manusia sebagai
penyebab terbesar kecelakaan.
1. Ringkas
Memilah barang-barang antara yang perlu dan tidak perlu dengan membuat suatu
kriteria untuk menghilangkan atau merelokasi barang-barang yang tidak diperlukan.
Hasil yang diharapkan yaitu penghematan area atau persentasi area kosong.
2. Rapi
Menentukan jenis penyimpanan dan layout untuk memastikan setiap orang dapat
mengakses dengan mudah. Dalam penerapannya, diperlukan penyimpanan secara
fungsional, membuat tempat untuk setiap barang dan meletakkan semua pada
tempatnya serta penandaan pada tempat atau barang. Hasil yang diharapkan yaitu
dapat menghemat waktu untuk mencari lokasi barang dan penanganan material.
3. Resik
Membersihkan sampah, kotoran, debu dan benda-benda asing. Membersihkan sebagai
suatu bentuk dari pemeriksaan untuk menemukan permasalahan. Hasil yang
diharapkan yaitu pengurangan waktu rusak mesin, jumlah kecelakaan, dan jumlah
adanya defect atau kontaminasi.
4. Rawat
Membuat standar-standar untuk tempat kerja yang bersih dan rapi serta cara untuk
menjaganya dalam bentuk suatu prosedur. Dalam penerapannya, diperlukan
mengidentifikasi secara dini masalah beserta tindakan awal, pengendalian visual, dan
pemberian kode tertentu. Hasil yang diharapkan yaitu tidak adanya kondisi abnormal.
5. Rajin
Setiap orang patuh terhadap aturan dan membuatnya sebagai kebiasaan. Dalam
penerapannya, diperlukan partisipasi setiap pekerja dan pemeriksaan atau audit rutin
untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Hasil yang diharapkan yaitu adanya
keterlibatan dan peningkatan moral semua pekerja.
h) Apa yang kamu ketahui tentang rambu-rambu ditempat kerja dan pengertiannya.
Peran Rambu K3
Mengingatkan pekerja dari potensi bahaya dan bagaimana menghindari bahaya yang
terdapat di area kerja.
Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat.
Membantu pekerja atau penghuni gedung lainnya saat proses evakuasi dalam keadaan
darurat.
Poin plus saat audit K3, membantu perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi ISO,
OHSAS, dll.
Warna Rambu K3
Warna dapat membantu pekerja menentukan klasifikasi bahaya di area kerja. Warna rambu
K3 juga akan membantu mengarahkan pekerja terkait tindakan yang harus mereka lakukan
sesuai warna rambu
yang mereka lihat. Berikut ragam warna yang terdapat dalam rambu K3 berdasarkan standar
internasional:
Bahaya Listrik
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
Construction Area
Source: safetysign.co.id
1. One panel sign: rambu didesain satu panel dengan mencantumkan teks atau
piktogram/simbol saja.
Telepon Darurat
Source: safetysign.co.id
2. Two panel sign: rambu didesain dua panel dengan mencantumkan teks dan piktogram/
simbol atau teks berisi kata kunci dan teks sebagai penjelas (harus memasukkan informasi
berupa tipe bahaya, konsekuensi dan pernyataan untuk menghindari bahaya tersebut).
Source: safetysign.co.id
Source: safetysign.co.id
2.Seburtkan pengertian dari
a.Kesehatan kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas kecelakaan
kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi
produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal
II ,Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat Kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani ,rohani maupun social,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan Kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
b.Pengertian keadaan darurat
Keadaan Darurat adalah suatu keadaan tidak normal, tidak terkendali, yang berpotensi
menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang meliputi kebakaran, kecelakaan, gangguan
teknis, gempa bumi dan bencana lainnya sehingga dapat menimbulkan bahaya atau dapat
mengancam jiwa, yang memerlukan tindakan yang cepat untuk melindungi orang – orang,
bangunan maupun peralatan dan lingkungan dari segala kerusakan.
c.Pengertian api
Definisi Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur
yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya.
d.Pengertian kebakaran
Kebakaran adalah nyala api, baik kecil maupun besar, pada tempat yang tidak
dikehendaki, bersifat merugikan, biasanya sulit dikendalikan. Api terjadi karena adanya
persenyawaan dari 3 unsur, yaitu: Sumber panas, dapat berasal dari energi elektron, sinar
matahari, reaksi kimia, dan sebagainya.
Perlengkapan ini berfungsi untuk melindungi kepala dari pukulan, benturan, atau cedera
kepala yang disebabkan kejatuhan benda keras. Alat pelindung kepala juga melindungi
kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia, maupun suhu ekstrem. Jenis alat
pelindung kepala yaitu helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, dan
pelindung rambut.
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari bahaya paparan bahan kimia, seperti
amonium nitrat, gas, dan partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil,
panas, atau uap.
Alat pending mata dan muka yang umum digunakan, yaitu kacamata khusus
atau spectacles dan goggles. Sedangkan alat pelindung muka adalah tameng muka (face
shield) atau full face masker yang menutupi seluruh bagian wajah.
Sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff) adalah jenis dari alat pelindung
telinga. Fungsinya untuk melindungi telinga dari kebisingan atau tekanan yang disebabkan
oleh bising terus-menerus atau dentuman alat keras.
Alat ini berfungsi melindungi organ pernapasan dengan menyalurkan udara bersih atau
menyaring zat atau benda berbahaya, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur),
debu, kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu. Dengan mengenakan alat pelindung saluran
pernapasan, zat asing tidak terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Jenis alat pelindung saluran
pernapasan, di antaranya:
Masker
Respirator
Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan oksigen.
Tangki selam dan regulator, untuk pekerja di dalam air.
Kaki juga harus terlindungi dari benturan atau tertimpa berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, serta terpeleset karena permukaan lantai
yang licin. Jenis yang digunakan berupa sepatu karet (boots) dan safety shoes.
7. Pakaian Pelindung
Alat pelindung diri ini berfungsi melindungi tubuh dari suhu panas atau dingin yang ekstrim,
paparan api dan benda panas, percikan bahan kimia, uap panas, benturan, radiasi, gigitan atau
sengatan binatang, serta infeksi virus, jamur, dan bakteri. Jenis yang digunakan yaitu rompi
(vests), celemek (apron atau coveralls), jaket, dan pakaian terusan (one piece coverall).
Sabuk tali keselamatan digunakan untuk membatasi gerakan pekerja supaya tidak jatuh atau
terlepas dari posisi aman. Alat ini digunakan untuk pekerja yang aktivitasnya di ketinggian
atau dalam ruangan yang sempat di bawah tanah.
9. Pelampung
Pekerja yang aktivitasnya di permukaan air memerlukan alat pelindung diri ini supaya bisa
mengambang dan tidak tenggelam. Jenis yang digunakan yaitu life jacket atau life vest.
Perlu diketahui, pastikan kamu mendapatkan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaan
yang dijalani (jika berbahaya). Dan ketika mendapat alat pelindung diri untuk bekerja, wajib
dikenakan agar keselamatan di tempat kerja terjaga.
5.Apa yang dimaksud dengan masalah Kesehatan kerja pada masyarakat agro industry
a) siapa siapa saja yang disebut masyarakat agro industry adalah yang disebut
masyarakat agro industri adalah semua perusahaan, agen dan institusi yang
menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian
untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen.
b) sebutkan jenis jenis penyakit akibat kerja
Menurut karakteristik adalah :
1. General disease, contohnya mual, muntah, pusing, batuk, dll.
2. Work related disease, contohnya low back pain.
3. Occupational disease, contohnya penyakit byssinosis.
4. Menurut jangka waktu
5. Penyakit akut, contohnya keracunan makanan.
6. Penyakit kronis, contohnya keracunan pestisida
6.Sebutkan contoh contoh jurnal dan tahapan tahapan apa saja yang harus dikerjakan/ tidak
boleh sama judulnya masing masing mempunyai ide bab probelma tetap dari instansi/ instansi
temapt kerja masing-masing.
Contoh: Jurnal K3 dengan judul : Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Guna
Meningkatkan Mutu Pelayanan Di Puskesmas Juhar :
Latar Belakang
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan ditingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya, dengan mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung. Dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sering kali menjadikan tenaga kesehatan terpapar bahaya
biologi yang terkandung didalam darah atau terkandung didalam cairan tubuh yang berasal
dari pasien yang mereka tangani. Bahaya tersebut dapat menimbulkan permasalahan
kesehatan bagi pekerja kesehtan dan dapat beresiko mengalami penyakit bahkan juga
kematian.
Didalam suatu aktivitas kerja pasti terdapat risiko yang membahayakan yang bisa
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, maka diperlukannya penerapan
Kesehatan dan keselamatan kerja yang menjadi persyaratan wajib untuk dilaksanakan di
puskesmas. Hal tersebut dapat terjadi karna kurangnya kesadaran bagi pekerja dan kualitas
dan keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang masih lalai dan
meremehkan resiko kerja, dan tidak menggunakan alat pengaman yang tersedia di
puskesmas. Maka perlu dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit untuk
mengurangi adanya bahaya yang dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan para pekerja
kesehatan ataupun pada pasien yang berobat guna untuk meningkatkan mutu pelayanan
dengan mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas.
Tingginya angka insiden keselamatan pasien menjadi dasar pentingnya upaya
keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan tingginya angka Insiden Keselamatan Pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.
Selain faktor penyebab, ada juda dampak yang ditimbulkan dari Insiden Keselamatan Pasien,
salah satunya adalah menurunnya kepuasan pasien sehingga berpengaruh terhadap mutu dari
pelayanan kesehatan tersebut. Pelayanan yang aman dapat meningkatkan kepuasan pasien
sehingga memberikan pengaruh yang baik terhadap citra dari sebuah fasilitas pelayanan
kesehatan di puskesmas.
Metode
Metode yang digunakan adalah metode literatur yaitu dengan mengambil datadata melalui
buku-buku, situs-situs internet, E-book, jurnal yang terkait dalam penelitian tentang
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja guna meningkatkan mutu pelayanan di
Puskesmas. Adapun Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini dalam kurun waktu diatas
tahun 2012 dengan mengambil referensi terkait dengan pemenuhan kesehatan kerja guna
meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
Hasil
Dalam aspek pelayanan kesehatan, keselamatan kerja merupakan bentuk usaha untuk
melakukan dorongan bagi para pekerja dalam melakukan kegitan di puskesmas. Pelayanan
kesehatan bagi para pekerja di puskesmas sangatlah penting dilakukan, agar para pekerja
tersebut dapat terjaga selama melakukan pelayanan kesehatan dan dapat melakukan pekerjaan
nya dengan baik. Penyuluhan yang dibentuk untuk para pekerja dalam keselamatan kesehatan
kerja dibentuk untuk menyadarkan para pekerja dalam pelayanan kesehatan.
Penerapan k3 puskesmas diharapkan bisa mengurangi adanya angka kecelakaan bagi para
pekerja. Sehingga terjaminnya keselamatan dan kesehatan petugas maka dapat meningkatkan
pelayanan bagi pasien di puskesmas tersebut. Penerapan K3 di puskesmas sangat
berpengaruh dalam meningkatkan kualitas puskesmas tersebut. Dalam penerapan K3
dipuskesmas bisa saja terjadi hambatan yang dalam penerapan tersebut, contohnya minimnya
pengetahuan petugas tentang K3, terbatasnya anggaran puskesmas agar melakukan K3, masih
lemahnya kesadaran para petugas agar melakukan K3 dalam aktifitas kerja tersebut. Adapun
hambatan lainnya adalah kuangnya dukungan dari pemerintah agar melakukan penerapan K3
dipuskesmas. Sebaiknya pemerintah melakukan/mendukung penerapan K3 bagi pekerja di
puskesmas, agar para pekerja tersebut dapat merasa aman.
Pemakaian APD dalam pekerjaan sehari-sehari dapat juga dimasukan dalam penyuluhan
tentang K3 dalam melakukan kegiatan, terutama dalam memeriksa pasien yang penyakitnya
dapat menularkan ke pekerja puskesmas. Dalam hal ini Pemerintah harus lebih dalam
melakukan penyuluhan ke puskesmas-puskesmas agar para pekerja dapat lebih melindungi
diri.
Dalam hal ini berkurangnya produktivitas pekerja dapat mempengaruhi keberhasilan
program-program dari dinas kesehatan. Kurangnya kepedulian dari dinas kesehatan membuat
puskesmas menanggung program-program yang dibuat oleh Dinas Kesehatan. Sebaiknya
instansi-instansi pendukung lebih memerhatikan adnaya program program yang terdapat di
dinas kesehatan tersebut.
Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan tidak lepas dari kepuasan pelanggan atau pasien.
Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat meningkatakan kepuasan pasien dan pasien tersebut
dapat merasakan pelayanan kesehatan yang bagus.penerapan usaha upaya dalam penerapan
kesehatan
Pembahasan
Mutu pelayanan kesehatan adalah sebuah derajat atau tingkat tertinggi pada pelayanan
kesehatan yang diadakan sesuai dengan standar pelayanan yang masih berlaku. Untuk dapat
mewujudkan agar tercapainya suatu lingkungan yang sehat dan nyaman , pelayanan
kesehatan khususnya Puskesmas harus mampu memiliki kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, serta dapat menjawab kebutuhan pasien atau
masyarakat yang lagi membutuhkan pertolongan kesehatan. Suatu pekerja kesehatan seperti
perawat harus mampu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja kepada pasien dan
kepada petugas keselamatan itu sendiri agar tidak terjadi resiko kecelakaan kerja atau resiko
terjadinya suatu yang membahayakan bagi pasien atau bagi pekerja kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang bermutu baik akan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
telah diberikan dan kepuasan pasien dapat juga dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
mutu pelayanan sebuah pasilitas kesehatan. Kepuasan pasien akan tercapai bila yang didapat
oleh pasien lebih besar dari yang telah diharapkan.
Seorang perawat dalam melaksanakan manajemen Kesehatan dan keselamatan kerja
harus memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, dimana seluruh nilai positif
yang ada dalam dirinya menjadi pendorong perilaku sehat dan menjadi upaya dalam
meningkatkan kesehatan dan keselamatan selama bekerja. pengetahuan dan sikap perawat
dalam menjaga kesehatan dan keselamatan selama bekerja, diantaranya dengan memberikan
promosi kesehatan dan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja sehingga hal ini
diharapkan mampu merubah perilaku perawat menjadi lebih baik. Pengalaman perawa juga
sangat penting untuk menerapkan suatu kesehatan dan keselamatan kerja untuk meningkatkan
mutu pelayanan yang baik di Puskesmas. Pengalaman perawat dapat dilihat dari berbagai
aspek. Salah satu dari aspek tersebut adalah masa kerja dari perawat tersebut. Semakin lama
masa kerja perawat maka pengalaman yang dimiliki juga semakin meningkat sehingga
perilakunya dalam menjaga keselamatan dirinya juga menjadi lebih baik. Selain hal tersebut,
pengalaman juga dapat diperoleh dari berbagai sosialisasi maupun pelatihan tentang
Kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang mengadakan
acara sosialisasi tersebut.
Banyak program program di Puskesmas yang sudah berhasil untuk menerapkan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja guna meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas yaitu
seperti penyuluhan atau pengadaan penkes tentang gangguan kesehatan ditempat kerja yang
dilakukan oleh beberapa tenaga kerja seperti perawat dari puskesmas terhadap pekerja
informal.
Di puskesmas juga harus dapat menyediakan seperti alat pelindung diri (APD) seperti
masker kertas sekali pakai, sarung tangan, penutup kepala, dan baju laboratorim untuk
digunakan saat akan melakukan suatu tindakan keperawatan. APD seperti masker juga harus
dibagiakan kepada pekerja agar saat melakukan suatu tindakan keperawatan tidak tertular
oleh virus yang ada pada pasien. Seorang perawat juga harus selalu mencuci tangannya saat
akan melakukan suatu tindakan keperawatan dan setelah melakukan tindakan keperawatan
apalagi saat sudah terkena cairan darah dan bersentuhan langsung dengan pasien, mencuci
tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sabun dan air, dan dapat juga menggunakan
handscrub. Pada saat perawat bersentuhan langsung dengan pasien harus juga selalu memakai
handscoon atau sarung tangan agar terhindar dari resiko tertularnya penyakit yang ada
ditubuh pasien. Saat selesai melakukan suatu tindakan keperawatan sebaiknya perawat
membuang APD yang sekali pakai seperti handscoon dan masker ke dalam safty box, dan
harus mencuci alat alat atau membersihkan peralatan seperti thermometer dengan
menggunakan alkhol swab dan bisa juga menggunakan tissue.
Adapun prinsip dari pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan di
Puskesmas salah satunya adalah menyelamatkan pasien dengan prosedur dan tindakan yang
aman dan tidak membahayakan pasien sama sekali maupun petugas pemberi pelayanan
kesehatan. Setiap fasilitas layanan kesehatan yang ada di puskesmas harus selalu menjaga
keamanan proses pelayanan kesehatannya untuk menghindari terjadinya kesalahan medis
yang bisa berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Pelaksanaan upaya keselamatan pasien tidak dapat dilakukan hanya dengan tim
keselamatan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien yang bersangkutan dan teknologi
yang mendukung saja, melainkan harus melibatkan seluruh bagian dari organisasi yaitu
dalam bentuk dukungan manajemen dan kerjasama antar staf yang baik. Karna kerjasama tim
yang baik dapat mencapai suatu tujuan keselamatan yang benar dan dapat berjalan dengan
lancar.
Untuk menerapkan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Guna Meningkatkan Mutu
Pelayanan Di Puskesmas, harus dapat memanfaatan tempat sampah secara optimal, dengan
selalu menjaga kebersihan dan melakukan pengecekan secara berkala mengganti tempat
sampah yang rusak dengan yang baru, memasang instruksi penggunaan yang benar. Letak
APAR harus diletakkan di posisi yang mudah dijangkau agar mudah dijangkau apabila terjadi
situasi yang membahayakan. Apabila ada kamar mandi harus selalu dibersihkan agar tidak
licin dan tidak membahayakan pekerja kesehatan dan pasien. Apabila terdapat kabel kabel
yang belum tersusun rapi maka harus menyingkirkan kabel dan mengganti dengan wireless
microphone dan bisa juga dirapikan dan dijauhkan dari ruang gerak agar terhindar dari resiko
bahaya.
Pembudayaan penerapan K3 puskesmas diharapkan mampu menciptakan rasa aman dan
terlindungi dalam bekerja serta dapat mengurangi timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Hal tersebut dapat terwujud dan dapat meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
namun dibutuhkan kerja keras dan komitmen dari seluruh pekerja kesehatan yang terkait,
baik kepala puskesmas, pelaksana Kesehatan dan keselamatan kerja puskesmas, seluruh
karyawan puskesmas, pasien dan pengunjung puskesmas serta Dinas Kesehatan selaku
instansi pembina.
Penutup
Penerapan K3 dipuskesmas Juhar sangatlah penting bagi para pekerja karena penerapan
K3 tersebut dapat meningkatkan kualitas pekerja tersebut dan dapat membuat peningkatan
mutu bagi pasien tersebut. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan tidak lepas dari kepuasan
pelanggan atau pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat meningkatakan kepuasan
pasien dan pasien tersebut dapat merasakan pelayanan kesehatan yang bagus.penerapan usaha
upaya dalam p enerapan kesehatan Penerapan K3 Dipuskesmas Juhar masih sangat kurang
dikarenakan tidak adanya dukungan dari instans-instansi pemerintah atau dinas kesehaatan.
Sehingga penerapan K3 dipuskesmas masih sangat kurang dan minim.
Daftar Pustaka
Reni, W., Ari,P., Mega, A, R., Amalia, S, W., Hera, A, U., Berlian,A, P., & Windhy, M.
(2017). Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Penentuan Kontrol di Puskesmas
Gambirsari Surakarta. Indonesia Journal on Medical Science. Vol. 4.
Januar, D, P., Hanifa, M, D., & Suroto. (2019). Analisis Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Puskesmas di Kabupaten Semarang Menggunakan Re-Aim
Framework. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. Vol. 4.
Muchammad, R., Yuliani., Yokas, S,W., Ulil, M., Inaya,L, A., Rizqi, N, A., & Nur, A.
(2020). Aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada fasilitas pelayanan kesehatan di instansi
kesehatan wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil
Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 4.
Lusinawaty, T., Suharyanto, H., Delima., Vivi, L., & Emiliana, T. (2013). Penerapan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Puskesmas Di Tiga Provinsi Di Indonesia. Bul.
Penelit. Kesehat. Vol. 41.
Nurul, H, U. (2018). Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Penerapan Upaya
Keselamatan Pasien Di Puskesmas. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. Vol.6.
Riska, N., Yuswardi. (2017). Perilaku Perawat Dalam Penerapan Manajemen Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Di Aceh. Idea Nursing Journal. Vol. VIII.
Wulan, F, M., Paul, A, T., & Grace, E, C. (2018). Analisis Pelaksanaa Program Kesehatan
Kerja Di Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesmas. Vol. 7.
Nurmalasari., Faisal, N. (2017). Studi Mutu Pelayanan Kesehatan Pasien JKN Rawat Inap
Kelas III Di RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol. 3.
Nurhidayanti, D. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan kerja perawat.
Jom fisip, vol.4.
Putri, S., Rahayu, E, P. (2018). Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap
Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat Rumah Sakit. Jurnal Endurance. Vol. 3. Simamora, R.
H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima pasien berbasis komunikasi
efektif: SBAR. Medan: USUpress. Simamora, R. H. (2019). Buku ajar pelaksanaan
identifikasi pasien. Uwais Inspirasi Indonesia.