Anda di halaman 1dari 10

I.

Tanggal Praktikum :

II. Judul Praktikum : Pola Aktivitas dan Jarak Edar Hewan Nocturnal

III. Tujuan Praktikum :

Setelah dilakukan praktikum diharapkan mampu :

1. Mengetahui pola aktivitas hewan malam hari terutama Achatina pulica

(bekicot).

2. Mengetahui panjang jarak edar harian berkorelasi dengan ukuran tubuhnya.

3. Mengetahui dan membuat estimasi mengenai berapa jauh jarak yang

ditempuh hewan se hari-hari dalam melakukan berbagai aktivitas hidupnya.

IV. Dasar Teori

Hewan nokturnal merupakan istilah untuk jenis hewan yang lebih aktif di

malam hari dari pada siang hari. Hewan-hewan ini tidur di siang hari, beberapa di

dalam lubang atau sarang. Beberapa hewan gurun, aktif di malam hari untuk

menghindari panas siang hari yang ekstrem. Hewan nokturnal menarik untuk

dipelajari karena mempunyai kemampuan untuk beradaptasi secara khusus terhadap

lingkungannya (Nugraha, 2019: 19).

Hewan nokturnal memiliki kemampuan beradaptasi secara khusus terhadap

lingkungannya. Contohnya seperti pada kelelawar yang dapat mengeluarkan suara

bernada tinggi sehingga dapat memantul dari objek, sering disebut ekolokasi.

Namun yang paling menonjol dan penting dalam kemampuan beradaptasi hewan

nokturnal adalah pada penglihatannya (Afitah, 2020: 14).


Jarak edar dan pola aktivitas bekicot sangat diperengaruhi oleh faktor fisik-

kimia lingkungan berupa suhu udara, kelembaban, pH dan intensitas cahaya. Selain

itu, jarak edar pergerakan binatang juga dipengaruhi oleh distribusi dan sumber

daya seperti makanan atau habitat pemeliharaan keturunannya (Resa, 2019: 48).

Pada hewan nokturnal periode gelap menjadi sinyal untuk beraktiftas dilakukan

oleh suprachiasmatic nucleus. Perubahan aktivitas pada hewan nokturnal dari

kondisi awalnya ditempat yang gelap lalu diberikan paparan cahaya dapat

menyebabkan terjadinya stres (Haris, 2016: 3).

Pada umumnya, hewan-hewan yang bersifat nokturnal bersifat tidak aktif atau

beristirahat pada siang hari. Untuk menghindari deteksi predator pada siang hari,

maka terdapat beberapa strategi yang digunakan hewan nokturnal seperti

melakukan kamuflase atau bersembunyi di tempat yang aman (Fathoni, 2020: 153).

V. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Termometer 1 buah

2. Timbangan 1 buah

3. Lux meter 1 buah

4. Patok berlabel 40 buah

5. Hygrometer Asman 1 buah

6. Meteran 1 buah

7. Soil tester 1 buah

8. Kain lap/tisu secukupnya

9. Jangka sorong 1 buah


10. Alat tulis

b. Bahan

1. Achatina pulica (bekicot)

VI. Cara Kerja :

Achatina pulica yang memiliki tinggi tubuh ≥ 50 mm 20 individu

1. Dikumpulkan Achatina pulica yang memiliki tinggi tubuh ≥ 50 mm

sebanyak 20 individu.

2. Dibersihkan masing-masing individu dari kotoran atau tanah yang

menempel pada tubuhnya dengan lap atau tissue.

3. Dibuat tanda atau nomor pada bagian cangkang yang teramati dengan spidol

atau cat berwarna putih. Proses penandaan dilakukan pada waktu inaktif

atau tengah hari.

4. Ditimbang berat tubuh masing-masing individu dan catat datanya pada

waktu sebelum diperlakukan dan setelah perlakuan.

5. Diukur panjang (tinggi) cangkang masing-masing individu dengan jangka

sorong (kaliper), mulai dari bagian apeks sampai dengan bagian tiang spiral

sampai ketelitian 1 mm. Dicatat data dalam tabel pengamatan.

6. Diukur lebar pada bahagian Body Wholl (bagian cangkang yang paling

besar) dari masing-masing individu dengan jangka sorong dan catat data

pada lembaran data.

7. Diletakkan hewan bertanda pada posisi patok berlebel bertanda yang sama

dengan individu yang diberikan tanda (patok boleh menggunakan lidi yang

diujungnya diberikan tanda atau angka/huruf)


8. Diperhatikan dan amati setiap .... jam sekali.

A. PENENTUAN POLA AKTIVITAS

Aktif (A) : Apabila bagian kepala bekicot terjulur cangkangnya. Hal ini ditandai

dengan:

a. Berjalan-jalan (Ab) bergerak berpindah tempat.

b. Berdiam diri di suatu tempat tanpa melakukan at khusus (Ad).

c. Makan (Am) perhatikan fragmen daun atau yang menempel pada bagian mulut

dan adanya gerakan-gerakan pada radula.

d. Melakukan defekasi (mengeluarkan tinja) baik pada saat diam di tempat (Adf)

atau sambil berjalan (Abr).

e. Kopulasi (Ak), perhatikan adanya sepasang penis yang terentang di antara sisi

bagian kepala dari kedua hewan yang sedang kawin (catat nomornya).

f. Bertelur (Ao), posisi tubuh Achatina pulica waktu mengeluarkan telur mirip Ad

tetapi dengan bagian kepala yang terjulur masuk masuk ke dalam serasah atau

tanah, namun ada kalanya tampak menyerupai posisi Is atau Ir. Frekuensi

terjadinya Ak maupun Ao sngat rendah dibandingkan dengan jenis aktivitas

lainnya (Ab, Ad dan Am).

Perhatikan semua kegiatan yang terjadi dan dilakukan pada saat aktif dari

Achatina pulica ini.

Inaktif (I): Apabila bagian kepala tersembunyi dalam cangkang dengan ciri.

a. Inaktif dengan seluruh bagian tubuh yang lunak dari Achatina pulica masuk ke

dalam cangkang (Is).

b. Inaktif dengan bagian kaki Achatina pulica masih tampak berjulur keluar

cxangkang (Ir).
c. Perhatikan semu tingkah laku hewan ini pada waktu inaktif

B. PENGUKURAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK

Faktor lingkungan yang perlu dilakukan pengukuran pada waktu mengamati

aktivitas Achatina pulica antara lain adalah :

1. Suhu udara, di ukur 20 cm dari permukaan tanah.

2. Suhu tanah, diukur pada kedalaman tanah 10 cm.

3. Kelembaban relatif, diukur dengan Hygrometer.

4. Kelembaban tanah, diukur dengan Soil tester.

5. Intensitas cahaya, diukur dengan luxe meter 20 cm di atas permukaan tanah.

Pengukuran ini dilakukan di dua tempat yaitu bagian terbuka (tidak ternaung)

dan bagian yang terlindung (tidak ternaung). Kegiatan pengukuran ini dilakukan

karena hewan ini menjelajahi berbagai bagian kebun atau habitat tempat hidupnya.

Catat dalam lembaran data.


X. Daftar Pustaka

Afitah, A., Fitrianti, A. R., Widayati, E. D., Pamira, I., Muasaroh, M., & Ujilestari,
T. 2020. Strategi Adaptasi Retina Mata Hewan Nokturnal Terhadap
Kemampuannya Melihat dalam Gelap. Jurnal Pendidikan Biologi, 1:2, 14-20.

Fathoni, R. F., & Susilohadi, S. 2020. Penilaian Kamuflase Cecak Rumah


Hemidactylus frenatus Duméril & Bibron, 1836. Jurnal Berkala Ilmiah
Biologi, 22:2, 150-154.

Haris, R. A., Tendean, L., & Turalaki, G. 2016. Pengaruh Pemberian Kopi
Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang
Terpapar Stres. Jurnal eBiomedik, 4:2, 1-6.

Nugraha, B. A., El Akbar, R. R., & Gunawan, R. 2019. Penerapan Augmented


Reality pada Pengenalan Hewan Nokturnal. Generation Journal, 3:2, 19-30.

Resa, D., Maulita, N. I., & Albar, R. 2019. Pola Aktivitas dan Jarak Edar Achatina
Fulica di Pemukiman Warga Desa Deudap Pulo Nasi Kecamatan Pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Prosiding Biotik, 5:1, 47-53.

Anda mungkin juga menyukai