Pola Aktivitas Dan Jarak Edar Hewan Nocturnal
Pola Aktivitas Dan Jarak Edar Hewan Nocturnal
Tanggal Praktikum :
II. Judul Praktikum : Pola Aktivitas dan Jarak Edar Hewan Nocturnal
(bekicot).
Hewan nokturnal merupakan istilah untuk jenis hewan yang lebih aktif di
malam hari dari pada siang hari. Hewan-hewan ini tidur di siang hari, beberapa di
dalam lubang atau sarang. Beberapa hewan gurun, aktif di malam hari untuk
menghindari panas siang hari yang ekstrem. Hewan nokturnal menarik untuk
bernada tinggi sehingga dapat memantul dari objek, sering disebut ekolokasi.
Namun yang paling menonjol dan penting dalam kemampuan beradaptasi hewan
kimia lingkungan berupa suhu udara, kelembaban, pH dan intensitas cahaya. Selain
itu, jarak edar pergerakan binatang juga dipengaruhi oleh distribusi dan sumber
daya seperti makanan atau habitat pemeliharaan keturunannya (Resa, 2019: 48).
Pada hewan nokturnal periode gelap menjadi sinyal untuk beraktiftas dilakukan
kondisi awalnya ditempat yang gelap lalu diberikan paparan cahaya dapat
Pada umumnya, hewan-hewan yang bersifat nokturnal bersifat tidak aktif atau
beristirahat pada siang hari. Untuk menghindari deteksi predator pada siang hari,
melakukan kamuflase atau bersembunyi di tempat yang aman (Fathoni, 2020: 153).
a. Alat
1. Termometer 1 buah
2. Timbangan 1 buah
6. Meteran 1 buah
b. Bahan
sebanyak 20 individu.
3. Dibuat tanda atau nomor pada bagian cangkang yang teramati dengan spidol
atau cat berwarna putih. Proses penandaan dilakukan pada waktu inaktif
sorong (kaliper), mulai dari bagian apeks sampai dengan bagian tiang spiral
6. Diukur lebar pada bahagian Body Wholl (bagian cangkang yang paling
besar) dari masing-masing individu dengan jangka sorong dan catat data
7. Diletakkan hewan bertanda pada posisi patok berlebel bertanda yang sama
dengan individu yang diberikan tanda (patok boleh menggunakan lidi yang
Aktif (A) : Apabila bagian kepala bekicot terjulur cangkangnya. Hal ini ditandai
dengan:
c. Makan (Am) perhatikan fragmen daun atau yang menempel pada bagian mulut
d. Melakukan defekasi (mengeluarkan tinja) baik pada saat diam di tempat (Adf)
e. Kopulasi (Ak), perhatikan adanya sepasang penis yang terentang di antara sisi
bagian kepala dari kedua hewan yang sedang kawin (catat nomornya).
f. Bertelur (Ao), posisi tubuh Achatina pulica waktu mengeluarkan telur mirip Ad
tetapi dengan bagian kepala yang terjulur masuk masuk ke dalam serasah atau
tanah, namun ada kalanya tampak menyerupai posisi Is atau Ir. Frekuensi
Perhatikan semua kegiatan yang terjadi dan dilakukan pada saat aktif dari
Inaktif (I): Apabila bagian kepala tersembunyi dalam cangkang dengan ciri.
a. Inaktif dengan seluruh bagian tubuh yang lunak dari Achatina pulica masuk ke
b. Inaktif dengan bagian kaki Achatina pulica masih tampak berjulur keluar
cxangkang (Ir).
c. Perhatikan semu tingkah laku hewan ini pada waktu inaktif
Pengukuran ini dilakukan di dua tempat yaitu bagian terbuka (tidak ternaung)
dan bagian yang terlindung (tidak ternaung). Kegiatan pengukuran ini dilakukan
karena hewan ini menjelajahi berbagai bagian kebun atau habitat tempat hidupnya.
Afitah, A., Fitrianti, A. R., Widayati, E. D., Pamira, I., Muasaroh, M., & Ujilestari,
T. 2020. Strategi Adaptasi Retina Mata Hewan Nokturnal Terhadap
Kemampuannya Melihat dalam Gelap. Jurnal Pendidikan Biologi, 1:2, 14-20.
Haris, R. A., Tendean, L., & Turalaki, G. 2016. Pengaruh Pemberian Kopi
Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang
Terpapar Stres. Jurnal eBiomedik, 4:2, 1-6.
Resa, D., Maulita, N. I., & Albar, R. 2019. Pola Aktivitas dan Jarak Edar Achatina
Fulica di Pemukiman Warga Desa Deudap Pulo Nasi Kecamatan Pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Prosiding Biotik, 5:1, 47-53.