LP Sengatan Binatang Randi Pabyana
LP Sengatan Binatang Randi Pabyana
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gawat
Darurat
Disusun oleh:
Randi Pabyana
J2214901042
B. Patofisiologi
Bisa ular yang termasuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin,
toksisk tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mrngganggu
berbagai sistem seperti sistem neurogist, sistem kardiovaskuler, sistem
pernafasan.
Pada gangguan sistem neurologis toksik tersebut dapat mengenai saraf
yang berhubungan dengan sistem pernafasan yang dapat mrngakibatkan
odema pada saluran pernafasan, sehingga menimbuklkan kesulitan bernafas.
Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja prmbuluh darah
yang dapat mengakubatkan hipotesi. Sedangkan pada sistem pernafasan dapat
mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koalugopati hebat yang dapat
mengakibatkan gagal nafas
C. Kemungkinan data fokus
Pengkajian primer
a. Airway
- Lakukan observasi pada gerakan dada , apakah ada gerakan
dada atautidak. Jika ada gerakan dada maka jalan nafas lancar
atau paten.
- Kaji apakah terdapat jejas badan pada daerah dada
b. Breathing
- Kaji kemampuan mengembang paru, adakah pengembangan
paru spontanatau tidak. Apabila dada tidak dapat
mengembang secara sepontankemunkinan terjadi gangguan
fungsi paru.
- Kaji apakah terdapat peningkatan frekuensi pernafasan
- Kaji apakah terdapat nafas dangkal
- Kaji apakah terdapat kelemahan pada otot pernafasan
- Kaji apakah terdapat kesulitan bernafas (sianosis)
c. Circulation
- Kaji denyut nadi pasien dengan melakukan palpasi pada nadi,
apabilatidak teraba kemungkinan terjadi gangguan fungsi
jantung.
- Kaji apakah terdapat penurunan curah jantung dengan tanda :
gelisah,letergi, takikardi.
- Kaji apakah pasien mengalami sakit kepala, pingsan,
berkeringat banyak,pusing dan mata berkunang – kunang
d. Disability
- Kaji apakah terdapat penurunan kesadaran
- Kaji nilai GCS
e. Exposure
- Kontrol lingkungan dan bebaskan pakaian .
Pengkajian sekunder
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien pada penderita ini biasanya mengalami sesak
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Dalam kesehtan masalalu apakah sebelumnya pernah menderita
seperti ini
c. Riwayat kesehatan keluarg
Dalam pengkajian ini apakah ada keluarga yang mendrita penyakit
bawaan
d. Anamnesa singkat (AMPLE)
- Alergi
Pada allergies, kita mengkaji apakah pasie/korban memiliki
alergi terhadap seseatu (misalnya makanan, produk
pakaian,dsb)
- Medikasi (riwayat pengobatan)
Pada medication, kita mengkaji apakah pasien/korban
mengkonsumsi obat-obatan, baik obat-obatan yang dikonsumsi
secara teratur (misalnya obat hipertensi pada penderita
hipertensi)
- Pass illness (riwayat penyakit)
Pada past illness, kita mengkaji apakah pasien/korban memiliki
atau menderita penyakit jantung, dsb. Kita juga mengkaji
apakah pasien.korban pernah kecelakaan/cedera sebelumnya
atau pernah mengalami pembedahan
- Last meal (terakhir kali makan
Pada last meal, kita mengkaji makanan minuman yang
dikonsumsi oleh pasien/korban terakhil kali
- Event of injury /penyebab injury
Pada evenst, kita mengkaji apa yang terjadi pasien dan dimana
kejadiannya
e. Pemeriksaan head to toe
Keadaan umum
Kesadaran :
TD : N: R: N:
1) Kepala
Bentuk simetris, distribusi rambut merata, kebersihan rambut.
- Mata : bentuk simetris, tidak anemis, pupil isokor
- Hidung : bentuk simetris
- Telinga : bentuk simetris kiri dan kanan
- Bibir : bentuk simetris
2) Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis dan pembesaran
kelenjar getah bening.
3) Dada
- Paru-paru : frekuensi > 24 x/mnt, irama teratur
- Jantung : normal S1 S2, HR menurun
4) Abdomen
Bentuk simertis, bising usus batas normal (6-10), ada mual
dan muntah
5) Ekstremitas
Akral dingin, edema, kekuatan otot, nyeri, kekuatan otot
menurun
6) Genetalia
f. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan lab dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel
darah lengksp, penentuan golongan darah dan uji silang, waktu
protombin, waktu trombolplastin parsdial, hitunh trombosit,
untuk gigitan yang hebat lakukan pemeriksaan finrinogen,
fragilitas sel darah merah, waktu pembekuan dan waktu
retraksi bekuan
g. Terapi medis
a. Injeksi“push”intravena: Antivenom cair diberikan dengan
injeksi intravena lambat (tidak lebih dari 2 ml / menit)
b. Infusintravena: Antivenom cair dilarutkan dalam sekitar 5 ml
cairan isotonik per kg berat badan (yaitu sekitar 250 ml saline
isotonic atau 5% dekstrosa dalam kasus pasien dewasa) dan
diinfuskan pada tingkat konstan selamasekitar30-60menit.
Jangan lupa untuk selalu menyediakan adrenalin pada saat
pemberian serum anti bisa ular.
D. Analisa data
memanjang.
- Pola napas abnormal Gangguan sistem pernapasan
- Gelisah
Toksin ke jaringan sekitar gigitan
- Frekuensi nadi
meingkat
Inflamasi
- Sulit tidur
Tanda minor
Nyeri akut
DS : -
DO :
- TD meningkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir
terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri
sendiri
- Diaforesis
Tanda mayor Toksin menyebar melalui darah Gangguan
DS : - perfusi
DO : Gangguan sistem cardiovaskuler jaringan
- Pengisian kapiler >
3 detik Reaksi endotoksin
- Nadi perifer
Miokard
menurun atau tidak
teraba
Curah jantung menurun
- Akral terba dingin
- Warna kulit pucat
Gangguan perfusi jarigan
- Turgor kulit
menurun
Tanda minor
DS :
- Parastesia
- Nyeri ekstremitas
(kludikasi
intermiten)
DO :
Edema
Penyembuha luka lambat
Indeks ankle-brachial
<0,90
Bruit femiral
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
3. Edukasi
Anjurkan berhenti
merokok
Anjurkan berolahraga
rutin
Anjurkan mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun kolesterol,
jika perlu
Anjurkan minum obat
pengontrol tekakan
darah secara teratur
Anjurkan menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang
tepat(mis.
Melembabkan kulit
kering pada kaki)
Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
Informasikan tanda dan
gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis.
Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat,
luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
G. Daftar pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Satuan Diagnosa Keperawatan Indonesia
cetakan III. Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Satuan Luaran Keperawatan Indonesia
cetakan II. Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Satuan Intervensi Keperawatan Indonesia
cetakan II. Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Almazini, P. 2012 bronchnial thermoplasdty pilihan terapi baru untuk asma
berat, Jakarta : fakultas kedokteran universitas Indonesia
Carpenito, L.J. 2010. Diagnose keperawatan , aplikasi pada praktik klinis,
edisi 6. Jakarta :EGC