Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN

SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUMOWONO
Jl. Diponegoro No. 53 Telp. (0298) 713197 Sumowono 50662

DHARMOTAMA SATYA PRAJA

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUMOWONO


NOMOR : 800 /UKP/SK.40 /I/2019

TENTANG

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN,


BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
DI LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS SUMOWONO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS SUMOWONO

Menimbang : a. Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas


dapat menimbulkan bahaya/ resiko terhadap petugas dan pasien yang
berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya;
b. Bahwa untuk mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap
petugas laboratorium harus melaksanakan penanganan dan pembuangan
bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur yang
berlaku;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sumowono tentang
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya UPTD Puskesmas
Sumowono;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003


Tentang Laboratorium Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009
Tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010
Tentang Jenis Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah
dan Upaya Penanggulangannya;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUMOWONO
TENTANGPENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH HASIL
PEMERIKSAAN, BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI
LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS SUMOWONO
.

Kesatu : Kebijakan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya UPTD Puskesmas


Sumowono sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
Kedua : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;
Ketiga : Pada saat keputusan ini berlaku surat keputusan NO.014/KAPUS/IV/2016
tentang KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS DI UPTD
PUSKESMAS SUMOWONO dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Sumowono
Pada Tanggal : 02 Januari 2019
Kepala UPTD Puskesmas Sumowono,

Endri Sujati
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
SUMOWONO
NOMOR : 800 /UKP/SK.40 /I/2019
TENTANG : PENANGANAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN, BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN DI LABORATORIUM
UPTD PUSKESMAS SUMOWONO

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN,


BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
DI LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS SUMOWONO

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya/ resiko
terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur yang
berlaku.

I. Penanganan dan Pembuangan Limbah /Bahan Berbahaya dan Beracun B3


Penanganan adalah prinsip pengelolaan limbah pemisahan dan pengurangan volume. Jenis limbah
harus didisinfektan dan dipilah- pilah sebagai syarat keamanan yang penting untuk petugas
pembuangan sampah dan masyarakat. Kunci pembuangan yang baik adalah dengan memisahkan
langsung limbah yang berbahaya dari semua limbah di tempat pengahasil limbah. Tempatkan
masing- masing limbah dalam kantong yang sama untuk penyimpanan pengangkutan dan
pembuangan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya.

1. Limbah padat, terdiri dari limbah khusus seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah
sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan limbah padat:
a. Tempat Pengumpulan Sampah :
1) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan halus dapat dibuka – tutp dengan diinjak, pada bagian
dalamnya dan dilapisi kantong plastik hitam, untuk limbah padat infeksius dilapisi
kantong palstik kuning;
2) Jika limbah padat umum sudah penuh ¾ ditampung di penampungan sampah
sementara;
3) Untuk benda tajam contoh jarum/ obyek kaca dibuang di safety box.
b. Tersedia Penampungan Sampah Sementara :
Tempat penampungan sampah sementara dibersihkan dan dikosongkan dipindah ke
tempat pembuangan terakhir dalam waktu sekurang – kurangnya satu kali dalam 24
jam Sedangkan limbah padat infeksius diambil perusahaan yang bekerjasam dengan
UPTD Puskesmas SUMOWONO.
c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
1) Limbah padat infeksius diambil perusahaan yang bekerjasam dengan UPT Puskesmas
Tunjungan;
2) Sampah umum dibuang ke tempat pembuangan akhir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ( dibakar ).
2. Limbah Cair, terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair
kimia.
Cara menangani limbah cair:
a. Limbah cair umum / domestik dialirkan masuk ke dalam septi tank
b. Limbah cair infeksius dialirkan ke IPAL

II. Peralatan laboratorium yang dapat menimbulkan bahaya dan cara mengatasinya

Peralatan Bahaya Cara mengatasinya


laboratorium
Jarum dan Tusukan, 1.Recaping alat suntik dengan satu tangan
tabung reaksi aerosol, 2.limbah alat suntik pada safety box
tumpahan 3.Limbah tabung dara dan sisa darah dimasukkan ke
dalam safety box
4.Tumpahan specimen lakukan dekontaminasi dengan
clorin radius satu meter
Sentrifuge Aerosol, Diduga ada tabung pecah saat sentrifugasi, matikan
percikan , mesin dan jangan dibuka selama 30 menit. Jika tabung
tabung pecah pecah setelah mesin berhenti, sentrifuge harus ditutup
kembali dan biarkan selama 30 menit. Laporkan kejadian
ini pada petugas keamanan dan keselamatan kerja.
Gunakan sarung tangan karet yang tebal dan forsep
untuk mengambil pecahan kaca. Tabung yang pecah,
pecahan gelas dan selongsong serta rotor harus
disenfeksi secara terpisah. Ruang dalam sentrifuge harus
di disinfeksi, biarkan satu malam. Bilas dengan air dan
keringkan
Alat bantu Kontaminasi 1Pemisahan limbah dengan dicampur larutan disenfektan
pipet(yellow kontak clorin 0,5 %
type) dan specimen
batang infeksi
pengaduk
Pelindung Inhalasi aerosol 1.Penggunaan Biosafety cabinet saat pemeriksaan BTA
pernafasan 2.Penggunaan APD masker khusus
Tertahannya partikel 1 – 5 mikron
Limbah kaca Pecahan, dan 1.Pemisahan Limbah kaca
limbah kaca 2.Limbah kaca obyek glass yang kontak dengan
kontak dengan specimen sputum,darah agar diidekontaminasi sebelum
specimen dibuang
mengandung 3.Pemisahan Limbah kaca agar tidak terstusuk oleh
infeksi petugas penganggkut limbah

III. Pemantauan /monitoring pengelolaan Penanganan dan Pembuangan Limbah /Bahan


Berbahaya dan beracun
1.Semua Bahan Berbahaya dan Beracun /B3 yang kadaluarsa dan sisa hasil pemeriksaan adalah
limbah dan pengeloalan disesuaikan dengan prosedur penanganan pembuangan limbah
2. Pemantauan /monitoring pengelolaan Penanganan dan Pembuangan Limbah /Bahan
Berbahaya dan beracun oleh petugas laboratorium agar diinventaris dan dipantau oleh petugas
Managemen Lingkungan, dan Penangggung Jawab ruang untuk dievaluasi dan ditindak lanjuti
secara berkala.

Kepala UPTD Puskesmas Sumowono,

Endri Sujati

Anda mungkin juga menyukai