Anda di halaman 1dari 24
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek Penel Subjek penelitian ini terdiri dari 4 siswa laki-laki kelas X TPM A secara acak, karena dalam satu kelas berisi siswa laki-laki. Siswa yang pertama bernama Rifangi Husain (RH) yang berdomisili di Susukan Rt 02/ Rw 05 Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Siswa yang kedua bernama Novrian Dwi Ristiawan (ND) yang berdomisili di Sumogawe Rt 01/ Rw 02 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Siswa yang ketiga Ahnad Wiranto (AW) yang berdomisili di Krajan, Regunung Rt 02/ Rw 3 Kelurahan Tengaran. Terakhir, siswa yang keempat bernama Ahmad Ulin Nuha (AU) yang berdomisili di Blotongan Rt 03/ Rw 05 Salatiga. Mata pelajaran matematika kelas X TPM A diampu oleh seorang guru dengan latar belakang pendidikan adalah pendidikan matematika. SMK Negeri 2 Salatiga terletak di JIn. Parikeset, Kel. Dukuh Kecamatan Sidomukti, Salatiga. Sekolah ini memiliki beberapa fasilitas seperti ruang kelas, halaman upacara, laboratorium, koperasi, mushola, kamar mandi, ruang guru dan kepala sekolah, ruang produktif dan perpustakaan. Pelaksanaan Wawancara Penelitian dilaksanakannya wawancara subjek pada tanggal 7 dan 8 April 2014. Permintaan ijin disampaikan kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas X ‘TPM A SMK Negeri 2 Salatiga serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Hal tersebut dirasa perlu karena 4 siswa dari sekolah tersebut dijadikan data penelitian. Empat siswa yang menjadi sumber data antara lain RH, ND, AW, dan AU. Maksud dan tujuan wawancara juga disampaikan kepada 4 siswa tersebut guna meminta kesediaan subjek untuk menjadi sumber data penelitian Lokasi wawancara dilaksanakan di sekolah SMK Negeri 2 Salatiga, tepatnya di ruang perpustakan. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman kepada subjek agar dalam proses wawancara dapat lebih santai, tidak canggung, dan tidak takut. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara bergantian. Waktu wawancara yang diperlukan untuk subjek satu dengan subjek yang lain berbeda. Satu kali wawancara berlangsung kurang lebih 40 merit. Berikut ini adalah tabel pelaksanaan wawancara yang pertama sampai yang terakhir. 36 37 c Tabel 2 Daftar Pelaksanaan Wawancara Subjek Subjek Tanggal Tempat RH 7 April 2014 Sekolah ND 7 April 2014 Sekolah AW 8 April 2014 ‘Sekolah AU 8 April 2014 Sekolah Hasil dan Pembahasan Penelitian a. Hasil Pembahasan 1. Pemahaman Tahap Aksi Soal nomor 1 digunakan untuk mengetahui apakah tahap pemahaman subjek berada pada tahap aksi. Diketahui bahwa soal nomor 1 membutuhkan pemahaman konsep dasar, yang dapat diselesaikan dengan menggantikan nilai x di mana f : x > f (x) = (x2)? dengan x = 5, karena x merupakan nilai pengganti dari variabel fungsi x yang akan di hitung dalam persamaan f (x) = (x#2)? untuk menemukan nilai fungsi yang memenuhi. ‘Soal nomor 1 dapat dikerjakan hanya dengan pemahaman tahap aksi Penyelesaian pada soal nomor 1 jika diketahui f : x > f (x) = (x+2)? dengan x = 5. Dilihat dari penyelesaiannya, subjek mampu memahami apa yang sudah diketahui dalam soal tersebut yaitu dengan mengetahui adanya nilai x = 5 sebagai pengganti variabel dan mampu menentukan nilai dari suatu fungsi yang telah disediakan. Nilai yang telah disediakan kemudian disubstitusikan sebagai pengganti variabel pada persamaan fungsi yang tersedia yaitu f (x) = (x+2)*, ketika memasukkan nilai x = 5 sebagai pengganti variabel x maka persamaan akan menjadi f (5) = (5+2)’, setelah mengganti f (x) = f (5) kemudian subjek menjumlahkan 5 + 2 = 7, hasil yang dikuadratkan yaitu 7” sehingga diketahui bahwa 7’ = 7.7 = 49. Berdasarkan pemahaman teori APOS pada tahap aksi, penyelesaian dengan pemahaman yang diketahuinya, subjek dapat melakukan penyelesaian pada nomor 1 dengan langkah step by step serta subjek dapat menjelaskan bahwa pengertian fungsi kuadrat sebagai formula yang mempunyai nilai masukan dan menghasilkan nilai keluaran. 38 Hasil yang di peroleh dari empat subjek tersebut menunjukkan bahwa ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU mampu memahami dan melakukan penyelesaian dengan step by step dalam menyelesaikan permasalahan. f(x) = Cxt7)* €Cxd = Ge + 2d* #£(S) = (stay? ECs) = Ce 43% FCS) WD cao = 7? f= 99 EC = 2d Gambar 1. Pemahaman Subjek Tahap Aksi Pemahaman konsep subjek pada tahap aksi_ ini sudah tertanam pada subjek ND, bahkan subjek RH, AW, dan AU yang secara langsung bisa menjelaskan penyelesaian pada soal nomor 1 tanpa ada kesalahan. Subjek juga dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat yang mempunyai masukkan dan menghasilkan nilai keluaran. Subjek menjelaskan yang dimaksud sebagai nilai masukkan dalam fungsi kuadrat yaitu nilai x yang menunjukkan dalam persamaan x = 5, dan menghasilkan nilai keluaran adalah hasil akhir dalam persamaan fungsi kuadrat dengan menggantikan nilai x = 5 dalam persamaan f(x) = (x#2)’. Pemahaman lain di tunjukkan oleh RH yang juga dapat menyebutkan cara lain dengan menggunakan substitusi aljabar pada tahap aksi yaitu step by step yang digunakannya dalam penyelesaian soal nomor 1 yaitu f(x) = (x+2)? dengan menggunakan penyelesaian (x#2). (x#2) karena RH berpatokan pada (a+b)’ = (a+b}{a+b). Barulah subjek mengganti nilai x-nya menjadi x = 5 menjadi (5+2)(5+2) = 7x7 = 49. wo ee en ae Gambar 2. Cara Lain Subjek RH dalam Mengerjakan f: x -> f (x) = (x#2)? dengan x =5 39 Penyelesaian RH tersebut terlihat bahwa subjek dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat sebagai formula yang mempuyai masukan dan menghasilkan nilai keluaran. Selain itu subjek RH juga memahami bahwa variabel tidak hanya dengan menggunakan variabel x saja, melainkan variabel lainnya. Subjek memberikan contoh dengan menggunakan variabel y itu sama dengan variabel x jika semua variabelnya diubah tidak hanya salah satu variabel saja, seperti f : x > f (x) = (x+2)? dengan x = 5 berubah menjadi persamaan f: y > f (y) =(y+2) dengany=5. Demikian pula dengan penyelesaian ND, AW, dan AU pada pemahaman tahap aksi dengan menggunakan teori APOS, ke tiga subjek tersebut juga _memiliki penyelesaian berdeda dengan RH yaitu menggunakan sifat distribusi aljabar, cara lain yang ditunjukan subjek dengan pemahaman tahap aksi step by step yaitu f (x) = (x+2)* dengan menjabarkan menjadi (x+2) (x+2) kemudian subjek menghitung dengan cara mengalikan kedua persamaan fungsi tersebut menjadi x + 2x +2x + 4 sehingga dihasilkan x’ + 4x + 4 dari persamaan fungsi, kemudian x = 5 di masukkan dalam persamaan fungsi x’ + 4x + 4 menjadi 5? + 4.5 + 4 barulah menghitung hasil akhirnya yaitu 25 + 20 + 4 = 49. GS (A 92), , Wee tq PRE Qn fe 4 eS f(s) x*4 qni4 f(s) =x*# qx 4g Psy e(s¥ 445 44 + WE BRD aig rio Gambar 3. Cara Lain Subjek AU dalam Mengerjakan f: x -> f (x) = (x+2)° dengan x=5 Subjek AU juga dapat menjelaskan dengan langkah lain yang ditunjukkan, serta menjelaskan fungsi kuadrat sebagai nilai masukan dan menghasilkan nilai keluaran dalam penyelesaian persamaan fungsi kuadrat. Subjek telah memenuhi indikator dalam pencapaian pemahaman tahap aksi. Subjek ND dan AW juga mencapai tahap aksi dalam pemahaman menggunakan teori APOS, karena dapat menjelaskan cara lain yang sama dengan AU serta memahami nilai fungsi kuadrat sebagai nilai masukan dan nilai keluaran. Gambar 4. Cara Lain Subjek ND dan AW dalam Mengerjakan f: x -> f (x) = (x+2)’ dengan x =5 Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis pemahaman menggunakan teori APOS terhadap ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU pada soal nomor 1 yang mewakili tahap aksi dalam menentukan nilai dari suatu fungsi kuadrat ini, menunjukkan bahwa ke empat subjek tersebut menunjukkan pemahaman pada tahap aksi, karena subjek dapat memusatkan pikirannya dalam upaya memahami konsep matematika yang mendasarkan pada beberapa algoritma secara eksplisit. Kinerja pada tahap aksi ini berupa instruksi tahap demi tahap bagaimana melakukan operasi (S. Weyer, 2010). 41 Keempat subjek juga sudah memenuhi indikator pada pemahaman pada tahap aksi, yang di tunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 5 Indikator Pencapaian Pemahaman Tahap Aksi Tahapan | _Indliator if Subjek ‘aos | menurut. Indikator Weyer RH | ND | aw | au Aksi | Thestudent | Siswa dapat (Action) | only knows | menentukan nilai vivjv|v how to dari suatu fungsi jika perform an | telah disediakan operation suatu nilai yang from memory | harus disubtitusikan or clearly sebagai pengganti given variabel pada fungsi instructions _| yang tersedia dan melakukan perhitungan secara step by step ‘A student will | Siswa hanya dapat typically menjelaskan vivjvjv understand _ | pengertian fungsi the most kuadrat sebagai basic ideas __| formula yang behind the | mempunyai concept of — | masukan dan function menghasilkan nilai keluaran 2. Pemahaman Tahap Proses Soal nomor 2 digunakan untuk mengetahui apakah tahap pemahaman subjek berada pada tahap proses, berikut ini adalah tabel indikator pada tahap proses. Soal nomor 2 secara khusus meinteriorisasi kemampuan subjek tentang menggambar grafik fungsi kuadrat. Menggambar grafik 42 fungsi kuadrat tidak cukup dengan menggunakan pemahaman di tahap aksi saja, karena membutuhkan pemahaman tentang membuat grafik fungsi kuadrat dan menentukan titik-titik (x,y) sebagai daerah hasilnya. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan pemahaman tahap proses. Diketahui bidang Cartesius dengan y = f(x) = x’ + 2 dan tentukan titik-titik daerah hasilnya. Langkah penyelesaiannya subjek harus memahami soal tersebut untuk menentukan beberapa titik yang ditentukan oleh subjek, kemudian subjek menghitung nilai titik-titik yang sudah ditentukan ke dalam persamaan, dan hasil akhir akan diketahui nilai titik (xy) yang nantinya akan digunakan untuk membuat grafik fungsi kuadrat. Grafik fungsi kuadrat tersebut akan nampak seperti parabola yang akan terbuka ke atas maupun parabola yang akan terbuka ke bawah. Pemahaman dengan menggunakan teori APOS pada tahap proses ini terdapat tiga subjek yang dapat menyelesaikan dalam tahap proses sesuai dengan pemahaman yang dimilikinya, yaitu subjek RH, ND, dan AW. Subjek dapat menentukan titik-titik yang dapat digunakan untuk mencari_nitai (xy), serta subjek dapat menggambar grafik fungsi kuadrat dari hasil nilai (xy) dalam bidang Cartesius. (alr en € ty ee Whta desta cal tha FG) hen sive tan fqn hay ) a Pg) lth GU +t) raleca hy oytea Wate wefan th ih ta e Hasse rbb- eit Pe: rb) 33 a) fb sare t.¢ (8 43 cS Gambar 5, Pemahaman Subjek AW pada Tahap Proses Ke tiga subjek tersebut dapat memahami soal dan menjelaskan penyelesaiannya secara runtun sesuai dengan pemahamannya. Salah satunya adalah subjek AW menjelaskan bagaimana penyelesaian yang dikerjakannya, hingga membuat grafik fungsi kuadrat pada subjek AW membentuk parabola yang terbuka ke atas. Subjek terlebih dahulu menentukan lima titik dengan daerah asal, titiknya meliputi {-2, -1, 0, 1, 2}, itu merupakan nilai x-nya yang nantinya akan digunakan untuk dimasukkan dalam y = f (x) = x7 + 2. Setelah itu di ambil nilai x= -2 sebagai pengganti variabel x dalam persamaan f (x) = x" + 2. Barulah nilai x-nya di masukkan f (-2) = -2? + 2. (-2)* dikuadratkan terlebih dulu menjadi 4 asalnya (-2).(-2) = 4. Kemudian kembali lagi ke persamaa tadi f (-2)= 4 +2= 6. Subjek menuliskan bahwa nilai (xy) dari x = -2 adalah (-2,6). Subjek juga harus mencari ke lima titik tersebut mengganti nilai pengganti variabel x lainnya (Lihat gambar 5). Hasil akhirnya subjek yaitu f (-1) = -1° + 2 = 3 sebagai nilai (x,y) menjadi (-1,3), f (0) = 0 + 2 = 2 sebagai nilai (xy) menjadi (0,2), selanjutnya f (1) = 1? + 2 = 3 sebagai nilai (xy) menjadi (1,3), dan f(2) = 2° + 2 = 6 sebagai nilai (x,y) menjadi (2,6). Langkah yang selanjutnya yang di jelaskan subjek setelah menemukan nilai (xy) yaitu membuat grafik fungsi kuadrat dari titik-titik nilai yang diketahui subjek (Lihat gambar 5). Subjek AW juga menjelaskan bahwa jika nilai x (positif dan negatif) bertambah maka grafik akan semakin membuka ke atas. 44 Berbeda dengan penyelesaian yang dilakukan oleh subjek AU dalam menyelesaikan soal nomor 2 pada tahap proses berdasarkan pemahaman menurut teori APOS. AU menjelaskan hasil pemahaman yang dketahuinya, AU menyelesaikan soal nomor 2 dengan menggunakan pemisalan y = 0 dan x = Oke dalam persamaan y = f (x) = x + 2. Langkah selanjutnya yang dikerjakan AU yaitu memisalkan titik potong pada sumbu x jika y = 0 sehingga x* +2 = 0 kemudian subjek mengubah menjadi persamaan x = 2. Subjek menghitung x7 itu berapa kali berapa yang hasilnya 2 dengan melakukan coba-coba, hasil akhirnya x = 1,41. Jadi titik potong dengan sumbu X adalah (1,41; 0). Baru subjek AU mencari titik potong dengan sumbu Y jika x = 0 sehingga x" + 2 seperti langkah tadi subjek mengubah menjadi ke persamaan 0° + 2 = 2. Jadi titik potong sumbu Y adalah (0, 2). Subjek juga mengatakan masih banyak titik-titik lain, ketika di suruh menunjukkan titik-titik lain subjek hanya menggelengkan kepala. Subjek hanya dapat menggambar grafik fungsi kuadrat dengan satu titik nampak garis lurus. epee yertes peer re e nat Cun ved KO wate? Toye a Card oy > aa ts Gambar 6. Pemahaman Subjek AU Terlihat bahwa subjek AU hanya memahami maksud soal nomor 2, untuk menggambar grafik fungsi kuadrat dalam bidang Cartesius membutuhkan nilai titik (xy). Namun subjek belum memahami penyelesaian dalam menggambar grafik yang membutuhkan beberapa titik-titik (xy) fungsi kuadrat, subjek juga mengaku kalau dalam menggambar grafik fungsi kuadrat subjek tidak memahami cara-cara penyelesaiannya. Subjek memahami dalam soal nomor 2 itu diselesaikan 45 dengan menentukan titik potong sumbu (x,y), mencari titik balik, dan membuat titik bantu. Pemahaman subjek hanya sebatas mengetahui saja dan tidak bisa membuktikan dengan alasan subjek tidak memahami rumus- rumus yang digunakan. Subjek AU belum bisa dikatakan paham tahap proses berdasarkan teori APOS, ternyata subjek AU hanya mampu membuat sebuah rencana penyelesaian dan subjek masih terlihat bingung serta kesulitan dalam menjelaskan penyelasaian soal nomor 2 yang AU kerjakan untuk membuat grafik fungsai kuadrat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kriteria pada tahap proses (process) dilakukan oleh AU. Berdasarkan analisis yang dicapai dalam pemahaman tahap proses menurut teori APOS, kesimpulan dari ke empat subjek hanya tiga subjek, yaitu subjek RH, ND, dan AW. Ke tiga subjek dapat memahami pada tahap proses dalam membuat grafik fungsi kuadrat. Subjek mampu melakukan kembali kegiatan aksi yang dilakukan secara berulang dan dilakukan refleksi atas aksi-aksi tersebut telah diinteriorisasikan menjadi suatu proses (S. Weyer, 2010). Ke tiga subjek juga sudah mampu memenuhi indikator- indikator pada pemahaman pada tahap proses, yang di tunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 6 Indikator Pencapalan Pemahaman Tahap Proses Tahapen | _inaikater Subjek menurut s. Indikator APOS Weyer RH | nD | aw | au Proses | Student can __| Siswa dapat (Process) | look at an menggambarkan grafik | v | v | v | - equation and | fungsi kuadrat dengan see the menggunakan procedure as beberapa titik tertentu awhole yang telah siswa without tentukan sendiri having to plug in all the specific values 46 Tahapan | Indikator Indikator RH | ND | aw| AU apos | menurut S. Weyer Student can | Siswa dapat viviwl - draw the menggambarkan grafik graphical fungsi kuadrat, representatio | meskipun pada soal nby plotting | tidak tertera angka only a few of | angka tertentu yang the points harus dimasukan untuk membuat grafik fungsi kuadrat 3. Pemahaman Tahap Objek Soal nomer 3 membutuhkan pemahaman tahap enkapsulasi dari proses ke objek berdasarkan teori APOS. Subjek pada tahap objek ini akan menentukan. contoh fungsi kuadrat atau bukan, serta memberikan alasannya, Menentukan contoh fungsi kuadrat subjek harus memahami sifat-sifat fungsi kuadrat dan langkah dalam menggambar grafik fungsi kuadrat, Soal-soal ini menguji pemahaman sifat-sifat fungsi kuadrat yang mungkin sudah ditunjukkan subjek pada aktivitas sebelumnya, Selain itu, melalui soal ini akan diyji apakah contoh fungsi kuadrat telah menjadi suatu objek dalam diri subjek karena subjek akan melakukan pembuktian yang ditunjukkan dengan menghitung persamaan fungsi kuadrat, selain itu juga dapat ditunjukkan dengan menggambar grafik fungsi kuadrat yang terdiri dari menentukan titik potong terhadap sumbu X (y = 0), menentukan titik potong terhadap sumbu Y (x = 0), menentukan sumbu simetri, yaitu dan koordinat titik balik, yaitu (-2,—2), dan menentukan beberapa titik bantu jika diperlukan. Oleh karena itu, tahap pemahaman objek diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas dengan baik, yaitu apabila fungsi kuadrat telah menjadi objek dan dapat dibandingkan dengan objek lainnya. Analisis tahap objek ini dari pemahaman berdasarkan teori APOS terhadap ke empat subjek ini ND, RH, AW, dan AU terlihat subjek lebih 47 menggunakan logika dan melihat dari soal-soal yang sebelumnya sebagai contoh untuk menentukan mana yang merupakan fungsi kuadrat atau bukan fungsi kuadrat sebagai langkah untuk penyelesaian yang dilakukannya. Terlihat dari beberapa soal-soal nomor 3 antara lain a. y =x" + 8x + 12, bi f (x) = 1742x432, 0. y=x"+ 2x +1, d, Sx—2y +22 =2, dane. y=x' -2x+4, subjek harus menunjukkan mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat atau bukan fungsi kuadrat, serta memberikan alasannya. Ke empat subjek hanya dapat mengidentifikasi mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat atau bukan fungsi kuadrat, namun ke empat subjek tersebut tidak mampu memberikan alasan dan membuktikan fungsi-fungsi tersebut sebagai fungsi kuadrat. Subjek mengaku bahwa subjek hanya menggunakan pemahaman logika dan melihat dari pangkat tertingginya saja, serta melihat dari bentuk umum fungsi kuadrat. Subjek ND, AW, dan subjek AU hanya dapat memberikan alasan yang bukan merupakan contoh fungsi kuadrat yaitu soal nomor 3B dan 3D dengan alasan karena pada soal nomor 3B ada dua variabel yaitu variabel x dan variabel z, kemudian pada soal 3D terdapat tiga variabel yaitu x, y, dan z. Pemahaman yang dimiliki subjek bahwa dalam fungsi kuadrat itu memiliki variabel yang sama dan pangkat tertingginya adalah dua. “EONISHAYVITHE D AF1c,€, bukan FUP9IS\ RAe =p B.D Gambar 7. Pemahaman Subjek dalam Soal Nomor 3 Berbeda dengan subjek RH yang belum memahami maksud soal nomor 3 untuk menunjukkan contoh fungsi kuadrat atau bukan fungsi kuadrat. Subjek RH tidak memahami apa itu fungsi kuadrat, subjek menganggap bahwa fungsi itu merupakan sebuah kegunaan dalam matematika bahkan subjek tidak memahami dengan rumus fungsi kuadrat. Ketika subjek diminta menjelaskan pemahaman yang diketahuinya, RH tampak terlihat bingung sendiri. Penyelesaian RH dalam menyelesaikan soal nomor 3 dengan mencentang pertanyaan sebagai berikut: a Vax +BxtI2v be Sf (Xk) = xP +2K+32 * ee ysxte2etd a. Sx—2y+2z—2 e. yex*?-2x+4 Gambar 8, Pemahaman Subjek RH dalam Soal Nomor 3 ‘Subjek RH menjelaskan bahwa yang merupakan contoh fungsi kuadrat adalah 3A dan 3C, subjek menyebutkan bahwa A dan C merupakan contoh fungsi kuadrat dikarenakan soal pada nomor 3 hampir sama dengan soal nomor 2 yang membedakan disini hanyalah terdapat tambahan satu variabel x. Subjek juga tidak dapat membuktikan penyelesaian yang merupakan fungsi kuadrat dengan alasan yang tepat. Subjek RH juga menyebutkan bahwa yang tidak dicentangnya merupakan contoh bukan fungsi kuadrat. Alasan yang dikatakan subjek seperti berikut 3B bukan fungsi kuadrat karena memiliki variabel 3z, setelah subjek menganalisis kembali soal nomor 3 sujek RH juga menyebutkan bahwa 3D merupakan contoh bukan fungsi kuadrat karena ada beberapa variabel serta 3E bukan fungsi kuadrat karena nilai y-nya ada bernilai negatif yaitu -2x. Pemahaman subjek mengenai 3E jika persamaannya bernilai negatif maka tidak bisa dihitungnya dalam menentukan titik balik sumbu simetri. Berdasarkan analisis kesimpulan yang dicapai dalam pemahaman menurut teori APOS pada tahap objek, dari empat subjek RH, ND, AW, dan AU belum ada subjek yang mencapai pada tahap objek. Ke empat subjek hanya dapat menentukan mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat dan bukan fungsi kuadrat . Kriteria yang harus di capal pada tahap objek ini jika objek dikonstruksi dari proses ketika individu telah mengetahui bahwa proses sebagai suatu totalitas dan menyadari bahwa transformasi dapat dilakukan pada proses tersebut yang digunakan untuk menentukan suatu permasalahan matematika yang diindikasikan ketika subjek mampu menunjukkan bahwa permasalahan matematika tersebut mempunyai sifat- sifat dan ciri tertentu dari konsep fungsi kuadrat, yang mempunyai kaitan dengan permasalahan matematika yang berikut dalam kategori tertentu (S. Weyer, 2010). Ke empat subjek juga belum mampu memenuhi indikator- indikator pemahaman pada tahap objek, yang di tunjukkan pada tabel berikut ini: 49 Tabel 7 Indikator Pencapaian Pemahaman Tahap Objek Subjek Tahapan | Indikatormenurut. | ai stop APOS ‘Weyer rH | ND | aw| au Objek | in this stage, a Siswa dapat (Object) | student would think | menjelaskan -|Jvlvjyv of the word pengertian “function” asa noun | fungsi kuadrat and see a function as something that’s being acted on Astudent would be | Siswa dapat able to look at the memberikan e rt = i graphical contoh dan non representation of this | contoh fungsi function and see that | kuadrat beserta isnot function alasannya 4, Pemahaman Tahap Skema Soal nomor 4 mewakili pemahaman tahap skema berdasarkan teori APOS. Soal nomor 4 ini sudah melibatkan luas persegi panjang dan penggunaan konsep fungsi kuadrat untuk memecahkan masalah. Penyelesaikan soal ini, subjek harus dapat mengorganisasi aksi, proses dan objek yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi kuadrat. Tahap pemahaman skema dibutuhkan pada soal nomor 4 ini, Subjek harus dapat mengaitkan konsep fungsi kuadrat dengan konsep- konsep lain dalam matematika maupun ilmu yang lain. Soal nomor 4 berkaitan dengan masalah persamaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, yang dibagi dalam tipe 4a dan 4b. Soal 4a berkaitan dengan masalah luas persegi panjang yang dinyatakan dalam fungsi, sedangkan soal 4b berkaitan dengan konsep luas maksimum persegi panjang tersebut. 50 Diketahui panjang seutas kawat adalah 400m. Tentukan: a. Luas persegi panjang dengan panjang x dan lebar y yang dibentuk dari kawat yang dinyatakan dalam L sebagai fungsi; b. Luas maksimum persegi panjang berikut. Penyelesaian dalam pemecahan masalah dengan menggunakan rumus fungsi kuadrat dan mencari luas panjang dengan panjang x dan lebar y yang dibentuk dari kawat yang dinyatakan dalam L sebagai fungsi. Langkah yang harus ditempuh adalah memahami panjang seutas kawat yang dijadikan sebagai keliling persegi panjang yaitu 2 (x+y) = 400. Kemudian mengeliminasi persamaan tersebut sebagai x + y = 200, untuk menjadikan sebuah persamaan fungsi maka diubah menjadi y = 200 - x. Setelah persamaan fungsi diketahui langkah selanjutnya adalah mencari luas persegi panjang yang dinyatakan dalam fungsi kuadrat, maka luas pensegi panjang adalah panjang dikali lebar atau L = xy, lebar diubah dengan persamaan fungsi y = 200 — x. Maka luas persegi panjang menjadi = x (200 ~ x). Hasil akhir luas persegi panjang yang dinyatakan dalam persamaan fungsi kuadrat adalah L = -x’ + 200x. Selanjutnya mencari_ luas maksimum parsegi panjang dalam eames persamaan fungsi kuadrat dengan menggunakan rumus 2@ untuk mencari nilai x. Digunakan £ = -x° + 200x untuk menentukan nilai a dan b dalam persamaan fungsi kuadrat tersebut. Nilai a adalah -2 swdangkan nilai 6 adalah 200, masukkan dalam rumus untuk mencari nilai x, menjadi 20 = 100 2-4)" Nilai x= 200. Luas maksimal dapat di cari dari persamaan fungsi kuadrat -x’ + 200x, dengan nilai x = 100 sebagai pengganti variabel x menjadi -(100)° + 200.100 di dapat hasil -20000 + 20000 = 10000m". Kenyataan yang terjadi ke empat subjek hanya dapat menyelesaikan dengan merancang model matematika dan penyelesaian yang digunakan adalah pemisalan. Subjek belum paham dalam pernyataan dengan menggunakan persamaan fungsi kuadrat. Terlihat subjek ND dan AW menjelaskan bahwa keliling = 2 (p + i). Keliling persegi panjang adalah 400m. Subjek menuliskan 400 = 2 (p +1), selanjutnya 400 dibagi 2 = p + /. Terakhir subjek menemukan persamaan 200 = p + . Subjek melakukan pemisalan dengan mencoba-coba untuk mencari luas maksimal dan diketahui subjek bahwa luas maksimalnya adalah p = 100 dan | = 100. a= s1 Subjek menjelaskan jika luas maksimum persegi panjang adalah p.! menjadi 100 x 100 = 10.000m’. Subjek juga menjelaskan jika p = 150 dan / = 50, ketika di hitung luas persegi panjang hasilnya tidak akan maksimal karena p.l = 150x 50 hasilnya menjadi 7.500m’. a ele rCPre) proo yoo + P+ 2 Cere L =l0e Yeo = pre a2 100 + Pte b. LUBS MMAKSIMUM) =m Px & Dp 100K (OO 2) 10-000 1 « Gambar 9. Pemahaman Subjek ND pada Tahap Skema Subjek ND dan AW nampak tidak menyebutkan luas sebagai fungsi, subjek tidak memahami bahwa dalam pemecahan masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi kuadrat. Subjek hanya menggunakan pemisalan dalam menyelesaikan pemecahan masalah tersebut. Berbeda dengan penyelesaikan yang dilakukan subjek RH dan subjek AU. Subjek tidak memahami soal cerita dengan penyelesaian dalam menggunakan fungsi kuadrat bahkan dalam menentukan model matematikannya subjek masih terlihat bingung dalam penyelesaikan soal cerita. Subjek AU mengaku bahwa subjek tidak memahami dalam mengubah fungsi kuadrat, sehingga tidak dapat membuat persamaannya. Subjek RH juga mengaku kalau susah memahami dalam soal cerita, karena menurut subjek langkah yang ditempuh dalam soal cerita memerlukan pemahaman dan skema lain dalam penyelesaian soal cerita. Subjek hanya dapat membuat model matematika L = 2 (p + i) dan menyebutkan bahwa 400 merupakan keliling dari panjang kawat, bahkan langkah yang selanjutnya subjek tidak memahaminya dan terdiam. 52 b> 4CP+) fot) Gambar 10, Pemahaman Subjek RH pada Tahap Skema Berdasarkan analisis kesimpulan yang dicapai dalam pemahaman tahap skema menurut teori APOS, dari ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU belum ada subjek yang mencapai pada pemahaman tahap skema. Subjek ND dan AW hanya dapat merancang model matematikanya saja, sedangkan subjek RH dan AU belum memahami soal cerita yang dinyatakan dalam fungsi kuadrat. Pemahaman menurut teori APOS tahap skema untuk suatu konsep matematika tertentu adalah kumpulan aksi, proses, dan objek atau skema yang dihubungkan oleh beberapa prinsip secara umum. Jadi skema adalah suatu totalitas pemahaman individu terhadap suatu konsep yang sejenis. Pada tingkat skema individu sudah dapat membedakan mana yang termasuk ke dalam suatu fenomena dan mana yang tidak (S. Weyer, 2010). Ke empat subjek juga belum mampu memenuhi indikator-indikator pemahaman pada tahap skema yang ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 8 Indikator Pencapaian Pemahaman Tahap Skema Tahapenal ase Subjek menurut S. Indikator EOS Weyer RH | ND | aw | AU Skema | Studentis | Siswa dapat (Scema) | capable of | merancang model -Jvfvi- jumping back | matematika dari suatu and forth —_| permasalahan between the | matematika yang stages of | berkaitan dengan action, | fungsi process, object, and | Siswa dapat schema in | menyelesai - fede] - 53 kan model RH Tahapan | — Indikator Indikator Np | aw | AU apos | menuruts. Weyer relation to the | matematika yang telah concept of | terbentuk dengan function | mengguna kan aksi, proses, objek, dan skema lain yang telah siswa miliki Siswa mampu merefleksi tentang - fon} - f- cara-cara yang telah digunakan dalam menyelesai kan masalah (melalui wawancara) b, Pembahasan Penelitian Penelitian ini digunakan untuk menggali dan mendeskripsikan tentang analisis pemahaman keempat siswa kelas X A Jurusan Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga berdasarkan teori APOS pada materi fungsi kuadrat. Hasil yang diperoleh melalui tes uraian dan wawancara kepada keempat subjek tersebut berdasarkan pemahaman konsep pada teori APOS materi fungsi kuadrat. Pemahaman berdasarkan teori APOS, tahap aksi adalah transformasi objek-objek yang dirasakan individu sebagai sesuatu yang diperlukan, serta instruksi tahap demi tahap bagaimana melakukan operasi (S. Weyer, 2010). Kinerja pada tahap aksi berupa aktivitas prosedural. Siswa dikatakan dapat mencapai tahap aksi jika siswa dapat menentukan nilai dari suatu fungsi yang telah disediakan nilainya yang harus disubstitusikan sebagai pengganti variabel pada fungsi yang tersedia dan melakukan perhiungan step by step, sera siswa hanya dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat sebagai 54 formula yang mempunyai masukan dan menghasilkan nilai keluaran (S. Weyer, 2010). Soal nomor satu menunjukkan bahwa ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU berada pada tahap aksi dengan pembatasan soal menentukan nilai dari persamaan fungsi kuadrat jika telah disediakan suatu nilai jika diketahul f: x -> f (x) = (x#2)? dengan x = 5. Ke empat subjek tersebut dapat menyelesaikan soal nomor satu dengan step by step yaitu dengan menggantikan nilai x ke dalam persamaan fungsi kuadrat, bahkan subjek juga mengerjakan dengan cara substitusi aljabar yaitu dengan membuat perkalian (a.b)(a.b), barulah subjek menggantikan nilai x tersebut. Subjek juga menggunakan dengan cara lain yaitu aljabar yang sifat distribusi dengan pengerjaan menjabarkan persamaan fungsi kuadrat f (x) = (x+2)', setelah diketahui hasil akhir dan di temukan persamaan baru, kemudian langkah selanjutnya dari persamaan baru tersebut subjek barulah mengganti nilai x. Beberapa cara yang di tempuh keempat subjek tersebut menunjukkan bahwa keempat tersebut memahami soal nomor satu pada tahap aksi, diperkuat dengan adanya keempat subjek yang dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat sebagai formula yang mempunyai masukan yaitu menggantikan nilai x ke dalam persamaan fungsi kuadrat dan menghasilkan nilai keluaran sebagai hasil dari persamaan fungsi kuadrat tersebut. Subjek juga menjelaskan yang dimaksud sebagai nilai masukkan dalam fungsi kuadrat yaitu nilai x yang menunjukkan dalam persamaan x = 5, dan menghasilkan nilai keluaran adalah hasil akhir dalam persamaan fungsi kuadrat dengan menggantikan nilai x = 5 dalam persamaan f(x) = (x+2). Kemudian pemahaman berdasarkan teori APOS pada tahap proses atau interiorisasi merupakan Suatu konstruksi mental yang terjadi secara internal yang diperoleh ketika seseorang sudah bisa melakukan tingkat aksi secara berulang kali. Dalam konstruksi mental tingkat proses individu tersebut tidak terlalu banyak memerlukan stimuli dari luar karena dia merasa bahwa suatu konsep tertentu sudah berada dalam ingatannya. Pada tingkat ini dia dapat menelusuri kebalikan dan mengkomposisikan dengan proses lainnya. Dengan kata lain, apabila aksi dilakukan secara berulang dan dilakukan refleksi atas aksi itu, maka aksi-aksi tersebut telah diinteriorisasikan menjadi suatu proses. Siswa dikatakan dapat mencapai tahap proses jika siswa dapat menggambarkan grafik fungsi menggunakan beberapa titik tertentu yang telah ditentukan (S. Weyer, 2010). Siswa 55 dikatakan dapat mencapai tahap proses jika siswa dapat menggambarkan grafik fungsi menggunakan beberapa titik tertentu yang telah ditentukan (S. Weyer, 2010). Soal nomor dua, menunjukkan bahwa ke tiga subjek yaitu RH, ND, dan AW berada pada tahap proses dengan pembatasan soal menggambar grafik fungsi kuadrat y = f(x) = x’ + 2 dan tentukan titik-titik daerah hasilnya. Ke tiga subjek tersebut dapat menentukan nilai_titik-titik untuk menggambar grafik fungsi kuadrat yang kemudian mendapatkan hasil nilai (xy), setelah hasil yang di tentukan dari beberapa titik-titk tersebut barulah subjek menggambar grafik fungsi kuadrat dengan persamaan y = fix) = x° + 2. Grafik akan tampak membuka ke atas, subjek juga dapat menjelaskan bahwa dalam persamaan y = f(x) = x’ + 2, semakin nilai bertambah positif ataupun negatif maka grafik akan semakin membuka ke atas. Berbeda dengan penyelesaian yang dilakukan oleh subjek AU, subjek hanya dapat menjelaskan bahwa pada penyelesaian untuk menggambar grafik fungsi kuadrat dibutuhkan untuk menentukan nilai tit potong sumbu x, menentukan nilai titik potong pada sumbu y, serta menentukan nilai titik balik. Nilai-nilai yang sudah dihitung dalam persamaan y = fix) = 7 + 2 tersebut, barulah subjek AU menggambar grafik fungsi kuadrat. Hasil pada penyelesaian tersebut, grafik yang tampak berupa garis lurus. Terlihat dalam penyelesaian yang ditempuh subjek AU masih mengalami kesalahan konsep, disebabkan subjek AU yang masih bingung dalam menentukan titik-titiknya dan pemahaman subjek AU dalam memahami soal nomor dua masih belum tepat. Subjek AU belum bisa dikatakan memahami pada tahap proses. Pembahasan pada pemahaman berdasarkan teori APOS tahap objek ini jika objek dikonstruksi dari proses ketika individu telah mengetahui bahwa proses sebagal suatu totalitas dan menyadari bahwa transformasi dapat dilakukan pada proses tersebut yang digunakan untuk menentukan suatu permasalahan matematika yang diindikasikan ketika subjek mampu menunjukkan bahwa permasalahan matematika tersebut mempunyai sifat- sifat dan ciri tertentu dari konsep fungsi kuadrat, yang mempunyai kaitan dengan permasalahan matematika yang berikut dalam kategori tertentu (S. Weyer, 2010). Siswa dikatakan dapat mencapai tahap objek jika siswa dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat, serta memberikan contoh fungsi kuadrat beserta alasannya (S. Weyer, 2010). 56 Soal nomor tiga dari ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU belum dapat dikatakan memahami pada tahap objek dengan pembatasan soal menunjukkan mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat atau bukan fungsi kuadrat, dan berikan alasan: (a) y = x7 + 8x + 12, (b) f (x) = x°+2x+3z, (c) y = x°+ 2x +1, (d) Sx — 2y + 2z = 2, dan (e) y =x - 2x + 4, juga menjelaskan menurut pendapat subjek mengenai fungsi dan fungsi kuadrat. Ke empat subjek tersebut dapat menentukan contoh-contoh fungsi kuadrat dan contoh-contoh bukan fungsi kuadrat, namun ke empat subjek tersebut tidak dapat membuktikan dengan memberikan alasan yang tepat sesuai dengan konsep fungsi kuadrat, ke empat subjek hanya menggunakan logika yang dimilikinya saja. Subjek ND, AW, dan AU hanya dapat menjelaskan secara umum bahwa yang merupakan contoh persamaan fungsi kuadrat adalah memiliki pangkat tertinggi yaitu dua dan variabelnya sama sesuai dengan pengertian fungsi kuadrat, ke tiga subjek menyebutkan yang merupakan contoh fungsi kuadrat adalah (a) y = x" + 8x + 12, (c) y= X°+ 2x +4, dan (e) y =x - 2x + 4, Sedangkan persamaan yang yang tidak sesuai dengan pengertian fungsi kuadrat tersebut, ke tiga subjek itu menyebutnya bukan merupakan contoh fungsi kuadrat seperti (b) f (x) = 2+2x+3z dengan alasan walaupun x° namun dalam persamaan tersebut memiliki beberapa variabel yaitu variabel x dan variabel z, serta (d) 5x— 2y +2222. Berbeda dengan pendapat subjek RH yang menyebutkan contoh fungsi kuadrat yaitu memiliki pangkat tertinggi dua dan bernilai positif seperti (a) y=X + 8x + 12 dan (c) y= x" 2x +1, jika tidak sesuai dengan pengertian tersebut maka bukan merupakan contoh fungsi kuadrat antara lain (b) f (x) = x + 2x + 32 alasan yang di sampaikan subjek RH yaitu variabel 3z yang seharusnya bernilai konstanta 3 dan tidak ada variabel z, (d) 5x - 2y + 2z = 2, dan (e) y =x’ - 2x + 4 persamaan fungsi kuadratnya bernilai negatif. Ketika dibahas untuk menjelaskan pengertian fungsi atau yang diketahui dari fungsi, ke empat subjek tersebut masih terlihat bingung dan gugup. Subjek ND dan AU menjelaskan bahwa subjek lupa akan materi fungsi karena materi tersebut sudah dipelajari pada semester satu, dari penjelasan subjek dapat disimpulkan bahwa ke dua subjek tersebut hanya menghafalkan materi saja namun tidak memahaminya sehingga lupa akan materinya. Subjek RH juga mengatakan kalau fungsi itu merupakan sebuah kegunaan dalam penggunaan rumus matematika, ada pula subjek AW mengatakan fungsi kalau subjek tidak memahami materi tersebut. S7 Soal nomor empat adalah soal terakhir pada pemahaman berdasarkan teori APOS tahap skema untuk suatu konsep matematika tertentu adalah kumpulan aksi, proses, dan objek atau skema yang dihubungkan oleh beberapa prinsip secara umum. Jadi skema adalah suatu totalitas pemahaman individu terhadap suatu konsep yang sejenis. Pada tingkat skema individu sudah dapat membedakan mana yang termasuk ke dalam suatu fenomena dan mana yang tidak (S. Weyer, 2010). Siswa dikatakan dapat mencapai tahap skema jika siswa dapat merancang dan menyelesaikan model matematika yang telah terbentuk dengan menggunakan aksi, proses, objek, dan skema lain dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan fungsi, serta siswa mampu merefleksi tentang cara- cara yang telah digunakan (S. Weyer, 2010). Pemahaman konsep matematika sebagai suatu skema yang melibatkan hubungan khusus antara suatu permasalahan matematika dengan konsep lain matematika. Soal pemecahan masalah ini bersangkutan dengan mencari luas persegi panjang serta menggunakan konsep matematika fungsi kuadrat. Pembatasan pemahaman pada tahap skema ini terlihat dalam soal nomor empat yaitu diketahui panjang seutas kawat adalah 400m. Tentukan: (a) Luas persegi panjang dengan panjang x dan lebar y yang dibentuk dari kawat yang dinyatakan dalam L sebagai fungsi, dan (b) Luas maksimum persegi panjang. Ke empat subjek RH, ND, AW dan AU belum bisa dikatakan memahami pada tahap skema, karena ke empat subjek tersebut dapat menjelaskan penyelesaian dengan menggunakan logika yang dimilikinya. Terlihat subjek ND dan AW dalam. merancang model matematika pada soal pemecahan masalah, menjelaskan bahwa keliling = 2 (p + I). Keliling persegi panjang adalah 400m. Subjek menuliskan 400 = 2 (p +)), selanjutnya 400 dibagi 2 = p + J. Terakhir subjek ND dan subjek AW menemukan persamaan baru yaitu 200 = p + 1. Subjek melakukan pemisalan dengan mencoba-coba untuk mencari luas maksimal dan diketahui subjek bahwa luas maksimalnya adalah p = 100 dan | = 100. Subjek menjelaskan jika luas maksimum persegi panjang adalah p.! menjadi 100 x 100 = 10.000m’. Subjek juga menjelaskan jika p = 150 dan | = 50, ketika di hitung luas persegi panjang hasilnya tidak akan maksimal karena p.l = 150 x 50 hasilnya menjadi 7.500m*. Subjek tidak memahami bahwa nilai yang ditentukan tersebut dengan menggunakan pemisalan adalah mencari luas persegi, karena memiliki nilai yang sama, selain itu juga subjek tidak mencantumkan penyelesaian dalam menggunakan persamaan fungsi 58 kuadrat. Subjek ND dan AW juga mengaku kalau subjek tersebut tidak memahami soal yang menggunakan fungsi kuadrat dalam permasalahan soal cerita. Berbeda dengan penyelesaikan yang dilakukan subjek RH dan subjek AU dalam penyelesaian soal nomor 4. Subjek menjelaskan bahwa subjek tidak memahami soal cerita dengan penyelesaian dalam menggunakan fungsi kuadrat bahkan dalam menentukan model matematikannya subjek masih terlihat bingung. Subjek AU mengaku bahwa subjek tidak memahami dalam mengubah fungsi kuadrat, sehingga tidak dapat membuat persamaannya, Subjek RH juga mengaku kalau susah memahami dalam soal cerita, karena menurtit subjek langkah yang ditempuh dalam soal cerita memerlukan pemahaman dan skema lain dalam penyelesaian soal cerita. Subjek hanya membuat model matematika £ = 2 (p + |) dan menyebutkan bahwa 400 merupakan keliling dari panjang kawat bahkan langkah yang selanjutnya subjek tidak memahaminya dan terdiam. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurdin (2013) yang menunjukkan bahwa hasil tingkat pemahaman konsep matematika siswa berada pada keempat tahap tertentu dari kerangka ‘APOS yaitu aksi, proses, objek, dan skema. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuan- temuan dalam penelitian ini, yaitu dapat menggali dan mendeskripsikan tentang analisis pemahaman konsep siswa kelas X Jurusan Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga dalam pembelajaran matematika materi fungsi kuadrat berdasarkan teori APOS (Action, Process, Object, And Schema). Keempat siswa SMK Negeri 2 Salatiga dalam memahami konsep matematika materi fungsi kuadrat tersebut berada pada tahap aksi dan tahap proses. Subjek RH, ND, AW, dan AU berada pada tahap aksi, yaitu siswa dapat memusatkan pikirannya dalam upaya memahami konsep matematika yang mendasarkan pada beberapa algoritma secara eksplisit. Kinerja pada tahap aksi ini berupa aktivitas prosedural. Kemudian subjek RH, ND, dan AW berada pada tahap proses yaitu siswa mampu melakukan kembali kegiatan aksi yang dilakukan secara berulang dan dilakukan refleksi atas aksi-aksi tersebut telah diinteriorisasikan menjadi suatu proses. Keempat subjek tersebut hanya pada tahap aksi dan tahap proses dikarenakan beberapa faktor. Faktor pertama adalah subjek kurang termotifasi dalam pembelajaran matematika sehingga menyebabkan pemahaman konsep subjek masih belum cukup balk. Faktor kedua adalah subjek kurang 59 memahami konsep dasar matematika, dan faktor ketiga yaitu subjek kurang memahami maksud soal yang disediakan sehingga menyebabkan subjek dapat menjelaskan namun pemahaman konsep subjek tidak memiliki struktur di tahap objek dan tahap skema.

Anda mungkin juga menyukai