BABIV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Subjek Penel
Subjek penelitian ini terdiri dari 4 siswa laki-laki kelas X TPM A secara acak,
karena dalam satu kelas berisi siswa laki-laki. Siswa yang pertama bernama
Rifangi Husain (RH) yang berdomisili di Susukan Rt 02/ Rw 05 Kecamatan
Susukan, Kabupaten Semarang. Siswa yang kedua bernama Novrian Dwi
Ristiawan (ND) yang berdomisili di Sumogawe Rt 01/ Rw 02 Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Siswa yang ketiga Ahnad Wiranto (AW) yang
berdomisili di Krajan, Regunung Rt 02/ Rw 3 Kelurahan Tengaran. Terakhir,
siswa yang keempat bernama Ahmad Ulin Nuha (AU) yang berdomisili di
Blotongan Rt 03/ Rw 05 Salatiga.
Mata pelajaran matematika kelas X TPM A diampu oleh seorang guru
dengan latar belakang pendidikan adalah pendidikan matematika. SMK Negeri
2 Salatiga terletak di JIn. Parikeset, Kel. Dukuh Kecamatan Sidomukti, Salatiga.
Sekolah ini memiliki beberapa fasilitas seperti ruang kelas, halaman upacara,
laboratorium, koperasi, mushola, kamar mandi, ruang guru dan kepala
sekolah, ruang produktif dan perpustakaan.
Pelaksanaan Wawancara
Penelitian dilaksanakannya wawancara subjek pada tanggal 7 dan 8 April
2014. Permintaan ijin disampaikan kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas X
‘TPM A SMK Negeri 2 Salatiga serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
Hal tersebut dirasa perlu karena 4 siswa dari sekolah tersebut dijadikan data
penelitian. Empat siswa yang menjadi sumber data antara lain RH, ND, AW,
dan AU. Maksud dan tujuan wawancara juga disampaikan kepada 4 siswa
tersebut guna meminta kesediaan subjek untuk menjadi sumber data
penelitian
Lokasi wawancara dilaksanakan di sekolah SMK Negeri 2 Salatiga, tepatnya
di ruang perpustakan. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman
kepada subjek agar dalam proses wawancara dapat lebih santai, tidak
canggung, dan tidak takut. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara
bergantian. Waktu wawancara yang diperlukan untuk subjek satu dengan
subjek yang lain berbeda. Satu kali wawancara berlangsung kurang lebih 40
merit. Berikut ini adalah tabel pelaksanaan wawancara yang pertama sampai
yang terakhir.
3637
c
Tabel 2
Daftar Pelaksanaan Wawancara Subjek
Subjek Tanggal Tempat
RH 7 April 2014 Sekolah
ND 7 April 2014 Sekolah
AW 8 April 2014 ‘Sekolah
AU 8 April 2014 Sekolah
Hasil dan Pembahasan Penelitian
a. Hasil Pembahasan
1. Pemahaman Tahap Aksi
Soal nomor 1 digunakan untuk mengetahui apakah tahap pemahaman
subjek berada pada tahap aksi. Diketahui bahwa soal nomor 1
membutuhkan pemahaman konsep dasar, yang dapat diselesaikan dengan
menggantikan nilai x di mana f : x > f (x) = (x2)? dengan x = 5, karena x
merupakan nilai pengganti dari variabel fungsi x yang akan di hitung dalam
persamaan f (x) = (x#2)? untuk menemukan nilai fungsi yang memenuhi.
‘Soal nomor 1 dapat dikerjakan hanya dengan pemahaman tahap aksi
Penyelesaian pada soal nomor 1 jika diketahui f : x > f (x) = (x+2)?
dengan x = 5. Dilihat dari penyelesaiannya, subjek mampu memahami apa
yang sudah diketahui dalam soal tersebut yaitu dengan mengetahui adanya
nilai x = 5 sebagai pengganti variabel dan mampu menentukan nilai dari
suatu fungsi yang telah disediakan. Nilai yang telah disediakan kemudian
disubstitusikan sebagai pengganti variabel pada persamaan fungsi yang
tersedia yaitu f (x) = (x+2)*, ketika memasukkan nilai x = 5 sebagai
pengganti variabel x maka persamaan akan menjadi f (5) = (5+2)’, setelah
mengganti f (x) = f (5) kemudian subjek menjumlahkan 5 + 2 = 7, hasil yang
dikuadratkan yaitu 7” sehingga diketahui bahwa 7’ = 7.7 = 49.
Berdasarkan pemahaman teori APOS pada tahap aksi, penyelesaian
dengan pemahaman yang diketahuinya, subjek dapat melakukan
penyelesaian pada nomor 1 dengan langkah step by step serta subjek dapat
menjelaskan bahwa pengertian fungsi kuadrat sebagai formula yang
mempunyai nilai masukan dan menghasilkan nilai keluaran.38
Hasil yang di peroleh dari empat subjek tersebut menunjukkan bahwa
ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU mampu memahami dan melakukan
penyelesaian dengan step by step dalam menyelesaikan permasalahan.
f(x) = Cxt7)* €Cxd = Ge + 2d*
#£(S) = (stay? ECs) = Ce 43%
FCS) WD cao = 7?
f= 99 EC = 2d
Gambar 1. Pemahaman Subjek Tahap Aksi
Pemahaman konsep subjek pada tahap aksi_ ini sudah tertanam pada
subjek ND, bahkan subjek RH, AW, dan AU yang secara langsung bisa
menjelaskan penyelesaian pada soal nomor 1 tanpa ada kesalahan. Subjek
juga dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat yang mempunyai
masukkan dan menghasilkan nilai keluaran. Subjek menjelaskan yang
dimaksud sebagai nilai masukkan dalam fungsi kuadrat yaitu nilai x yang
menunjukkan dalam persamaan x = 5, dan menghasilkan nilai keluaran
adalah hasil akhir dalam persamaan fungsi kuadrat dengan menggantikan
nilai x = 5 dalam persamaan f(x) = (x#2)’.
Pemahaman lain di tunjukkan oleh RH yang juga dapat menyebutkan
cara lain dengan menggunakan substitusi aljabar pada tahap aksi yaitu step
by step yang digunakannya dalam penyelesaian soal nomor 1 yaitu f(x) =
(x+2)? dengan menggunakan penyelesaian (x#2). (x#2) karena RH
berpatokan pada (a+b)’ = (a+b}{a+b). Barulah subjek mengganti nilai x-nya
menjadi x = 5 menjadi (5+2)(5+2) = 7x7 = 49.
wo
ee
en ae
Gambar 2. Cara Lain Subjek RH
dalam Mengerjakan f: x -> f (x) = (x#2)? dengan x =539
Penyelesaian RH tersebut terlihat bahwa subjek dapat menjelaskan
pengertian fungsi kuadrat sebagai formula yang mempuyai masukan dan
menghasilkan nilai keluaran. Selain itu subjek RH juga memahami bahwa
variabel tidak hanya dengan menggunakan variabel x saja, melainkan
variabel lainnya. Subjek memberikan contoh dengan menggunakan variabel
y itu sama dengan variabel x jika semua variabelnya diubah tidak hanya
salah satu variabel saja, seperti f : x > f (x) = (x+2)? dengan x = 5 berubah
menjadi persamaan f: y > f (y) =(y+2) dengany=5.
Demikian pula dengan penyelesaian ND, AW, dan AU pada
pemahaman tahap aksi dengan menggunakan teori APOS, ke tiga subjek
tersebut juga _memiliki penyelesaian berdeda dengan RH yaitu
menggunakan sifat distribusi aljabar, cara lain yang ditunjukan subjek
dengan pemahaman tahap aksi step by step yaitu f (x) = (x+2)* dengan
menjabarkan menjadi (x+2) (x+2) kemudian subjek menghitung dengan
cara mengalikan kedua persamaan fungsi tersebut menjadi x + 2x +2x + 4
sehingga dihasilkan x’ + 4x + 4 dari persamaan fungsi, kemudian x = 5 di
masukkan dalam persamaan fungsi x’ + 4x + 4 menjadi 5? + 4.5 + 4 barulah
menghitung hasil akhirnya yaitu 25 + 20 + 4 = 49.
GS (A 92), , Wee tq
PRE Qn fe 4
eS
f(s) x*4 qni4
f(s) =x*# qx 4g
Psy e(s¥ 445 44
+ WE BRD aig
rio
Gambar 3. Cara Lain Subjek AU
dalam Mengerjakan f: x -> f (x) = (x+2)° dengan x=5
Subjek AU juga dapat menjelaskan dengan langkah lain yang
ditunjukkan, serta menjelaskan fungsi kuadrat sebagai nilai masukan dan
menghasilkan nilai keluaran dalam penyelesaian persamaan fungsi kuadrat.
Subjek telah memenuhi indikator dalam pencapaian pemahaman tahap
aksi. Subjek ND dan AW juga mencapai tahap aksi dalam pemahaman
menggunakan teori APOS, karena dapat menjelaskan cara lain yang samadengan AU serta memahami nilai fungsi kuadrat sebagai nilai masukan dan
nilai keluaran.
Gambar 4. Cara Lain Subjek ND dan AW
dalam Mengerjakan f: x -> f (x) = (x+2)’ dengan x =5
Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis pemahaman menggunakan
teori APOS terhadap ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU pada soal nomor
1 yang mewakili tahap aksi dalam menentukan nilai dari suatu fungsi
kuadrat ini, menunjukkan bahwa ke empat subjek tersebut menunjukkan
pemahaman pada tahap aksi, karena subjek dapat memusatkan pikirannya
dalam upaya memahami konsep matematika yang mendasarkan pada
beberapa algoritma secara eksplisit. Kinerja pada tahap aksi ini berupa
instruksi tahap demi tahap bagaimana melakukan operasi (S. Weyer, 2010).41
Keempat subjek juga sudah memenuhi indikator pada pemahaman pada
tahap aksi, yang di tunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Indikator Pencapaian Pemahaman Tahap Aksi
Tahapan | _Indliator if Subjek
‘aos | menurut. Indikator
Weyer RH | ND | aw | au
Aksi | Thestudent | Siswa dapat
(Action) | only knows | menentukan nilai vivjv|v
how to dari suatu fungsi jika
perform an | telah disediakan
operation suatu nilai yang
from memory | harus disubtitusikan
or clearly sebagai pengganti
given variabel pada fungsi
instructions _| yang tersedia dan
melakukan
perhitungan secara
step by step
‘A student will | Siswa hanya dapat
typically menjelaskan vivjvjv
understand _ | pengertian fungsi
the most kuadrat sebagai
basic ideas __| formula yang
behind the | mempunyai
concept of — | masukan dan
function menghasilkan nilai
keluaran
2. Pemahaman Tahap Proses
Soal nomor 2 digunakan untuk mengetahui apakah tahap pemahaman
subjek berada pada tahap proses, berikut ini adalah tabel indikator pada
tahap proses. Soal nomor 2 secara khusus meinteriorisasi kemampuan
subjek tentang menggambar grafik fungsi kuadrat. Menggambar grafik42
fungsi kuadrat tidak cukup dengan menggunakan pemahaman di tahap aksi
saja, karena membutuhkan pemahaman tentang membuat grafik fungsi
kuadrat dan menentukan titik-titik (x,y) sebagai daerah hasilnya. Hal
tersebut dapat diselesaikan dengan pemahaman tahap proses.
Diketahui bidang Cartesius dengan y = f(x) = x’ + 2 dan tentukan titik-titik
daerah hasilnya. Langkah penyelesaiannya subjek harus memahami soal
tersebut untuk menentukan beberapa titik yang ditentukan oleh subjek,
kemudian subjek menghitung nilai titik-titik yang sudah ditentukan ke
dalam persamaan, dan hasil akhir akan diketahui nilai titik (xy) yang
nantinya akan digunakan untuk membuat grafik fungsi kuadrat. Grafik
fungsi kuadrat tersebut akan nampak seperti parabola yang akan terbuka
ke atas maupun parabola yang akan terbuka ke bawah.
Pemahaman dengan menggunakan teori APOS pada tahap proses ini
terdapat tiga subjek yang dapat menyelesaikan dalam tahap proses sesuai
dengan pemahaman yang dimilikinya, yaitu subjek RH, ND, dan AW. Subjek
dapat menentukan titik-titik yang dapat digunakan untuk mencari_nitai
(xy), serta subjek dapat menggambar grafik fungsi kuadrat dari hasil nilai
(xy) dalam bidang Cartesius.
(alr en € ty
ee Whta desta
cal tha FG) hen sive tan
fqn hay ) a Pg)
lth GU +t) raleca
hy oytea Wate wefan th
ih ta e Hasse
rbb- eit Pe:
rb) 33 a) fb sare
t.¢ (843
cS
Gambar 5, Pemahaman Subjek AW pada Tahap Proses
Ke tiga subjek tersebut dapat memahami soal dan menjelaskan
penyelesaiannya secara runtun sesuai dengan pemahamannya. Salah
satunya adalah subjek AW menjelaskan bagaimana penyelesaian yang
dikerjakannya, hingga membuat grafik fungsi kuadrat pada subjek AW
membentuk parabola yang terbuka ke atas.
Subjek terlebih dahulu menentukan lima titik dengan daerah asal,
titiknya meliputi {-2, -1, 0, 1, 2}, itu merupakan nilai x-nya yang nantinya
akan digunakan untuk dimasukkan dalam y = f (x) = x7 + 2. Setelah itu di
ambil nilai x= -2 sebagai pengganti variabel x dalam persamaan f (x) = x" +
2. Barulah nilai x-nya di masukkan f (-2) = -2? + 2. (-2)* dikuadratkan terlebih
dulu menjadi 4 asalnya (-2).(-2) = 4. Kemudian kembali lagi ke persamaa
tadi f (-2)= 4 +2= 6. Subjek menuliskan bahwa nilai (xy) dari x = -2 adalah
(-2,6). Subjek juga harus mencari ke lima titik tersebut mengganti nilai
pengganti variabel x lainnya (Lihat gambar 5). Hasil akhirnya subjek yaitu f
(-1) = -1° + 2 = 3 sebagai nilai (x,y) menjadi (-1,3), f (0) = 0 + 2 = 2 sebagai
nilai (xy) menjadi (0,2), selanjutnya f (1) = 1? + 2 = 3 sebagai nilai (xy)
menjadi (1,3), dan f(2) = 2° + 2 = 6 sebagai nilai (x,y) menjadi (2,6).
Langkah yang selanjutnya yang di jelaskan subjek setelah menemukan
nilai (xy) yaitu membuat grafik fungsi kuadrat dari titik-titik nilai yang
diketahui subjek (Lihat gambar 5). Subjek AW juga menjelaskan bahwa jika
nilai x (positif dan negatif) bertambah maka grafik akan semakin membuka
ke atas.44
Berbeda dengan penyelesaian yang dilakukan oleh subjek AU dalam
menyelesaikan soal nomor 2 pada tahap proses berdasarkan pemahaman
menurut teori APOS. AU menjelaskan hasil pemahaman yang dketahuinya,
AU menyelesaikan soal nomor 2 dengan menggunakan pemisalan y = 0 dan
x = Oke dalam persamaan y = f (x) = x + 2. Langkah selanjutnya yang
dikerjakan AU yaitu memisalkan titik potong pada sumbu x jika y = 0
sehingga x* +2 = 0 kemudian subjek mengubah menjadi persamaan x = 2.
Subjek menghitung x7 itu berapa kali berapa yang hasilnya 2 dengan
melakukan coba-coba, hasil akhirnya x = 1,41. Jadi titik potong dengan
sumbu X adalah (1,41; 0). Baru subjek AU mencari titik potong dengan
sumbu Y jika x = 0 sehingga x" + 2 seperti langkah tadi subjek mengubah
menjadi ke persamaan 0° + 2 = 2. Jadi titik potong sumbu Y adalah (0, 2).
Subjek juga mengatakan masih banyak titik-titik lain, ketika di suruh
menunjukkan titik-titik lain subjek hanya menggelengkan kepala. Subjek
hanya dapat menggambar grafik fungsi kuadrat dengan satu titik nampak
garis lurus.
epee yertes
peer re
e nat
Cun ved
KO wate?
Toye
a
Card oy
>
aa ts
Gambar 6. Pemahaman Subjek AU
Terlihat bahwa subjek AU hanya memahami maksud soal nomor 2,
untuk menggambar grafik fungsi kuadrat dalam bidang Cartesius
membutuhkan nilai titik (xy). Namun subjek belum memahami
penyelesaian dalam menggambar grafik yang membutuhkan beberapa
titik-titik (xy) fungsi kuadrat, subjek juga mengaku kalau dalam
menggambar grafik fungsi kuadrat subjek tidak memahami cara-cara
penyelesaiannya. Subjek memahami dalam soal nomor 2 itu diselesaikan45
dengan menentukan titik potong sumbu (x,y), mencari titik balik, dan
membuat titik bantu. Pemahaman subjek hanya sebatas mengetahui saja
dan tidak bisa membuktikan dengan alasan subjek tidak memahami rumus-
rumus yang digunakan.
Subjek AU belum bisa dikatakan paham tahap proses berdasarkan
teori APOS, ternyata subjek AU hanya mampu membuat sebuah rencana
penyelesaian dan subjek masih terlihat bingung serta kesulitan dalam
menjelaskan penyelasaian soal nomor 2 yang AU kerjakan untuk membuat
grafik fungsai kuadrat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kriteria
pada tahap proses (process) dilakukan oleh AU.
Berdasarkan analisis yang dicapai dalam pemahaman tahap proses
menurut teori APOS, kesimpulan dari ke empat subjek hanya tiga subjek,
yaitu subjek RH, ND, dan AW. Ke tiga subjek dapat memahami pada tahap
proses dalam membuat grafik fungsi kuadrat. Subjek mampu melakukan
kembali kegiatan aksi yang dilakukan secara berulang dan dilakukan refleksi
atas aksi-aksi tersebut telah diinteriorisasikan menjadi suatu proses (S.
Weyer, 2010). Ke tiga subjek juga sudah mampu memenuhi indikator-
indikator pada pemahaman pada tahap proses, yang di tunjukkan pada
tabel berikut ini:
Tabel 6
Indikator Pencapalan Pemahaman Tahap Proses
Tahapen | _inaikater Subjek
menurut s. Indikator
APOS Weyer RH | nD | aw | au
Proses | Student can __| Siswa dapat
(Process) | look at an menggambarkan grafik | v | v | v | -
equation and | fungsi kuadrat dengan
see the menggunakan
procedure as beberapa titik tertentu
awhole yang telah siswa
without tentukan sendiri
having to plug
in all the
specific values46
Tahapan | Indikator Indikator RH | ND | aw| AU
apos | menurut S.
Weyer
Student can | Siswa dapat viviwl -
draw the menggambarkan grafik
graphical fungsi kuadrat,
representatio | meskipun pada soal
nby plotting | tidak tertera angka
only a few of | angka tertentu yang
the points harus dimasukan untuk
membuat grafik fungsi
kuadrat
3. Pemahaman Tahap Objek
Soal nomer 3 membutuhkan pemahaman tahap enkapsulasi dari
proses ke objek berdasarkan teori APOS. Subjek pada tahap objek ini akan
menentukan. contoh fungsi kuadrat atau bukan, serta memberikan
alasannya, Menentukan contoh fungsi kuadrat subjek harus memahami
sifat-sifat fungsi kuadrat dan langkah dalam menggambar grafik fungsi
kuadrat, Soal-soal ini menguji pemahaman sifat-sifat fungsi kuadrat yang
mungkin sudah ditunjukkan subjek pada aktivitas sebelumnya, Selain itu,
melalui soal ini akan diyji apakah contoh fungsi kuadrat telah menjadi
suatu objek dalam diri subjek karena subjek akan melakukan pembuktian
yang ditunjukkan dengan menghitung persamaan fungsi kuadrat, selain itu
juga dapat ditunjukkan dengan menggambar grafik fungsi kuadrat yang
terdiri dari menentukan titik potong terhadap sumbu X (y = 0), menentukan
titik potong terhadap sumbu Y (x = 0), menentukan sumbu simetri, yaitu
dan koordinat titik balik, yaitu (-2,—2), dan menentukan
beberapa titik bantu jika diperlukan. Oleh karena itu, tahap pemahaman
objek diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas dengan baik, yaitu apabila
fungsi kuadrat telah menjadi objek dan dapat dibandingkan dengan objek
lainnya.
Analisis tahap objek ini dari pemahaman berdasarkan teori APOS
terhadap ke empat subjek ini ND, RH, AW, dan AU terlihat subjek lebih47
menggunakan logika dan melihat dari soal-soal yang sebelumnya sebagai
contoh untuk menentukan mana yang merupakan fungsi kuadrat atau
bukan fungsi kuadrat sebagai langkah untuk penyelesaian yang
dilakukannya.
Terlihat dari beberapa soal-soal nomor 3 antara lain a. y =x" + 8x + 12,
bi f (x) = 1742x432, 0. y=x"+ 2x +1, d, Sx—2y +22 =2, dane. y=x' -2x+4,
subjek harus menunjukkan mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat
atau bukan fungsi kuadrat, serta memberikan alasannya. Ke empat subjek
hanya dapat mengidentifikasi mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat
atau bukan fungsi kuadrat, namun ke empat subjek tersebut tidak mampu
memberikan alasan dan membuktikan fungsi-fungsi tersebut sebagai fungsi
kuadrat. Subjek mengaku bahwa subjek hanya menggunakan pemahaman
logika dan melihat dari pangkat tertingginya saja, serta melihat dari bentuk
umum fungsi kuadrat. Subjek ND, AW, dan subjek AU hanya dapat
memberikan alasan yang bukan merupakan contoh fungsi kuadrat yaitu
soal nomor 3B dan 3D dengan alasan karena pada soal nomor 3B ada dua
variabel yaitu variabel x dan variabel z, kemudian pada soal 3D terdapat
tiga variabel yaitu x, y, dan z. Pemahaman yang dimiliki subjek bahwa
dalam fungsi kuadrat itu memiliki variabel yang sama dan pangkat
tertingginya adalah dua.
“EONISHAYVITHE D AF1c,€,
bukan FUP9IS\ RAe =p B.D
Gambar 7. Pemahaman Subjek dalam Soal Nomor 3
Berbeda dengan subjek RH yang belum memahami maksud soal
nomor 3 untuk menunjukkan contoh fungsi kuadrat atau bukan fungsi
kuadrat. Subjek RH tidak memahami apa itu fungsi kuadrat, subjek
menganggap bahwa fungsi itu merupakan sebuah kegunaan dalam
matematika bahkan subjek tidak memahami dengan rumus fungsi kuadrat.
Ketika subjek diminta menjelaskan pemahaman yang diketahuinya, RH
tampak terlihat bingung sendiri. Penyelesaian RH dalam menyelesaikan
soal nomor 3 dengan mencentang pertanyaan sebagai berikut:a Vax +BxtI2v
be Sf (Xk) = xP +2K+32 *
ee ysxte2etd
a. Sx—2y+2z—2
e. yex*?-2x+4
Gambar 8, Pemahaman Subjek RH dalam Soal Nomor 3
‘Subjek RH menjelaskan bahwa yang merupakan contoh fungsi kuadrat
adalah 3A dan 3C, subjek menyebutkan bahwa A dan C merupakan contoh
fungsi kuadrat dikarenakan soal pada nomor 3 hampir sama dengan soal
nomor 2 yang membedakan disini hanyalah terdapat tambahan satu
variabel x. Subjek juga tidak dapat membuktikan penyelesaian yang
merupakan fungsi kuadrat dengan alasan yang tepat. Subjek RH juga
menyebutkan bahwa yang tidak dicentangnya merupakan contoh bukan
fungsi kuadrat. Alasan yang dikatakan subjek seperti berikut 3B bukan
fungsi kuadrat karena memiliki variabel 3z, setelah subjek menganalisis
kembali soal nomor 3 sujek RH juga menyebutkan bahwa 3D merupakan
contoh bukan fungsi kuadrat karena ada beberapa variabel serta 3E bukan
fungsi kuadrat karena nilai y-nya ada bernilai negatif yaitu -2x. Pemahaman
subjek mengenai 3E jika persamaannya bernilai negatif maka tidak bisa
dihitungnya dalam menentukan titik balik sumbu simetri.
Berdasarkan analisis kesimpulan yang dicapai dalam pemahaman
menurut teori APOS pada tahap objek, dari empat subjek RH, ND, AW, dan
AU belum ada subjek yang mencapai pada tahap objek. Ke empat subjek
hanya dapat menentukan mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat
dan bukan fungsi kuadrat . Kriteria yang harus di capal pada tahap objek ini
jika objek dikonstruksi dari proses ketika individu telah mengetahui bahwa
proses sebagai suatu totalitas dan menyadari bahwa transformasi dapat
dilakukan pada proses tersebut yang digunakan untuk menentukan suatu
permasalahan matematika yang diindikasikan ketika subjek mampu
menunjukkan bahwa permasalahan matematika tersebut mempunyai sifat-
sifat dan ciri tertentu dari konsep fungsi kuadrat, yang mempunyai kaitan
dengan permasalahan matematika yang berikut dalam kategori tertentu (S.
Weyer, 2010). Ke empat subjek juga belum mampu memenuhi indikator-
indikator pemahaman pada tahap objek, yang di tunjukkan pada tabel
berikut ini:49
Tabel 7
Indikator Pencapaian Pemahaman Tahap Objek
Subjek
Tahapan | Indikatormenurut. | ai stop
APOS ‘Weyer rH | ND | aw| au
Objek | in this stage, a Siswa dapat
(Object) | student would think | menjelaskan -|Jvlvjyv
of the word pengertian
“function” asa noun | fungsi kuadrat
and see a function as
something that’s
being acted on
Astudent would be | Siswa dapat
able to look at the memberikan e rt = i
graphical contoh dan non
representation of this | contoh fungsi
function and see that | kuadrat beserta
isnot function alasannya
4, Pemahaman Tahap Skema
Soal nomor 4 mewakili pemahaman tahap skema berdasarkan teori
APOS. Soal nomor 4 ini sudah melibatkan luas persegi panjang dan
penggunaan konsep fungsi kuadrat untuk memecahkan masalah.
Penyelesaikan soal ini, subjek harus dapat mengorganisasi aksi, proses dan
objek yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
fungsi kuadrat. Tahap pemahaman skema dibutuhkan pada soal nomor 4
ini, Subjek harus dapat mengaitkan konsep fungsi kuadrat dengan konsep-
konsep lain dalam matematika maupun ilmu yang lain. Soal nomor 4
berkaitan dengan masalah persamaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari, yang dibagi dalam tipe 4a dan 4b. Soal 4a berkaitan dengan
masalah luas persegi panjang yang dinyatakan dalam fungsi, sedangkan
soal 4b berkaitan dengan konsep luas maksimum persegi panjang tersebut.50
Diketahui panjang seutas kawat adalah 400m. Tentukan: a. Luas
persegi panjang dengan panjang x dan lebar y yang dibentuk dari kawat
yang dinyatakan dalam L sebagai fungsi; b. Luas maksimum persegi panjang
berikut. Penyelesaian dalam pemecahan masalah dengan menggunakan
rumus fungsi kuadrat dan mencari luas panjang dengan panjang x dan lebar
y yang dibentuk dari kawat yang dinyatakan dalam L sebagai fungsi.
Langkah yang harus ditempuh adalah memahami panjang seutas kawat
yang dijadikan sebagai keliling persegi panjang yaitu 2 (x+y) = 400.
Kemudian mengeliminasi persamaan tersebut sebagai x + y = 200, untuk
menjadikan sebuah persamaan fungsi maka diubah menjadi y = 200 - x.
Setelah persamaan fungsi diketahui langkah selanjutnya adalah mencari
luas persegi panjang yang dinyatakan dalam fungsi kuadrat, maka luas
pensegi panjang adalah panjang dikali lebar atau L = xy, lebar diubah
dengan persamaan fungsi y = 200 — x. Maka luas persegi panjang menjadi =
x (200 ~ x). Hasil akhir luas persegi panjang yang dinyatakan dalam
persamaan fungsi kuadrat adalah L = -x’ + 200x.
Selanjutnya mencari_ luas maksimum parsegi panjang dalam
eames
persamaan fungsi kuadrat dengan menggunakan rumus 2@ untuk
mencari nilai x. Digunakan £ = -x° + 200x untuk menentukan nilai a dan b
dalam persamaan fungsi kuadrat tersebut. Nilai a adalah -2 swdangkan
nilai 6 adalah 200, masukkan dalam rumus untuk mencari nilai x, menjadi
20 = 100
2-4)" Nilai x= 200.
Luas maksimal dapat di cari dari persamaan fungsi kuadrat -x’ + 200x,
dengan nilai x = 100 sebagai pengganti variabel x menjadi -(100)° + 200.100
di dapat hasil -20000 + 20000 = 10000m".
Kenyataan yang terjadi ke empat subjek hanya dapat menyelesaikan
dengan merancang model matematika dan penyelesaian yang digunakan
adalah pemisalan. Subjek belum paham dalam pernyataan dengan
menggunakan persamaan fungsi kuadrat. Terlihat subjek ND dan AW
menjelaskan bahwa keliling = 2 (p + i). Keliling persegi panjang adalah
400m. Subjek menuliskan 400 = 2 (p +1), selanjutnya 400 dibagi 2 = p + /.
Terakhir subjek menemukan persamaan 200 = p + . Subjek melakukan
pemisalan dengan mencoba-coba untuk mencari luas maksimal dan
diketahui subjek bahwa luas maksimalnya adalah p = 100 dan | = 100.
a=s1
Subjek menjelaskan jika luas maksimum persegi panjang adalah p.! menjadi
100 x 100 = 10.000m’. Subjek juga menjelaskan jika p = 150 dan / = 50,
ketika di hitung luas persegi panjang hasilnya tidak akan maksimal karena
p.l = 150x 50 hasilnya menjadi 7.500m’.
a ele rCPre) proo
yoo + P+ 2 Cere L =l0e
Yeo = pre
a2
100 + Pte
b. LUBS MMAKSIMUM) =m Px &
Dp 100K (OO
2) 10-000 1 «
Gambar 9. Pemahaman Subjek ND pada Tahap Skema
Subjek ND dan AW nampak tidak menyebutkan luas sebagai fungsi,
subjek tidak memahami bahwa dalam pemecahan masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan fungsi kuadrat. Subjek hanya
menggunakan pemisalan dalam menyelesaikan pemecahan masalah
tersebut.
Berbeda dengan penyelesaikan yang dilakukan subjek RH dan subjek
AU. Subjek tidak memahami soal cerita dengan penyelesaian dalam
menggunakan fungsi kuadrat bahkan dalam menentukan model
matematikannya subjek masih terlihat bingung dalam penyelesaikan soal
cerita. Subjek AU mengaku bahwa subjek tidak memahami dalam
mengubah fungsi kuadrat, sehingga tidak dapat membuat persamaannya.
Subjek RH juga mengaku kalau susah memahami dalam soal cerita, karena
menurut subjek langkah yang ditempuh dalam soal cerita memerlukan
pemahaman dan skema lain dalam penyelesaian soal cerita. Subjek hanya
dapat membuat model matematika L = 2 (p + i) dan menyebutkan bahwa
400 merupakan keliling dari panjang kawat, bahkan langkah yang
selanjutnya subjek tidak memahaminya dan terdiam.52
b> 4CP+)
fot)
Gambar 10, Pemahaman Subjek RH pada Tahap Skema
Berdasarkan analisis kesimpulan yang dicapai dalam pemahaman
tahap skema menurut teori APOS, dari ke empat subjek RH, ND, AW, dan
AU belum ada subjek yang mencapai pada pemahaman tahap skema.
Subjek ND dan AW hanya dapat merancang model matematikanya saja,
sedangkan subjek RH dan AU belum memahami soal cerita yang dinyatakan
dalam fungsi kuadrat. Pemahaman menurut teori APOS tahap skema untuk
suatu konsep matematika tertentu adalah kumpulan aksi, proses, dan objek
atau skema yang dihubungkan oleh beberapa prinsip secara umum. Jadi
skema adalah suatu totalitas pemahaman individu terhadap suatu konsep
yang sejenis. Pada tingkat skema individu sudah dapat membedakan mana
yang termasuk ke dalam suatu fenomena dan mana yang tidak (S. Weyer,
2010). Ke empat subjek juga belum mampu memenuhi indikator-indikator
pemahaman pada tahap skema yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 8
Indikator Pencapaian Pemahaman Tahap Skema
Tahapenal ase Subjek
menurut S. Indikator
EOS Weyer RH | ND | aw | AU
Skema | Studentis | Siswa dapat
(Scema) | capable of | merancang model -Jvfvi-
jumping back | matematika dari suatu
and forth —_| permasalahan
between the | matematika yang
stages of | berkaitan dengan
action, | fungsi
process,
object, and | Siswa dapat
schema in | menyelesai - fede] -53
kan model RH
Tahapan | — Indikator Indikator Np | aw | AU
apos | menuruts.
Weyer
relation to the | matematika yang telah
concept of | terbentuk dengan
function | mengguna
kan aksi, proses,
objek, dan skema lain
yang telah siswa miliki
Siswa mampu
merefleksi tentang - fon} - f-
cara-cara yang telah
digunakan dalam
menyelesai
kan masalah (melalui
wawancara)
b, Pembahasan Penelitian
Penelitian ini digunakan untuk menggali dan mendeskripsikan tentang
analisis pemahaman keempat siswa kelas X A Jurusan Permesinan SMK
Negeri 2 Salatiga berdasarkan teori APOS pada materi fungsi kuadrat. Hasil
yang diperoleh melalui tes uraian dan wawancara kepada keempat subjek
tersebut berdasarkan pemahaman konsep pada teori APOS materi fungsi
kuadrat.
Pemahaman berdasarkan teori APOS, tahap aksi adalah transformasi
objek-objek yang dirasakan individu sebagai sesuatu yang diperlukan, serta
instruksi tahap demi tahap bagaimana melakukan operasi (S. Weyer, 2010).
Kinerja pada tahap aksi berupa aktivitas prosedural. Siswa dikatakan dapat
mencapai tahap aksi jika siswa dapat menentukan nilai dari suatu fungsi
yang telah disediakan nilainya yang harus disubstitusikan sebagai pengganti
variabel pada fungsi yang tersedia dan melakukan perhiungan step by step,
sera siswa hanya dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat sebagai54
formula yang mempunyai masukan dan menghasilkan nilai keluaran (S.
Weyer, 2010).
Soal nomor satu menunjukkan bahwa ke empat subjek RH, ND, AW,
dan AU berada pada tahap aksi dengan pembatasan soal menentukan nilai
dari persamaan fungsi kuadrat jika telah disediakan suatu nilai jika
diketahul f: x -> f (x) = (x#2)? dengan x = 5. Ke empat subjek tersebut dapat
menyelesaikan soal nomor satu dengan step by step yaitu dengan
menggantikan nilai x ke dalam persamaan fungsi kuadrat, bahkan subjek
juga mengerjakan dengan cara substitusi aljabar yaitu dengan membuat
perkalian (a.b)(a.b), barulah subjek menggantikan nilai x tersebut. Subjek
juga menggunakan dengan cara lain yaitu aljabar yang sifat distribusi
dengan pengerjaan menjabarkan persamaan fungsi kuadrat f (x) = (x+2)',
setelah diketahui hasil akhir dan di temukan persamaan baru, kemudian
langkah selanjutnya dari persamaan baru tersebut subjek barulah
mengganti nilai x. Beberapa cara yang di tempuh keempat subjek tersebut
menunjukkan bahwa keempat tersebut memahami soal nomor satu pada
tahap aksi, diperkuat dengan adanya keempat subjek yang dapat
menjelaskan pengertian fungsi kuadrat sebagai formula yang mempunyai
masukan yaitu menggantikan nilai x ke dalam persamaan fungsi kuadrat
dan menghasilkan nilai keluaran sebagai hasil dari persamaan fungsi
kuadrat tersebut. Subjek juga menjelaskan yang dimaksud sebagai nilai
masukkan dalam fungsi kuadrat yaitu nilai x yang menunjukkan dalam
persamaan x = 5, dan menghasilkan nilai keluaran adalah hasil akhir dalam
persamaan fungsi kuadrat dengan menggantikan nilai x = 5 dalam
persamaan f(x) = (x+2).
Kemudian pemahaman berdasarkan teori APOS pada tahap proses
atau interiorisasi merupakan Suatu konstruksi mental yang terjadi secara
internal yang diperoleh ketika seseorang sudah bisa melakukan tingkat aksi
secara berulang kali. Dalam konstruksi mental tingkat proses individu
tersebut tidak terlalu banyak memerlukan stimuli dari luar karena dia
merasa bahwa suatu konsep tertentu sudah berada dalam ingatannya.
Pada tingkat ini dia dapat menelusuri kebalikan dan mengkomposisikan
dengan proses lainnya. Dengan kata lain, apabila aksi dilakukan secara
berulang dan dilakukan refleksi atas aksi itu, maka aksi-aksi tersebut telah
diinteriorisasikan menjadi suatu proses. Siswa dikatakan dapat mencapai
tahap proses jika siswa dapat menggambarkan grafik fungsi menggunakan
beberapa titik tertentu yang telah ditentukan (S. Weyer, 2010). Siswa55
dikatakan dapat mencapai tahap proses jika siswa dapat menggambarkan
grafik fungsi menggunakan beberapa titik tertentu yang telah ditentukan
(S. Weyer, 2010).
Soal nomor dua, menunjukkan bahwa ke tiga subjek yaitu RH, ND, dan
AW berada pada tahap proses dengan pembatasan soal menggambar grafik
fungsi kuadrat y = f(x) = x’ + 2 dan tentukan titik-titik daerah hasilnya. Ke
tiga subjek tersebut dapat menentukan nilai_titik-titik untuk menggambar
grafik fungsi kuadrat yang kemudian mendapatkan hasil nilai (xy), setelah
hasil yang di tentukan dari beberapa titik-titk tersebut barulah subjek
menggambar grafik fungsi kuadrat dengan persamaan y = fix) = x° + 2.
Grafik akan tampak membuka ke atas, subjek juga dapat menjelaskan
bahwa dalam persamaan y = f(x) = x’ + 2, semakin nilai bertambah positif
ataupun negatif maka grafik akan semakin membuka ke atas. Berbeda
dengan penyelesaian yang dilakukan oleh subjek AU, subjek hanya dapat
menjelaskan bahwa pada penyelesaian untuk menggambar grafik fungsi
kuadrat dibutuhkan untuk menentukan nilai tit potong sumbu x,
menentukan nilai titik potong pada sumbu y, serta menentukan nilai titik
balik. Nilai-nilai yang sudah dihitung dalam persamaan y = fix) = 7 + 2
tersebut, barulah subjek AU menggambar grafik fungsi kuadrat. Hasil pada
penyelesaian tersebut, grafik yang tampak berupa garis lurus. Terlihat
dalam penyelesaian yang ditempuh subjek AU masih mengalami kesalahan
konsep, disebabkan subjek AU yang masih bingung dalam menentukan
titik-titiknya dan pemahaman subjek AU dalam memahami soal nomor dua
masih belum tepat. Subjek AU belum bisa dikatakan memahami pada tahap
proses.
Pembahasan pada pemahaman berdasarkan teori APOS tahap objek
ini jika objek dikonstruksi dari proses ketika individu telah mengetahui
bahwa proses sebagal suatu totalitas dan menyadari bahwa transformasi
dapat dilakukan pada proses tersebut yang digunakan untuk menentukan
suatu permasalahan matematika yang diindikasikan ketika subjek mampu
menunjukkan bahwa permasalahan matematika tersebut mempunyai sifat-
sifat dan ciri tertentu dari konsep fungsi kuadrat, yang mempunyai kaitan
dengan permasalahan matematika yang berikut dalam kategori tertentu (S.
Weyer, 2010). Siswa dikatakan dapat mencapai tahap objek jika siswa
dapat menjelaskan pengertian fungsi kuadrat, serta memberikan contoh
fungsi kuadrat beserta alasannya (S. Weyer, 2010).56
Soal nomor tiga dari ke empat subjek RH, ND, AW, dan AU belum
dapat dikatakan memahami pada tahap objek dengan pembatasan soal
menunjukkan mana yang merupakan contoh fungsi kuadrat atau bukan
fungsi kuadrat, dan berikan alasan: (a) y = x7 + 8x + 12, (b) f (x) = x°+2x+3z,
(c) y = x°+ 2x +1, (d) Sx — 2y + 2z = 2, dan (e) y =x - 2x + 4, juga
menjelaskan menurut pendapat subjek mengenai fungsi dan fungsi
kuadrat. Ke empat subjek tersebut dapat menentukan contoh-contoh
fungsi kuadrat dan contoh-contoh bukan fungsi kuadrat, namun ke empat
subjek tersebut tidak dapat membuktikan dengan memberikan alasan yang
tepat sesuai dengan konsep fungsi kuadrat, ke empat subjek hanya
menggunakan logika yang dimilikinya saja. Subjek ND, AW, dan AU hanya
dapat menjelaskan secara umum bahwa yang merupakan contoh
persamaan fungsi kuadrat adalah memiliki pangkat tertinggi yaitu dua dan
variabelnya sama sesuai dengan pengertian fungsi kuadrat, ke tiga subjek
menyebutkan yang merupakan contoh fungsi kuadrat adalah (a) y = x" + 8x
+ 12, (c) y= X°+ 2x +4, dan (e) y =x - 2x + 4, Sedangkan persamaan yang
yang tidak sesuai dengan pengertian fungsi kuadrat tersebut, ke tiga subjek
itu menyebutnya bukan merupakan contoh fungsi kuadrat seperti (b) f (x) =
2+2x+3z dengan alasan walaupun x° namun dalam persamaan tersebut
memiliki beberapa variabel yaitu variabel x dan variabel z, serta (d) 5x— 2y
+2222.
Berbeda dengan pendapat subjek RH yang menyebutkan contoh fungsi
kuadrat yaitu memiliki pangkat tertinggi dua dan bernilai positif seperti (a)
y=X + 8x + 12 dan (c) y= x" 2x +1, jika tidak sesuai dengan pengertian
tersebut maka bukan merupakan contoh fungsi kuadrat antara lain (b) f (x)
= x + 2x + 32 alasan yang di sampaikan subjek RH yaitu variabel 3z yang
seharusnya bernilai konstanta 3 dan tidak ada variabel z, (d) 5x - 2y + 2z =
2, dan (e) y =x’ - 2x + 4 persamaan fungsi kuadratnya bernilai negatif.
Ketika dibahas untuk menjelaskan pengertian fungsi atau yang diketahui
dari fungsi, ke empat subjek tersebut masih terlihat bingung dan gugup.
Subjek ND dan AU menjelaskan bahwa subjek lupa akan materi fungsi
karena materi tersebut sudah dipelajari pada semester satu, dari
penjelasan subjek dapat disimpulkan bahwa ke dua subjek tersebut hanya
menghafalkan materi saja namun tidak memahaminya sehingga lupa akan
materinya. Subjek RH juga mengatakan kalau fungsi itu merupakan sebuah
kegunaan dalam penggunaan rumus matematika, ada pula subjek AW
mengatakan fungsi kalau subjek tidak memahami materi tersebut.S7
Soal nomor empat adalah soal terakhir pada pemahaman berdasarkan
teori APOS tahap skema untuk suatu konsep matematika tertentu adalah
kumpulan aksi, proses, dan objek atau skema yang dihubungkan oleh
beberapa prinsip secara umum. Jadi skema adalah suatu totalitas
pemahaman individu terhadap suatu konsep yang sejenis. Pada tingkat
skema individu sudah dapat membedakan mana yang termasuk ke dalam
suatu fenomena dan mana yang tidak (S. Weyer, 2010). Siswa dikatakan
dapat mencapai tahap skema jika siswa dapat merancang dan
menyelesaikan model matematika yang telah terbentuk dengan
menggunakan aksi, proses, objek, dan skema lain dari suatu permasalahan
yang berkaitan dengan fungsi, serta siswa mampu merefleksi tentang cara-
cara yang telah digunakan (S. Weyer, 2010).
Pemahaman konsep matematika sebagai suatu skema yang
melibatkan hubungan khusus antara suatu permasalahan matematika
dengan konsep lain matematika. Soal pemecahan masalah ini bersangkutan
dengan mencari luas persegi panjang serta menggunakan konsep
matematika fungsi kuadrat. Pembatasan pemahaman pada tahap skema ini
terlihat dalam soal nomor empat yaitu diketahui panjang seutas kawat
adalah 400m. Tentukan: (a) Luas persegi panjang dengan panjang x dan
lebar y yang dibentuk dari kawat yang dinyatakan dalam L sebagai fungsi,
dan (b) Luas maksimum persegi panjang. Ke empat subjek RH, ND, AW dan
AU belum bisa dikatakan memahami pada tahap skema, karena ke empat
subjek tersebut dapat menjelaskan penyelesaian dengan menggunakan
logika yang dimilikinya. Terlihat subjek ND dan AW dalam. merancang
model matematika pada soal pemecahan masalah, menjelaskan bahwa
keliling = 2 (p + I). Keliling persegi panjang adalah 400m. Subjek menuliskan
400 = 2 (p +)), selanjutnya 400 dibagi 2 = p + J. Terakhir subjek ND dan
subjek AW menemukan persamaan baru yaitu 200 = p + 1. Subjek
melakukan pemisalan dengan mencoba-coba untuk mencari luas maksimal
dan diketahui subjek bahwa luas maksimalnya adalah p = 100 dan | = 100.
Subjek menjelaskan jika luas maksimum persegi panjang adalah p.! menjadi
100 x 100 = 10.000m’. Subjek juga menjelaskan jika p = 150 dan | = 50,
ketika di hitung luas persegi panjang hasilnya tidak akan maksimal karena
p.l = 150 x 50 hasilnya menjadi 7.500m*. Subjek tidak memahami bahwa
nilai yang ditentukan tersebut dengan menggunakan pemisalan adalah
mencari luas persegi, karena memiliki nilai yang sama, selain itu juga subjek
tidak mencantumkan penyelesaian dalam menggunakan persamaan fungsi58
kuadrat. Subjek ND dan AW juga mengaku kalau subjek tersebut tidak
memahami soal yang menggunakan fungsi kuadrat dalam permasalahan
soal cerita.
Berbeda dengan penyelesaikan yang dilakukan subjek RH dan subjek
AU dalam penyelesaian soal nomor 4. Subjek menjelaskan bahwa subjek
tidak memahami soal cerita dengan penyelesaian dalam menggunakan
fungsi kuadrat bahkan dalam menentukan model matematikannya subjek
masih terlihat bingung. Subjek AU mengaku bahwa subjek tidak memahami
dalam mengubah fungsi kuadrat, sehingga tidak dapat membuat
persamaannya, Subjek RH juga mengaku kalau susah memahami dalam
soal cerita, karena menurtit subjek langkah yang ditempuh dalam soal
cerita memerlukan pemahaman dan skema lain dalam penyelesaian soal
cerita. Subjek hanya membuat model matematika £ = 2 (p + |) dan
menyebutkan bahwa 400 merupakan keliling dari panjang kawat bahkan
langkah yang selanjutnya subjek tidak memahaminya dan terdiam.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurdin (2013) yang menunjukkan bahwa hasil tingkat pemahaman konsep
matematika siswa berada pada keempat tahap tertentu dari kerangka
‘APOS yaitu aksi, proses, objek, dan skema.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuan-
temuan dalam penelitian ini, yaitu dapat menggali dan mendeskripsikan
tentang analisis pemahaman konsep siswa kelas X Jurusan Permesinan SMK
Negeri 2 Salatiga dalam pembelajaran matematika materi fungsi kuadrat
berdasarkan teori APOS (Action, Process, Object, And Schema). Keempat
siswa SMK Negeri 2 Salatiga dalam memahami konsep matematika materi
fungsi kuadrat tersebut berada pada tahap aksi dan tahap proses. Subjek
RH, ND, AW, dan AU berada pada tahap aksi, yaitu siswa dapat
memusatkan pikirannya dalam upaya memahami konsep matematika yang
mendasarkan pada beberapa algoritma secara eksplisit. Kinerja pada tahap
aksi ini berupa aktivitas prosedural. Kemudian subjek RH, ND, dan AW
berada pada tahap proses yaitu siswa mampu melakukan kembali kegiatan
aksi yang dilakukan secara berulang dan dilakukan refleksi atas aksi-aksi
tersebut telah diinteriorisasikan menjadi suatu proses. Keempat subjek
tersebut hanya pada tahap aksi dan tahap proses dikarenakan beberapa
faktor. Faktor pertama adalah subjek kurang termotifasi dalam
pembelajaran matematika sehingga menyebabkan pemahaman konsep
subjek masih belum cukup balk. Faktor kedua adalah subjek kurang59
memahami konsep dasar matematika, dan faktor ketiga yaitu subjek
kurang memahami maksud soal yang disediakan sehingga menyebabkan
subjek dapat menjelaskan namun pemahaman konsep subjek tidak
memiliki struktur di tahap objek dan tahap skema.