Anda di halaman 1dari 3

4.1.

RONA LINGKUNGAN AWAL

Hasil belajar

Mahasiswa dapat menjelaskan keadaan awal


Sebelum operasional dan cara pengukuran
Komponen lingkungan

Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan dilokasi kegiatan pabrik peleburan
timah (shelter). Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan karena dijadikan
sebagai pembanding dan perkiraan dampak yangakan datang. Rona lingkungan yang ditelaah tidak semua
komponen lingkungan tetapi hanya terbatas pada indicator yang paling tepat dan penting dalam kaitannya
dengan dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahap operasional

Isu Isu Pokok


Isu pokok pembangunan pabrik peleburan pasir timah (shelter) pada tahap operasional adalah sebagai
berikut :
a. Penurunan kuantitas udara
b. Limbah padat (slag)
c. Peningkatan kebisingan
d. Sikap dan presepsi masyarakat

4.1.1. Cara Pengukuran Kualitas udara dan kebisingan

Parameter kualitas udara yang dianalisis meliputi sulfur dioksida, carbon monoksida, nitrogen
dioksida, hidrokarbon, partikel suspense debu dan Pb. Jumlah titik sampel kualitas udara diwilayah tapak
proyek dan sekitar proyek berjumlah 3 titik sampel.
Kebisingan dikumpulkan dengan pengukuran langsung dengan mengggunakan sound level meter.
Untuk lebih jelasnya data kualitas udara yang akan diukur dan lokasi pengukura, disajikan [ada tabel 4.1.
berikut :

TABEL 4.1. PARAMETER KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN


No. Parameter Metode analisis Peralatan

1. NO2 Saltzman Spectrofotometer


2. SO2 Prarosandi Spectrofotometer
3. CO NDIR NDIR Analyzer
4. HC Flame Ionozation Gas Chomatografi
5. TSP Gravimetri Hi Vol
6. Gravimetri Hi Vol
7. Kebisingan Sound Level Meter

TABEL 4.2 LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS UDARA


No Lokasi Kegiatan Kode Sampel

1 Komplek PT. Laba-Laba Multindo U-1


2 Jln. Ketapang U-2
3 Jln. Air Mawar (perumahan RT .08.RW. 03 Air U-3
Mawar)
Analisis kualias udara dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
lingkungan udara ambien. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pencemaran udarah diwilayah studi
dilakukan dengan pendekatan model Bivariate Gaussian yang rumusnya sebagai berikut :

C (x,o,o,h)= x=
Q
π δy δz U
x exp[ ]
−H ²
2 δz ²

Keterangan :
C = konsentrasi pada jarak x meter dari stack..
Q = Laju emisi konstan (ug/detik).
U = kecepatan angina (m/detik).
H = ketinggian emisi efektif dari cerobong (m).
δ z = koefisien dispersi horizontal (m).
δ y = koefisien dispersi vertical (m).
X.y = jarak horizontal dari sumber emisi (m)
y = tinggi permukaan di atas tanah
π = 3.14

δy dan δz ditentukan oleh keadaan cuaca yaitu stabilitas udara yang dipengaruhi oleh kecepatan angin
penerimaan radiasi surya pada siang hari dan penutupan awan pada malam hari.

TABEL 4.3. STANDAR KUALITAS MUTU UDARA


No Parameter Baku Mutu
Waktu Pengukuran (pg/Nm3)
1 Jam 24 Jam 1 Tahun
1. NO2 400 150 100
2. SO2 900 365 60
3. CO 30.000 10.000 -
4. HC 160/3 Jam - -
5. TSP - 230 90
6. Pb - 2 1
Sumber : PP NO. 41 Tahun 1999

Analisis kebisingan dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :

4.1.2. Analisis kebisingan sumber bergerak


Untuk analisis kebisingan sumber bergerak dihitung dengan menggunakan rumus dari Rau dan Wooten
(1990) sebagai berikut :

Leg = Loi + 10 Log (Ni/Si) + 10 Log (15/d) + O,s -13

Keterangan :
Loi = Tingkat kebisingan kendaraan tipe 1
Ni = jumlah kendaraan yang lewat per jam
Si = jarak sumber bising terhadap titik pengukuran
D = jarak sumber bising terhadap titik pengukuran
S = “shielding factor” untuk daerah terbuka dengan tanaman agak jarang = S dBA

4.1.3. Analisis kebisingan sumber tidak bergerak

Metode analisis untuk kebisingan sumber tidak bergerak, digunakan rumus :

L2 = L1 – 1- Log R2/R1
Dimana :
L2 = tingkat kebisingan pada jarak R2 (dBA)
L1 = tingkat kebisingan pada jarak R1 (dBA)
R2 = jarak pendengar dari sumber bising (meter)
R1 = jarak bising dari sumbernya (meter)
Analisis kebisingan berpedoman kepada baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan keputusan
menteri lingkungan hidup republik Indonesia nomor Kep-48/MenLH/10.1996 tentang baku tingkat
kebisingan.

4.1.4. Sikap/ Persepsi Masyarakat


Sikap/persepsi dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan alat bantu kuisioner.

Contoh soal :
1. Bagaimana cara mengukur kualitas udara ada industry tersebut ?
2. Jelaskan 2 pendekatan yang digunakan dalam mengukur kebisingan ?

Jawab :
1. Cara mengukur kualitas udara pada industry timah yaitu, membandingkan hasil pengukuran
dengan baku mutu lingkungan udara ambien.
2. Pendekatan yang digunakan pada sumber bergerak dan sumber tidak bergerak.

Latihan Lanjutan :

L-1 : Apa yang dimaksud dengan “udara ambien” jelaskan.


L-2 : Apa yang dimaksud dengan “Emisi”, jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai