Anda di halaman 1dari 4

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2002


TENTANG HAK CIPTA

PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00
(lima rmilyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,


atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagai mana dimaksud pada ayat (satu), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).

Pembelajaran Fiksi dan Non Fiksi


Untuk SMA/MA Kelas X
Sesuai dengan kurikulum 2013
Hak cipta © 2020 pada PBSI Universitas Jember
Penyusun:
1. Zalifatus Sa’adah
2. Nina Fajrina
3. Santi Indah Sari
4. Siska Nur A
Editor : Nina Fajrina
Setting & layout: Tim penyusun
Desain sampul : Zalifatus Sa’adah
Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi baik sebagian maupun seluruh isi buku
ini serta memperjual belikankannya tanpa mendapat izin tertulis dari penyusun dan penerbit.
@ HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
Nama: Siska Nur Ariyani
TTL: Tangerang, 24 Agustus 1999
Alamat: Kajoran, Magelang
Hobi: Mendengarkan musik
Cita-cita: Get Scholarship University Of Sydney
Instagram: @Siskaariyani05
PENDAHULUAN
Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas,
2008: 7). Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa:
1. Bahan cetak, seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet;
2. Audio visual, seperti video/film, VCD;
3. Audio, seperti radio, kaset, CD audio, PH;
4. Visual, seperti foto, gambar, model/maket;
5. Multimedia, seperti CD interaktif, computer based, internet.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan
mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses, yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik
pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pembelajaran (RPP). Salah satu elemen
RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan
ajar sebagai salah satu sumber belajar. Mengembangkan bahan ajar yang inovatif dan
menyenangkan sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran. Salah satu dari bahan ajar yang berupa buku yakni buku teks. Buku teks
merupakan buku yang telah ditetapkan sebagai pegangan dalam pembelajaran.
Pengertian tersebut menunjukkan hendaknya buku teks sesuai dengan kurikulum
pendidikan nasional dan berfungsi mendukung terbentuknya kompetensi lulusan siswa. Buku
teks sebagai sumber belajar menjadi pegangan oleh karena itu penyusunannya disesuaikan
dengan tujuan pengajarannya. Materi yang dimuat dalam buku teks hendaknya merupakan materi
yang disusun saling berkaitan satu sama lain menjadi satu kesatuan dan tidak melenceng dari
tujuan pengajaran. Buku teks mata pelajaran digunakan pada satuan pendidikan dasar dan
menengah dipilih dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh menteri berdasarkan
rekomendasi penilaian kelayakan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Buku teks
pelajaran untuk mata pelajaran muatan lokal yang digunakan pada satuan pendidikan dasar dan
menengah dipilih dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh gubernur atau bupati/ wali
kota sesuai dengan kewenangan masing-masing berpedoman pada standar buku teks pelajaran
yang ditetapkan oleh menteri. Buku ajar yang layak meliputi empat aspek, yaitu: kelayakan isi,
kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan kegrafikan (Muslich, 2010: 291-
292).
Berdasarkan paparan diatas, bahan ajar berupa buku teks yang dikembangkan diharapkan
dapat cocok untuk diterapkan pada siswa SMA kelas X mengingat tahap perkembangan kognitif
siswa pada umumnya berusia 16-17 tahun.
Buku teks yang dikembangkan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1. Analysis (analisis),
2. Design (perancangan),
3. Development (pengembangan),
4. Implementation (implementasi),
5. Evaluation (evaluasi).
Berdasarkan paparan di atas, diharapkan buku teks yang dikembangkan dapat membantu guru
dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan serta membantu
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai