ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, jumlah tenaga kerja,
tingkat pendidikan, pengalaman, lama jam kerja, usia para pedagang pasar
terhadap tingkat keberhasilan usaha para pedagang di pasar Sukaramai kecamatan
Bengkalis. Penelitian ini merupakan penelitian inferensial dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling
jumlah yang digunakan sebagai sampel sebanyak 47 orang pemilik toko (kios).
Teknik pengumpulan data primer menggunakan kuesioner, wawancara serta
observasi lapangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif modal
terhadap pendapatan pedagang di pasar Sukaramai Bengkalis yang ditunjukan
dengan nilai koefisien standar regresi sebesar 0,673. Terdapat pengaruh tenaga
kerja dengan nilai koefisien standar regresi sebesar 0,295, tidak terdapat pengaruh
pendidikan (dummy variable) dan lama usaha (pengalaman) terhadap peningkatan
pendapatan (keberhasilan usaha), terdapat pengaruh positif lama jam kerja dengan
nilai koefisien standar regresi sebesar 0,229, dan tidak terdapat pengaruh usia
terhadap keberhasilan para pedagang di pasar Sukaramai kecamatan Bengkalis.
Sedangkan secara simultan yakni pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, tingkat
pendidikan, pengalaman, lama jam kerja, usia terhadap tingkat keberhasilan
pedagang di pasar Sukaramai kecamatan Bengkalis sebesar 94,8% sedangkan
sisanya sebesar 5,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan Usaha
Setiap jenis usaha tentu saja berkeinginan untuk mencapai suatu titik yang
disebut keberhasilan. Keberhasilan suatu usaha dapat diukur melalui pengukuran
kinerja yang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti kinerja keuangan dan image
perusahaan. Menurut (Primiana 2009, 49) mengemukakan bahwa keberhasilan
usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan
tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut (Algifari 2003, 118) ia
berpendapat bahwa keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi
yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis.
Menurut (Purnama 2010, 179) berkaitan dengan faktor penentu
keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa
keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko.
Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa
keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen
terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha
industri kecil hasil identifikasi penelitian Luch tersebut pada dasarnya adalah
cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan),
pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang
pengusaha. Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi
yang memandang uang segala sesuatu, sehingga tidak jarang manusia atau sumber
daya alam dianiaya atau ditelantarkan.
Modal dalam sistem ekonomi Islam diharuskan terus berkembang agar
sirkulasi uang tidak berhenti. Dikarenakan jika uang atau modal terhenti maka
harta itu tidak akan mendatangkan manfaat bagi orang lain, namun seandainya
jika uang diinvestasikan dan digunakan untuk melakukan bisnis maka uang
tersebut akan mendatangkan manfaat bagi orang lain, termasuk diantaranya jika
ada bisnis yang berjalan maka akan bisa menyerap tenaga kerja. Sebagaimana
Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 279 yang berbunyi sebagai
َ ُ ُ ۡ ُ ََ ۡ ُُۡ َّ َ ّ ۡ َ ْ ُ َ ۡ َ ْ ُ َ ۡ َ ۡ َّ َ
berikut:
َ َ َۡ َ ُ
وس أ ۡن َوَٰل ِك ۡم َل تظل ُِهون َوَل ِ ٱَّللِ َو َر ُس
وِلِۖۦ ِإَون تبتم فلكم ر ُء ب نِو
ٖ فإِن لم تفعلوا فأذىوا ِِبر
َ َ ُۡ
تظل ُهون
Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Ayat ini menjelaskan bahwa meneruskan hidup dengan riba setelah
menjadi orang Islam, berarti memaklumkan perang kepada Allah SWT. dan
Rasul. Dengan ancaman yang keras itu, dapatlah dipahamkan bahwasanya seluruh
harta yang diperibakan itu, atau bunganya dari harta itu, semuanya menjadi harta
yang haram kelanjutannya ialah bahwa daulah islamiyah berhak merampas
seluruh harta itu, baik modal pokok, maupun bunganya. Tetapi kalau kamu telah
taubat tidak hendak melanjutkan lagi kehidupan yang jahat itu, maka harta yang
kamu pinjamkan sebanyak jumlah asalnya, bolehlah kamu ambil kembali.
2. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja merupakan faktor yang penting dalam kegiatan produksi,
karena pekerja inilah yang mengalokasikan dan memanfaatkan faktor - faktor lain
guna menghasilkan suatu output yang bermanfaat. Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan
kerja guna menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Syari’at Islam juga membahas dan memperhatikan kehidupan manusia
dalam kapasitasnya sebagai “pekerja” dan tentunya memuat prinsip-prinsip dan
aturan serta konsepsi tentang “kerja” dan ajaran untuk selalu “bekerja”.
Pemanfaatan tenaga kerja manusia dalam rangka mengejawantahkan dan
mengaktualisasikan fungsi kekhalifaan dan sekaligus fungsinya sebagai
pembangun, sangat dihargai oleh ajaran (syari’at Islam). Sehubungan dengan hal
tersebut, manusia sebagai pekerja, mutlak memperhatikan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
melaksanakan aktivitasnya.
3. Pendidikan
Menurut (Kamus besar Bahasa Indonesia 2002, 232) “pendidikan adalah
proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Dapat
disimpulkan Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan melalui usaha belajar. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula keahlian atau
ketrampilan seseorang. Bila dilihat dari produktivitas kerja, pendidikan dan
pendapatan seseorang mempunyai hubungan yang sangat erat.
Dalam pendidikan terdapat jenis dan jenjang pendidikan. Menurut
(Wikipedia Bahasa Indonesia 2011), jenis pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal, Jenjang
pendidikan merupakan pengertian tahapan pendidikan berkelanjuatan yang
ditetapkan berdasar tingkat perkembangan peserta didik, keluasan dan kedalaman
bahan pengajaran dan cara penyajian. Menurut UU RI No.20/2003, mengenai
jenjang pendidikan dijelaskan: “jenjang pendidikan yang termasuk jalur
pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi’.
Menurut (Simanjuntak 2001) pendidikan menberikan pengetahuan bukan
saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk
memperkembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada
di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
4. Pengalaman
Lamanya seorang pelaku bisnis menekuni bidang usaha akan
mempengaruhi kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni bidang
usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengalaman (pengetahuan) tentang
selera ataupun perilaku konsumen. Ketrampilan berdagang makin bertambah dan
semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring
(Asmie 2008).
6. Usia
Usia adalah seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu.
Menurut (Simanjuntak 2001), umur mempunyai hubungan terhadap
responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin tinggi tingkat
umur, semakin kecil proporsi penduduk yang bersekolah sehingga tingkat
partisipasi kerja pada kelompok umur dewasa lebih besar daripada TPK pada
kelompok umur yag lebih muda. Semakin meningkat umur seseorang semakin
besar penawaran tenaga kerjanya. Sedangkan selama masih dalam usia produktif,
semakin tua usia seseorang semakin besar tanggung jawabnya terhadap keluarga
yang harus ditanggung. Menurut (Hasyim 2006), umur dapat dijadikan sebagai
tolok ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja, dimana kondisi umur
yang masih produktif, maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan
baik dan maksimal.
METODOLOGI PENELITIAN
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang bermaksud untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono 2015). Dalam statistik deskriptif diantaranya terdapat nilai
rata-rata (mean), nilai maksimum, median, dan modus. Mean diperoleh dari
jumlah total dibagi jumlah individu. Median adalah suatu nilai yang membatasi
50% dari frekuensi distribusi setelah bawah. Modus adalah nilai variabel yang
mempunyai frekuensi terbanyak dalam distribusi. Selain itu, data juga berbentuk
tabel distribusi frekuensi.
Uji Hipotesis
a. Mencari Persamaan Garis Regresi Enam Prediktor Setelah uji asumsi klasik
dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis regresi. Menurut
Sugiyono (2015) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis ganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal.
b. Persamaan regresi yang digunakan adalah persamaan regresi linear berganda
(multi regression).
Model persamaan regresi yang disusun pada penelitian ini:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +e
Keterangan :
Y = rata-rata pendapatan perbulan
X1 = rata-rata modal kerja
X2 = jumlah tenaga kerja
X3 = tingkat pendidikan
X4 = pengalaman
X5 = lama jam kerja
X6 = usia (umur pedagang sekarang)
a = Konstanta
b1,….,b6 = Koefisien regresi
Profil Responden
a. Pendidikan
Dalam pelaksanaan pendidikan telah dibentuk suatu sistem pengajaran
nasional yang merupakan realisasi UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan
bahwa: “tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.” Pendidikan
melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah atau pendidikan formal dan
pendidikan luar sekolah atau non formal, baik negeri maupun swasta.
Berdasarkan wawancara penulis dengan pemilik toko Pasar Sukaramai
kecamatan Bengkalis, bahwa masyarakat pedagang Pasar Sukaramai
kecamatan Bengkalis umumnya mempunyai pendidikan SLTA ke bawah.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Pendidikan
Tingkat Frequenc Percent Valid Cumulative
Pendidikan y Percent Percent
SLTP 14 29,8 29,8 29,8
SLTA 28 59,6 59,6 89,4
SARJANA 5 10,6 10,6 100,0
Total 47 100,0 100,0
Sumber : Data primer diolah SPSS 22
Tabel 2
Gender
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Laki-laki 20 42,6 42,6 42,6
Perempuan 27 57,4 57,4 100,0
Total 47 100,0 100,0
Sumber : Data primer diolah SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 2 di atas, dapat dikatakan bahwa pedagang pasar
Sukaramai kecamatan Bengkalis lebih banyak berjenis kelamin perempuan
dari pada laki-laki. Berdasarkan hasil tabulasi kuesioner yang dilakukan
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang bersangkutan
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dimana data dapat dikatakan
berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka data berdistribusi
normal, jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal, (Muhson 2012). Berikut ini disajikan data hasil dari pengujian normalitas
sebagai berikut:
Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 47
Std.
Normal Parametersa,b ,0649
Deviation
Absolute ,111
Most Extreme Differences Positive ,088
Negative -,111
Kolmogorov-Smirnov Z ,761
Asymp. Sig. (2-tailed) ,609
Sumber : Data primer diolah SPSS 20
Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui nilai dari Asymp. Sig (2-tailed) pada
nilai Residual variabel modal, tenaga kerja, pendidian, lama usaha, lama jam
kerja, umur, dan pendapatan menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,609 >
0.05 yang berarti semua data berdistribusi normal.
Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas
dan variabel terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Untuk mengetahui hal
ini digunakan uji F pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai Sig F < 0,05 maka
hubungannya tidak linear, sedangkan jika nilai Sig F ≥ 0,05 maka hubungannya
bersifat linear, (Muhson 2012).
Tabel 4
Uji Linearitas
Variabel F (deviation from linearity) Sig. Ket
Modal (X1) 0,639 0,845 Linear
Tenaga Kerja (X2) 1,250 0,297 Linear
Pendidikan (X3) 3,028 0,059 Linear
Lama Usaha (X4) 0,993 0,489 Linear
Lama Jam Kerja (X5) 2,051 0,074 Linear
Usia (X6) 1,032 0,462 Linear
Sumber : Data primer diolah SPSS 20
Berdasarkan pada tabel 4 di atas diketahui nilai Sig variabel bebas yang
terdiri dari modal, tenaga kerja, pendidikan, lama usaha, lama jam kerja, dan usia
terhadap pendapatan nilai Sig. > 0,05 maka hubungan antar variabel tersebut
dapat dikatakan linear.
Uji Multikoleniaritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar variabel bebas sama dengan nol.
Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance dan lawannya VIF (Variance
Inflation Factor), jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka tidak
terjadi multikolineartias, Imam Ghozali (2005). Berikut disajikan hasil dari
pengujian multikolinearitas sebagai berikut:
Tabel 5
Coefficients Multikoleniaritas
Collinearity
Statistics
Variabel Keterangan
Toleranc VIF
e
Modal (X1) ,164 6,101 Tidak terjadi multikolinearitas
Tenaga kerja
,191 5,246 Tidak terjadi multikolinearitas
(X2)
Pendidikan (X3) ,319 3,138 Tidak terjadi multikolinearitas
Lama usaha (X4) ,260 3,851 Tidak terjadi multikolinearitas
Lama jam krj Tidak terjadi multikolinearitas
,212 4,718
(X5)
Usia (X6) ,708 1,413 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Data primer diolah SPSS 22
Analisis Regresi
Tabel 6
Output Analisis Regresi
Koefisien
Koefisien unstandar Sig.
standar
Konstanta ,547 ,395
Modal (X1) ,565 ,673 ,000
Tenaga kerja (X2) ,403 ,295 ,001
Pendidikan (X3) -,223 -,116 ,120
Lama usaha (X4) -,125 -,099 ,259
Lama jam kerja
,703 ,229 ,005
(X5)
Usia (X6) ,321 ,075 ,097
Sumber : Data primer diolah SPSS 22
Berdasarkan nilai standardized coefficients (koefisien standar) dapat
diketahui bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh paling kuat
terhadap perolehan pendapatan (keberhasilan usaha) adalah modal kerja (X1). Hal
ini ditunjukkan dari nilainya yang paling tinggi, yaitu sebesar 0,637. Urutan
variabel berikutnya dari pengaruh yang paling kuat sampai yang paling lemah
adalah jumlah tenaga kerja (X2), jumlah jam kerja (X5), usia (X6), tingkat
pendidikan (X3), dan paling lemah adalah pengalaman atau lama usaha (X4).
Persamaan hasil regresi bebagai berikut:
Log Y = 0,547 + 0,673 logX1 + 0,295 logX2 - 0,116 logX3 - 0,099 logX4 + 0,
229 logX5 + 0,075 logX6
a = antilog 0,547 = 3,523
Persamaan regresi menjadi:
Y = 3,523 + X10,673 + X20,295 – X30,116 – X40,099 + X50, 229 + X60,075
Uji Hipotesis
a. Pengujian hipotesis H1
Berdasarkan tabel 6 diketahui nilai probabilitas signifikansi variabel modal
kerja (X1) sebesar 0,000. Nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal kerja berpengaruh
signifikan terhadap tingkat keberhasilan usaha pedagang pasar suka ramai di
Kecamatan Bengkalis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi modal kerja maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
pedagang pasar suka ramai dengan asumsi variabel lain bersifat konstan
(ceteris paribus). Penambahan jumlah modal kerja secara signifikan akan
meningkatkan laba.
b. Pengujian hipotesis H2
Berdasarkan tabel 6 diketahui nilai probabilitas signifikansi variabel Jumlah
tenaga kerja (X2) sebesar 0,001. Nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka
sedangkan jika nilai sig. F Change > 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel
bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
H7:
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel modal, jumlah tenaga kerja, tingkat
pendidikan, pengalaman, lama jam kerja, usia para pedagang pasar terhadap
tingkat keberhasilan usaha.
Ha : ada pengaruh antara variabel modal, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan,
pengalaman, lama jam kerja, usia para pedagang pasar terhadap tingkat
keberhasilan usaha.
Tabel 7
Uji Simultan
DAFTAR PUSTAKA