Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan bagaimana peran lembaga pemerintah/swasta terhadap proses


pelaksanaan AMDAL suatu proyek !
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses AMDAL adalah Pemerintah, pemrakarsa, masyarakat
yang berkepentingan.
Peran masing-masing pemangku kepentingan tersebut secara lebih lengkap adalah sebagai berikut :

a.) Pemerintah
Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan layak atau tidak
layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan untuk melindungi
kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Untuk
mengambil keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan,
baik yang berasal dari pemilik kegiatan / pemrakarsa maupun dari pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Informasi tersebut disusun secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen
ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang terdapat
didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk menilai apakah
rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak layak berdasarkan suatu kriteria
kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.

b.) Pemrakarsa
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau kegiatan
yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban melaksanakan kajian AMDAL.
Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan lingkungan hidup) untuk
membantu melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung jawab terhadap hasil kajian dan
pelaksanaan ketentuan-ketentuan AMDAL tetap di tangan pemrakarsa kegiatan.

c.) Masyarakat yang berkepentingan


Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh oleh segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
AMDAL yang setara dengan kedudukan pihak-pihak lain yang terlibat dalam AMDAL. Di dalam
kajian AMDAL, masyarakat bukan obyek kajian namun merupakan subyek yang ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan AMDAL. Dalam proses ini
masyarakat menyampaikan aspirasi, kebutuhan, nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dan usulan-
usulan penyelesaian masalah untuk memperoleh keputusan terbaik.
Dalam proses AMDAL masyarakat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

 Masyarakat terkena dampak: masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana
kegiatan (orang atau kelompok yang diuntungkan (beneficiary groups), dan orang atau kelompok
yang dirugikan (at-risk groups) .
 Masyarakat Pemerhati: masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana kegiatan, tetapi
mempunyai perhatian terhadap kegiatan maupun dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan.

manfaat AMDAL bagi masing-masing pemangku kepentingan Bagi pemerintah, AMDAL bermanfaat
untuk :
 Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan sumber daya alam
secara lebih luas.
 Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.
 Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
 Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
 Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.
Bagi pemrakarsa, AMDAL bermanfaat untuk :

 Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi aspek ekonomis,
teknis dan lingkungan.
 Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku, energi).
 Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.
 Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar
sehingga terhindar dari konflik sosial yang saling merugikan.
 Sebagai bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.
Bagi masyarakat, AMDAL bermanfaat untuk :

 Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu kegiatan sehingga dapat
menghindari terjadinya dampak negatif dan dapat memperoleh dampak positif dari kegiatan
tersebut.
 Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya pengelolaan
lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan, sehingga kepentingan kedua belah pihak saling
dihormati dan dilindungi.
 Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana pembangunan yang mempunyai
pengaruh terhadap nasib dan kepentingan mereka.

beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut :


1.) Peran AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan

Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah disusun rencana
pengelolaan lingkungan, yang sebelumnya telah diketahui dulu dampak lingkungan yang akan
timbul sebagai akibat dari proyek yang akan dibangun. Dalam kenyataannya nanti, dampak
lingkungan yang telah diduga dapat jauh berbeda dengan kenyataannya. Hal ini dapat terjadi
karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau karena pemilik proyek tidak
menjalankan proyeknya sesuai AMDAL yang ada. Agar dapat dihindari kegagalan pengelolaan
ini, pemantauan harus dilakukan sedini mungkin, sejak awal pembangunan, secara terusmenerus,
dan teratur.

2.) Peran AMDAL dalam Pengelolaan Proyek

AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan
perizinan. Selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain, seperti aspek teknis dan ekonomis,
seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama di mana masing-masing aspek dapat memberikan
masukan bagi aspek-aspek lainnya sehingga akan dihasilkan suatu penilaian yang optimal
terhadap proyek. Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek
lingkungan tidak dapat menghasilkan penyesuaian dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.
Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh
mana keadaan jingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya yang
diperlukan oleh proyek tersebut, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar.

3.) AMDAL sebagai Dokumen Penting Laporan

AMDAL merupakan dokumen penting sebagai sumber informasi yang rinci mengenai keadaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek, dan gambaran keadaan lingkungan di masa yang akan
datang. Dokumen ini juga penting untuk melakukan evaluasi, untuk membangun proyek yang
lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas. Dalam Pasal 2 Ayat (1) dan (2)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999, disebutkan bahwa analisis mengenai dampak
lingkungan merupakan komponen dalam studi kelayakan suatu rencana kegiatan. Hasilnya
digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah. Kemudian, pada Pasal 22
disebutkan lebih lanjut bahwa apabila analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak
negatif yang tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi, lebih besar dibandingkan
dengan dampak positifnya maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan wajib menolak
rencana kegiatan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya analisis dampak
lingkungan bagi studi kelayakan suatu rencana kegiatan. secara keseluruhan hubungan analisis
mengenai dampak lingkungan dan studi kelayakan perusahaan akan nampak seperti dalam
gambar berikut ini

Pihak yang berkepentingan langsung dengan AMDAL adalah :

1. pemerintah yang ingin memastikan terselenggaranya pembangunan yang berkelanjutan dan


tidak mengorbankan lingkungan.
2. pengusaha/sponsor (untuk selanjutnya disebut sebagai pemrakarsa atau proponen) yang ingin
memastikan rencana usaha atau kegiatannya dapat beroperasi karena layak lingkungan
3. masyarakat sebagai kelompok yang terpengaruh langsung dengan keberadaan proyek.
Dalam pelaksanaan, pihak-pihak yang terlibat langsung dalam studi AMDAL adalah :
1. proponen atau pemrakarsa rencana usaha atau kegiatan
2. konsultan, pihak pelaksana/penyusun studi AMDAL yang mewakili proponen.
3. instansi penanggung jawab adalah instansi pemerintah yang membidangi usaha atau kegiatan
yang bersangkutan, atau instansi yang mendapat kewenangan dalam perizinan dari instansi
yang membidangi usaha atau kegiatan tersebut.
4. penilai AMDAL atau Komisi AMDAL, terdiri dari beberapa badan atau instansi di tingkat
pusat maupun daerah yang bertugas menilai dokumen AMDAL sebagai bahan pengambilan
keputusan untuk menetapkan kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha atau kegiatan.
Wakil masyarakat termasuk dalam Komisi AMDAL.
Sumber : Buku Materi Pokok EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis Hal 6.4-6.6,6-10-6.11

2. A. Jelaskan pendekatan mana yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia


merencanakan pembangunan suatu proyek melalui Musrenbang.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Undang-Undang ini mencakup lima


pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu:
 Politik
 Teknokratik
 Partisipatif.
 atas-bawah (top-down).
 bawah-atas (bottom-up).
Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah adalah proses
penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program
program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Presiden/Kepala Daerah. Oleh
karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang
ditawarkan Presiden/Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka
menengah. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan
metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional
bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka
adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan
atasbawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa.
Musrenbang merupakan hasil evaluasi pokok usulan program prioritas dalam masyarakat, karena
yang diproduksi adalah kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Dijelaskan dengan mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini UU No. 25 Tahun 2004 Dalam
kaitannya dengan strategi perencanaan pembangunan nasional, harus ada keterlibatan masyarakat
menjadi tujuan utama ketika merencanakan pembangunan sebagai bentuk proses UU No. 12
Tahun 2005 tentang Pengesahan Perjanjian Internasional Mengenai hak sipil dan politik, Pasal 25
(a) mengatakan: “Setiap warga negara Harus ada hak dan kesempatan untuk berpartisipasi tanpa
segala bentuk diskriminasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan baik secara langsung maupun
melalui agen dipilih secara bebas". Selain itu, berlaku Pasal 139 (1) UU Pemda No. 32 Tahun
2004. Dinyatakan: “Masyarakat berhak memberikan komentar, baik secara lisan maupun tertulis
Resep juga diselesaikan sehubungan dengan persiapan atau pemrosesan "Draf kerugian".
Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang Kabupaten menyatakan dalam Pasal 29(1): Rencana
pembangunan disusun sebagai bagian dari manajemen administrasi kecamatan, n, disusun
perencanaan pembangunan sebagai kelanjutan dari hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa/Kelurahan.
Masalah ini menunjukkan bahwa prioritas dalam menetapkan rencana harus didasarkan pada hasil
yang diusulkan Negosiasi dilakukan di tingkat desa dengan mempertimbangkan semua kebutuhan
Kebaikan bersama sebagai tujuan pembangunan. Idealnya, musrenbang menjadi lebih bermakna
dan berkelanjutan ketika SKPD melakukan sinkronisasi operasional di unit kerja sesuai
kebutuhan masyarakat untuk Anda masuki Pemanfaatan SKPD sebesar-besarnya untuk
kepentingan masyarakat. Beberapa ahli mengatakan bahwa jika rencana tersebut disusun dengan
baik dan matang maka akan dapat dipercaya Sistem administrasi berjalan dengan baik dan
memenuhi harapan masyarakat serta visi dan misi pemerintah daerah. Musrenbang melibatkan
proses dalam pelaksanaannya Diskusi masyarakat tentang pembangunan daerah yang dilakukan
untuk mencapai kesepakatan antara orang-orang di setiap wilayah yang diadakan Perkembangan.
Musrenbang adalah forum di mana masyarakat dapat berbagi ide-ide mereka keinginan mereka,
diimplementasikan dalam proses pengembangan, bagaimana melakukannya Pemerintah harus
melakukan itu dan pada gilirannya masyarakat harus melakukan itu pengembangan yang akan
dilakukan. Secara hierarkis, musrenbang merupakan proses progresi masing-masing daerah mulai
dari Desa/Keluhan, Kelurahan, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga Pusat. Musrenbang RKPD
merupakan acara publik ("Public Event") yang penting untuk dilaksanakan Pemangku
kepentingan (stakeholders) memahami permasalahan dan isu pembangunan Daerah mencapai
kesepakatan tentang prioritas pembangunan dan konsensus tentang solusi Masalah pembangunan
daerah. Musrenbang biasanya diadakan setelah selesai "fase persiapan" perencanaan umum
(analisis situasi dan persiapan rencana).
proses perencanaan partisipatif. Musrenbang RKPD mencoba menyusun persoalan, mencapai
kesepakatan tentang isu-isu prioritas dan permasalahan daerah serta mekanisme penanganannya.
Musrenbang RKPD adalah alat sinkronisasi dan pencocokan Pendekatan 'top-down' untuk
penilaian kebutuhan masyarakat 'bottom-up' (community need assessment) dengan penilaian yang
bersifat teknis (technical assessment), resolusi konflik atas berbagai kepentingan pemerintah
daerah dan non government stakeholders untuk pembangunan daerah, antara kebutuhan program
pembangunan dengan kemampuan dan kendala pendanaan, dan wahana untuk mensinergikan
berbagai sumber pendanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk
kepentingan masyarakat tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat didalam pembuatan
perencanaan tersebut. Menyadari akan pentingnya peran serta masyarakat, pemerintah
mengharuskan didalam pembuatan perencanaan pembangunan baik pusat maupun daerah
dilakukan musyawarah secara berjenjang dari tingkat bawah. Proses tersebut diawali dengan
Musrenbang desa, Musrenbang kecamatan, Musrenbang Kabupaten/Kota dan Musrenbang
Provinsi dengan tujuan untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat sesuai dengan amanat
undang-undang. Jika ditinjau dari proses kebijakan publik proses perencanaan pembangunan
meliputi empat kegiatan yaitu perumusan masalah, perumusan agenda, perumusan usulan dan
pengesahan usulan.
Proses tersebut dimulai dari tingkat musrenbang desa dimana masyarakat desa dapat
berpartisipasi untuk memberikan masukan tentang permasalahan yang dihadapi mereka beserta
alternatif pemecahannya di tingkat desa untuk dibawa ditingkat musrenbang kecamatan dan
selanjutnya ke musrenbang kabupaten/kota maupun provinsi. Namun, ditingkat
kabupaten/kota,provinsi ataupun pusat ini terjadi proses selanjutnya yaitu penyusunan agenda
pemerintah, di dalam proses inilah terjadi penyaringan usulan-usulan untuk disesuaikan dengan
kepentingan-kepentingan politik atau pemerintah yang dapat menyebabkan bias terhadap
kepentingan publik terutama yang diusulkan masyarakat melalui musrenbang. Selanjutnya,
setelah melalui tahapan agenda setting selanjutnya usulkan untuk proses legislasi yang dilakukan
oleh pemerintah beserta DPR/D untuk ditetapkan sebagai Peraturan/Undang-Undang.
Berdasarkan teori diatas pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia merencanakan
pembangunan suatu proyek melalui Musrenbang adalah atas-bawah (top-down); dan bawah-atas
(bottom-up). Musrenbang RKPD merupakan wahana untuk mensinkronisasikan dan
merekonsiliasikan pendekatan “top-down” dengan “bottom-up”, pendekatan penilaian kebutuhan
masyarakat (community need assessment) dengan penilaian yang bersifat teknis (technical
assessment), pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut
jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui
musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
dan Desa.

2. B.) Dari beberapa pendekatan perencanaan proyek pembangunan, pendekatan


perencanaan yang mana yang terbaik menurut anda.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat perencanaan:
1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down)
Perencanaan dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit organisasi di bawahnya hanya
melaksanakan hal-hal sesuai rencana yang telah ditentukan.
2. Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up)
Perencanaan dilakukan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan
kondisi yang dihadapi perusahaan, termasuk misi, tujuan, sasaran, dan sumber daya yang
dimiliki. Kemudian memberikan wewenang kepada manajemen tingkat bawah untuk
membuat perencanaan.
3. Pendekatan Campuran
Dalam pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan secara garis besar
sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di bawahnya
dengan tetap mematuhi aturan yang ada, Pendekatan ini paling sering digunakan oleh
perusahaan,
4. Pendekatan Kelompok
Perencanaan dibuat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan, Oleh karena itu, di dalam
perusahaan dibentuk semacam biro stau bagian khusus seperti Biro Perencanaan. Dari teori
diatas pendekatan perencanaan proyek pembangunan yang terbaik adalah pendekatan
campuran karena Dalam pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan secara
garis besar sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di
bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada, pendekatan ini ypaling sering digunakan
oleh perusahaan.
3. Dalam analisis dan penilaian penentuan suatu proyek sering dijumpai istilah
sponsor proyek yang berlaku sebagai penyandang dana dan sponsor ini akan
terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam suatu proyek. Jelaskan
penilaian aspek-aspek manajemen yang harus dilakukan oleh kreditur untuk
menilai layak atau tidaknya suatu proyek!

Seorang pengusaha atau suatu perusahaan yang menghubungi suatu lembaga keuangan,
baik bank maupun bukan bank untuk mengajukan permohonan bantuan (kredit) bagi pendirian
atau perluasan proyeknya dikenal sebagai calon nasabah atau calon peminjam. Dalam analisis dan
penilaian aspek manajemen ini sering ditemui istilah sponsor proyek, pihak inilah yang akan
menjadi calon peminjam. Sponsor proyek ialah orang-orang atau perusahaan-perusahaan yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam suatu proyek dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut.

1. Merencanakan dan mempersiapkan usulan proyek.


2. Menyediakan dana bagi pembiayaan proyek.
3. Melaksanakan pembangunan fisik proyek.
4. Melaksanakan jalannya proyek secara komersial.
5. Turut bertanggung jawab atas segala akibat pelaksanaan jalannya proyek, baik
berupa risiko yang harus ditempuh maupun kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam
praktik, analisis, dan penilaian aspek manajemen yang harus dilakukan oleh calon kreditor
meliputi penilaian sponsor proyek yang bersangkutan, yaitu mengenai. (1) identitas Sponsor
Proyek, (2) keikutsertaan dalam proyek dan motivasinya, (3) kualitas individu, (4) hasil yang
dicapai di masa lalu, (5) kelayakan berkredit (jika proyek mengajukan pinjaman kepada kreditor),
dan (6) kepantasan manajemen.

1. Identitas Sponsor Proyek

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sebuah proyek bisa berupa individu atau badan
hukum. Jika sponsor proyek yang dimaksud adalah individu atau orang maka hal-hal yang perlu
diteliti adalah keterangan pribadinya, latar belakang pendidikan dan pengalaman,
kewarganegaraan (jika diperlukan), hubungan keluarga (jika lebih dari satu orang), kegiatan
usaha di tempat lain, hubungan yang pernah dilakukan dengan Bank atau Lembaga Keuangan
lainnya, hubungan yang bersangkutan dengan proyek, dan reputasinya, sedangkan jika sponsor
proyek adalah perusahaan, perlu diketahui status hukumnya, struktur permodalannya, pemegang
saham, pimpinan, dan kelompok perusahaan (jika ada).

2. Keikutsertaan dalam Proyek dan Motivasinya

Keterlibatan seseorang atau suatu perusahaan dalam suatu proyek dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, misalnya ikut dalam partisipasi modal, persiapan proyek atau pembangunan fisik,
pelaksanaan manajemen, memberikan paten dan royalties, dan ikut memberikan jaminan
tambahan (dalam hubungan dengan pinjaman bank). Alasan atau motivasi keterlibatan sponsor
proyek, antara lain ingin memanfaatkan modal yang ingin dimilikinya, ingin mewujudkan suatu
gagasan produksi, melihat adanya potensi pasar, memperluas usaha dengan melakukan integrasi,
misalnya suatu konsultan ingin mendirikan kontraktor.

3. Kualitas Individu
Kualitas individu yang dimaksud adalah keterampilan manajemen, kepemimpinan, sifat
pembawaan, kemampuan bergaul dan bekerja sama serta kondisi fisik dan mental, kesehatan,
usia.

4. Hasil yang Dicapai di Masa Lalu

Ketajaman analisis terhadap kemampuan sponsor proyek (baik individu maupun perusahaan)
sangat dibantu dan dipengaruhi oleh adanya data dan informasi mengenai hasil-hasil yang pernah
dicapai oleh individu atau perusahaan tersebut. Cara-cara yang sering dilakukan pada perluasan
ialah dengan melakukan analisis keuangan terhadap neraca, laporan laba-rugi, dan laporan
keuangan lain dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila sponsor adalah individu, perlu pula
diketahui past performance individu yang menjalankan kegiatan tersebut.

5. Kelayakan Berkredit

Kelayakan berkredit bertujuan untuk menilai tingkat kepercayaan bank atau lembaga keuangan
lain atau kreditor terhadap kemampuan dan kemauan debitur (calon nasabah) atau sponsor proyek
untuk memenuhi kewajibannya, yaitu kemampuan untuk mengembalikan pinjaman yang akan
diberikan kepadanya. Dalam praktik, cara yang sering dipakai untuk mengetahui kemampuan dan
kemauan calon debitur, antara lain melalui informasi bank, informasi usaha, relasi dagang,
keluarga, kelompok, dan penilaian atas jaminan yang dapat disediakan.

6. Kepantasan Manajemen

Terakhir, perlu pula dinilai pantas tidaknya kualitas individu atau latar belakang dari calon debitur
atau sponsor proyek untuk dapat melaksanakan proyek yang bersangkutan. Penilaian tersebut
meliputi struktur organisasi perusahaan/proyek dan kapabilitas dari orang-orang yang akan
menduduki jabatan pimpinan (key personnel). Ada beberapa hal yang perlu dinilai dalam struktur
organisasi, antara lain kelengkapannya, keseimbangan antarunit, hubungan dan koordinasi,
kemampuan jangkauan pengendalian (span of control), dan jumlah tenaga kerja untuk tiap-tiap
unit atau bagian. Sementara itu, penilaian kapabilitas key personnel mencakup kemampuan
manajerial tiaptiap orang yang akan menduduki pimpinan bidang, misalnya bidang pemasaran,
umum atau personalia, keuangan, produksi. Kemampuan manajerial tersebut dinilai dengan
mengetahui pendidikan formalnya, pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan, kondisi fisik,
dan sebagainya.

4. Jelaskan kenapa diperlukan penilaian aspek yuridis dan apa manfaatnya aspek
yuridis bagi pihak kreditur dan pihak investor serta !

Dilihat dari segi yuridis, pelaksanaan proyek merupakan rangkaian kegiatan pemenuhan prestasi
dan kontraprestasi. Istilah “prestasi” dalam hal ini adalah pelaksanaan kewajiban oleh salah satu
pihak, sedang kontraprestasi ialah pelaksanaan kewajiban oleh pihak lain. Oleh karena itu,
penilaian aspek yuridis suatu proyek melibatkan setiap aspek dari proyek tersebut secara
keseluruhan. Penilaian dan aspek yuridis ini sangat perlu dilakukan terutama bagi calon kreditor
yang akan memberikan bantuan pinjaman dan bagi calon investor yang ingin menanamkan
modalnya di dalam proyek, untuk menjamin bahwa calon kreditor atau investor “aman” karena
proyek tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menyimpang hukum. Bagi pemilik proyek, tujuan
melakukan yuridis adalah untuk meyakinkan kepada calon kreditor atau investor bahwa
proyeknya tidak “menyimpang” dari hukum dan peraturan yang sedang berlaku.

SUMBER :

 https://andalalin.files.wordpress.com/2014/07/tanya-jawab-amdal.pdf
 https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-25-2004-sistem-perencanaan-pembangunan-
nasional
 Buku Materi Pokok EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis Hal 7.37-7.39
 Buku Materi Pokok EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis Hal 8.3

Anda mungkin juga menyukai