Tugas 3 Kelayakan Bisnis
Tugas 3 Kelayakan Bisnis
a.) Pemerintah
Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan layak atau tidak
layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan untuk melindungi
kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Untuk
mengambil keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan,
baik yang berasal dari pemilik kegiatan / pemrakarsa maupun dari pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Informasi tersebut disusun secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen
ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang terdapat
didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk menilai apakah
rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak layak berdasarkan suatu kriteria
kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.
b.) Pemrakarsa
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau kegiatan
yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban melaksanakan kajian AMDAL.
Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan lingkungan hidup) untuk
membantu melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung jawab terhadap hasil kajian dan
pelaksanaan ketentuan-ketentuan AMDAL tetap di tangan pemrakarsa kegiatan.
Masyarakat terkena dampak: masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana
kegiatan (orang atau kelompok yang diuntungkan (beneficiary groups), dan orang atau kelompok
yang dirugikan (at-risk groups) .
Masyarakat Pemerhati: masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana kegiatan, tetapi
mempunyai perhatian terhadap kegiatan maupun dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan.
manfaat AMDAL bagi masing-masing pemangku kepentingan Bagi pemerintah, AMDAL bermanfaat
untuk :
Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan sumber daya alam
secara lebih luas.
Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.
Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.
Bagi pemrakarsa, AMDAL bermanfaat untuk :
Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi aspek ekonomis,
teknis dan lingkungan.
Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku, energi).
Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.
Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar
sehingga terhindar dari konflik sosial yang saling merugikan.
Sebagai bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.
Bagi masyarakat, AMDAL bermanfaat untuk :
Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu kegiatan sehingga dapat
menghindari terjadinya dampak negatif dan dapat memperoleh dampak positif dari kegiatan
tersebut.
Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya pengelolaan
lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan, sehingga kepentingan kedua belah pihak saling
dihormati dan dilindungi.
Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana pembangunan yang mempunyai
pengaruh terhadap nasib dan kepentingan mereka.
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah disusun rencana
pengelolaan lingkungan, yang sebelumnya telah diketahui dulu dampak lingkungan yang akan
timbul sebagai akibat dari proyek yang akan dibangun. Dalam kenyataannya nanti, dampak
lingkungan yang telah diduga dapat jauh berbeda dengan kenyataannya. Hal ini dapat terjadi
karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau karena pemilik proyek tidak
menjalankan proyeknya sesuai AMDAL yang ada. Agar dapat dihindari kegagalan pengelolaan
ini, pemantauan harus dilakukan sedini mungkin, sejak awal pembangunan, secara terusmenerus,
dan teratur.
AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan
perizinan. Selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain, seperti aspek teknis dan ekonomis,
seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama di mana masing-masing aspek dapat memberikan
masukan bagi aspek-aspek lainnya sehingga akan dihasilkan suatu penilaian yang optimal
terhadap proyek. Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek
lingkungan tidak dapat menghasilkan penyesuaian dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.
Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh
mana keadaan jingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya yang
diperlukan oleh proyek tersebut, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar.
AMDAL merupakan dokumen penting sebagai sumber informasi yang rinci mengenai keadaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek, dan gambaran keadaan lingkungan di masa yang akan
datang. Dokumen ini juga penting untuk melakukan evaluasi, untuk membangun proyek yang
lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas. Dalam Pasal 2 Ayat (1) dan (2)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999, disebutkan bahwa analisis mengenai dampak
lingkungan merupakan komponen dalam studi kelayakan suatu rencana kegiatan. Hasilnya
digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah. Kemudian, pada Pasal 22
disebutkan lebih lanjut bahwa apabila analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak
negatif yang tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi, lebih besar dibandingkan
dengan dampak positifnya maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan wajib menolak
rencana kegiatan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya analisis dampak
lingkungan bagi studi kelayakan suatu rencana kegiatan. secara keseluruhan hubungan analisis
mengenai dampak lingkungan dan studi kelayakan perusahaan akan nampak seperti dalam
gambar berikut ini
Seorang pengusaha atau suatu perusahaan yang menghubungi suatu lembaga keuangan,
baik bank maupun bukan bank untuk mengajukan permohonan bantuan (kredit) bagi pendirian
atau perluasan proyeknya dikenal sebagai calon nasabah atau calon peminjam. Dalam analisis dan
penilaian aspek manajemen ini sering ditemui istilah sponsor proyek, pihak inilah yang akan
menjadi calon peminjam. Sponsor proyek ialah orang-orang atau perusahaan-perusahaan yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam suatu proyek dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sebuah proyek bisa berupa individu atau badan
hukum. Jika sponsor proyek yang dimaksud adalah individu atau orang maka hal-hal yang perlu
diteliti adalah keterangan pribadinya, latar belakang pendidikan dan pengalaman,
kewarganegaraan (jika diperlukan), hubungan keluarga (jika lebih dari satu orang), kegiatan
usaha di tempat lain, hubungan yang pernah dilakukan dengan Bank atau Lembaga Keuangan
lainnya, hubungan yang bersangkutan dengan proyek, dan reputasinya, sedangkan jika sponsor
proyek adalah perusahaan, perlu diketahui status hukumnya, struktur permodalannya, pemegang
saham, pimpinan, dan kelompok perusahaan (jika ada).
Keterlibatan seseorang atau suatu perusahaan dalam suatu proyek dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, misalnya ikut dalam partisipasi modal, persiapan proyek atau pembangunan fisik,
pelaksanaan manajemen, memberikan paten dan royalties, dan ikut memberikan jaminan
tambahan (dalam hubungan dengan pinjaman bank). Alasan atau motivasi keterlibatan sponsor
proyek, antara lain ingin memanfaatkan modal yang ingin dimilikinya, ingin mewujudkan suatu
gagasan produksi, melihat adanya potensi pasar, memperluas usaha dengan melakukan integrasi,
misalnya suatu konsultan ingin mendirikan kontraktor.
3. Kualitas Individu
Kualitas individu yang dimaksud adalah keterampilan manajemen, kepemimpinan, sifat
pembawaan, kemampuan bergaul dan bekerja sama serta kondisi fisik dan mental, kesehatan,
usia.
Ketajaman analisis terhadap kemampuan sponsor proyek (baik individu maupun perusahaan)
sangat dibantu dan dipengaruhi oleh adanya data dan informasi mengenai hasil-hasil yang pernah
dicapai oleh individu atau perusahaan tersebut. Cara-cara yang sering dilakukan pada perluasan
ialah dengan melakukan analisis keuangan terhadap neraca, laporan laba-rugi, dan laporan
keuangan lain dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila sponsor adalah individu, perlu pula
diketahui past performance individu yang menjalankan kegiatan tersebut.
5. Kelayakan Berkredit
Kelayakan berkredit bertujuan untuk menilai tingkat kepercayaan bank atau lembaga keuangan
lain atau kreditor terhadap kemampuan dan kemauan debitur (calon nasabah) atau sponsor proyek
untuk memenuhi kewajibannya, yaitu kemampuan untuk mengembalikan pinjaman yang akan
diberikan kepadanya. Dalam praktik, cara yang sering dipakai untuk mengetahui kemampuan dan
kemauan calon debitur, antara lain melalui informasi bank, informasi usaha, relasi dagang,
keluarga, kelompok, dan penilaian atas jaminan yang dapat disediakan.
6. Kepantasan Manajemen
Terakhir, perlu pula dinilai pantas tidaknya kualitas individu atau latar belakang dari calon debitur
atau sponsor proyek untuk dapat melaksanakan proyek yang bersangkutan. Penilaian tersebut
meliputi struktur organisasi perusahaan/proyek dan kapabilitas dari orang-orang yang akan
menduduki jabatan pimpinan (key personnel). Ada beberapa hal yang perlu dinilai dalam struktur
organisasi, antara lain kelengkapannya, keseimbangan antarunit, hubungan dan koordinasi,
kemampuan jangkauan pengendalian (span of control), dan jumlah tenaga kerja untuk tiap-tiap
unit atau bagian. Sementara itu, penilaian kapabilitas key personnel mencakup kemampuan
manajerial tiaptiap orang yang akan menduduki pimpinan bidang, misalnya bidang pemasaran,
umum atau personalia, keuangan, produksi. Kemampuan manajerial tersebut dinilai dengan
mengetahui pendidikan formalnya, pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan, kondisi fisik,
dan sebagainya.
4. Jelaskan kenapa diperlukan penilaian aspek yuridis dan apa manfaatnya aspek
yuridis bagi pihak kreditur dan pihak investor serta !
Dilihat dari segi yuridis, pelaksanaan proyek merupakan rangkaian kegiatan pemenuhan prestasi
dan kontraprestasi. Istilah “prestasi” dalam hal ini adalah pelaksanaan kewajiban oleh salah satu
pihak, sedang kontraprestasi ialah pelaksanaan kewajiban oleh pihak lain. Oleh karena itu,
penilaian aspek yuridis suatu proyek melibatkan setiap aspek dari proyek tersebut secara
keseluruhan. Penilaian dan aspek yuridis ini sangat perlu dilakukan terutama bagi calon kreditor
yang akan memberikan bantuan pinjaman dan bagi calon investor yang ingin menanamkan
modalnya di dalam proyek, untuk menjamin bahwa calon kreditor atau investor “aman” karena
proyek tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menyimpang hukum. Bagi pemilik proyek, tujuan
melakukan yuridis adalah untuk meyakinkan kepada calon kreditor atau investor bahwa
proyeknya tidak “menyimpang” dari hukum dan peraturan yang sedang berlaku.
SUMBER :
https://andalalin.files.wordpress.com/2014/07/tanya-jawab-amdal.pdf
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-25-2004-sistem-perencanaan-pembangunan-
nasional
Buku Materi Pokok EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis Hal 7.37-7.39
Buku Materi Pokok EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis Hal 8.3