New Bab 3-4 REV Banget
New Bab 3-4 REV Banget
TUGAS
REVERSE ENGINEERING
Oleh :
Aditya Bagaskara 2102311115
Safa Alifah 2102311071
Dalam bercocok tanam jagung, petani masih menggunakan metode yang tradisional. Petani
menggunakan kayu tanjak dalam menanam biji jagung. Metode ini selain membutuhkan
waktu yang lama juga membutuhkan banyak tenaga dalam proses penanaman jagung. Maka
dari itu sangat diperlukan suatu alat rancang bangun untuk meminimalisirkan waktu
penanaman benih jagung. Alat penanam benih jagung yang dibahas dalam abstrak ini
didasarkan pada prinsip mekanis dan otomatis. Kemudian dalam abstrak ini juga membahas
langkah-langkah pengembangan produk. Adapun langkah pengembangan produk tersebut
adalah mencari tau potensi dan masalah tersebut, kemudian pengumpulan data, selanjutnya
desain produk, revisi desain produk, kemudian validasi desain, dan yang terakhir produk
massal.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Alat Penanam Benih
Jagung tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Reverse. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana
cara merancang kembali suatu alat yang sudah ada dengan spesifikasi yang lebih luas lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Azzam Millah, Selaku Dosen Mata
Kuliah Reverse yang telah memberikan tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................4
Daftar Gambar.......................................................................................................................................7
Daftar Tabel...........................................................................................................................................8
BAB I....................................................................................................................................................9
PENDAHULUAN.................................................................................................................................9
1. Benchmarking...................................................................................................................................9
BAB II.................................................................................................................................................12
STUDI LITERATUR..........................................................................................................................12
2.2.3. Bearing....................................................................................................................................14
2.2.4. Rantai......................................................................................................................................15
2.2.5. Rangka....................................................................................................................................16
2.7. Fishbone.......................................................................................................................................25
BAB III................................................................................................................................................26
METOLOGI PENELITIAN................................................................................................................26
KESIMPULAN...................................................................................................................................36
SARAN...............................................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................37
Daftar Gambar
Gambar 1 Benchmarking.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN
1. Benchmarking
Gambar 1 Benchmarking
Dalam bercocok tanam jagung, petani masih menggunakan metode yang tradisional. Petani
menggunakan kayu tanjak dalam menanam biji jagung. Metode ini selain membutuhkan
waktu yang lama juga membutuhkan banyak tenaga dalam proses penanaman jagung. Untuk
menanam 1⁄2 Ha ladang jagung dalam proses penanaman dibutuhkan waktu 16 jam kerja
dengan dua orang tenaga kerja. Maka dari itu sangat diperlukan suatu alat rancang bangun
untuk meminimalisirkan waktu penanaman benih jagung.
Kemudian dari latar belakang tersebut, penulis menemukan sebuah alat rancang bangun
yang bernama “ Alat Penanam Benih Jagung” untuk memudahkan para petani dalam
menanam benih jagung secara efisien . Alat tersebut merupakan rancangan yang
menggunakan energi dari aki dan digerakan oleh motor DC yang memutarkan roda
pendorong dan roda utama. Kemudian dari rotasi roda utama ada sitem pembagi dengan
system pengaturan mengadopsi sistem kerja noken as yang menentukan besar terbukanya
lubang untuk keluarnya biji jagung sehingga membuat jumlah biji jagung yang keluar sesuai
dengan yang diinginkan (3-4 biji jagung perlubang).
Namun, dalam rancang bangun alat tersebut masih terdapat masalah atau kekurangan
dalam proses penanamannya. Masalah tersebut antara lain:
● Pada sistem pengeruk, masih terdapat kekurangan yaitu lubang tidak 100% terkeruk.
● Kemudian pada sistem penampungan benih jagung yaitu tidak adanya sekat untuk
membatasi banyaknya benih jagung yang ditanam.
● Dan yang terakhir pada sistem pembagi benih jagung. Pada sistem tersebut masih
kurang pas dalam membagi benih jagung dalam setiap lubangnya.
Berdasarkan masalah diatas, maka dari itu sangat diperlukan suatu reverse untuk
meminimalisir masalah yang timbul dalam rancang bangun alat penanam benih jagung
tersebut.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, banyak sekali faktor masalah yang harus
diperbaiki untuk segera mencapai target yang telah ditentukan. Maka dari itu rumusan
masalah dalam pengembangan produk tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang mesin penanam benih jagung menggunakan sistem
pengerukan tanah dengan kedalaman 3-5 cm ?
2. Bagaimana cara merancang mesin penanam benih jagung yang dilengkapi
pembatas banyaknya benih jagung yang ditanam 3-4 benih?
Tujuan pengembangan produk yang dipilih
Dari data yang didapat kemudian di analisa, perlu adanya solusi untuk pembaruan alat
guna membantu para petani dalam mempermudah proses penanaman sehingga waktu
penanaman menjadi lebih cepat dan lebih efisien. Adapun tujuan penulis adalah :
1. Merancang kembali alat penanam benih jagung menggunakan sistem pengeruk tanah
dengan kedalaman 3-5 cm.
2. Merancang Kembali alat penanam benih jagung yang dilengkapi pembatas
banyaknya benih jagung yang ditanam 3-4 benih.
STUDI LITERATUR
Dalam penanam biji jagung ini masalah waktu penanaman dan tenaga merupakan
kendala yang dihadapi oleh para petani jagung, yang dimana proses pencangkulan lubang,
peletakan biji jagung dan perataan tanah cukup memakan waktu dan tenaga yang tidak
sedikit. Kondisi ini tidak hanya membuat petani lebih menggunakan stamina yang besar
tetapi juga sangat memakan waktu. Dalam rangka untuk meminimalkan kelelahan dan resiko
terhadap rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja yang repetitive (berulang-ulang), maka
dalam penempatan dan pengoperasian posisi pengendali harus ergonomis mungkin sehingga
pengoperasiannya dalam keadaan yang paling efisien. Disamping itu untuk mendapatkan
inklinasi (kemiringan) sudut posisi tangan atau kaki relative terhadap horizontal agar gaya
maksimum dapat diterapkan maka kondisi berikut harus terpenuhi : (1) Analisa biomekanik
secara global dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing otot; (2) Penyederhanaan
model biomekanik yang berdasarkan pada sistem sambungan tulang untuk memperbaiki
beban pada ruas tulang belakang untuk mengangkat benda kerja; (3) Metode empiris untuk
pengukuran langsung terhadap kekuatan (strength) otot.
Masalah tersebut akan penulis selesaikan dengan alat penanam biji jagung yang
menggunakan energi dari aki ( accumulator) dan digerakan oleh motor DC yang memutarkan
roda pendorong dan roda utama. Kemudian dari rotasi roda utama ada sitem pembagi dengan
system pengaturan menentukan besar terbukanya lubang untuk keluarnya biji jagung
sehingga membuat jumlah biji jagung yang keluar sesuai dengan yang diinginkan (3-4 biji
jagung perlubang).
Komponen-komponen yang terdapat pada mesin penanam biji jagung ini cukup banyak.
Pembahasan pemilihan bahan difokuskan pada komponen yang berpengaruh besar terhadap
tingkat keamanan mesin dan keawetan mesin.
2.2.1. Motor Listrik
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan
sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa,
fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan
digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik, kipas
angin) dan di industri seperti yang terlihat pada gambar.
Pada motor listrik tenaga listrik dirubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan
ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai
elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang
senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita
dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros
yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.Motor
yang akan penulis gunakan yaitu motor DC 12 V.
Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di
dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel,
adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia,
pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.
Gambar 2.2.2 ACCU
2.2.3. Bearing
Pada perancangan mesin pemotong ring gelas plastik ini, Bearing yang digunakan
adalah Bearing gelinding. Dikarenakan Bearing gelinding memiliki kelebihan
dibandingkan Bearing luncur, yaitu tidak perlu melakukan pelumasan, merupakan
peredam yang baik, dan memiliki umur yang panjang
2.2.4. Rantai
Rantai adalah komponen mesin yang kuat dan bisa diandalkan dalam
menyalurkan daya melalui gaya tarik dari sebuah mesin. Rantai terutama digunakan
dalam power transmission dan sistem konveyor.
Rantai paling sering digunakan sebagai komponen hemat biaya dari mesin
power transmission untuk beban berat dan kecepatan rendah. Rantai lebih sesuai
untuk aplikasi tanpa henti dengan masa operasional jangka panjang dan penyaluran
daya dengan fluktuasi torsi terbatas. Bagaimanapun juga, rantai juga bisa digunakan
dalam kondisi berkecepatan tinggi, misalnya, di sepeda motor dan di penggerak
camshaft mesin mobil.
Sama fleksibelnya dengan belt dan sama positifnya dengan roda gigi, rantai
menyediakan fleksibilitas desain, kenyamanan, daya tahan terhadap beban kejut,
kesederhanaan pemasangan, dan keandalan yang tak tersamai.
2.2.5. Rangka
Rangka merupakan elemen mesin yang gunanya menjadi pondasi dari seluruh
komponen sebuah mesin. Dalam Perancangan mesin penanam biji jagung rangka akan
menggunakan material jenis besi std, berbentuk besi hollow seperti gambar dibawah
Besi Hollow sangat baik di gunakan untuk pemasangan rangka besi plafon dan
dinding partisi rumah, gedung,dll. Kelebihan besi hollow yaitu lebih cepat
pemasangannya, lebih kuat, lebih murah, tidak perlu di cat lagi, tahan karat, anti
rayap, dan bebas perawatan.
Sifat besi yang mudah mengalami korosi, sehingga butuh aplikasi anti karat dan
pengecatan akhir sehingga menjadi mahal.
Baut adalah alat sambung dengan bantalan bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung
lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian dilapangan, baut dapat digunakan
untuk membuat konstruksi tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara
yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Untuk menentukan ukuran baut dan mur,
berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat
kerja, kekuatan bahan, ketelitian, dan lain sebagainya.Beberapa keuntungan
penggunaan sambungan baut dan mur:
1. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menerima beban.
2. Kemudahan dalam pemasangan.
3. Dapat digunakan untuk berbagai kondisi operasi.
4. Dibuat dalam standarisasi
Langkah–langkah pengembangan produk merupakan hal yang penting dalam rancang bangun
sebuah produk atau alat. Langkah-langkah dapat memberikan gambaran mulai darimana kita
akan merancang alat tersebut. Dengan langkah–langkah yang jelas, pengembangan produk
akan lebih efektif dan lebih efisien. Berikut langkah–langkah pengembangan produk yang
akan digunakan:
1. Identifikasi Masalah
Merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan
menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah. Identifikasi masalah ini
merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan produk, karena dapat
membantu tim pengembang memahami apa yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan
dalam produk yang akan dikembangkan.
2. Identifikasi Kebutuhan Konsumen
Merupakan suatu cara untuk mengetahui apa saja keinginan dan harapan konsumen
akan suatu produk yang dihasilkan. Sehingga kedepannya produk yang dihasilkan
sesuai dengan minat konsumen dan tertarik untuk membelinya.
3. House of Quality
Gambar 2.3 House of Quality
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kebutuhan pelanggan berdasarkan riset pasar
dan benchmarking data. Matriks ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian horizontal
dari matriks berisi informasi yang berhubungan dengan konsumen, sedangkan bagian
vertikal dari matriks berisi informasi teknis sebagai respon input konsumen. Metode
House of Quality memiliki 6 komponen utama yaitu:
A. Customer Needs and Benefits
Bagian pertama dari HoQ adalah Customer Needs and Benefits, atau
sering disebut sebagai suara pelanggan (Voice of Customer) dimana
perusahaan mendapatkan umpan balik mengenai kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
B. Planning Matrix
Bagian ini merupakan tempat penentuan sasaran/tujuan produk,
didasarkan pada hasil interpretasi tim terhadap data riset pasar. Riset
pasar merupakan tahapan penting dalam perencanaan sebuah produk.
Data riset pasar diperoleh dari gabungan antara prioritas-prioritas
bisnis perusahaan dengan prioritas-prioritas kebutuhan pelanggan.
Perencanaan matrix ini mensyaratkan perusahaan untuk mendapatkan
tiga tipe informasi diantaraya, data kuantitatif pangsa pasar meliputi
tingkat permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam persaingan
dan program pemasaran perusahaan, Pengaturan capaian (Goal setting)
untuk poduk atau jasa yang akan diluncurkan, Perhitungan untuk
pengurutan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
C. Technical Response
Sering juga disebut Substitute Quality Characteristic (SQCs). Pada
bagian ini terjadi proses penerjemahan dari kebutuhan pelanggan
(voice of customer) ke dalam bahasa pengembang (voice of
developer). Tools yang biasa digunakan dalam proses ini diantaranya
adalah afinity diagram, fish bone diagram, dan tree diagram.
D. Relation Ship
Fungsi utama dari relationship matrix adalah untuk membangun
hubungan antara pelanggan dan ukuran kinerja yang dirancang untuk
meningkatkan produk. Pada bagian ini akan dicari hubungan sebab
akibat (impact) yang ditimbulkan oleh masing-masing karakteristik
teknis terhadap kebutuhan pelanggan dari produk tertentu.
E. Technical Correlations
matriks yang terletak paling atas dan bentuknya menyerupai atap.
Tahapan ini dilakukan untuk membantu tim dalam menentukan desain
yang mengalami bottleneck, dan menentukan kunci komunikasi
diantara para perencana.
F. Technical Matrix
Bagian terakhir ini adalah technical matrix dimana perusahaan
mengumpulkan tiga jenis data diantaranya, technical response
priorities, yaitu tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
Competitive technical benchmarks, yaitu technical benchmarking yang
menguraikan informasi mengenai keunggulan technical response dari
competitor.Technical targets, yaitu target kinerja karakteristik teknis
dari produk yang dikembangkan.
Tujuan dari metode ini yaitu untuk menentukan spesifikasi produk dan tingkat
kebutuhan dari pelanggan agar dapat memenuhi atau bahkan melebihi ekspetasi
pelanggan
4. Matriks Screening
suatu metode dalam statistik dan analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi
variabel atau faktor yang paling mempengaruhi suatu hasil atau output tertentu.
Matriks screening melibatkan analisis korelasi antara setiap variabel input dengan
variabel output yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi variabel
yang paling berpengaruh pada output dan membuang variabel yang tidak berpengaruh
atau kurang berpengaruh pada output tersebut. Dengan demikian, matriks screening
dapat membantu mempersempit fokus analisis dan mempercepat proses pengambilan
keputusan dalam pengembangan produk, pemilihan strategi pemasaran, dan
pengambilan keputusan lainnya.
5. Matriks scoring
Suatu metode evaluasi dan peringkat suatu item berdasarkan skor atau nilai numerik.
Pendekatan ini dapat diterapkan pada berbagai jenis analisis, termasuk analisis
keuangan, penilaian risiko, evaluasi produk, dan evaluasi kinerja. Matriks scoring ini
digunakan untuk menilai kualitas produk atau layanan berdasarkan berbagai kriteria,
seperti performa, daya tahan, desain, dan kepuasan pelanggan. Kriteria ini diberi
bobot atau skor penting, dan setiap produk kemudian dievaluasi dan diberi skor
numerik yang mencerminkan kualitas keseluruhan.
1. Model utilitas menyediakan penanam benih jagung interval bebas, termasuk bagian
utama struktur pengukuran benih, yang ditandai dengan tubuh struktur utama
pengukuran benih yang dibagi menjadi ruang pernapasan dan ruang pengukuran
benih.
2. Penanam benih jagung ruang bebas seperti yang diklaim dalam klaim 1, dimana
cakram luar dan cakram dalam terhubung secara konsentris dan tetap dengan poros
berputar.
3. Penanam benih jagung ruang bebas seperti diklaim dalam klaim 1, dimana lebar
berbentuk busur dari alur penaburan benih adalah satu sentimeter, daerah transisi
miring diatur di tepi sisi dalam benih alur penaburan , dan diameter lubang
adsorpsi adalah lima milimeter.
4. Penanam benih jagung ruang bebas seperti yang diklaim pada klaim 1, dimana
posisi penyekat tambahan sempit di bagian bawah dan lebar di bagian atas, jarak
dari bagian terlebar ke pusat lingkaran sama dengan jarak dari alur penyemaian ke
pusat lingkaran, dan diameter bagian tersempit konsisten dengan diameter cakram
luar.
5. Penanam benih jagung ruang bebas seperti diklaim dalam klaim 1, dimana
ketinggian alur penyimpanan benih konsisten dengan jari-jari badan utama struktur
penaburan benih .
6. Penanam benih jagung ruang bebas seperti yang diklaim dalam klaim 1, dimana
panjang ujung atas penyekat pelepasan benih dari pusat cakram pelepasan benih
kurang dari jarak bagian dalam sisi alur pelepasan benih dari tengah cakram
pelepasan benih, dan penyekat pelepasan benih sejajar dengan pelindung percikan.
Pada perancangan mesin penanam benih jagung dilakukan pembongkaran dari komponen-
komponen mesin untuk mengidentifikasi dan menentukan bentuk yang baik dari mesin
penanam benih jagung dengan menyesuaikan dimensi atau bentuk lahan yang tersedia dan
dengan memperhatikan fungsi dari setiap komponen yang membentuk mesin penanam benih
jagung. Kemudian dibuat desain yang sesuai dengan hasil identifikasi tersebut dengan
menggunakan software AutoCAD.
Kelebihan
● Mesin penanam ini dibuat bertenagakan motor bensin dengan desain yang cukup
sederhana dan sesuai dengan kebutuhan petani di Indonesia.
Kekurangan
● Jarak tanam yang dihasilkan belum memenuhi target dimana jarak tanam dalam
barisan yang direncanakan adalah 15 cm tetapi pada hasil perancangan apabila diukur
dari ujung mulut tanamnya kurang lebih 16 cm
● Lebar tanam atau jarak antarbaris belum memenuhi target karena lebar tanam atau
jarak antarbaris yang direncanakan adalah 70 cm sedangkan pada saat pengujian
mesin penanam benih jagung di lahan rata-rata lebar tanam atau jarak antarbaris
adalah 74 cm.
2.6. Kajian Jurnal
Penelitian-penelitian yang dilakukan pada alat tanam benih jagung biasa fokus pada
peningkatan efisiensi dan efektivitas yang dilakukan dan mengurangi waktu proses
pekerjaan. Selain itu, para peneliti juga melakukan penelitian terhadap bahan dan alat
yang digunakan untuk meminimalisir anggaran yang dikeluarkan tetapi berkualitas. Para
peniliti berlomba lomba meningkatkan kualitas tersebut. Berikut ini adalah ringkasan
dari jurnal jurnal yang telah dilakukann.
Yusianto pada tahun 2012 mengatakan bahwa salah satu indikator keberhasilan dalam
rancang bangun alat tanam benih adalah kombinasi antara satu atau beberapa petani
dengan sebuah alat dimana satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk
menghasilkan keluaran-keluaran yang efektif sesuai dengan keinginan. Parameter utama
yang sangat menentukan terhadap efektivitas alat tersebut adalah faktor ergonomi.
Penelitian ini bertujuan merancang bangun sebuah alat tanam benih jagung yang
ergonomis, yaitu suatu alat tanam benih jagung dengan tuas pengungkit pada pegangan
yang menghasilkan daya tarik dan dorong yang lebih besar untuk mengangkat dan
menekan 4 buah pipa besi penumbuk berbentuk peluru dengan ujung ulir dengan
ketinggian ulir tertentu. (Yusianto, 2012). Adi et.al. pada tahun 2019 melakukan
penelitian bahwa proses penanaman benih jagung, petani Indonesia masih banyak
menggunakan metode konvensional yang membutuhkan banyak tenaga sehingga
dibutuhkan alat penanam benih jagung yang dapat menanam benih jagung dengan
ukuran yang seragam. Proses penelitian ini meliputi proses meracang desain dan
melakukan perwujudan desain melalui proses pembuatan alat penanam benih jagung.
Tujuan dari alat yang dibuat adalah dapat memudahkan petani dalam menanam benih
jagung dan meningkatkan produktifitas penanaman benih jagung. Berdasarkan hasil uji
coba alat penanam benih jagung, rata-rata benih yang jatuh pada setiap penanaman
adalah 2 benih, rata-rata jarak antara setiap tanaman jagung adalah 20x50 cm dan rata-
rata kedalaman benih jagung adalah 3 cm. (Adi et al., 2019). Antonisifa et.al. meneliti
rancangan alat tanam benih jagung untuk memperoleh produktifitas yang tinggi dalam
menanam jagung, jarak tanam merupakan salah satu faktor yang memainkan
peranan penting. Keseragaman jarak tanam dan kedalaman lubang harus sangat
diperhatikan dalam proses penanaman jagung. Rancang Bangun alat tanam jagung
dapat membantu dalam hal menanam jagung berdasarkan jarak tanam dan
kedalaman lubang dengan menggunakan sistem penggerak roda alat untuk membuat
jarak tanam dan juga mata tunggal untuk membuat lubang tanam sehingga alat ini
bekerja sesuai dengan standar yang ditentukan. Alat ini dibuat dengan menggunakan
Sensor Ultrasonik HC-SR04 untuk mendeteksi kapasitas jagung, mikrokontroller
Arduino UNO sebagai memproses data,LCD untuk menampilkan informasi, Motor DC
sebagai penggerak roda dan penanam / pelubang dan Motor Stepper 28BYJ-48
sebagai penggerak penjatahan benih. (Antonisfia et al., 2021).
2.7. Fishbone
Kajian Paten
Mesin Penanam Benih Jagung 2022
-Model utilitas menyediakan penanam benih jagung interval bebas cukup sederhana dan sesuai dengan kebutuhan petani di Indonesia.
-Cakram luar dan cakram dalam terhubung secara konsentris dan
tetap dengan poros berputar. Kekurangan
-Lebar berbentuk busur dari alur penaburan benih adalah satu
sentimeter -Jarak tanam yang dihasilkan belum memenuhi target dimana jarak tanam
-Posisi penyekat tambahan sempit di bagian bawah dan lebar di dalam barisan yang direncanakan adalah 15 cm tetapi pada hasil
bagian atas
-Ketinggian alur penyimpanan benih konsisten dengan jari-jari perancangan apabila diukur dari ujung mulut tanamnya kurang lebih 16
badan utama struktur penaburan benih . cm
-Panjang ujung atas penyekat pelepasan benih dari pusat cakram
pelepasan benih kurang dari jarak bagian dalam -Lebar tanam atau jarak antarbaris belum memenuhi target karena lebar
tanam atau jarak antarbaris yang direncanakan adalah 70 cm sedangkan
pada saat pengujian mesin penanam benih jagung di lahan rata-rata lebar
tanam atau jarak antarbaris adalah 74 cm.
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
Studi Literatur
Kajian Jurnal
Kajian paten
Kajian alat yang sudah ada
Mudah pengoperasian
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Efisiensi waktu operasi
Konsep Desain
Desain terpilih
Analisis
Prosedur penelitian yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan Langkah-
langkah penggunaan Metode Research and Development (R & D) oleh Sugiyono
(2012: 409). Maka prosedur penelitian pengembangan ini diringkas sebagai berikut
Penelitian dapat dilihat dari adanya potensi masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sugiyono (2013: 298).
Penelitian ini mengandung potensi masalah yang dapat diangkat adalah semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, namun Indonesia masih menjadi
Negara konsumen produk alat-alat pertanian yang digunakan rata-rata masih banyak
yang manual sehingga dinilai kurang efektif.
1. Pengumpulan Data
Dilihat dari potensi masalah diatas, langkah berikutnya adalah mencari informasi
yang ada. Berdasarkan studi literatur yang telah kami telaah, selama ini para petani di
Indonesia masih menggunakan alat penanam biji jagung manual, yang dimana sangat
memakan waktu yang lama dan memakan tenaga yang lumayan banyak. Sehingga
penulis bermaksud mengembangkan alat penanam biji jagung untuk lebih efisien dan
efektif ketika digunakan.
2. Desain Produk
3. Revisi
Terdapat revisi desain jika ada yang tidak sesuai berdasarkan pemecahan masalah
produk tersebut.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak (Sugiyono 2013: 302). Desain dari produk tersebut akan di validasi oleh pakar
atau tenaga pengajar yang telah berpengalaman untuk menilai produk baru yang telah
dirancang, guna mengetahui kekurangan dan kekuatan.
5. Produk Massal
Produk Akhir dari desain yang telah dibuat adalah yang telah mendapat validasi oleh
para ahli atau tenaga pengajar.
3.2.1. Identifikasi kebutuhan Konsumen (A) dan Kebutuhan Spesisikasi (B)
No Kebutuhan Imp
1 Suspensi Mesin penanam tidak terlalu besar 3
2 Suspensi Harga yang terjangkau 5
3 Suspensi Mesin dapat diatur ketinggiannya sesuai tinggi orang 5
Indonesia
4 Suspensi Konstruksi kokoh 4
5 Suspensi Mudah dipindahkan dan disimpan 5
6 Suspensi Waktu perawatan cepat 4
7 Suspensi Perawatan mudah dilakukan 4
8 Suspensi Material tahan korosi 3
9 Suspensi Sparepart mudah didapatkan 2
10 Suspensi Sistem operasi tidak manual 3
11 Suspensi Sumber energi yang tidak terlalu besar 4
Metri
Need Metric Imp Units
c
1 1 Panjang mesin tidak lebih dari 1 meter 3 m
2 2 Harga pasaran tidak terlalu mahal 4 Rp
3 3 Tinggi mesin tidak lebih dari 120 cm 5 cm
4 4 Terbuat dari baja ST 4 kg
5 5 Terbuat dari bahan yang ringan 5 kg
6 6 Tidak memakan waktu sampe 1 jam lebih 2 s
7 7 Hanya disiram menggunakan air yang banyak 3 l
8 8 Terbuat dari baja yang tahan karat 4 strgth
9 9 Terdapat banyak di pasaran 5 list
10 10 Menggunakan sistem kontrol 4 obj
11 11 Sumber energi dari Accu MF 12V 4 V
Dalam pembuatan konsep varian kita harus memperhatikan segi teknik dan
ekonominya. Konsep varian dapat dibuat berdasarkan data-data di bawah ini:
1. Sketsa dari berbagai varian yang akan dibuat yang nantinya diberi penilaian
2. Perhitungan secara matematis terhadap gaya-gaya yang bekerja pada mesin
3. Analisa lebih jauh untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari konsep
4. Pengujian dengan cara software ataupun pembuatan prototipe dari mesin
1. Penerapan teknologi mesin penanam biji jagung ini dapat membantu para petani
untuk menanam benih. Dengan adanya mesin tanam ini, maka akan mempermudah
dalam proses penanaman biji jagung dan membuat waktu penanaman menjadi lebih
singkat.
3. Mesin(motor) serta sparepart yang kami gunakan untuk mesin ini pun banyak beredar
di pasaran, yang dimana memudahkan para konsumen jika suatu saat ada kendala
dapat dengan mudah mendapatkan sparepart yang dibutuhkan.
4. Dari segi material yang digunakan merupakan material yang ringan dan tahan korosi,
dimana sangat memudahkan dalam penyimpanan dan lifetime yang lama.
SARAN
Rancangan mesin penanam biji jagung otomatis perlu dikembangkan lebih luas lagi, agar
para petani di Indonesia dapat meminimalisir waktu penanaman benih jagung untuk
menanam 1⁄2 Ha ladang jagung dalam proses penanaman yang membutuhkan waktu 16 jam
kerja dengan dua orang tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
[3] Ocw.usu.ac.id/course/download/313-MESIN
PERALATAN/tep.202_handout_alat_dan_mesin_penanaman.pdf
[5] Khurmi. R.S dan Ghupta. J. K. 2005. A text book of Machine Design. Eurasia
Publishing House (PVT) LTD. New Delhi
[6] Rizky, R. “Teknologi penanam biji jagung guna meningkatkan efisiensi waktu
dan tenaga serta kemudahan bagi petani.” Laporan akhir, Universitas Pancasila, 2014.
[7] Cao Hongjun. 2022. The technical field of plant cultivation. CN Patent
202210280132.9, issued June 3
[8] http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/semantik/article/view/51
[9] http://repository.polman-babel.ac.id/id/eprint/247/
[10] http://seminar.iaii.or.id/index.php/SISFOTEK/article/view/300/267