Anda di halaman 1dari 15

KOPERASI DAN UMKM

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM


PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. NI PUTU GEK JELITA ANGELINA 2002622010311 (03)
2. IDA AYU SATWIKA DEWI 2002622010313 (05)

KELAS : AKUNTANSI F MALAM

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
makalah yang membahas tentang Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pembangunan Koperasi di
Indonesia pada mata kuliah Koperasi dan UMKM ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Harapannya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, serta pembaca dapat mengetahui apa saja penjabaran dari Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam Pembangunan Koperasi di Indonesia tersebut. Selain itu dengan pengalaman dari
pembaca, diharapkan adanya kritik atau saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki
bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Melalui makalah ini penulis juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
kata atau ada kata-kata yang menyinggung perasaan pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pembangunan Koperasi di
Indonesia ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kepada penyusun khususnya.

Denpasar, 13 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembahasan 2


1.4 Manfaat Pembahasan 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3

2.1 Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pembangunan Koperasi di Indonesia 3


2.2 Pembangunan Koperasi dan Perundang-undangan 3
2.3 Tantangan, Kendala dan Peluang dalam Pembangunan dan Koperasi 4
2.3.1 Tantangan dalam pembangunan koperasi 4
2.3.2 Kendala dalam pembangunan koperasi 4
2.3.3 Peluang dalam pembangunan koperasi 5
2.4 Arahan, Sasaran dan Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi 6
2.4.1 Arahan Pembangunan Koperasi 6
2.4.2 Sasaran Pembangunan Koperasi 7
2.4.3 Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi 8
BAB III ....................................................................................................................................................... 11

PENUTUP .................................................................................................................................................. 11

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................................. 11


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi adalah lebih diarahkan kepada
terwujudnya demokrasi ekonomi, dimana masyarakat harus memegang peranan aktif dalam
kegiatan pembangunan tersebut.Undang- Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1)
menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.1 Dengan memperhatikan UUD 1945 pasal 33 ayat (1) kedudukan koperasi
sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai
ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

Wujud dari hal tersebut salah satu sasarannya adalah koperasi. Sebagai urat nadi
perekonomian maka koperasi selalu bertindak untuk melindungi mereka masyarakat yang
ekonominya lemah yang menjadi anggota koperasinya. Secara umum koperasi dipahami sebagai
perkumpulan orang yang sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka pada suatu perusahaan yang demokratis. Pengembangan koperasi
diarahkan agar koperasi benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi.
Dengan demikian koperasi akan merupakan organisasi ekonomi yang mantap, demokratis,
otonom, partisipatif, dan berwatak sosial. Pembinaan koperasi pada dasarnya dimaksudkan untuk
mendorong agar koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama dalam kehidupan
ekonomi rakyat. Undang-undang ini menegaskan bahwa pemberian status badan hukum
koperasi, pengesahan perubahan anggaran dasar, dan pembinaan koperasi merupakan wewenang
dan tanggung jawab pemerintah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan koperasi di Indonesia?
2. Bagaimana pembangunan koperasi dan perundang-undangan?
3. Apa saja tantangan, kendala dan peluang dalam pembangunan dan koperasi?
4. Bagaimana arahan, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan koperasi kebijaksanaan
pemerintah dalam pembangunan koperasi di Indonesia?

1
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk memahami dan mengetahui kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan koperasi di
Indonesia
2. Untuk memahami pembangunan koperasi dan perundang-undangan
3. Untuk memahami komponen-komponen tantangan, kendala dan peluang dalam pembangunan dan
koperasi
4. Untuk memahami arahan, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan koperasi kebijaksanaan pemerintah
dalam pembangunan koperasi di Indonesia

1.4 MANFAAT PEMBAHASAN


1. Dapat memahami dan mengetahui kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan koperasi di
Indonesia
2. Dapat memahami pembangunan koperasi dan perundang-undangan
3. Dapat memahami komponen-komponen tantangan, kendala dan peluang dalam pembangunan dan
koperasi
4. Dapat memahami arahan, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan koperasi kebijaksanaan pemerintah
dalam pembangunan koperasi di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pembangunan Koperasi di Indonesia

2.1 Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pembangunan Koperasi di Indonesia


Pemerintah di negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya ikut secara aktif
dalam upaya membangun koperasi. Keikutsertaan pemerintah negara-negara berkembang ini,
selain didorong oleh adanya kesadaran untuk turut serta dalam membangun koperasi, juga
merupakan hal yang sangat diharapkan oleh gerakan koperasi.

2.2 Pembangunan Koperasi dan Perundang-undangan


Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah menunjukkan
berbagai keberhasilan yang sangat berarti, baik ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota
koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga telah terlihat berperan aktif dalam kegiatan
ekonomi rakyat dan sekaligus mulai dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya
Kemajuan pembangunan koperasi ini cukup menggembirakan karena telah menunjukkan bahwa
koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan badan usaha semakin berperan aktif dan terlibat
lebih luas dalam berbagai kegiatan ekonomi serta sekaligus telahmeningkatkan kesejahteraan
para anggotanya yang pada umumnya masih terbatas kemampuan ekonominya. Keadaan ini,
antara lain merupakan hasil dari berbagai kebijaksanaan perkoperasian, kebijaksanaan makro dan
sekaligus peran tersebut ditempuh melalui program pembinaan kelembagaan koperasi dan
pelatihan magang, penyuluhan dan penerangan, pembinaan dan konsultasi, serta ditunjang pula
dengan berbagai kegiatan penelitian perkoperasian serta kebijaksanaan makro, baik di bidang
fiskal-moneter maupun sektor riil, berupa perkreditan, substitusi, atau proteksi.
Gerakan koperasi Indonesia telah memiliki organisasi tunggal, yaitu Dewan Koperasi
Indonesia (Dekopin) yang berfungsi sebagai wadah perjuangan dan pembawaan aspirasi bagi
kepentingan gerakan koperasi. Modal penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada
Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang memberikan landasan hukum yang kuat bagi pembangunan koperasi yang
selaras dengan pembangunan di sektor-sektor lainnya dalam upaya membangun koperasi yang
3
maju dan mandiri. Pada prinsipnya, undang-undang perkoperasian yang baru memberikan
keleluasaan yang lebih besar kepada gerakan koperasi untuk menentukan arah pengembangan
usaha agar makin sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan para anggota.

2.3 Tantangan, Kendala dan Peluang dalam Pembangunan dan Koperasi


2.3.1 Tantangan dalam pembangunan koperasi
Hingga saat ini, karena berbagai alasan ekonomi dan nonekonomi, koperasi pada
umumnya belum dapat melaksanakan sepenuhnya prinsip koperasi sebagaimana mestinya telah
dicita-citakan, sehingga koperasi sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat belum dapat
mengembangkan sepenuhnya potensi dan kemampuannya dalam memajukan perekonomian
nasional dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Terbukanya perekonomian nasional terhadap perkembangan perekonomian dunia
diperkirakan akan menghadirkan perubahan-perubahan besar dalam tatanan kehidupan ekonomi
nasional. Persaingan usaha akan makin ketat, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi
meningkat, tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengantisipasi dan
merencanakan masa depan meningkat pula.
Kedudukan dan keberadaan koperasi makin terintegrasi dan berperan menentukan
kedalam perekonomian nasional. Mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang sehat,
kuat, maju, mandiri, dan memiliki daya saing sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
anggotanya yang berujung pada meningkatnya perekonomian nasional. Mewujudkan koperasi,
baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat agar mampu berperan secara
nyata dalam kegiatan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, mewujudkan koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berakar dalam masyarakat juga merupakan tantangan dalam pembangunan
koperasi di Indonesia.

2.3.2 Kendala dalam pembangunan koperasi


Adapun kendala-kendala yang dimaksud, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia koperasi yang pada umumnya
belum memadai. Kendala ini menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan koperasi dalam
menjalankan fungsi dan peranannya yang berakibat pada kurang efektif dan efisiennya organisasi
4
dan manajemen koperasi. Hal ini tercermin pada pengelolaan koperasi dan tingkat partisipasi
anggota yang belum optimal.
B. Lemahnya struktur permodalan koperasi dan terbatasnya akses koperasi ke sumber
permodalan dari luar.
C. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi, yang
berpengaruh pada rendahnya kemampuan koperasi untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas usahanya sehingga menyebabkan pula terbatasnya daya saing koperasi.
D. Mekanisme kelembagaan dan sistem koperasi yang belum berjalan dengan baik. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya serta belum
berfungsinya mekanisme kerja antar pengurus dan antar pengurus dengan pengelola koperasi
secara menyeluruh.
E. Masih kurangnya kepercayaan dalam bekerja sama bagi terwujudnya jaringan usaha antara
koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya.
F. Kurang memadainya sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tertentu, terutama
kelembagaan keuangan baik bank maupun bukan bank, produksi dan pemasaran, khususnya di
daerah tertinggal.
G. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan
koperasi antarsektor dan antar daerah.
H. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi, serta kurangnya
kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, yang tercermin pada masih
rendahnya peran serta dan dukungan masyarakat dalam pembangunan koperasi.

2.3.3 Peluang dalam pembangunan koperasi


Pembangunan nasional dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua khususnya Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam yang mendahulukan aspek pemerataan akan membuka
peluang yang lebih besar bagi pembangunan koperasi. Undang-undang No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian sebagai landasan hukum baru, juga memberikan peluang yang diharapkan
akan mampu mendorong koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih kuat dan
mandiri. Koperasi primer yang berskala kecil diharapkan berhimpun dalam koperasi sekunder
secara lebih mantap, sehingga lebih terkonsolidasi menjadi kekuatan ekonomi yang besar dan

5
tangguh serta mampu memanfaatkan peluang keterbukaan perekonomian Indonesia terhadap
perekonomian dunia.
Selain itu, terdapat juga berbagai peluang lainnya dalam pembangunan koperasi dalam
Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam, di antaranya adalah kemauan politik yang kuat
dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih banyak membangun
koperasi dalam rangka mewujudkan perekonomian yang sehat yang berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai hasil
pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan peluang bagi berkembangnya usaha
koperasi di masa depan. Sementara itu, makin terbukanya perekonomian dunia turut pula
menciptakan berbagai peluang baru bagi koperasi, diantaranya adalah makin terbukanya pasar
internasional bagi hasil produksi koperasi Indonesia serta makin terbukanya kesempatan kerja
sama internasional antar gerakan koperasi di berbagai bidang. Perubahan struktur perekonomian
nasional menciptakan peluang untuk lebih berkembangnya koperasi pedesaanatau Koperasi Unit
Desa (KUD) yang berusaha di bidang agrobisnis, agroindustry dan industry pedesaan lainnya.
Sementara undang undang tentang sistem budidaya tanaman akan mendorong diversifikasi usaha
koperasi sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat. Dalam Pembangunan Jangka Panjang
Kedua, tuntutan terhadap perlindungan dan jaminan kesejahteraan ekonomidan sosial bagi
tenaga kerja, yang telah mulai dirasakan saat ini, diperkirakan akan semakin meningkat. Di
samping itu, akan diperkirakan pula terjadi pertumbuhan yang pesat di sektor industri yang akan
meningkatkan jumlah dan jenis perusahaan. Keadaan ini menciptakan peluang bagi tumbuhnya
peluang kerja bagi calon karyawan baru.

2.4 Arahan, Sasaran dan Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi


2.4.1 Arahan Pembangunan Koperasi
Pembangunan koperasi diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang didukung oleh
jiwa dan semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut, koperasi di pedesaan,
khususnya, perlu dikembangkan mutu dan kemampuannya serta ditingkatkan peranannya dalam
kehidupan ekonomi dipedesaan. Fungsi dan peran koperasi juga menjadi tanggung jawab
6
lembaga gerakan koperasi sebagai wadah perjuangan kepentingan dan pembawa aspirasi gerakan
koperasi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai pembina dan pelindungnya.
Pengembangan koperasi didukung melalui pemberian kesempatan berusaha yang seluas-luasnya
di segala sektor kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan
menciptakan iklim usaha yang mendukung kemudahan memperoleh permodalan.

2.4.2 Sasaran Pembangunan Koperasi


Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha dan
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri serta sebagai
soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk menggalang kemampuan
ekonomi rakyat di semua kegiatan perekonomian nasional, sehingga mampu berperan utama
dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Pemerintah kemudian
menetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak pada makin
meningkatnya kemampuan organisasi dan manajemen koperasi.
b. Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi tepat guna.
c. Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara horizontal dan
vertikal.
d. Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
Selain sasaran operasional yang bersifat umum tersebut, ditetapkan juga sasaran
pengembangan koperasi dipedesaan dan perkotaan. Sasaran pengembangan koperasi di
pedesaan, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa yang mampu
memberikan kesempatan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan untuk meningkatkan
usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sekaligus mampu memberikan pelayanan yang
bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
b. Makin menyebarnya Koperasi Unit Desa yang mandiri di seluruhpelosok tanah air.
c. Makin meningkatnya kualitas Koperasi Unit Desa mandiri yang ada.
7
d. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit
Desa untuk mendorong berkembangnya agribisnis, agroindustri, industri pedesaan, jasa
keuangan, dan jasa lainnya termasuk penyediaan kebuluhan pokok.
e. Makin berkembangnya koperasi sekunder yang menangani komoditas tertentu, terutama yang
mempunyai nilai komersial tinggi untuk pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan potensi
masyarakat setempat.
f. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa
kepada para anggotanya dan masyarakat didaerah tertinggal, terisolasi, terpencil di perbatasan
dan permukiman transmigrasi.
g. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha dengan
badan usaha lainnya.
Selanjutnya, yang menjadi sasaran pengembangan koperasi di perkotaan,diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Makin berkembangnya koperasi berbasis konsumen yang mampu melayani kebutuhan pokok
para anggota dan masyarakat di daerah permukiman rakyat.
b. Makin berkembangnya koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri dan koperasi di
lingkungan TNI atau Polri.
c. Makin berkembangnya koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi dan koperasi
jasa keuangan lainnya.
d. Makin berkembangnya koperasi jasa di berbagai bidang.
e. Makin meningkatnya kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan masyarakat di daerah
perkotaan yang tertinggal.
f. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha dengan
badan usaha lainnya.

2.4.3 Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi


Secara umum, kebijaksanaan umum pembangunan koperasi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam adalah meningkatnya prakarsa, kemampuan, dan peran
gerakan koperasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan,
pengembangan, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
8
mengembangkan dan memantapkan kelembagaan, usaha, dan sistem koperasi untuk
mewujudkan peran utamanya disegala bidang kehidupan ekonomi rakyat. Secara khusus,
kebijaksanaan pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam
adalah meningkatkan akses dan pangsa pasar yang dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keterkaitan usaha, kesempatan usaha dan kepastian usaha, memperluas akses
terhadap informasi usaha, mengadakan pencadangan usaha, membantu penyediaan sarana dan
prasarana usaha yang memadai, serta menyederhanakan perizinan.
b. Memperluas akses terhadap sumber permodalan, memperkukuh struktur permodalan dan
meningkatkan kemampuan pemanfaatan modal koperasi, antara lain dengan meningkatkan
jumlah pagu dan jenis pinjaman untuk koperasi, mendorong pemupukan dana internal koperasi,
menciptakan berbagai kemudahan untuk memperoleh pembiayaan dan jaminan pembiayaan,
mengembangkan sistem perkreditan yang mendukung dan sesuai dengan kepentingan koperasi
pada khususnya dan perekonomian rakyat pada umumnya, mengembangkan sistem pembiayaan
termasuk lembaga pengelola yang sesuai untuk itu, dalam rangka menyebarkan dan
mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi koperasi dan gerakan koperasi, yaitu antara
lain yang berasal dari penyisihan laba bersih Badan Usaha Milik Negara, penyertaan modal
pemerintah, imbalan jasa (fee) yang diterima Koperasi Unit Desa dari pelaksanaan program
pemerinlah, serta dana lainnya yang berasal dari gerakan koperasi, serta mengembangkan
berbagai lembaga keuangan yang mendukung gerakan koperasi, antara lain Perum PKK,
lembaga asuransi usaha koperasi, lembaga pembiayaan koperasi dan lembaga modal ventura,
agar makin mampu melayani kebutuhan keuangan untuk pengembangan usaha anggota
koperasi.
c. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen, antara lain dengan meningkatkan
kemampuan kewirausahaan dan profesionalisme para anggota, pengurus, pengawas dan
karyawan koperasi.
d. Mendorong koperasi agar benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi, mendorong proses pengembangan karier karyawan koperasi, mendorong terwujudnya
tertib organisasi dan tata hubungan kerja yang efektif, mendorong berfungsinya perangkat
organisasi koperasi, meningkatkan partisipasi anggota, mendorong terwujudnya keterkaitan antar
koperasi, baik secara vertical maupun horizontal dalam bidang informasi, usaha dan manajemen.
9
e. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan membawa aspirasi koperasi dan
meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai dan semangat koperasi melalui peningkatan
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian, baik bagi anggota koperasi, pengelola
koperasi maupun masyarakat.
f. Meningkatkan akses terhadap teknologi dan lainnya dengan meningkatkan kegiatan penelitian
dan pengembangan, pemanfaatan hasil penelitian atau pengkajian lembaga lain, meningkatkan
kegiatan alih teknologi, memberikan kemudahan untuk modernisasi peralatan, serta
mengembangkan dan melindungi teknologi yang telah dikuasai oleh anggota koperasi secara
turun-temurun.
g. Mengembangkan kemitraan, antara lain dengan mengembangkan kerja sama antar koperasi,
baik secara horizontal, vertikal maupun kerja sama internasional ; mendorong koperasi sekunder
agar lebih mampu mengonsolidasi dan memperkukuh jaringan keterkaitan dengan koperasi
primer serta mendorong kemitraan usaha dengan badan usaha lainnya, baik dengan bentuk
dagang, subkontrak, usaha patungan maupun bentuk kemitraan lainnya, yang dilandasi oleh
prinsip yang saling membutuhkan, saling menunjang dan saling menguntungkan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah menunjukkan
berbagai keberhasilan yang sangat berarti, baik ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota
koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga telah terlihat berperan aktif dalam kegiatan
ekonomi rakyat dan sekaligus mulai dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Koperasi sebenarnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas terutama dalam hal
yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Namun pada kenyataannya, koperasi
masih menghadapi beberapa hambatan struktural dan sistemuntuk dapat berfungsi dan berperan
dalam memperkukuh perekonomian nasional. Dengan demikian, yang menjadi tantangan bagi
koperasi adalah mewujudkan koperasi, baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan
ekonomi rakyat agar mampu berperan secara nyata dalam kegiatan ekonoi rakyat.Untuk
menjawab tantangan di atas, koperasi harus menyadari adanya kendala yang dihadapi koperasi
itu sendiri. Kendala-kendala tersebut dapat dilihat dari sisi internal dan eksternal koperasi.
Sasaran pengembangan koperasi di perkotaan adalah makin berkembangnya koperasi yang
berbasis konsumen yang mampu melayani kebutuhan pokok anggota dan masyarakat di daerah
permukiman rakyat; makin berkembangnya koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri, dan
koperasi di lingkungan ABRI. Secara umum, kebijaksanaan pembangunan perkoperasian dalam
Repelita VI adalah meningkatkan prakarsa, kemampuan, dan peran serta gerakan koperasi
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pemanfaatan, pengembangan dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan dan memantapkan
kelembagaan, usaha, dan sistem koperasi untuk mewujudkan peran utamanya di segala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/432568265/Kebijaksanaan-Pemerintah-Dalam-Pembangunan-
Koperasi-Di-Indonesia

https://www.coursehero.com/file/p4b15h9/BAB-III-PENUTUP-31-Kesimpulan-Pembangunan-
koperasi-dalam-Pembangunan-Jangka/

12

Anda mungkin juga menyukai