Anda di halaman 1dari 16

Makalah Koperasi dan UMKM

Badan Usaha Berbentuk Koperasi

Disusun oleh :
Kelompok 6

Dosen Pengampu : Ni Luh Putu Widhiastuti, SE., M.Si

Nama Anggota Kelompok :


Ni Ketut Sridama Yanti (2002622010323 / 15)
A.A Diah Pradnyawati ( 2002622010332 / 23)

Universitas Mahasaraswati Denpasar


Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca mengenai badan usaha berbentuk koperasi, baik
masalah-masalah usaha dengan non koperasi, alasan menjadi anggota koperasi, dan
partisipasi anggota pada koperasi, hingga tujuan dan nilai perusahaan koperasi. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 15 Februari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penelitian 1

BAB II 2

PEMBAHASAN 2

2.1 Masalah Masalah Usaha Dengan Non Koperasi 2

2.2 Alasan Menjadi Anggota Koperasi 2

2.2.1 Alasan Historis 2

2.2.2 Alasan Politis 3

2.2.3 Alasan Sosiologis 3

2.2.4 Alasan Ekonomis 3

2.2.5 Alasan Yuridis 3

2.3 Partisipasi Anggota Pada Koperasi 4

2.3.1 Partisipasi dipaksakan (forced) dan partsipasi sukarela (voluntary) 4

2.3.2 Partisipasi formal dan partisipasi informal 4

2.3.4 Partisipasi Langsung dan partisipasi tidak langsung 4

2.3.5 Partispasi kontributif dan partisipasi insentif 4

2
2.4 Tujuan dan nilai perusahaan 5

2.4.1 Status dan Motif Anggota Koperasi 5

2.4.2 Kegiatan Usaha 5

2.4.3 Permodalan Koperasi 6

2.4.4 Sistem pembagian keuntungan (Sisa Hasil Usaha) 7

BAB III 9

PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan
usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Koperasi memiliki prinsip dan karakter yang berbeda dengan badan usaha keuangan
lainnya, sehingga koperasi memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Koperasi
membantu kegiatan kepada masyarakat maupun organisasi dalam mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai dalam usaha bisnis yang dimana koperasi menjunjung tinggi asas
kekeluargaan dalam mengolah usaha bisnis yang di lakukan bersama-sama. Namun
tidak jarang terdapat permasalahan yang timbul dalam sebuah koperasi seperti
permasalah modal. Walaupun terdapat beberapa permasalah namun ada beberapa hal
yang membuat masyarakat tertarik untuk menyimpan uang mereka di koperasi ataupun
menjadi anggota dari koperasi itu sendiri. Anggota koperasi juga dapat ikut
berpartisipasi untuk perkembangan dan kemajuan koperasi, sehingga dapat mencapai
tujuan dari koperasi.
Untuk itu diperlukan pemahaman lebih lagi bagi masyarakat untuk mengetahui
lebih lanjut tentang koperasi sebelum ingin menyimpan uang ataupun menjadi anggota
dari koperasi itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah-masalah usaha dengan non koperasi ?
2. Apa saja alasan menjadi anggota koperasi ?
3. Bagaimana partisipasi anggota pada koperasi ?
4. Apakah tujuan dan nilai perusahaan koperasi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami masalah masalah usaha dengan non koperasi
2. Mengetahui dan memahami alasan menjadi anggota koperasi
3. Mengetahui dan memahami bagaimana partisipasi anggota pada koperasi

1
4. Mengetahui dan memahami tujuan dan nilai perusahaan koperasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Masalah Usaha Dengan Non Koperasi


Masalah yang dihadapi di dalam dunia usaha dan dialami oleh pengusaha
menengah umumnya dan golongan ekonomi lemah pada khususnya berkisar pada
masalah permodalan, kemampuan dan ketrampilan beroperasi serta manajemen, bentuk
perusahaanan terbatasnya pasaran.Masalah permodalan yang dihadapi pengusaha dalam
negeri khususnya golongan ekonomi lemah mencakup aspek sumber permodalan,
masalah pembiayaan usaha, dan masalah pengerahan modal. Permodalan dan
pembiayaan usaha dapat diperoleh dari beberapa sumber ,antara lain:
1.Modal sendiri dari pemilik saham atau pemilik perusahaan,
2.Modal sendiri berupa bagian laba yang ditanam kembali,
3.Kredit investasi dari bank, dan
4.Pinjaman dari pihak ketiga yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat
berharga.dari dalam maupun luar negeri.
Keempat sumber tersebut memang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk
meningkatkan kegiatannya, namun bagi pengusaha golongan ekonomi lemah dirasa
sulituntuk memenuhi persyaratan yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena
perusahaan golongan ekonomi lemah umumnya adalah perusahaan perorangan atau
perusahaan tertutup. Masalah kekurangan keahlian, ketrampilan dan pengalaman
mengurus dan memimpin perusahaan merupakan masalah kedua yang dihadapi
pengusaha swasta nasional umumnya dan pengusaha pribumi khususnya. Pada
umumnya timbulnya masalah tersebut berhubungandengan pemilikan perusahaan oleh
perorangan atau kelompok keluarga sehinggakemampuan mereka dalam mengelola
perusahaannya sangat terbatas. Demikian juga ketrampilan dalam teknik produksi serta
keahlian dalam memasarkan hasil produksinya sangat terbatas pula.

2
2.2 Alasan Menjadi Anggota Koperasi
.     2.2.1 Alasan Historis
               Sejarah mencatat bahwa pendirian koperasi tidak terlepas dari perjalanan historis
suatu bangsa. Setelah ratusan tahun hidup dalam tekanan politik dan ekonomi kolonial,
bangsa Indonesia mewarisi suatu keadaan ekonomi  dan sosial yang terkenal sebagai
ekonomi dualistis, yaitu suatu situasi perekonomian dimana terdapat ketimpangan
sektor perekonomian modern yang dikuasai oleh para saudagar asing, dengan
perekonomian rakyat tradisional tempat sebagian besar rakyat Indonesia
menggantungkan hidupnya. Setelah Indonesia merdeka, salah satu yang dilakukan
adalah memperbaiki taraf hidup rakyat banyak dengan pelaksanaan pembangunan
perekonomian sebagai usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan, sebagaimana
terungkap dalam pasal 33 UUD 1945.
2.2.2 Alasan Politis
               Alasan politis ini bersumber dari pepatah “Bersatu Kita teguh bercerai kita runtuh”.
Apabila ada orang-orang yang termasuk golongan ekonomi lemah menyatukan diri
dalam suatu badan usaha, maka secara tidak langsung menyatukan dirinya menjadi
suatu kekuatan politis. Pendek kata persatuan di bidang usaha akan membawa para
pelaku ekonomi lemah keposisi yang lebih kuat.
2.2.3 Alasan Sosiologis
                Selaku makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dorongan
atau naluri manusia untuk mempertahankan diri, bergaul, tolong menolong, perasaan
ingin dihargai dan sebagainya, menyebabkan manusia selalu ada keinginan untuk
bergaul, bersatu atau berkumpul dengan sesamanya. Rasa senasib sepenanggungan
inilah biasanya yang mendorong seseorang untuk bergabung menjadi anggota koperasi.
2.2.4 Alasan Ekonomis
               Alasan ekonomis adalah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang akan diperoleh
seseorang bila ia bergabung menjadi anggota koperasi.  Alasan-alasan ekonomis untuk
pendirian dan atau menjadi anggota koperasi dalam garis besarnya  adalah menekan
biaya usaha, meningkatkan pelayanan kepada anggota, serta membuka kesempatan
bergabung dalam suatu badan usaha.

3
2.2.5 Alasan Yuridis
               Alasan yuridis adalah landasan yang menjamin pendirian  koperasi serta
pelaksanaan kegiatannya di dalam suatu negara.  Alasan yuridis ini merupakan dasar
yang secara langsung ikut menciptakan tumbuhnya iklim berkoperasi di suatu
masyarakat, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan dan mendorong masyarakat
untuk bersatu dan bekerjasama pada badan usaha koperasi. Adapun alasan yuridis
pendirian koperasi  di Indonesia dapat dilihat pada beberapa produk hukum seperti
UUD 1945, UU Koperasi dan ketentuan lain yang berkaitan dengan koperasi.
.    
2.3 Partisipasi Anggota Pada Koperasi
Dilihat dari segi dimensinya menurut Hendar dan Kusnadi (1999:61), partisipasi terdiri
dari :
2.3.1 Partisipasi dipaksakan (forced) dan partsipasi sukarela (voluntary)
 Partsipasi dipaksakan terjadi karena paksaan undang-undang atau keputusan
pamerintah untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan pekerjaan. Sedangkan partisipasi sukarela terjadi karena kesadaran untuk ikut
serta berpartisipasi.
2.3.2 Partisipasi formal dan partisipasi informal
Partisipasi yang bersifat formal, biasannya tercipta suatu mekanisme formal dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal, biasanya hanya
terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan sehubungan dengan partisipasi.
2.3.4 Partisipasi Langsung dan partisipasi tidak langsung
Partsiipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan,
membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain.
Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila terdapat wakil yang membawa
inspirasi orang lain yang akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan
kelompok yang lebih tinggi tingkatannya.
2.3.5 Partispasi kontributif dan partisipasi insentif
 Partisipasi kontributif yaitu kedudukan anggota sebagai pemilik dengan mengambil
bagian dalampenetapaan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap
jalannya perusahaan Koperasi. Sedangkan partisipasi insentif yaitu kedudukan anggota
sebagai pelanggan/pemakai dengan memanfaatkan berbagai potensipelayanan yang

4
disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentinganya. Bentuk-bentuk partisipasi
anggota dihubungkan dengan prinsip identitas ganda anggota, sebagaimana
dikemukakan oleh Alfred Hanel dalam Tim IKOPIN ( 2000:49) yaitu :
1. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta dalam mengambil keputusan ,
evaluasi dan pengawasanterhadap jalannya perusahaan Koperasi yang biasanya
dilakukan pada waktu rapat anggota.
2. Sebagai Pemilik,
anggota harus turut serta melakukan kontribusi modal melalui berbagai bentuk
simpanan untuk memodali jalannyaperusahaan Koperasi.
3. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta menanggung resiko usaha
koperasi yang disebabkan oleh kesalahan manajemen.
4. Sebagai pengguna,  pelanggan, pekerja atau nasabah, anggota harus turut
serta memanfaatkan pelayanan barang dan jasa yang disediakan oleh Koperasi. Untuk
memasuki dan mempertahankan atau memelihara hubungannya dengan koperasi,
apabila insentif yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi yang harus diberikan
maka mereka akan melanjutkan kerjasama dengan koperasi.
Pendapat lain mengenai partisipasi dikemukakan oleh Ropke (2003:52) dengan
membagi tipe-tipe partisipasi anggota menjadi :
1. Partisipasi dalam menggerakan atau mengkontribusikan sumberdaya.
2. Partisipasi dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi atau
     pelaksanaan, evaluasi).
3. Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat.

2.4 Tujuan dan nilai perusahaan


Terdapat 4 aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi
sebagai badan usaha yaitu:
2.4.1 Status dan Motif Anggota Koperasi
Status anggota koperasi sebagai badan usaha adalah sebagai pemilik ( owner) dan
sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan
investasi atau menanam modal dikoperasinya.Sedangkan sebagai pemakai, anggota

5
harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi.
Calon anggota paling tidak harus memenuhi 2 kriteria:
- Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan di bawah garis
kemiskinan, atau orang tersebut paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun
kepentingan ekonomi yang sama.
- Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan ( income) yang pasti, sehingga
dengan dmikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha koperasi
yang mempunyai prospek.
2.4.2 Kegiatan Usaha
Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada
UU No. 25/1992, pasal 43, yaitu :
- Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota
untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraannya.
- Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatyang bukan anggota koperasi.Perlu digarisbawahi bahwa, yang
dimaksud dengan kelebihan kemampuan disini adalah kelebihan kapasitas dana dan
daya yang dimiliki oleh koperasi untuk melayani anggotanya.
- Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang kehidupan
ekonomi rakyat.
2.4.3 Permodalan Koperasi
Modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Adapun pengertian kedua
istilah ini adalah sebagai berikut :
- Modal investasi adalah sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk
pengadaan saranaoperasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan
(unliquid) seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain.
- Modal kerja adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar perusahaan atau
yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti
pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain.
Prinsip-prinsip dalam perusahaan, yaitu :

6
- Modal yang diterima sebagai pinjaman jangka pendek sebaiknya dipergunakan untuk
pembiayaan modal kerja, dan
- Modal yang diterima sebagai pinjaman jangka panjang dipakai untuk modal investasi.
Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah UU No.
25/1992 pasal 41, bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman
Modal sendiri bersumber dari :
- Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib
dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota.Simpanan pokok ini sifatnya permanen, artinya tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota.
- Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya,
yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan
wajib ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
- Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha
dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
- Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang
disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk
mengembalikannya.
Sedangkan modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :
- Anggota,yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang
bersangkutan
- Koperasi lainnya atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya atau anggotanya
yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara koperasi
- Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pnjaman dari bank dan lembaga keuangan
lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
- Penerbitan dan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari
penerbitan obligasi dansurat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

7
- Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan
tanpa melalui penawaran secara umum.
2.4.4 Sistem pembagian keuntungan (Sisa Hasil Usaha)
Pembagian SHU tentu tidak terlepas dari filosofi dasar koperasi, di mana asas
keadilan menjadi hal yang paling penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan
berkoperasi.
Nilai – nilai Perusahaan
1. Integrity, yaitu Jujur, tulus dan dapat dipercaya dalam berpikir, berkata dan
bertindak.
2. Care, yaitu Bersikap peduli, berempati dan responsif dalam memberikan
pelayanan yang melebihi harapanstake holder.
3. Open Mind, yaitu Bersikap obyektif dan komunikatif untuk mencapai kinerja
yang lebih baik.
4. Inovation, yaitu Kreatif dalam segala hal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
stakeholder (pemegang saham, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan mitra
kerja).
5. Teamwork, yaitu Bersinergi dan bekerjasama untuk membentuk tim pemenang
dan menghasilkan kinerja yang maksimal.
6. Excellence, yaitu Bekerja cerdas dan persisten untuk menghasilkan kualitas
terbaik dalam mendukung keberhasilan perusahaan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan   
Koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang beranggotakan
sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Dalam koperasi terdapat hal
hal yang perlu diperhatikan agar koperasi dapat berkembang dengan baik dengan
meminimalisir terjadinya permasalahan, dan memperhatikan modal, yang merupakan
hal penting dalam perkembangan dan kemajuan koperasi serta tidak lupa peran dan
partisipasi dari anggota koperasi, agar tujuan yang telah dibuat dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.

9
3.2 Saran
          Segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan koperasi sebaiknya dilakukan
dengan sebaik mungkin dengan membuat perencanaan perencanaan untuk mencegah
timbulnya masalah dan anggota koperasi juga diharapkan turut serta dalam rangka
membantu perkembangan dan kemajuan koperasi agar tujuan koperasi dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Diakses melalui :
https://ryanzmaulana.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.htmll
Diakses melalui :
http://www.softilmu.com/2015/08/Pengertian-Prinsip-Tujuan-Fungsi-Jenis-Kope
rasi-Adalah.html
Diakses melalui :
https://www.scribd.com/document/132103485/Badan-Usaha-Berbentuk-Koperas
i

10
Diakses melalui :
http://umihanasumi.blogspot.co.id/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html
Diakses melalui :
http://bernadetteanjunia.blogspot.co.id/2015/11/bab-5-pengertian-badan-usaha-k
operasi.html

11

Anda mungkin juga menyukai