Anda di halaman 1dari 10

KLIPING

INSTRUMEN GAMELAN

SBD

Disusun oleh:

HILZA AZZAMILLA AULA SYAFIRA

Kelas X DPB 1

SMKN 3 JEMBER

2022

Gamelan
Gamelan adalah bentuk ansambel musik yang merujuk pada kesatuan intrumen alat musik yang
dibunyikan secara bersama-sama. Kata gamelan berasal dari bahasa jawa gamel yang berarti menabuh
atau memukul yang kemudian diikuti akhiran an sehingga bermakna kata benda. Pertunjukan gamelan
banyak dijumpai pada tradisi di pulau Jawa, Bali, Madura, Lombok, Sunda dengan berbagai jenis dan
ukuran ensemble gamelannya. Gamelan menggunakan skala nada pentatonis dalam sistem skala nada
(laras) slendro dan pelog.

Fungsi gamelan biasa digunakan untuk mengiringi kesenian wayang kulit dan pertunjukan tari dalam
sebuah acara tertentu. Gamelan juga dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan, mengiringi tarian,
membangun suasana religius, sarana dakwah, meramaikan perhelatan, serta menyambut tamu penting.
Perkembangan gamelan hingga saat ini sudah bisa menjadi pertunjukan alat musik tersendiri yang
diminati banyak orang. Biasanya pertunjukan gamelan juga dilengkapi dengan sinden sebagai penyanyi.

Dalam satuan gamelan, terdiri dari instrumen musik perkusi yang digunakan dalam seni karawitan.
Instrumen yang paling umum dipakai adalah keluarga metalofon seperti gangsa, gender, bonang, gong,
dan saron. Selain itu juga menggunakan alat-alat musik membranofon, idiofon, aerofon, dan xilofon
yang diisi dengan instrumen tradisional Jawa dan Bali.

Instrumen gamelan

1. Kendhang
Kendhang atau gendang adalah salah satu instrumen gamelan Jawa. Salah satu fungsi utama kendang
adalah mengatur irama dan tempo dalam ensambel musik gamelan. Cara memainkan alat musik
gendang adalah memukul dengan telapak tangan bagian pinggir kendhang yang terbuat dari kulit
hewan. Kendhang memiliki berbagai macam jenis dan ukuran, yakni ketipung gamelan berukuran kecil
dan kendang ciblon atau kebar gamelan yang berukuran sedang. Kendang Ketipung biasanya memiliki
kendang pasangan, yakni kendang gedhe atau kendhang kalih. Jenis kendang kalih biasa dimainkan pada
lagu atau gendhing yang berkarakter halus, seperti Ketawang, Gendhing Kethuk Kalih, dan Ladrang
Irama Dadi. Selain itu bisa juga dimainkan cepat seperti pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang
irama tanggung.

2. Saron

Saron atau biasa dikenal juga dengan ricik adalah salah satu instrumen gamelan yang masuk dalam
golongan balungan atau alat musik jenis bilahan (wilahan) dari logam. Saron memiliki 6 atau 7 (1 oktaf)
bilahan logam yang ditumpangkan di atas bingkai kayu yang berfungsi sebagai resonator. Biasanya ada 4
saron dalam gamelan dengan jenis laras pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada 1 oktaf lebih tinggi
daripada demung, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu yang
dibuat menyerupai palu. Saron berfungsi sebagai pengisi melodi utama dalam memainkan gamelan.
Adapun fungsi ricikan balungan pada seni krawitan adalah penegas atau menunjukkan lagu yang
sesungguhnya.
Dalam teknik permainan saron, tangan kanan memukul bilahan logam dengan tabuh, sementara tangan
kiri menahan bilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa. Teknik ini
biasa disebut memahat atau memathet (memencet).

3. Demung

Sama halnya dengan saron, demung juga masuk dalam golongan balungan dalam instrumen gamelan.
Biasanya ada dua demung dengan jenis skala nada yang berbeda, yaitu pelog dan slendro. Alat musik ini
menghasilkan nada oktaf paling rendah dari golongan alat musik balungan lainnya meskipun ukuran
fisiknya yang paling besar. Cara bermain demung serupa dengan saron hanya saja tabuh demung
memiliki ukuran yang lebih besar dan berat daripada tabuh saron. Adapun fungsi ricikan balungan pada
seni krawitan adalah penegas atau menunjukkan lagu yang sesungguhnya. Jika dibandingkan dengan
saron, demung memiliki bilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada bilahan saron,
sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung juga terbuat dari kayu yang dibentuk
menyerupai palu.

4. Bonang

Bonang adalah salah satu instrumen yang digunakan dalam ensambel gamelan Jawa. Alat musik ini
berupa gong kecil atau seringkali disebut ceret atau pot yang diletakan di atas string (tali) dalam bingkai
kayu (rancak). Masing-masing pot kemudian memiliki poros cembung (pencon) di bagian atas sebagai
pusat untuk dipukul. Bonang termasuk dalam keluar pencon yang merupakan alat musik dari logam dan
berbentuk cekungan di bawahnya dengan poros cembung untuk dipukul. Alat musik bonang, juga kerap
digunakan pada upacara kenegaraan, dan bahkan pada zaman dahulu, fungsi alat musik bonang adalah
pengiring saat terjadinya perang. Di zaman yang lebih modern, fungsi alat musik bonang juga jadi bagian
dari pengiring kegiatan atau acara adat seperti khitanan. Cara bermain bonang adalah memukul bagian
cekungan atau penutupnya dengan tongkat pemukul khusus. Dalam gamelan Jawa, ada tiga jenis
bonang yang dibedakan berdasarkan skala nada yang digunakan, yaitu:

-Bonang Panerus

Bonang Panerus memiliki ukuran yang paling kecil di antar jenis bonang yang lain. Bonang ini dimainkan
setengah ketukan dari bonang barung, sehingga apabila keduanya dimainkan secara bersama akan
menimbulkan efek suara yang bersahutan. Notasi yang digunakan bonang panerus lebih tinggi 1 oktaf
dari bonang barung, namun dengan jumlah ceret yang sama. Fungsi bonang panerus adalah sebagai
pemangku lagu, tugasnya menghias lagu.

-Bonang Barung

Bonang ini memiliki ukuran menengah di antara dua jenis bonang yang lain. Bonang barung dimainkan
sebagai penentu ketukan pembukaan, patokan tempo, dan juga sebagai patokan dinamika. Dalam
ensambel, alat ini bisa dikatakan salah satu instrumen penting, yaitu dalam memberikan isyarat kepada
pemain gamelan lain. Alat musik bonang barung biasanya digunakan sebagai pembuka lagu, dan
dimainkan beriringan dengan alat musik harmonis. Fungsi bonang sebagai pemurba lagu, tugasnya
membuka atau memulai penyajian pada gending-gending tertentu dan menghias lagu.

-Bonang Panembung

Bonang Panembung merupakan jenis bonang yang memiliki ukuran paling besar di antara jenis yang
lain. Meski begitu, bonang ini menghasilkan nada yang paling rendah.

5. Kenong

Kenong juga masuk dalam keluarga pencon seperti bonang dalam instrumen gamelan. Perbedaan nya,
kenong memiliki bentuk fisik lebih gemuk dari alat musik pencon lainnya. Kenong disusun pada pangkon
berupa kayu yang beralas tali agar tidak menghambat getaran kenong saat ditabuh. Alat musik ini
menghasilkan suara yang rendah namun tetap nyaring dengan timbre yang khas. Cara memainkan
kenong serupa dengan memainkan bonang dengan memukul menggunakan tongkat khusus di bagian
cekungan atau benjolan kenong. Kenong berfungsi menentukan batas-batas gatra berdasarkan bentuk
gendingnya. Tugasnya adalah menegaskan irama. Dalam telinga masyarakat Jawa, suara kenong
ditangkap berbunyi ‘ning-nong’, sehingga dinamakan alat musik ‘kenong’. Dalam ensambel gamelan,
suara kenong mengisi sela-sela suara kempul.

6. Gong

Hampir serupa dengan bonang dan kenong, gong juga memiliki bentuk cembung di bagian atas dengan
ukuran yang lebih besar dan posisinya digantung, tidak diletakan pada lapisan tertentu. Menyerupai
bentuk piringan besar, gong terbuat dari leburan logam seperti perunggu dan tembaga untuk
menghasilkan suara yang khas. Cara memainkan alat musik ini dipukul bagian kecembungannya
menggunakan tongkat khusus. Gong berfungsi sebagai pemangku irama, tugasnya menguatkan kendang
dalam menentukan bentuk gending.

7. Kempul

Kempul adalah instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara ditabuh. Alat musik kempul seringkali
disebut sebagai ‘anak gong’ karena memang bentuk dan karakteristik-nya yang nyaris sama dengan
gong, hanya saja dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam penggunaannya pun, kempul biasa digantung
menjadi satu dengan gong. Dalam ensambel gamelan, kempul termasuk dalam keluarga instrumen
pencon, sebagaimana dengan gong. Kempul bisa memainkan nada yang sama dengan alat musik
balungan, bahkan juga dapat mendahului nada balungan. Cara bermainnya pun sama dengan gong yakni
dipukul dengan tongkat khusus. Fungsi kempul pada pertunjukan karawitan adalah sebagai pemangku
irama. Tugasnya adalah menegaskan irama.
8. Gambang

Sekilas gambang mirip dengan saron dan demung, namun bilahan alat musik ini terbuat dari kayu atau
bambu untuk menghasilkan suara yang khas dan unik.

Pada sebuah gambang, terdapat sebanyak 18 bilah nada yang diletakkan di atas sebuah rak resonator
yang berbentuk menyerupai perahu. Bilah-bilah tersebut disusun secara berurutan dari yang terkecil
hingga yang paling panjang. Cara memainkan alat musik gambang adalah memukul tiap bilahnya
menggunakan pemukul khusus yang disebut tabuh. Hampir serupa dengan saron dan demung, gambang
juga perlu dipegang bilahnya setelah dipukul agar tidak meninggalkan suara. Gambang ada dua macam
yakni gambang slendro dan gambang pelog. Fungsinya sebagai pemangku lagu. Tugasnya memperindah
lagu dengan cengkoknya dan buka untuk gending-gending gambang.

9. Slenthem

Alat musik slenthem adalah salah satu intrumen gamelan yang masuk dalam keluarga balungan seperti
saron dan demung. Slenthem menghasilkan dengungan nada yang rendah atau menggema mengikuti
nada instrumen alat musik balungan yang lain. Dalam satu set gamelan biasanya ada slenthem versi
slendro dengan rentang nada C, D, E, G, A, C, dan pelog dengan rentan nada C hingga B. Menurut
beberapa ahli, slenthem seringkali dianggap sebagai gender panembung. Adapun fungsi ricikan
balungan pada seni krawitan adalah penegas atau menunjukkan lagu yang sesungguhnya.

10. Gender
Gender adalah instrumen gamelan Jawa dan Bali dari bahan logam yang dipukul setiap bilahnya. Ada 10
sampai 14 bilah nada pada alat musik gender yang terbuat dari kuningan yang digantungkan pada
berkas diatas resonator dari bambu atau seng. Cara memainkan alat musik ini adalah memukul tiap
bilahnya dengan alat pemukul khus yakni tabuh kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Skala nada
yang digunakan pada alat musik ini pun bermacam-macam. Pada satu set gamelan Jawa yang lengkap,
terdapat tiga jenis gender yang digunakan, yakni slendro, pelog pathet nem lan lima, dan pelog pathet
barang.

11. Siter

Siter adalah salah satu instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara dipetik seperti alat musik
guzheng dari Cina atau sitar dari India. Alat musik Jawa Tengah ini sudah jarang ditemukan atau
digunakan dalam set-set gamelan saat ini. Alat musik ini juga biasa disebut gitar Jawa yang memiliki
suara yang khas. Memiliki ukuran 20 x 50 cm, siter terbuat dari kayu jati dengan 13 sampai 14 senar.
Siter memiliki dua sisi dengan skala nada yang berbeda, yakni sisi pelog dan slendro. Siter dianggap
sebagai alat musik yang mengadopsi alat musik India karena hampir sama dengan sitar yang merupakan
alat musik tradisional India.

12. Rebab
Rebab adalah instrumen gamelan yang penting untuk mengelaborasi dan menghiasi melodi dasar. Cara
memainkannya tidak harus sesuai dengan skala instrumen alat musik lain, alias bisa dikreasikan secara
bebas. Alat musik ini juga merupakan bagian dari ensambel yang dimainkan secara terbuka. Instrumen
rebab merupakan pamurba lagu atau pembuka gending. Tugasnya menentukan lagu.

13. Suling

Suling adalah salah satu instrumen gamelan yang cara dimainkan dengan ditiup dan terbuat dari bambu.
Suara yang lembut memberikan ciri khas yang dapat dipadukan dengan alat musik lainnya, juga dapat
melebur dengan baik ketika dipadukan dalam ensambel manapun, termasuk gamelan. Alat musik ini
dianggap berasal dari Jawa barat atau Sunda.

14. Kemanak

Kemanak merupakan alat musik gamelan yang bentuk seperti pisang atau sendok dan memiliki tangkai
di bagian ujungnya. Badan alat musik kemanak berlubang memanjang yang biasanya terbuat dari logam
besi atau perunggu. Kemanak menghasilkan suara yang pelan dan biasa dipadukan dengan lagu
bertempo lambat. Ada teknik khusus dalam memainkan kemanak, yaitu pemain kemanak akan memukul
bagian samping dan sedikit menggeseknya agar mengeluarkan suara. Jika bagian lubang badanya
ditutup, kemanak akan menghasilkan nada yang beragam dan khas.

15. Gendrum

Gendrum adalah instrumen gamelan yang masuk dalam alat musik hibrida seperti kendang dan drum
hasil rancangan Siswo Harsono tahun 1992. Alat musik ini biasanya digunakan dalam kesenian Gambang
Semarang, Jaipongan, Campursari, atau Dangdut. Gendrum terdiri dari kendang jaipong, kendang
batangan, ketipung atau panepak, ketipung besar, sepasang bongo, cowbells, drum bass, dan simbal
seperti ride, cerash, splash, dan china. Cara memainkan alat musik ini adalah memukulnya dengan
telapak tangan yang dimainkan oleh seorang gendrum, bukan pemain perkusi. Alat musik ini bisa
menghasilkan harmoni pada alat musik tradisional yang lain. Teknik permainannya oleh Siswo Harsono
disebut dengan “tepak campursari”. Teknik ini memiliki keragaman tepak yang mengombinaikan
permainan kendang jaipong, bongo, drum, dan simbal. Teknik ini oleh Siswo Harsono diaplikasikan
dalam pengembangan seni Gambang Semarang di Fakultas Sastra Undip Semarang.

Anda mungkin juga menyukai