Paradigman Kebijakan Publik Di Era Otonomi
Paradigman Kebijakan Publik Di Era Otonomi
PELAYANAN PUBLIK
DI ERA OTONOMI
OLEH : Drs. H. RUSDI LUBIS, M.Si
ISI :
I. PENDAHULUAN
II. BEBERAPA KELEMAHAN PELAYAAN PUBLIK
III. KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI PELAYANAN
PUBLIK
IV. KEBERHASILAN PELAYANAN PUBLIK
V. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
A. OTONOMI DAERAH
UU NO. 32/2004 : HAK, WEWENANG DAN
KEWAJIBAN DAERAH OTONOM UNTUK MENGATUR
DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN
PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN
MASYARAKAT SETEMPAT SESUAI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
MANHOOD ( LOCAL GOVERNMENT IN THE THIRD
WORLD) : A FREEDOM WICH IS ASSUMED BY A
LOCAL GOVERNMENT IN BOTH MAKING AND
IMPLEMENTING ITS OWN DECISION.
TUJUAN OTONOMI DAERAH
1. UNTUK MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
2. PENINGKATAN PELAYANAN
3. PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT
4. MENINGKATKAN DAYA SAING MASYARAKAT
B. PELAYANAN PUBLIK
KEP MENPAN NO. 63/KEP/M.PAN/7/2003
Pelayanan publik adalah segala kegiatan (pelayanan)
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksana ketentuan peraturan
perundang-undangan
Lanjutan…
B. PELAKSANA PELAYANAN
3. Sikap dan perilaku pelaksana yang belum sesuai dengan
fungsi pelayanan (kesopanan, keramahan dan disiplin).
4. Belum sepenuhnya adanya kejelasan dan kepastian dari
pelaksana ( penanggung jawab.)
5. Pelaksana belum profesional, adil dan tekun dalam
memberikan pelayanan.
C. PROSEDUR PELAYANAN
1. Masih ada yang berbelit, panjang dan lama
(tidak ada kepastian)
2. Masih ada yang tidak jelas tentang
persyaratan untuk mendapatkan pelayanan
3. Jadwal pelayanan masih ada yang tidak
mempunyai kepastian.
4. Biaya untuk mendapat pelayanan masih
mahal secara riil, walaupun formil sudah ada
kewajaran (ada biaya siluman)
D. PENUNJANG
1. Fasilitas untuk mendapatkan pelayanan dan
memberikan pelayanan masih ada yang
minim (menyakut kecepatan, kenyaman, dan
keamanan)
2. Masyarakat yang dilayani masih cendrung
tidak disiplin dan membujuk pelaksana untuk
kepentingan pribadi.
3. Pengawasan serta pemberian sanksi terhadap
pelaksana masih belum intensif dan tegas
III. KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI
PELAYANAN PUBLIK
A. ASAS PELAYANAN PUBLIK
1. Kepenting Umum
tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi / golongan
2. Kepastian Hukum
terjaminnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan
pelayanan
3. Kesamaan Hak
Tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan
status ekonomi
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik
pemberi maupun penerima
5. Keprofesionalan
pelayanan harus memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya.
6. Partisipatif
peran serta masyarakat, sesuai aspirasi, kebutuhan, dan
harapan masyarakat
7. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif
adil
8. Keterbukaan
Masyarakat mudah mengakses dan memperoleh informasi
menyenai pelayanan.
9. Akuntabilitas
Dapat dipertaggungjawabkan
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11. Ketepatan waktu
sesuai standar pelayanan
12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
B. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Pelaksanan pelayanan
2. Pengelola pengaduan masyarakat
3. Pengelola informasi
4. Pengawasan internal
5. Penyuluhan kepada masyarakat
6. Pelayanan konsultasi
D. KEWAJIBAN DAN LARANGAN PELAKSANA
1. Kewajiban
a. Melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan
penugasan penyelenggara
b. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksana
pelayanan.
c. Memenuhi panggilan untuk hadir atau
melaksanakan perintah suatu tindakan hukum
d. Melakukan evaluasi dan membuat laporan
keuangan dan kinerja kepada penyelenggara secara
berkala
2. Larangan
1. HAK
a. Mengetahui kebenaran isi standar pelayanan
b. Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan
c. Mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang
diajukan
d. Mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau
pemenuhan pelayanan
e. Memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara
untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan
yang diberikan tidak sesuai dengan standar
pelayanan
f. Memberitahukan kepada pelaksana untuk
memperbaiki pelayanan apabila tidak sesuai
dengan standar pelayanan.
g. Mengadukan pelaksana yang melakukan
penyimpangan standar pelayanan dan/atau
tidak memperbaiki pelayanan kepada
penyelenggara dan OMBUDSMAN.
h. Mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan asas dan tujuan pelayanan
2. KEWAJIBAN