Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS DISIPLIN PEGAWAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

TINGKAT KINERJA PADA BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH


KABUPATEN PASAMAN

DISUSUN OLEH :

NAMA  : AAN AFRINALDI, SSTP

N I M    : 19830415 200212 1001

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PASAMAN


TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat

Rahmat serta Hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan karya Tulis Prestasi

Perorangan Pelaksanaan Ujian Kenaikan Pangkat, yang merupakan salah satu syarat

yang harus disusun oleh setiap peserta Karya tulis ini mengambil judul :

“Analisis Disiplin Pegawai dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Kinerja

pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman”.

Selawat beriring salam tidak lupa juga penulis persembahkan kepangkuan

junjungan alam Nabi Besar Muhammad Saw, beserta keluarga , sahabat dan

pengikut sekalian , yang telah berjuang melawan kekafiran sehingga kita dapat

merasakan indahnya hidup dalam Agama Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Dalam penyusunannya penulisan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak,

baik berupa kesempatan, bimbingan moril maupun dukungan materil. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya

kepada :

1. Keluarga tercinta yang telah memberi cinta kasih, semangat dan dorongan

moril.

2. Bapak Bupati Pasaman yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti Ujian Dinas.

Akhirnya penulis sangat menyadari  bahwa penulisan Karya Tulis ini masih

jauh dari  kesempurnaan,  hal   ini  disebabkan  karena  keterbatasan  penulis  dan 
waktu yang tersedia oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan demi

kesempurnaan karya tulis ini. Akhirnya dengan berserah diri sambil memanjatkan

do’a kepada Allah SWT semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca 

khususnya bagi instansi penulis.

   Lubuk Sikaping, 10 Agustus 2018


Penulis,

AAN AFR IN AL D I, SSTP


NIP. 19830415 200212 1001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR IS .....................................................................................................
iii

BAB I      PENDAHULUAN.................................................................................. 1


1     Latar Belakang................................................................................. 1
2     Identifikasi Masalah......................................................................... 2
3     Maksud dan Tujuan.......................................................................... 3
4     Sistematik Pembahasan.................................................................... 3

BAB II    TINJAUAN KEPUSTAKAAN............................................................. 4


1     Pengertian Disiplin........................................................................... 4
2     Pengertian Pegawai.......................................................................... 5
3     Kinerja.............................................................................................. 7
4     Organisasi......................................................................................... 9
5     Kepemimpinan dan Motivasi.......................................................... 10

BAB III   PEMBAHASAN................................................................................... 12


1     Gambaran Umum........................................................................... 12
2     Peran Disiplin PNS Terhadap Kinerja............................................ 16
3     Hambatan dalam Pelaksanaan Disiplin Kerja................................. 18
4     Upaya Peningkatan Disiplin........................................................... 19

BAB IV   PENUTUP............................................................................................. 21

DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

         Sejak diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

banyak aspek positif yang diharapkan dalam pemberlakuan Undang-Undang

tersebut. Dan implementasi dari Pemerintah Daerah ialah adanya Otonomi Daerah.

Otonomi Daerah memang dapat membawa perubahan positif di daerah dalam hal

kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah

impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik cenderung menempatkan

daerah sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau sebagai pelaku

pinggiran. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah sangat baik, yaitu untuk

memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya, mendorong prakarsa dan peran

serta masyarakat dalam proses pemerintahan dan pembangunan.

Setelah UU No. 32 tahun 2004, terdapat dua UU lain yang membahas

pemerintahan daerah, yaitu UU No. 12 tahun 2008 dan UU No. 23 tahun 2014.

Namun, UU tentang pemerintahan daerah yang paling baru dan yang berlaku saat ini

ialah UU No. 9 tahun 2015. Keberadaan UU ini tidak lepas dari adanya pengaruh dari

perubahan aturan mengenai pemilihan kepala daerah.

          Dengan semakin bersarnya peran masayarakat dalam pembangunan, maka

peran aparatur negara perlu difokuskan sebagai agen pembaharuan melalui

pengembangan sistem manajemen kebijaksanaan publik, sehingga aparatur negara

akan berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna tercapainya swakarsa dan

swadaya masyarakat dan dunia usaha.


          Menghadapi masyarakat yang sangat beragam dan dinamis dengan berbagai

permasalahan yang kompleks, sistem birokrasi pemerintahan tidak lagi dapat

mempertahankan karakteristiknya yang birokratis, kaku, lamban, kurang responsive,

berorientasi kepada status quo, serta korup. Aparatur pemerintah saat ini harus

mampu mengakomodasi perkembangan aspirasi dan partisipasi masyarakat modern

yang dinamis, kompleks dan beragam. Oleh karena itu sumber daya manusia dengan

meningkatkan disiplin kerja bagi setiap aparatur negara sangat penting untuk

dilaksanakan.

          Tidak dapat dipungkiri bahwa disiplin diri sebagai pegawai sangat diperlukan

dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan agar dapat mencapai

tujuannya secara efektif dan efesien. Oleh karena itu pemerintahan pun telah

mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional yang dimulai dari setiap diri individu

pegawai, yang kemudian pemerintah menjadikannya Peraturan Pemerintah mengenai

disiplin pegwai yang memuat tentang kewajiban, larangan dan sanksi bagi pegawai

yang melanggar.

          Mengingat peranan disiplin diri sebagai Pegawai Negeri Sipil begitu besar,

maka perlu pembinaan terus menerus agar disiplin dapat ditegakkan mulai dari

bagian yang terbawah sampai dengan pimpinan tertinggi dari suatu badan, kantor

atau lembaga. Namun, untuk membangun disiplin diri pada setiap pegawai tidaklah

mudah sehingga perlu strategi yang tepat untuk membangun disiplin pada diri

pegawai.

          Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengetahui

lebih mendalam faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin kerja pada Bagian

Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman. Untuk itu penulis mencoba

mengangkat permasalahan diatas dengan mengadakan penelitian ilmiah dengan judul


: “Analisis Disiplin Pegawai dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Kinerja

pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman”

2.   Indentifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis uraikan didalam latar belakang

permasalahan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan karya

ilmiah ini adalah :

a. Bagaimana  pengaruh  disiplin  terhadap  pegawai  untuk

meningkatkan    kinerja pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten

Pasaman.

b. Apa hambatan yang dialami oleh pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja.

c. Bagaimana upaya membangun disiplin dengan peningkatan prestasi kerja

pegawai .

3.   Maksud dan Tujuan

Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk :

a. Memenuhi salah satu  tugas peserta yang akan mengikuti Ujian Dinas guna

memperoleh Pangkat/Gol. Ruang : Pembina (IV/a)

b. Mengetahui sejauh mana aktualisasi teori anlisis disiplin pegawai dan

pengaruhnya terhadap tingkat kinerja pada  Bagian Umum Sekretariat Daerah

Kabupaten Pasaman.

4.   Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan Karya Tulis ini Penulis menggunakan metoda analisis

deskriptif  dengan pendekatan teoristis. Dengan karya tulis ini diharapakan akan
memperoleh gambaran mengenai masalah yang terjadi pada isu aktual yang di pilih.

Penulis membandingkan antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi pada Bagian

Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman. Proses penyusunan Karya Tulis ini

meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data, yang disusun dengan

uraian sebagai berikut :

Bab I   :  Pendahuluan

Bab II  :  Tinjauan Kepustakaan

Bab III      :  Pemecahan Masalah

Bab IV    :  Penutup.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Disiplin

          Menurut Sri Murtini (2004) disiplin adalah taat kepada aturan atau ketentuan

yang mengatur atau yang dapat menjadi acuan atau pedoman bagi seseorang untuk

melakukan kewajibannya dan menghindari laranganannya.

          Disiplin merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mencapai kualitas

atau keberhasilan manajemen disamping unsur pemahaman dan kesungguhan. Jika

salah satu unsur itu tidak ada akan menimbulkan dampak kualitas manajemen yang

kurang baik. Oleh karena disiplin harus mampu ditanamkan pada seluruh pegawai,

dengan cara : mengenal dirinya sendiri, mendisiplinkan diri, memimpin dengan

keteladanan, menanamkan semangat kemandirian, hindari sikap dan perilaku negatif

dan anggapan disiplin itu sebagai suatu ibadah.

Dilihat dari disiplin tidaknya pegawai dapat berpengaruh terhadap peningkatan

kinerja aparatur dalam upaya menyelesaikan tugasnya sehari-hari. Apabila setiap

Pegawai selaku unsur aparatur Pemerintah ataupun sebagai alat abdi masyarakat

dapat menjalankan tugas atau kewajibannya secara disiplin maka pelaksanaan tugas

pemerintah atau pembangunan akan berjalan sesuai dengan rencana, Lancar dan

terkendali. Ini berarti bahwa disiplin diri bagi setiap Pegawai dapat berperan sebagai

salah satu potensi Sumber daya Manusia aparatur, yang harus ditingkatkan untuk

dapat mencapai tujuan bersama secara efektif dan efesien.

Salah satu aspek kekuatan Sumber Daya Manusia dapat tercermin pada sikap

dan prilaku dari pegawai, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap

suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang


diharapkan. Disiplin dimulai dari diri sendiri, yaitu tidak boleh menunda-nunda

tugas dan kewajibannya, dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya. 

            Davic K dan John W dalam Gering (2003) menyatakan bahwa disiplin

mempunyai 3 (tiga) macam sifat yaitu:

1. Disiplin Preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar

dan peraturan.

2. Disiplin Koreksif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar

atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya

pelanggaaran lebih lanjut.

3. Disiplin Progresif adalah tindakan disiplin berulang kali berupa hukuman yang

makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri

sebelum hukuman berat dijatuhkan.

 
2. Pengertian Pegawai

A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah merupakan tenaga kerja

manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa

dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja

sama untuk mencapai tujuan tertentu (organisasi).” (A.W Widjaja: 2006)  Selanjutnya

A.W. Widjaja mengatakan bahwa, pegawai adalah orang-orang yang dikerjakan dalam

suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga pemerintah maupun dalam badan-

badan usaha.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pegawai merupakan modal pokok

dalam suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.

Dikatakan bahwa pegawai merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena
berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada

pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi

tersebut. Pegawai yang telah memberikan tenaga maupun pikirannya dalam

melaksanakan tugas ataupun pekerjaan, baik itu organisasi pemerintah maupun

organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang

telah dikerjakan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef (1984)  yang mengatakan bahwa,

pegawai adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat imbalan

jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau badan swasta. Selanjutnya

Musanef (1984) memberikan definisi pegawai sebagai pekerja atau worker adalah,

Mereka yang secara langsung digerakkan oleh seorang manajer untuk bertindak

sebagai pelaksana yang akan menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan

karya-karya yang diharapkan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta ( 1998 : 723) pegawai adalah orang

yang bekerja pada pemerintah, perusahaan dan sebagainya, sedangkan Drs.

Suhadak. MPA ( 2004 : 5) yang dimaksud dengan pegawai adalah : “ setiap warga

Negara yang telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang

diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pegawai sebagai

tenaga kerja atau yang menyelenggarakan pekerjaan perlu digerakkan sehingga

mereka mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam bekerja yang pada akhirnya

akan dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk tercapainya tujuan

organisasi. Karena tanpa kemampuan dan keterampilan pegawai sebagai pelaksana


pekerjaan maka alat-alat dalam organisasi tersebut akan merupakan benda mati dan

waktu yang dipergunakan akan terbuang dengan percuma sehingga pekerjaan tidak

efektif.

3. Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang 

karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar Prabu

Mangkunegara (2000) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut : kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya.

Pada umumnya, kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Porter dalam Sutrisno

(2010) yang menyatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melak-

sanakan tugas. Prawirosentono (1999), mengemukakan kinerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan

sesuai dengan moral maupun etika.

Miner dalam Sutrisno (2010), mengatakan bahwa kinerja adalah bagaimana

seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang

telah dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana seseorang harus

berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam

organisasi. Suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi privat


dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk

organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku

(actors) dalam upaya mencapai tujuan lembaga atau organisasi bersangkutan

(Prawirosentono: 1999).

Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku

yang terdapat pada organisasi tersebut. Dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan

yang erat antara kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja

organisasi. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan baik maka kemungkinan

besar kinerja perusahaan atau organisasi juga baik. Kinerja seorang karyawan akan

baik bila dia mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja keras, diberi gaji

sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan masa depan lebih baik.

Irianto dan Sutrisno (2010), mengemukakan kinerja karyawan adalah prestasi

yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas. Keberhasilan organisasi

tergantung pada kinerja para pelaku organisasi bersangkutan. Oleh karena itu, setiap

unit kerja dalam suatu organisasi harus dinilai kinerjanya, agar kinerja sumber daya

manusia yang terdapat dalam unit-unit dalam suatu organisasi tersebut dapat dinilai

secara objektif. Bagaimana cara menilai kinerja sumber daya manusia yang

bertanggung jawab dalam setiap unit kerja? Pada prinsipnya kinerja unit-unit

organisasi baik secara individual maupun kelompok orang yang berada di dalamnya

merupakan pencerminan dari kinerja sumber daya manusia bersangkutan. Dalam hal

ini terdapat tiga kelompok karyawan sesuai dengan fungsinya, yakni kelompok

pembuatan strategik atau kebijakan organisasi, administrasi, dan pelaksana operasi

Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat
dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka  kinerja karyawan harus dapat

ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai organisasi.

4.  Organisasi

Menurut Drs, Gering Suprayedi,  mengartikan organisasi (2004 : 20)

merupakan wadah yang berupa struktur/bagian organisasi tempat berkumpulnya

orang/anggota yang melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Drs. Turgino (2004 : 21) mengatakan organisasi adalah proses penetapan

dan pembagian pekerjaan, tugas dan tanggung jawab serta pelaksanaan tugas  dan

tanggung  jawab serta wewenang. Hubungan kerja sehingga memungkinkan orang

atau anggota berinteraksi dalam pelaksanaan tugas secara efektif dan efesien untuk

mencapai tujuan organisasi.

Dari kedua pengertian diatas organisasi mempunyai 2 (dua ) aspek, yaitu :

a. Aspek struktur organisasi yang meliputi pengelompokan orang secara

formal dan bagan organisasi.

b. Aspek proses prilaku yang meliputi : komunikasi, pembuatan keputusan,

motivasi dan kepemimpinan, Penataan organisasi pemerintah baik pusat

maupun daerah, perlu diarahkan pada terwajudnya organisasi yang

efesien, efektif dan bertanggung jawab. Dengan demikian pendekatan

struktur secara bertahap dialihkan kepada panduan visi, misi, sasaran,

strategi dan program. 

5. Kepemimpinan dan motivasi

YW. Yunidhia mengatakan  (2000 : 3) Kepemimpinan adalah hubungan yang

erat antara seseorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama
yang ditandai dengan tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia yang

seorang itu.

Pada hakikatnya setiap orang adalah pemimpin, sekalipun yang dipimpinnya

itu sangat kecil jumlahnya, dan seorang pemimpin harus mampu memberikan

bimbingan dan arahan serta wajib untuk memberikan komitmen termasuk

menanggung resiko dan kepercayaan.

Tanggung jawab pemimpin tidak hanya terkait dengan urusan-urusan yang

bersifat material seperti  pekerjaan, inventaris kantor, dan lain sebagainya. Akan

tetapi menyangkut bagaimana  memotivasi setiap bawahannya untuk dapat

melaksanakan setiap tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan sesuai

dengan apa yang diinginkan.

Sedangkan motivasi menurut  Drever  adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan prilakunya untuk memenuhi tujuan

tertentu yang timbul dari gabungan konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan

imbalan. Seorang pemimpin harus mempunyai paradigma: bila anda ingin

menghimbau, hendaknya anda bisa dipercaya, bila anda ingin dipercaya, hendaknya

anda trampil dan professional, dan bila anda ingin profesional hendaknya anda

mampu bekerja benar. 

Hasil yang optimal akan dapat dicapai apabila jika seorang pimpinan

mempunyai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan misi dan visi yang telah

disepakati, antara lain memberikan keteladanan, doronngan atau motivasi dan

tanggung jawab serta mengajak mengimbau bukan memerintah.


BAB III

PEMBAHASAN

1.        Gambaran Umum Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman 

Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman dipimpin oleh satu

orang Camat yang secara umum bertugas dalam penyelenggaraan administrasi dan

Keuangan serta pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi lainnya sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku, menyusun perencanaan, mengolah

dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan Pembangunan Gampong,

Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman Kabupaten Xxxxxxxxxx

terdiri dari Lima Kasi dan Satu Subbag yaitu Kasi Tata Pemerintahan, Kasi

Keistimewaan Xxxxxxxxxx, Kasi Perizinan, Kasi PMG, Kasi Trantip dan Subbag Umum

dan Kepegawaian.

Seksi Tata Pemerintahan Bertugas dalam melakukan pengelolaan Urusan

Pemerintahan Umum, Mukim dan Gampong, Kependudukan, Catatan Sipil dan

Pertanahan.

Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong bertugas dalam melakukan

perencanaan pembangunan, pembinaan gampong, pembinaan Tuha Lapan,

penyusunan program perekonomian, produksi, distribusi serta pemberdayaan

mayarakat.

Seksi Ketentraman dan ketertiban Umum bertugas dalam melakukan

pembinaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan perundang –

undangan, idiologi Negara, Kesatuan Bangsa dan Demokrasi.

Seksi Perizinan bertugas dalam melakukan pengelolaan administrasi pemberian

Izin Usaha, rekomendasi sesuai dengan peraturan perundang – undangan.


Seksi Keistimewaan Xxxxxxxxxx bertugas dalam melakukan pembinaan

pendidikan, Syariat Islam, Adat Istiadat dan Kesejahteraan Sosial

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian  betugas dalam pelaksanaan kegiatan

teknis dan administrasi  sesuai dengan  ketentuan yang berlaku untuk mendukung

kelancaran tugas pokok Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman

Kabupaten Xxxxxxxxxx diantaranya melakukan urusan surat menyurat, kearsipan

dan penggandaan,   melakukan urusan rumah tangga, perjalanan dinas dan

keamanan Kantor Camat

Kuta Blang Kabupaten Xxxxxxxxxx.

Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman Kabupaten Xxxxxxxxxx

termasuk menyusun rencana anggaran, melakukan pembukuan serta menyusun

laporan keuangan Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman Kabupaten

Kabupaten Xxxxxxxxxx.
Tabel  3.1
Jumlah Pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman Kabupaten
Xxxxxxxxxx

Jumlah
No. Bidang Pangkat Pegawai
(Orang)
1. Camat Pembina Tk. I 1
2. Sekretaris Camat Penata Tk.I 1
Pembina Tk. I 1
Kasubbag Umum & Penata Muda 3
3.
Kepegawaian Pengatur Muda Tk.I 2
Pengatur Muda 1
Penata Muda Tk.I 1
Pengatur Tk. I 1
4. Seksi Tata Pemerintahan
Pengatur 2
Pengatur Muda 1
Penata 1
Penata Muda 1
5. Seksi PMG Pengatur 1
Pengatur Muda Tk.I 1
Pengatur Muda 1
Penata Tk. I 1
Penata 1
6. Seksi Tantib
Penata Muda Tk. I 2
Pengatur Muda Tk.I 2
Penata 2
7. Seksi Perizinan
Pengatur Muda Tk.I 1
Penata 1
Seksi Keistimewaan
8. Pengatur 3
Xxxxxxxxxx
Pengatur Muda 2
Total 34

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten

Pasaman, Tahun 2016

a.      Susunan Organisasi
Secara umum susunan organisasi Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten
Pasaman terdiri atas :

1. Camat

2. Sekretaris Camat

a.    Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan, Program dan Pelaporan

3. Seksi Tata Pemerintahan

4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong

5. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

6. Seksi Perizinan

7. Seksi Keistimewaan Xxxxxxxxxx

b.      Kepegawaian

Pelaksana yang ada di Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman

berjumlah 34 (tiga puluh Empat ) orang, dengan komposisi sebagai berikut :


Tabel 3.3

Komposisi Pegawai Berdasarkan Status

No Status Jabatan Jumlah


1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 34 Orang

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten

Pasaman, Tahun 2016

Tabel 3.4

Komposisi Aparatur Berdasarkan Pendidikan

No PENDIDIKAN JUMLAH
1 S2 1
2 S1 9
3 D.III 3
4 D.I -
5 SLTA 20
6 SLTP 1
7 SD -
Jumlah 34

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten

Pasaman, Tahun 2016


Dari tabel 3.4 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Bagian

Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman Kabupaten Xxxxxxxxxx lebih banyak

Pendidikan SLTA dengan jumlah 20 orang , Pendidikan Strata 2 sebanyak 1 orang,

Stara 1 Sebanyak 9 Orang , DIII Sebanyak 3 Orang dan SLTP 1 Orang.


Tabel 3.5

Komposisi Aparatur Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah
1. Golongan I -
2. Golongan II 18
3. Golongan III 14
4. Golongan IV 2
Jumlah 34 Orang

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten

Pasaman, Tahun 2016

2.        Peran Disiplin PNS Terhadap Kinerja

Kemajuan sebuah daerah dapat diukur dari tingkat pencapaian kemakmuran

masyarakat. Dengan demikian pegawai sangat diharapkan dapat bekerja seoptimal

mungkin agar kemakmuran masyarakat dalam suatu daerah dapat terwujud dengan

nyata. Optimalisasi kerja secara umum dapat dibedakan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu:

kuantitas dan kualitas. Optimalisasi pekerjaan secara kuantitas teraplikasikan antara

lain dengan keaktifan seorang pegawai didalam pekerjaannya. Artinya seorang

pegawai mesti mengisi seluruh jam kerjanya secara disiplin untuk melayani

kebutuhan masyarakat sebanyak-banyaknya dengan tidak meninggalkan tugas

begitu saja sewaktu jam dinas.


Tabel 3.6
Pertanyaan-pertanyaan terhadap Pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Pasaman
Persentase (%)
Pertanyaan Ya Tidak
Ya Tidak
1 Sewaktu mengerjakan tugas kantor
apakah anda sering meninggalkannya 5 29 8 92
begitu saja
2 Apakah anda mampu mengerjakan
pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan 32 2 95 5
anda
3 Adakah anda hadir ke kantor tepat
28 6 85 15
waktu/jadwal yang telah ditentukan
4 Dapatkah anda menyelesaikan semua
tugas yang diperintahkan kepada anda 30 4 90 10
tepat pada waktunya
5 Jika anda menerima tugas yang
didelegasikan kepada anda apakah anda 2 32    5 95
merasa keberatan

Dari tabel diatas untuk pertanyaan “sewaktu mengerjakan tugas kantor apakah

anda sering meninggalkannya begitu saja” didapat jawaban dari responden

yaitu 29 orang atau 92% pegawai menjawab mereka tidak pernah meninggalkan

tugas selain waktu jam istirahat sedangkan 5 orang pegawai atau 8% menjawab

bahwa mereka sering meninggalkan tugas kantor dikarenakan mereka harus

menjemput anak-anak mereka pulang sekolah dan ada urusan lain. Dari jawaban

diatas terdapat kedisiplinan kerja yang sudah baik.

Akan halnya optimalisasi pekerjaan secara kualitas adalah meningkatkan 

kemampuan kerja, baik kemampuan intelektual maupun spiritual. Kemampuan ini

dapat diasah melalui jenjang pendidikan, kursus, pelatiahan, penataran serta

pengarahan dari atasan sehingga seorang pegawai mempunyai jiwa profesionalisme

yang tinggi, sehingga mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal

ini terdapat 32 pegawai atau 95% pegawai mampu mengerjakan semua tugas yang

dibebankan kepadanya.

Kedisiplinan pegawai adalah kebutuhan mutlak setiap lembaga baik swasta

atau negara. Apabila hal tersebut kurang diperhatikan, maka dapat dipastikan
lembaga tersebut tidak bisa mencapai tujuan dengan baik sebagaimana yang telah

ditentukan.

Sikap disiplin seorang pegawai bisa diukur dengan standar tertentu, misalnya

kedisiplinan dari segi waktu dapat dilihat dan dinilai berdasarkan ukuran waktu yang

tegas. Seorang pegawai dipandang disiplin jika ia datang dan memulai pekerjaan

tepat waktu dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dari data diatas menunjukan

hanya 85% pegawai yang disiplin dari segi waktu, sedangkan 15% persen sering

datang terlambat. Ini menandakan bahwa kedisiplinan dari segi waktu masih kurang

baik. Perlu tindakan tegas dari seorang pimpinan untuk memberikan pengarahan

kepada pegawai yang sering datang terlambat.

Dari sisi lain kedisiplinan juga dapat diukur dari segi penyelesaian tugas

sesorang sesuai target yang dibebankan kepadanya. Apabila seorang pegawai

ditugaskan menyelesaikan suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut dapat

diselesaikan dengan baik sesuai target, maka pegawai tersebut dapat disebut pegawai

yang disiplin. Pada tabel diatas menjelaskan 90% atau 30 orang dapat menyelesaikan

tugas tepat pada waktunya. Sementara 10% tidak dapat menyelesaikan sesuai

dengan target yang telah ditetapkan. Ini menunjukan kemampuan sumber daya

pegawai yang masih kurang. Disini perlu adanya pendidikan dan pelatihan-pelatihan

yang harus diberikan kepada pegawai-pegawai tersebut sesuai dengan tugasnya

masing-masing  agar lebih memahami tupoksinya sehingga bisa menyelesaikan tugas

dengan baik dan tepat waktu.

Salah satu hal penting yang perlu dicamkan oleh setiap pegawai adalah bahwa

ia bekerja didalam sebuah sistem. Ia tidak bekerja sendiri, melainkan ada atasan dan

ada bawahan. Seringkali seorang pegawai diberikan kepercayaan dan wewenang

untuk melaksanakan suatu pekerjaan oleh atasannya. Pendelegasian wewenang


tersebut tidak berarti seorang pegawai bisa bekerja sesuka hatinya. Setiap orang

mempunyai ikatan-ikatan tertentu dengan sistem yang mengitarinya.

Dari tabel diatas sebanyak 32 orang atau 95% pegawai menerima semua tugas

dengan senang hati dan tidak merasa keberatan karena itu memang sudah menjadi

tugas dan kewajiban mereka sebagai abdi masyarakat. Sedangkan 5% lagi merasa

keberatan melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya dikarenakan meraka

merasa bosan apabila yang dikerjakannya pekerjaan yang itu-itu saja.

3.        Hambatan Dalam Melaksanakan Peningkatan Disiplin Kerja

Dalam menegakkan disiplin tentunya tidak terlepas adanya hambatan-

hambatan yang timbul dalam penegakkan disiplin kerja tersebut. Dari hasil penelitian

terdapat hambatan-hambatan yang  sering muncul dalam penegakan disiplin

sebagaimana yang dikemukakan oleh Camat selaku pimpinan pada Bagian Umum

Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman antara lain sebagai berikut:

1.      Lemahnya disiplin kerja dari seorang pegawai yang berakibat buruk kepada

pegawai lainnya.

2.      Penempatan pegawai terkadang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.

3.      Lemahnya dorongan, motivasi dan pengawasan dari atasan langsung yang

menyebabkan pegawai malas untuk mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya.

4.      Tidak sesuainya pendapatan dengan beban kerja. Terkadang pegawai yang bekerja

maksimal mendapat pendapatan yang sama dengan pegawai lain yang tidak ada kerja

sama sekali.

5.      Tidak adanya reward bagi pegawai yang berprestasi. Kurangnya penghargaan dari

atasan kepada bawahan yang telah melaksanakan tugas dengan baik.

4.        Upaya Peningkatan Disiplin


Tidak dapat dipungkiri bahwa upaya perbaikan kinerja dalam instansi

pemerintahan akan dapat terlaksana bila didalamnya terjadi penegakan disiplin para

pegawainya. Demikian pula halnya yang terjadi pada Bagian Umum Sekretariat

Daerah Kabupaten PasamanKabapaten Xxxxxxxxxx.

Berdasarkan apa yang telah dikatakan oleh Camat bahwa upaya-upaya yang

dilakukan untuk peningkatan disiplin antara lain, dengan mencontohkan disiplin

kerja pada dirinya sendiri sebagai atasan sehingga pegawai bisa meneladaninya. Hal

lain yang diungkapkan untuk meningkatakan disiplin adalah dengan membangkitkan

semangat kerja para pegawai, sesederhana apapun yang mereka kerjakan dan hasil

yang mereka dapatkan selalu diberikan pujian sehingga mereka tetap semangat

dalam bekerja.

Bentuk lain yang diupayakan untuk meningkatkan disiplin,

menurut Camat yaitu dengan mengadakan rapat-rapat kerja guna membahas

berbagai permasalahan yang dihadapi dalam hal peningkatan kinerja, serta

mengevaluasi kinerja pegawai-pegawai agar bekerja lebih maksimal.

BAB IV

PENUTUP

Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

§  Pengaruh disiplin pegawai berdampak baik dan positif terhadap peningkatan kerja

pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pasaman Kabupaten Xxxxxxxxxx

§  Dalam upaya peningkatan disiplin selalu terdapat hambatan-hambatan antara lain

lemahnya kesadaran aparatur menjalankan peraturan yang telah ditetapkan


§  Upaya untuk membangun disiplin dengan peningkatan prestasi kerja pegawai bisa

dimulai dengan memberi contoh langsung lewat pekerjaan atasan, misalnya hadir

tepat/sebelum jam kantor, memberikan sedikit penghargaan walaupun berupa pujian

bagi pegawai yang telah bekerja, kendati sesederhana kerja atau hasil yang telah

diperbuat.

§  Untuk melakukan disiplin hendaknya dilakukan pembinaan yang terus menerus agar

disiplin dapat ditegakkan mulai dari bagian yang terbawah sampai dengan pimpinan

tertinggi dari suatu badan, kantor atau lembaga.

DAFTAR PUSTAKA

A.Anwar Prabu Mangkunegara, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja


Rosdakarya, Bandung.

A.W.Widjaja, 2006. Administrasi Kepegawaian. Rajawali, Jakarta

Drever, J. 1988, Kamus Psikologi. (Terjemahan Nancy Simanjuntak) Cetakan II, Bina Askara,


Jakarta

Gering Supriyadi, 2004. Budaya Kerja dan Organisasi, Lembaga Administrasi


Negara, Jakarta

Musanef, 1984. Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Gunung Agung, Jakarta

Prawirosentono, Suryadi, 2001. Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta

Sri Murtini, 2004. Dinamika Kelompok, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

Suhadak, 2004. Administrasi Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta


Sutrisno, Edy, 2010, Budaya Organisasi, Kencana : Jakarta

Turgino, 2004. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

W.J.S Poerwodarminta, 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai