Laprak Transfer Daya Maksimum
Laprak Transfer Daya Maksimum
LAPORAN PERCOBAAN 10
“TRANSFER DAYA MAKSIMUM”
A. Tujuan................................................................................................................................ 3
B. Landasan Teori ................................................................................................................. 3
C. Alat dan Bahan ................................................................................................................. 6
D. Langkah Percobaan .......................................................................................................... 7
E. Data Hasil Percobaan ....................................................................................................... 9
F. Analisis Data,Perhitungan, dan Pembahasan .............................................................. 10
G. Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
TRANSFER DAYA MAKSIMUM
10.1 Tujuan Percobaan
Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Membandingkan tahanan dalam catu terhadap tahanan beban
2. Membuktikan bahwa nilai tahanan dalam sumber daya sama dengan tahanan beban,
maka daya yang diserap beban adalah maksimum
3. Memahami aplikasi teori penyaluran daya maksimum
Keterangan:
Es = catu daya sumber tegangan
Vo = Tegangan keluaran (Volt)
Ib = Arus beban atau arus keluaran (Ampere/miliAmpere)
Rd = Tahanan dalam sumber daya (Ω)
Rb = Tahanan beban (Ω)
I = Ib ( rangkaian sumber tegangan ) dan Ib = Is – I ( rangkaian sumber arus )
Dari rangkaian gambar 1.a , dapat ditentukan tahanan thevenin rangkaian dengan
melepas tahanan dan sumber tegangan diganti dnegan tahanan dalamanyam sehingga
terbentuk rangkaian tahanan thevenin seperti yang ditunjukan gambar 1b. Dengan
demikian untuk rangkaian gambar 1a, mempunyai tahanan Rth = Rd.
Es = I x ( Rd + Rb )
Vo = Es – I x Rd = Ib x Rb
Ps = Pd + Pb
Saat :
Rd = Rb dan I = Ib, maka rugi daya = daya yang serap pada beban, bahwa :
Es = I² x Rd = Ib² x Rb = Vo x Ib .. (Watt) Dan
efisiensi daya sebagai berikut :
η = Pb / Ps x 100%
Contoh lain untuk rangkaian listrik dengan R1 yang dipasang paralel dengan
tahanan beban, gambar 10.2 a , mempunyai rangkaian tahanan thevenin gambar 10.2
b, sehingga tahanan theveninnya adalah:
Rth = Rab = (Rd . R1) / (Rd + R1)
2. Lakukanlah pengukuran tahanan dalam (Rd), dari satu daya dengan melakukan
pengukuran tegangan tanpa beban, tegangan dan arus beban catat hasilnya, sehingga
tahanan dalam Rd dapat diketahui ! Gunakan Rb = 10 Ω
3. Berikan tegangan Catu 10 V
4. 15 dan 20 Volt
5. Untuk rangkaian sumber tegangan 5,8,10 mA pada sumber arus, ukur tegangan dan dan
arus beban dari berbagai tahanan beban digunakan dan catat pada tabel 10.1 berikut ini
6. Gambar grafik fungsi daya terhadap tahanan P = f (R) dari masing – masing tegangan dan
arus catu pada berbagai tahanan di dalam percobaan diatas !
7. Perhatikan daya beban tertinggi ( daya maksimal ) terjadi pada resistor beban berapa
8. Catat daya beban tertinggi dan nilai resistor bebannya ( Rb daya maksimal )
9. Atur potensiometer agar mempunyai resistansi sama dengan Rb daya maksimal
10. Gantilah Rb dengan potensiometer
11. Aturlah secara teliti potensiometer sehingga daya padanya maksimal. Bandingkan daya
pada Rb dan daya pada potensiometer
12. Ukur kembali nilai resistansi potensiometer
10.5 Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil pengukuran dan perhitungan pada percobaan transfer daya maksimum
Tegangan Tahanan Total Tegangan Arus Beban (Ib) Daya pada beban
Catu Beban Tahanan keluaran (Vo) (mA) (Watt)
Es (Volt) Rb (Ω) (Ω) Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
10 10 10,7 1,101 1,41 150 1,5 52,5 225
33 32,7 2,42 2,56 75,7 2,56 100,5 189,25
47 47,8 2,872 3,06 65,1 3,06 94,4 199,2
100 99,7 4,23 4,47 44,7 4,47 175,5 199,8
220 218 6,24 6,63 30 6,63 180 198
15 10 10,7 1,101 1,41 150 1,5 52,5 225
33 32,7 2,42 2,56 75,7 2,56 100,5 189,25
47 47,8 2,872 3,06 65,1 3,06 94,4 199,2
100 99,7 4,23 4,47 44,7 4,47 175,5 199,8
220 218 6,24 6,63 30 6,63 180 198
20 470 458 9,38 9,6 20,4 9,6 190 195,84
1.000 0,956 14 14,14 14,14 14,14 192 199,93
1.200 1189 15,3 15,4 12,9 15,4 194,4 198,6
1.500 1476 16,75 17,3 11,5 17,3 210 198,95
3.300 3218 25,35 25,6 7,78 25,6 179,9 199,86
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan hal yang paling awal dilakukan adalah
tegangan minimal yang dapat diterima resistor dengan nilai terkecil yaitu disini adalah
resistor 10 Ω dengan
rumus :
Hal ini dilakukan guna menghindari terbakarnya resistor karena tegangan yang
terlalu besar. Begitu pula untuk yang lain, pada praktik in yaitu pada resistor 470 Ω
Jika sudah melakukan batas minimal tegangan yang diterima resistor maka tinggal mencari
tegangan dalam (rd) masing masing resistor dengan rumus dengan rumus itu
berarti kita membutuhkan I atau arus yang dapat diperoleh dengan rumus.
Begitu pula untuk lainnya dengan rumus yang sama didapatkan masing masing
dari 10 Ω dan mendapatkan rata-rata rd yang dapat bekerja secara maksimal.
Untuk hasil yang terdapat pada tabel tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
dari hasil praktik dan hasil teori jadi dapat disimpulkan baik dari komponen yang
dipakai dan perhitungan benar atau valid. Perbedaan yang sedikit disebabkan oleh
pembacaan dari multimeter analog yang dari pembacaan dapat salah namun tidak terlalu
besar perbedaannya. Perbedaan disebabkan juga dari toleransi resistor yang tidak
mungkin jika resistor 10 Ω juga outputnya keluar 10 Ω disini resistor 10 Ω dapat
toleransi sebesar 5% maka menjadi 9,5 Ω sama untuk yang lainnya pasti tidak akan ada
resistor yang bernilai pas dengan nilai yang tertera pada gelangnya.
Berdasarkan hasil tabel juga disimpulkan bahwa semakin tinggi Rbeban maka daya pada
bebannya semakin rendah, dan semakin kecil nilai resistor kemungkinan resistor cepat
panas dan terbakar semakin besar.
10.7 Pertanyaan
1. Berikanlah contoh aplikasi penyaluran (transfer) daya maksimum!
2. Buktikan secara grafis bahwa transfer daya maksimum terjadi saat Rd = Rb
3. Buktikanlah secara matematis bahwa saat kinerja rangkaian Rd = Rb, η = 50%
Jawab :
1. Teori Transfer Daya Maksimum digunakan untuk menganalisa jaringan
telekomunikasi. Sering digunakan untuk memecahkan suatu masalah transmisi atau
antena
2. Ex : Rd = 10 Ω , Vs = 15 V
a. Rb = 0,5 Ω P = (1)2 x 5
I = 15 / 10+5 = 1 A =5W
b. Rb = 10 Ω P = (0,75)2 x 10
I = 15/10+10 = 0,75 A = 5,625 W
c. Rb = 15 Ω P = (0,6)2 x 15
I = 15/10+15 = 0,6 A = 5,4 W
d. Rb = 20 Ω P = (0,5)2 x 15
I = 15/10+20 = 0,5 A =5W
3. Misal Rd = 10 Ω , Rb = 10 Ω , Vs = 10 V
Id = 10/10 = 1 A Pd = 12 x 10 = 10 W
Ib = 10/10 = 1 A Pb = 12 x 10 = 10 W
η = Pb/Pb+Pd x 100%
= 10/10+10 x 100%
= 50%
10.8 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan percobaan tersebut bahwa teori transfer daya maksimum terbukti, yaitu
daaya akan diserap maksimum apabila tahanan dalam sumber sama dengan tahanan
rangkaian thevenin.
Penerapan teori ini biasana adalah pada saluran transmisi. Untuk saluran transmisi
supaya data yang diterima maksimal, maka harus dilakukan terlebih dahulu
persamaan impedansi antara beban dan kabel transmisi tersebut.
2. Semakin tinggi Rbeban maka daya pada bebannya semakin rendah
3. semakin kecil nilai resistor kemungkinan resistor cepat panas dan terbakar semakin
besar
4. Perbedaan hasil teori dan praktik disebabkan oleh kurang teliti dalam pembacaan,
catu daya yang tidak stabil, dan komponen yang sudah tidak maksmial
mengeluarkan nilainya