Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

UNIVERSITAS JEMBER KODE DOKUMEN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH F1.03.07

LEMBAR KERJA MAHASISWA


Dosen Pengampu Mata kuliah : Dr. Nurul Umamah, M.Pd.
Jefri Rieski Triyanto, M.Pd.
Pokok Bahasan : Evaluasi Kurikulum
Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA
Muhammad Sandy Wijaya/210210302016/A
Nama Anggota 1. Lulus Nur Diyawati 210210302013
kelompok 2. Muhammad Sandy Wijaya 210210302016
3. Nafisah Andani 210210302024
4. Almi Marcelia Rahma 210210302041
Pertemuan Ke 8
Hari/Tanggal 20 April 2022

BAHAN DISKUSI
Saudara sekalian sebelum menemukan kasus dan memberikan alternatif solusi pemecahan
masalah, anda diwajibkan memahami dengan baik konsep teroritis tentang pengembangan
kurikulum. Bacalah dengan seksama beberapa sumber primer yang tercantum dalam kontrak
kuliah, jurnal nasional, jurnal internasional bereputasi. Bacalah dengan seksama sumber
tersebut, temukan konsep teoritis masing-masing bahasan. Fokuskan kajian anda pada:
1. Bagaimana konsep menurut para ahli?
2. Bagaimanakah peran atau urgensi?
3. Temukan trend dan isu terkini terkait!

HASIL DISKUSI
A. Landasan Teoritis (Tuliskan hasil bacaan anda tentang inovasi manajemen pembelajaran
disini, pokok bahasan mengikuti panduan di atas)
Evaluasi Kurikulum
1. Definisi evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum adalah penilaian yang diberikan pada berbagai proses. Misalnya, beragam
pendapat dicari dari berbagai kalangan orang yang berasal dari berbagai sektor, mulai dari orang
awam hingga pakar, dan berdasarkan pendapat itu, sebuah penilaian dibuat.
a. Evaluasi sebagai penentuan formal kualitas, efektivitas atau nilai suatu program, produk,
proyek, proses, tujuan atau kurikulum'. (Worthern dan Sanders)
b. Evaluasi sebagai sarana untuk menentukan apakah program tersebut memenuhi
tujuannya yaitu apakah serangkaian masukan instruksional yang diberikan sesuai dengan
hasil yang diinginkan atau ditentukan. (Bruce Tuckman)
c. Evaluasi sebagai upaya yang luas dan terus-menerus untuk menyelidiki efek penggunaan
konten dan proses untuk memenuhi tujuan yang ditentukan dengan jelas'. (Boneka
Ronald)
d. Evaluasi sebagai proses menggambarkan, memperoleh dan memberikan informasi yang
berguna untuk menilai.
e. Alternatif keputusan. (Stuffl ebeam).

2. Tujuan
Tujuan Dalam tujuan evaluasi kurikulum ini sendiri ada banyak versi yang bisa dijelaskan, tujuan
dalam evaluasi kurikulum itu sendiri adalah menentukan nilai dan manfaat dari apapun yang
dievaluasi (Fitzpatrick et. al :2011) dengan perkembangan zaman, tujuan kurikulum ini juga
mulai berubah karena zaman sehingga perlu pengkajian lagi untuk menghasilkan yang lebih baik.
Melalui sejarah panjang tujuan evaluasi adalah pengambilan kebijakan serta perbaikan program
yang ada.

3. Fungsi
a. Evaluasi adalah penting untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik.
b. Evaluasi adalah penting dalam menentukan seberapa pembelajar yang telah dicapai
dengan baik tujuan yang dinyatakan.
c. Evaluasi menyediakan informasi untuk meningkatkan kurikulum.
d. Informasi dari evaluasi digunakan oleh siswa secara pribadi membuat keputusan
e. Evaluasi menyediakan informasi yang berguna bagi pengembang kurikulum perjelas
tujuan yang dinyatakan
f. Informasi evaluasi Itu bermakna dan sah sehinga akan menarik dari kalangan
masyarakat.
4. Ruang Lingkup
a. Konsistensi dengan tujuan Evaluator harus melihat seluruh proses seperti
metode,pengajaran, strategi pembelajaran dan jenis tes, apakah mereka benar-
benar akan menghasilkan untuk mengetahui pencapaian tujuan yang dimaksudkan
dari program.
b. Komprehensif Tujuan program harus tepat dan komprehensif dalam cakupannya.
Saat ini, dalam revisi atau perancangan kurikulum karena kemajuan dan ledakan
pengetahuan, teknologi, tren global, kebijakan liberal dan privatisasi mengarah pada
perluasan tujuan program yang luar biasa. Kecepatan di mana tujuan berkembang
dan berubah, alat dan instrumen penilaian yang sesuai dan relevan tidak dilengkapi
dengan sistem. Apalagi tidak memadai.
c. Nilai diagnostik yang memadai Evaluasi harus mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan program berdasarkan pencapaiannya dalam hal proses dan produk
program. Hasilnya harus sangat jelas untuk memvisualisasikan implementasi
program apa pun dengan efektif. Misalnya, program harus direncanakan dengan
baik untuk mencerminkan spesifikasi secara jelas dalam hal prestasi siswa untuk
mengungkapkan efektivitas program.
d. Validitas Ini harus melayani tujuan yang dirancang. Kami dapat memahami apakah
konten tersebut sesuai untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari program saat
mengevaluasi konten.
e. Kesatuan penilaian evaluatif Penilaian evaluatif harus dibuat tentang kelompok atau
individu berdasarkan bukti yang tersedia yang mengarah pada banyak ancaman
terhadap evaluasi program. Saat membuat evaluasi, setiap perilaku menit
harusdiukur secara akurat dan tepat dan perilaku kompleks dapat dikelompokkan
menjadi unit yang lebih kecil dan masing- masing harus diukur secara terpisah.
f. Kontinuitas Evaluasi harus terus menerus dan merupakan bagian integral dari
pengembangan kurikulum dan pengajaran
Referensi:
Ornstein, A. C., & Hunkins, F. P. (2018). Curriculum: Foundation, Principles and Issues, Seventh
Edition. In Pearson Education. Pearson Education Limited.
B. Hasil Studi Kasus (Diskusikan dan buatlah hasil studi kasus anda dalam bentuk artikel
jurnal)
1. Bagaimana hasil analisis evaluasi kurikulum pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta?
2. Bagaimana evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika di
SMP Negeri 7 Salatiga?
3. Bagaimana evaluasi kurikulum berdasarkan kriteria AUN-QA untuk studi kasus program
studi teknik elektro pada kurikulum EEVE?
Rumusan/Akar Masalah:
Solusi:
1. Hasil analisis dari evaluasi dapat disimpulkan bahwa metode lebih penting daripada
materi, dan guru lebih penting dari metode. Jadi maksudnya adalah sebagus apapun
materinya, akan percuma kalau tidak disampaikan dengan metode yang baik. Namun
sebaik apapun metodenya, tidak akan berguna kalau guru sebagai pelaksana kurikulum
tidak dapat menjalankan metode tersebut dengan baik dan benar. Selain itu, sekolah
atau lembaga pendidikan setidaknya harus selalu menyesuaikan dan mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi. Selalu mengadaptasikan dirinya dengan kemajuan
zaman, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan
tersebut tentu akan jauh lebih baik daripada lembaga lain yang masih tetap
menggunakan cara-cara lama sementara zaman dan teknologi sudah jauh pesat
meninggalkannya. Namun di balik segala kecanggihan dan kemajuan teknologi zaman
tersebut, tetap proses pembelajaran peserta didik harus dibiasakan dengan budaya
membaca. Pepatah sejak lama mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia, dan
membaca adalah kuncinya. Oleh karena itu kegiatan membaca seharusnya sudah
menjadi budaya literasi oleh para pembelajar di negeri ini. Ketika melihat banyaknya
hambatan-hambatan atau masalah yang terjadi, maka sangat penting untuk segera
melakukan evaluasi. Sekolah ataupun lembaga pendidikan harus mengambil langkah
preventif atau pencegahan, agar dengan harapan selain masalah yang muncul dapat
segera diselesaikan, lalu tidak akan muncul lagi masalah-masalah baru atau setidaknya
sekolah dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan yang kemungkinan besar
akan muncul.
2. Aspek kelengkapan Kurikulum dan perencanaan pembelajaran tidak memerlukan
judgement atau pertimbangan. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi contoh bagi sekolah
pelaksana Kurikulum 2013 lainnya yang masih mengalami kendala dalam
menginventarisir kelengkapan Kurikulum 2013. Pada tahap proses ini, yakni pelaksanaan
pembelajaran dan pelaksanaan penilaian autentik oleh guru mata pelajaran matematika
SMP Negeri 7 Salatiga, disimpulkan bahwa kedua aspek masih memerlukan
pertimbangan karena belum memenuhi standar. Pada tahap outcomes yaitu terkait hasil
penilaian autentik siswa, dapat disimpulkan bahwa aspek ini masih sangat memerlukan
rekomendasi karena ketimpangan terbesar ditemukan dalam aspek ini. Beberapa saran
atau rekomendasi terkait implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
matematika. Wajib bagi seorang guru untuk mencari lebih banyak referensi untuk
memotivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika. Guru juga wajib
memperhatikan tahapan dalam penerapan pendekatan saintifik, karena pendekatan
saintifik merupakan karakteristik Kurikulum 2013. Apabila dengan tambahan kesiapan
guru sebelum masuk ke kelas dan dengan strategi pembelajaran yang tepat untuk materi
yang akan dibawakan, maka guru matematika tidak akan menemui hambatan dalam
memanajemen waktu sehingga pembelajaran akan lebih berkualitas. Terkait penilaian
autentik Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh guru perlu mendapat perhatian lebih
dari pemerintah, khususnya dinas pendidikan dan kebudayaan. Pelatihan yang diberikan
kepada guru harus lebih intens lagi. Supervisi kepala sekolah terkait pelaksanaan
penilaian autentik juga akan sangat membantu guru dalam meningkatkan kualitas
kerjanya. Orang tua juga wajib memberikan dukungan moril, agar anak termotivasi
untuk berprestasi. Apabila guru, kepala sekolah dan orang tua dapat saling bekerja sama,
maka dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga daya serap dan kemampuan berpikir
kritis siswa juga dapat meningkat, dan otomatis meningkatkan hasil penilaian autentik
siswa.
3. Dapat disimpulkan secara ringkas bahwa kurikulum EEVE saat ini tidak mengakomodasi
secara menyeluruh mengenai kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh para pendidik.
Maka dari itu, kompetensi yang dimiliki oleh lulusan tidak disesuaikan secara sempurna
dengan bidang pekerjaannya. Hal ini penting untuk dilakukan oleh perancang program
studi yaitu mengevaluasi kembali kurikulum dan memperbaikinya.
Referensi:
Farid, A., & Khairusani, M. (2020). Analisis Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Pai Di Smp Negeri
2 Depok Sleman Yogyakarta. Al-Hikmah, 1(4), 1–15.

Mowendu, A. L., Slameto, & Dwikurnaningsih, Y. (2019). Evaluasi Implementasi Kurikulum


2013 Pada Mata Pelajaran Matematika Di SMP Negeri. Jurnal Manajemen Pendidikan,
6(1), 74–88.

Mukhaiyar, R., Muskhir, M., Hambali, & Dolly, V. P. (2019). Curriculum Evaluation based on
AUN-QA Criterion for the Case Study of the Electrical Engineering Vocational and
Educational (EEVE) Study Program. Journal of Physics: Conference Series, 1387(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1387/1/012039

Özüdoğru, F. (2018). Analysis of Curriculum Evaluation Studies Conducted in Foreign Language


Education: 2005-2016. Journal of Language and Linguistic Studies, 14(2), 113–134.
https://dergipark.org.tr/en/pub/jlls/issue/43364/527928

Anda mungkin juga menyukai