Anda di halaman 1dari 7

Nama: Muhammad Sandy Wijaya

NIM: 210210302016
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Bidang Studi

Penelitian Kuantitatid dan Kualitatif


• Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui
teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan
simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data
yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
• Tujuan penilitian kuantitatif
Berdasarkan dari perspektif tujuannya, penelitian kuantitatif memiliki beberapa poin.
Diantaranya bertujuan untuk mengembangkan model matematis, dimana penelitian ini tidak
sekedar menggunakan teori yang diambil dari kajian literatur atau teori saja, tetapi juga penting
sekali untuk membangun hipotesis yang memiliki keterhubungan dengan fenomena alam yang
akan diteliti. (Donald et al., 2010)
o Mendeskripsikan kondisi masa kini,
o Menginvestigasi hubungan,
o Mempelajari sebab dan akibat,

• Desain penelitian kuantitatif


Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan,
menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang
terjadi saat ini.
o Karakteristik penelitian deskriptif diantaranya
a. Analisis data menggunakan survey, kuisoner, bahkan tes.
b. Analisis data menggunakan banyak sampel atau besar.
c. Berfokus pada informasi yang berkaitan dengan preferensi, sikap, praktik,
perhatian, atau minat
d. Identik dengan numerik dan analisis statistik (Angka)

o Permasalahan dalam penelitian deskriptif


a. Pengembangan Instrumen
b. Tingkat responden rendah
c. Tanggapan jujur dari subyek

• Penelitian Korelasi adalah metode penelitian korelasional digunakan untuk menilai


hubungan dan pola hubungan antar variabel lainnya secara statistik. (Donald et al.,
2010) Misalnya, penelitian korelasional digunakan untuk menjawab pertanyaan seperti
berikut:
o Apakah ada korelasi antara bakat matematika dan prestasi dalam ilmu
komputer?
o Apa arah dan kekuatan korelasi ini, jika ada? bagaimana memprediksi bahwa
hubungan positif akan ditemukan antara skor pada tes bakat sejarah dan nilai
dalam ilmu antropologi.
• Sebuah studi korelasional akan menentukan sejauh mana hubungan antara variabel-
variabel ini. (Donald et al., 2010) Berikut ini adalah contoh pertanyaan tambahan yang
dapat diselidiki dalam studi korelasional:
o Apa korelasi antara harga diri dan prestasi akademik?
o Apakah ada korelasi antara bakat musik dan prestasi matematika anak usia 6
tahun?
o Apa korelasinya antara menonton kekerasan media dan agresi pada anak-anak?
Dalam beberapa studi korelasional, peneliti mungkin dapat menyatakan hipotesis
tentang hubungan yang diharapkan. Misalnya dari teori fenomenologis kemungkin
berhipotesis bahwa ada hubungan positif antara persepsi anak-anak kelas satu
tentang diri mereka sendiri dan pencapaian mereka dalam membaca. Ingat bahwa
dalam menguji validitas antar skor tes dalam penelitian korelasi diperlukan variabel
eksternal sebagai bukti. (Donald et al., 2010)
o Karakteristik penelitian deskriptif
a. Bersifat realibilitas atau konsisten
Korelasi dapat digunakan untuk mengukur konsistensi (atau ketiadaan)
dalam berbagai macam kasus.
Contohnya:
o Seberapa konsisten peringkat prestasi yang diberikan secara independen
yang diberikan oleh kepala sekolah dan asisten kepala sekolah untuk
guru di sekolah?
o Berapa kesepakatannya ada di antara juri Olimpiade yang menilai
kinerja sekelompok pesenam?
o Kapan seorang peneliti meminta sekelompok guru untuk mengurutkan
tingkat keparahan gangguan yang ditimbulkan oleh setiap item pada
daftar gangguan perilaku, sejauh mana kesesuaian peringkat mereka?
b. Bersifat memprediksi
Apabila ternyata dua variabel berkorelasi, maka dapat menggunakan satu
variabel untuk memprediksi yang lain. Semakin tinggi korelasinya, semakin
akurat prediksinya. Studi prediksi sering digunakan dalam pendidikan.
(Donald et al., 2010)
Misalnya korelasional penelitian telah menunjukkan bahwa nilai sekolah
tinggi dan ukuran bakat skolastik terkait dengan nilai rata-rata perguruan
tinggi (IPK). Peneliti dapat memprediksi dengan tingkat akurasi tertentu
seorang siswa kemungkinan IPK mahasiswa baru berdasarkan nilai sekolah
menengah dan nilai tes bakat.
Prediksi ini tidak berlaku untuk setiap kasus karena faktor lain, seperti
motivasi, inisiatif, atau kebiasaan belajar, tidak dipertimbangkan. Namun
secara umum, prediksi cukup baik untuk berguna bagi petugas penerimaan
perguruan tinggi.
c. Koefisien Korelasi
Ada banyak jenis koefisien korelasi. Peneliti memilih prosedur statistik
yang sesuai terutama berdasarkan (1) skala pengukuran ukuran yang
digunakan dan (2) jumlah variabel.
d. Satu kelompok subjek diukur pada dua variabel
e. Penggunaan instrumen untuk mengukur variabel
f. Berfokus pada arah dan sifat hubungan
Nilai korelasi yang diamati dipengaruhi oleh karakteristik dari populasi
yang diamati. Misalnya, tes bakat matematika yang memiliki korelasi tinggi
dengan nilai matematika berikutnya di kelas reguler di mana rentang siswa
yang luas pada kedua variabel akan memiliki korelasi yang rendah dalam
kelas berbakat. Hal ini karena nilai bakat matematika di kelas berbakat
jangkauan terbatas (kurang menyebar) dibandingkan dengan yang ada di
kelas reguler. (Donald et al., 2010)
o Potensi masalah dalam penilitian korelasi
a. Pengembangan instrumen
b. Menyimpulkan hubungan sebab dan akibat
Dalam mengevaluasi studi korelasional, salah satu kesalahan yang paling
sering terjadi adalah menginterpretasikan korelasi sebagai menunjukkan
hubungan sebab-akibat. Korelasi adalah syarat yang diperlukan tetapi tidak
pernah cukup untuk sebab-akibat. (Donald et al., 2010)
Misalnya, (A) Jika ditemukan korelasi positif yang signifikan antara jumlah
jam menonton televisi ditonton per minggu dan (B) Berat badan di atas rata-
rata atau obesitas bagi kalangan siswa sekolah menengah. itu tidak
membuktikan bahwa menonton televisi berlebihan menyebabkan obesitas.
Perlu diingat bahwa variabel independen tidak berada di bawah peneliti
kontrol, penjelasan alternatif harus dipertimbangkan. Dalam contoh ini,
kausalitas tidak masuk akal. Kemungkinan semakin kelebihan berat badan
seorang anak, semakin dia cenderung memilih menonton televisi daripada
aktivitas fisik, game, dan berinteraksi dengan teman sebaya. (Donald et al.,
2010)

• Kausal-Comparative
Kausal-Komparatif adalah metode penilitian bertujuannya untuk menyelidiki hubungan
sebab-akibat antara variabel independen dan dependen. Peneliti menggunakannya
dalam situasi yang tidak mengizinkan pengacakan dan manipulasi karakteristik variabel
penelitian eksperimental. Dengan demikian, banyak dari dasar pemikiran untuk
eksperimental dan ex post facto adalah sama. Keduanya menyelidiki hubungan antar
variabel dan menguji hipotesis. Namun, dengan eksperimen bisa didapatkan yang jauh
lebih meyakinkan bukti untuk hubungan kausal (fungsional) antara variabel daripada
yang bisa diperoleh dengan studi ex post facto. Efek dari variabel asing dalam sebuah
eksperimen dikendalikan oleh kondisi eksperimen, dan anteseden variabel independen
secara langsung dimanipulasi untuk menilai pengaruhnya terhadap variabel dependen.
Jika diamati Y bervariasi secara bersamaan dengan variasi dalam X di situasi terkendali
ini, maka telah diperoleh bukti validitasnya hubungan anteseden-konsekuen yang
dihipotesiskan antara X dan Y. Dalam sebuah ex post penyelidikan fakto, sebaliknya,
peneliti tidak dapat mengontrol independen variabel dengan manipulasi atau
pengacakan: Perubahan dalam variabel memiliki sudah terjadi. Karena kurangnya
kontrol ini, dalam studi ex post facto lebih berbahaya untuk menyimpulkan hubungan
asli antara X dan Y. (Donald et al., 2010)
o Example
a. Apa pengaruh pekerjaan paruh waktu terhadap prestasi siswa sekolah
menengah?
b. Karakteristik apa yang membedakan siswa yang putus sekolah dengan yang
tidak?
o Karakteristik
a. Pemilihan subjek dari setidaknya dua kelompok di mana penyebab (yaitu
variabel independen) telah terjadi.
b. Perbandingan statistik dari efek (yaitu, variabel dependen) menggunakan
setidaknya dua kelompok.
o Permalasahan dalam causal-komparatif
Menyimpulkan hasil penelitian menggunakan sebab-akibat. Penggunaan sebab-
akibat dalam mengkaji perlu adanya dukungan dari beberapa aspek seperti
keterkaitan hubungan sebab-akibat dengan realita yang sedang terjadi
lingkungan. (Donald et al., 2010)

• Penelitian Eksperimental
Desain penelitian eksperimental adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
membangun hubungan sebab-akibat antar variabel. Peneliti mempelajari variabel, yaitu
karakteristik yang mengambil nilai yang berbeda lintas orang atau benda. Penelitian
eksperimental melibatkan studi tentang efek dari manipulasi sistematis dari satu
variabel (s) pada variabel lain. Dalam eksperimen, Anda berusaha mengendalikan
semua variabel lain yang mungkin memengaruhi variabel tak bebas. (Donald et al.,
2010)
o Example
a. Menguji pengaruh pengajaran dengan 1) strategi kelompok kooperatif atau
2) pendekatan ceramah tradisional terhadap prestasi belajar siswa
b. Periksa pengaruh mengajar dengan manipulatif atau pendekatan algoritma
tradisional pada nilai ujian siswa aljabar
o Karakteristik
a. Prosedur yang ketat untuk memilih mata pelajaran dan menugaskannya ke
dalam kelompok
b. Manipulasi variabel penyebab
Manipulasi variabel independen adalah operasi yang disengaja dilakukan
oleh pelaku eksperimen. Dalam penelitian pendidikan dan ilmu perilaku
lainnya, manipulasi variabel independen melibatkan pengaturan perlakuan
yang berbeda kondisi. Perawatan adalah kata lain untuk manipulasi
eksperimental variabel bebas. (Donald et al., 2010)
c. Kontrol variabel asing
Kontrol variabel adalah inti dari metode eksperimen. Saat belajar selesai,
peneliti ingin mengaitkan hasilnya dengan eksperimen perlakuan. Untuk
melakukan ini, mereka harus menghilangkan semua kemungkinan
penjelasan lainnya mengendalikan pengaruh variabel yang tidak relevan.
Tanpa kontrol itu tidak mungkin untuk mengevaluasi jelas efek dari variabel
independen atau untuk membuat kesimpulan tentang kausalitas (Donald et
al., 2010)
d. Analisis statistik data numerik.
o Permasalahan dalam penelitian ekperimental
a. Ketidakmampuan peneliti untuk mengontrol variabel asing secara memadai
b. Penggunaan desain penelitian yang rumit
c. Analisis data statistik yang kompleks.
- Penelitian Kualitatif
• Terkadang seorang peneliti ingin mendapatkan pandangan mendalam pada individu,
situasi, atau kumpulan materi tertentu. Alih-alih mengajukan pertanyaan seperti 'Apa
pendapat orang tentang ini?' (seperti dalam penelitian korelasional/survei), atau 'Apa
yang mungkin terjadi jika saya melakukan ini? (seperti dalam penelitian
eksperimental). Penelitian menanyakan 'Bagaimana orang ini bertindak' atau
'Bagaimana hal-hal dilakukan?' atau 'Bagaimana orang digambarkan?'. Untuk
menjawab pertanyaan seperti ini, peneliti menggunakan sejumlah metodologi yang
diberi label ‘penelitian kualitatif’. (Fraenkel, 1992)
- Konsep dasar penelitian kualitatif
• Umumnya pemahaman tentang penelitian telah memadai, namun ketrampilan
produknya yang kurang, khususnya menyusun designTujuan, memahami ruang &
setting penelitiannya, pengklasifikasian data, memahami keabsyahan data, dan
mengalisis menurut fraenkel (1992), yang perlu dipahami dalam mengembangkan
pemahaman tentang ‘research questions, mengembangkan paradigma penelitian,
memantapkan data. Rancangan penelitian berbeda dengan laporan pennelitian. Fungsi
rancangan penelitian: 1) memberikan jawaban atas researh question, 2) memberi
batasan searah dengan fokus penelitian, dan 3) menghindari munculnya masalah di
tengah-tengah penelitian.
- Tujuan peneletian kualitatif
• Dalam penelitian kualitatif kita kenal adanya ‘fokus penelitian’ atau ‘permasalahan’
dalam penelitian kuantitatif, yang sangat berbeda artinya.
• Fokus dalam suatu rancangan penelitian kualitatif merupakan dimensi-dimensi yang
menarik untuk diteliti.
• Dimensi-dimensi tersebut berdasarkan fenomena-fenomena humaniora, sosial,
pendidikan, budaya dan sebagainya yang terjadi di masyarakat.
• Sesungguhnya fokus penelitian mengandung makna ‘motif’ penelitian.
• Fokus dapat dalam bentuk pernyataan yang tegas, tajam, singkat dan tidak bias
pengertiannya. Ada sementara pakar yang menerima dalam bentuk kalimat tanya.
• Laporan penelitian menyimpulkan fokes, ataupun menjawabnya. Kesimpulan utama ini
sering disebut ‘proposisi’. (istilah ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif).
• Dalam penelitian kualitatif tujuan harus dinyatakan dengan je-las, tegas dan eksplisit
• Arah tujuan untuk memahami bukan untuk menjelaskan seperti dalam penelitian
kuantitatif

- Kajian pustaka dan paradigma penelitian


• Kajian pustaka dimaksud untuk menemukan peperspektif teori guna memahami
berbagai fenomena ‘perspektif’ disini guna menghindari permahaman mencari
‘jawaban’ atas fokus.
• Dari motif suatu penelitian dapat diungkap motif teoritisnya. Juga dapat
diungkapkan paradigma penelitiannya.
• Setiap peneliti kualitatif cenderung menjadi ‘setengah filusuf’, sebab bergerak
dikhasanah abstrak juga mengembangkan ontologi, epistimologi dalam
paradigmanya, kerangka interpretatif yang berupa seperangkat kepercayaan
yang dapat membimbing tindakan.
• Pembentukan paradigma dilakukan secara evolusioner, dalam hal ini stagmasi
terapan praktis di lapangan.
• Paradigma positivesme dan postpositivisme, memiliki pandangan unsur
kebenaran melekat pada aspek credibility (validitas), tranferability (external
validity) depemdability (reliability) dan confermability (obectifity).

- Pendekatan dalam penelitian kualitatif


• Beberapa ciri-ciri penelitian kualitatif:
a. seting alami sebagai sumber data, dan peneliti adalah instrumen utamanya,
b. bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,
bukan angka, bila terdapat angka merupa-kan data penunjang,
c. lebih menekankan pada proses kerja, sedangkan fenomenanya berkaitan
dengan bidang penelitian,
d. pendekatannya induktif, dalam bentuk abstra yang dan disusun semasih
dilapangan,
e. titik tekannya pada pemak-naan, sehingga fokusnya bertautan dengan
individu ataupun masyarakat.
• Dalam penelitian kualitatif model pendekatan atau sering pula disebut ‘types of
qualitative research’ sangat penting, yang sering diterapkan antara lain:
a. naturalistic observat-ion,
b. case studies,
c. content or document analysis,
d. focused interviews,
e. ethnographic research,
f. phenomeno-logical studies,
g. grounded theory,
h. historical research,
i. historical research,
j. primary and secondary sources,
k. external dan internal criticsm

- Sampel penelitian dan keabsyahan data


• Perbedaan motif penelitian, fokus, paradigma dan pende-katan penelitian
berimbas atas penentuan sampel dan keabsyahan penelitian.
• Sampel penelitian kualitatif terfokus pada representasinya terhadap suatu
fenomena. Prosedur penentuan sampel yang terpenting bagaimana menentukan
informan kunci (key informan) yang terlebih dalam situasi sosial ataupun
pendidikan selaras dengan fokus penelitian.
• Penentuan sampel dengan metoda acak tidaklah relevan, yang lebih tepat
dengan menggunakan ‘secara sengaja’ (purposive sampling).
• Orang yang kebetulan ditunjuk sebagai sampel bukannya menjawab pertanyaan
yang telah kita susun (merespon) tetapi memberi informasi tentang perihal
dirinya dengan berbagai situasi seperti yang tertera dalam fokus pene-litian.
Oleh sebab itu mereka (dia) disebut ‘informan’ bu-kan responden.
• Menurut spradley informan yang baik haruslah:
a. cukup lama dan intensif dengan informasi yang mereka berikan,
b. masih terlibat penuh dalam kegiatan yang diinforma-sikan,
c. banyak waktu untuk memberikan informasi,
d. informasi yang disampaikan bukan hasil kondisioning yang direkayasa,
e. siap memberikan informasi layaknya seorang guru dengan berbagai ragam
pengalamannya.
• Guba dan lincoln mengutarakan beberapa kriteria guna menjamin keabsyahan
data penelitian kualitatif, antara lain:
a. Standar kredibilitas, agar hasil penelitian memiliki kepercyaan yang tinggi
perlu dilakukan:
1. perpanjangan keterlibatan peneliti di lapangan,
2. mendalami fenomena dengan melakukan observasi terusmenerus,
3. melakukan trianggulasi,
4. keterlibatan rekan sejawat,
5. melakukan kajian kasus,
6. melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis
b. Standar transferabilitas, berupa penilaian masyarakat. Hasil penelitian
dianggap memiliki tranferabilitas tinggi apabila pembaca memahami dari
fokus sampai seluruh hasil penelitian
c. Standar dependabilitas, adanya pengecekan atau penilaian ketepatan peneliti
dalam mengkonsepsualisasi data secara ajeg. Konsistensi peneliti dalam
keseluruhan proses peneli-tian dianggap memiliki dependabilitas tinggi
d. Standar konfirmabilitas, menfokus pada pemeriksaan hasil penelitian,
misalnya adakah hasil penelitian didapat dari lapangan. Audit
konfirmabilitas dan audit dependabilitas umumnya dilakukan bersama

- Teknis analisis data


• Data tidak ada artinya apabila tanpa dianalisis disertai imajinasi yang tinggi dari
si peneliti, terutama dalam peneli-tian kualitatif yang sarat dengan pemaknaan
• Dalam penelitian kualitatif terdapat dua strategi analisis data:
a. model diskriptif kualitatif
b. model stra tegi analisis verifikasi kualitatif
• Beberapa teknis analisis data yang sering diterapkan:
a. teknis analisis isi,
b. teknis analisis domain,
c. teknis analisis taksonomi,
d. teknis analisis komponen-sial,
e. teknis analisis tema kultural,
f. teknis analisis komparatif konstan,
g. teknis analisis metoda reflektif
• Secara sederhana ada tiga prinsip bentuk analisis data kualitatif, yakni organi-
zing, summarizing, dan iterpreting.
Sumber Rujukan
Donald, A., Jacobs, L. C., & Sorensen, C. (2010). Introduction to Research in Education. In
C. Catlin (Ed.), Nucl. Phys. (Eight, Vol. 13, Issue 1). Cengage Learning ALL.

Anda mungkin juga menyukai