Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER “METODE PENELITIAN

KOMUNIKASI”

DOSEN PENGAMPU: DR. EDISON HUTAPEA, M.SI.

*PERBEDAAN PENELITIAN KOMUNIKASI

KUANTITATIF DAN KUALITATIF*

Disusun Oleh :
AHMAD
NAUFAL AFNI
CAYA

NIM: 221221???

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS FALSAFAH & PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
JAKARTA

2022-2023
FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PARAMADINA

UJIAN AKHIR SEMESTER T.A. 2022/2023


Matakuliah : Metode Penelitian Komunikasi
Bobot Sks : 3 (Tiga)
Hari/Tgl :
Sifat Ujian : Open Book (Buka Buku)
Dosen : Dr. Edison Hutapea, M.Si.
KERJAKAN SOAL SESUAI DENGAN PETUNJUKNYA, KERTAS JAWABAN UJIAN
YANG TIDAK SESUAI DENGAN PETUNJUK, TIDAK AKAN DIKOREKSI.
PETUNJUK JAWABAN : UNTUK MASING-MASING JAWABAN NO: 1 dan 2
MINIMAL 2.5 HALAMAN FOLIO BERGARIS. UNTUK JAWABAN NO: 3 MINIMAL 5
HALAMAN FOLIO BERGARIS.

SOAL :

1. Terangkan dan uraikan mengapa Penelitian Kuantitatif, bahwa kebenaran itu di luar
dirinya sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya,
sehingga bersifat independen !
(penjelasan sebaiknya dengan contoh kasus) (bobot 30%)
Jawaban :
a. Maksud dari pertanyaan ini : menurut penulis metode Penelitian Kuantitatif ini
pada umumnya menggunakan sejenis kuesioner sebagai teknik pengumpulan datanya,
maka dari hal itu setiap peneliti yang menggunakan metode kuantitatif umumnya
hampir tidak mengenal dan tidak merencanakan terlebih dahulu, siapa yang diteliti
atau responden yang memberikan data. Hal itu, lebih terlihat pada
pengimplementasian metode kuantitatif yang meliputi tiga hal, yaitu perbedaan
tentang aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitian. Untuk aksioma sebagai
pandangan dasar dalam mengimplementasikan penelitian kuantitatif meliputi aksioma
tentang realitas hubungan peneliti dengan yang diteliti umumnya tidak dikenal
terlebih dahulu, sehingga peneliti pada penelitian kuantitaif pada awal melakukan
pengambilan data dilapangan, pada umumnya terlebih dahulu kemungkinan akan
hubungan variabel dengan narasumber yang terpilih secara acak, yang digeneralisasi
(disetarakan derajatnya) dan memiliki peranan nilai yang besar. Sedangkan, dalam
memandang realitas gejala atau objek yang diteliti. Metode penelitian kuantitatif,
pada penelitinya akan melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih
bersifat hubungan antara sebab akibat atau hubungan kausal sehingga dalam
penelitiannya ada variabel pembeda yang saling berikatan dan berkaitan, yakni
variabel independen dan variabel dependen. Dari kedua variabel tersebut, selanjutnya
akan dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Selanjutnya, untuk kemungkinan untuk meng-generalisasi objek penelitian
(narasumber), penelitian kuantitatif pada umumnya lebih menekankan pada keluasan
informasi bukan kedalaman informasi sehingga metode ini cocok digunakan untuk
populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti
adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik random.
Berdasarkan data dari sampel tersebut dalam penelitian kuantatif selanjutnya peneliti
membuat generalisasi (penyetaraan) atau kesimpulan sampel diberlakukan ke
populasi dimana sampel tersebut diambil. Lain halnya untuk peranan nilainya, pada
peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti
data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber data
memiliki latar belakang pandangan keyakinan serta nilai-nilai kepentingan dan
persepsi yang berbeda-beda sehingga dapat mengumpulkan data analisis dan
membuat laporan akan terikat oleh nilai-nilai masing-masing (Halim, 2013).
b. contoh kasus: menurut penulis metode penelitian kuantatif dapat dilakukan dalam
menilai peneltian dengan topik masalah mengenai “pengaruh iklan terhadap nilai
penjualan artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak
nilai penjualan”. Iklan sebagai variabel independen atau sebab dan nilai penjualan
sebagai variabel dependen atau akibat.

2. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dapat dilihat diantaranya dari sebagai
berikut :
a. Sifat Realitas
b. Hubungan Antar Variabel
c. Peranan Nilai (bobot 30%)

Jawaban :
Menurut penulis penjabaran Perbedaan Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif dan
Kualitatif-nya dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Sifat Realitas
a.1. Kuantitatif
Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivism, realitas dipandang
sebagai suatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan
menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi.
Dengan demikian dalam metode ini, peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel
saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument untuk
mengukurnya (Sugiyono, 2016).
a.2. Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
paradigma interpretive, suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan
dipecah kedalam variabel. Penelitian ini memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis,
hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh
(holistic) karena stiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi
sampai dibalik yang tampak tersebut (Sugiyono, 2016).

b. Hubungan Antar Variabel

b.1. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, penelitinya dalam melihat hubungan variabel
terhadapat obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam
penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut kemudian
dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Sugiyono, 2016).

b.2. Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistic dan lebih menekankan pada proses,
maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti
lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif), sehingga tidak
diketahui mana variabel independen dan dependennya (Sugiyono, 2016).

c. Peranan Nilai

c.1. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan suber data, maka
akan terbebas dari nilai – nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas
nilai maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh
obyektif (Stainback and Stainback: 2003).

c.2. Kualitatif
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti
data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber data memiliki
latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai – nilai, kepentingan dan persepsi yang
berbeda- beda, sehingga dalam pengumpulan data, analisis dan pembuatan laporan akan
terikat oleh nilai masing- masing (Stainback and Stainback: 2003).

3. Jelaskan dan uraikan kapan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif dilakukan !
(penjelasan sebaiknya dengan contoh kasus) (bobot 40%)
Jawaban :
3.1 Untuk menjawab kapan penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif digunakan,
penulis akan menjabarkannya sebagai berikut :
a. Penggunaan Metode Kuantitatif
a1.penggunaan metode kuantitatif meliputi metode penelitian survey dan metode
eksperimen (Sugiyono, 2016).
a2. Penggunaan Metode Kuantitatif digunakan apabila :
i. Dilakukan pada masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
(masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi,
antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana
dengan pelaksanaan) (Sugiyono, 2016).
ii. cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam
(Sugiyono, 2016).
iii. Apabila ingin diketahui pengaruh perlakuan terhadap yang lain (Sugiyono, 2016).
iv. Apabila peneliti ingin menguji hipotesis penelitian (hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif dan assosiatif). Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat
memilih metode atau strategi atau pendekatan atau desain penelitian yang sesuai
(Sugiyono, 2016).
v. bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomenal empiris
yang dapat diukur (Sugiyono, 2016).
vi. bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu (Sugiyono, 2016).
vii. penelitian kuantitatif pada prinsipnya diguanakan untuk menjawab masalah.
Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi sesungguhnya (Sugiyono, 2016).
viii. Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka,
peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan
berfikir (Sugiyono, 2016).
ix. Untuk menjawab data yang terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dengan menguji hipotesis yang diajukan dengan
teknik statistik tertentu (Sugiyono, 2016).
x. Untuk mencari kesimpulan sebagai langkah terakhir dari suatu periode penelitian
yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah yang bersifat linier dan berteori,
ketika langkah-langkahnya jelas (Sugiyono, 2016).

b. metode penelitian kualitatif,


b1.penggunaan metode kuantitatif dapat digunakan meliputi pada metode penelitian 1.
Dasar (Basic), 2. Fenomenologi, 3. Verifikasi,4. Deskripsi,5. Eksplorasi, 6. Etnografi,7.
Studi Kasus, 8. Terapan, 9. Metode Historis, 10. Naratif, 11. Tindakan, dan 12. Evaluasi
(Bogdan and Biklen, 1982).
b2. Penggunaan Metode Kualitatif,
Penggunaan Metode Kualitatif, digunakan apabila :
i. Apabila masalah penelitian yang dihadapi peneliti belum sangat jelas (Bogdan and
Biklen, 1982).
ii. Untuk memahami makna di balik data yang tampak (Bogdan and Biklen, 1982).
iii. Untuk memahami gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang
diucapkan dan dilakukan orang(Bogdan and Biklen, 1982).
iv. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat
diuraikan kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan
cara ikut berperan serta (Bogdan and Biklen, 1982).
v. Memahami perasaan orang (Bogdan and Biklen, 1982).
vi. Mengembangkan teori yaitu teori yang dibangun melalui data yang diperoleh di
lapangan (Bogdan and Biklen, 1982).
vii. Untuk memastikan kebenaran karena data sosial sering sulit dipastikan
kebenarannya (Bogdan and Biklen, 1982).
viii. Untuk memahami penelitian mengenai sejarah perkembangan (Bogdan and
Biklen, 1982).
ix. Ketika peneliti menemukan kesulitan untuk menentukan pernyataan masalah atau
tujuan penelitian yang spesifik (Bogdan and Biklen, 1982)..
x. Ketika saat menentukan tujuan penelitian dibutuhkan pemahaman yang lebih
detail dan mendalam (Bogdan and Biklen, 1982).
xi. Ketika tujuan dari suatu penelitian adalah untuk mempelajari bagaimana
fenomena terjadi dengan secara alami. Hal ini berkaitan dengan sifat penelitian
kulaitatif yang elaborative (Bogdan and Biklen, 1982).
xii. Ketika peneliti ingin mempelajari beberapa konteks penelitian yang saling
berkaitan (Bogdan and Biklen, 1982).
xiii. Ketika dibutuhkan suatu pendekatan yang lebih update (Bogdan and Biklen,
1982).
xiv. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumrn kunci (Erickson dalam
Stainback and Stainback: 2003).
xv. Dilakukan pada penelitian yang lebih bersifat deskriptif dan naratif. Data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka(Erickson dalam Stainback and Stainback: 2003).
xvi. Dilakukan pada penelitian yang lebih menekankan pada proses daripada produk
atau outcome dari metode yang melakukan analisis data secara induktif dan lebih
menekankan makna (data dibalik yang teramati) (Erickson, 1968, dalam
Stainback and Stainback: 2003).

3.2 Penjelasan penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif disertai dengan beberapa contoh
kasus, seperti :
a. Contoh Kasus Penelitian Kuantitatif
Contoh Judul Kuantitatif Ilmu Komunikasi
a1. Metode Deskriptif
Contoh kasus : “Efektivitas Komunikasi Kelompok Pada Metode Pembelajaran Berorientasi
Problem Solving dalam Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Lingkungan
Sekolah Dasar Negeri 01 Bakung, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung, pada periode Tahun
Akademik Studi 2021-2022.
B. Metode Komparatif
Contoh kasus : “Hubungan antara Pola Komunikasi Massa di Kelas dengan Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa dengan Kemampuan Sofskillnya di Lingkungan SMP Negeri 15 Bakung, Teluk
Barat, Kota Bandar Lamung pada periode Tahun Akademik Studi 2021-2022.
C. Metode Korelasi
Contoh kasus : Tinjauan Korelasi Antara Komunikasi Interpersonal Pada Siswa Pada Komparasi
Prestasi Hasil Belajar dengan Memanfaatkan LKS dan non LKS pada Ruang Lingkup SMA
Negeri 8 Pasar Ambon, Teluk Selatan, Kota Bandar Lamung pada periode Tahun Akademik
Studi 2021-2022
D. Metode Survei
Contoh kasus : Pengaruh Penilaian Pola Komunikasi Kelompok pada Penggunaan Whatsapp
Group Terhadap Metode Pembelajaran terhadap Perilaku Ekstrovert Mahasiswa pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Lampung.
E. Metode Ex Post Facto
Contoh kasus : Pengaruh Pendekatan Pola Komunikasi Pada Motivasi dan Minat TerhadapDari
Penentuan Pemilihan Fakultas dan Program Studi terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Baru di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Lampung.

b. Contoh Kasus Penelitian Kualitatif


Contoh Judul Kualitatif Ilmu Komunikasi
B1. Studi Deskriptif
Contoh kasus : “Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku (Studi Deskriptif Mengenai
Penggunaan Handphone Terhadap Perubahan Perilaku Dikalangan Siswa kelas IX di SMP
Swasta Kristen, Saint Fransiskus, Kota Bandar Lampung)’.
B2. Studi Korelasi
Contoh kasus : “Situs Portal Berita Online Detik.com Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Akan
Informasi (Studi Korelasional Situs Portal Berita Online Detik.com dengan Pemenuhan
Kebutuhan akan Informasi di Kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas
Lampung).
B3. Analisis Isi
Contoh kasus : Tampilan Kekerasan Dalam Film (Studi Analisis Isi Tentang Kekerasan Fisik dan
Psikologis Dalam Film“The Raid: Redemption” Karya Gareth Evans).
B4. Analisis Semiotika
Contoh kasus : “Tinjauan Makna Dan Bahasa Visual Pada Iklan Papan Reklame Kampanye
Politik (Analisis Semiotika Iklan Papan Reklame Kampanye Politik Calon Gubernur Ir Arinal
Djunaidi dan Calon Wakil Gubernur Prof. Dr. Hj. Chusnunia Chalim, S.H., M.Si., M.Kn., Ph.D.
pada Pilgub Lampung periode 2019–2024)”.
B5. Studi Kasus
Contoh kasus : Peranan Komunikasi Kelompok Dalam Meningkatkan Minat Belajar (Studi
Kasus Pada LSM Yayasan Pendidikan Abdi Sartika Bandar Lampung Kecamatan Sukarame,
Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung)”
B6. Studi Fenomonologi / Fenomena
Contoh kasus : “Pembentukan Goupthink mengenai partai politik Berideologi Islam dalam
komunikasi kelompok di internet (studi Fenomenologi komunikasi kelompok pada anggota Milis
Mediacare dengan diskusi bersama DPW PKS Provinsi Lampung).
B7. Studi Explanatif
Contoh kasus : Analisis Efektivitas Pola Komunikasi Promosi dan Pelayanan Terhadap Citra Bus
Po. Puspa Jaya, Lampung (Studi Eksplanatif Kuantitatif di Kalangan Penumpang di Terminal
Pusat Po. Puspa Jaya, di Rajabasa, Bandar Lampung).
B8. Studi Brand Image
Comtoh kasus : “Pandangan Masyarakat Terhadap Brand Image dan Public Figure Dalam Iklan
Shampoo Pantene (Studi Kuantitatif Brand Image Shampoo Pantene Bagi Masyarakat Desa
Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung).
B9. Studi Kualitas Pelayanan
Contoh Kasus : Analisis Efek Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi
Kuantitatif Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Provider Simpati eks
Pelanggan Esia dan XL Axiata).
B10. Studi Dampak Komunikasi
Contoh kasus : Dampak Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru dan Karyawan
(Studi Kuantitatif pada Dampak Komunikasi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Guru & Karyawan SMP – SMK Guna Dharma, Bandar Lampung).

Referensi :

Bogdan, Robert C. dan Biklen Kopp Sari, 1982, Qualitative Research for. Education: An
Introduction to Theory and Methods (2nd Ed.). Boston: Allan and Bacon. Ellinson, N. et al.

Erikson, E.H. 1968. Identity: Youth and Crisis. New York: Norton.

Halim, Nur, Roy. 2013. Analisis Data Dan Analisis Data Bab 4 & 5, Perbedaan Penelitian
kualitatif dan kuantitatif berdasarkan aksioma, dalam https://masterspss.com/perbedaan-
penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif-berdasarkan-aksioma, diakses 9 Januari 2023, jam 19.30
WIB.

Stainback, W. dan Stainback. S. 2003. How to Help Your Child Succeed in School. New York:
Meadowbrook Press.

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai