Anda di halaman 1dari 4

Nama : Angel Rinella

NPM 213516516292
Prodi : Ilmu Komunikasi
MatKul : Metode Penelitian Sosial R02

Resume jurnal
“PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SERTA PEMIKIRAN
DASAR MENGGUNAKANNYA”

A. Filsafat positivistik dan filsafat fenomenologik


Filsafat positivis berpendapat bahwa keberadaan sesuatu adalah kuantitas yang
dapat diukur. Ilmuwan adalah pengamat objektif peristiwa dunia. Mereka percaya
bahwa variabel yang mereka teliti adalah sesuatu yang sudah ada di dunia. Hubungan
antara variabel yang ditemukan sudah ada.
Pengetahuan adalah pernyataan fakta atau keyakinan yang dapat diverifikasi
secara empiris. Positivis berpendapat bahwa penelitian adalah pengamatan objektif
terhadap peristiwa di alam semesta di mana peneliti tidak memiliki kendali atau
pengaruh atas peristiwa tersebut.
Pada saat yang sama, filsafat fenomenologis pertama kali dikembangkan oleh
matematikawan Jerman Edmund Husserl. Pendekatan fenomenologis/postpostivis
berakar pada tradisi sosiologi dan antropologi, yang tujuannya adalah memahami
fenomena sebagaimana adanya, tanpa perlu mengontrol variabel dan mencoba
menggeneralisasikan fenomena tersebut ke gejala lain.

B. Pradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif


Secara umum, pendekatan penelitian atau sering disebut paradigma penelitian
yang lebih dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Namun, topik kualitatif menghuni ruang sempit di mana variasinya minimal tetapi
kedalaman diskusi tidak terbatas. Lincoln dan Guba berpendapat bahwa peneliti harus
menggunakan diri mereka sendiri sebagai instrumen dalam pendekatan kualitatif
karena sulit menggunakan instrumen non-manusia untuk secara fleksibel menangkap
berbagai realitas dan interaksi yang terjadi.
Quantitative Qualitative Author
Rasionallistik Naturallistik Guba& Lincoln (1982)
Inquiry from the outside Inquirty from the inside Evered&Louis (1981)
functionalist Interpretative Burrel&Morgan (1979)
Positivist Constructivisit Guba (1990)
positivisit Naturalistic-ethnographic Hoshmand (1989)
Quantitative and qualitative research : alternative labels

Perbedaan penting antara kedua pendekatan tersebut menyangkut


pengumpulan data. Alat-alat yang digunakan dalam tradisi kuantitatif telah ditentukan
sebelumnya dan ditata dengan baik, sehingga tidak menawarkan banyak kesempatan
untuk fleksibilitas, input imajinatif, dan refleksivitas. Dalam tradisi kualitatif, peneliti
harus menggunakan dirinya sendiri sebagai instrumen, sesuai dengan asumsi budaya
dan data. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan kuantitatif
menimbulkan kesulitan dalam mengontrol variabel lain yang dapat mempengaruhi
proses penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mencapai
validitas yang tinggi, kehati-hatian juga diperlukan dalam definisi sampel,
pengumpulan data, dan definisi alat analisis.

C. Desain Eksplanasi dan Deskriptif


Penelitian kuantitatif biasanya menggunakan desain penjelasan, di mana
tujuan penelitian penjelasan adalah untuk menguji hubungan yang dihipotesiskan
antar variabel. Dengan jenis penelitian ini, jelas bahwa ada hipotesis yang perlu diuji
kebenarannya. Oleh karena itu peneliti menggunakan sampel dan hipotesis penelitian
dalam bentuk penjelasan. Desain penjelasan memiliki kredibilitas untuk mengukur
dan menguji hubungan sebab-akibat dari dua variabel atau lebih melalui analisis
statistik inferensial. Dalam bentuk explanatory research, peneliti harus menetapkan
hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan, karena format ini bertujuan untuk
menemukan hubungan sebab akibat antara variabel yang diteliti. Oleh karena itu, alat
utama analisis data adalah statistik inferensial.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang situasi sosial, seperti kehidupan malam pekerja seks komersial,
kehidupan pendatang di kota, anak jalanan, dll. Penelitian deskriptif sering didahului
oleh penelitian eksplorasi, menyediakan bahan yang memungkinkan penelitian
eksperimental. Penelitian deskriptif atau disebut juga dengan penelitian taksonomi,
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bertujuan untuk menyelidiki dan
menjelaskan suatu fenomena atau realitas sosial dengan menggambarkan beberapa
variabel yang berkaitan dengan masalah dan unit yang diteliti. Biasanya
menggunakan pengolahan statistik deskriptif dalam pengolahan dan analisis data.
Pada contoh masalah di atas, hasil penelitian hanya berupa gambaran variabel-
variabel tertentu yang menunjukkan frekuensi, rata-rata atau kualifikasi lain dari
setiap kategori dalam variabel tersebut.

D. Menggabungkan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif


Objek dan masalah penelitian mempengaruhi pertimbangan pendekatan,
desain atau metode penelitian yang diterapkan. Tidak semua objek dan masalah
penelitian dapat ditangani dengan satu pendekatan, maka perlu dipahami pendekatan
lain yang berbeda sehingga apabila objek dan masalah yang akan diteliti tidak cocok
atau tidak lengkap dengan satu pendekatan, pendekatan lain dapat digunakan atau
bahkan mungkin. digabungkan Meskipun secara epistemologis-filosofis perbedaan
antara keduanya sangat jelas, karena pemahaman positivis adalah pendekatan
penelitian yang biasa disamakan dengan penelitian kuantitatif, sedangkan pemahaman
naturalistik adalah pendekatan penelitian yang merupakan penelitian kualitatif, maka
dalam praktek sebenarnya keduanya dapat digunakan. pada saat yang sama. Hal ini
sesuai dengan pendapat Creswell bahwa : “In terms of mixing methods, in 1959
Campbell and Fisk sought to use more than one method to measure a psychological
trait to ensure that the variance was reflected in the trait and not in the method (see
Brewer & Hunter 1989, for a summary of Campbell and Fisk’s multimethod-multitrait
approach).”
Hampir semua penelitian sosial merupakan gabungan dari pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, karena penelitian sosial yang hanya menggunakan
pendekatan kuantitatif tidak ada gunanya karena hanya menghasilkan angka.
Sebaliknya, jika penelitian hanya menggunakan pendekatan kualitatif, maka hasilnya
hanya berupa narasi fakta empiris, dimana datanya dapat berupa kalimat-kalimat yang
dapat diedit. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang
merepresentasikan positivisme sedangkan penelitian kualitatif merupakan pendekatan
yang merepresentasikan pemahaman naturalistik. Penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada beberapa kalangan tidak boleh disamakan,
namun peneliti menganggap pengertian tersebut cacat karena melihat bahwa masing-
masing metode penelitian memiliki kelemahan sehingga dipandang perlu untuk
melakukan kombinasi agar setiap pendekatan saling melengkapi. Selain itu, ada
persepsi yang berbeda bahwa penelitian ini akurat ketika menggunakan kuesioner dan
data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik.
Awalnya, metode kuantitatif dianggap sebagai metode penilaian yang baik
sesuai kebutuhan, karena menggunakan alat atau instrumen untuk mengukur gejala
tertentu dan mengolahnya secara statistik. Salah satu argumentasi metode penelitian
kualitatif adalah keunikan orang atau fenomena sosial yang tidak dapat dianalisis
dengan metode statistik. Metode penelitian kualitatif lebih menekankan pada metode
penelitian observasional dan dialogis lapangan, dan materinya tidak dianalisis secara
statistik. Pendekatan kualitatif lebih berfokus pada proses daripada hasil; Oleh karena
itu, urutan pembedahan dapat bervariasi tergantung pada keadaan dan jumlah gejala
yang diamati.
Menurut Bryman terdapat empat model dalam menggabungkan penelitian
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, yaitu :
1. Penelitian kualitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kuantitatif.
2. Penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif.
3. Kedua pendekatan diberikan bobot yang sama.
4. Triangulasi.

Model I : Kualitatif memfasilitasi kuantitatif


Model pertama ini dapat dilakukan oleh peneliti dengan cara sebagai berikut: Pada
penelitian tahap pertama, peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan
menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Dari hasil analisis
tersebut diharapkan muncul asumsi penulis dari fenomena yang terjadi selama ini.
Langkah kedua dalam metode penelitian ini adalah menguji hipotesis yang telah
ditetapkan untuk mengetahui apakah prediktor memiliki pengaruh/hubungan dengan
prediktor.

Model II : Kualitatif memfasilitasi kualitatif


Pada model kedua ini, peneliti dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: Pada
penelitian tahap pertama, peneliti melakukan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner atau survei. Kuesioner atau angket
ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data utama dalam pendekatan
kuantitatif, yang berfungsi sebagai bahan untuk melakukan analisis data, dan statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Bertolak dari hasil analisis tersebut, peneliti
mengambil langkah kedua, yaitu mencoba memberikan makna yang mendalam
terhadap data statistik yang diperoleh dengan cara mewawancarai informan yang
sangat mengenal subjek penelitian.

Model III Kuantatif dan kualitatif diberikan bobot yang sama


Pada model ketiga ini, peneliti harus secara bersamaan melakukan dua pendekatan
penelitian, yaitu desain penelitian kuantitatif dan desain penelitian kualitatif.
Rancangan penelitian kualitatif menggunakan wawancara sebagai alat pengumpulan
data. Ketika peneliti mengidentifikasi masalah, maka masalah yang muncul ialah sbb:
a.) Faktor-faktor apa saja yang mendorong keluarga untuk meningkatkan kualitas
SDM?
b) Bagaimana peran keluarga dalam meningkatkan kualitas SDM?

Model IV : Triangulasi
Model keempat adalah peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai
pendekatan pertama dalam penelitiannya dan membandingkan hasil penelitian dengan
hasil penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif atau sebaliknya. Dalam
penelitiannya, peneliti menemukan bahwa besar kecilnya pengaruh ditentukan oleh
dimensi variabel partisipasi masyarakat. Model ini juga bisa dibalik. Yang terpenting,
setiap penelitian dilakukan oleh peneliti yang berbeda dengan sampel dan latar
belakang yang berbeda.

Beberapa Konsep Teoritik Dalam Teori Penetrasi Sosial


Teori penetrasi sosial menyatakan bahwa perkembangan hubungan tersebut
dimulai dari tingkat yang paling dangkal, dari tingkat non-inti sampai ke tingkat yang
paling dalam atau lebih personal. Dengan penjelasan tersebut, teori penetrasi sosial juga
dapat dimaknai sebagai model yang menunjukkan perkembangan hubungan manusia, yaitu.
proses mengenal orang melalui fase keterbukaan informasi. Perkembangan hubungan yang
telah disebutkan antara Irwin Altman dan Dalmas Taylor berlangsung dalam empat tahap.
Pada titik mana perkembangan suatu hubungan, itu dianalogikan dengan bawang dengan
lapisan kulit.
Analogi ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang mengupas lapisan
melalui interaksi. Ini juga yang dimaksud dengan penetrasi, yaitu penghapusan lambat
data individu pasangan. Pada lapisan pertama atau terluar dari tahap pertama kulit bawang,
pengetahuan bersifat dangkal.

Kesimpulan

Penelitian dengan model ini, menggabungkan dua pendekatan, yaitu penelitian


dengan pendekatan kuantitaif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat korelasi ataupun pengaruh independent variable terhadap
dependent variable.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian dengan model seperti ini
menggunakan explanatory research dan descriptive research. Penelitian eksplanasi
explanatory research digunakan untuk menguji hubungan antar-variabel yang
dihipotesiskan.
Format Eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel
terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan atau pengaruh dari satu variabel
terhadap variabel yang lain. Oleh karena itu, dalam format eksplanasi peneliti
menggunakan sampel dan hipotesis penelitian. Penelitian eksplanasi memiliki kredibilitas
untuk mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua atau lebih variabel dengan
menggunakan analisis statistik inferensial (induktif). Disamping itu penelitian eksplanasi
juga dapat digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori bahkan
sebaliknya melemahkan bahkan mengugurkan teori.
Penelitian deskriptif (descriptive research),dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai korelasi atau pengaruh independent variable terhadap dependent
variable, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah indikator yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti. Alasan pemilihan kedua pendekatan penelitian tersebut
adalah bahwa kedua jenis penelitian tersebut saling memperkuat dan saling melengkapi
sehingga akan dicapai hasil penelitian yang tidak hanya obyektif, terstruktur dan terukur
namun akan dicapai juga hasil penelitian yang mendalam dan faktual.

Anda mungkin juga menyukai