Nim : 20700121055
Komponen-Komponen Penelitian
A. Permasalahan
Masalah adalah ketika suatu kejadian atau pernyataan tidak sesuai dengan
harapan kita. Pada penelitian kuantitatif, masalah yang dipecahkan melalui
penelitian yang jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang,
bahkan gelap, kompleks, dan dinamis. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang atau diganti
setelah peneliti berada dilapangan.
Masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan
antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi (Stonner, 1982).
1. Sumber Masalah
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat berupa pengalaman masa lampau dan kekinian.
Upaya mewujudkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian
dapat dilakukan dengan : mengidentifikasi pengalaman pribadi untuk fokus
penelitian, mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut,
membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah tersebut serta merumuskan masalah penelitian.
b. Informasi yang diperoleh secara kebetulan
Berdasarkan informasi yang diperoleh secara kebetulan , calon peneliti dapat
merumuskan masalah penelitian dengan latar belakang dan tujuan, serta
hasil akhir yang diharapkan. Untuk mewujudkan informasi tersebut menjadi
permasalahan penelitian, dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
mengembangkan kepekaan selaku peneliti dalam merespons fenomena yang
relevan, mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik,
mengidentifikasi penyebab munculnya masalah, membuat keputusan pribadi
selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut serta
merumuskan masalah penelitian.
c. Masalah sosial
Masalah sosial yang sedang terjadi dapat memberikan masukan yang berarti
bagi peneliti lain untuk dijadikan masalah penelitian. Misalnya masalah
perkelahian antar pelajar, banyaknya pengangguran dikalangan lulusan
perguruan tinggi, menurunnya NEM (nilai ebtanas murni), dan lain
sebagainya.
2. Kriteria Pemilihan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti menurut Kerlinger (Sukardi, 2003),
hendaknya dapat memenuhi tiga kriteria penting yaitu:
1. Permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel atau
lebih.
2. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak
meragukan.
3. Sebaiknya dapat diuji secara empiris.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu
peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan. Berdasarkan level of
explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan
masalah (Sugiyono, 2017), yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan
asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkaitan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada
satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian
ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain,
dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
2. Rumusan masalah komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif (timbal
balik).
a. Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama.
b. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi).
c. Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini
tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
B. Teori Ilmiah
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang
berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan
antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena. Menurut Mark dalam (Prof.Dr.Sugiono) membedakan adanya 3 macam
teori antara lain :
a. Teori yang deduktif : memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan
atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan (pemikiran umum
ke khusus).
b. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data kearah teori (pemikiran
khusus ke umum).
c. Teori yang fungsional : disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis yaitu data yang memengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali memengaruhi data.
Fungsi utama teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Merupakan pemandu untuk
menemukan fakta guna merumuskan hipotesis, serta digunakan sebagai kontrol
yang membahas penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan
saran dalam upaya pemecahan masalah. Sebagai informasi untuk menetapkan cara
pengujian hipotesis, sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian
serta memperkaya ide-ide baru, Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan
pengguna di bidang yang sama. Dalam penelitian ilmiah, teori ilmiah tidak
terpisahkan dari fakta.