Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Setelah mengemukakan beberapa
proposisi berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menemukan variabel penelitian
dan selanjutnya merumuskan hipotesa berdasarkan hubungan antar variabel. Di samping
berfungsi sebagai pembeda, variabel juga berkaitan dan saling memengaruhi satu sama
lainnya. Bentuk variabel :
Agar dapat dikelompokkan menjadi satu variabel, dua / lebih atribut tidak boleh ‘tumpang
tindih’ (mutually exclusive). Atribut dalam suatu variabel harus mencakup semua
kemungkinan yang ada dalam suatu variabel (exhaustive). Dalam penyusunan kuesioner,
atribut suatu variabel perlu diketahui secara lengkap. Contoh, merah dan putih adalah dua
dari sejumlah atribut dalam variabel warna.
1. Hubungan Simetris
Variabel yang satu tidak disebabkan / dipengaruhi oleh yang lainnya. Empat kelompok
hubungan simetris :
Hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel lainnya.
Variabel terpengaruh dapat menjadi variabel pengaruh pada waktu lain. Contoh, variabel X
mempengaruhi variabel Y, pada waktu lainnya varaibel Y mempengaruh variabel X.
1. Hubungan Asimetris
Satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Enam tipe hubungan asimetri :
1. Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan kausal yang umumnya dileliti
dalam ilmu eksakta, psikologi dan pendidikan. Prinsip selektivitas adalah data dasar
yang memperhatikan bahwa kedua kelompok sesungguhnya sama dalam keterbukaan
terhadap pengaruh luar sebelum mendapat stimulus.
2. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecendrungan untuk
menunjukkan respons tertentu dalam situasi tertentu yang berada dalam diri. Misal,
hubungan kepercayaan dengan kecendrungan makan obat tradisional.
3. Hubungan antara ciri individu dan disposisi / tingkah laku. Ciri yaitu sifat individu
yang relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4. Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu. Misal, agar pedagang
kecil dapat memperluas uasaha perlu persyaratan pinjaman bank yang lunak.
5. Hubungan yang imanen antara dua variabel. Bila variabel satu berubah maka variabel
yang lainnya akan berubah.
6. Hubungan antara tujuan dan cara. Misal, kerja keras dan keberhasilan.
Hubungan antara “variabel pengaruh” dan “varaibel terpengaruh” akan disebut variabel
pokok. Hubungan keduanya merupakan titik pangkal analisa dalam ilmu sosial. Dalam ilmu
sosial hubungan tunggal antar satu variabel dengan variabel lainnya tidak pernah ada dalam
realita.
Pengaruh variabel ketiga / keempat dapat “dikontrol” melalui sistem analisa maupun cara
penentuan sampel. Menetralisasi pengaruh variabel luar dengan memasukkannya sebagai
variabel kontrol / variabel penguji dalam analisa. Akal sehat, teori dan hasil empiris dari
penelitian lain merupakan pedoman untuk menentukan variabel kontrol dalam penelitian.
Selain dengan memasukkan variabel ketiga kedalam analisa, dapat juga mengontrol pengaruh
variabel luar melalui penentuan sampel.
Dari hasil analisa awal disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antar dua variabel tetapi
ketika variabel kontrol dimasukkan, hubungan menjadi nampak. Variabel kontrol dalam
kasus ini disebut variabel penekan (suppressor variable).
Masuknya variabel ketiga dalam analisa dua variabel dapat memberikan hasil yang
berlawanan dengan hasil analisa dua variabel saja. Variabel ketiga dalam kasus ini disebut
variabel pengganggu (distorter variable).
2. Variabel-antara
Segala sesuatu ada penyebabnya, dan tidak begitu saja terjadi. Variabel antara jika masuknya
variabel ini hubungan statistik yang semula nampak antara dua variabel menjadi lemah /
lenyap. Karena hubungan yang semula nampak antar kedua variabel pokok bukanlah suatu
hubungan yang langsung tetapi melalui variabel yang lain.
3. Variabel anteseden
Hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antar variabel. Dan
mendahului variabel pengaruh.
Dalam realita, hubungan antar dua variabel merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab
akibat yang panjang. Setiap usaha mencari jalinan yang lebih jauh seperti variabel anteseden
akan memperkaya pengertian tentang fenomena yang sedang diteliti.
Kerangka teori serta akal sehat yang menentukan suatu variabel dapat dipertimbangkan
sebagai variabel anteseden. Untuk itu perlu 3 syarat yaitu :
Kesimpulan
Hubungan antar variabel sosial cukup kompleks. Tugas peneliti adalah mencari hubungan
yang menarik dan penting, yang menerangkan maslah yang diamati. Hubungan tersebut
dikaitkan dengan teori dan hasil penelitian orang lain, dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesa. Konsep pokok diukur dengan variabel yang diberi definisi khusus oleh peneliti, agar
dapat menguji hipotesa penelitian. Penggolongan dan penyederhanaan hubungan agar mudah
dimengerti. Mempelajari masalah, hubungan dan memilih variabel dapat menjelaskan
hubungan sosial yang dianggap perlu diperhatikan. Penelitian dari orang lain, pengamatan
secara akal sehat, pedoman baik menentukan variabel kontrol yang tepat.