Anda di halaman 1dari 4

Variabel

Penentuan variabel pemelitian yang dapat diukur dan perumusan hubungan


antavariabel adalah dua langkah yang sangat penting. Contoh variabel dan variasi
nilaimya: jenis kelamin (laki laki dan perempuan); prestasi belajar (tinggi, sedang, dan
rendah); jenis pekerjaan (formal dan nonformal)1
Nilai nilai atau variasi dari sebuah variabel dinamakan atribut. Variabel dan atribut
saling berkaitan. Namun menurut Neuman (2003) keduanya memiliki maksud dan
tujuan yang jelas.
Ada beberapa jenis variabel yaitu:
1. Variabel bersifat publik dan privat
a. Variabel publik merupakan variabel yang menunjukkan ciri ciri suatu objek
yang telah diketahui oleh umum. Misal: jenis kelamin, ras, pekerjaan,
merupakan variabel yang bersifat publik, karena hal demikian sudah
diketahui publik.
b. Variabel privat merupakan variabel yang menunjukkan ciri ciri tertentu
yang secara pasti dapat diketahui tetapi orang lain tidak berhak untuk
mengetahuinya. Ciri ciri ini lebih bersifat pribadi misalnya: IQ,
penghasilan, penyakit, alat KB yang digunakan, dsb.
2. Variabel permanen dan temporal
a. Variabel permanen merupakan variabel yang menunjukkan ciri ciri tertentu
yang tetap dan tidak berubah dalam jangka panjang. Misalnya: jenis
kelamin, ras, kepribadian, asal usul keluarga.
b. Variabel temporal merupakan variabel yang menunjukkan ciri ciri tertentu
yang cukup mudah untuk berubah, misalnya: sikap, opini, perilaku serta
tingkah laku
3. Variabel bebas dan variabel terikat
a. Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi variabel lain atau
menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada
dalam urutan taya waktu yang terjadi lebih dahulu.

1
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Rajawali Pers, Depok, 2014, hlm. 60
b. Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan oleh variabel bebas.
Untuk dapat menentukan mana yang menjadi variabel bebad dan mana yang
menjadi variabel terikat, kita dapat membuat suatu dasar pemikiran yang
mudah. Variabel yang keberadaannya lebih dulu ada daripada variabel yang
lain dapat langsung diposisikan sebagai variabel indenpenden. Ada tiga hal
yang perlu diperhatikan ketika menentukan kedudukan kedua variabel ini yaitu:
a. Perhatikan tata urutan waktu, dengan melihat variabel mana yang terjadi
lebih dahulu daripada variabel yang lain
b. Perhatikan dampak atau akibat adanya variabel yang lain. Variabel yang
menjadi penyebab terjadinya variabel yang lain diposisikan sebagai
variabel bebas, dan sebaliknya.
c. Perhatikan teori. Formulasi hibungan antarvariabel sangat bergantung pada
hasil kajian teoritis dalam penelitian. Artinya, dalam menentukan posisi
sebuah variabel, seorang peneliti harus memperhatikan teori yang
menjelaskan hubungan beberapa variabel tersebut (Neuman, 2003)
4. Variabel pendahulu (antecendent variable), merupakan variabel yang
mempunyai kedudukan sebagai variabel yang mendahului terjadinya variabel
bebas. Jika variabel ini dihilangkam, hubungan antara variabel bebas dan terikat
tidak hilang atau berubah. 2
5. Variabel antara (intervening variable) merupakan variabel yang terletak di
antara variabel bebas dan variabel terikat. Keberadaan hubungan antara
variabel bebas dan terikat tergantung pada keberadaan variabel ini karena
variabel bebas harus memengaruhi variabel antara terlbih dahulu, baru
kemudian variabel antara ini yang dapat menimbulkan perubahan pada variabel
terikat.
6. Variabel kontrol merupakan variabel yang dibuat konstan, sehingga tidak
memengaruhi variabel utama yang diteliti. Variabel ini ditentukan oleh peneliti,
terutama jika peneliti menggunakan metode eksperimen yang membandingkan

2
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Rajawali Pers, Depok, 2014, hlm 61
dua kelompok (Sugiyono: 2007). Misalnya: sebuah penelitian dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan mengerjakan soal statistik
antara mahasiswa jurusan sosiologi dengan jurusan ilmu politik. Untuk itu,
kedua kelompok mahasiswa tersebut diberikan tes statisik dengan soal yang
sama. Soal statistik dalam penelitian ini berfungsi sebagai variabel kontrol.
7. Variabel penekan (suppresor variable) merupakan suatu variabel yang
mengubah kekuatan hubungan dua variabel. Awalnya variabel bebas dan
variabel terikat tidak ada hubungan, namun setelah dihadirkan variabel
penekan, hubungan antara kedua variabel tersebut menjadi tampak. Perubahan
hubungan ini dapat diketahui setelah dilakukan analisis dengan alat uji statistik
tertentu, misalnya menggunakan korelasi parsial.
8. Variabel pengganggu (disorter variable) merupakan variabel yang dapat
mengubah arah hubungan diantara dua variabel. Pada awalnya, variabel bebas
dan terikat mempunyai hubungan yang positif, namun setelah dimasukkan
variabel ketiga (variabel pengganggu) hubungan kedua variabel tersebut
menjadi negatif.
Selanjutnya, hubungan antarvariabel dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis.Ada tiga jenis hubungan antarvariabel, yaitu:
1. Hubungan simetris
Kedua variabel dikatakan memliki hubungan simetris, apabila variabel yang
satu tidak disebabkan oleh variabel yang lain, atau tidak dipengaruhi oleh
variabel lain.
Contoh hubungan simetris adalah hubungan antara jumlah guru dengan jumlah
fasilitas belajar disebuah sekolah. Variabel jumlah guru tidak memengaruhi
jumlah fasilitas belajar juga tidak memengaruhi jumlah guru disebuah sekolah.
2. Hubungan timbal balik (resiprokal)
Hubungan timbal balik yaitu sebuah hubungan ketika sebuah variabel dapat
menjadi sebab dan juga menjadi akibat dari variabel lainnya. Kedudukan kedua
variabel tersebut dapat saling dipertukarkan dalam waktu yang berbeda.3
Contoh hubungan resiprokal adalah hubungan antara variabel tingkat
pendidikan dengan status sosial. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi,
akan memiliki statua sosial yang tinggi. Sebaliknya, orang yang berada pada
status sosial yang tinggi, juga akan dapat mengakses jenjang pendidikan yang
tinggi pula. Namun, yang perlu diperhatikan adalah hubungan dua arah tersebut
terjadi dalam konteks waktu yang berbeda.
3. Hubungan asimetris
Hubungan asimetris yaitu suati jenis hubungan ketika variabel yang satu
memengaruhi variabel yang lain dan posisi dua variabel ini tidak dapat saling
dipertukarkan.
Contoh hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel jenis kelamin
dengan prestasi belajar; hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan
jenis pekerjaan (Singarimbun dan Efendi, 1989)

3
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Rajawali Pers, Depok, 2014, hlm 62

Anda mungkin juga menyukai