Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Mukhlisa

NIM : 1913041024
Kelas : Pendidikan Kimia B

Variabel Penelitian
A. Pengertian Variabel
Kata variabel sendiri berasal dari bahasa inggris variable yang berarti
faktor tetap atau berubah-ubah. Variabel penelitian merupakan sesuatu yang
menjadi obyek pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang
berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti.
B. Macam-Macam Variabel
Variabel merupakan fenomena yang mempunyai variasi nilai yang bisa
diukur secara kuantitatif maupun kualitatif. berkaitan dengan proses
kuantifikasi data bisa digolongkan dengan 4 jenis yaitu:
1. Data nominal
2. Data ordinal
3. Data interval
4. Data rasio
Jika dilihat dari pendekatan penelitiannya maka variabel terbagi kepada 2
macam yaitu variabel kuantiattif dan variabel kualitatif.
1. Variabel kuantitatif adalah variabel yang nilainya dapat diukur atau dapat
dibuat angka penentuan penilaian, diukur dari kuantitas atau jumlah.
a. Variabel diskrit (nominal, kategori). variabel ini bersifat memilah-milah
antara kategori yang satu dengan kategori yang lain.
b. Variabel kontinum adalah variabel yang menunjukkan adanya hubungan
atau keterkaitan antara beberapa variabel. Variabel kontinum
diklasifikasikan menjadi 3 variabel, yaitu:
1.)Variabel ordinal (variabel tingkatan)
2.)Variabel interval (variabel jarak)
3.)Variabel rasio (variabel perbandingan)
2. Variabel kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang
sulit diukur dengan angka, karena berupa suatu kualitas sehingga
penilaiannya subyektif. Macam-macam variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Variabel independen (pengaruh, bebas, stimulus, prediktor, antecendent)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel dependen (dipengaruhi, terikat, Output, kriteria, konsekuen,
indogen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat karena
adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen
dengan dependen.
d. Variabel intervaning (variabel antara) merupakan variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak
dapat diamati dan diukur.
e. Variabel kontrol (kendali) merupakan variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
C. Hubungan Antar Variabel
Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas
dan variabel terikat.
1. Hubungan simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila
variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat
menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. perlu diketahui bahwa
hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan
variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat.
3. Hubungan asimetris (tidak simetri)
Terdapat 6 tipe hubungan asimetris yaitu:
a. Hubungan antara stimulus dan respons.
b. Hubungan antara disposisi dan respons.
c. Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku.
d. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
e. Hubungan imanen (subjektif) antara dua variabel.
f. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara means.
D. Pengukuran Variabel
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus
memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran
yang tepat akan memberikan kepada peneliti untuk merumuskan lebih tepat
dan lebih cermat konsep penelitannya. Proses pengukuran mengandung 4
kegiatan pokok, yaitu:
1. Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi untuk variabel penelitian.
2. Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item
(pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
3. Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, apakah
tingkat ukuran nominal, ordinal, interval, atau rasio.
4. Menguji tingkat validitas dan realibilitas sebagai kriteri alat pengukuran
yang baik. Alat pengukur yang baik apabila alat pengukur itu dapat
mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu, dalam pengukuran
gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator
konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa
yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai