Anda di halaman 1dari 4

AUDIT KEPERAWATAN

Audit keperawatan merupakan komponen penting dari audit klinik.


Peningkatan kesadaran masyarakat tentang hak-hak keselamatan mereka dan
tingginya biaya perawatan mengharuskan bahwa perawat harus menjadi lebih
bertanggung jawab pelayanan yang mereka berikan. Oleh karena itu proses
keperawatan menjadi dokumen hukum di banyak negara.
Menurut Elison, audit keperawatan secara khusus merujuk pada pengkajian
kualitas keperawatan klinik yang merupakan upaya evaluasi secara profesional
terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, dengan
menggunakan rekam keperawatan dan dilaksanakan oleh profesi keperawatan.
Audit keperawatan internal dilakukan oleh organisasi profesi di dalam institusi
tempat praktik keperawatan, audit keperawatan eksternal dilakukan oleh
organisasi profesi di luar institusi.
2.5.1 Definisi Audit Keperawatan
Menurut Gillies (1994), Audit Keperawatan adalah suatu proses analisa data
yang menilai tentang proses keperawatan/hasil asuhan keperawatan pada pasien
untuk mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan akan
bertanggung jawab hal ini akan meningkatkan akuntabilitas dari perawat.
Pelayanan kesehatan sekarang menggunakan audit yang merupakan bagian
integral dari quality improvement sebaga strategi dan proses akreditasi (UNSW,
2009).
Manajemen kualitas perawatan klinik adalah alat penting yang efektif dan
efisien dari jenis pelayanan kesehatan (Drennan et al 2009), dan berkontribusi
terhadap kerangka kerja untuk clinical governance dan pengembangan
berkelanjutan dari peran perawat. Hal ini penting, karena itu kinerja perawat akan
dievaluasi kualitas pelayanan dan keselamatan pasien terhadap indikator yang
relevan dengan layanan klinik. Hasil audit merupakan alat penting untuk
memberikan pengukuran dan umpan balik atas proses dan hasil dari praktek klinik
(Gardner, Gardner dan O'Connell, 2010).

2.5.2 Tujuan Audit Keperawatan


Menilai asuhan keperawatan yang diberikan, pencapaian mutu asuhan
keperawatan sesuai standar dan mendorong pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan lebih baik serta ikut berkontribusi dalam penelitian keperawatan.
Dampak yang diharapkan pada pelaksanaan Audit Keperawatan :
a. Peningkatan mutu dan efektifitas asuhan keperawatan
b. Dampak terhadap perilaku para profesional
c. Tanggung jawab manajemen keperawatan terhadap hasil audit
d. Akuntabilitas
e. Prospek karir dan moral
f. Jenis pelatihan yang diperlukan

2.5.3 Audit Internal Pelayanan Keperawatan


Audit internal adalah suatu kegiatan penjagaan mutu( menilai kesesuaian antara
fakta dibandingkan dengan kriterianya ) dan konsultasi oleh tim yang independent
dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan memajukan
kegiatan organusasi dalam mencapai tujuannya.
Dalam berperan membantu manajemen, maka auditor internal membantu
dalam hal :
1. Memonitor aktivitas yang manajemen sendiri tak dapat memonitornya,
dimana Tim audit setiap tahun mengajukan jadwal audit ke manajemen
eksekutif ( contoh Audit Asuhan Keperawatan, audit infeksi nosokomial )
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko
3. Memvalidasi laporan untuk manajemen senior. Auditor melakukan review
terhadap laporan yang disiapkan untuk senior manajemen, untuk
meyakinkan akurasi, ketepatan waktu dan maknanya, sehingga keputusan
manajemen yang didasarkan pada laporan lebih valid
4. Mereview kegiatan yang sudah berlalu dan sedang berjalan.
5. Contoh audit program, maka kegiatan audit menilai kebijakan atau
program pada saat kebijakan dan program masih dalam rancangan, pada
saat diimplementasikan, dan hasil actual yang dicapai oleh kebijakan atau
program tersebut
6. Membantu manajer, karena manajer yang tidak seksama mengendalikan
aktivitasnya dapat menimbulkan masalah. Auditor internal pada umumnya
dapat menemukan masalah tersebut dan memberikan rekomendasi
perbaikannya

2.5.4 Pelaksanaan Audit Keperawatan


1. Dilakukan oleh Tim mutu Yankep yang bertugas menentukan masalah
keperawatan yang perlu diperbaiki.
2. Menentukan criteria untuk memperbaiki masalah serta menilai
pelaksanaan perbaikan yang telah ditetapkan .
3. Merupakan bagian integral dari Tim Mutu Rumah Sakit dan bisa
merupakan salah satu seksi dari Komite Keperawatan.
4. Menyampaikan hasil laporan secara periodic pada Komite Keperawatan,
untuk seterusnya disampaikan pada pimpinan Rumah Sakit untuk diambil
kebijakan lebih lanjut.
5. Dalam hal mengidentifikasi masalah, menentukan criteria dan
merencanakan perbaikan maka perlu bekerja sama dengan panitia yang
ada di rumah sakit seperti panitia farmasi, infeksi nosokomial, rekam
medik, pelayanan medik, bagian pemasaran dll

Anda mungkin juga menyukai