5 - E - Matriks
5 - E - Matriks
A. Pengertian Matriks :
Pada hari Senin (Se) dipasar flamboyan (FL) harga beras seharga Rp. 8000
Pada hari Rabu (Rb) dipasar flamboyan (FL) harga beras seharga Rp. 8100
Pada hari Sabtu (Sb) dipasar flamboyan (FL) harga beras seharga Rp. 8300
Pada hari Senin (Se) dipasar Kapuas (Kp) harga beras seharga Rp. 7800
Pada hari Rabu (Rb) dipasar Kapuas (Kp) harga beras seharga Rp. 8000
Pada hari Sabtu (Sb) dipasar Kapuas (Kp) harga beras seharga Rp. 7200
Pada hari Senin (Se) dipasar Mawar (Mw) harga beras seharga Rp. 8300
Pada hari Rabu (Rb) dipasar Mawar (Mw) harga beras seharga Rp. 8400
Pada hari Sabtu (Sb) dipasar Mawar (Mw) harga beras seharga Rp. 8500
B. Jenis matriks
Contoh 2. B1.3= [ 1 2 1 ]
[]
1
Contoh 3. C 3x 1 =C 3.1 = −2
1
4. Matriks persegi, matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom, berordo
i x i.
[ ]
8 8 8
D 2.2=
[ ]
2 3
3 2
dan D 3.3 = 7 8 7
8 8 8
( )
2 0 0
E= 0 1 0
0 0 2
6. Matriks segitiga atas, matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonal utamanya
adalah nol
( )
2 1 2
F= 0 3 7
0 0 5
7. Matriks segitiga bawah, matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utamanya
adalah nol
( )
2 0 0
G= 7 3 0
1 2 5
8. Matriks identitas, matriks persegi yang elemen pada diagonal utamanya adalah satu,
sedangkan elemen lainnya adalah nol.
( )
1 0 0
H= 0 1 0
0 0 1
( )
1 0 0
H= 0 2 0 bukan matriks identitas tapi dioganal
0 0 1
9. Dua matriks dikatakan sama ( A=B) apabila mempunyai ordo yang sama dan
elemen-elemen yang letaknya sama (bersesuaian) besarnya sama.
( ) ( )
1 3 2 1 3 2
A3.3 = 2 3 0 dan B3.3= 2 3 0
0 1 1 0 1 1
( ) ( )
1 3 2 1 3 2
A3.3 = 2 3 0 dan B3.3= 2 3 1 matriks A ≠B tidak sama karena
0 1 1 0 1 1
Karena bris kedua kolom 3 tidak sama dengan baris kedua kolom ketika pada matriks
B
C. Operasi Matriks
Syarat penjumlahan dan pengurangan matriks yaitu : jika terdapat dua matriks, misal
matriks A dan B, yang memiliki ordo sama, maka elemen-elemen yang seletak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan. Jumlah matriks A dan matriks B dapat dinyatakan
dengan A+ B , sedangkan selisih matriks A dan matriks B dapat dinyatakan dengan
A – B.
2. Perkalian matriks
a. Perkalian matriks dengan scalar
Jika diketahui A merupakan suatu matriks dan K merupakan bilangan real, maka
hasil perkalian K dengan matriks A adalah matriks yang diperoleh dengan
mengalikan setiap elemen A dengan K.
[ ]
A= 1 2 dan k=2 maka 2 A=2 1 2 = 2 4
3 1 3 1 6 2 [ ][ ]
b. Perkalian dua matriks
Syarat dua buah matriks, misal matriks A dan matriks B, dapat dikalikan adalah jika
banyaknya kolom matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B.
Bentuk umum :
Aixm x Bmxn =Cixn
Cara memperoleh hasil kali matriks A dengan matriks B ialah dengan mengalikan
elemen pada baris-baris matriks A dengan elemen pada kolom-kolom matriks B,
kemudian jumlahkan hasil perkalian antara baris dan kolom tersebut.
A=
[ a11 a12
a 21 a22 ] dan B=
[ b11 b12
b21 b22 ] AB bisa
[ ]
b11 b12
a
[ a
A= 11 12
a 21 a22 ] dan B= b21 b22
b31 b32
AB tidak bisa
A=
[ a11 a12
a 21 a22 ] dan B=
[ b11 b12 b13
b21 b22 b23 ] AB bisa
Contoh :
A=
[ ]
1 2
3 1
dan B=
1 2
3 1 [ ]
AB= [13 21][ 13 21]=[1.3. 1+2. 3
1+1. 3 3. 2+1.1 ] [ 3+3
1. 2+2.1
=
1+6 2+2
6+1][ ]
=
7 4
6 7
Contoh Matirk A ordo 3x3 dan matriks B berodo 3x3 , maka AB dan BA. ?
[ ] [ ]
1 3 2 1 2 −1
Misalkan A= 2 3 0 B= 2 1 1
0 1 1 0 2 4
[ ][ ] [ ]
1 3 2 1 2 −1 1.1+3.2+2.0 1.2+3.1+2.2 1. (−1 ) +3.1+2.4
AB= 2 3 0 2 1 1 = 2.1+3.2+0.0 2.2+3.1+0.2 2. (−1 ) +3.1+0.4
0 1 1 0 2 4 0.1+1.2+1.0 0.2+1.1+1.2 0. (−1 ) +1.1+1.4
[ ][ ]
1+6 +0 2+3+ 4 −1+3+ 8 7 9 10
AB= 2+6 +0 4+ 3+2 (−2 ) +1+ 4 = 8 9 3
0+2+0 0+1+2 0+1+ 4 2 3 5
[ ][ ] [ ]
1 2 −1 1 3 2 1.1+2.2+ (−1 ) .0 1.3+2.3+(−1) .1 1.2+2.0+(−1).1
BA= 2 1 1 2 3 0 = 2.1+1.2+1.0 2.3+1.3+1.1 2.2+1.0+1.1
0 2 4 0 1 1 0.1+2.2+ 4.0 0.3+2.3+ 4.1 0.2+2.0+ 4.1
[ ][ ]
3+6−1 2+0−1 2+0−1 8 1 1
BA= 2+2+0 6+ 3+1 4 +0+1 = 4 10 5
0+ 4 +0 0+6+ 4 0+0+ 4 4 10 4
[ ][ ]
7 9 10 8 1 1
Simpulkan bahwa AB≠ BA 8 9 3 ≠ 4 10 5
2 3 5 4 10 4
c. Transporse Matriks
Transpose suatu matriks, misal matriks A, yang dilambangkan dengan At atau A' adalah
sebuah matriks yang disusun dengan cara menukarkan baris matriks A menjadi
kolom matriks At dan kolom matriks A menjadi baris matriks At .
Contoh 1 :
A2.3 =¿ A t =A 3.2
[ ]
A= 1 2 =¿ A' = A t= 1 3
3 4 2 4 [ ]
Contoh 3 Tentukan Transpors dari matriks B3 x 3
[ ] [ ]
2 3 2 2 3 1
t
B= 3 1 3 =¿ B = 3 1 4
1 4 1 2 3 1
Latihan :
[ ] [ ] [ ]
1 2 1 1 1 2 1 0 2
Jika diketahui Matriks sebagai A= 2 1 1 B= 1 3 1 C= 2 3 1
3 1 1 3 1 1 3 1 0
Tentukan f) A2 g) B2 h) C 2
d. Determinan Matriks
Determinan suatu matriks didefinisikan sebagai selisih antara perkalian elemen-elemen pada
diagonal utama dengan perkalian elemen-elemen pada diagonal sekunder. Determinan
matriks hanya dapat ditentukan pada matriks persegi. Determinan dari matriks A dapat
dituliskan det(A) atau |A|.
Untuk menentukan determinan dari sebuah matriks, terdapat dua aturan berdasarkan ordonya,
yaitu ordo 2x2 dan ordo 3x3.
Determinan matriks persegi dengan ordo 2x2 dapat dihitung dengan cara berikut:
A=
[ 13 24 ] Tentukan determinan matriks A
Jawab
|3 4|
| A|= 1 2 =1.4−3.2=4−6=−2
Kaidah Kofaktor :
( ) ( )
a b c a b c
A3 x3 = d e f , Cara kofaktor d e f
g h i g h i
|h i| |g i| |g h|
| A|=a e f −b d f +c d e Operasi baris 1 (OB-1)
|h i| |h i| |e f |
| A|=a e f −d b c + g b c Operasi kolom 1 (OK-1)
|h i| |g i| |g h|
| A|=−d b c +e a c −f a b Operasi baris 2 ( OB-2)
1. Meletakkan kolom pertama dan kolom kedua di sebelah kanan garis vertikal determinan.
2. Jumlahkan hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal utama dengan hasil kali
elemen-elemen yang sejajar diagonal utama pada arah kanan kemudian kurangi dengan
jumlah hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal samping dengan elemen-
elemen yang sejajar dengan diagonal samping.
Cara Sarrus :
Contoh -contoh :
[ ] [ ] [ ]
1 2 1 1 1 2 1 0 2
Jika diketahui Matriks sebagai A= 2 1 1 B= 1 3 1 C= 2 3 1
3 1 1 3 1 1 3 1 0
[ ]
1 2 1
3 1 1
| | | | |3 1|
| A|= 2 1 1 =+1 1 1 −2 2 1 +1 2 1 =1 ( 1.1−1.1 )−2 ( 2.1−3.1 ) +1(2.1−3.1)
1 1 3 1
1 ( 0 )−2 (−1 ) +1 (−1 )=0+2−1=1 ∎
Operasi kolom 2 : OK 2
[ ]
1 2 1
3 1 1
| | | | | |
| A|= 2 1 1 =−2 2 1 + 1 1 1 −1 1 1 =−2 ( 2.1−3.1 ) +1 ( 1.1−3.1 )−1(1.1−2.1)
3 1 3 1 2 1
−2 (−1 ) +1 (−2 ) −1 (−1 ) =2−2+1=1∎
Kaidah Sarrus
| |
1 2 11 2
2 1 1 2 1 =1.1.1+2.1 .3+1.2 .1−3.1 .1−1.1 .1−1.2.2
3 1 13 1
¿ 1+6+2−3−1−4=9−8=1∎
3. Sifat-Sifat Determinan
a. Jika dua baris (dua kolom) dari suatu determinan adalah identic, maka nilai dari
determinan tersebut adalah nol
| | | |
2 3 2 2 3 2
Contoh 6. B=¿ 3 1 3 atau D= 3 1 3 det ( D)=0
1 4 1 2 3 2
| |
2 3 2
Bukti |B|= 3 1 3 =2
1 4 1
1 3
4 1| | | | | |
−3
3 3
1 1
+2
3 1
1 4
| || || |
2 3 2 10 3 2 2 3 2
Contoh 7. 5 3 1 3 = 15 1 3 = 15 5 15
1 4 1 5 4 1 1 4 1
c. Jika setiap elemen dari suatu baris (kolom) dari determinan di tulis sebagai jumlah
dari dua bilangan atau lebih, maka determinan dapat ditulis sebagai jumlah dari
dua determinan atau lebih
| || | | || |
2 3 1 2+1 3 1 2 3 1 1 3 1
Contoh 8. 3 1 2 = 3+2 1 2 = 3 1 2 + 2 1 2
1 4 1 1+3 4 1 1 4 1 3 4 1
−6+ (−14 )=−20
| || |
2 3 1 3 3 1
3 1 2 = 5 1 2 =−12
1 4 1 4 4 1
| || || ||
3 3 1
5 1 2 =3
4 4 1
1 2 −3 5 2 +1 1 1
4 1 4 1 4 4 |
3 (−7 ) −3 (−3 ) +1 ( 0 )=−21+9+ 0=−12
| |
2 3 1
3 1 2 =2
1 4 1
4 1| | | | | |
1 2 −3 3 2 +1 3 1
1 1 1 4
| |
1 3 1
2 1 2 =1
3 4 1
1 2
4 1| | | | | |
−3
2 2
3 1
+1
2 1
3 4
| || || |
−2 5 4 −2 5+ 4(−2) 4 −2 −3 4
Contoh 9. 3 −2 2 = 3 −2+ 4(3) 2 = 3 10 2
1 −4 3 1 −4 +4 (1) 3 1 0 3
∆ x1 ∆ x2
Rumus sebagai berikut : x 1= ; x2 =
∆ ∆
∆ x 1=
| |
c 1 a12
c 2 a22
; ∆ x 2= | | | |
a11
a21
c1
c2
∆=
a11 a12
a21 a22
| | | |x 1=
c1 a12
c2 a22
; x 2=
a11 c 1
a21 c 2
| | | | a11 a12
a21 a22
a11 a 12
a21 a 22
a11 a12
Dapat dikembang untuk SPL orde n x n, ≠
a21 a22
| |
∆= 2 −3 =2.1−(−3 ) .4=2+12=14
4 1
c a
∆ x 1= 1 12 =
c 2 a22 | || |
−4 −3
6 1
=14
∆ x 2=
| || |
a11 c 1 2 −4
=
a21 c 2 4 6
=28
atau
x 1=
| || |
c1 a12
c2 a22
=
−4 −3
6 1
=
(−4 ) 1−(−3)6 −4+18 14
= = =1
| | | |
a11 a12
a21 a22
2 −3
4 1
2 (1 ) −(−3)( 4) 2+12 14
x 2=
| || |
a11 c 1
a21 c 2
=
2 −4
4 6
=
( 2 ) 6−(−4) 4 12+16 28
= = =2
| || |
a11 a12
a21 a22
2 −3
4 1
2 (1 ) −(−3)( 4) 2+ 12 14
x 1=
| || |
c1 a12
c2 a22
=
3 1
1 5
=
( 3 ) 5−(1)1 15−1 14
= = =2
| || |
a11
a21
a12
a22
2 1
3 5
2 ( 5 )−(1)(3) 10−3 7
x 2=
| || |
a11
a21
c1
c2
=
2 3
3 1
=
( 2 ) 1−(3)3
=
2−9 −7
= =−1
| || |
a11 a12
a21 a22
2 1
3 5
2 ( 5 )−(1)(3) 10−3 7
e. Invers Matriks
Invers matriks adalah kebalikan (invers) dari sebuah matriks yang apabila matriks tersebut
dikalikan dengan inversnya, akan menjadi matriks identitas. Invers matriks dilambangkan
dengan A−1 . Suatu matriks dikatakan memiliki invers jika determinan dari matriks tersebut
tidak sama dengan nol. Maksud nya A−1 . A= A . A−1 =I
Untuk menentukan invers dari sebuah matriks, terdapat dua aturan berdasarkan ordonya, yaitu
ordo 2x2 dan ordo 3x3.
Adj ( A )
A−1= , dengan syarat det ( A ) ≠ 0
|A|
Jika A= [
a11 a12
a 21 a22 ]
Tentukan A
−1
Metode Adjoint :
Matriks adjoint itu adalah transpose dari Matriks kofaktor. Rumus Invers matriksnya :
A−1=
Adj ( A ) K t
|A|
=
| A|
K
dimana K= 11
K 12
K 21 K 22[ ] K
maka K t = 11
[
K 21
K 12 K 22 ]
A=
[ a11 a12
a 21 a22 ]
Mencari Kofaktor :
K 11=(−1 ) |a 22|=+a22=a22 ;
1+1
K=
[ K 11 K 12 a
= 22
][
−a21
K 21 K 22 −a12 a 11 ]
t
K=
[ K 11 K 21 a
= 22
][−a12
K 12 K 22 −a 21 a11 ]
−1
A =
Adj ( A ) K t
= =
[ a22 −a12
−a21 a11 ] [
=
a22 −a 12
−a21 a11 ] .
|A| | A|
|a11 a12
a21 a22 | a11 a 22−a12 . a21
K=
[ K 11 K 12
K 21 K 22
=
][1 −2
−1 3
=¿=¿ K t= ]
1 −1
−2 3 [ ]
det ( A )=|32 11|=3( 1) −2( 1)=3−2=1
Runus :
[ ]
[ ][
1 −1 1 −1
−2 3
]
t
−1 Adj (A ) K 1 1 1 −1
A = = = = =
|A| | A| 1 −2 3 −2 3
1 1
K=
[ ][
K 11 K 12 −2 −9
=
K 21 K 22 −3 6 ]
=¿> K t = [
−2 −3
−9 6 ]
det ( B ) = |69 −23 |=6 (−2)−3 ( 9) =−12−27=−39
[ −9 6 ] −1 −2 −3
[ ]
−2 −3 −2 −3
39 [−9 6 ] −9
t
−1 Adj (A ) K −39 −39
A = = = = =
|A| | A| −39 6
−39 −39
[ ]
2 3
A−1= 39 39
9 −6
39 39
[ ]
1 1 0
Contoh 14. Cari Invers matriks C jika C adalah ordo 3 x 3 , C= 2 3 2
2 1 3
Penyelesaian :
Langkah pertama dihitung determinan C sebagai berikut : Kaidah Sarrus
| | |
1 1 01 1
|C|= 2 3 2 2 3 =1.3 .3+ 1.2.2+0.2 .1−2.3 .0−1.2.1−3.2.1
2 1 32 1
¿ 9+ 4+ 0−0−2−6=13−8=5 ∎
Cara Minor :
|1 3| |2 3| |2 3|
|C|=1 3 2 −1 2 2 +0 2 3 =1 ( 9−2 )−1 ( 6−4 ) +0(6−6)
|C|=7−2+0=5 ∎
1 1 0
Langkah ke dua mencari matriks kofaktornya sebagai berikut :2 3 2
2 1 3
K 11=+
3 2
1 3 | |
=3.3−2.1=9−2=7
| 23|=−( 2.3−2.2 )=−( 6−4 )=−2
K 12=− 2
2
K 13=+ | 31|=+(2.1−2.3)=2−6=−4
2
2
K =+|
2 3|
1 0
22 =+ ( 1.3−0.2 )=+(3−0)=0
[ ] [ ]
7 −2 −4 7 −3 2
t
K= −3 0 1 =¿ K = −2 0 2
2 2 1 −4 1 1
[ ]
[ ][
7 −3 2 7 −3 2
−2 0 2
]
5 5 5
t
−4 1 1 7 −3 2
−1 K −2 2 1
C = = = 0 = −2 0 2
det (A ) 5 5 5 5
−4 1 1
−4 1 1
5 5 5
Atau
Buktikan A . A−1=I
C−1=
[
1 7 −3 2
5
−2 0 2
−4 1 1 ]
[ ][ ] [ ]
1 1 0 7 −3 2 1 0 0
1 1
2 3 2 −2 0 2 = 0 1 0
5 5
2 1 3 −4 1 1 0 0 1
g. Penerapan Matriks:
Perhatikan bentuk SPL dua variabel berikut ini :
a 11 x1 + a12 x 2=c 1 …… (1)
a 21 x1 + a22 x 2=c 2 ……. (2)
[ ][ ] [ ]
a11 a 12 x 1
a21 a 22 x 2
c
= 1
c2
Sehingga :
X =A −1 C
1. Mencari invers matriks A, gunakan metode Adjoint
−1 Adj ( A ) K t
A = =
det ( A ) | A|
Diketahui
|4 1 |
| A|= 2 −3 =2.1−(−3 ) 4=2+12=14
Kofaktor dari matriks A :
K 11=+ ( 1 )=1 K 12=−( 4 ) =−4
K 21 =−(−3 )=3 K 22 =+ ( 2 ) =2
Jika K= [ ]
1 −4 =¿ K t = 1 3
3 2 −4 2[ ]
[ −4 2 ] 1
1 3
14 −4 2 ]
[
t
−1 K 1 3
A = = =
| A| 14
−1
X =A C
[]
x1
x2
−1
= A C=
1 1 3 −4
14 −4 2 6[ ][ ]
¿
[
1 1. (−4 ) +3(6)
=
] [
1 −4 +18
14 −4 (−4 )+2(6) 14 16+ 12 ]
[ ] []
14
[] [ ]
x1
x2
=
1 14
14 28
= 14 = 1 ∎
28
14
2
Hasilnya sama dengan penyelesaian metode deteminan contoh berikut silakan kerjakan
[ ] [ ]
1 2 1 1 1 2
Contoh 16. Jika diketahui Matriks sebagai A= 2 1 1 B= 1 3 1
3 1 1 3 1 1
[ ]
1 0 2
C= 2 3 1
3 1 0
Tugas :
1. Seorang petani akan menanam jagung dan singkong dengan lahan yang dibutuhkan
tidak lebih dari lima puluh petak. Petani tersebut membutuhkan pupuk sebanyak 30
kg perpetak untuk memumpuk jagung dan 60 kg perpetak untuk memupuk singkong.
Jumlah pupuk yang tersedia adalah 2400 kg. Jika keuntungan dari lahan jagung Rp,
4.000.000 perpetak dan lahan singkong Rp.6.000.000 perpetak Dalam sekali tanam.
Keuntungan maksimum petani tersebut adalah.
Jawab :
Tanaman Variabel Pupuk/petak keuntungan
Jagung x1 30 x 1 4.000.000 x 1
Singkong x 2 60 2x 6.000.000 x 2
Jumlah x 1+ x2=50 30 x 1+60 x 2=2400 4 x+ 6 y
Atau
Misalkan SPL di atas dapat dibentuk matriks sebagai berikut : [ 301 601 ] [ xx ]=[ 2400
1
2
50
]
Fungsi tujuan : z maksimum=4.000 .000 x 1 +6.000 .000 x 2
Dimana : A= [
30 60
, ] [ ]
1 1 X = x1
x2
, C= [2400
50
]
Jadi matriks menjadi AX =C
X =A −1 C
t
−1 −1 K
Mencari A dengan metode adjoint : A =
det ( A )
Kofaktor A
K 11=+|60|=60
K 12 =−|30|=−30
K 21=−|1|=−1
K 22=+|1|=1
K= [−160
−30
1 ]
=> K =
−t 60 −1
−30 1 [ ]
Kemudian di cari determinant matriks A :
| |
det ( A )= 1 1 =1.(60)−1.(30)=30
30 60
Jadi
60 −1
[ ]
−30 1
[ ]
t
K 1 60 −1
A−1= = =
det ( A ) 30 30 −30 1
Diketahui bahwa
−1
X =A C
[] [
x1
x2
=
1 60 −1 50
30 −30 1 2400 ][ ]
[] [x1
x2
=
1 60.50+(−1)(2400)
30 −30 ( 50 ) +1(2400)
=
30 ] [
1 3000−2400
−1500+2400
= ] [ ]
1 600
30 900
:
[ ][ ]
600
x1
x2
=
30
900
30
=
[]
20
30
Metode determinan :
x 1+ x2 ≤50 … … … … ..(1)
30 x 1+60 x 2 ≤ 2400 … … … .(2)
x1, x2≥ 0
rumus determinan :
∆ x1 ∆ x2
x 1= ; x2 =
∆ ∆
Cari ∆= |
1 1
30 60 |
=60−30=30
|
∆ x 1= 50 |
1 =50 ( 60 )−1 ( 2400 )=3000−2400=600
2400 60
|
∆ x 2= 1 |
50 =1. (2400 )−50 ( 30 )=2400−1500=900
30 2400
2. Seorang penjahit mempunyai perediaan 4 m kain wold an 5 m kain satin. Dari kain
tersebut kan dibuat 2 model baju. Baju perta 1 memerlukan 2m kain wold an 1 kain
satin. Sedangkan baju pesta II memerlukan 1m kain woll an 2m kain satin. Baju pesta
1 dijual dengan hargaRp. 6.00.000 dan baju pesta II dijual dengan harga Rp. 500.000.
Jika baju pesta tersebut terjual. Haisl penjualan maksimum penjahit tersebut adalah
3. Seorang petani memiliki lahan pertanian seluas 8 hektar. Lahan tersebut akan di
tanam padi dan jagung. 1 hektar tanaman padi dapat dipanen 3 ton padi, sedangkan
dari 1 hektar jagung dapat dipanen 4 ton jagung. Petani itu ingin memperoleh hasil
panen tidak kurang dari 30 ton. Jika biaya menanam 1 hektar tanaman padi Rp
500.000,- dan biaya menanam satu hektar tanaman jagung Rp. 600.000, maka biaya
minimum yang harus dikeluarkan petani adalah (4.500.000)
Penyelesaian 3 :
1. Bentuk himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan dan garis bilangan berikut ini :
1
≤5 (5 menit)
x
⃗
3. Diketahui vektor a⃗ =2 i+ j+ 3 k dan b=−i+2 j+2 k sudut θ antara vektor a⃗ dan b⃗ .
Tentukan nilai sin θ (15 menit )
4. Suku ke 3 dan suku ke tujuh suatu deret geoemetri berturut-turut adalah 16 dan 265.
Jumlah tujuh Suku pertama deret tersebut adalah .. (10 menit)
6. Penjahit “ KABPON “ akan membuat pakaian wanita dan pria. Untuk membuat
pakaian wanita diperlukan bahan bergaris 2 m dan polos 1m. Untuk membuat
pakaian pria diperlukan bahan bergaris 1 m dan bahan polos 2 m. Penjahit hanya
memiliki persedian bahan bergaris dan bahan polos 36 m dan 30 m. Jika pakaian
wanita di jual dengan harga Rp. 550.000,- dan pakaian pria dengan harga Rp.
500.000,- . maka pendapatan maksimum yang didapati dari penjahit Hidah tersebut ?
gunakan metode invers dan metode determinan ) (25 menit)