Anda di halaman 1dari 20

MATRIKS

A. Pengertian Matriks :

Matriks adalah susunan bilangan-bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur


dalam baris atau kolom dengan dibatasi kurung. Bilangan yang tersusun dalam
matriks disebut elemen/unsur matriks. Baris adalah susunan bilangan-bilangan yang
mendatar (horizontal), sedangkan kolom adalah susunan bilangan-bilangan yang
tegak (vertikal). Ordo matriks adalah banyaknya elemen baris dan banyaknya
elemen kolom dari suatu matriks. Jika sebuah matriks memiliki i baris dan j kolom,
maka matriks tersebut berordo i x j , dapat dituliskan Ai . j

Matriks dapat ditulis sebagai berikut . untuk matriks 2 x 2 : ( ) [


a11 a12
a21 a22
a a
]
atau 11 12 .
a21 a22

Studi kasus Harga beras :

Pada hari Senin (Se) dipasar flamboyan (FL) harga beras seharga Rp. 8000
Pada hari Rabu (Rb) dipasar flamboyan (FL) harga beras seharga Rp. 8100
Pada hari Sabtu (Sb) dipasar flamboyan (FL) harga beras seharga Rp. 8300

Pada hari Senin (Se) dipasar Kapuas (Kp) harga beras seharga Rp. 7800
Pada hari Rabu (Rb) dipasar Kapuas (Kp) harga beras seharga Rp. 8000
Pada hari Sabtu (Sb) dipasar Kapuas (Kp) harga beras seharga Rp. 7200

Pada hari Senin (Se) dipasar  Mawar (Mw) harga beras seharga Rp. 8300
Pada hari Rabu (Rb) dipasar Mawar (Mw) harga beras seharga Rp. 8400
Pada hari Sabtu (Sb) dipasar Mawar (Mw) harga beras seharga Rp. 8500

Tabel 1. Harga Beras tiga Pasar di Pontianak dalam 1 Minggu


Tahun 2000
 
              Hari Senin Rabu Sabtu
Pasar   
Flamboyan 8000 8100 8300
Kapuas 7800 8000 7200
Mawar 8300 8400 8500
[ ]
8000 8100 8300
Jika misalkan   A= 7800 8000 7200
8300 8400 8500
 
 Keuntungan dari pada penyajian bentuk matriks :
1. menghemat tempat
2. dapat dibuat analisis simultan untuk dua hal yang berlainan

B. Jenis matriks

Matriks terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:


1. Matriks nol, matriks yang seluruh elemennya adalah bilangan nol.
Contoh 1. Matriks nol 2x3
A=
0 0 0
0 0 0( )
2. Matriks baris, matriks yang hanya memiliki satu baris, berordo 1 x j.

Contoh 2. B1.3= [ 1 2 1 ]

3. Matriks kolom, matriks yang hanya memiliki satu kolom, berordo i x 1.

[]
1
Contoh 3. C 3x 1 =C 3.1 = −2
1

4. Matriks persegi, matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom, berordo
i x i.

[ ]
8 8 8
D 2.2=
[ ]
2 3
3 2
dan D 3.3 = 7 8 7
8 8 8

5. Matriks diagonal, matriks persegi yang semua elemennya nol, kecuali pada diagonal


utamanya.

( )
2 0 0
E= 0 1 0
0 0 2

6. Matriks segitiga atas, matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonal utamanya
adalah nol

( )
2 1 2
F= 0 3 7
0 0 5
7. Matriks segitiga bawah, matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utamanya
adalah nol

( )
2 0 0
G= 7 3 0
1 2 5

8. Matriks identitas, matriks persegi yang elemen pada diagonal utamanya adalah satu,
sedangkan elemen lainnya adalah nol.

( )
1 0 0
H= 0 1 0
0 0 1

( )
1 0 0
H= 0 2 0 bukan matriks identitas tapi dioganal
0 0 1

9. Dua matriks dikatakan sama ( A=B) apabila mempunyai ordo yang sama dan
elemen-elemen yang letaknya sama (bersesuaian) besarnya sama.

( ) ( )
1 3 2 1 3 2
A3.3 = 2 3 0 dan B3.3= 2 3 0
0 1 1 0 1 1

( ) ( )
1 3 2 1 3 2
A3.3 = 2 3 0 dan B3.3= 2 3 1 matriks A ≠B tidak sama karena
0 1 1 0 1 1

Karena bris kedua kolom 3 tidak sama dengan baris kedua kolom ketika pada matriks
B

C. Operasi Matriks

1. Penjumlah dan Pengurangan matriks

Syarat penjumlahan dan pengurangan matriks yaitu : jika terdapat dua matriks, misal
matriks A dan B, yang memiliki ordo sama, maka elemen-elemen yang seletak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan. Jumlah matriks A dan matriks B dapat dinyatakan
dengan A+ B , sedangkan selisih matriks A dan matriks B dapat dinyatakan dengan
A – B.

Misalkan matriks A= [ da be cf ] dan B=[ gj h i


k l ]
Maka A+ B= [ ad b
e ]f +[ j k l ]=[ a+d+gj
c g h i b+h c +i
e +k f + l ]
dan
A−B= [ ad b c
e f
− ][
g h i
j k l
= ][
a−g b−h c−i
d − j e−k f −l ]
Contoh 4. Jika matriks A= [ 13 21] B=[−12 02], maka A+ B dan B− A
Penyelesaian :

A+ B=¿ [ 13 21]+[−12 02 ]=[1+3+(−12 ) 2+0


1+2
=][ ]
0 2
5 3

A−B=¿ [ 13 21]−[−12 02]=[ 1−(−1)


3−2
=
][ ]
2−0 2 2
1−2 1 −1

2. Perkalian matriks
a. Perkalian matriks dengan scalar
Jika diketahui A merupakan suatu matriks dan K merupakan bilangan real, maka
hasil perkalian K dengan matriks A adalah matriks yang diperoleh dengan
mengalikan setiap elemen A dengan K.

[ ]
A= 1 2 dan k=2 maka 2 A=2 1 2 = 2 4
3 1 3 1 6 2 [ ][ ]
b. Perkalian dua matriks
Syarat dua buah matriks, misal matriks A dan matriks B, dapat dikalikan adalah jika
banyaknya kolom matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B.
Bentuk umum :
Aixm x Bmxn =Cixn

Cara memperoleh hasil kali matriks A dengan matriks B ialah dengan mengalikan
elemen pada baris-baris matriks A dengan elemen pada kolom-kolom matriks B,
kemudian jumlahkan hasil perkalian antara baris dan kolom tersebut.

A=
[ a11 a12
a 21 a22 ] dan B=
[ b11 b12
b21 b22 ] AB bisa

[ ]
b11 b12
a
[ a
A= 11 12
a 21 a22 ] dan B= b21 b22
b31 b32
AB tidak bisa

A=
[ a11 a12
a 21 a22 ] dan B=
[ b11 b12 b13
b21 b22 b23 ] AB bisa

Contoh :
A=
[ ]
1 2
3 1
dan B=
1 2
3 1 [ ]
AB= [13 21][ 13 21]=[1.3. 1+2. 3
1+1. 3 3. 2+1.1 ] [ 3+3
1. 2+2.1
=
1+6 2+2
6+1][ ]
=
7 4
6 7
Contoh Matirk A ordo 3x3 dan matriks B berodo 3x3 , maka AB dan BA. ?

[ ] [ ]
1 3 2 1 2 −1
Misalkan A= 2 3 0 B= 2 1 1
0 1 1 0 2 4

[ ][ ] [ ]
1 3 2 1 2 −1 1.1+3.2+2.0 1.2+3.1+2.2 1. (−1 ) +3.1+2.4
AB= 2 3 0 2 1 1 = 2.1+3.2+0.0 2.2+3.1+0.2 2. (−1 ) +3.1+0.4
0 1 1 0 2 4 0.1+1.2+1.0 0.2+1.1+1.2 0. (−1 ) +1.1+1.4

[ ][ ]
1+6 +0 2+3+ 4 −1+3+ 8 7 9 10
AB= 2+6 +0 4+ 3+2 (−2 ) +1+ 4 = 8 9 3
0+2+0 0+1+2 0+1+ 4 2 3 5

[ ][ ] [ ]
1 2 −1 1 3 2 1.1+2.2+ (−1 ) .0 1.3+2.3+(−1) .1 1.2+2.0+(−1).1
BA= 2 1 1 2 3 0 = 2.1+1.2+1.0 2.3+1.3+1.1 2.2+1.0+1.1
0 2 4 0 1 1 0.1+2.2+ 4.0 0.3+2.3+ 4.1 0.2+2.0+ 4.1

[ ][ ]
3+6−1 2+0−1 2+0−1 8 1 1
BA= 2+2+0 6+ 3+1 4 +0+1 = 4 10 5
0+ 4 +0 0+6+ 4 0+0+ 4 4 10 4

[ ][ ]
7 9 10 8 1 1
Simpulkan bahwa AB≠ BA 8 9 3 ≠ 4 10 5
2 3 5 4 10 4
c. Transporse Matriks

Transpose suatu matriks, misal matriks A, yang dilambangkan dengan At atau A' adalah
sebuah matriks yang disusun dengan cara menukarkan baris matriks A menjadi
kolom matriks At dan kolom matriks A menjadi baris matriks At .

Contoh 1 :

A2.3 =¿ A t =A 3.2

 Contoh 2 Tentukan Transpors dari matriks A2 x2

[ ]
A= 1 2 =¿ A' = A t= 1 3
3 4 2 4 [ ]
 Contoh 3 Tentukan Transpors dari matriks B3 x 3
[ ] [ ]
2 3 2 2 3 1
t
B= 3 1 3 =¿ B = 3 1 4
1 4 1 2 3 1

Latihan :

[ ] [ ] [ ]
1 2 1 1 1 2 1 0 2
Jika diketahui Matriks sebagai A= 2 1 1 B= 1 3 1 C= 2 3 1
3 1 1 3 1 1 3 1 0

Tentukan a ¿ ABb ¿ BC c ¿ A +2 B−2C d ¿ At . C e ¿(C t . Bt )

Tentukan f) A2 g) B2 h) C 2

d. Determinan Matriks
Determinan suatu matriks didefinisikan sebagai selisih antara perkalian elemen-elemen pada
diagonal utama dengan perkalian elemen-elemen pada diagonal sekunder.  Determinan
matriks hanya dapat ditentukan pada matriks persegi. Determinan dari matriks A dapat
dituliskan det(A) atau |A|.

Untuk menentukan determinan dari sebuah matriks, terdapat dua aturan berdasarkan ordonya,
yaitu ordo 2x2 dan ordo 3x3.

1. Determinan  Matriks Ordo 2x2

Determinan matriks persegi dengan ordo 2x2 dapat dihitung dengan cara berikut:

Jika matriks A= [ a11 a12


a 21 a22 ]
|
det ( A )=| A|=
a11 a12
b21 b22 |
=a11 b 22−a12 b21

A=
[ 13 24 ] Tentukan determinan matriks A
Jawab

|3 4|
| A|= 1 2 =1.4−3.2=4−6=−2

2. Determinan  Matriks Ordo 3x3


Determinan matriks persegi dengan ordo 3 x 3 dapat dihitung dengan menggunakan lebih dari
dua cara. Namun, cara yang paling sering digunakan dalam menentukan determinan matriks
ordo 3x3 adalah dengan kaidah Sarrus dan kaidah kofaktor.

Kaidah Kofaktor :

( ) ( )
a b c a b c
A3 x3 = d e f , Cara kofaktor d e f
g h i g h i

|h i| |g i| |g h|
| A|=a e f −b d f +c d e  Operasi baris 1 (OB-1)

¿ a ( ei−hf )−b ( di−gf )+ c (dh−¿)

|h i| |h i| |e f |
| A|=a e f −d b c + g b c  Operasi kolom 1 (OK-1)

¿ a ( ei−hf )−d ( bi−hc ) + g(bf −ec )

|h i| |g i| |g h|
| A|=−d b c +e a c −f a b  Operasi baris 2 ( OB-2)

¿−d ( bi−hc )+ e ( ai −gc )−f (ah−gb)

Langkah-langkah mencari determinan matriks ordo 3x3 dengan kaidah Sarrus:

1. Meletakkan kolom pertama dan kolom kedua di sebelah kanan garis vertikal determinan.
2. Jumlahkan hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal utama dengan hasil kali
elemen-elemen yang sejajar diagonal utama pada arah kanan kemudian kurangi dengan
jumlah hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal samping dengan elemen-
elemen yang sejajar dengan diagonal samping.

Cara Sarrus :

| A|=( aei+bfg +cdh )−(gec +hfa +idb)


Atau
| A|=aei+bfg +cdh−gec−hfa−idb

Contoh -contoh :
[ ] [ ] [ ]
1 2 1 1 1 2 1 0 2
Jika diketahui Matriks sebagai A= 2 1 1 B= 1 3 1 C= 2 3 1
3 1 1 3 1 1 3 1 0

1. Tentukan det(B) dengan operasi kolom ke 2 bandingkan dengan cara sarrus


2. Tentukan det (C) dengan operasi baris ke 3 bandingkan dengan cara sarrus

Contoh 5. Tentukan determinan A dengan operasi Baris 1 dan operasi kolom 2

Penyelesaian : Operasi baris 1 ( OB-1)

[ ]
1 2 1

3 1 1
| | | | |3 1|
| A|= 2 1 1 =+1 1 1 −2 2 1 +1 2 1 =1 ( 1.1−1.1 )−2 ( 2.1−3.1 ) +1(2.1−3.1)
1 1 3 1
1 ( 0 )−2 (−1 ) +1 (−1 )=0+2−1=1 ∎

Operasi kolom 2 : OK 2

[ ]
1 2 1

3 1 1
| | | | | |
| A|= 2 1 1 =−2 2 1 + 1 1 1 −1 1 1 =−2 ( 2.1−3.1 ) +1 ( 1.1−3.1 )−1(1.1−2.1)
3 1 3 1 2 1
−2 (−1 ) +1 (−2 ) −1 (−1 ) =2−2+1=1∎
Kaidah Sarrus

| |
1 2 11 2
2 1 1 2 1 =1.1.1+2.1 .3+1.2 .1−3.1 .1−1.1 .1−1.2.2
3 1 13 1

¿ 1+6+2−3−1−4=9−8=1∎

3. Sifat-Sifat Determinan
a. Jika dua baris (dua kolom) dari suatu determinan adalah identic, maka nilai dari
determinan tersebut adalah nol

| | | |
2 3 2 2 3 2
Contoh 6. B=¿ 3 1 3 atau D= 3 1 3 det ( D)=0
1 4 1 2 3 2

| |
2 3 2
Bukti |B|= 3 1 3 =2
1 4 1
1 3
4 1| | | | | |
−3
3 3
1 1
+2
3 1
1 4

¿ 2 ( 1.1−4.3 )−3 ( 3.1−3.1 ) +2 ¿

¿ 2 (−11 )−0+2 ( 11 )=−22+22=0 ∎ terbukti


b. Jika elemen dari suatu baris (kolom) dari determinan dikalikan dengan sembarang
bilangan m, maka determinan juga dikalikan dengan m

| || || |
2 3 2 10 3 2 2 3 2
Contoh 7. 5 3 1 3 = 15 1 3 = 15 5 15
1 4 1 5 4 1 1 4 1

c. Jika setiap elemen dari suatu baris (kolom) dari determinan di tulis sebagai jumlah
dari dua bilangan atau lebih, maka determinan dapat ditulis sebagai jumlah dari
dua determinan atau lebih

| || | | || |
2 3 1 2+1 3 1 2 3 1 1 3 1
Contoh 8. 3 1 2 = 3+2 1 2 = 3 1 2 + 2 1 2
1 4 1 1+3 4 1 1 4 1 3 4 1
−6+ (−14 )=−20

| || |
2 3 1 3 3 1
3 1 2 = 5 1 2 =−12
1 4 1 4 4 1

| || || ||
3 3 1
5 1 2 =3
4 4 1
1 2 −3 5 2 +1 1 1
4 1 4 1 4 4 |
3 (−7 ) −3 (−3 ) +1 ( 0 )=−21+9+ 0=−12

| |
2 3 1
3 1 2 =2
1 4 1
4 1| | | | | |
1 2 −3 3 2 +1 3 1
1 1 1 4

¿ 2 (−7 )−3 ( 1 ) +1 ( 11 )=−14−3+11=−6

| |
1 3 1
2 1 2 =1
3 4 1
1 2
4 1| | | | | |
−3
2 2
3 1
+1
2 1
3 4

¿ 1 (−7 )−3 (−4 ) +1 ( 5 )=−7−12+5=−14

d. Jika pada elemen-elemen dari sembarang baris (kolom) sembarang dari


determinan di jumlahkan dengan m kali elemen-elemen koresponnya dari baris
yang lain ( kolom yang lain), maka nilainya dari determinannya tidak berubah

| || || |
−2 5 4 −2 5+ 4(−2) 4 −2 −3 4
Contoh 9. 3 −2 2 = 3 −2+ 4(3) 2 = 3 10 2
1 −4 3 1 −4 +4 (1) 3 1 0 3

4. Penerapan Determinan dalam penyelesaian system Persamaan linear


Perhatikan SPL dua variabel berikut ini :
Metode Determinan disebut juga metode cramer :

a 11 x1 + a12 x 2=c 1 …… (1)


a 21 x1 + a22 x 2=c 2 ……. (2)
Bentuk Sistem pers. Linear diatas dapat diselesaikan dengan metode grafik, subtitusi
dan elimanasi. Sekarang diterapkan SPL ini dengan metode determinan

∆ x1 ∆ x2
Rumus sebagai berikut : x 1= ; x2 =
∆ ∆
∆ x 1=
| |
c 1 a12
c 2 a22
; ∆ x 2= | | | |
a11
a21
c1
c2
∆=
a11 a12
a21 a22

| | | |x 1=
c1 a12
c2 a22
; x 2=
a11 c 1
a21 c 2

| | | | a11 a12
a21 a22
a11 a 12
a21 a 22

a11 a12
Dapat dikembang untuk SPL orde n x n, ≠
a21 a22

Contoh 10. Cari nilai x 1 dan nilai x 2 jika


2 x1 −3 x 2=−4
4 x1 + x 2=6
Penyelesaian :

| |
∆= 2 −3 =2.1−(−3 ) .4=2+12=14
4 1
c a
∆ x 1= 1 12 =
c 2 a22 | || |
−4 −3
6 1
=14

∆ x 2=
| || |
a11 c 1 2 −4
=
a21 c 2 4 6
=28

atau

x 1=
| || |
c1 a12
c2 a22
=
−4 −3
6 1
=
(−4 ) 1−(−3)6 −4+18 14
= = =1
| | | |
a11 a12
a21 a22
2 −3
4 1
2 (1 ) −(−3)( 4) 2+12 14

x 2=
| || |
a11 c 1
a21 c 2
=
2 −4
4 6
=
( 2 ) 6−(−4) 4 12+16 28
= = =2
| || |
a11 a12
a21 a22
2 −3
4 1
2 (1 ) −(−3)( 4) 2+ 12 14

Himpunan penyelesaian adalah HP= {1,2 }


Contoh 11. Tentukan nilai x 1 dan nilai x 2 jika
2 x1 + x 2=3
3 x 1+5 x 2=1
Penyelesaian 11 :

x 1=
| || |
c1 a12
c2 a22
=
3 1
1 5
=
( 3 ) 5−(1)1 15−1 14
= = =2

| || |
a11
a21
a12
a22
2 1
3 5
2 ( 5 )−(1)(3) 10−3 7

x 2=
| || |
a11
a21
c1
c2
=
2 3
3 1
=
( 2 ) 1−(3)3
=
2−9 −7
= =−1

| || |
a11 a12
a21 a22
2 1
3 5
2 ( 5 )−(1)(3) 10−3 7

Himpunan penyelesaian adalah HP= {2 ,−1 }

e. Invers Matriks

Invers matriks adalah kebalikan (invers) dari sebuah matriks yang apabila matriks tersebut
dikalikan dengan inversnya, akan menjadi matriks identitas. Invers matriks dilambangkan
dengan A−1 . Suatu matriks dikatakan memiliki invers jika determinan dari matriks tersebut
tidak sama dengan nol. Maksud nya A−1 . A= A . A−1 =I

Untuk menentukan invers dari sebuah matriks, terdapat dua aturan berdasarkan ordonya, yaitu
ordo 2x2 dan ordo 3x3.

1. Invers  Matriks Ordo 2x2


Invers matriks persegi dengan ordo 2x2 dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Metode Adjoint :

Adj ( A )
A−1= , dengan syarat det ( A ) ≠ 0
|A|
Jika A= [
a11 a12
a 21 a22 ]
Tentukan A
−1

Metode Adjoint :
Matriks adjoint itu adalah transpose dari Matriks kofaktor. Rumus Invers matriksnya :

A−1=
Adj ( A ) K t
|A|
=
| A|
K
dimana K= 11
K 12
K 21 K 22[ ] K
maka K t = 11
[
K 21
K 12 K 22 ]
A=
[ a11 a12
a 21 a22 ]
Mencari Kofaktor :
K 11=(−1 ) |a 22|=+a22=a22 ;
1+1

K 12 =(−1 )1+2|a 21| ¿−a21=−a21


K 21=(−1 )2+ 1|a 12|=−a12=−a12
K 22 =(−1 )2+ 2|a 11|=+a11=a11

K=
[ K 11 K 12 a
= 22
][
−a21
K 21 K 22 −a12 a 11 ]
t
K=
[ K 11 K 21 a
= 22
][−a12
K 12 K 22 −a 21 a11 ]
−1
A =
Adj ( A ) K t
= =
[ a22 −a12
−a21 a11 ] [
=
a22 −a 12
−a21 a11 ] .
|A| | A|
|a11 a12
a21 a22 | a11 a 22−a12 . a21

Contoh 12. Tentukan invers dari matriks A. Jika A= [ 32 11]


Penyelesaian : Metode Adjoint A
−1 Adj ( A ) Kt
A = =
|A| det ( A )
Cari Kofaktor K :

K 11=(−1 ) |a 22| ¿+|1|=1


1+1

K 12 =(−1 )1+2|a 21| ¿−|2|=−2


K 21=(−1 )2+ 1|a 12|=−|1|=−1
K 22 =(−1 )
2+ 2
|a 11|=+|3|=3

K=
[ K 11 K 12
K 21 K 22
=
][1 −2
−1 3
=¿=¿ K t= ]
1 −1
−2 3 [ ]
det ( A )=|32 11|=3( 1) −2( 1)=3−2=1
Runus :

[ ]
[ ][
1 −1 1 −1
−2 3
]
t
−1 Adj (A ) K 1 1 1 −1
A = = = = =
|A| | A| 1 −2 3 −2 3
1 1

Contoh 13. Tentukan invers dari matriks B. Jika B= [ 69 −23 ]


Penyelesaian : Metode Adjoint
Cari kofkator :

K 11=(−1 ) |b 22| ¿+|−2|=−2


1+1

K 12=(−1 )1+2|b 21| ¿−|9|=−9


K 21=(−1 )2+ 1|b 12|=−|3|=−3
K 22=(−1 )2+ 2|b 11|=+|6|=6

K=
[ ][
K 11 K 12 −2 −9
=
K 21 K 22 −3 6 ]
=¿> K t = [
−2 −3
−9 6 ]
det ( B ) = |69 −23 |=6 (−2)−3 ( 9) =−12−27=−39
[ −9 6 ] −1 −2 −3

[ ]
−2 −3 −2 −3

39 [−9 6 ] −9
t
−1 Adj (A ) K −39 −39
A = = = = =
|A| | A| −39 6
−39 −39

[ ]
2 3
A−1= 39 39
9 −6
39 39

[ ]
1 1 0
Contoh 14. Cari Invers matriks C jika C adalah ordo 3 x 3 , C= 2 3 2
2 1 3
Penyelesaian :
Langkah pertama dihitung determinan C sebagai berikut : Kaidah Sarrus

| | |
1 1 01 1
|C|= 2 3 2 2 3 =1.3 .3+ 1.2.2+0.2 .1−2.3 .0−1.2.1−3.2.1
2 1 32 1
¿ 9+ 4+ 0−0−2−6=13−8=5 ∎
Cara Minor :

|1 3| |2 3| |2 3|
|C|=1 3 2 −1 2 2 +0 2 3 =1 ( 9−2 )−1 ( 6−4 ) +0(6−6)
|C|=7−2+0=5 ∎

1 1 0
Langkah ke dua mencari matriks kofaktornya sebagai berikut :2 3 2
2 1 3
K 11=+
3 2
1 3 | |
=3.3−2.1=9−2=7
| 23|=−( 2.3−2.2 )=−( 6−4 )=−2
K 12=− 2
2
K 13=+ | 31|=+(2.1−2.3)=2−6=−4
2
2

|11 03|=−( 1.3−1.0 )=−( 3−0)=−3


K 21=−

K =+|
2 3|
1 0
22 =+ ( 1.3−0.2 )=+(3−0)=0

K 23=− |12 11|=−( 1.1−1.2)=−(1−2)=1


| 02|=1.2−3.0=2−0=2
K 31 =+ 1
3

| 02|=−( 1.2−2.2) =−¿


K 32=− 1
2
K 33=+ | 13|=+( 1.3−2.1) =+(3−2)=1
1
2

[ ] [ ]
7 −2 −4 7 −3 2
t
K= −3 0 1 =¿ K = −2 0 2
2 2 1 −4 1 1

[ ]
[ ][
7 −3 2 7 −3 2
−2 0 2

]
5 5 5
t
−4 1 1 7 −3 2
−1 K −2 2 1
C = = = 0 = −2 0 2
det (A ) 5 5 5 5
−4 1 1
−4 1 1
5 5 5
Atau

Buktikan A . A−1=I
C−1=
[
1 7 −3 2
5
−2 0 2
−4 1 1 ]
[ ][ ] [ ]
1 1 0 7 −3 2 1 0 0
1 1
2 3 2 −2 0 2 = 0 1 0
5 5
2 1 3 −4 1 1 0 0 1

f. Sifat-Sifat Invers matriks


Misalkan ada matriks A, B, dan C yang memiliki inver serta I adalah Identitas
1. ( A¿¿−1)−1= A ¿
2. A−1 . A= A . A−1 =I
3. AB=I artinya A dan B saling invers yaitu A−1=B dan B−1= A
4. ¿
{
−1
A=C . B
5. AB=C maka A= −1
¿ B= A C

g. Penerapan Matriks:
Perhatikan bentuk SPL dua variabel berikut ini :
a 11 x1 + a12 x 2=c 1 …… (1)
a 21 x1 + a22 x 2=c 2 ……. (2)

Persamaan di atas di rubah menjadi bentuk matriks sebagai berikut :

[ ][ ] [ ]
a11 a 12 x 1
a21 a 22 x 2
c
= 1
c2

Sehingga bentuk matrisk diatas dapat dirubah menjadi :


AX =C
−1
X =A C
Dimana :
a
[ a x
] [] []
A= 11 12 ; X= 1 ; C= 1
a 21 a22 x2
c
c2
Jadi X =A −1 C
Contoh 15 diberikan seperti contoh 10 sebagai berikut :
Contoh 15. Cari nilai x 1 dan nilai x 2 dengan metode invers matriks jika
2 x1 −3 x 2=−4
4 x1 + x 2=6
Penyelesaian 15 :
Misalkan :
A= [ 2 −3
4 1 ] [] [ ]
x
; X= 1 ; C=
x2
−4
6

Sehingga :
X =A −1 C
1. Mencari invers matriks A, gunakan metode Adjoint

−1 Adj ( A ) K t
A = =
det ( A ) | A|
Diketahui

|4 1 |
| A|= 2 −3 =2.1−(−3 ) 4=2+12=14
Kofaktor dari matriks A :
K 11=+ ( 1 )=1 K 12=−( 4 ) =−4
K 21 =−(−3 )=3 K 22 =+ ( 2 ) =2
Jika K= [ ]
1 −4 =¿ K t = 1 3
3 2 −4 2[ ]
[ −4 2 ] 1
1 3

14 −4 2 ]
[
t
−1 K 1 3
A = = =
| A| 14

−1
X =A C

[]
x1
x2
−1
= A C=
1 1 3 −4
14 −4 2 6[ ][ ]
¿
[
1 1. (−4 ) +3(6)
=
] [
1 −4 +18
14 −4 (−4 )+2(6) 14 16+ 12 ]

[ ] []
14

[] [ ]
x1
x2
=
1 14
14 28
= 14 = 1 ∎
28
14
2

Jadi x 1=1 dan x 2=2 HP= {1,2 }

Hasilnya sama dengan penyelesaian metode deteminan contoh berikut silakan kerjakan

[ ] [ ]
1 2 1 1 1 2
Contoh 16. Jika diketahui Matriks sebagai A= 2 1 1 B= 1 3 1
3 1 1 3 1 1

[ ]
1 0 2
C= 2 3 1
3 1 0

1. Tentukan det(B) dengan operasi kolom ke 2 bandingkan dengan cara sarrus


2. Tentukan det (C) dengan operasi baris ke 3 bandingkan dengan cara sarrus

Contoh 17. Tentukan nilai x 1 dan nilai x 2 jika


3 x 1−x 2=1
4 x1 +2 x 2−7=0

Gunakan metode Determinan dan metode invers matriks


Contoh 18. Cari Himpunan Penyelesaian dari x 1−2 x2 =4 dan 3 x 1−x 2=7 gunakan
dengan metode determinan dan invers matriks

Contoh 19. Cari Himpunan Penyelesaian dari SPL 3 variabel :


3 x 1+ 2 x 2−5 x 3=13
2 x 1−x 2+ 4 x 3=1
5 x 1+3 x 2−3 x 3=−6
gunakan dengan metode determinan dan invers matriks
Soal-Soal Penerapan

Tugas :
1. Seorang petani akan menanam jagung dan singkong dengan lahan yang dibutuhkan
tidak lebih dari lima puluh petak. Petani tersebut membutuhkan pupuk sebanyak 30
kg perpetak untuk memumpuk jagung dan 60 kg perpetak untuk memupuk singkong.
Jumlah pupuk yang tersedia adalah 2400 kg. Jika keuntungan dari lahan jagung Rp,
4.000.000 perpetak dan lahan singkong Rp.6.000.000 perpetak Dalam sekali tanam.
Keuntungan maksimum petani tersebut adalah.
Jawab :
Tanaman Variabel Pupuk/petak keuntungan
Jagung x1 30 x 1 4.000.000 x 1
Singkong x 2 60 2x 6.000.000 x 2
Jumlah x 1+ x2=50 30 x 1+60 x 2=2400 4 x+ 6 y
Atau

Misalkan x 1=Jagung ; x 2=singkong


Dari deskripsi diatas
x 1+ x2 ≤50
30 x 1+60 x 2 ≤ 2400
x1, x2 ≥ 0
Fungsi tujuan : z maksimum=4.000 .000 x 1 +6.000 .000 x 2
Atau
fungsi obyektif : z maksimum=4 x 1+ 6 x2 (Dalam jutaan)
atau
Keuntungan : z maksimum=4 x 1+ 6 x2 (Dalam jutaan)
Penyelesaian :
x 1+ x2 ≤50
30 x 1+60 x 2 ≤ 2400
x1, x2≥ 0

Misalkan SPL di atas dapat dibentuk matriks sebagai berikut : [ 301 601 ] [ xx ]=[ 2400
1

2
50
]
Fungsi tujuan : z maksimum=4.000 .000 x 1 +6.000 .000 x 2

Dimana : A= [
30 60
, ] [ ]
1 1 X = x1
x2
, C= [2400
50
]
Jadi matriks menjadi AX =C
X =A −1 C
t
−1 −1 K
Mencari A dengan metode adjoint : A =
det ( A )
Kofaktor A
K 11=+|60|=60
K 12 =−|30|=−30
K 21=−|1|=−1
K 22=+|1|=1
K= [−160
−30
1 ]
=> K =
−t 60 −1
−30 1 [ ]
Kemudian di cari determinant matriks A :

| |
det ( A )= 1 1 =1.(60)−1.(30)=30
30 60
Jadi
60 −1
[ ]
−30 1
[ ]
t
K 1 60 −1
A−1= = =
det ( A ) 30 30 −30 1
Diketahui bahwa
−1
X =A C

[] [
x1
x2
=
1 60 −1 50
30 −30 1 2400 ][ ]
[] [x1
x2
=
1 60.50+(−1)(2400)
30 −30 ( 50 ) +1(2400)
=
30 ] [
1 3000−2400
−1500+2400
= ] [ ]
1 600
30 900
:

[ ][ ]
600
x1
x2
=
30
900
30
=
[]
20
30

Jadi x 1=20 petak jagung dan x 2=30 petak singkong

Jadi keuntungan petani adalah : z maksimum=4.000 .000(20)+ 6.000.000 (30)


z maksimum=80.000.000+180.000 .000=260.000.000 ,−¿

Metode determinan :
x 1+ x2 ≤50 … … … … ..(1)
30 x 1+60 x 2 ≤ 2400 … … … .(2)
x1, x2≥ 0

rumus determinan :
∆ x1 ∆ x2
x 1= ; x2 =
∆ ∆
Cari ∆= |
1 1
30 60 |
=60−30=30

|
∆ x 1= 50 |
1 =50 ( 60 )−1 ( 2400 )=3000−2400=600
2400 60
|
∆ x 2= 1 |
50 =1. (2400 )−50 ( 30 )=2400−1500=900
30 2400

Hasil akhirnya untuk :


∆ x 1 600 ∆ x 2 900
x 1= = =20 ; x 2= = =30
∆ 30 ∆ 30

z maksimum=4.000 .000(20)+ 6.000.000 (30)


z maksimum=80.000.000+180.000 .000=260.000.000 ,−¿

2. Seorang penjahit mempunyai perediaan 4 m kain wold an 5 m kain satin. Dari kain
tersebut kan dibuat 2 model baju. Baju perta 1 memerlukan 2m kain wold an 1 kain
satin. Sedangkan baju pesta II memerlukan 1m kain woll an 2m kain satin. Baju pesta
1 dijual dengan hargaRp. 6.00.000 dan baju pesta II dijual dengan harga Rp. 500.000.
Jika baju pesta tersebut terjual. Haisl penjualan maksimum penjahit tersebut adalah

3. Seorang petani memiliki lahan pertanian seluas 8 hektar. Lahan tersebut akan di
tanam padi dan jagung. 1 hektar tanaman padi dapat dipanen 3 ton padi, sedangkan
dari 1 hektar jagung dapat dipanen 4 ton jagung. Petani itu ingin memperoleh hasil
panen tidak kurang dari 30 ton. Jika biaya menanam 1 hektar tanaman padi Rp
500.000,- dan biaya menanam satu hektar tanaman jagung Rp. 600.000, maka biaya
minimum yang harus dikeluarkan petani adalah (4.500.000)
Penyelesaian 3 :

KUIS SELASA TANGGAL 14 DESEMBER 2021

1. Bentuk himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan dan garis bilangan berikut ini :
1
≤5 (5 menit)
x

2. Diberikan f ( x )=1+ x 2 dan g ( x )=√ 1−x . Tentukan f ∘ g(2) (10 menit)


3. Diketahui vektor a⃗ =2 i+ j+ 3 k dan b=−i+2 j+2 k sudut θ antara vektor a⃗ dan b⃗ .
Tentukan nilai sin θ (15 menit )

4. Suku ke 3 dan suku ke tujuh suatu deret geoemetri berturut-turut adalah 16 dan 265.
Jumlah tujuh Suku pertama deret tersebut adalah .. (10 menit)

5. Diketahui matriks A= (35 y


−1 ) (
; B=
x 5
−3 6 )
; danC=
−3 −1
y 9(jika )
A+ B−C= (−x8 5x
−4 )
maka nilai x +2 xy + y adalah (10 menit)

6. Penjahit “ KABPON “ akan membuat pakaian wanita dan pria. Untuk membuat
pakaian wanita diperlukan bahan bergaris 2 m dan polos 1m. Untuk membuat
pakaian pria diperlukan bahan bergaris 1 m dan bahan polos 2 m. Penjahit hanya
memiliki persedian bahan bergaris dan bahan polos 36 m dan 30 m. Jika pakaian
wanita di jual dengan harga Rp. 550.000,- dan pakaian pria dengan harga Rp.
500.000,- . maka pendapatan maksimum yang didapati dari penjahit Hidah tersebut ?
gunakan metode invers dan metode determinan ) (25 menit)

Kirim ke class room Jawaban Kuis tanggal 14/12/2021/Selasa

Anda mungkin juga menyukai