2.2.1. SK, Kebijakan - Prosedur Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
2.2.1. SK, Kebijakan - Prosedur Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
TENTANG
PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DI KLINIK PRATAMA POLRESTA CIREBON
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinis tidak hanya
ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku pemberi
pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan keselamatan pasien;
b. Bahwa salah satu program yang harus dilaksanakan di Klinik adalah
penerapan International Patient Safety Goals (IPSG) atau 6 sasaran
keselamatan pasien (SKP);
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008
tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2022
tentang Rekam Medis Elektronik;
10. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2022
Tentang Indikator Nasional Mutu
11. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang keselamatan pasien
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 08 Januari 2022
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRESTA CIREBON
I. Pengertian :
1. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien adalah semua kegiatan yang
mendukung keselamatan pasien yang harus dikerjakan dan dilakukan oleh
seluruh karyawan Klinik Pratama Polresta Cirebon untuk menyediakan
perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi.
2. 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien meliputi:
a. Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
b. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
c. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai
d. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Pembedahan Pada Pasien
Yang Benar
e. Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
f. Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
II. Tujuan :
1. Identifikasi pasien untuk mengidentifikasi dengan benar pasien sebelum
dilakukan prosedur pelayanan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya
salah pasien, salah obat, salah tindakan dan untuk menjamin keselamatan
pasien
2. Komunikasi yang efektif : untuk mengurangi kesalahan pasien, salah
tindakan / prosedur, salah terapi, salah penapsiran, dan meningkatkan
penerimaan pasien/keluarga tentang perawatan yang diberikan.
3. Keamanan Obat-obatan Yang Harus Di waspadai untuk meningkatkan
keamanan pengunaan obat-obat guna memastikan keselamatan pasien.
4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar: Prosedur yang Benar,
Pembedahan Pada pasien yang Benar untuk mencegah terjadinya salah
lokasi pembedahan, salah prosedur dan salah pasien.
5. Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan untuk mengurangi resiko infeksi
akibat perawatam kesehatan.
6. Resiko Cedera pasien akibat terjatuh untuk mengurangi resiko jatuh pada
pasien dan mengurangi resiko cedera akibat jatuh.
III. Kebijakan:
1. Penerapan Sasaran 1: Identifikasi Pasien
a. Klinik wajib melakukan identifikasi dengan benar bagi semua pasien yang
mendapat pelayanan di semua unit untuk mencegah salah pasien, salah
obat dan salah tindakan.
b. Identitas dengan benar yang dimaksud meliputi 2 identifikasi yaitu nama
lengkap dan tanggal lahir, apabila pasien tidak dapat menyebutkan tanggal
lahir, pasien/keluarga dapat menyebutkan alamat rumah, dan petugas
mencocokan dengan nomor rekam medis pada berkas rekam medis pasien.
c. Yang melakukan proses identifikasi adalah petugas Klinik yang terlibat dalam
pelayanan pasien .
d. Saat pasien mendaftar untuk pemeriksaan di Klinik, petugas pendaftaran
menanyakan nama lengkap pasien dan mencocokan dengan identitas diri
yang berupa KTP /SIM / Passport/ kartu pendaftaran Klinik/ kartu identitas
yang lain.
e. Identifikasi pasien rawat jalan dan layanan penunjang dilakukan dengan cara
memanggil nama pasien setelah mendekat pasien ditanya dengan
pertanyaan terbuka yang menanyakan nama lengkap pasien, tanggal lahir
dan atau alamat serta mencocokan dengan berkas rekam medis.
f. Untuk pasien tertentu ditambahkan tanda resiko yang ditempelkan pada
Dada kananatas:
1) Tanda resiko warna merah bertuliskan alergi untuk pasien yang
mempunyai riwayat alergi atau mengalami alergi
2) Tanda resiko warna kuning bertuliskan ResikoJatuh, untuk pasien yang
beresiko jatuh
g. Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan no kamar pasien atau lokasi
tempat pelayanan / ruang rawat.
h. Semua pasien harus diidentifikasi dengan cara menanyakan nama lengkap
pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis sebelum dilakukan:
1) Pemberian obat.
2) Prosedur tindakan
i. Semua pasien yang dinyatakan keluar dari Klinik dan siap pulang, Tanda
Resiko harus dilepas dengan cara Mencopotnya.
j. Pasien yang dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, Tanda resiko
harus tetap terpasang, dan dijelaskan kepada petugas yang menerima
disana.
k. Pelaksanaan identifikasi dilakukan secara konsisten di Klinik Pratama
Polresta Cirebon
1) Penyimpanan
a) Setiap satelit farmasi dan poliklinik memiliki daftar obat high alert
b) Setiap tempat penyimpanan obat high alert diberi selotip merah
disekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat
lain.
c) Obat LASA disimpan dengan cara ditempatkan tidak bersebelahan
dengan obat lasa padanannya.
d) Obat LASA yang memiliki penulisan nama yang mirip ditulis dengan
metode TALLMAN lettering pada tempat penyimpanan obat, yang
dimaksud dengan metode TALLMAN lettering adalah cara menuliskan
nama obat yang mirip, dimana nama yang berbeda ditulis lebih besar
dengan hurup kapital. Contoh: PHENObarbital dengan
PHENTObarbital.
e) Obat narkotka disimpan dilemari narkotika yang terkunci dengan baik.
Anak kunci di kuasai oleh penanggung jawab atau petugas lain yang
dikuasakan.
2) Pelabelan
a) Obat high alert diberi label berbentuk segi delapan bertuliskan high alert
warna putih dengan dasar merah per obat. Pelabelan juga dilakukan
pada obat high alert yang sudah dikeluarkan dari tempat aslinya, serta
obat emergency di troly emergensi.
b) Obat lasa diberi label warna dasar hijau berbentuk bulat bertuliskan
LaSa warna hitam, label di tempel pada tempat penyimpanan obat.
f. Setiap tindakan pengenceran elektrolit pekat dilakukan double check di
dokumentasikan, dan dikerjakan oleh petugas farmasi/petugas kesehatan
yang kompeten.
Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 08 Januari 2022
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRESTA CIREBON
STIKER PENANDA
Terdiri dari:
Warna merah : Alergi
Warna kuning : Resiko jatuh
RESIKO
ALERGI
JATUH
Lampiran -2
HIGH
3. Anastesilokal Lidocain
HIGH 4. Glikosidajantung Atropine inj,
ALERT
ALERT epinefrininj
SELOTIP MERAH
DISEKELILING
PENYIMPANAN
HIGH ALERT
Label LASA
LASA
2. Alur penyiapan dan penyerahan obat high alert & LASA
DOKTER
Menulis resep obat hig alert
PETUGAS FARMASI
Melakukan verifikasi resep
TID YA
AK
YA
AK
PENYIAPAN OBAT
PEMBERIAN
ETIKET
PENGECEKAN
KEMBALI
TID YA
AK
YA
AK
PENYERAHAN OBAT
PENGECEKAN OLEH
PERAWAT
SELESAI
Lampiran -5
HIGHALERT
DAFTAR OBAT HIGH ALERT FARMASI KLINIK PRATAMA BIDDOKKES POLDA
Sebelum tindakan
aseptik
Setelah kontak
cairan tubuh
Setelah kontak
lingkungan pasien
Lampiran -7
Anak Dewasa
a. Pengkajian
No Penilaian / pengkajian Ya Tidak
A Cara berjalan (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripot,
kursi roda,orang lain)
B Menopang saat akan duduk: tampak memegang
pinggiran meja atau kursi/ benda lain sebagai
penopang saat akan duduk
b. Hasil
No Hasil Penlaian/pengkajian Keterangan
1 Tidak berisiko Tidak ditemukan a & a
2 Resiko rendah Ditemukan salah satu dari a
&b
3 Resiko tinggi Ditemukan a & b
c. Tindakan
No Hasil kajian Tindakan Ya Tidak TTD/namapetug
as
1 Tidak berisiko Tiadak ada
tindakan
2 Resiko rendah Edukasi
3 Resiko tinggi Pasang pita
kuning
edukasi
5. Chek list Sarana atau Prasarana yang Mengakibatkan Resiko Jatuh
No Sarana/peralatan Kondisi sarana/peralatan Ya Tidak
1 Kursiroda Reem: aman untuk digunakan
Bagian kaki:mudah diatur
Pedal kaki: dapat dilipat
dengan mudah sehingga
pasien dapat berdiri
Dapat berdiri: tidak
melengkung
Hanya digunakan untuk
kebutuhan mobilitas
2 Brankard Rem :aman digunakan
Penghalang:mudah dibuka
jika diperlukan untuk transfer
Roda : stabil dan dapat
bergerak bebas
Hanya digunakan untuk
kebutuhan mobiltas
Baut:terpasang bagus tidak
ada yang terlepas
Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 08 Januari 2022
KEPALA KLINIK PRATAMA POLRESTA CIREBON