id
(118) Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. [QS. Al-An’aam: 118].
8' '
U ﮫ 'ﻟﻔ
ﻖ8ِﺴ "ﻧ,'إ ﮫ8'ﯿ
ِِ و 'ﻠ ," ا
;ِ ﻋ 'ﺮ
ﻢ8ِ اﺳ ﻛ8
"ﺬ ﻤﺎ 'ﻟﻢ
ﯾ8 ,ِ ""
ﻠﻮا ﻣ ﺗﺄﻛ 'ﻻ
و
(121) Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah
ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. [QS. Al-An’aam: 121].
Dari kedua ayat tersebut di atas menunjukkan diperintahkannya menyebut nama Allah
saja ketika akan menyembelih, dan tidak boleh menyebut nama selain-Nya.
Barangsiapa yang menyebut nama Allah saja ketika akan menyembelih, maka hal itu
termasuk ibadah yang bernilai Tauhid.
b) Menyebut nama selain Allah, maka ini adalah ibadah syirik dalam memohon
pertolongan (isti’anah).
(121) Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah
ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka
membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik. [QS. Al-An’aam: 121].
Baca Juga: Apa Hukum Melakukan Acara Syirik Dengan Alasan Budaya?
Yang dimaksud “kefasikan” dalam ayat ini adalah sebagaimana yang ditunjukkan dalam
ayat ke-145, yaitu: menyembelih binatang dengan menyebut nama selain Allah, maka
perbuatan tersebut adalah kefasikan yang sekaligus merupakan kesyirikan.
Karena definisi “kefasikan” adalah keluar dari ketaatan kepada Allah Ta’ala, sehingga
cakupan istilah “kefasikan” itu umum, mencakup kekafiran atau dosa di bawahnya.
Sehingga kesyirikan dalam tasmiyyah yang dimaksud dalam ayat ini adalah menyebut
nama selain Allah ketika akan menyembelih.
Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang
yang musyrik. Maksudnya: apabila kamu menuruti mereka dalam kesyirikan,
sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik sebagaimana mereka
musyrik.
“Yaitu : binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah Ta’ala”.
" 'ﻌ
ِﯿﻦ ''
ﺘ8ﻧﺴ ,ِ
ﯾﺎك 'إ
ﺪو""
ﺒ8 ''
ﻧﻌ ,ِ
ﯾﺎك إ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.[QS. Al-Faatihah].
Menyebut nama selain Allah, seperti menyebut nama nyai roro kidul, ini hakekatnya
mengandung permohonan pertolongan (isti’anah) kepada nyai roro kidul dan
permohonan keberkahan (tabarruk) kepadanya, padahal keduanya adalah ibadah, dan
dalam hal ini ditujukan kepada selain Allah, maka perbuatan ini berarti kesyirikan dalam
isti’anah dan dalam Rububiyyah.
(121) Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah
ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. [QS. Al-An’aam: 121]. Larangan dalam ayat ini menunjukkan haramnya tidak
menyebut nama Allah ketika akan menyembelih, termasuk di dalamnya adalah tidak
menyebut nama siapapun.
Baca Juga:
(Bersambung, in sya Allah)
Artikel: Muslim.Or.Id