Anda di halaman 1dari 2

Tindak pidana cyber adalah kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer dan

jaringan internet. Ini mencakup berbagai kegiatan ilegal yang melibatkan penggunaan komputer, jaringan,
atau perangkat digital lainnya sebagai alat atau target kejahatan.
Beberapa contoh tindak pidana cyber meliputi :

1. Pencurian Identitas:
Melibatkan penggunaan data pribadi seseorang secara ilegal untuk tujuan penipuan atau keuntungan
finansial.

2. Serangan Malware:
Melibatkan penyebaran perangkat lunak berbahaya (malware) seperti virus, worm, atau ransomware untuk
menginfeksi sistem komputer dan merusak, mencuri, atau memblokir akses data.

3. Serangan DDoS:
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) melibatkan banjir lalu lintas internet yang tinggi ke situs
web atau sistem komputer target, dengan tujuan membuatnya tidak tersedia bagi pengguna yang sah.

4. Phishing:
Menggunakan metode penipuan untuk memperoleh informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit,
atau data keuangan dengan menyamar sebagai entitas tepercaya melalui email, pesan instan, atau situs web
palsu.

5. Kejahatan Keuangan Online:


Termasuk penipuan kartu kredit, pencurian data keuangan, atau pencurian identitas secara online untuk
tujuan penipuan keuangan.
Sanksi yang diberlakukan terhadap pelaku tindak pidana cyberbervariasi tergantung pada yurisdiksi dan
seriusnya kejahatan yang dilakukan.

Contoh Kasus: Serangan Ransomware WannaCry (2017)

WannaCry adalah serangan ransomware yang melanda ribuan sistem komputer di seluruh dunia pada tahun
2017.
Serangan ini mengenkripsi data korban dan meminta tebusan dalam bentuk mata uang digital Bitcoin untuk
mendapatkan kunci dekripsi.
Analisis:

1. Pelaku:
Serangan WannaCry diduga dilakukan oleh sekelompok peretas atau kelompok kriminal yang menggunakan
teknik eksploitasi kerentanan dalam sistem operasi Windows.
Kelompok tersebut dikenal dengan nama "Lazarus Group," yang diduga terkait dengan pemerintah Korea
Utara.

2. Perbuatan:
Serangan WannaCry menggunakan metode penyebaran yang luas melalui jaringan, menginfeksi komputer
dan memanfaatkan kerentanan dalam protokol file sharing SMB (Server Message Block).
Setelah masuk ke sistem, WannaCry secara otomatis mengenkripsi file pada komputer korban dan
menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam Bitcoin untuk mendapatkan kunci dekripsi.

3. Sanksi:
Mengenai sanksi, karena pelaku belum teridentifikasi secara pasti, belum ada sanksi yang ditegakkan secara
spesifik untuk kasus WannaCry.
Namun, tindakan seperti serangan ransomware dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum dalam berbagai
yurisdiksi.
Pada umumnya, serangan semacam itu dapat dikenakan sanksi pidana, termasuk penjara bagi pelaku yang
terbukti, dan denda berdasarkan hukum yang berlaku dalam negara terkait.

Anda mungkin juga menyukai