UU Terbaru Koperasi Tahun 2012 Pengganti UU Kop No
UU Terbaru Koperasi Tahun 2012 Pengganti UU Kop No
25 Tahun 1992
"UU Perkoperasian yang baru ini akan menggantikan UU No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian yang telah berumur 20 tahun. UU baru ini diharapkan dapat
merevitalisasi peran koperasi dalam perekonomian nasional sekaligus menjawab
berbagai tantangan era baru ini. Juga melindungi masyarakat dari praktik-praktik
penipuan yang mengatasnamakan koperasi," tutur Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang
Ekonomi dan Keuangan sekaligus Anggota Panja RUU Perkoperasian Sohibul Iman
dalam keterangannya, Kamis (18/10/2012).
Dia mengatakan, koperasi memiliki peran strategis dalam tata ekonomi nasional
berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalam rangka menciptakan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Karena itu, perlu adanya regulasi, kelembagaan, dan infrastruktur yang kuat. UU
Perkoperasian baru ini, ujar Sohibul, bakal jadi infrastruktur hukum dan memberikan
ruang yang luas untuk pengembangan koperasi di Indonesia.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan
pentingnya sosialiasi dilakukan secara menyeluruh, karena rangkaian sosialisasi sangat
panjang hingga menyentuh lapisan masyarakat paling bawah.
”Semakin panjang rangkaian sosialiasi, miss-leading makin berpeluang. Karena
itu, seluruh instansi pemerintah melalui bidang kehumasan harus optimal,” katanya
pada pertemuan Forum Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) di Auditorium
Kementerian Koperasi dan UKM hari ini, Kamis (13/12/2012).
Sosialisasi Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 menjadi
penting bagi pemerintah, karena merupkan pengimplementasian ekonomi kerakyatan
melalui koperasi yang ditetapkan sebagai salah satu pilar perekonomian nasional
bersama Perusahaan BUMN.
Menurut dia, Bidang Hubungan Masyarakat di setiap instansi pemerintah, harus
mampu menjelaskan posisi koperasi dalam sistem perekonomian Indonesia kepada
masyarakat luas. Artinya, koperasi yang benar-benar menjalankan prinsip
perkoperasian sesuai undang-undang.
Jika ada koperasi menyalahkangunakan wewenang dengan cara membawa lari
dana anggotanya, itu pasti bukan koperasi yang berbadan hukum koperasi. Akan tetapi
usaha yang mengatasnamakan badan usaha koperasi.