Skripsi
Oleh:
MUH. KHAIDIR
30300118036
﷽
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas rahmat dan kasih sayang-
Nya yang telah memberi nikmat iman, kesehatan, serta kekuatan kepada penulis
sehingga skripsi yang berjudul “Konsep ‘Azi>zun Haki>m dalam al-Qur’an” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda nabi Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, tabi’in dan kaum
muslimin.
Sebuah pepatah mengatakan “Saat makan buah, ingatlah orang yang menanam
pohonnya.” Penulis sangat menyadari penyusunan skripsi ini tak lepas dari banyaknya
pihak yang telah berjasa mau membantu baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Oleh karena itu, tiada lagi kata yang
paling ingin disampaikan oleh penulis selain ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada seluruh pihak tanpa terkecuali. Berkat bantuan dan rasa kepedulian dari
semuanya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan
1. Arhaf M Syarif (Ayah) dan Irma M. M.Pd (Ibu) selaku orang tua dari penulis.
Ucapan terima kasih dan rasa cinta yang sangat dalam penulis sampaikan kepada
anak-anaknya dan juga senantiasa memberi nasihat serta dorongan kepada penulis
2. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. sebagai Rektor UIN Alauddin
Makassar dan Prof. Dr. Mardan, M.Ag, Dr. Wahyuddin, M.Hum, Prof. Dr.
ii
iii
Darussalam, M.Ag, Dr. H. Kamaluddin, M.Ag selaku Wakil Rektor I, II, III, IV
UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
3. Dr. Muhsin, S.Ag., M.Th.I selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, dan
Dr. Hj. Rahmi D., M.Ag, Dr. Hj. Darmawati H., M.H.I., Dr. Abudullah Thalib,
S.Ag. M.Ag., selaku Wakil Dekan I, II, dan III yang selalu memberikan pelayanan
yang baik selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
4. Dr. Hj. Aisyah Arsyad, S.Ag., M.A. dan Yusran, S.Th.I., M.Hum. selaku Ketua
dan Sekretaris Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir atas segala ilmu, arahan serta
bantuan yang diberikan selama penulis menempuh jenjang perkuliahan hingga
5. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Muhsin, S.Ag., M.Th.I dan Dr. Hj. Aisyah Arsyad, S.Ag., M.A. selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II penulis yang dengan tulus, sabar, serta ikhlas
arahan, serta ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Selain itu, ucapan terima kasih dari penulis kepada Dr. H. Muhammad Sadik
Sabry, M.Ag dan Dr. Abdul Ghany, S.Th.I., M.Th.I selaku penguji I dan penguji
II yang telah memberikan tanggapan, saran serta kritik yang membangun kepada
penulis selama ujian hingga dapat memberikan yang terbaik untuk skripsi penulis.
penulis selama menjadi mahasiswa di fakultas ini. Selain itu, kepada seluruh
iv
jajaran staf akademik yang dengan telaten dan sabar melayani kami dalam
8. Bapak dan Ibu kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar beserta staf-stafnya
9. Terima kasih juga kepada semua teman-teman yang telah membantu penulis
bantuan kepada penulis mulai dari awal penyusunan skripsi hingga selesai.
10. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan, mahasiswa IQT angkatan
2018 khususnya IQT R1 2018 yang telah berbagi ilmunya selama ini dan mau
Pada akhirnya, penulis hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih melalui
tulisan ini dan mendo’akan semoga segala bantuan yang telah diberikan bernilai
ibadah di sisi Allah swt. dan juga penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat
kepada para pembaca. A<mi>n ya> rabb al-‘a>lami>n.
Muh. Khaidir
30300118036
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... xv
2. Metode Pendekatan.................................................................................. 13
v
vi
A. ‘Azi>z ............................................................................................................... 44
1. ‘Izzah )(عزة............................................................................................... 45
2. ‘Izzan ) (عزا............................................................................................... 53
3. ‘Azzaza ) (عزز........................................................................................... 55
B. Haki>m ............................................................................................................. 57
1. H{ikmah )(حكمة..................................................................................... 58
2. Uh}kimat ) (أحكمت................................................................................. 65
3. Muh}kama>t )(حمكمات............................................................................... 66
4. Yatah}ak> amu ) (يتحاكم.............................................................................. 67
A. Kesimpulan ................................................................................................... 89
B. Implikasi........................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 91
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin
adalah sebagai berikut.
1. Konsonan
د Dal D De
ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)
ر Ra R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy es dan ye
ص S{ad S{ es (dengan titik di bawah)
ض D{ad D{ de (dengan titik di bawah)
ط T}a T{ te (dengan titik di bawah)
ظ Z}a Z zet (dengan titik di bawah)
ع ‘Ain ‘A apostrof terbalik
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
viii
ix
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ء Hamzah ’ apostrof
ى Ya Y Ye
Hamzah ) (ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir maka diketik dengan tanda (‘).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal
atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang
ا Fath}ah a A
ا Kasrah i I
ا D{ammah u U
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Contoh:
َنم: na>ma
فيه: fi>hi
ي قول: yaqu>lu
4. Ta>’ Marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau
mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan
ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang (al-) serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’
احلكمة : Al-H{ikmah
العَّزة : Al-‘Izzah
5. Tasydi>d
Tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda
tasydi>d )ّ( dalam transliterasi ini dilambangkan dengan pengulangan huruf
ربَّنا : rabbana>
احلق: Al-H{aqq
Jika huruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah
القوي: Al-Qawi>
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurufَ ( الalif
lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti
biasa, (al-), baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah.
Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar
(-). Contoh:
الدخان: Al-Dukha>n
الفاِتة : Al-Fa>tih}ah
xii
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, ia
Contoh:
َبس : Ba’sun
شيء : Syai’un
احلمد : Al-Hamdu
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau
sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia
akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau
hamzah.
Contoh:
اّلل
َّ دينdi>nulla>h ِب َّّللbilla>h
Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} aljala>lah,
ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:
اّلل
َّ هم ِف رْحةhum fi> rahmatilla>h
10. Huruf Kapital
Huruf kapital biasanya digunakan untuk huruf nama (orang, tempat, bulan, dll)
dan huruf pertama pada awal kalimat. Jika sebuah nama didahului oleh kata sandang
(al-) maka yang diketik dengan huruf kapital tetap huruf awal dari nama tersebut. Jika
terletak di awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang (al-) itu diketik kapital.
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang
didahului oleh kata sandang (al-), baik ketika ia berada dalam teks maupun dalam
catatan rujukan seperti (CK, DP, CDK, dan DR). Contohnya :
Al-Qurt}ubi
xiv
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu> (bapak
dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan
Contoh: ‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni> Abu> Al-H{asan, ditulis menjadi: Abu>
Al-H{asan, ‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni>. (bukan: Al-H{asan,
‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni> Abu>)
B. Daftar Singkatan
Cet. = Cetakan
H = Hijriah
M = Masehi
h. = Halaman
ABSTRAK
NIM : 30300118036
Pokok pembahasan skripsi ini adalah konsep ‘azi>zun h}aki>m dalam al-Qur’an.
‘Azi>z dan h}aki>m merupakan dua nama dan sifat Allah swt. di antara sekian banyak
nama dan sifat-Nya. Penyampaian tentang nama-nama dan sifat Allah itu ditujukan
kepada hamba-Nya untuk diimani (mensucikan-Nya dari nama-nama buruk) dan
sekaligus meneladaninya. Namun, saat ini banyak terjadi pelanggaran terhadap
hukum-hukum Allah dan tak sedikit pelakunya merupakan seorang muslim. Tindak
tanduk mereka tidak mencerminkan keimanan mereka terhadap asma> al-husna-Nya.
Kesadaran akan nama dan sifat Allah itu perlu disegarkan kembali agar seorang hamba
bisa lebih baik lagi dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu, dalam skripsi ini
disusunlah beberapa rumusan masalah, yaitu: a.) Apa hakikat ‘azi>zun h}aki>m dalam
al-Qur’an, b.) Bagaimana bentuk pengungkapan ‘azi>zun h}aki>m dalam al-Qur’an, c.)
Apa manfaat memahami ‘azi>zun h}aki>m dalam al-Qur’an.
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif
yang bersifat kepustakaan melalui pendekatan ilmu tafsir dan linguistik atau bahasa.
Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode maud}u>i. Disini peneliti
mengumpulkan ayat-ayat terkait ‘azi>zun h}aki>m lalu memaparkan makna term
tersebut dalam ayat-ayat tadi. Kemudian memahami munasabah ayat-ayat tersebut
baik dengan ayat sebelum maupun sesudahnya dan dalam surah yang sama atau di
surah yang berbeda.
Hasil penelitian ini menunjukkan;‘azi>zun h}akim adalah gabungan dari dua
nama dan sifat Allah yang sering dirangkaikan dalam satu kalimat untuk menunjukkan
bahwa keperkasaan Allah swt. tidak akan menimbulkan tindakan yang buruk atau
keputusan yang tidak adil. Begitu pun sebaliknya, kebijaksanaan Allah swt. dalam
menetapkan sesuatu itu disertai dengan kekuatan dan kemuliaan penuh tanpa cacat
sehingga tiada sesuatu pun yang dapat membendung-Nya. Itulah yang
membedakannya dengan makhluk. Lalu, bentuk pengungkapan kedua term tersebut
dalam al-Qur’an memiliki pemaknaan yang berbeda-beda tergantung pada konteks
ayat. Contohnya seperti kata ‘izzah jika itu disematkan kepada Allah maka maknanya
kemuliaan, tapi jika itu disematkan kepada orang kafir maka dimaknai kesombongan.
Di antara manfaat memahami ‘azi>zun h}akim adalah dapat menyadarkan kita
khususnya para pembaca agar tidak menyalahgunakan kelebihan yang dimiliki karena
sejatinya itu hanya titipan dari Allah swt. sebagai zat Maha Perkasa yang bisa
menjatuhkannya kapan saja dan sebagai motivasi agar kita terus berusaha untuk
menjadi pribadi yang bijaksana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Allah swt. memiliki nama-nama baik atau dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah asma> al-h}usna. Dalam bahasa arab, asma> merupakan bentuk jamak dari kata
ism yang berarti nama dan husna artinya baik, jadi asma> al-h}usna adalah nama-nama
baik. Dalam QS T{a>ha/20: 8 Allah swt. berfirman :
إ َّن َّّلل تسعةً وتسعني اْسا مائةً إالَّ واح ًدا من أحصاها دخل اْلنَّة
Artinya:
Sesungguhnya milik Allah sembilan puluh sembilan nama, barang siapa
yang menjaganya maka pasti masuk surga.2
sehari-hari. Contohnya, nama-nama itu kita gunakan ketika bermunajat kepada Allah
1
Lajnah pentashihan Mushaf al-Qur’an Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya:
Edisi Penyempurnaan 2019 (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an,2019), h. 440.
2
Muhammad fu’ad Abdul Baqi, Al-lu’lu’ wal Marja>n : Shahi>h Bukha>ri Muslim (Jakarta: PT
Elex Media Kompotindo, 2017), h.999.
1
2
و َّّلل األْساء احلس َٰن فادعوه ِبا ۖ وذروا الَّذين ي لحدون ِف أْسائه ۚ سيجزون ما كانوا ي عملون
Terjemahnya:
Dan Allah memiliki asma> al-husna (nama-nama yang terbaik). Maka,
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (asma> al-husna) itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka
kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.3
Misalnya kita sedang dalam situasi terancam maka kita bisa berdo’a kepada
Allah swt. untuk meminta perlindungan dari bahaya tersebut dengan menyertakan
nama-Nya al-’azi>z (Maha Perkasa) atau al-qawi> (Maha Kuat) dalam do’a kita. Asma>
al-h}usna yang kita sebutkan disesuaikan dengan hajat kita. Contoh lain, ketika kita
mau meminta pertolongan karena terseret ke dalam perkara pidana yang bukan
merupakan kesalahan kita, maka kita bisa meminta kepada Allah dengan menyebut
disesuaikan dengan apa yang menjadi hajat kita dalam do’a yang dipanjatkan.
Selain itu, ada juga bentuk pengamalan asma> al-h}usna yang tak kalah penting
selain sebagai wasilah do’a, yakni meneladani apa yang terkandung dalam setiap
nama-nama Allah itu. Misalnya, al-’azi>z adalah nama Allah yang menunjukkan
keperkasaan, hegemoni dan kekuatan yang tak terbatas. Manusia yang memahami dan
meneladani al-‘azi>z ini akan lahir padanya sikap tunduk kepada Allah swt. dan tidak
akan bersikap angkuh dengan kelebihan yang dimilikinya karena ia sadar ada zat yang
jauh lebih perkasa darinya, sebuah keperkasaan tak terbatas yang dapat
Salah satu contohnya bisa kita lihat dari kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Beliau adalah khalifah Bani Umayyah yang terkenal dengan keadilannya, kejujuran,
3
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 238.
3
seorang tamu pergi ke rumah kediaman beliau, tamu itu melihat seorang perempuan
yang berpakaian lusuh dan seorang lelaki yang bergelimang pasir sedang memperbaiki
rumahnya. Ketika orang tersebut bertanya, ternyata perempuan yang ditanyainya itu
adalah Fatimah istri khalifah, orang itu pun terkejut luar biasa. Dia merasa takut
sekaligus kagum. Lalu dia menanyakan lagi “kenapa anda tidak menutup diri dari
lelaki tukang kerok pasir itu?”, Fatimah menjawab sambil tersenyum “itulah Amirul
Mukminin, suamiku”. Orang itu pun terkejut dan beristigfar. Dia melihat
kesederhanaan khalifah yang begitu luar biasa. Padahal, dia bisa saja hidup glamor
dan mewah dengan segala fasilitas-fasilitas utama yang bisa ia raih dengan
kedudukannya sebagai raja. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, bahkan yang
membantu melayani tamu merupakan anaknya sendiri. Yang dilihat oleh tamu
tersebut adalah bahwa khalifah Umar bin Abdul Aziz bahkan tidak memiliki pelayan
Itulah contoh karakter orang yang penuh ketawaduan meski telah memiliki
banyak keutamaan dibanding orang pada umumnya. Itu karena ia meyakini bahwa
segala sesuatunya hanyalah titipan Allah semata baik itu kelebihan fisik, harta,
kedudukan dan lain sebagainya. Seharusnya seseorang yang diberi kelebihan oleh
Allah swt. baik berupa fisik, harta atau jabatan, kelebihan itu dipergunakan untuk
membantu yang lemah atau yang kurang mampu bukan malah sebaliknya. Itu bisa
4
Hasballah Thaib dan Zamakhsyari Hasballah, Kumpulan Kisah Teladan (Medan: Perdana
Mulya Sarana, 2012), h. 153.
4
terwujud jika seseorang dapat memahami makna azi>zun h}aki>m dan mengamalkannya
dengan baik.
Bisa kita lihat secara umum seorang muslim mungkin akan mengaku bahwa
dirinya telah mengimani nama dan sifat-sifat Allah tapi pada kenyataannya perilaku
Sebuah contoh yang sudah tak asing lagi bagi kita yaitu pejabat yang
Ada juga yang sering terjadi di lingkungan kecil dimana orang-orang dengan
fisik kuat suka merundung orang-orang yang fisiknya lemah atau sebagian orang
kadang bersikap sinis terhadap anak yatim dan fakir miskin mentang-mentang dirinya
memiliki kelebihan harta dan kedudukan. Ini semua bentuk-bentuk pelanggaran yang
menurut peneliti disebabkan karena kurangnya kesadaran akan zat pemilik kemuliaan
karena mereka tidak menyadari bahwa ada zat yang lebih superior dari mereka.
ي قولون ل ِٕىن َّرجعنآ اَل المدي نة ليخرج َّن االعز من ها االذ َّل و َّٰلل العَّزة ولرسوله وللمؤمنني وَٰلك َّن
ࣖ المنَٰفقني ال ي علمون
Terjemahnya:
5
Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (dari perang Bani
Mustaliq), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah
dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-
orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui.5
ۤ ٌۢ
ࣖ ا َّٰلل لطيف بعباده ي رزق من يَّشاء ۚ وهو القوي العزي ز
Terjemahnya:
Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 6
Ada lagi satu contoh yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh
masyarakat dan cukup menyibukkan media dan para penegak hukum beberapa bulan
terakhir. Sebuah kasus yang melibatkan sejumlah oknum polisi telah melakukan
tindak kriminal terhadap sesama polisi. Diketahui bahwa salah satu perwira tinggi
pangkat jabatan dalam instansi kepolisian itu termasuk ranah yang sangat rawan
Sudah menjadi rahasia umum sering terjadi kasus serupa dimana ada pelanggar
ikatan kekeluargaan dengan anggota kepolisian atau memiliki hubungan dekat dengan
seorang perwira sehingga perkaranya dimudahkan. Bahkan tak jarang yang terjadi
5
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 819.
6
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 706.
7
“Ferdy Sambo Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Terancam Hukuman Mati”, Detik
News. https://news.detik.com/berita/d-6225513/ferdy-sambo-dijerat-pasal-pembunuhan-berencana-
terancam-hukuman-mati (18 September 2022).
6
malah korban yang ditimpa hukuman akibat permainan politik di dalamnya. Polisi
Begitu pun dengan apa yang telah dilakukan oleh Ferdy Sambo merupakan
membunuh secara sadis anak buahnya sendiri yang merupakan anggota polisi yang
sangat dekat dengannya secara pribadi. Maka kita bisa menilai bahwa tidak menutup
kemungkinan akan lebih mudah lagi baginya untuk berbuat zalim pada warga biasa.
Allah mengabarkan kita nama dan sifat-sifat-Nya bukan hanya sekadar sebagai
bahan pelengkap do’a saja sebagaimana yang mungkin dipahami oleh sebagian orang
Akan tetapi, lebih jauh dari itu kita juga dianjurkan agar bisa memahaminya dengan
baik lalu mengambil pelajaran di dalamnya. Dengan adanya penelitian ini, walaupun
mungkin cuma sebatas bacaan tapi paling tidak bisa memberi wawasan baru secara
khusus tentang sifat Allah ‘azi>zun h}aki>m kepada para pembaca dengan harapan
kedepannya kita bisa lebih menyadari posisi kita di hadapan Allah swt. dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari penjelasan di atas maka peneliti menganggap masalah ini penting untuk
dibahas karena peneliti melihat belum ada penelitian yang membahas masalah ini
secara khusus sebelumnya sehingga peneliti tertarik memilih judul ini untuk dikaji.
Disini peneliti akan membahas mulai dari makna ‘azi>zun h}aki>m secara bahasa dan
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memahami judul di atas yaitu Konsep ‘Azi>zun H{aki>m dalam al-
Qur’an dengan metode penelitian tafsir maud}u>‘i maka berikut ini akan diuraikan
‘Azi>zun h}aki>m merupakan gabungan dua nama Allah swt yakni ‘Azi>z dan
H{aki>m. Keduanya memiliki makna tersendiri. ‘Azi>z artinya Yang Memiliki Seluruh
Kemuliaan, baik itu kemuliaan kekuatan, kemenangan dan mencegah. ‘Azi>z sering
juga diartikan yang Maha Perkasa. Sedangkan H{aki>m berarti sang Pemilik Hikmah
yang Tinggi di balik penciptaan dan perintah-Nya.8 Penggabungan kedua nama ini
membawa makna yang lebih sempurna, yaitu bahwa keperkasaan Allah swt. disertai
dengan hikmah. Jika makhluk memiliki kekuatan atau kekuasaan atas sesuatu itu
8
Shalih bin ‘Abdil ‘Aziz Al-Sindi, Syarh Asma>il Husna li as-Sa’di, terj. Bisri Tujang, Sejenak
Mengenal Asma Dan Sifat-Sifat Allah. https://ibnumajjah.files.wordpress.com/2017/04asma-wa-
shifat.pdf (20 Oktober 2022), h. 6-14.
8
masih besar potensinya menimbulkan kezaliman, sedangkan dari nama ‘azi>zun h}aki>m
menunjukkan bahwa keperkasaan Allah swt. tidak akan menimbulkan tindakan yang
buruk atau keputusan yang tidak adil. Begitu pun sebaliknya, kebijaksanaan Allah
swt. dalam menetapkan atau memerintahkan sesuatu itu disertai dengan kekuatan dan
kemuliaan penuh tanpa cacat sehingga tiada sesuatu pun yang dapat membendung-
2. Al-Qur’an
Al-Qur’an yang dimaksud peneliti dalam judul ini adalah ayat-ayat yang
diakhiri dengan lafaz ‘azi>zun h}aki>m. Redaksi fa>silah10 dengan kata ‘azi>z yang
kata ‘azi>z kadang dipasangkan dengan qawi>, z\untiqa>m, rah}i>m, ‘ali>m, h}ami>d, gaffa>r
dan lain-lain.
D. Kajian Pustaka
paling esensial dalam sebuah penelitian karena fungsinya sebagai standar yang
menjadi pembeda antara penelitian yang sedang dilakukan dengan penelitian
Judul yang diangkat oleh peneliti ini tentunya memiliki kemiripan dengan
karya tulis lain, sebab pembahasan asma> al-h}usna dalam al-Qur’an sudah cukup
banyak dikaji oleh para akademisi. Oleh karena itu, peneliti telah melakukan kajian
9
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Al-Qawa>id al-Mus\la> fi> s}ifa>t Alla>h Ta’a>la wa Asma> al-
Husna (Cet. VI; Riyadh: Mada>r al-Wat}an li al-Nasyr, 2008), h. 12-13.
10
Istilah untuk penutup atau kalimat akhir dari sebuah ayat.
9
pustaka dalam bentuk buku, artikel, jurnal ataupun sumber bacaan lainnya dan
menemukan sebuah perbedaan antara judul yang peneliti angkat dengan literatur yang
ada. Berdasarkan dari hasil penelusuran, maka peneliti telah menemukan literatur
sebuah tesis yang disusun oleh Mohd Hisyam Abdul Rahim yang berisikan
tersebut disebutkan salah satu tokoh orientalis barat bernama Richard Bell (w.
1952) tampil sebagai sosok yang begitu vokal mengkritik al-Qur’an dari
rima-rima yang berbeda dan tidak serasi dalam fa>silah itu merupakan bukti
bahwa al-Qur’an bukanlah wahyu Allah swt. akan tetapi buatan Rasulullah
saw. sendiri. Dengan alasan itu pula dia menganggap al-Qur’an itu sesuatu
satu kesatuan yang padu sebagai sebuah kitab. Kajian tersebut bersifat
kualitatif dengan analisis data induktif dan deduktif serta komparatif.
kecocokan atau tidak berhubungan sama sekali itu keliru. Kajian keserasian al-
diketahui bahwa yang menjadi titik fokus dalam penelitian tersebut adalah
yang akan diteliti oleh peneliti disini adalah terfokus pada term‘azi>zun h}aki>m
dalam ayat alquran yang sering kita temui di akhir ayat dan manfaat
2. Sebuah jurnal yang berjudul Konsep Nama-Nama Allah Menurut Imam Al-
Gaza>li (Sebuah Tinjauan Semiotik) oleh Sakim Sujatna diterbitkan pada tahun
2018 berisikan tentang konsep nama-nama Allah menurut pemikiran Al-
Ghaza>li ditinjau dari sisi ilmu semiotika yang terkait dengan nama-nama
ataupun tindakan menamai adalah sesuatu yang berbeda dan tidak sinonim.
Akan tetapi, walaupun nama-nama itu berbeda tetap saja antara satu dengan
yang lainnya saling terkait. Al-Gaza>li hanya menyebutkan satu makna untuk
satu nama yang mana dinilainya paling dekat ketika dijumpai satu nama yang
termasuk di antaranya yang peneliti temukan adalah al-’azi>z yang ditinjau dari
3. Dalam jurnal Majma’ sebuah artikel berjudul “Ala>qah ism Alla>h Ta’a>la “al-
judul yang akan diteliti oleh peneliti karena objek penelitiannya sama, tapi
Syarh Ism min Asma> Alla>h al-H{usna: al-’Azi>z, lalu diterjemahkan “Penjelasan
Asma Allah (al-’Azi>z)” oleh Muzaffar Sahidu pada tahun 2010 secara khusus
membahas tentang asma Allah yakni al-’azi>z. Dalam tulisa>n tersebut, al-’azi>z
Qurthu>bi, Ibnu Katsir dan Ibnul Qayyim. Di akhir tulisa>n itu, kita disuguhkan
tersebut mengandung makna tak seorang pun yang dapat mencegah dan
menolak perintah Allah swt, Dzat yang tidak akan pernah dikalahkan dan
ditundukkan. Dalam tulisa>n tersebut, nama Allah al-’azi>z belum ditinjau dari
segi tafsir al-Qur’an, maka dari itu peneliti akan mencoba mengkajinya dari
segi tafsir.
12
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara kerja secara ilmiah dalam
tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu, dalam proses penelitian ada beberapa
unsur yang harus diperhatikan, yaitu metode, data, tujuan dan kegunaannya. Adapun
yang dimaksud dengan ilmiah yaitu penelitian yang bersifat rasional, 11 empiris,12 dan
sistematis.13
Dalam metodologi penelitian ini, data yang telah diperoleh diolah mengikuti
1. Jenis Penelitian
pada metode ini dilakukan dengan kondisi alamiah tidak berpola serta penelitiannya
bersifat luas.14 Adapun jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah penelitian
11
Penelitian tersebut dilakukan secara masuk akal sehingga mampu dijangkau oleh nalar
manusia.
12
Dalam proses penelitian tersebut, melibatkan panca indera sehingga orang lain mampu
mengamati.
13
Penelitian tersebut menggunakan langkah-langkah tertentu sehingga bersifat logis.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cet. XXVI; Bandung:
Alfabeta, 2017), h. 7.
15
Merupakan bentuk penelitian yang memusatkan data objek kejian melalui literature yang
terkait, baik berupa buku, jurnal, majalah dan sebagainya.
13
pengambilan data dan bahan penelitiannya pada literatur literatur yang ada baik
penelitian tafsir ijma>li,17 muqa>ran,18 tahli>li19 dan maud}u>‘i.20 Pada penelitian ini
penulis akan menggunakan metode maud}u>‘i. Metode ini merupakan metode penelitian
al-Qur’an dengan membahas ayat-ayat yang sesuai dengan tema atau judul yang telah
ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan, dihimpun lalu dianalisa kandungan ayat-ayat
2. Metode Pendekatan
a. Pendekatan Tafsir
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling utama dalam kajian al-
Qur’an, mengingat bahwa al-Qur’an adalah kitab yang berbahasa Arab, diturunkan
di Arab, serta dijelaskan melalui tafsir yang juga berbahasa Arab. Oleh karena itu,
pada kajian ini peneliti menggunakan kitab-kitab tafsir para ulama dalam menjelaskan
objek penelitian ini secara analisis dan komprehensif.22
16
Nursapia Harahap, “Penelitian Kepustakaan”, Iqra 8, no. 1 (2014): h. 68.
17
Model penelitian tafsir dengan menjelaskan makna ayat secara umum.
18
Model penelitian tafsir dengan melakukan perbandingan baik antara pemikiran, tokoh,
budaya dan sebagainya.
19
Model penelitian tafsir yang bersifat analisis dan mendalam terhadap ayat yang dijadikan
sebagai objek kajian.
20
Model penelitian yang bersifat luas, dikarenakan dalam prosesnya, semua ayat yang terkait
dengan tema penelitian akan dihimpun.
21
Abd. Muin Salim, dkk, Metodologi Penelitian tafsir Maudu>i, h. 44
22
Abd. Muin Salim, dkk, Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu>‘i (Makassar: Pustaka al-
Zikra),h. 91.
14
b. Pendekatan Linguistik
digunakan untuk memahami isi kandungan al-Qur’an yang berbahasa arab. Selain itu,
dipersyaratkan bagi peneliti untuk mengetahui seluk beluk dari bahasa tersebut, baik
dari segi nahwu, balaghah dan sebagainya.23 Akan tetapi pada penelitian ini, tidak
semua istilah atau kosakata yang terdapat dalam al-Qur’an merupakan objek kajian,
melainkan penulis hanya memfokuskan pada term ‘azi>zun h}aki>m yang mana itu bisa
majalah dan sejenisnya, baik yang dalam bentuk cetak maupun digital. Penelitian ini
menetapkan al-Qur’an sebagai sumber rujukan primer, serta didukung oleh literatur
sekunder.
primernya adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir baik yang klasik maupun
a. Pengolahan data
23
Ummi Kalsum Hasibuan, dkk, “Tipologi Kajian tafsir: Metode Pendekatan dan Corak dalam
Mitra Penafsiran al-Qur’an, Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah 2, no. 2 (2020): h. 240.
15
Berikut ini merupakan langkah dan teknik pengolahan data yang akan dilakukan
sebagai berikut:
2) Menghimpun ayat-ayat yang terkait dengan tema penelitian baik itu berkaitan
dan madaniyah.
b. Analisis data
1) Interpretasi Linguistik
24
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir, h. 57.
16
karena perubahan pola sebuah kata seperti yang dipelajari dalam ilmu s}araf.
struktural ungkapan dalam sebuah kalimat (dalam hal ini berkaitan dengan
ilmu nah}wu ).
e) Interpretasi ensiklopedis yaitu membahas makna berdasarkan pengertian-
2) Interpretasi Sistematis
istilah muna>sabah yang secara bahasa bermakna keserupaan atau kedekatan dan secara
terminologi bermakna keterkaitan atau hubungan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain, antara ayat yang satu dengan ayat yang lain bahkan antara satu
surah dengan surah yang lain. Jadi peneliti menelusuri makna sebuah ayat dan ayat
berikutnya kemudian mengaitkan makna-makna tersebut secara logis.26
25
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’i (Makassar: Pustaka Al-
Zikra, 2011), h. 155.
26
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’i. h. 189-190.
17
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut:
a. Kepentingan Ilmiah
b. Kepentingan Praktis
mentadabburi nama-nama dan sifat agung Allah khususnya sifat ‘azi>z dan h}akim-Nya.
Sebab itu akan melahirkan sikap tawa>d}u pada diri kita terhadap apapun yang kita
miliki di dunia ini sehingga terhindar dari perbuatan atau sikap-sikap yang tercela.
BAB II
1. ‘Azi>z
‘Azi>z merupakan salah satu nama dan sifat Allah. Kata tersebut berasal dari
kata عَّز yang artinya kuat.27Al-Zajja>j berkata: “Dialah Yang Maha Kuat yang
mengatasi segalanya. Dia adalah Dzat yang tiada semisal dengan-Nya. Dialah yang
memberikan kehormatan kepada siapa pun yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-
Nya.”28
Al-Qurt}u>bi berkata; “al-’azi>z artinya yang kuat, yang tak dapat dijangkau dan
tidak pula dapat dikalahkan.” Dan juga Ibnu Katsir mengatakan al-’azi>z artinya yang
pun yang dapat menghina karena kekuatan, keagungan, keperkasaan dan kebesaran
1. Mulia dengan kekuatan, makna ini ditunjukkan oleh nama Allah al-qawi>
dan al-mati>n.
27
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Cet.II; Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 926.
28
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-‘Arab, Jilid V (Iran: Nasyr adab al-Hauzah, 1984), h. 374.
29
Amin bin Abdullah al-Syaqawi, Syarh Ism min Asma> Alla>h al-H{usna: al-’azi>z, terj. Muzaffar
Sahidu, Penjelasan Tentang Nama Allah (al-’azi>z) (Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah,
2010), h. 3.
18
19
2. Mulia dengan kekokohan. Dialah zat yang Maha Kaya. Dia tidak
membutuhkan seorang pun dan tidak seorang pun yang mampu memberikan
hal, semuanya tunduk dan takluk pada kebesaran-Nya, pasrah pada semua kehendak-
Nya, tidak ada sesuatu apapun bergerak di alam ini kecuali dengan kekuasaan dan
kekuatan-Nya.30
Menurut Imam al-Gaza>li, ‘azi>z adalah Dia yang sedemikian penting, sangat
dibutuhkan dan sangat sulit diakses. Kalau ketiga makna tersebut tidak terkumpul,
maka istilah ‘azi>z tidak akan digunakan. Hanya Allah sajalah yang penuh dengan
mencapai Dia dalam pengertian memahami dzat-Nya, dan hanya Allah sajalah yang
mengetahui Allah. Jadi, Dia benar-benar utama dan benar-benar mulia dan dalam hal
2. H{aki>m
Kata h}aki>m berasal dari حكمmakna asalnya adalah منعyaitu mencegah atau
30
Amin bin Abdullah al-Syaqawi, Syarh Ism min Asma> Alla>h al-H{usna: al-’azi>z.
https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_Penjelasan_tentang_Salah_Satu_Asma>ul_Hus
na_al_’Azi>z.pdf (12 September 2022).
31
Sakim Sujatna, “Konsep Nama-Nama Allah Menurut al-Ghazali”, JAQFI: Jurnal Aqidah dan
Filsafat Islam. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/download/9556/4639 (12 September
2022).
20
sebuah kalimat adalah حكمةartinya tali kekang, sehingga orang arab biasanya
mengatakan حكمت الدَّابَّةartinya saya menghentikan tunggangan itu dengan hikmah.
, ألنه مينع اخلصمني من التظامل: و ْسي احلاكم حاكما. املنع: أصل "ح ك م" ِف الكالم
و حكمت فالَن ِتكيما منعته عما, ألهنا متنعها من اْلماح,و حكمت الدابة ْسيت حكمة
.يريد
Beliau menjelaskan bahwa h}aki>m dari kata حكم yang bermakna منعartinya
mencegah. Dan hakim dikatakan حاكمkarena dia menangani dua pihak yang sedang
berselisih untuk mencegahnya dari keburukan (kezaliman/ketidakadilan). Dan
dikatakan الدابَّة
َّ حكمتkarena dia mencegah hewan tersebut melarikan diri.32
Al-Halimiy rah}imahulla>h berkata,
atau melakukan sesuatu kecuali yang benar. Dan memang sudah seharusnya Allah
disifati begitu karena perbuatan-Nya yang selalu tepat, karya-Nya yang sempurna, dan
tidaklah perbuatan sempurna lagi benar itu nampak kecuali dari Yang Maha Bijak.
Jika kita melihat ucapan para ulama dalam menjelaskan kata احلكيم, kita dapat
menemukan bahwa mereka sepakat Allah swt. adalah zat yang Maha Bijaksana dalam
32
Maha Fahim Said Yusuf, “Ala>qah ism Alla>h Ta’a>la “al-h}aki>m” bi ism Alla>h Ta’a>la “al-
’azi>z”, Majma’, no.34 (Oktober 2020): h. 71-72.
33
Maha Fahim Said Yusuf, “Ala>qah ism Alla>h Ta’a>la “al-h}aki>m” bi ism Alla>h Ta’a>la “al-
’azi>z”, h. 72.
21
tempatnya.
1. ‘Azi>z
Dalam al-Qur’an kata ‘azi>z telah disebutkan sebanyak 97 kali dan kebanyakan
dipasangkan dengan kata h}aki>m . Kadang kala ia dipasangkan dengan kata lain seperti
rahi>m, ‘alim, qawi>, z}untiqa>m, gaffa>r dan lain-lain.34 Contohnya sebagai berikut.
a. QS Al-Syu’ara>/26: 9
الرحيم َّ و
َّ ان ربَّك َلو العزي ز
Terjemahnya:
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Mahaperkasa lagi Maha
Penyayang.35
b. QS A<li ‘Imra>n/3: 4
من ق بل ه ًدى للنَّاس وان زل الفرقان ە ا َّن الَّذين كفروا ِبَٰيَٰت َٰاّلل َلم عذاب شديد و َٰاّلل عزي ز
ذو انتقام
Terjemahnya:
Sebelum (turunnya Al-Qur’an) sebagai petunjuk bagi manusia, dan
menurunkan Al-Furqān (pembeda yang hak dan yang batil). Sesungguhnya
orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang
sangat keras. Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). 36
c. QS Al-An’a>m/6: 96
34
Muh{ammad Fu’a>d ‘Abdul Baqi>, al-Mu’jam al-Mufah{ras li al-Fa>z{ al-Qur’an> al-Kari>m,
(Kairo: Da>r al-Kita>b al-Mis}riyyah, 1364 H), h. 459-461.
35
Lajnah pentashihan Mushaf al-Qur’an Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya:
Edisi Penyempurnaan 2019 (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an,2019), h. 523.
36
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 65.
22
ۚ
ً فالق االصباح وجعل الَّيل سكنًا َّوالشَّمس والقمر حسب
اَن َٰذلك ت قدي ر العزيز العليم
Terjemahnya:
(Dia) yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat,
serta (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.37
d. QS S{ad/38: 66
Kata عزي زberasal dari akar kata yang terdiri dari dua huruf yaitu عdan زyang
maknanya menunjuk pada kekukuhan dan kemantapan. Dari situlah kemudian muncul
makna-makna baru sesuai dengan konteks dan bentuk mud{ari>-nya.39 Jika bentuknya
(ya’azzu) maka itu artinya menguatkan, sehingga tidak dapat dibendung atau diraih.40
Allah adalah al-’azi>z, yang Maha Mengalahkan siapa pun yang melawan-Nya
dan tidak terkalahkan oleh siapa pun. Dia juga yang tidak ada sama-Nya dan tidak
juga dapat dibendung kekuatan-Nya, atau diraih kedudukan-Nya. Dia begitu tinggi
37
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 190.
38
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 666.
39
Kata kerja sekarang atau yang akan datang.
40
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid X (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 13.
23
sehingga tidak dapat disentuh oleh keburukan dan kehinaan. Jadi, dari situlah juga al-
Imam al-Gaza>li menetapkan tiga syarat yang harus terpenuhi untuk dapat
1) Peranan yang sangat penting dan sedikit sekali wujud yang sama
dengannya.
2) Sangat dibutuhkan
3) Sulit untuk diraih/disentuh.
Bilamana tidak berkumpul ketiga hal tersebut, maka sesuatu itu tidak layak
disebut ‘azi>z. Kata beliau “mungkin ada sesuatu yang jarang wujudnya, tetapi dia
tidak memiliki peranan penting dan tidak pula banyak manfaatnya, maka ia bukanlah
sesuatu yang ‘azi>z. Begitu juga mungkin ada yang besar peranannya, banyak
manfaatnya, jarang samanya, tapi tidak sulit meraihnya, maka dia pun tidak bisa
disebut ‘azi>z”. Dari pernyataan ini, imam al-Gazali memberi perumpamaan matahari
yang di dalam tata surya tidak ada bandingannya, memiliki peran yang besar dan
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi, namun dia tidak dinamai ‘azi>z karena
tidak sulit bagi siapa pun untuk menyaksikannya.
karena tidak ada yang lebih sedikit dari satu. Maka dalam hal ini Allah adalah wujud
yang paling ‘azi>z karena bukan hanya “sedikit” tapi bahkan tidak ada wujud yang
khayalan, apalagi dalam kenyataan. Demikian juga dalam hal kebutuhan dan kesulitan
untuk diraih itu hanya ada pada dzat Allah swt karena bukankah tidak ada yang lebih
mengenal Allah kecuali Allah sendiri? Bukankah Dia yang mengherankan jika dibahas
Ayat di atas menunjukkan kalau Allah adalah pemilik ‘izzah yang sejati, maka
2. H{aki>m
mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun
perbuatan. Bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan/diperhatikan akan
mendatangkan maslahat yang lebih besar atau menghalangi terjadinya mudarat yang
lebih besar. Makna tersebut ditarik dari kata حكمةyang berarti kendali. Makna ini
sejalan dengan apa yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa orang arab
41
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid X (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 188.
42
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 627.
25
menjadi liar atau mencegah kendaraan mengarah ke arah yang tidak diinginkan. 43
Jadi, memilih perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari
hikmah, bahkan memilih yang terbaik dan sesuai dari dua hal yang buruk pun disebut
pengetahuan dan tindakan yang diambilnya sehingga dia akan tampil dengan penuh
percaya diri, tidak berbicara dengan ragu, atau cuma mengira-ngira dan tidak pula
’azi>z itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa ketetapan yang diambil Allah pasti
dilaksanakan-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya, tidak satu pun yang dapat
menghalangi terlaksananya kehendak itu dan ketetapan tersebut akan berlaku secara
1. Qawi>
Al-Qawi> ) ( القويasal katanya adalah ق وىyang tersusun dari tiga huruf yaitu
qaf, wau dan ya>, maknanya adalah kuat. Ia merupakan antonim dari kata ضعيفyang
43
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid X (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 189.
44
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid X (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 189.
45
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , h. 189.
26
muqwi>n ) (مقوينkarena orang maupun untanya itu kuat (dalam arti mampu secara
fisik) untuk melakukan perjalanan yang jauh.46 Kata ini ditemukan sebanyak 4 kali
a. QS Hu>d/11: 66
ۤ
ف ل َّما جاء امرَن َنَّي نا َٰصل ًحا َّوالَّذين اَٰمن وا معه برْحة منَّا ومن خزي ي وم ِٕىذ ا َّن ربَّك هو القوي
العزي ز
Terjemahnya:
Ketika keputusan Kami datang, Kami menyelamatkan Saleh dan orang-orang
yang beriman bersamanya berkat rahmat dari Kami serta (Kami
menyelamatkannya juga) dari kehinaan hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.47
Ayat ini berkisah tentang dakwah nabi Saleh kepada kaumnya yaitu kaum
S|amud, tanggapan mereka terhadap nabi Saleh dan dukungan kebenarannya dengan
mukjizat unta betina serta pembinasaan mereka yang ingkar dengan suara teriakan
b. QS al-Syu>ra/42: 19
ۤ ٌۢ
ࣖ ا َّٰلل لطيف بعباده ي رزق من يَّشاء ۚ وهو القوي العزي ز
Terjemahnya:
46
Abu Husain Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyyah al-Qaswai>ni> al-Ra>zi, Mu’jam Maqa>yis al-
Lugah, juz V, (Beirut: Dar al-Fikr), h. 36.
47
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 316.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>rul Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj. Abdul
48
Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid VI (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 362-366.
27
Dalam tafsir al-Muni>r ayat ini dikelompokkan dengan ayat sebelumnya, mulai
dari ayat 15 sampai dengan ayat 19 yang berisikan tentang perintah berdakwah,
kesepakatan.50
terpecah, ragu, berselisih mengenai agama dan menyeru untuk bersepakat bersatu di
atas agama yang lurus.51 Ayat 16 membicarakan tentang orang-orang yang mendebat
agama Allah setelah diturunkan bukti-bukti kepada mereka. Hujjah mereka sama
berargumen, “Nabi dan kitab kami lebih dulu daripada nabi dan kitab kalian.
Bukankah kalian mengatakan bahwa mengikuti yang telah disepakati adalah lebih
utama daripada mengikuti yang masih diperselisihkan? Kenabian Musa dan kebenaran
Muhammad tidaklah disepakati. Oleh karena itu, mengikuti agama Yahudi berarti
lebih utama”.52
49
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 706.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
50
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XIII (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 63.
51
Wahbah al-Zuhaili, At-Tafsi>rul Muni>r: Fil ‘Aqidah wasy-Syari>ah wal Manhaj, terj. Abdul
Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, h. 66.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
52
Allah mengancam orang-orang yang ingkar dengan adzab di hari Kiamat. Ayat 19
siksa terhadap makhluk-Nya dan bahkan tetap memberi rezeki kepada seluruh hamba-
Nya tanpa terkecuali baik yang saleh maupun yang durhaka. Oleh karena seluruh
pengingkaran terus diupayakan oleh kaum kafir baik itu melalui jalur peperangan
c. QS Al-Hadi>d/57: 25
ۚ
لقد ارسلنا رسلنا ِبلب ينَٰت وان زلنا معهم الكتَٰب والمي زان لي قوم النَّاس ِبلقسط وان زلنا احلديد فيه
ࣖ َبس شديد َّومنافع للنَّاس ولي علم َٰاّلل من يَّنصره ورسله ِبلغيب ا َّن َٰاّلل قوي عزي ز
Terjemahnya:
Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-
bukti yang nyata dan Kami menurunkan bersama mereka kitab dan neraca
(keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Kami menurunkan besi yang
mempunyai kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi manusia agar Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun
(Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 53
53
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 799.
29
Menurut penjelasan para ulama mengenai titik korelasi dan relevansi antara
kitab, neraca (keadilan), dan besi yang disebutkan dalam ayat ini adalah bahwa agama
itu memiliki dua aspek, yaitu aspek aqidah dan aspek muamalah, atau bisa juga disebut
aspek pokok dan aspek cabang. Aspek aqidah atau aspek pokok tidak bisa terwujud
kecuali dengan kitab samawi, terlebih jika itu sesuatu yang bersifat
mu'jiz.54Sedangkan aspek muamalah atau aspek cabang, tidak bisa berjalan dengan
baik, teratur, dan tertata secara sistematis melainkan dengan neraca, yaitu keadilan.
Nah, di sini harus ada penopang yang melindungi dan menjamin eksistensi dan
berlakunya sistem dan tatanan syari'at. Penopang tersebut adalah besi untuk mendidik
dan mendisiplinkan orang yang meninggalkan dua aspek tersebut. Ini mengisyaratkan
Besi dalam ayat ini disifati َبسmengandung makna قويartinya kuat. Dengan
sifat itulah sehingga besi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat berbagai
peralatan perang, industri alat-alat berat, bangunan-bangunan besar dan lain
sebagainya.56
Penggalan kalimat terakhir "...ولي علم َٰاّلل من يَّنصره ورسله ِبلغيب..." itu
maksudnya Allah cuma ingin melihat keberadaan orang yang membela agama-Nya
serta siapa yang mau menolong dan membela rasul-rasul-Nya dengan penuh
54
Hal ajaib atau kejadian yang sukar dijangkau oleh nalar manusia.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
55
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XIV (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 363.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
56
keikhlasan, ketulusan, kesungguhan, dan niat yang baik dengan menggunakan besi
Lalu firman-Nya, عزي ز ا َّن َٰاّلل قوي sebuah penegasan bahwa sebetulnya kalau
Allah mau turun tangan secara langsung tentu sangat mudah karena Allah itu Maha
Kuat, Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Digdaya, Maha Mengalahkan lagi Maha
Menang. Allah tidak kesulitan untuk menolak sikap melampaui batas dan agresi
tanpa sedikit pun membutuhkan bantuan mereka. Akan tetapi, Allah memerintahkan
kaum mukminin berjihad itu demi kepentingan dan kebaikan mereka sendiri, supaya
d. QS Al-Muja>dalah/58: 21
۠
َب اَن ورسلي ا َّن َٰاّلل قوي عزي ز
َّ كتب َٰاّلل الغل
Terjemahnya:
Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.”
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.58
bermakna batang leher. Orang yang kasar dan besar batang lehernya dinamai أغلب
kemudian dari sinilah غلب diartikan dibekuk atau dikenai batang lehernya. Siapa
yang melakukan hal tersebut berarti dia mengalahkan atau bisa disebut menang.59
Kemudian ayat ini ditutup dengan sifat Allah قويyang dirangkaikan dengan
عزي ز untuk memperjelas bahwa yang demikian itu pasti berlaku karena di dalam
menjadi kehendak-Nya maka tidak ada siapa pun atau apa pun yang dapat
membendung-Nya.60
Kita bisa melihat dari empat ayat di atas semuanya ditutup dengan kalimat
القوي العزي زdan ternyata masing-masing dari ayat tersebut memiliki kesamaan antara
satu dengan yang lainnya. Pertama, keempat ayat tersebut sama-sama menceritakan
mengenai kaum-kaum yang ingkar terhadap risalah yang dibawa oleh para nabi.
Kedua, semuanya ditutup dengan قوي عزيز bukan tanpa alasan, melainkan sebagai
perlawanan mereka itu sia-sia dan sama sekali tidak dapat memberi bahaya kepada
Allah swt selaku zat yang Maha Kuat dan Maha Perkasa serta tidak pula dapat
mengalahkan kaum mukminin baik di dunia maupun di akhirat. 61
59
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid 14 (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 92.
60
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jilid XIV
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 92.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
61
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XIV (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 436.
32
Dalam al-Qur’an, istilah untuk ayat-ayat yang ditilik dari kronologi turunnya
itu dibagi antara ayat makkiyah dan ayat madaniyah. Pengadaan istilah tersebut
digunakan untuk menunjukkan bahwa setiap ayat itu memiliki waktu, tempat dan
maksud diturunkannya. Oleh sebab itu, ada tiga macam perspektif untuk membedakan
Pertama; Dari segi waktu turunnya. Makkiyah adalah ayat yang diturunkan
sebelum hijrah sekalipun bukan di Mekah. Dan madaniyah adalah ayat yang
diturunkan sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah. Kedua; Dari segi tempat
turunnya. Makkiyah adalah ayat yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti Mina,
Arafah, dan Hudaibiyah. Sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah
dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sil. Ketiga; Dari segi sasarannya. Makkiyah
adalah ayat yang seruannya ditujukan kepada penduduk Mekah, sedangkan madaniyah
adalah ayat yang seruannya ditujukan kepada penduduk Madinah. Menurut pandangan
ini, salah satu tanda perbedaannya adalah jika di dalam ayat itu ada seruan “ya> ayyuha>
al-na>s” maka itu adalah makkiyah. Dan jika ayat tersebut berisi seruan “ya>
ayyuhallaz\i>na a>manu>” maka itu berarti ayat itu madaniyah.62
1. Ayat-Ayat Makkiyah
Adapun ayat-ayat ‘azi>zun h}aki>m yang termasuk kategori ayat makkiyah dalam
a. QS Al-Nahl/ 16: 60
62
Manna’ al-Qat}t}a>n, Maba>h{is fi> ‘Ulum al-Qur’a>n, terj. H. Aunur Rafiq el-Mazni, Pengantar
Studi Ilmu al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 73-74.
33
c. QS Al-Ru>m/ 30: 27
ۚ وهو الَّذي ي بدؤا اخللق ُث يعيده وهو اهون عليه وله المثل االع َٰلى ِف السموت واالر
ض وهو َٰ َٰ َّ َّ
العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengembalikannya
(menghidupkannya) lagi (setelah kehancurannya). (Hal) Itu lebih mudah bagi-
Nya. Milik-Nyalah sifat yang tertinggi di langit dan di bumi. Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.66
d. QS Luqman/ 31: 9
63
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 381.
64
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 574.
65
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 577.
66
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 585-586.
34
e. QS Saba’/ 34: 27
ۤ
قل ارون الَّذين احلقتم به شركاء ك َّال بل هو َٰاّلل العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Katakanlah, “Perlihatkanlah kepadaku (sesembahan) yang kamu sertakan
dengan-Nya sebagai sekutu-sekutu. Tidaklah (sama). Akan tetapi, Dialah
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”68
f. QS Fa>t}ir/ 35: 2
ٌۢ ْۙ
ما ي فتح َٰاّلل للنَّاس من َّرْحة فال ُمسك َلا ۚوما ميسك فال مرسل له من ب عده وهو العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, tidak ada
yang dapat menahannya. (Demikian pula) apa saja yang ditahan-Nya, tidak
ada yang sanggup untuk melepaskannya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.69
g. QS Al-Zuma>r/ 39: 1
h. QS Ga>fir/ 40: 8
67
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 593.
68
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 621.
69
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 626.
70
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 668.
35
ۤ
ربَّنا وادخلهم جَٰنت عدن الَِّت وعد ََّّتم ومن صلح من اَِٰب ِٕىهم وازواجهم وذريَٰتهم انَّك انت
ْۙ
العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Wahai Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah
Engkau janjikan kepada mereka serta orang yang saleh di antara nenek
moyang, istri, dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.71
i. QS Al-Ja>s\iyah/ 45: 2, 37
j. QS Al-Ah}qa>f/ 46: 2
2. Ayat-Ayat Madaniyah
71
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 681-682.
72
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 728.
73
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 733.
74
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 733.
36
ربَّنا واب عث فيهم رسوًال من هم ي ت لوا عليهم اَٰيَٰتك وي علمهم الكتَٰب واحلكمة وي زكيهم انَّك انت
العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan
hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”75
ۤ ٌۢ
فان زللتم من ب عد ما جاءتكم الب ينَٰت فاعلمٓوا ا َّن َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
Maka, jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) setelah bukti-bukti kebenaran
yang nyata sampai kepadamu, ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.76
االخرة ويس لونك عن الي ت ََٰٰمى قل اصالح ََّلم خْي وان ُتالطوهم فاخوانكم و َٰاّلل َٰ ِف الدن يا و
ۤ
ي علم المفسد من المصلح ولو شاء َٰاّلل العن تكم ا َّن َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
tentang dunia dan akhirat. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad)
tentang anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah
baik.” Jika kamu mempergauli mereka, mereka adalah saudara-saudaramu.
Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan.
Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 77
ۤ
ِف ارحامه َّن انٓ والمطلَّ َٰقت يَتبَّصن ِبن فسه َّن ث َٰلثة ق روء وال َيل َل َّن ان يَّكتمن ما خلق َٰاّلل
االخر وب عولت ه َّن احق برده َّن ِف َٰذلك ان ارادٓوا اصال ًحا وَل َّن مثل الَّذي
َٰ ك َّن ي ؤم َّن ِب َّٰلل والي وم
ۖ
عليه َّن ِبلمعروف وللرجال عليه َّن درجة و َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
Para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali
qurū’ (suci atau haid). Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang
75
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 26.
76
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 43.
77
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 46.
37
diciptakan Allah dalam rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan
hari Akhir. Suami-suami mereka lebih berhak untuk kembali kepada mereka
dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki perbaikan. Mereka (para
perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang patut. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan atas mereka. Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.78
ۖ
اعا اَل احلول غْي اخراج ۚ فان خرجن
ً َّ ت م م ه اج
و زال ً َّ َّ اج
ة ي صو ا ً والَّذين ي ت وفَّون منكم ويذرون ازو
ِف ان فسه َّن من َّمعروف و َٰاّلل عزي ز حكيم ٓ فال جناح عليكم ِف ما ف علن
Terjemahnya:
Orang-orang yang akan mati di antara kamu dan meninggalkan istri-istri
hendaklah membuat wasiat untuk istri-istrinya, (yaitu) nafkah sampai setahun
tanpa mengeluarkannya (dari rumah). Akan tetapi, jika mereka keluar
(sendiri), tidak ada dosa bagimu mengenai hal-hal yang patut yang mereka
lakukan terhadap diri mereka sendiri. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.79
واذ قال اب َٰرهيم رب ارن كيف ِتي الموتَٰى قال اومل ت ؤمن قال ب َٰلى وَٰلكن ليطم ِٕى َّن ق لِب قال
فخذ ارب عةً من الطَّْي فصره َّن اليك ُثَّ اجعل ع َٰلى كل جبل من ه َّن جزءًا ُثَّ ادعه َّن َيتي نك
سعيًا واعلم ا َّن َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Dia (Allah) berfirman,
“Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi
agar hatiku tenang.” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu, ambillah empat
ekor burung, lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah). Kemudian,
letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari tiap-tiap burung. Selanjutnya,
panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.”
Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 80
78
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 48.
79
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 52.
80
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 58.
38
Dialah (Allah) yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana yang Dia
kehendaki. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.81
ٌۢ ۤ ۤ
شهد َٰاّلل انَّه الٓ ا َٰله اَّال ه ْۙو والم َٰل ِٕىكة واولوا العلم قا ِٕى ًما ِبلقسط الٓ ا َٰله اَّال هو العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (Allah) yang menegakkan
keadilan. (Demikian pula) para malaikat dan orang berilmu. Tidak ada tuhan selain
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.82
ا َّن َٰهذا َلو القصص احلق ۚ وما من ا َٰله اَّال َٰاّلل وا َّن َٰاّلل َلو العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Sesungguhnya ini benar-benar kisah yang hak. Tidak ada tuhan selain Allah,
dan sesungguhnya Allahlah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.83
وما جعله َٰاّلل اَّال بش َٰرى لكم ولتطم ِٕى َّن ق لوبكم به وما النَّصر اَّال من عند َٰاّلل العزيز احلكي ْۙم
Terjemahnya:
Allah tidak menjadikannya (pertolongan itu) kecuali hanya sebagai kabar
gembira bagi (kemenangan)-mu dan agar hatimu tenang karenanya. Tidak ada
kemenangan selain dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 84
ا َّن الَّذين كفروا ِبَٰيَٰتنا سوف نصليهم َن ًرا كلَّما نضجت جلودهم بدَّلنَٰهم جلوًدا غْيها ليذوقوا
العذاب ا َّن َٰاّلل كان عزي ًزا حكي ًما
Terjemahnya:
Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami
masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 85
81
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 65.
82
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 68.
83
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 76.
84
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 88.
85
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 117.
39
بل َّرف عه َٰاّلل اليه وكان َٰاّلل عزي ًزا حكي ًما
Terjemahnya:
Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya. Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.86
رس ًال مبشرين ومنذرين لئ َّال يكون للنَّاس على َٰاّلل ح َّجة ٌۢ ب عد الرسل وكان َٰاّلل عزي ًزا حكي ًما
Terjemahnya:
(Kami mengutus) rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah
rasul-rasul itu (diutus). Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 87
ان ت عذِبم فا َّهنم عبادك ۚوان ت غفر َلم فانَّك انت العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-
Mu. Jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.89
وما جعله َٰاّلل اَّال بش َٰرى ولتطم ِٕى َّن به ق لوبكم وما النَّصر اَّال من عند َٰاّلل ا َّن َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
Allah tidak menjadikannya (bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar
gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Kemenangan itu
86
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 139.
87
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 140.
88
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 153.
89
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 171.
40
hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.90
ۤ
اذ ي قول المنَٰفقون والَّذين ِف ق لوِبم َّمرض غَّر َٰٓهؤالء دي ن هم ومن يَّت وَّكل على َٰاّلل فا َّن َٰاّلل عزي ز
حكيم
Terjemahnya:
(Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit
dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh
agamanya.” (Allah berfirman,) “Siapa pun yang bertawakal kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”91
والَّف بني ق لوِبم لوان فقت ما ِف االرض َجي ًعا َّمآ الَّفت بني ق لوِبم وَٰلك َّن َٰاّلل الَّف ب ي ن هم انَّه
عزي ز حكيم
Terjemahnya:
Dia (Allah) mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Seandainya
engkau (Nabi Muhammad) menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.92
ۖ
َٰ ماكان لنِب ان يَّكون له اس َٰرى ح َٰت ي ثخن ِف االرض تريدون عرض الدن يا و َٰاّلل يريد
االخرة
و َٰاّلل عزي زحكيم
Terjemahnya:
Tidaklah (sepatutnya) bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia
dapat melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda
duniawi, sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.93
f. QS Al-Taubah/ 9: 40, 71
90
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 244.
91
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 252.
92
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 254.
93
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 255.
41
اَّال ت نصروه ف قد نصره َٰاّلل اذ اخرجه الَّذين كفروا َثن اث نني اذ ُها ِف الغار اذ ي قول لصاحبه
ۚ
ال ِتزن ا َّن َٰاّلل معنا فان زل َٰاّلل سكي ن ته عليه وايَّده ِبن ود َّمل ت روها وجعل كلمة الَّذين كفروا
السف َٰلى وكلمة َٰاّلل هي العليا و َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
Jika kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah
menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah),
sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua,
ketika dia berkata kepada sahabatnya, “Janganlah engkau bersedih,
sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka, Allah menurunkan ketenangan
kepadanya (Nabi Muhammad), memperkuatnya dengan bala tentara
(malaikat) yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir
itu seruan yang paling rendah. (Sebaliknya,) firman Allah itulah yang paling
tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.94
ۤ
والمؤمن ون والمؤمنَٰت ب عضهم اولياء ب عض َۤيمرون ِبلمعروف وي ن هون عن المنكر ويقيمون
الزَٰكوة ويطي عون َٰاّلل ورسوله اوَٰل ِٕىك سْيْحهم َٰاّلل ا َّن َٰاّلل عزي ز حكيم
َّ الص َٰلوة وي ؤت ون
َّ
Terjemahnya:
Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) makruf dan
mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 95
g. QS Al-Fath}/ 48: 7, 19
الس َٰم َٰوت واالرض وكان َٰاّلل عزي ًزا حكي ًما
َّ و َّٰلل جن ود
Terjemahnya:
Milik Allahlah bala tentara langit dan bumi. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.96
94
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 265-266.
95
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 272.
96
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 747.
42
Dan harta rampasan perang yang banyak yang dapat mereka ambil. Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.97
h. QS Al-H{adi>d/ 57: 1
ۚ سبح َّٰلل ما ِف السموت واالر
ض وهو العزي ز احلكيم َٰ َٰ َّ َّ
Terjemahnya:
Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.98
i. QS Al-H{asyr/ 59: 1, 24
ۚ سبح َّٰلل ما ِف السموت واالر
ض وهو العزي ز احلكيم َٰ َٰ َّ َّ
Terjemahnya:
Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.99
ۚ هو َٰاّلل اخلالق البارئ المصور له االْس ۤاء احلسن يسبح له ما ِف السموت واالر
ض وهو العزي ز َٰ َٰ َّ َٰ
ࣖ احلكيم
Terjemahnya:
Dialah Allah Yang Maha Pencipta, Yang Mewujudkan dari tiada, dan Yang
Membentuk rupa. Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit
dan di bumi senantiasa bertasbih kepada-Nya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.100
j. QS Al-Mumtahanah/ 60: 5
ۚ
ربَّنا ال َتعلنا فت نةً للَّذين كفروا واغفر لنا ربَّنا انَّك انت العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
97
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 750.
98
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 794.
99
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 805.
100
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 809.
43
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-
orang kafir. Ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 101
l. QS Al-Jumu>’ah/ 62: 1, 3
m. QS Al-Taga>bun/ 64: 18
101
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 811.
102
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 813.
103
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 816.
104
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 816.
105
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 822.
BAB III
A. ‘Azi>z
‘Azi>z dalam bahasa arab berasal dari akar kata ًعَّز – يعز – عًّزا – عَّزةً – عزازة
yang mengandung beberapa makna, di antaranya; ( الكرمkemuliaan), الشَّرف
(kehormatan), الق َّوة (kekuatan) dan الشدَّة (ketegasan).106 Kata ini juga diartikan
kemenangan, kekerasan, dan perkasa.107 Dikatakan الشَّيء عَّزitu berarti jarang adanya
atau sedikit adanya, ( ع َّز عليهmulia disisinya), ي أن ت فعل كذا َّ ( عَّز علsulit bagiku
perbuatan itu). Bila dikatakan عَّززهmaka bisa bermakna ( نصرهmenolongnya), عظَّمه
Definisi ‘azi>z pun lebih lanjut diungkapkan oleh al-Ragib al-As}fahany, beliau
mengatakan:
106
M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz XXII Juz “Wa Man Yaqnut”: Al-‘Izzah (Kemuliaan),
(Cet, I; Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2019), h. 4.
107
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah,
2010), h. 266.
108
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, h. 266.
109
M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz XXII Juz “Wa Man Yaqnut”: al-‘Izzah (Kemuliaan),
h. 4.
44
45
“al-‘izzah adalah status yang terhormat dan merupakan hasil dari pengetahuan
manusia tentang dirinya dan kehormatannya.”110
Bahkan kata عَّزةmenurut al-Ragib al-As}fahany, diambil dari istilah أرض عزاز
(ard}un ‘aza>z) yaitu tanah yang keras. Istilah itu menggambarkan seseorang yang keras,
enggan patuh dan tunduk.111 Setidaknya ada 3 bentuk lain dari kata ‘azi>z yang penulis
temukan dalam al-Qur’an, yakni: ‘( عَّزةizzah ), ‘( عًّزاizzan ), dan ‘( عَّززazzaza ). Ketiga
bentuk pengungkapan tersebut, masing-masing memiliki maknanya sendiri dalam
ayat. Bahkan, khusus kata ‘( عَّزةizzah ) itu disebutkan beberapa kali dalam konteks
yang berbeda dan melahirkan pemaknaan yang berbeda pula tergantung konteks
kalimatnya. Bentuk-bentuk pengungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. ‘Izzah ) ( ِع ّزة
a. Kesombongan
1) QS al-Baqarah/2: 206
واذا قيل له اتَّق َٰاّلل اخذته العَّزة ِبالُث فحسبه جهنَّم ولبئس المهاد
Terjemahnya:
Apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah
kesombongan yang menyebabkan dia berbuat dosa (lebih banyak lagi). Maka,
cukuplah (balasan) baginya (neraka) Jahanam. Sungguh (neraka Jahanam) itu
seburuk-buruk tempat tinggal.112
110
M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz XXII Juz “Wa Man Yaqnut”: Al-‘Izzah (Kemuliaan),
(Cet, I; Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2019), h. 4.
111
Indah Nur Hanifah, “Makna ‘Izzah Dalam Al-Qur’an Perspektif Semantik Toshihiko
Izutsu”, Skripsi (Semarang: Fak. Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo, 2021), h. 4.
112
Lajnah pentashihan Mushaf al-Qur’an Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya:
Edisi Penyempurnaan 2019 (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an,2019), h. 43.
46
dalam ilmu badi>’114 dan fungsinya adalah untuk menunjukkan bahwa kemuliaan yang
Mengenai sebab turunnya ayat ini, Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Suddi
mengaku masuk islam. Setelah pergi, ia melewati ladang dan sejumlah keledai milik
orang-orang Islam, lalu ia membakar ladang itu dan membunuh keledai.117 Maka
ajakan bertaqwa kepada Allah swt. Kata ‘izzah yang biasanya bermakna mulia, lalu
diikuti kata ‘is\m sesudahnya dan itu disematkan pada orang kafir maka berubah
makna menjadi kesombongan. ‘Izzah dalam hal ini adalah ‘izzah maz\mu>mah (tercela)
Dan bahkan jika kita melihat kembali definisi ‘izzah yang dikemukakan oleh
al-Ragib al-as}fahany di atas, kata tersebut terambil dari kata أرض عزازyang berarti
113
Tatmi>m adalah menyempurnakan kalimat agar maknanya jadi lebih bagus. Dalam kasus
ayat di atas, penambahan kata is\m menunjukkan bahwa kemuliaan yang dimaksud bukanlah kemuliaan
dalam arti positif sebagaimana yang biasanya dipahami, melainkan dalam arti negatif.
114
Ilmu yang mempelajari tentang keindahan suatu kalimat baik dari segi lafaz maupun makna.
115
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid I (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 460.
116
Nama aslinya adalah Ubay, salah seorang bangsawan Bani S|aqif dan memiliki status
terhormat di kalangan orang Arab. Ia dikenal cerdik, manis tutur katanya dan tampan. Dia adalah orang
yang mampu membuat Rasulullah saw. kagum karena kepiawaiannya berbicara tentang
kesungguhannya ingin memeluk islam dan meraih kemaslahatan dunia.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
117
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid I (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 460.
47
tanah yang keras (menggambarkan seseorang yang keras, enggan patuh dan tunduk).
Ciri itu sudah bisa kita lihat dari sikap al-Akhnas bin Syuraiq dalam ayat di atas.
2) QS S{ad/38: 2
Terjemahnya:
Akan tetapi, orang-orang yang kufur (berada) dalam kesombongan dan
permusuhan.118
Pada ayat 1 disebutkan والقراَٰن ذى الذكر yakni Allah bersumpah dengan al-
Qur’an untuk menegaskan tingginya nilai dan kedudukan Al-Qur'an. Makna الذكر ذى
adalah memiliki keterangan, kemuliaan, dan popularitas. 119 Ini seperti pada QS al-
Zukhruf/43: 44:
beriman dan bangga dengan kebatilan.121 Dan disini penulis menemukan bahwasanya
pemaknaan “sombong” dan “bangga” pada kata عَّزة dalam ayat 2 tersebut secara
118
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 658.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
119
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XII (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 157.
120
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 709.
121
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, h. 157.
48
kebahasaan ternyata masih sejalan dengan turunan kata عَّزitu sendiri, yaitu; – اعت َّز
ي عت ز yang berarti bangga atau sombong.122
3) QS al- Syu’ara>/26: 44
فالقوا حباَلم وعصيَّهم وقالوا بعَّزة فرعون ا ََّن لنحن الغَٰلب ون
Terjemahnya:
Lalu, mereka melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka seraya
berkata, “Demi kekuasaan Fir‘aun, sesungguhnya kamilah yang benar-benar
sebagai pemenang”.123
menantang nabi Musa beradu sihir, sebelum bertarung mereka bersumpah dengan
mengucapkan الغَٰلب ون بعَّزة فرعون ا ََّن لنحنmenunjukkan kalau Fir’aun sangat berkuasa
kala itu dan sifatnya yang bengis membuat semua rakyatnya takut dan tunduk
122
“i’tazza”, Kamus Arab Indonesia Al-Maany. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/ (5
Mei 2023).
123
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 526.
124
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 300.
49
44 memberi isyarat definisi yang sama. Sebab, ketiga ayat tersebut memang memiliki
konteks yang sama. Kata ‘izzah dalam al-Qur’an biasanya menunjuk pada
keperkasaan dan kemuliaan Allah swt. Namun jika itu dikaitkan dengan orang kafir
maka maknanya berubah. Seperti halnya pada ketiga contoh ayat di atas, penolakan
dan perlawanan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap ayat-ayat Allah
sehingga kata ‘izzah disitu berubah makna menjadi sesuatu yang negatif, tidak lagi
dimaknai sebagai “kemuliaan” melainkan “kesombongan”.
Khusus pada QS Al- Syu’ara>/26: 44, kata ‘izzah disitu memang tidak dimaknai
“sombong” secara eksplisit seperti kedua ayat lainnya. Sebab, memang begitulah
penggambaran dari Allah tentang ucapan sumpah yang digaungkan oleh para penyihir
penggunaan kata ‘izzah dalam konteks Fir’aun itu tetap saja mengandung makna
bahwa kekuasaan yang disombongkan atau kemuliaan yang diklaim oleh Fir’aun itu
tak lain hanyalah kekuasaan dan kemuliaan semu, bukanlah kekuasaan dan kemuliaan
b. Kemuliaan
sebagai berikut.
1) QS Fa>t}ir/35:10
َّ من كان يريد العَّزة فل َٰله العَّزة َجي ًعا اليه يص ۤعد الكلم الطَّيب والعمل
الصالح ي رف عه والَّذين
السياَٰت َلم عذاب شديد ومكر اوَٰل ِٕىك هو ي ب ور َّ ميكرون
Terjemahnya:
50
baik mukmin maupun musyrik. Namun ayat ini membatasi kemuliaan hanya menjadi
milik Allah, sehingga ia mengingatkan kepada semua pihak bahwa untuk meraih
kemuliaan itu, mereka harus mendekatkan diri kepada-Nya dan melakukan aktivitas
yang direstui-Nya. Kemuliaan itu diperoleh dengan amal-amal saleh yang dilakukan
ikhlas karena Allah dan hanya kepada-Nya bukan selain-Nya sehingga mereka
mendapat kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. Ayat ini sekaligus menjadi bantahan
terhadap mereka yang menduga bahwa kemuliaan dapat diraih tanpa menyesuaikan
diri dengan tuntunan Allah sebagaimana yang diduga oleh kaum musyrikin.126
definisi kemuliaan dalam pembahasan ini, Quraish Shihab dalam tafsirnya juga
mengungkapkan hal yang serupa bahwa kemuliaan adalah cermin pengetahuan dan
pada tempat yang sesuai dan semestinya.127 Inilah yang membedakannya dengan
keangkuhan. Keangkuhan adalah cermin ketidaktahuan manusia akan diri dan
sebenarnya (tidak menyadari posisi diri yang sebenarnya). Ciri tersebut tergambar
125
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 627.
126
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid XI
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 437.
127
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , h. 438.
51
maknanya antara lain; memperlakukan sesuatu secara wajar dan pada tempatnya
2) QS S{ad/38:82
ْۙ
قال فبعَّزتك الغوي نَّهم اَجعني
Terjemahnya:
(Iblis) berkata, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya.129
Ayat ini berisi sumpah iblis ketika ia dikutuk dan terusir pasca
pembangkangannya terhadap Allah swt. yang enggan melakukan sujud kepada nabi
Adam as. Ia secara terang menyampaikan niat buruknya untuk menyesatkan anak
kalimat sumpah ini kurang lebih sama seperti yang diucapkan oleh para penyihir
c. Kekuatan
128
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , h. 438.
129
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 667.
52
1) QS al-Muna>fiqu>n/ 63: 8
ي قولون ل ِٕىن َّرجعنآ اَل المدي نة ليخرج َّن االعز من ها االذ َّل و َّٰلل العَّزة ولرسوله وللمؤمنني وَٰلك َّن
ࣖ المنَٰفقني ال ي علمون
Terjemahnya:
Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (dari perang Bani
Mustaliq), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah
dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-
orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui.130
dominasi dan kekuatan serta mengklaim bahwa setelah mereka kembali dari perang
Bani Mustaliq mereka akan mengusir Rasulullah saw. dan kaum mukminin dari
Madinah.
Berdasarkan riwayat yang ada, tokoh sentral yang dibahas dalam ayat ini
adalah Abdullah bin Ubay bin Salul131. Ia berkata kepada teman-temannya, “Janganlah
kamu bersedekah kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah sampai
kaum mukminin adalah pihak yang lemah. Begitulah persangkaan mereka. Allah swt.
130
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 819.
131
Dia termasuk tokoh kaum muna>fiqu>n yang berpengaruh di Madinah bersama dengan Mugits
bin Qais dan Jadd bin Qais, yang memiliki bentuk fisik yang ideal, proporsional, tampan dan fasih. Dia
tokoh propaganda yang mengajak mundur 300 pasukan Rasulullah saw. saat perang Uhud, menuduh
Aisyah ra. berbuat serong dengan S{afwan, dll.
132
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: Fil ‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj. Abdul
Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XIV (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 598.
53
bahwa milik Allah-lah segala kekuatan, kemenangan, dominasi, dan kejayaan. Hanya
saja orang-orang munafik itu buta akan hal itu disebabkan kebodohan, kepongahan
2) QS Al-Nisa>/4: 139
ۤ
الَّذين ي تَّخذون ال َٰكفرين اولياء من دون المؤمنني اي ب ت غون عندهم العَّزة فا َّن العَّزة َّٰلل َجي ًعا
Terjemahnya:
(Yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? (Ketahuilah) sesungguhnya semua kemuliaan itu milik
Allah.134
2. ‘Izzan ) ( ِعزا
Lafaz ini disebutkan dalam QS Maryam/19: 81.
Kata عًّزا pada ayat ini dikaitkan dengan kata ًاََٰلة yang berarti mereka
mengadakan tuhan lain selain Allah yakni berhala-berhala sebagai pelindung untuk
mereka. Berhala-berhala itu hendak mereka jadikan sebagai pemberi syafa’at di sisi
Allah agar mereka tidak diazab.136 Makna عًّزا dalam ayat ini adalah penolong dan
133
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XIV (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 597.
134
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 135.
135
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 819.
136
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid VIII (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 430.
54
pelindung. Kata ini diungkapkan dalam bentuk tunggal karena kata ini bermakna
mas}dar yang artinya berhala-berhala yang mereka sembah itu dinilai bisa menjadi
sebab mereka akan memperoleh kemuliaan dan dengannya pula mereka terhindar dari
untuk mewanti-wanti sesuatu atau mengancam dan juga sebagai pembuka kalimat
untuk menarik perhatian mitra bicara. 139 Konteks ayatlah yang menentukan mana di
antara ketiga makna tersebut yang paling tepat. Jika kita melihat redaksi ayat di atas,
3. ‘Azzaza )(عزز
اذ ارسلنآ اليهم اث نني فك َّذب وُها ف عَّززَن بثالث ف قالٓوا ا ََّنٓ اليكم مرسلون
Terjemahnya:
(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka
mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang
137
Al-Qurt}u>bi, Tafsi>r Al-Qurt}u>bi: Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin lima>
Tad}ammanahu min al-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n, terj. Faturrahman dkk, Tafsir al-Qurt}u>bi, Jilid XI
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 396.
138
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 438.
139
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid VIII
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 243.
55
ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-
orang yang diutus kepadamu.”140
kalimat ف عَّززَن بثالث dengan takhfi>f dan tasydi>d artinya “Kami memperkuat dan
kalahkan dan Kami taklukkan” seperti firman Allah dalam QS S{ad/38: 23.
ا َّن َٰهذآ اخي له تسع َّوتسعون ن عجةً َّول ن عجة َّواحدة ف قال اكفلني ها وعَّزن ِف اخلطاب
Terjemahnya:
(Salah seorang berkata,) “Sesungguhnya ini saudaraku. Dia mempunyai
sembilan puluh sembilan ekor kambing betina, sedangkan aku mempunyai
seekor saja. Lalu, dia berkata, ‘Biarkan aku yang memeliharanya! Dia
mengalahkanku dalam perdebatan.”143
berkata maknanya adalah “Jika berbicara, pembicaraannya lebih lancar dariku dan jika
berkelahi pukulannya lebih keras dari pukulanku”. Kata ي عزه - عَّزه (dengan ‘ain
d}ammah pada kata kerja masa datang) dan ( عًّزاmas}dar ) maknanya adalah غلبهyang
berarti “mengalahkannya”.144 Pemaknaan kalimat tersebut sebagaimana dalam sebuah
140
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 636.
141
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, h. 266.
142
Al-Qurt}u>bi, Tafsi>r Al-Qurt}u>bi: Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin lima>
Tad}ammanahu min al-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n, terj. Faturrahman dkk, Tafsir al-Qurt}u>bi, Jilid XV
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 36.
143
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 661.
144
Al-Qurt}u>bi, Tafsi>r Al-Qurt}u>bi: Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin lima>
Tad}ammanahu min al-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n, terj. Faturrahman dkk, Tafsir al-Qurt}u>bi, Jilid XV
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 396.
56
ungkapan arab; ب َّز من عَّزyang dimaknai ( من غلب سلبsiapa yang menang, maka ia
berkuasa).145
bin Antikhas yang menyembah berhala. Nabi Isa mengutus 2 orang untuk mengajak
menyembuhkan orang yang buta, lepra dan lainnya sebagai tanda bukti bahwa mereka
berdua benar adalah utusan nabi Isa as. Mendengar kabar bahwa kedua orang tersebut
mengajak untuk meninggalkan berhala, sang r aja pun ingin memukul keduanya.
cambukan. Kabar itu terdengar oleh nabi Isa maka dia pun mengutus orang ketiga.”
Sebuah pendapat mengatakan orang yang ketiga itu adalah Syam’un al-S{afa,
pemimpin para pengikut nabi Isa as. yang diutus untuk menolong kedua utusan
sebelumnya. Dia bergaul baik dengan pengikut raja sehingga dia berhasil mengambil
hati mereka dan mereka pun tunduk kepadanya. Pesan itu kemudian disampaikan juga
kepada raja dan raja pun ikut tunduk sehingga ia menyatakan persetujuannya pada
ajaran agama yang disampaikan utusan nabi Isa dan rela dengan jalan yang
ditempuhnya.146
Dari kisah ini, kita melihat kehadiran utusan ketiga itu benar-benar
menguatkan dan menolong utusan kedua. Ia menguatkan bukti yang telah dibawa
145
Abu Husain Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyyah al-Qaswai>ni> al-Ra>zi, Mu’jam Maqa>yis al-
Lugah, juz IV, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), h. 39.
146
Al-Qurt}u>bi, Tafsi>r Al-Qurt}u>bi: Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin lima>
Tad}ammanahu min al-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n, terj. Faturrahman dkk, Tafsir al-Qurt}u>bi, Jilid XV
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 37-38.
57
sebelumnya oleh dua orang utusan pertama dan menolong keduanya dari hukuman
sang raja. Itulah makna penggunaan kata عَّززdalam al-Qur’an menurut ulama tafsir
yang merupakan salah satu turunan dari kata عَّزdalam pembahasan ini.
B. H{aki>m
Salah satu contoh penggunannya dalam sebuah kalimat adalah حكمت الدَّابَّةartinya
, ألنه مينع اخلصمني من التظامل: و ْسي احلاكم حاكما. املنع: أصل "ح ك م" ِف الكالم
و حكمت فالَن ِتكيما منعته عما. ألهنا متنعها من اْلماح,و حكمت الدابة ْسيت حكمة
.يريد
احلكيمberasal dari kata حكمyang bermakna منع
Beliau menjelaskan bahwa
Al-H{aki>m artinya yang memiliki h}ikmah dan h}ikmah itu sendiri artinya
mengetahui yang paling utama dari sesuatu dengan pengetahuan terbaik. Dan
147
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Cet.II; Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 286.
148
Maha Fahim Said Yusuf, “Ala>qah ism Alla>h Ta’a>la “al-Haki>m” bi ism Alla>h Ta’a>la “al-
‘Azi>z”, Majma’, no.34 (Oktober 2020): h. 71-72.
58
dikatakan juga, siapa yang mengetahui dengan baik detail dan rincian suatu perkerjaan
derivasi dan maknanya. Di antara bentuk-bentuk yang akan dibahas oleh peneliti,
1. H{ikmah )(حكمة
Kata ini disebutkan sebanyak 13 kali dalam al-Qur’an, yakni 5 kali dalam QS
al-Baqarah, 3 kali QS A<li ‘imra>n , 2 kali QS al-Nisa> dan masing-masing 1 kali pada
ربَّنا واب عث فيهم رسوًال من هم ي ت لوا عليهم اَٰيَٰتك وي علمهم الكتَٰب واحلكمة وي زكيهم انَّك انت
العزي ز احلكيم
Terjemahnya:
Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan
hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”150
كمآ ارسلنا فيكم رسوًال منكم ي ت لوا عليكم اَٰيَٰتنا وي زكيكم وي علمكم الكتَٰب واحلكمة وي علمكم
َّما مل تكون وا ت علمون
Terjemahnya:
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kepadamu), Kami pun
mengutus kepadamu seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari (kalangan) kamu
yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan
149
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-‘Arab, Jilid XII (Iran: Nasyr adab al-Hauzah, 1984), h. 140.
150
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 26.
59
151
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 31.
152
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 49.
153
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 55.
60
لقد م َّن َٰاّلل على المؤمنني اذ ب عث فيهم رسوًال من ان فسهم ي ت لوا عليهم اَٰيَٰته وي زكيهم وي علمهم
ۚ
الكتَٰب واحلكمة وان كان وا من ق بل لفي ض َٰلل مبني
Terjemahnya:
Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang
mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul
(Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-
benar dalam kesesatan yang nyata.156
154
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 60.
155
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 80.
156
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 96.
61
ام َيسدون النَّاس ع َٰلى مآ اَٰتَٰىهم َٰاّلل من فضله ۚ ف قد اَٰت ي نآ اَٰل اب َٰرهيم الكتَٰب واحلكمة واَٰت ي نَٰهم
مل ًكا عظي ًما
Terjemahnya:
Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya ? Sungguh, Kami telah menganugerahkan
kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah menganugerahkan
kerajaan (kekuasaan) yang sangat besar kepada mereka.157
ۤ
ولوال فضل َٰاّلل عليك ورْحته َل َّمت طَّا ِٕىفة من هم ان يضلوك وما يضلون اَّالٓ ان فسهم وما
يضرونك من شيء وان زل َٰاّلل عليك الكتَٰب واحلكمة وعلَّمك ما مل تكن ت علم وكان فضل َٰاّلل
عليك عظي ًما
Terjemahnya:
Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Nabi
Muhammad), tentu segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk
menyesatkanmu. Akan tetapi, mereka tidak menyesatkan, kecuali dirinya
sendiri dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Allah telah menurunkan
Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah) kepadamu serta telah mengajarkan
kepadamu apa yang tadinya belum kamu ketahui. Karunia Allah yang
dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.158
d. QS al-Ma>idah/110
اذ قال َٰاّلل يَٰعيسى ابن مرَي اذكر نعمِت عليك وع َٰلى والدتك اذ ايَّدتك بروح القدس تكلم
النَّاس ِف المهد وكه ًال ۚواذ علَّمتك الكتَٰب واحلكمة والتَّوَٰرىة واالَنيل ۚ واذ ُتلق من الطني كهي ة
ٌۢ
الطَّْي ِبذن ف ت ن فخ في ها ف تكون ط ًْيا ِبذن وتْبئ االكمه واالب رص ِبذن ۚ واذ ُترج الموتَٰى
ۤ
ن اسراءيل عنك اذ جئ ت هم ِبلب ينَٰت ف قال الَّذين كفروا من هم ان َٰهذآ اَّالٓ ِبذن ۚ واذ كففت ب
سحر مبني
157
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 117.
158
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 129.
62
Terjemahnya:
(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-
Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan
Ruhulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam
buaian dan setelah dewasa. (Ingatlah) ketika Aku mengajarkan menulis
kepadamu, (juga) hikmah, Taurat, dan Injil. (Ingatlah) ketika engkau
membentuk dari tanah (sesuatu) seperti bentuk burung dengan seizin-Ku,
kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya)
dengan seizin-Ku. (Ingatlah) ketika engkau menyembuhkan orang yang buta
sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. (Ingatlah)
ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan
seizin-Ku. (Ingatlah) ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan
mereka membunuhmu) pada waktu engkau mengemukakan kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka
berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”159
e. QS al-Nah}l/16: 125
ادع ا ََٰل سبيل ربك ِبحلكمة والموعظة احلسنة وجادَلم ِبلَِّت هي احسن ا َّن ربَّك هو اعلم ِبن
ض َّل عن سبيله وهو اعلم ِبلمهتدين
Terjemahnya:
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik
serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang
paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.160
f. QS S}ad/38: 20
159
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 169-170.
160
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 391.
161
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 660.
63
dirangkaikan dengan kata al-kita>b kecuali pada QS al-Nah}l/16: 125 dan S{ad/38: 20.
Meski demikian, semuanya tetap mengarah pada satu makna. Imam malik
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-kita>b ialah al-Qur’an dan yang
menakwilkan, dan pemahaman yang merupakan anugerah dan cahaya dari Allah.
putusan.162
makna yang kurang lebih sama, yakni kemampuan untuk dapat memahami dan
melaksakan sesuatu dengan benar, sesuai, wajar dan tepat. 163 Sebagaimana yang telah
dijelaskan juga pada poin sebelumnya, al-h}ikmah adalah عبارة عن معرفة أفضل األشياء
َبفضل العلوم artinya “mengetahui sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang
utama.”164
merupakan pemberian khusus yang tidak diberikan kepada manusia lainnya. Artinya,
disamping para rasul itu diberikan al-kita>b, mereka juga dianugerahi al-h}ikmah yakni
162
Al-Qurt}u>bi, Tafsi>r Al-Qurt}u>bi: Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin lima>
Tad}ammanahu min al-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n, terj. Faturrahman dkk, Tafsir al-Qurt}u>bi, Jilid II
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 309.
163
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid II (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 95.
164
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-‘Arab, Jilid XII (Iran: Nasyr adab al-Hauzah, 1984), h. 140.
64
langsung kepada rasul secara spesifik melainkan berisi tentang metode penyampaian
dakwah. Artinya, ada perintah yang berlaku secara umum kepada setiap muslim yang
tepat dalam penilaian dan pengaturan dengan bekal ilmu yang sangat baik, bahkan
memilih yang terbaik dari dua hal yang buruk pun disebut h}ikmah dan pelakunya itu
dengan tingkat kepandaian orang yang didakwahi. 166 Dalam hal ini, Said bin Ali bin
Wahif al-Qat}ani dalam kitabnya al-H{ikmah fi> Da’wah Ilalla>h Ta’a>la menguraikan
165
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid II (Cet.
I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 583.
166
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid VII
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 386.
65
Adapun menurut istilah syar’i artinya valid dalam perkataan dan perbuatan,
mengetahui yang benar dan mengamalkannya, bersikap wara’ dan meletakkan sesuatu
2. Uh}kimat ) ( أحكمت
Lafaz ini terdapat pada QS Hud/11: 1 sebagai berikut.
ۤ
ال َٰر كتَٰب احكمت اَٰيَٰ ته ُثَّ فصلت من لَّدن حكيم خب ْْۙي
Terjemahnya:
Alif Lām Rā. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya telah disusun dengan rapi
kemudian dijelaskan secara terperinci (dan diturunkan) dari sisi (Allah) Yang
Maha Bijaksana lagi Maha Teliti.168
Lafaz احكمت dalam ayat ini adalah fi’il ma>d}i majhu>l 169
yang asalnya dari
) أحكمdalam ayat ini adalah mencegah perkataan itu dari kerusakan, atau tersusun
dengan rapi, tidak saling bertentangan dan tidak ada kecacatan di dalamnya. Ibnu
Abbas berkata, “Maksudnya adalah tidak dihapus oleh suatu kitab dan inilah bedanya
167
Imam Dailami, “Komunikasi Secara Bi al-Hikmah Dalam al-Qur’an”, Jurnal Peurawi 2, no.
1 (2019): h. 24.
168
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 304.
169
Kata kerja lampau yang bersifat pasif.
170
“ah}kama”, Kamus Arab Indonesia Al-Maany. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/ (9
Mei 2023).
171
Al-Qurt}u>bi, Tafsi>r Al-Qurt}u>bi: Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin lima>
Tad}ammanahu min al-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n, terj. Faturrahman dkk, Tafsir al-Qurt}u>bi, Jilid IX
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 6.
66
disusun dengan rapi oleh al-H{aki>m (Yang Maha Bijaksana) dan keterangannya telah
dijelaskan secara terperinci oleh al-Khabi>r ( Yang Maha Mengetahui segala urusan
dan perkara).172
3. Muh}kama>t ) ( حمكمات
Kata ini ada di QS A<li ‘imra>n/3: 7 dan QS Muh ammad/47: 20 sebagai berikut.
a. QS A<li ‘imra>n/3: 7
ي ان زل عليك الكتَٰب منه اَٰيَٰت حمك َٰمت ه َّن ام الكتَٰب واخر مت َٰشب َٰهت فا َّما الَّذين ِف ٓ هو الَّذ
ۤ ۤ
ق لوِبم زيغ ف ي تَّبعون ما تشابه منه ابتغاء الفت نة وابتغاء َتويله ۚ وما ي علم َتوي له اَّال َٰاّلل والرَٰسخون
ِف العلم ي قولون اَٰمنَّا به كل من عند ربنا ۚ وما ي َّذ َّكر اَّالٓ اولوا االلباب
Terjemahnya:
Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi
Muhammad). Di antara ayat-ayatnya ada yang muhkamat, itulah pokok-pokok
isi Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang
dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat
yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah (kekacauan dan keraguan) dan
untuk mencari-cari takwilnya. Padahal, tidak ada yang mengetahui takwilnya,
kecuali Allah. Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman
kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat
mengambil pelajaran, kecuali ululalbab.173
b. QS Muhammad/47: 20
وي قول الَّذين اَٰمن وا لوال ن زلت سورة ۚفاذآ انزلت سورة حمكمة َّوذكر في ها القتال ْۙ رايت الَّذين ِف
ۚ
ق لوِبم َّمرض يَّنظرون اليك نظر المغشي عليه من الموت فاو ََٰل َلم
Terjemahnya:
172
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid VI (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 282.
173
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 66.
67
Kata muh}kama>t adalah bentuk jamak dari kata muh}kam yang merupakan ism
maf’ul 175 dari ah}kama.176Muh}kam artinya yang jelas dan tegas maksudnya, tidak ada
perbedaan di dalam pemaknaannya. Lafaz ini berasal dari kalimat الشَّيء أحكمyang
berarti mengokohkan dan melakukannya dengan baik dan sempurna. Jadi muh}kam
dalam hal ini artinya ayat yang diketahui takwil dan maknanya.177
امل ت ر اَل الَّذين ي زعمون ا َّهنم اَٰمن وا ِبآ انزل اليك ومآ انزل من ق بلك يريدون ان يَّتحاكمٓوا اَل
الطَّاغوت وقد امرٓوا ان يَّكفروا به ويريد الشَّيطَٰن ان يضلَّهم ض َٰل ًال ٌۢ بعي ًدا
Terjemahnya:
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan orang-orang yang
mengaku bahwa mereka telah beriman pada apa yang diturunkan kepadamu
(Al-Qur’an) dan pada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak
bertahkim kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk
mengingkarinya. Setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan
yang sangat jauh.178
174
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 743.
175
Isim yang dibentuk untuk menerangkan objek dari terjadinya suatu pekerjaan.
176
“muh}kam”, Kamus Arab Indonesia Al-Maany. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/ (10
Mei 2023).
177
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid II (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 182.
178
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 118.
68
Lafaz yatah}ak> amu yang disebutkan dalam ayat di atas berbentuk fi’il
maknanya adalah رف عا األمر إليه لي قضي ب ي ن هما,( التجأ إليهkedua pihak itu meminta
Jadi, derivasi kata al-h}aki>m di beberapa ayat dalam al-Qur’an yang penulis
sedikit pergeseran makna, tetap saja makna dari setiap lafaz tersebut tidaklah keluar
dari makna asalnya. Oleh karena itu semuanya masih saling terhubung satu sama lain.
Kata Makna
179
Kata kerja yang digunakan untuk menunjuk peristiwa sekarang dan masa depan.
180
Kata kerja yang menunjukkan peristiwa di masa lalu.
181
“Tah}a>kama”, Kamus Arab Indonesia Al-Maany. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/
(10 Mei 2023).
Ahmad Mukhtar Umar, Mu’jam al-Lugah al-‘Arabiyyah al-Mu’as}irah, Jilid I (Cet. I; Kairo:
182
Pada tabel di atas kita bisa melihat hubungan dari masing-masing lafaz
tersebut. Misalnya kita berangkat dari kata حكمةyang artinya mengetahui sesuatu
yang utama dengan ilmu yang utama. Seseorang jika dibekali skill dan pengetahuan
terbaik dalam mengerjakan/mengurus sesuatu, maka hasil dari pekerjaan yang dia
lakukan akan bagus dan terhindar dari kerusakan atau paling tidak meminimalisir
terjadinya kesalahan yang tidak perlu. Beda halnya jika yang melakukan pekerjaan itu
أحكمتyang Allah swt. pergunakan dalam ayat-Nya untuk menegaskan bahwa al-
Qur’an tidak mengandung kecacatan sebab ia merupakan kalam dari sang pencipta
dan pemilik ilmu terbaik tentang segala hal yang ada di alam semesta.
Kemudian, kata حمكمات juga masih berkaitan dengan kata حكمة yakni
sesuatu itu bisa menjadi حمكمات karena dijelaskan oleh orang yang arif, bijaksana
dan memiliki ilmu terbaik dalam hal itu sehingga tidak mengandung ambiguitas. Dan
sebaliknya, jika hal itu tidak dijelaskan oleh pemilik ilmu terbaik maka ada potensi
mengandung ambiguitas. Kata ini disebutkan dalam al-Qur’an untuk istilah ayat-ayat
yang maknanya sudah jelas (tidak ambigu) dalam al-Qur’an karena telah dijelaskan
oleh Allah sang pemilik hikmah sejati. Begitupun dengan kata ي تحاكم juga masih
berkaitan erat dengan kata حكمة yang artinya bertahkim. Dalam persengketaan,
urusan itu perlu diserahkan kepada orang yang memiliki حكمةagar dapat menangani
Adil menurut KBBI adalah; sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak,
berpegang pada kebenaran atau tidak sewenang-wenang.183 Dan bijaksana artinya arif,
Ada dua kutub penilaian jika kita berbicara mengenai pemimpin, apakah ia
disifati adil dan bijaksana atau zalim dan bodoh. Seorang pemimpin tak bisa lepas dari
penilaian tersebut karena pemimpin itu sebagaimana yang dipaparkan oleh Veithzal
Rivai adalah orang yang diberi kedudukan tertentu dalam suatu kumpulan dan
pemimpin itu ada tugas yang harus dia laksanakan. Jika ia berhasil melaksanakan
tugas tersebut dengan baik berarti dia amanah, begitu pun sebaliknya. Allah berfirman
dalam QS al-Nisa>/4: 58 sebagai berikut.
ْۙ
ا َّن َٰاّلل َيمركم ان ت ؤدوا اال َٰمنَٰت ا ََٰٓل اهلها واذا حكمتم بني النَّاس ان ِتكموا ِبلعدل ا َّن َٰاّلل
ٌۢ
نع َّما يعظكم به ا َّن َٰاّلل كان ْسي ًعا بص ًْيا
183
“Adil”, KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/adil (11 Mei 2023).
184
“Bijaksana”, KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bijaksana (11 Mei 2023).
185
Veithzal Rivai, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi (Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2004), h. 65.
70
71
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada
pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah
kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.186
Pada bab sebelumnya kita telah membahas sedikit banyaknya tentang Fir’aun
sebagai sosok pemimpin yang zalim. Dalam al-Qur’an kisah-kisah seperti itu memang
tidak terlalu dibahas panjang lebar melainkan ia hanya petikan-petikan sejarah agar
pembacanya bisa memperoleh manfaat dan menjadikan itu sebagai pembelajaran.
Pembicaraan al-Qur’an mengenai Fir’aun itu juga tak lepas dari kisah dakwah nabi
Musa as. yang tampil sebagai sosok yang menentang kekejaman Fir’aun. Dua tokoh
antagonistis ini bisa jadi sebagai bentuk representasi bahwa penindas dan kaum
tertindas sebetulnya selalu ada di setiap zaman dan di setiap sistem sosial, baik dulu,
sekarang hingga masa yang akan datang. Makanya, hal tersebut akan selalu menjadi
topik hangat dalam sejarah peradaban manusia dan kita tidak bisa memandang sepele
masalah itu.
Dalam al-Qur’an Allah swt. mengajarkan kita kriteria utama dalam memilih
seorang pemimpin, itu disebutkan di beberapa ayat seperti dalam QS A<li ‘Imra>n/3: 28
sebagai berikut.
ۚ ۤ
ال ي تَّخذ المؤمن ون ال َٰكفرين اولياء من دون المؤمنني ومن يَّفعل َٰذلك ف ليس من ا َّٰلل ِف شيء
اَّالٓ ان ت تَّقوا من هم ت َٰقىةً وَيذركم َٰاّلل ن فسه واَل َٰاّلل المصْي
Terjemahnya:
Lajnah pentashihan Mushaf al-Qur’an Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya:
186
Ayat-ayat yang bertemakan sama seperti di atas itu tak lain mengarahkan kita
agar tidak menaruh kepercayaan kepada kaum kafir, lebih mengandalkan mereka
yang berkaitan dengan masalah agama, dan menjadikan mereka pemimpin serta
muslimin.189
pemimpin adalah seorang muslim itu kemudian secara pasti dapat menjalankan
amanah kepemimpinan dengan baik ? jawabannya tentu tidak. Akan tetapi, sudut yang
menjadi pembahasan penulis pada topik ini adalah urgensi mengimani dan
187
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 70.
188
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 136.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
189
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid II (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 236.
73
itu tidak akan semena-mena dalam jabatannya jika dia memiliki kesadaran akan
kelemahan dirinya di hadapan Allah swt. Dan kesadaran ruhani seperti itu lebih
melekat pada diri seorang muslim yang meyakini kebenaran Allah swt sebagai zat
yang ‘azi>z (Maha Perkasa) dan h}aki>m (Maha Bijaksana) dibandingkan orang kafir.
Jadi, dalam hal ini memilih pemimpin dari kaum muslimin tentu lebih utama
Namun intinya, poin yang ingin disampaikan disini adalah berlaku secara
umum jika seorang pemimpin tidak memahami hakikat dirinya bahwa dia hanyalah
sosok yang serba kekurangan, dan ada zat yang Maha Perkasa atas dirinya maka ia
sebabnya kadang ada seorang pemimpin tidak berbuat adil kepada bawahannya karena
dia cuma mengikuti hawa nafsunya. Inilah yang harus dihindari. Perintah untuk
memimpin dengan adil dan tidak mengikuti hawa nafsu itu disebutkan dalam QS
يَٰداود ا ََّن جعلنَٰك خلي فةً ِف االرض فاحكم بني النَّاس ِبحلق وال ت تَّبع اَل َٰوى ف يضلَّك عن سبيل
ࣖ َٰاّلل ا َّن الَّذين يضلون عن سبيل َٰاّلل َلم عذاب شديد ٌِۢبا نسوا ي وم احلساب
Terjemahnya:
(Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah
(penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia
dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan
engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
Perhitungan.”190
190
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 661.
74
Orang yang mengambil pelajaran dari kisah Fir’aun dan berbagai ayat-ayat
tarhi>b191 dalam al-Qur’an, tentu itu menjadi pengingat yang penting bagi dirinya
sebagai self-control agar tidak tertipu oleh dorongan hawa nafsu yang bisa membuat
dirinya jatuh dalam kubangan maksiat. Terlebih jika ia merupakan seorang pemimpin,
maka perenungan firman Allah dan asma>-Nya itu bisa menjaganya untuk tetap
menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya dan tidak terlena dengan segala
fasilitas-fasilitas yang ia miliki karena ia telah sadar bahwa ada Allah swt. di atasnya
yang selalu mengawasinya sebagai wujud yang ‘azi>z, zat yang jauh lebih superior dari
dirinya.
jahiliyah dilema tentang pengurusan harta anak yatim, mereka merasa bersalah kalau
mencampuri anak yatim dalam hal makan, minum, dan lain-lain. Oleh karenanya
mereka pun melaporkan itu ke rasulullah saw. maka turunlah ayat 220 di surah al-
Baqarah.
bisa saja memberi keputusan yang dapat menyulitkan hamba-Nya. Akan tetapi Allah
191
Ayat yang sifatnya menakut-nakuti karena berisi ancaman hukuman atas perbuatan dosa.
192
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid I (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 508.
75
ويس لونك عن الي ت ََٰٰمى قل اصالح ََّلم خْي وان ُتالطوهم فاخوانكم و َٰاّلل ي علم المفسد من
ۤ
المصلح ولو شاء َٰاّلل العن تكم ا َّن َٰاّلل عزي ز حكيم
Terjemahnya:
Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim.
Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik.” Jika kamu
mempergauli mereka, mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui
orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Seandainya Allah
menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.193
Sebagai makhluk sosial, teladan yang bisa kita ambil dari sifat yang
sesama manusia. Inilah salah satu sudut yang peneliti lihat dari sifat ‘azi>zun h}aki>m
yaitu menggunakan kelebihan yang kita miliki untuk memudahkan urusan orang lain.
Seorang muslim yang baik adalah dia yang peduli dan mau membantu saudaranya,
َّ اّلل صلَّى
اّلل َّ حدَّث نا ق ت ي بة حدَّث نا اللَّيث عن عقيل عن الزهري عن سامل عن أبيه أ َّن رسول
َّ عليه وسلَّم قال المسلم أخو المسلم ال يظلمه وال يسلمه ومن كان ِف حاجة أخيه كان
اّلل
اّلل عنه كربةً من كرب ي وم القيامة ومن سَت مسل ًما
َّ ِف حاجته ومن ف َّرج عن مسلم كربةً ف َّرج
اّلل ي وم القيامة قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح غريب من حديث ابن عمر َّ سَته
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami
Al Laits dari 'Uqail dari Az Zuhri dari Salim dari ayahnya bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi
muslim lainnya, tidak menzhalimi dan tidak menganiyanya. Barangsiapa yang
menolong kebutuhan saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya.
Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim maka Allah akan
menghilangkan kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa
menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari
193
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 46.
76
kiamat." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari Hadits Ibnu
Umar. (HR. Tirmiz}i, no. 1346)194
Memberi jalan keluar bagi saudara kita yang sedang ditimpa masalah selagi
kita mampu, itu bukan cuma bicara soal kepedulian akan tetapi itu juga merupakan
tanda kebijaksanaan yang tercermin dalam diri kita. Sebagaimana yang telah
dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa ciri utama dari sifat h}aki>m adalah
mengetahui yang paling utama dari suatu persoalan sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat dan sesuai untuk mewujudkan maslahat yang lebih besar atau
paling tidak mencegah terjadinya mudarat yang lebih besar. Siapa yang tepat penilaian
dan pengaturannya, maka dialah yang h}aki>m.195
Memudahkan urusan orang lain yang dimaksud peneliti pada pembahasan ini
adalah membantu dalam kebaikan, bukan maksiat. Misalnya, jika kita memiliki posisi
penting di sebuah lembaga tertentu, maka kita harus bekerja secara maksimal tanpa
melalaikan amanah dari pekerjaan itu. Tidak boleh posisi yang kita miliki itu dijadikan
Contohnya seperti pegawai Bank. Biasanya ada saja tipikal nasabah yang
cenderung ingin mencari peluang untuk melobi ke pegawainya agar pelayanannya
didahulukan dari nasabah lain mentang-mentang dia punya hubungan dekat dengan
pegawai tersebut. Padahal secara prosedur sebenarnya itu tidak diperbolehkan karena
sudah ada nomor antrian. Jika pegawai itu melayani nasabah model begitu, maka
194
“Menutupi Kehormatan Seorang Muslim”, Hadits.id.
https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1346 (11 Mei 2023).
195
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid XII
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 450.
77
hakikatnya dia telah melanggar amanah dan berlaku zalim terhadap nasabah lain sebab
Jadi, bukan menolong seperti itu yang dimaksud oleh peneliti dalam topik ini
karena itu justru sangat bertentangan dengan konsep ‘azi>zun h}aki>m yang telah kita
وت عاون وا على الْب والتَّق َٰو ۖى وال ت عاون وا على االُث والعدوان ۖ واتَّقوا َٰاّلل ا َّن َٰاّلل شديد العقاب
Terjemahnya:
Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.196
pengendalian diri, tenang dan santai.198 Sifat ini merupakan salah satu sifat yang harus
dimiliki oleh setiap muslim. Sifat yang menunjukkan teguhnya pendirian seorang
muslim dalam memegang dan menyampaikan nilai-nilai kebenaran tanpa harus gentar
dengan cobaan duniawi yang akan menimpanya. Ada kisah menarik yang berkaitan
196
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 144.
197
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Cet.II; Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 695.
198
“Syaja>’ah” Kamus Arab Indonesia Al-Maany. https://www.almaany.com/ar/dict/ar-
ar/شجاعة/ (12 Mei 2023).
78
Habasyah, kaum kafir Quraisy segera melakukan upaya bagaimana agar raja Najasyi
memulangkan kaum muslimin yang ada di negeri kekuasaannya itu. Mereka pun
mengutus Abdullah bin Rabi’ah bin Mugirah al-Makhzumi dan ‘Amr bin al-‘As} bin
Wail al-Sahmi untuk berbicara ke sang raja dan membawa hadiah untuk diserahkan
mereka.
‘Amr bin ‘As} yang saat itu masih berposisi sebagai musuh kaum muslimin
mampu menciptakan sebuah persepsi yang dilandasi argumentasi kuat di hadapan
sang raja. Dia memang terkenal memiliki kemampuan dan kepiawaian lobi,
kecerdasan, dan strategi tingkat tinggi. Di antara hasutan yang membuat citra kaum
b. Dia menyampaikan bahwa kaum muslimin sama sekali jauh dari keyakinan yang
selama ini dianut oleh raja Najasyi dengan mengatakan “Mereka sama sekali tidak
mempersaksikan ketuhanan Isa putra Maryam, mereka juga tidak seagama dengan
kaum mereka sendiri, mereka adalah orang-orang yang membawa keyakinan dan
agama baru.”
c. Dia juga berhasil menyampaikan bahwa kaum muslimin itu tidak menghormati
bersujud kepadamu.”
79
Apa yang dia ucapkan sangat memungkinkan untuk dipercaya dan jauh dari
kesangsian karena bagi raja dia adalah orang yang berpotensi untuk dipercaya. Pada
saat itu tentu saja posisi kaum muslimin dalam bahaya. Namun, sebagai raja yang
bijak, Najasyi pun memanggil perwakilan kaum muslimin agar menghadap kepadanya
untuk mendengar langsung penjelasan mereka. Najasyi tak ingin mendengar cerita
Ja’far bin Abi T{alib adalah orang yang disepakati kaum muslimin menjadi juru
bicara untuk mengklarifikasi semua tuduhan dari ‘Amr bin ‘As} di hadapan sang raja.
Dia pun berhasil menyerang balik dan mematahkan seluruh argumentasi ‘Amr bin ‘As}
dengan seluruh penjelasannya. Dia membongkar aib-aib dan segala apa yang telah
dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin. Dia juga membacakan surah
penjelasan sistematis yang diterangkan oleh Ja’far itu kemudian merebut kembali hati
nurani Najasyi dan semua pengikutnya yang hadir disana. Dengan demikian,
terpojoklah kaum Quraisy dalam pertarungan argumentasi tersebut.199
Tindakan Ja’far dan kaum muslim lainnya merupakan aplikasi dari hadis\
اّلل بن المبارك عن عبد الوَّهاب بن الورد عن رجل من أهل َّ حدَّث نا سويد بن نصر أخْبَن عبد
ل كت ًاِب توصين فيه
َّ اّلل عن ها أن اكتِب إ
َّ المدينة قال كتب معاوية إَل عائشة أم المؤمنني رضي
اّلل عن ها إَل معاوية سالم عليك أ َّما ب عد فإن ْسعتَّ وال تكثري عل َّي فكت بت عائشة رضي
199
Ali Muhammad al-S{allabi, Al-Si>rah al-Nabawiyah, terj. Faesal Saleh dkk, Sejarah Lengkap
Rasulullah: Fikih dan Studi Analisa komprehensif, Jilid I (Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012),
h. 328.
80
Inilah bukti sifat syaja>’ah yang dimiliki para sahabat nabi saw. walau dalam
yang menguasai mereka pada saat itu. Namun dengan bimbingan Rasulullah saw.
mereka tak pernah gentar dan selalu mengutamakan keridaan Allah di atas keridaan
manusia dalam setiap urusannya. Itulah yang membuat mereka selalu berani, merek
memegang moto “berani karena benar, takut karena salah.” Alhasil, Allah pun
Ini bisa menjadi bahan renungan buat kita. Saat ini kaum muslimin kebanyakan
sudah dipenuhi jiwa-jiwa pengecut. Gara-gara terlalu cinta dengan dunia hingga
membuat iman mereka lemah, mudah hanyut dalam ingar bingarnya kehidupan saat
ini dan bahkan pemahaman mereka tentang agama sendiri semakin dangkal sehingga
tidak ada lagi wibawa akibat dekadensi moral dan tidak lagi ditakuti/disegani oleh
200
“Lain-lain”, Hadits.id. https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/2338 (12 Mei 2023).
81
musuh. Dulu kaum muslimin sangat ditakuti musuh karena jiwa keberaniannya,
bahkan dalam medan perang pun wajah mereka terlihat bersuka cita karena mereka
memegang teguh aforisme “hidup mulia dengan kemenangan atau mati syahid di jalan
Allah swt.” maka wajarlah para musuh sangat segan dan takut kepada mereka. Dalam
kondisi apapun mereka selalu memiliki paradigma yang positif dan meyakini
sepenuhnya janji Allah swt. kepada mereka. Saat ini keyakinan tersebut bisa kembali
terwujud jika setiap orang dibekali ilmu yang cukup tentang hakikat dirinya dengan
tuhannya.
اّلل عليه وسلَّم يوشك األمم أن تداعى عليكم كما تداعى َّ اّلل صلَّى
َّ عن ث وِبن قال قال رسول
األكلة إَل قصعتها ف قال قائل ومن قلَّة َنن ي ومئذ قال بل أن تم ي ومئذ كثْي ولكنَّكم غثاء كغثاء
اّلل ِف ق لوبكم الوهن ف قال قائل
َّ اّلل من صدور عدوكم المهابة منكم ولي قذف َّن َّ السيل ولي ن زع َّن
َّ
اّلل وما الوهن قال حب الدن يا وكراهية الموت َّ َي رسول
Terjemahannya:
Dari Tsauban ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam),
layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk." Seorang laki-
laki berkata, "Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?" beliau menjawab:
"Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti
buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian,
dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn." Seseorang lalu berkata,
"Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan
takut mati." (HR. Abu Dawud, no. 3745)201
201
“Persekutuan Bangsa-Bangsa Dalam Memerang Islam”, Hadits.id.
https://www.hadits.id/hadits/dawud/3745 (12 Mei 2023).
82
Salah satu manfaat mengimani dan memahami sifat ‘azi>z dan h}aki>m-Nya
Allah swt. adalah melahirkan sifat syaja>’ah dalam diri setiap individu. Seorang
muslim menjadi berani jika memiliki keyakinan bahwa ada Allah sang Maha Perkasa
maupun di akhirat dan ayat ini harusnya sudah cukup untuk melahirkan sifat syaja>’ah
di dunia dan di akhirat, baik itu dengan jalur perang, argumentasi dan lain-lain.204
202
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 90.
203
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 804.
204
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid XIV (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 434.
83
muslimin bahwa boleh mempergunakan asma> al-h}usna sebagai wasilah dalam doa.
و َّّلل األْساء احلس َٰن فادعوه ِبا ۖ وذروا الَّذين ي لحدون ِف أْسائه ۚ سيجزون ما كانوا ي عملون
Terjemahnya:
Dan Allah memiliki asma> al-h}usna (nama-nama yang terbaik). Maka,
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (asma> al-h}usna) itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka
kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.205
Dan juga dalam salah satu hadis disebutkan tentang doa Rasulullah saw:
اّلل عليه وسلَّم ي قول اللَّه َّم إن أسألك ِبْسك الطَّاهراّلل صلَّى َّ
عن عائشة قالت ْسعت رسول َّ
الطَّيب المبارك األحب إليك الَّذي إذا دعيت به أجبت وإذا سئلت به أعطيت وإذا اسَتْحت
اّلل قد دلَّن
به رْحت وإذا است فرجت به ف َّرجت قالت وقال ذات ي وم َي عائشة هل علمت أ َّن َّ
اّلل َبب أنت وأمي ف علمنيه قال على االسم الَّذي إذا دعي به أجاب قالت ف قلت َي رسول َّ
إنَّه ال ي ن بغي لك َي عائشة قالت ف ت ن َّحيت وجلست ساعةً ُثَّ قمت ف قبَّ لت رأسه ُثَّ ق لت َي
اّلل علمنيه قال إنَّه ال ي ن بغي لك َي عائشة أن أعلمك إنَّه ال ي ن بغي لك أن تسألني به رسول َّ
اّلل وأدعوكشي ئًا من الدن يا قالت ف قمت ف ت وضَّأت ُثَّ صلَّيت ركعتني ُثَّ ق لت اللَّه َّم إن أدعوك َّ
الرحيم وأدعوك َبْسائك احلسن كلها ما علمت من ها وما مل أعلم أن ت غفر الرْحن وأدعوك ال َّْب َّ
َّ
اّلل عليه وسلَّم ُثَّ قال إنَّه لفي األْساء الَِّت
اّلل صلَّى َّ
ل وت رْحن قالت فاستضحك رسول َّ
دعوت ِبا
205
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 238.
84
Artinya:
Dari 'Aisyah dia berkata; saya mendengar Rasulullah saw. mengucapkan: "Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan nama-Mu Yang Suci,
yang Indah, diberkahi serta lebih Engkau cintai, yang apabila Engkau diseru
dengan-Nya, Engkau akan mengabulkan, dan apabila Engkau diminta dengan-
Nya Engkau akan memberi, dan apabila Engkau dimintai rahmat dengan-Nya
Engkau akan merahmati dan apabila Engkau dimintai jalan keluar dengan-Nya
Engkau akan memberi jalan keluar." 'Aisyah berkata; Suatu hari beliau
bersabda: "Wahai 'Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah telah menunjukkan
kepadaku satu nama yang apabila diseru dengannya Dia akan mengabulkan?"
'Aisyah berkata; Jawabku; "Wahai Rasulullah, demi ayahku, anda dan ibuku,
maka ajarkanlah ia kepadaku." Beliau bersabda: "Sesungguhnya ia tidak layak
bagimu wahai 'Aisyah." 'Aisyah berkata; maka aku menyingkir dan duduk
sejenak kemudian aku bangun dan membalik kepalanya, kemudian aku
berkata; "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku." Beliau bersabda:
"Sesungguhnya ia tidak layak bagimu wahai 'Aisyah yaitu untuk mengajarkan
kepadamu, sesungguhnya ia tidak layak bagimu jika dengannya kamu meminta
sesuatu dari dunia." 'Aisyah berkata; "Maka aku bangun dan berwudlu`
kemudian shalat dua raka'at dan berdo'a; "Ya Allah, sesungguhnya aku berdo'a
kepada-Mu ya Allah, aku berdo'a kepada-Mu ya Rahman, aku berdo'a kepada-
Mu wahai yang Maha Baik lagi Maha Penyayang, dan aku berdo'a kepada-Mu
dengan nama-nama-Mu yang indah semuanya, baik yang aku ketahui dan yang
tidak aku ketahui agar Engkau mengampuniku dan merahmatiku." 'Aisyah
berkata; Maka Rasulullah saw. mentertawakanku dan bersabda:
"Sesungguhnya itu terdapat di dalam asma'-asma' yang Engkau berdo'a
dengannya tadi." (HR Ibnu Majah, no.3849)206
Hanya saja, hal yang perlu kita perhatikan disini adalah nama-nama Allah oleh
kata para ulama itu bersifat tauqify artinya ketentuan dari Allah bukan hasil ijtihad
sehingga kita tidak boleh menamakan Allah dengan nama yang tidak disebutkan di
dalam al-Qur'an dan sunnah, misalnya seperti; al-rafiq (teman), al-sakhiy (yang
dermawan), al-‘aqil (yang cerdas) dan lain sebagainya.207 Jika ingin berdo’a dengan
asma> al-h}usna, cukup gunakan yang telah disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah.
206
“Nama Allah Yang Agung”, Hadits.id. https://www.hadits.id/hadits/majah/3849 (12 Mei
2023).
207
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqidah wa al-Syari>ah wa al-Manhaj, terj.
Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Tafsir al-Muni>r<, Jilid V (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 173.
85
sombong atau takabur adalah membesarkan diri, atau bergadang diri, lupa kalau diri
itu siapa.209 Ini kurang lebih sama dengan penjelasan Quraish Shihab dalam tafsirnya
yang mengatakan sombong adalah cermin ketidaktahuan manusia akan diri dan
sebenarnya.210
seseorang merasa sombong adalah karena memiliki kelebihan tertentu daripada orang
lain baik itu dari segi harta, jabatan, paras, dan ilmu. Semua itu berpotensi untuk
memunculkan rasa kesombongan pada diri manusia. Tidak akan ada orang yang
merasa dirinya lebih hebat dari orang lain jika dia tidak memiliki sesuatu yang dapat
dia banggakan di hadapan orang lain. Semuanya karena dia melihat dirinya punya
sesuatu yang lebih ketimbang orang lain. Akibatnya, tak jarang kita melihat ada orang
yang susah untuk menghargai orang lain dan perbedaan tingkat status sosial membuat
mereka cenderung bersikap sinis terhadap orang yang ada di bawahnya. Dalam salah
208
“Sombong”, KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sombong (12 Mei 2023).
209
Abdul Malik Karim Amrullah. Tafsir al-Azhar, Jilid IV (Cet. V; Singapura: Pustaka
Nasional Pte Ltd, 2003), h. 2502.
210
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid XI
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 437.
86
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan ulama, maka kita telah tahu
penyakit sombong itu muncul karena adanya kelebihan yang dimiliki sehingga muncul
perasaan bangga dan membesarkan diri sendiri. Oleh sebab itu, obatnya harus sesuatu
yang bisa menghapuskan perasaan itu dan menyadarkannya kembali pada kenyataan
yang sesungguhnya. Minimal dia harus disadarkan bahwa sehebat apapun dirinya, dia
bukanlah apa-apa tanpa bantuan orang lain. Dan puncaknya adalah dia harus sadar
bahwa ada yang menciptakan dirinya, memberinya kehidupan dan rezeki, serta
berkuasa atas dirinya. Kesadaran batin seperti itu hanya bisa muncul jika seseorang
211
“Sombong”, Hadits.id. https://www.hadits.id/hadits/bukhari/5610 (13 Mei 2023).
212
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 398.
87
Sebagai seorang muslim kita sangat beruntung karena Allah swt. telah
menganugerahkan al-Qur’an kepada kita sebagai obat dari segala penyakit. Seperti
pada hati. Artinya, ayat-ayat Allah itu selain mengandung mau’iz}ah 215 juga berfungsi
sebagai penyembuh penyakit hati seperti ragu, dengki, sombong dan semacamnya.216
Ada banyak kisah-kisah dalam al-Qur’an mengenai sikap dan kesudahan orang-orang
yang sombong. Contoh dari ayat-ayat seperti itu telah dibahas pada bab sebelumnya,
dan peringatan atas sikap orang-orang sombong sering ditegaskan oleh Allah dalam
213
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 295.
214
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 405.
215
Nasihat atau peringatan tentang baik buruknya sesuatu.
216
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an , Jilid VI
(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 103.
88
manusia sama sekali tak layak untuk menyombongkan diri karena semua kemuliaan
dan kekuatan itu hanya milik Allah swt. Sebagaimana dalam firman-Nya QS al-
Nisa>/4: 139:
ۤ
الَّذين ي تَّخذون ال َٰكفرين اولياء من دون المؤمنني اي ب ت غون عندهم العَّزة فا َّن العَّزة َّٰلل َجي ًعا
Terjemahnya:
(Yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? (Ketahuilah) sesungguhnya semua kemuliaan itu milik
Allah.217
Pengetahuan akan posisi kita di hadapan Allah hanya bisa diperoleh melalui
al-Qur’an dan sunnah nabi saw. Maka, orang yang mentadabburi ayat-ayat al-Qur’an
dengan penuh keimanan khususnya ayat-ayat yang bertemakan seperti di atas
nantinya dia akan menyadari kerendahan dirinya di hadapan tuhannya dan segera
217
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 135.
218
Selanjutnya ditulis LPMQ al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 679-680.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Term ‘azi>zun haki>m dalam al-Qur’an ialah dua nama Allah yang tergabung
dalam satu kalimat yang melahirkan dua sisi makna, yaitu; 1) Keperkasaan
Allah swt. tidak akan menimbu lkan tindakan yang buruk atau keputusan yang
tidak adil. 2) Kebijaksanaan Allah dalam menetapkan sesuatu itu disertai
dengan kekuatan dan kemuliaan penuh tanpa cacat sehingga tiada sesuatu pun
pemaknaan yang berbeda antara ayat satu dengan ayat yang lain tergantung
kemuliaan, akan tetapi jika ia disematkan kepada orang kafir maka ia dimaknai
beragam bentuknya. Bentuk-bentuk yang diteliti oleh penulis untuk term ini
adalah h}ikmah, uh}kimat, muh}kama>t, dan yatah}ak> amu. Jika bentuknya h}ikmah
maka maknanya adalah mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang
Dan yatah}ak> amu merupakan kata kerja yang dasarnya juga berasal dari kata
89
90
untuk selalu merendahkan diri di hadapan Allah swt. dan senantiasa bersikap
keteladanan yang luar biasa untuk dicontoh dan juga mengandung peringatan
B. Implikasi
tetap memposisikan dirinya di hadapan Allah swt. sebagaimana mestinya dan menjadi
pribadi yang lebih arif dalam ucapan maupun tindakan sehingga terhindar dari sikap
91
92
Sumber Online
Ummi Kalsum Hasibuan, dkk. “Tipologi Kajian Tafsir: Metode, Pendekatan dan
Corak dalam Mitra Penafsiran al-Qur’an”, Fakultas Ushuluddin, Adab dan
Dakwah IAIN Kerinci. https://jurnalfuad.org/index.php/ishlah/article/view/9
(2019).
Harahap, Nursapia. “Penelitian Kepustakaan”, Jurnal Iqra’.
https://media.neliti.com/media/publications/196955-ID-penelitian
kepustakaan.pdf (12 September 2022).
“Ferdy Sambo Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Terancam Hukuman Mati”,
Situs Detik News. https://news.detik.com/berita/d-6225513/ferdy-sambo-
dijerat-pasal-pembunuhan-berencana-terancam-hukuman-mati (18
September 2022).
al-Sindi, S{alih bin ‘Abdil ‘Aziz. Syarh Asma> al-Husna li as-Sa’di, terj. Bisri Tujang,
Sejenak Mengenal Asma Dan Sifat-Sifat Allah.
https://ibnumajjah.files.wordpress.com/2017/04asma-wa-shifat.pdf (20
Oktober 2022).
al-Syaqawi, Amin bin Abdullah. 2010. Syarh Ism min Asma Allah al-Husna: al-
’Azi>z.https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_Penjelasan_tent
ang_Salah Satu_Asma>ul_Husna_al_’Azi>z.pdf (12 September 2022).
Sujatna, Sakim. 2018. “Konsep Nama-Nama Allah Menurut al-Ghazali.” JAQFI:
JurnalAqidahdanFilsafatIslam.https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/arti
cle/download/9556/4639(12 September 2022). “i’tazza”, Kamus Arab
Indonesia Al-Maany. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/ (5 Mei 2023).
93