Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN KELUARGA

MODEL DAN KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

DOSEN PENGAMPU : Lalu Dedy Supriatna.,S.Kep.,M.Kes


DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Amalia Ridho Rahmani (002 STYC20)


2. Andiansyah (004 STYC20)
3. Darmi Echi Anatia (009 STYC20)
4. Eka Avina Pramudita (013 STYC20)
5. Haura Inas Anisa (019 STYC20)
6. Lalu Mohamad Naufal Rifqi (024 STYC20)
7. Lalu Syahrul Azkian (025 STYC20)
8. Lilis Sopiana (026 STYC20)
9. Ni Nyoman Chrisna Ayu P.D (031 STYC20)
10. Nisfi Mauzatul M (033 STYC20)
11. Niswatun Hasanah (034 STYC20)
12. Singgi Pebioni (044 STYC20)
13. Suci Ayu Rahmawati (046 STYC20)
14. Tomy (047 STYC20)
15. Pica Intia Dewi (150 STYC20)
16. Rizkiyana Pradina Putri (210 STYC21)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yaitu Keperawatan Keluarga “Model dan Konsep Keperawatan Kesehatan
Keluarga” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah yang
kami buat ini. Oleh karena itu kami sangat mengaharapkan kritik serta saran
dari pada Dosen terhadap makalah yang kami buat ini. Dan kami juga terbuka
dari segala arah untuk menampung kritik dan saran terkait makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini berguna dan menjadi referensi untuk pengguna
selannjutnya.

Mataram, 3 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................4
2.1 Definisi Primary Health Care.................................................................4
2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar.........................................5
2.3 Ciri-Ciri dan Prinsip Pelayanan Kesehatan Dasar.................................8
2.4 Tanggung Jawab Perawat Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar.............11
2.5 Tantangan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar.........11
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar
masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh
pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”
dan Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”. Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran
utamanya adalah masyarakat.
Jenis jasa pelayanan yang di sediakan oleh institusi penyedia jasa
layanan kesehatan harus bersifat menyeluruh yang meliputi:
pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan, promosi kesehatan,
pengobatan, dan rehabilitasi. Institusi penyedia layanan kesehatan juga
dibedakan berdasarkan tingkat pelayanan yang tersedia yaitu
pelayanan strata 1 yang menyediakan jasa layanan kesehatan dasar,
pelayanan strata 2 yang menyediakan pelayanan kesehatan spesialis
terbatas, dan pelayanan strata 3 yang menyediakan pelayanan spesialis
lengkap (Muninjaya, 2011). Dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan
bahwa pelayanan strata 1 atau pelayanan kesehatan primer merupakan
pondasi yang utama dari semua pelayanan kesehatan yang tersedia di
Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat
dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan
kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada
perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan
yang diberikan adalah essensial bisa diraih, dan mengutamakan
pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri

1
sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu
tentang kesehatan. Adalah Pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial
yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menntukan nasib
sendiri ( self Determination ).
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus di
perjuangkan, serta meningkatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat
pembangunan sosial dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan
ekonomi semata. Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care (PHC)
yang intinya: pertama, menggalang potensi pemerintah – swasta – masyarakat
lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Kedua,
menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta menolak dominasi elite
dokter yang cenderungf mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan
canggih dan mahal. Ketiga memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada
setiap tingkat pelayanan. Berbagai negara di belahan dunia, seperti Uni Eropa,
Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia, berhasil menata kembali sistem
kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health care (PHC) sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)?
2. Apa ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar (Primary Health
Care)?
3. Apa saja ciri-ciri dan prinsip pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health care)?
4. Apa saja tanggung jawab perawat dalam pelayanan kesehatan
dasar?
5. Apa saja tantangan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dasar?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care).
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar
(Primary Health Care).
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan prinsip pelayanan kesehatan dasar
(Primary Health Care).
4. Untuk tanggung jawab perawat dalam pelayanan kesehatan dasar.
5. Untuk mengetahui tantangan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dasar.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Primary Health Care (PHC)


Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat
untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self
determination).
Primary Health Care:
1. Menggambarkan keadaan social ekonomi, budaya dan politik
masyarakat dan berdasarkan penerapan hasil penelitian
kesehatan-sosial-biomedis dan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Ditujukan untuk mengatasi masalah utama kesehatan masyarakat
dengan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Minimal mencakup: penyuluhan tentang masalah kesehatan
utama dan cara pencegahan dan pengendaliannya, penyediaan
makanan dan peningkatan gizi, penyediaan sanitasi dasar dan air
bersih, pembinaan kesehatan ibu dan anak  termasuk keluarga
berencana, imunisasi terhadap penyakit menular utama dan
penyegahan penyakit endemic, pengobatan penyakit umum dan
cedera serta penediaan obat esensial.
4. Melibatkan dan meningkatkan kerjasama lintas sector dan
aspek-aspek  pembangunan nasional dan masyarakat di samping
sector kesehatan, terutama pertanian, peternakan, industri
makanan, pendidikan, penerangan, agama,  perumahan,
pekerjaan umum, perhubungan dan sebagainya.
5. Membutuhkan sekaligus meningkatkan kepercayaan diri serta
masyarakat dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian PHC serta penggunaan sumberdaya yang ada.

4
6. Ditunjang oleh system rujukan upaya kesehatan secara terpadu
fungsional dan timbal balik guna memberikan pelayanan secara
menyeluruh, dengan memprioritaskan golongan masyarakat yang
paling membutuhkan.
7. Didukung oleh tenaga kesehatan professional dan masyarakat,
termasuk  tenaga kesehatan tradisonal yang terlatih di bidang
teknis dan social untuk  bekerja sebagai tim kesehatan yang
mampu bekerja bersama masyarakat dan membangunkan peran
serta masyarakat.
2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health
Care)
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendaliannya
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan Pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai
perawat pendidik. Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan
adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara,
dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan
menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk
mengubah perilaku sasaran. Contoh dari elemen ini yang dapat
dilakukan adalah pendidikan kesehatan mengenai enam langkah
cuci tangan yang benar untuk mencegah penyakit menular seperti
diare.
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi serta konsumsi pangan, sehingga berdampak pada
perbaikan keadaan atau status gizi, terutama status gizi kurang dan

5
status gizi buruk, serta mempertahankan keadaan status gizi baik.
Peran puskesmas disini sangat membantu dalam penanganan
beberapa kasus gizi buruk / gizi kurang atau kesulitan makan pada
bayi / balita maupun pemberian panduan diet pada pasien dengan
penyakit kronis, seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, TB Paru,
maupun Obesitas. (Puskesmas Baru Tengah, 2017)
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan
yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Upaya sanitasi
dasar meliputi penyediaan air bersih,pembuangan kotoran
manusia (jamban),  pengelolaan sampah dan saluran pembuangan
air limbah. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990, yang di maksud air bersih adalah air
bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah di masak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia
untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat.
ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi
bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di
perkotaan maupun di perdesaan.
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB
Salah satu program pokok pelayanan kesehatan di puskesmas adalah
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) yaitu program pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk berpartisipasi sebagai peserta KB,
pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan
balita. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA – KB merupakan
upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun system
kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat

6
darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.
Tujuan dari pelayanan ini yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu
dan keluarganya untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak
ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit
tersebut. Imunisasi merupakan suatu program pelayanan kesehatan
di puskesmas yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I).
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
Salah satu contoh penyakit endemik yaitu demam berdarah dengue
(DBD) Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan
peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas
nyamuk penularnya dengan cara 3 M yaitu : menguras tempat
penampungan air (TPA), menutup TPA dan
mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal
dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Upaya
memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M secara terus
menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui kerjasama
lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan
swasta. Namun demikian penyakit ini masih terus endemis dan
angka kesakitan cenderung meningkat di  berbagai daerah.
Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit
ini sangat penting.
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
Pelayanan kesehatan pada puskesmas selain berfokus pada
pelayanan yang bersifat promotif dan preventif tetapi juga bersifat

7
kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan di tingkat primer yang
bersifat kuratif itu sendiri dapat berupa pengobatan penyakit umum
dan oleh karena ruda paksa.
8. Penyediaan obat-obat esensial
Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk
layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
RI. Obat esensial merupakan obat yang sangat dibutuhkan dalam
kegiatan kesehatan sebagai dasar dan sebagai bentuk diagnosis,
profilaksis, terapi dan rehabilitas. Pada obat esensial juga
diterapkan berdasarkan ketepatan, keamanan, kerasionalan pada
saat obat itu digunakan. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
merupakan daftar berisikan obatterpilih yang paling dibutuhkan
dan diupayakan tersedia di unit  pelayanan kesehatan sesuai
dengan fungsi dan tingkatnyaPedoman Pengobatan disusun untuk
setiap tingkat unit pelayanan kesehatan, seperti Pedoman
Pengobatan Dasar di Puskesmas dan Pedoman Diagnosis dan
Terapi di rumah sakit. Pedoman pengobatan memuat informasi
penyakit, terutama penyakityang umum terjadi dan keluhannya
serta informasi tentang obatnya meliputi kekuatan, dosis dan lama
pengobatan.
2.3 Ciri-Ciri dan Prinsip Pelayanan Kesehatan Dasar
Adapun ciri-ciri PHC adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
Pelayanan kesehatan dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat. Dan
melalui metode pendekatan khusus sehingga hubungan baik dapat
terjalin dan segala tujuan dapat tercapai.

8
2. Pelayanan yang menyeluruh
Dalam pelaksanaan tidak ada diskriminasi yang diberikan oleh
aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan tidak
menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku,
agama, dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini
membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi
pelayanan tersebut. Pelayanan yang diberikan harus mengenai
setiap elemen masyarakat secara merata.
3. Pelayanan yang terorganisasi
Pelayanan sosial terdiri dari program-program yang diadakan tanpa
memertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan
dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat serta kemampuan perorangan untuk
pelaksanaan fungsi-fungsinya, untuk memperlancar kemampuan
menjangkau dan menggunakan pelayanan-pelayanan serta lembaga-
lembaga yang telah ada dan membantu warga masyarakat yang
mengalami kesulitan dan keterlantaran melalui bantuan
organisasi-organisasi yang berkecimpung di dalamnya.
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun
masyarakat
Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan individu maupun
masyarakat adalah sebuah upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan baik itu perorangan, keluarga,
kelompok, ataupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
Dalam hal ini berarti aparat pemerintah harus selalu siap untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan pelayanan.

9
6. Pelayanan yang progresif
Pengertian progresif adalah suatu perubahan yang terjadi yang
sifatnya maju, meningkat, meluas, berkelanjutan atau bertahap
selama  periode waktu tertentu baik secara kuantitatif maupun
kualitaif.
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga dijadikan
sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga
dan akan mempengaruhi pula keluarga- keluarga disekitarnya
atau masyarakat secara keseluruhan. Masalah-masalah kesehatan
dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
Pelayanan harus mengacu pada seluruh aspek yang ada dan
tidak berfokus pada hanya salah satu aspek saja. Pelayanan ini
harus merata agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.

Adapun prinsip PHC adalah sebagai berikut :


1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif 
3. Menggunakan teknologi tepat guna
4. Melibatkan peran serta masyarakat
5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

10
2.4 Tanggung Jawab Perawat Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar
Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan
kepada hal –  hal sebagai berikut :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program
pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri
sendiri pada masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas
pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
2.5 Tantangan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar
Tantangan strategis yang dihadapi pada pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Primer, yaitu :
1. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM
Upaya pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
belum memadai, baik jumlah, jenis, maupun kualitas tenaga kesehatan
yang dibutuhkan. Selain itu, distribusi tenaga kesehatan masih belum
merata. Masalah strategis SDM Kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan
di masa depan adalah:
a. Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan belum dapat
memenuhi kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan;
b. Perencanaan kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan
belum didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang memadai;
c. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai
jenis SDM Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan SDM Kesehatan dan
pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memadai;
d. Dalam pendayagunaan SDM Kesehatan, pemerataan SDM Kesehatan
berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, sistem penghargaan,
dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung
SDM Kesehatan masih terbatas;

11
e. Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan serta dukungan sumber
daya SDM Kesehatan masih kurang.
1) Akses, jangkauan dan disparitas
Luasnya wilayah indonesia dengan disparitas yang sangat beragam
karena kondisi geografi dan iklim, memerlukan pola pendekatan
khusus sesuai kondisi wilayah
2) Fokus Pelayanan Kesehatan Primer pada kuratif
Pemahaman pelaksana maupun stake holder bahwa pelayanan
kesehatan primer adalah pelayanan kuartif mengakibatkan
terbatasnya pembiayaan dan kegiatan UKM
3) Sarana, prasarana, dan alat kesehatan
Keterbatasan pemenuhan sarana prasarana dan akses untuk
mendukung pelaksanaan pelayanan seringkali akibat kurangnya
pemahaman dan perencanaan daerah dalam menterjemahkan pola
pelayanan kesehatan
2. Akses jangkauan dan disparitas
Luasnya wilayah Indonesia dengan disparitas yang beragam karena
kondisi geografi dan iklim, memerlukan pola pendekatan khusus sesuai
wilayah dan kebudayaan masing-masing.
3. Sarana prasarana dan alat kesehatan
Keterbatasan pemenuhan sarana prasarana alat kesehatan untuk
mendukung pelaksanaan pelayanan sering kali akibat kurangnya
pemahaman dan perencanaan daerah dalam menterjemahkan pola
pelayanan kesehatan
4. Fokus pelayanan primer pada kuratif
Pemahaman pelaksanaan maupun stake holder bahwa pelayanan kesehatan
primer adalah pelayanan kuratif mengakibatkan terbatasnya pembiayaan
dan kegiatan UKM.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat
untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self
determination). Ruang linkup pelayanan kesehatan dasar yaitu
pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya, peningkatan penyediaan makanan dan
perbaikan gizi, penyediaan air bersih dan sanitasi dasar, kesehatan ibu
dan anak termasuk KB, imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi
utama, pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat,
pengobatan penyakit umum dan ruda paksa dan penyediaan obat-obat
esensial.

13
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubarak, Wahid; Ilmu Kesehatan Masyarakat; Jakarta : Salemba medika;


2012
Thabrany, Hasbullah; Jaminan Kesehatan Nasional; Jakarta : Raja Grafindo
Persada; 2014

Muninjaya, A.A. Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.


Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.  Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Puskesmas Baru Tengah. 2017. UpayaPerbaikan Gizi
Masyarakat .

14

Anda mungkin juga menyukai