Anda di halaman 1dari 2

BAB Sambil Duduk atau Jongkok?

Berjongkok dan bersandar dapat membantu meluruskan sudut anorektal, tetapi diet yang
cukup sehat akan membuat buang air besar mudah terlepas dari posisinya. (Nutrition Facts)

Pada masa sekarang, penyakit yang diakibatkan gaya hidup (lifestyle) semakin sering
dijumpai dan menjadi topik hangat dalam diskusi dan penelitian di kalangan peneliti
kesehatan masyarakat.
Sebagian besar diskusi membahas mengenai faktor risiko penyakit gaya hidup seperti
kebiasaan kurang bergerak, kurang olahraga, makan makanan cepat saji, dan kurangnya serat
dalam makanan. Penyakit yang umum dijumpai diantaranya seperti penyakit jantung,
diabetes, dan obesitas.
Namun, ketika topik diskusi bergeser ke arah kebiasaan BAB, sepertinya selalu menjadi hal
yang tabu.
Para ilmuwan mengamati pada akhir abad 19, mulai muncul penyakit yang diduga berkorelasi
dengan perubahan kebiasaan BAB. Walaupun, sebagian peneliti menolak hipotesis bahwa
perubahan postur buang air besar ini dapat menyebabkan penyakit, seperti gangguan usus.
Sejak awal peradaban, manusia terus menerus menggunakan posisi jongkok untuk buang air
besar. Bahkan, anak-anak dari setiap peradaban secara otomatis belajar jongkok untuk buang
air besar. Tubuh manusia dirancang untuk berfungsi dengan postur alami ini.
Buang air besar dengan posisi duduk bukan hanya proses yang sulit, melainkan juga
bertentangan dengan fisiologi dan anatomi manusia. Proses ini memaksa seseorang untuk
mengerahkan tekanan pada saat mengedan. Pada saat duduk, tekanan intra-abdomen
diberikan dengan mendorong diafragma ke bawah mengakibatkan otot perut rileks dan katup
ileocecal menyempit
Terbukti dari penelitian ilmiah selama beberapa waktu, bahwa banyak gangguan perut
(penyakit gastrointestinal seperti wasir, kolitis ulserativa, sindrom iritasi usus besar, dan
kanker usus besar) pada seseorang yang diakibatkan karena perubahan kebiasaan BAB dari
jongkok ke duduk.
Postur jongkok untuk buang air besar adalah cara yang paling tepat, karena dalam hal ini,
otot perut bekerja secara aktif dan pengeluaran feses akan lebih tuntas dan mudah.
Dengan mempermudah buang air besar, posisi jongkok dapat meringankan sembelit dan
mencegah wasir yang sering kali disebabkan oleh mengedan. Orang-orang di negara-negara
Asia dan Afrika memiliki angka kejadian penyakit yang lebih rendah disebabkan pola diet yang
lebih baik dan juga posisi jongkok saat BAB.
Bagaimana Jika Sulit Jongkok?
Pada kondisi khusus seperti lansia atau yang menderita sakit, posisi duduk mungkin dirasakan
lebih nyaman. Untuk menjaga agar posisi BAB tidak berisiko, maka disarankan menggunakan
penyangga pada alas kaki agar lutut dan punggung menekuk dan dapat mengurangi tekanan
dalam perut.

Referensi :
1. Health promotion and prevention of bowel disorders through toilet designs: A myth or
reality?
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6432810/
2. What Is a Squatty Potty?
https://www.webmd.com/digestive-disorders/squatty-potty-what-is
3. For Best Toilet Health: Squat Or Sit?
https://www.npr.org/sections/health-shots/2012/09/20/161501413/for-best-toilet-
health-squat-or-sit

Anda mungkin juga menyukai