Bahan Kalam
Bahan Kalam
Pendahuluan
Ajaran Islam, yang sumber ajarannya berasal dari Al-qur’an dan sunnah Nabi, diyakini oleh umat
Islam dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang diproduksi oleh perputaran zaman. Pada
dasarnya Islam itu satu, tetapi pada kenyataannya bahwa tampilan Islam itu beragam, karena
lokasi penampilannya mempunyai budaya yang beragam, perubahan jaman telah membawa
budaya dan teknologi yang berbeda-beda. Misalnya, ada komunitas yang senang menampilkan
Islam dengan pemerintahan kerajaan, ada pula yang senang pemerintahan republik. Bahkan,
ada yang ingin kembali ke pemerintah bentuk khilafah Ada yang terikat dengan teks Al-Qur’an
dan Hadis dalam memahami ajaran Islam.
Tidak bisa dihindari lagi, semua merasa pemikirannyalah yang paling benar antara sesama
Muslim yang terjadi dimana-mana dalam rangka menampilkan Islam. Tampaknya, pemahaman
itu utuh, pesan ketuhanan dapat ditangkap, fanatik buta dapat diredam, sejarah tampilan ajaran
Islam dari waktu ke waktu perlu dicermati. Dengan cara ini proses terselengaranya syariat Islam
di masa Nabi dan generasai-generasi berikutnya dapat dipahami. Alasan kebijakan para tokoh
Islam untuk maksud ini pun dapat dimengerti. Dalam era kontemporer ini kemudian teraktualisasi
perdebatan kalam dikalangan tokoh modernis.
Di antara tokoh yang ada di era kontemporer ini adalah Ismail Al-Faruqi dan Hasan Hanafi.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang ilmu kalam masa kini tentang pemikiran tokoh
yang telah disebutkan di atas.
D. Penutup
Dari peembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran Kalam Ismail Al-Faruqi terletak
pada inti pengalaman agama adalah Tuhan. Kalimat syahadat menempati posisi sentral dalam
setiap kedudukan, tindakan, dan pemikiran setiap muslim. Tauhid merupakan pandangan umum
tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang, waktu,sejarah manusia dan takdir. Tauhid ummah
terdiri dari tiga identitas yaitu Etnosentrisme, Universalisme, Totalisme dan Kemerdekaan.
Tauhid tidak menentang kreatifitas seni, kenikmatan, dan keindahan.Islam menganggap bahwa
keindahan mutlak hanya ada dalam diri Tuhan dan dalam kehendak-Nya yang diwahyukan
dalam firman-firman-Nya.
Sementara Hasan Hanafi mengkritik teologi tradisional tidak dapat menjadi sebuah pandangan
yang benar-benar hidup dan memberi motivasi tindakan dalam kehidupan kongkret umat
manusia hal ini disebabkan oleh sikap para penyusun teologi yang tidak mengaitkannya dengan
kesadaran murni dan nilai-nilai perbuatan manusia. Sehingga menimbulkan keterpercahan
antara keimanan teoritik dengan amal praktiknya dikalangan umat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqi, Lamya, Allah, Masa Depan Kaum Wanita, Terj. Masyhur Abadi, Surabaya: Al-Fikr,
1991
Al-Faruqi, Ismail Raji Tauhid, terj. Rahmani Astuti, Jakarja: Pustaka, 1988
Kusnadiningrat, E. Teologi dan Pembebasan; Gagasan Islam Kiri Hasan Hanafi, Jakarta:Logos,
1999
Rozak, Abdul dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, bandung: Pustaka Setia, 2006