Budidaya Belut
Budidaya Belut
BUDIDAYA BELUT
Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Dasar-dasar akuakultur mengenai budidaya belut ini.
Adapun makalah dasar-dasar akuakultur tentang budidaya belut ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
Ngawi, .............................
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 Pendahuluan
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Belut adalah sekolompok ikan berbentuk mirip ular yang tremasuk dalam
suku synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis.
Anggota dari setiap belut itu bersifat pantropis (ditemukan disemua daerah
tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini bisa
dikatakan tidak memiliki sirip , kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sedangkan
sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri belut yang lain adalah tidak bersisik
(hanya sedikit) dapat bernapas melalui udara, bukaan insang sempit, tidak
memilii kantung renang dan tulang rusuk. Belut merupakan hewan air darat
sedangkan sidat hidup dilaut walaupun ada yang hidup di air tawar. Mata belut
biasanya tidak berfungsi baik. belut yang buta adalah belut yang hidup didalam
gua.
2. Rumusan masalah
2.1 Bagaimana cara budidaya belut secara umum
2.2 Bagaimana cara pemilihan lokasi
2.3 Bagaimana pemilihan induk
2.4 Bagaimana proses pemijahan
2.5 Berapa lama dan bagaimana panen
3. Tujuan
3.1 Untuk mengetahui cara membudidaya belut secara umum
3.2 Untuk mengetahui pemilihan lokasi yang baik dan benar
3.3 Untuk mengatahui bagaimana pemilihan induk yang bagus
3.4 Untuk mengetahui proses pemijahan
3.5 Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk panen
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
Belut merupakan jenis ikan yang banyak hidup liar disungai, perswahan dan
rawa-rawa. Ikan jenis ini biasanya menimbulkan masalah bagi petani, sebab belut
suka menggali lubang yang mengakibatkan sawah bocor atau kekeringan.
Spesies belut masuk dalam kelas pisces dengan nama latin synbranchaedae.
Belut merupaka jenis ikan yang paling nikmat dikonsumsi, serta memiliki kandungan
gizi yang tinggi dan tidk kalah dengan ikn.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan belut yaitu dengan tidak
asal-asalan dalam memulai bisnis ini. Karena ada prosedur sendiri dalam hal ini.
Anjuran ini didasarkan pada tingkat rata-rata kegagalan 35% bahkan ada juga yang
mencapai 50%.
Berdasarkan kondisi tersebut langkah yang paling tepat adalah mengetahui tata
cara membudidayakan belut, kemudian menganalisis hasilnya. Setelah hasilnya
memuaskan, barulah kegiatan-kegiatan berikut dilakukan sesuai kebutuhan.
Jenis belut yang ada diindonesia adalah belut sawah, belut rawa, dan belut
kali/sungai. Dari ketiga belut tersebut pertumbuhan dan adaptasi memiliki ciri yang
hampir sama. Tapi memiliki perbedaan yang sangat sedikit bhakan susah untuk
dideteksi.
2
2.3.4 Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya
akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-
2 cm.
3
2.4.6.8 Siapkan bibit besar yang unggul sebagai mana tadi telah
disebutkan.
2.4.6.9 Untuk setiap petak 1: 4 jantan dan betinanya
2.4.6.10 Selama 3 bulan beranak
2.4.6.11 Anaknya dipisahkan dengan membuat Kolam baru.
2.4.6.12 Makanan : makanan bekas
4
2.6 Ciri-ciri induk belut
2.6.1 Ciri Induk Belut Jantan
2.6.1.1 Berukuran panjang lebih dari 40 cm
2.6.1.2 Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu – abu
2.6.1.3 Bemtuk kepala tumpul
2.6.1.4 Usianya diatas sepuluh tahun
2.6.2 Ciri Induk Belut Betina
2.6.2.1 Berukuran panjang antara 20 cm -30 cm
2.6.2.2 Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
2.6.2.3 Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan
pada perutnya
2.6.2.4 Bentuk kepala runcing
2.6.2.5 Usianya dibawah sembilan bulan
5
2.8 Penetasan
Telur –telur dialam akan menetas setelah 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk
dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14
hari. Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu pelan – pelan
berubah menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak –
anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua
minggu. Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenag sendiri dan
meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubnag dan mencari
makanan sendiri tempat lain.
6
2.10.2 Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh
organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang
berukuran kecil.
2.11 Panen
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1.1 Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
1.2 Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi
(besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan
antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan
pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belut ada tiga macam/jenis, antara lain : belut sawah, belut rawa, dan belut
kali/sungai. Dari ketiga belut tersebut memiliki pesamaan dan perbedaan yang sangat
sedikit. Jadi, sulit untuk dilihat oleh kasat mata mana yang belut sawah, rawa atau
sungai.
Budidaya belut itu harus memiliki kesabaran dan tingkat pengetauan yang
tinggi dikareakan tidak semua orang bisa berhasil dalam membudidayakan belut ini.
Banyak orang diluar sana yang inginmembudidayakan belut tapi mereka menganggap
bahwa belut hanyalah binatang yang sangat menggelikan yang seperti ular. Padahal
jika kita teleti dan kaji belut tidak seburk yang kita bayngkan. Mungkin ada sebagian
orang menganggap positif dan negative terhadap belut itu sendiri.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Serta
dapat menjadikan makalah kami sebagai titik tolak pengetahuan tentang belut yang
lebih lanjut oleh pihak – pihak yang berminat menhkaji lebih dalam. kami berharap
agar budidaya belut dapat lebih dikmaksimalkan dan dilestarikan di lingkungan
masyarakat.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195105281979031
AHMAD_SUKARNA_FIRDAUS/KEWIRAUSAHAAN/BUDIDAYA_BELUT.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Research-22090-06%20Bab%20II.pdf
http://www.migroplus.com/brosur/Budidaya%20belut.pdf
http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.blogspot.com/2011/09/cara-budidaya-
belut.