Mekanika Tanah I Jilid I BRAJA M. DAS
Mekanika Tanah I Jilid I BRAJA M. DAS
(Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknis)
Jilid 1
l
Braja l)as
.
M.
The University of Texas at El Paso
Alih Bahasa:
lr. Noor Endah Mochtar M.Sc., Ph.D.
lr. lndrasurya B. Mochtar M.Sc., Ph:D.
lnstitut Teknologi 10 Nopember, Surabaya
1995
PENERBIT ERLANGGA
Jl. H.Baping Raya No. 100
Ciracas, Jakarta 13740
(Anggota IKAPI)
vi
Bab 3
Klasifikasi Tanah 64
3.1 Klasifikasi Berdasarkan Tekstur 64
3.2 Klasifikasi Berdasarkan Pemakaian 66
3.3 Perbandingan antara Sistem AASHTO dengan Sistem Unified 74
Sual-sual 76
Nut asi 78
Acuan 78
ix X
1.1
Buti ran-butiran mineral yang mem bentu k bagian padat dari t anah,merupakan hasil pela
pukan dari batuan. Ukuran setiap buti ran padat tersebut sangat bervari asi dan si fat-sifat fi sik
dari t anah banyak tergantung dari faktor-faktor u kuran, bentuk, dan komposisi kimia dari
l
BAB buti ran.lJntuk lebih jelasnya tentang fakt or-faktor tersebut, harus lebih dikenal dahulu tipe
tipe dasar dari batuan yang m em bentuk kerak bumi, mineral-mineral yang membentuk ba
tuan, dan proses pelapukan.
Berdasarkan asal-usulnya, batuan dapat dibagi menjadi tiga tipe dasar yaitu: batuan
Tanah dan Batuan beku (Igneous rocks), batuan sedimen (sedi mentary rock), dan batuan metamorf (metamor
phic rocks). Pada Gambar 1.1 ditunjukkan diagram dari siklus kejadian beberapa tipe batuan
t ersebut berikut proses kejadiannya. Diagram t e rsebut disebut siklus batuan. Ju ga diberikan
beberapa keterangan singkat untuk tiap-tiap elemen dari siklus batuan
{ I'L·r nada ta n
SL·mcntasr .
. .
Knstalrsa'i
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisi kan se bagai m aterial yang terdiri
dari agregat (buti ran) mineral-mineral padat y ang tidak terse me ntasi (terikat secara kimia)
satu sama lain dan dari bahan-bahan organik y ang telah melapuk (yang berpartikel padat) di-
sertai dengan zat cair dan gas y ang mengi si ruang-ruang kosong di antara p artikel-partikel pa-
dat te rsebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik
sipil , di samping itu tanah be rfungsi j_ u ga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. J adi se-
\
Pengangkutan
(transportasi)
orang ahli teknik sipil harus juga mempelaj ari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, Erosi
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengali rkan air, sifat pemampatan bila dibebani Pelapukan
(compressibility), kekuatan geser, kapasi t as daya dukung terhadap be ban, dan lain-lain. Ilmu
Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah c abang dari ilmu pengetahuan y ang mempelajari si-
fat fisik dari tanah dan kelakuan m a ssa t a nah terse b u t bila menerima bermacam-macam
ga-ya. Ilmu Rekayasa Tanah (Soil E n gineering)merupakan )?� �
merupakan aplikasi
l kasi dari prinsip-prinsip meka-
nika t anah dalam problema-problema praktisnya. �v"'
Ti dak dapat dike tahui sejak kapan m anusi a mulai menggunakan tanah se bagai bahan ba
ngunan. Untuk beberapa l am a pada mulanya, seni rekayasa tanah hanya dilaksanakan berda
sarkan pengalaman di m asa lalu saja. Tetapi dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan tek
nologi, perancangan dan pelaksanaan struktur y ang lebih baik dan lebih e konomis menjadi
Jebih diperlukan. lial ini menyebabkan terj adinya studi y ang lebih te rinci terhadap sifat dan
konfusi dasar dari tanah dalam hubungannya dengan i lm u teknik pacta awal abad kedua pu
Juh. Dengan diterbitkannya buku Erdbaumechanik oleh K arl Terzaghi pada tahun 1925, la
hirlah sudah ilmu mekanika t anah modern. Buku terse but membahas prinsip-prinsip dasar
dari ilmu mekanika tanah yang selanju tnya buku itu juga menjadi dasar bagi banyak studi
stu di lanjutan l ainnya.
Istilah Rekayasa Geoteknis (Geotechnical Engineering) didefinisikan sebagai ilmu pe
nge tahuan dan pelaksanaan ct. a ri bagian teknik sipil yang menyangkut mate rial-mate rial alam
y ang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Dalam arti umumnya, rekayasa
geoteknik juga mengikutsertakan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar mekanika tanah dan me
Gambar 1 . 1 . Siklus batuan.
kanika batuan dalam m asalah-m asalah pe rancangan pondasi.
--------,
ar dnn ln ln 4
�'l' 3
Batuan bcku terbentuk dari membe kunya magma cair y ang terdesak ke .Mineral . Komposis1
bagian yang dalam sckali p ada mantel bumi) . Sesudah tersembul ke permukaan melewati
Olivine (Mg, Fe)2Si04
kahan-rekahan pada kulit bumi (fissure eruption) a tau melalui gunung berap (volcanic erup
Augite Ca, Na (Mg, Fe, Al)(Al, Si206)
tion), sebagian dari magma cair tersebut mendingin di permukaan bumi dan membatu.
Hornblende Silikat fetromagnesium kompleks dari
Kadang-kadang magma tersebu t berhenti bergerak sebelum sampai ke permukaan bumi dan Ca, Na, Mg, Ti, and AI
mendingin di dalam kulit bumi dan membe ntuk batuim beku dalam atau plutonic rocks
{
Biotite (mika hitam) K(Mg, FehAISi3010(0H),
(disebut juga intrusive r ocks). Batuan beku dalam yang telah terbentu k tersebut pada suatu
PIagwc 1ase
. kalsium feldSPl\1' Ca(AI2Si208)
saat dapat "timbul'' ke permukaan bumi kare na adanya proses erosi yang terus menerus natrium feldspar Na(AISi30s)
terh adap lapisan b atuan dan tanah yang terletak di atas b atuan beku dalam tersebu t. Orthoclase (kalium feldspar) K(AISi308)
Jenis batuan be ku y a ng terbcntuk karena mendinginnya magma tergantung pada bebe Muscovite (mika putih) KAI3Si3010(0H)2
r a pa faktor seper ti komposisi dari m a gm a dan kecepatan mendinginnya magma ter sebut. Quartz (kwarsa) Si02
Setelah m�akukan bebcrapa penyelidikan laboratorium, Bowen ( 1922) berhasil menerang
kan hubun ga n antar a kecepatan mendingin dari magma dengan pembentukan bermacam
macam tipe batuan. Keterangan ini - dikenal dengan Prinsip Reaksi Bowen - menggamb ar- Gam bar 1.2 menunjukkan r angkaian reaksi kimia Bowen. K omposisi kimia dari mineral
kan urut-urutan terbentuknya mineral batuan akibat mendinginnya magma. Pada cairan mag mineral i ni diberikan dalam Tabel 1.1.
ma yang mendingin tersebut, u kuran kri stal m ineral berangsur-angsur membesar dan sebagian Jadi , tergantung dari proporsi mineral-mineral batuan yang ada pada magma cair pada
mengendap (pada suhu tinggi). Kristal batuan y ang te tap tinggal dalam larutan magma cair mulanya tersebut, berm acam-m acam tipe batuan beku dapat ter bentuk. Granit, gabbro, dan
kemudian bere aksi dengan kristal-kristal terlarut y ang lain dan membe ntuk mineral b aru basalt adalah beberapa dari jenis yang-paling umum terdapat di alam. Tabel 1.2 menunjuk
pada temperatur yang lebih rendal1. Pr oses ini berlangsung terus sampai seluruh massa batu kan komposi si umum dari beberapa batuan beku.
an c air tersebut membe ku menj adi padat. Bowe n menggolongkan re aksi pembentukan terse
but menjadi dua group: (I) rangkaian reaksi ferromagnesium tidak menerus ( discontinuous 0elapukan
ferromagnesian reaction series), di m an a mineral-mineral b atuan yang terbentuk berlainan
komposisi kimia dan struktur kristalnya ; dan (2) rangkaian reaksi feldspar plagioclase mene Pe lapukan adalah suatu proses terurai nya batuan menjadi partike l-partikel yang lebih ke
rus (continuous plagioclase feldspar reaction series), di mana mineral batu an y ang terbentuk cil aki bat prose s mekanis dan kimia.
mempunyai komposisi mineral yang berbe da te tapi mempunyai struktur kristal yang sama. Pelapukan mekanis dapat dise babkan oleh memuai dan mcnyusutnya batuan aki bat per
ubahan panas dan di ngin y ang terus-menerus (cuaca, m at ahari, dan lain-lain) yang akhirnya
dapat menyebabkan hancurnya batuan terse but sama sekali. Juga seringkali air meresap ke
Daya tahan yang Kristalisasi dalam pori batuan dan di antara ce l ah-cel ah ret ak halus p ada batuan. Bi la temper atur udara
Jebih rendah pada temperatur
terhadap pelapukan
turun di bawal1 titik beku, air tersebut menjadi es dan volumenya memuai. Te kanan yang
yang Jebih tinggi
terj adi kare na proses mem uai keti ka mem be ku itu umumnya cukup be sar untuk memecah
Olivine Kalsium feldspar
kan batuan yang besar sekalipun. Unsur-unsur fisik lainnya yang juga me nye babkan pecah
"' nya batuan adalah es gletser (glacier ice ), angin, air y ang mengalir di kali atau di sungai, dan
Augite
gelom bang air ! aut. Harus diingat di sini bahwa pada peri sti wa pelapukan mekanis ini, batuan
"'x yang besar akan terpecah-pec ah menjadi bagian yang kecil-kecil tanpa terjadi per ubahan da
l am kumposisi kimia dari mineral batuan terse but.
Pada proses pelapukan ki mia, mineral batuan i ndu k diubah menjadi mineral-mineral
baru melalui re aksi kimia. Air dan karbon dioksida dari udar a membentuk asam-asam kar bon
yang kemudian bereaksi dengan mineral-mineral batuan dan membent u k mineral-mineral bar u
dit ambah garam-garam terlarut. Garam-garam yang terlarut tersebut ada pada air tanah , dan
as am-asam organi k yang terbentuk dalam proses membusuknya balun-bahan organik juga
menye babkan terj adinya pelapukan kimia. Se buah contoh untuk pelapukan kimia dari
t urthoclase dan membentuk mineral-miner al tanah lempung, silika, dan kalium kar bonat ada
Muscovite (mika putih)
l ah sebagai berikut:.
t
Quartz
H20 + C02 � H2C01 � n+ + (IIC0.1)
Daya tahan yang (Kwarsa) Kristalisasi pada Asam karbonat
lebih tinggi temperatur yang
terhadap pelapukan lebih rendah 2K(AlSi10�,) + 2H + + HzO � 2K+ + .fSi02 + AI2Si20.3(0H)4
Orthoclase Si lika Kaolinite
(mineral lcmpung)
Gambar 1 . 2. Rangkaian reaksi Bowen.
Tanah <.Jan Batuan 5 6
Tabel 1 . 2. 1\.o m posts i lkbcrapa Batuan lkku. ukuran butirannya. Butiran yang lebih halus umumnya terdapat di permukaan, dan ukuran
buiiran biasanya semakin besar dengan semakin dalamnya dar i permukaan. Pacta kedalaman
Nama Bentuk Mineral yang Mineral yang
batuan kejadiannya Tekstur
yang besar sekali, fragmen b atuan yang bersudut runcing-runcing mungkin juga dapat di-
dominan kurang dominan
-- jumpai. --
Granite lntrusif Kasar Quartz, natrium Tanah-tanah yang terbawa ke tempat lain dapat diklasifikasikan menjadi beberapa ke
Biotite, muscovite,
feldspar, kalium
Ekstrusif Halus
hornblende lompok, tergan tung dari jenis pembawa dan car a pengendapan ( deposisi)-nya di tempat yang
Rhyolite feldspar
bar u , sebagai berikut:
Gabbro Intrusif Kasar Plagioclase,
Hornblende, biotite,
pyroxincs, a. Tanah glacial terbentuk karena transportasi dan deposisi oleh gletser (sungai cs)
magnetite
Basalt Ekstrusif Halus olivine b. Tanah alluvial terbentuk karena terangkut oleh air yang mengal ir dan tcH.kpoSISi
Diorite lntrusif Kasar Biotite, pyroxenes,
di sepanJang aliran ( sungai ).
Plagioclase,
(biasanya tidak c. Tanah lacustrine terbentuk karena deposisi di danau-danau yang tcnang.
d.
horneblende
Andesite Ekstrusif Halus termasuk kwarsa) Tanah marine terben tuk karena deposisi di laut.
Syenite Intrusif Kasar
e. Tanah aeolian tcrbentuk karena terangkut dan tcrdeposisi oleh angin.
f.
Potassium Natrium feldspar,
Tanalz collltl'ial - tcrbentuk oleh pergerakan tanah dari tcmpat asalnya karena gra
feldspar biotite, hornblende
Trachyte Ekstrusif Halus ( vitast s cpcrti y�ng terjadi pada saat tanah longsor.
Olivine,
Peridotite lntrusif Kasar Oksida besi
pyroxenes
Latuan Sedimen
Deposit-deposit dari tanah kerikil, pasir, lanau, dan lempung h�sil pelapukan dapat men
Sebagian be sar dari ion-ion potassium (a tau kalium K) yang terjadi akan terlaru t dalam air
= jadi lebih padat karena adanya tekanan lapisan tanah di atasnya dan adanya proses semen
sebagai potasium (kalium) kar bonat dan kemudian akan dipakai oleh tumbuh-tumbuhan. tasi antar butiran oleh unsur-unsur sementasi seperti oksida besi, kalsit, dolomite, dan
Pelapukan kimia dari feldspar plagi oclase adalah sama dengan orthoclase, juga mengha quartz. Unsur-unsur sementasi tersebut biasanya terbawa dalam larutan air tanah. Unsur-un
silkan mineral-m ineral tanah lempung, sili ka, dan berje nis-je nis gar am terlarut. Mineral-mine sur tersebut mengisi ruang-ruang di antara b utiran dan kemudian membentuk batuan sedi
ral fer romagnesi um juga membe ntuk beberapa produk terurai dari mineral lempung, silika, men. Batuan yang terbentuk dengan cara ini disebut batuan sedimen detrital. Conglomer ate,
dan garam-garam terlarut. Sebagai tambahan, be si dan m agnesium pada mineral-mineral breccia, sandstone, mudstone, dan shale adalah beberapa con toh dari tipe batuan se dim en
.
ferromagnesium juga mem be ntuk mineral-mineral p ro duk kimiawi akhir seperti hematite dan detrital tersebut.
lim onite. Quar tz ( kwar sa) merupakan produk y ang sangat tahan terhadap pelapukan dan ha Batuan sedimen dapat juga terbentuk melalui proses kimia, dan b atuan yang terjadi ka
nya dapat larut se diki t sekali dalam air. Gambar 1.2 juga menunjukkan de rajat kemudahan rena cara ini diklasifikasikan sebagai batuan sedimen kimia. Batu kapur (limestone), gam
mineral-mineral batuan terhadap pelapukan. Mineral-mineral y ang te rbentuk pada tempera ping, dolomite, gipsum, anhydrite, dan lain-lainnya termasuk dalam golongan ini. Batu kapur
tur yang lebih tinggi pada r angkaian re aksi Bowen mempunyai daya tahan yang le bi11 kecil (limestone) terbentuk terutama oleh kalsium karbonat yang berasal dar i senyawa kalsit (cal
terhadap pelapukan daripada mineral-mineral y ang terbentu k pada suhu yang lebih rendah c ite) yang mengendap karena kegiatan organisme ( di lau tan) dan juga karena proses anorga
(Gambar 1.2). nik. Dolomite adalah k alsium-m agnesium karbonat [CaMg (C03)2]. Batuan dolomite ini
Proses pelapukan te rse bu t tidak terbatas pada batuan beku saja. Se bagaimana te rlihat dapat terbentuk dari deposisi kimia bahan campuran karbonat atau dapat juga dari reaksi
pada siklus batuan (Gam bar 1.1), batuan se dimen dan metamorf juga melapuk dengan cara antara magnesium di dalam air dengan batu kapur. Gipsum dan anhydrite adalah hasil dari
y ang sama. penguapan air !aut yarig menghasilkan b ahan endapan ( terlarut) CaS04. Kedua jenis batuan
J adi dari urai an singkat di atas dapat dilihat, bagaimana proses pelapukan mengubah terak.1.ir ini termasuk dalam. jenis batuan yang dinamakan evaporites (hasil evaporasi =
batuan p adat y ang besar menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil berukuran be rkisar antar a penguapan). Batuan garam (NaCI) adalah contoh lain dari sebuah evapor ites yang berasal dari
ukuran batu besar (boulder ) dan partikel tanah lempung yang sangat kecil. Agregat (butiran) sedimentasi garam di !aut yang menguap (mengering).
yang tidak tersementasi dari pecahan-pecahan tersebu t dengan proporsi yang bermacam-m a Batuan sedimen mungkin juga mengalami pelapukan dan membentuk tanah- tanah sedi
cam mem be ntuk beragam tipe-tipe tanah. Mineral lempung (clay mineral), yang merupakan men (endapan), atau terkena proses peristiwa metamorf dan berubah menjadi b atuan meta
produk pelapukan kimia dari feldspar, fe rromagnesium, dan berjenis-jenis mika, adalah mi m orf.
neral-mineral y ang mem be ntuk sifat-sifat p lastis dari tanah. Ada tiga tipe utama mineral ta
nah lempung y aitu: ( 1) kaolinite, (2) illite, dan ( 3 ) montmorillonite. Mineral-mineral terse
but akan dibahas lebih lanjut pada bab ini.
Peristiwa metam orf adalah proses perubahan komposisi dan tekstur dari batuan akibat
Transportasi dari Produk-produk Pelapukan
panas dan tekanan tanpa pernah menjadi cair. Dalam peristiwa metamorf, mineral-mineral
Produk-produk dar i pelapukan dapat tetap tinggal di suatu tempat atau te rbawa ke tern baru terb entuk; ·cta n butir-b utir mineralnya terkena geseran yang kemudian membentuk
pat lain oleh unsur-unsur pembawa seperti es, air, angin, dan gravi tasi. tckstur batu metamorf yang berlapis-lapis. Granit, diorite, dan gabbro berubah menjadi
Tanah-tanah y ang terjadi oleh penumpukan produk-produk pelapukan hanya di tempat gneiss pacta peristiwa metamorf tingkat tinggi. Shales dan mudstone berub ah menjadi slates
asalnya saja dise but tanah residual. Si fat yang penti ng dari tanah re sidual adalah gradasi dan phyllites pada peristiwa metamorf tingkat rendah. Schist adalah sejenis batuan metamorf
yang mempunyai tekstur b er lapis-lapis dan dapat dilihat pula pada teksturnya ada bentuk
bentuk k epingan atau lempengan-lempengan dar i m ineral mika.
Batu pualam (marmer) terben tuk dari batuan cal2 ite dan dolomite yang mengalami pro
ses krist alisasi ulang. Butiran mineral pada marmer Ull1l.l,l(111Ya lcbih besar daripada yang ter
dapat pada batuan induknya.
Quartzite adalah sejenis batuan metamorf yang terbentuk dari sandstone yang kaya
akan mine ral quartz. Bahan silika kemudian memasuki pori-pori batuan dan ruang-ruang di
ant ara butiran pasir dan quartz, dan menjadi unsu r-unsur sementasi antar bu tiran. Quartzite
adalah salah satu dari b atuan yang sangat keras.
Pacta tekanan dan panas yang besar sek ali, b atuan metamorf mungk in mencair mcnjadi
m agma dan siklus batuan berulang kembali.
'
, I I I
I I I ' '
I CO
Partikel Tanah
Iem-
Kerikil Pasir Lanau Massachusetts Institute of Technology
pung
r 1.2
lem-
Wuran Parnkellanah Kerikil Pasir Lanau
pung U. S. Department of Agriculture
Sebagaimana telah dibahas di bagian depan , ukuran dari partikel tanah adalah sangat
beragam dengan variasi yang cukup besar. Tanah umumnya dapat disebut seb agai kerikil Iem- American Association of State
Kerikil Pasir Lanau
pung Highway and Transportation Officials
(gravel), pasir (sand), lanau (slit), atau lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel
yang paling dominan pacta tanah tersebut. Untuk menerangkan tentang tanah be rdasarkan i
ukuran-ukuran partikelnya, beberapa organisasi telah mengembangkan batasan-batasan Kerikil Pasir Lanau dan lempung Unified Soil Classification System
ukuran golongan jenis tanah (soil-separate-size limits). Pacta Tabel 1.3 ditunjukkan batasan ' I I ' I I
I
100 10 1,0 0,1 0,01 0,001
batasan ukuran golongan j enis tanah yang telah dikem bangkan oleh Massachu ssetts Institute Ukuran butiran (mm).
of Technology ( MIT), U.S. Department of Agricultu re ( USDA), American Association of
Gambar 1.3. Batasan-batasan ukuran golongan tanah menurut beberapa sistem.
State Highway and Transportation Officials (AASHTO) dan oleh U. S. Army Corps of Engi
neers dan.-l:J. S. Bu reau of Reclamation yang kemudian mengh asilk an apa yang disebut se .._.
:?
bagai Unified Soil Classif ication System ( U SC S). Pact a Tabcl tersebut, sistem MIT diberikan :::J
�
"?
h anya un tuk ke terangan tam bahan saj a. Sist em MIT ini penting artinya dalam seja rah per "
kem bangan sist em batasan ukuran golongan jenis tan ah. Pad a saat sekarang, sistem Unif ied
"'
D
JJ
( USCS) telah diterima di seluruh du nia. Sistem ini sekarang telah dipakai pula oleh American et
"'
"'
<
�
o;
Cl
et
Cii
0
Society of Testing and Materi als (A STM). Gam bar 1.3 menu njukkan batas>an-bat asan ukuran
-
Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan y ang kadang-kadang juga me
ngandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar, dan mineral-mineral l ain.
Pasir (sand) sebagian besar terdi ri dari mineral quartz dan feldspar. Butiran dari mineral
yang l ain mungkin juga m asih ada p ada golongan i ni.
Lanau (silts) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran sangat kecil) dari
t anah y ang terdi ri dari buti ran-buti ran quartz y ang sangat h alus, dan sejumlah partikel ber
bentuk lempengan-lempengan pipih yang merupakan pecahan dari mineral-mineral mika.
Lempung (clays) sebagi an besar terdiri dari p artikel mikroskopis dan submikroskopis
& • & 0
(tidak dapat dilihat dengan jelas bi la h anya dengan mikroskopis biasa) yang berbentuk lem 0 silikon
pengan-lempengan pipih dan merupakan parti kel-partikel dari mika, mineral-mineral lem (a) (b)
pung (clay minerals), dan mineral-mineral yang sangat halus lain. Pada Tabel 1.3 , lempung
didefinisi kan sebagai golongan partikel yang berukuran kurang dari 0,002 mm ( 2 mikron). =
amun demikian, di beberapa kasus, partikel berukuran ant ara 0,002 mm sampai 0,005
mm juga masih digolongkan sebagai partikel lempung (lihat A STM D-6 53). Di sini t anah
diklasi fi kasi kan sebagai lempung (hanya berdasarkan pada ukurannya saja). Belum· t en
tu tanah dengan ukuran partikel lempung tersebu t juga mengandung mineral-niineral lem-.
pung (clay minerals). Dari segi mineral (bukan ukurannya), yang disebut t anah lempung (dan
mineral lempung) i alah yang mempunyai parti kel-partikel mineral tertentu yang "mengha
silkan sifat-si fat plastis pad a t anah bil a dic ampur dengan air" (Grim, 1953). J adi dari segi mi
neral, t anah dapat juga dise but sebagai t anah bukan lempung (non-clay soils) meskipun ter
di ri dari partikel-partikel y ang sangat keci l (parti kel-parti kel quartz, feldspar, dan mika dapat
beruku ran submikroskopis, t e tapi umumnya mereka tidak dapat menyebabkan terjadinya
&
sifat plasti s dari t anah). Dari segi ukuran, parti kel-partikel tersebut memang dapat digolong
kan sebagai partikel lempung. Untuk itu , akan lebih tepat bil a partikel-partikel t anah y ang
0 hidroksil
• aluminium
berukuran lebi h kccil dari 2 mikron ( 2 !1), atau < 5 mikron menu rut si stem kl asifikasi y ang
=
(c) (d)
lain, disebut saja sebagai partikel berukuran lempung daripada disebut sebagai lempung saja.
Partikel-partikel dari mineral lempung umumnya berukuran koloid (< 1!1) dan ukuran 2,u
merupakan batas atas (paling besar) dari ukuran partikel mineral lempung.
1.3
\�meral Lempun�
Mineral lempung merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks yang te rdiri dari
satu a tau du a unit dasa r yaitu ( I ) silika tetrahedra dan (2) aluminium aktahedra. Setiap unit
tet rahe dra ( bersisi empat) terdi ri dari empat atom oksigen mengeli lingi satu at om silikon
(Gam bar 1.4a). K om binasi dari unit-unit si lika tet rahedra te rse but membentuk lembaran
silika (silica sheet, Gam bar 1.4b). Tiga at om oksigen pada dasar setiap tetrahedra tersebut di
pakai bersama oleh te t rahedra-te trahedra yang bers�1an. Unit-uni t oktahedra ( bersisi
delapan) terdiri dari enam gugus ion hidroksil (O H) yang mengeli lingi sebuah at om alumi
nium (Gam bar 1.4c), dan kombinasi dari unit-u nit hidroksi aluminium bc rbentuk oktahcdra
itu membent uk lembaran oktahedra. (Lembaran i ni disebut juga lembaran gibbsite - C am
bar 1.4d� Kadang-kadang atom magnesium mengganti kan kedudukan atom aluminium pada
unit-uni t okt ahedra; bil a demikian adanya, lembaran oktahedra tersebut dise but lembaran
bmcite.
Pact sc buah lem baran sili ka, setiap atom silikon yang bermuatan positif dan be rvalensi (e)
cm pat dihubungkan dengan em pat atom oksigen yang be rmuatan ncgati f dengan vale nsi total
(a) Silika tetahedra; (b) lembaran�silika;
delapan. Tet api setiap atom oksigen pada dasar tet rahedra itu dihubu ngkan dengan dua at om
\
Gambar 1.4 . lem� a; (c) aluminium oktahedra; (d) lembaran oktahedra
(gibbsite); (e) lembaran elemen silika-gibbsite.
silikon lainnya. lni berarti bahwa at om-atom oksigcn di se belah at as dari unit-unit tetrahedra
I
mensi mendatar dari 1 000 A sampai 5000 A dan ketebalan 1 0 A·sampai 50 A. Luasan spesi
fiknya adalah sekitar 800 m 2 /gram.
Di samping kaolinite, illite, dan inontmorillonite, m ineral-mineral t anah lempung yang
lain yang umum dijumpai adalah chlorite, halloysite, vermiculite, dan attapulgite. Gambar
B.1 di Lampiran B menunjukkan hasil pemotretan dari partikel kaolinite dengan alat scan·
ning electron m icrograph.
Umumnya partikel-partikel t anah lempung mempunyai mu at an negatif pada permukaan
nya. Ha! ini disebabkan oleh adanya substitusi isomorf dan oleh karena pecahnya kepingan
partikel pelat tersebut di t e pi-tepinya. Muatan negatif yang lebih besar dijumpai p a da parti-
!{;
=kel partikel yang mempunyai luasan spesifik yang lebih besar. Beberapa muatan positif juga
t e rjadi di t e pi-tepi lempengan partikel. Pada hal. 14 diberikan daft a r rat a -rat a kerapatan
muat negatif pada kedua permukaan dari mineral-mineral lempung ( d ari Yong dan W a r
kentin, 1 9 66).
0 oksigen
0 hidroksil
• aluminium
oe si!ikon
mempunyai kelebihan v alensi ( negatif) sebe sar satu dan harus diseimbangkan. Biia lembar an
silika i tu ditumpuk di atas lembaran oktahedra seperti terlihat pada Gambar 1.4e , atom-atom
oksigen tersebu t akan menggantikan posisi ion hidroksil p ada oktahedr a u ntuk memenuhi
·
+ + +
+ + + +
+ +
+ + + - +
+ + + +
+ + + + +
-/ +
C'l -l
J prak dari partikel lempung
"3
.. Ql
:0
Lembaran silika Lem bar an silika Ql
�
cr- ::y
Lembaran gibbsite
�
a.
Ql
partikel lempung
:0
_,
CD
C'l
Lembaran gibbsite
2 (a) (b)
Ql
Lembaran silika
3
"'
Ql
:0
\
�
er
T
Lem baran silika
::;
"'
�
""' Lembaran gibbsite G a m bar 1 . 8. Lapisan ganda terdifusi.
� 7,2 A -
t -�I
1 I
:§: Lembaran silika
""'
"'
Lembaran silika / Jarak antara basal \_ Lembaran silika Mineral Lempung Rata-rata kcrapatan muatan di kedua
0
bervariasi dari 9,6 !\ sisi pcrmukaan partikel
[ 10 A
-
sampai b enar-benar
� (a) Lembaran gibbsite I I I Lembaran gibbsite (A 2 /muatan elektron)
terpisah
�
,.....
sr-
�
�
,.....
3
Lembaran silika \ I
_I / Lembaran silika Kaolinite
Mika lempung dan chlorite
25
50
0
;:I (b) (c) MontmoriUonite 1 00
3
....
Vermicullite 75
8.
=
0
S·
!'
Pada lempung-lempung yang kering, muatan negatif di permukaan dinetralkan oleh ada
nya exchangable cations ( ion-ion positif yang m udah berganti dengan yang lain) seper ti ion·
ion Ca++ , Mg++, Na+, dan Ka + yang mengelilingi partikel lempung tersebut dan terikat pada
partikel oleh gay a tarik menarik elektrostatik. Bila air kemudian ditam bahkan kepada lem
pung tersebut, kation-kation tersebut dan sejumlah kecil anion-anion (ion bermuatan nega
tif) akan berenang di an tara partikel-partikel itu. Keadaan ini disebut sebagai lapisan ganda
...
w terdifusi ( diffuse double layer) seperti pada Gambar 1 . 8a. K onsentrasi kation pada larutan
akan berkurang hila j araknya dari permukaan partikel m akin jauh (Gambar I .8b ).
Molekul-molekul air ( H2 0) membentuk kutub-ku tub (polar). Hal ini karena atom-atom
h idrogen pada molekul air tidak tersusun secara simetris sekeliling atom oksigen, melainkan
membentuk sudut ikatan sebesar 1 05° (Gambar 1.9). Akibatnya, molekul-molekul air ber
kelakuan seper ti batang-batang kecil yang mempunyai muatan positif di sa tu sisi dan mu a tan
negatif di sisi yang lain. Ha\ ini disebut sebagai berkutub dua (dipole)
Simbol
H i d rog�n Hidrogen
Kaolinite 2,6
�+ - +
Dipole
Ill it
Montmorillo "te
Halloysite
2,8
2,65-2,80
2,0-2,55
Kation
Potassium feldspar 2,57
Chlorite 2,6-2,9
Dipole
Biotite 2,8-3,2
Muscovite 2,76-3,1
Hornblende 3,0-3,47
Limonite 3,6-4,0
Olivine 3,27-3,37
Hidrogen .
Molekul ai r yang be rkutub dua terse but te rtarik oleh permukaan partiket lempung y ang
bermuatan negati f dan oleh adanya kation-kation d alam lapisan ganda {dou ble layer). Kemu
'
Air terserap
1� lO A
.
T
dian kation-kation te rse but menempel di permukaan partikel yang be rmuatan ne gatif. Meka
nisme yang ketiga dari tertarikn.ya m olekul air ke permukaan partikel lempung i alah karena
adanya ikatan hidrogen (hydrogen bonding), di m ana se ti ap hidrogen-hidroge n atom pada
m olekul ai r dipakai be rsama oleh atom oksigen pada permukaan partikel lempung. Se bagian
t . ...� ........
Kristal
montmorillonite 2oo A
dari kation-kation yang te rhidrasi ( di dalam air pori) juga te rtarik untuk me le kat pad a per
mukaan partikel lempung. K ati on-kation ini kemudian juga menarik molekul-molekul ai r
t
Partikel montmorillonite, lebar I 000 A dan tebal I 0 A
berkutub dua yang lain. Semua kem ungkinan-kemungkinan mekanisme tarik-menarik antara
air dan tanah lempung dapat dilihat pada Gambar 1.1 0. Gay a tarik antara air dan tanah lem ( a)
pung akan berkurang bila j araknya sem akin jauh dari permukaan partikel-partikel. Semua air
yang te ri kat pada permukaan partikel-partikel tanah lempung aki bat gaya tarik menarik ini Air
4oo A lapisan-ganda
dike nal se bagai air lapisan-ganda (dou ble-layer wate r). Bagian yang paling dalam dari air la
pisan ganda te rse but, yang terikat dengan sangat kuatnya pada permukaan parti kel, di namai 10 +A � rr====='==l
air ter.serap {adsorbect water). Ai r pacta konctisi i ni jauh lebih ken tal ctari air-air bebas yang
lain. .� �'
t
Gambar 1.11 menunjukkan konctisi ai r te rse rap dan ai r lapisan ganct a pact a partikel-parti
kel montmorilloni te cta n kaolinite. Arah orien tasi ctari ai r di sekeliling partikel tanah lem
pung juga menyebabkan tim bulnya sifat-si fat plastis ctari tanah lempung. I OQO
I A
t
1 .4
Harga berat spesifik dari butiran tanah {bagian pactat ) sering dibutuhkan ctalam benna
IO +A �====�-=-=====
cam-macam keperluan perhitungan dalam mekanika tanah. Harga-harga itu dapat ditentukan Air terser ap �
secara akurat di laboratori um. Tabel 1.4 menunjukkan harga-harga berat spcsifi k beberapa 4oo A
mineral yang umum terctapat pada tanah. Sebagi an besar ctari mineral-mineral tersebut mem
punyai berat spesifik berkisar antara 2 ,6 sampai dengan 2,9. Berat spesi fik dari bagian pa �
ctat tanah pasi r yang be rwarna terang, umumnya se bagian besar te rdiri dari quartz, dapat Partikel kaolinite, le bar I 0.000 A dan tcbal I 000 A
(b)
* D isc but juga "Bcrat J c n 1s" ( S pecific Gravity). G a m bar 1 . 1 1 . Air dalam lcm pung (digambar lagi menurut Lam be, 1 958).
-,-anah dan Batuan 17 18 P r msip- p r i n sir- Rek ayasa Geo te k n is
diperkirakan sebesar 2,6 5 ; untuk tanah berlempung atau berlanau, harga tersebut berkisar
antara 2,6 sampai 2 ,9.
1.5
A nalisis mekanis dari tan ah adalah perientuan variasi u kuran partikel-partikel yang ada
pacta tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam persentase dari berat kering total. Ada dua
cara yang umum digunakan untuk mendapatkan distribusi u ku ran-ukuran partikel tanah,
yaitu: ( 1 ) analisis ayakan* untu k u kuran p artikel-partikel berdiameter lebih besar dari
-
0,075 mm, dan (2) analisis hidrometer untu k u ku ran partikel-partikel berdiameter lebih
-
kecil dlj.ri 0,075 mm. Prins· ari analisis ayakan dan hidrom'e ter akan diterangkan se
cara singkat p ada u raian- aian berikut ini.
Analisis ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayak
an di mana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Untuk standar
ayakan di Amerika Serikat, nomor ayakan dan u kuran lubang diberikan dalam Tabel 1. 5.
label 1 . 5. Ukuran-ukuran Ayakan
Standard di Amerika Serikat.
· ·
Lubang
Ayakan No .
(nun)
4 4,750
6 3,350
8 2,360
10 2,000
16 1 , 180
20 0,850
30 0,600 Gambar 1 . 1 2. Uji analisis �yakan (atas jasa Soiltest, Inc., Evanston, Illinois).
40 U,-125
50 0,300
lumpur encer dan kemudian dibasuh seluruhnya melewati ayakan-ayakan tersebut. Bagian
60 0,250
padat yang tertahan pada setiap ayakan dikumpulkan sendiri-sendiri. Kemudian masing-ma
80 0, 180
sing ayakan beserta tanahnya dikeringkan dalam oven , dan kemudian berat tanah kering ter
lOO 0 , 1 50
sebut ditimbang.
1-10 0,106
Hasil-hasil dari analisis ayakan biasanya dinyatakan dalam persentase dari berat total.
170 0,088
Pada Tabel 1.6 diperlihatkan sebuah contoh perhitungan yang diperlukan dalam suatu ana
200 0,075
lisis ayakan.
270 0,053
Mula-mula contoh tanah dikeringkim lebih dahulu, kemudian semua gumpalan-gumpal Anal isis hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir ta
an dipecah menjadi partikel-partikel y ang lebih kecil lalu baru diayak dalam percobaan di nah dalam air. Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air , p ar tikel-partikel tanah akai'
laboratorium. Setelah cukup waktu untuk mengayak dengan cara getaran, m assa tanah yang mengendap\ dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran, dan be
tertahan pada setiap ayakan ditimbang. Untuk menganalisis tanah-tanah kohesif, barangkali ratnya. U ntuk mudahnya, dapat dianggap b ah wa semua p artikel tanah itu berbentuk bola
agak sukar untuk memecah gumpalan-gumpa!an tanahnya menjadi p artikel-partikel lepas (bulat) dan kecepatan mengendap dari par tikel-par tikel tersebut dapat dinyatakan dal am
.yang berdiri sendiri. Untuk itu, tanah tersebut perlu dicampur dengan air sampai menjadi hukum Stokes, yaitu:
(I. 1)
* Biasa disebut juga "analisis saringan"
Tabel 1 .6 . Analisis Ayakan (Massa Contoh Tanah Kering = 450 gram). a tau
D•.unelt-r
tcrt. h;n pada tiap-'. tan a h yang
D
f30!] (£
\j (C: - l ) yw Yt
=
10 2,000 0 0 100,00
. iL(cm )
/)(m m ) I-:. ( 1 . 5)
=
16 1 , 180 9,90 2,20 97,80
\j t(men)
30 0,600 24,66 5,48 92,32
Harus dicatat bahwa harga K merupakan fungsi dari G8 dan 1/, yang tergantung pada tempe�
Kolom 4 t ko l o m 3 1 1(\la"a tanah total) X l llO
ratur uji. Pada Tabel 1 .7 diberikan variasi harga K menurut temperatur uji dan harga berat
* =
' lbrga ini j ug a d is�b u t �L'haga i pcrsl'ntase but nan v a lli' l o l o � ayakan
'\
t p�rcen t finer l jenis (G8) dari butiran tanah.
-
Ji mana :
Tabel 1 . 7. Harga- harga K [ Persamaan ( 1 .6)] *.
v kecepatan mengendap ·; .
. ·
C, . .
'Ys T<'lllP<'J,ttm
· .
'Yw be rat volume air ("C ) 2,45 2,50 2,55 · 2,60 . 2,65 2.70 2,75 _ 2,80
D
= � l87Jv = / 187] ( 1 . 2)
21 0,0 1 43 8 0,0 1 4 1 4 0,0 1 39 1 0,0 1 369 0,01 348 0,0 1 328 0,01 309 0,0 1 29 1
L
26 0,0 1 35 7 0,0 1 3 34 0,01 3 1 2 0,0 1 29 1 0,0 1 27 2 0,0 1 2 5 3 0,0 1 235 0,0 1 2 1 8
jar ak
v = __: -- = - 0 ,0 1 342
t
27 0,0 1 3 1 9 0,0 1 297 0,0 1 277 0,0 1 25 8 0,0 1 239 0,0 1 22 1 0,01 204
wak tu 0,0 1 327 0,0 1 304 0,0 1 28 3 0,0 1 264 0,01 244 0,0 1 225 0,0 1 208 0,01 1 9 1
28
Perhatik an b ahwa 29 0 ,0 1 3 1 2 0,0 1 290 0,0 1 269 0,01 249 0,0 1 2 30 0,0 1 2 1 2 0,0 1 1 95 0,0 1 1 78
30 0,0 1 298 0,0 1 276 0,0 1 25 6 0,0 1 236 0,0 1 2 1 7 0,0 1 1 99 0,0 1 1 82 0,0 1 169
( 1 . 3)
J adi, dengan mengkombinasikan Persamaan-persamaan (1.2) dan (1.3) mak a : * dari ASTM ( 1 982)
l b7J !I:.
D = V (G, - l)yw 'J[ ( l. .t)
Di dalam laboratorium, pengujian hidrometer dilakukan dalam silinder pengendap yang
terbuat dari gelas dan memakai 50 gram contoh tanah yang kering oven (dikeringkan dalam
oven). Silinder pengendap tersebut mempunyai tinggi 1 8 inci ( 457,2 mm) dan diame ter
Bila satuan T/ adalah dalam gram detik /cm2 , 'Yw dalam gram/cm3 , L dalam cm, t dalam me
=
2,5 inci (63,5 mm). Silinder tersebut diberi tnnda yang menunjukkan volume sebesar
nit, dan D dalam mm, didapat:
1 000 m!. Campuran Calgon (natrium hexametaphosphate) biasanya digunakan sebagai bahan
pendispersi (dispersing agent). Total volume dari larutan air + calgon + tanah yang terdis-
persi dibuat menjadi 1000 ml dengan menam bahkan air suling. Pada Gambar 1.13 ditunjuk-
·kan sebuah alat hidrometer tipe ASTM ! 52 H.
- arah dan Batuan 21 22
P r m s1 p -rm n � i p Rekayasa GeotP
k n is
Bila sebuah alat hidrometer diletakkan dalam larutan tanah tersebu t pada waktu t, yang
diukur dari mula-mula terj adinya sedimentasi, m aka alat tersebut mengukur berat spesifik
dari larutan di sekitar bola kacanya sampai sedalam L dari permukaan larutan (Gambar
1.14). Harga berat spes.ifik : dari larutan merupakan fungsi dari jumlah partikel tanah yang
ada pada tiap satuan volume laru tan sepanjang kedalaman L tersebut. Juga, karena mengen·
dap, m aka p ada waktu t partikel-partikel tanah yang m asih ada dalam larutan sampai keda
laman L akan mempunyai diameter yang le bih kecil dari D seperti yang telah dirumuskan
dalam Persamaan ( 1.5). Partikel-partikel yang lebih besar dari D telah mengendap te rle bih
dahulu di bawah kolom L tersebut. Alat hidrom eter terse but dirancang untuk dapat membe·
rikan jumlah tanah (dalam gram) yang m asih tertinggal di dalam l arutan. Alat hidrometer
telah dikalib rasi (ditera) untuk tanah-tanah yang m empunyai berat spesifik (Gs) 2,65. Jadi
u n tuk tanah dengan h arga Gs yang l ain perlu adanya koreksi. _.--/
Dengan mengetahui jumlah tan ah di dalam larutan, L dan t, kita dapat menghitung
persentase berat dari tanah yang lebih halus dari diameter yang ditentu kan. Perhatikan bah·
wa L adalah kedalaman yang diukur dari permukaan air terhadap pusat berat bola kaca dari
alat hidrometer di mana kekentalan l arutan diukur. Harga L akan berubah menurut waktu;
variasinya pada pembacaan hidrom eter diberikan dalam Annual Book of ASTM Standard
(I 982 - lihat Test Designation D-422 , Tabel 2 ). Analisis hidrometer sangat efektif untuk
digunakan m emisahkan fraksi tanah halus sampai dengan ukuran kira-kira 0,51}.
Hasil dari analisis mekanik (analisis ayakan dan hidrometer) umumnya digambarkan da
lam kertas semilogaritmik yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-size
,...
distribution curve). Diameter partikel (butiran) digambarkan dalam skala l ogaritmik, dan
I- persentase dari butiran yang lolos ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa. Sebagai
I- --- l l id romctcr
contoh, grafik distribusi ukuran-butiran dari dua tanah ditunjukkan dalam Gambar 1. 15.
1- Grafik distribusi ukuran-bu tiran dari tanah A adalah kombin asi dari hasil analisis ayakan
Alat hidrometer jenis
G a m ba r 1 1 3 . 1-
ASTM I 5 2 H (ata s jasa Soiltest, Inc.,
..
1-
Evanston, Illinois). Klasifikasi sistem Unified
-=-
I-
I- Pasir Lanau dan Lempung
I- Analisis ayakan
Ayakan
10 16 30 40 60 1 00 200
Analisis hidrometer
N o.
L
• Analisis ayakan
80
.Q
.£
• Analisis
hidrometer
60
Ol)
1::
"'
>,
�
!S
� 40
1::
·• ....
"'
�
20
0
5 2 0,5 0,2 0,1 0,05 0,02 0,0 1 0,005 0,002 0,00 1
Diameter butiran ( mm)
yang diberikan dalam Tabel 1.6 dan hasil analisis hidrometer untuk fraksi halusnya. Bilama· 100
na hasil dari analisis ayakan dan analisis h idrometer digabung, diskontinuitas (discountinui
ty) umumnya timbul dalam rentang di m ana kedua grafik sating bertumpangan. Hal ini dise 80
babkan k arena pada kenyataannya bu tiran tanah pad a umumnya m empunyai bentuk yang .2
t idak rata. Analisis ayakan mem berikan u kuran butiran secara langsung; analisis hidrometer ..s
O[J 60
mem berikan diameter dari bulatan (sphere) yang mengendap pad a kecepatan yang sama se c
"'
>.
bagai bu tiran tanah. � 40
=
"
Persentase dari kerikil, pasir, lanau, dan butiran berukuran lempung yang dikandung
�
"'
oleh tanah dapat-ditentukan dari grafik distribusi ukuran-butiran. Menurut Sistem Klasifikasi 'l)
bih halus dari 4,75 mm - persentase butiran y ang lebih halus dari 0,075 mm = 1 00- Diameter butiran (mm)
6 2 = 3 8%.
Lanau dan lem pung (ukuran batas- kurang dari 0,075 mm)= 6 2%. Gambar 1 . 1 6. Macam -macam tipe kurva distribusi ukuran-bu tiran.
va tersebut dapat ditentukan : D10 = 0,096 mm, D 3 0 = 0, 1 6 mm, dan D60 = 0,24 mm. Koe
1 .6 fisien keseragaman dan koefisien gradasi adalah:
D60 0,24
U k u ran Efektif, K oefi sien K eseragaman, dan K oefisien Gradasi
= = = 2 5
Kurva distribusi ukuran-butiran dapat digunakan u n tu k membandingkan beberap a jenis Cu DlO 0 , 096 '
tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter dasar y ang dapat ditentukan dari kur (0,16)2
0,24 X
va tersebut, dan parameter-parameter tersebut dapat digunakan untu k mengklasifikasikan 1,1 1
0,096
tanah berbutir kasiu. Parameter-parameter tersebut adalah:
Kurva distribusi ukuran-butiran tidak hanya m enunjukkan rentang (range) dari ukuran
a. uku ran efektif (effective size),
butir yang dikondung di da1am tanah saja, tetapi juga menunjukkan tipe dari kurva distribusi
b. koefisien keseragaman (uniformity coefficient),
ukuran butiran tersebut. Ha! ini ditunjukkan dalam Gambar 1 . 1 6. Kurva I mewakili suatu
c. koefisien gradasi (coefficient of gradation).
tipe tanah di m ana sebagian besar dari butirannya mempunyai u ku ran y ang sama dinamakan
tanah bergradasi burnk (poorly graded soil). Kurva II mewakili tanah di m ana ukuran butir
Diameter dalam kurva distribusi u kuran-butiran yang bersesuaian dengan l 0% yang lebih ha
annya terbagi merata di dalam rentang y ang le bar dan dinamakan tanah bergradasi baik (well
Jus (lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif, atau D 10 . Koefisien keseragaman
graded). Tanah bergradasi baik akan m empunyai koefisien keseragaman lebih besar dari 4
diberikan dengan hubungan:
untuk kerikil dan 6 u ntuk pasir, dan koefisien gradasi antara 1 dan 3 (untuk kerikil dan pa
sir). Suatu tanah mungkin mempunyai kombinasi dari dua atau lebih fraksi dengan gradasi
C Doo yang sama. Jenis tanah terse but diwakili oleh kurva Ill yang dinamakan tanah bergradasi sen
(1 . 7)
=
Cc
40 102,6
= koefisien gradasi 60 89,1
D30 = diameter y ang be rsesuaian dengan 30% lolos ayakan. l OO 9.5,6
200 60,4
Kurva distribusi ukuran-butiran dari t an ah B ditunjukkan dalam Gambar 1.15; dari kur· lengser 31,2
Tanah dan Batuan 25 26 Prinsip-pr i n s i p Rekayasa Geote knis
a. Tentukan persentase butiran yang lebih halus (yang lolos) dari tiap-tiap ayakan Ukuran Persentase
dan gambarkan kurva distribusi ukuran·butirannya. (mm) yang Jolos
b. Tentukan D10, D 3 0, D60 dari kurva distribusi ukuran butiran tersebut.
c. Hitung koefisien keseragaman, Cu. 0,850 100,0
Ukuran Persentase
1 .4 Ulangi Soal 1 . 1 untuk hasil analisis ayakan seperti di bawah ini: (mm) yang lolos
D10 diameter butiran tanah yang bersesuaian dengan 1 0% dari butiran yang lolos Yong, R. N., and Warkentin, B. P. (1966) . Introduction to Soil Behavior, Macmillan,
ayakan (atau ukuran efektif) New York.
D30 diameter butiran tanah yang bersesuaian dengan 3 0% dari butiran yang lolos Acuan Pelengkap u ntu k Pelajaran Selanjutnya
:\1itchell, J. K. (1976). Fundamentals of Soil Beharior, Wiley, New York.
ayakan
D60 diameter butiran tanah yang bersesuaian dengan 60% dari butiran yang lolos Van Olphen, 11. (1963). A n Introduction to Clay Colloid Chemistry, Wiley Iuterscieuee,
ayakan New York.
Gs berat spesifik dari butiran tanah
K �
L panjang dari permukaan air sampai dengan pusat berat bola kaca alat hidrometer
waktu
v kecepatan
Yunani
'Ys berat volume butiran tanah
'Yw berat volume air
TJ kekentalan
Kimia
AI aluminium
c karbon
Ca kalsium
Fe be si
H hidrogen
K kalium (= potassmm)
Mg magnesium
Na natrium (= sodium)
0 oksigen
Si silikon
Ti titanium
Acuan
American Society fur Testing and �1aterials (1982). AST1\J Book of Standards, Part 19,
Philadelphia, Pa.
Bowen, N. L. (1922). "The Reaction Principles in Petrogencsis," Journal of Geology,
Vol. 30, 177-198.
Grim, H. E. (195:3). Clay Mineralogy, M eCraw-llill, New York.
Grim, R. E. (1959). "Physico-Chemi cal Properties of Soils: Clay M inerals," Journal of
thc Soil Mcdw n ics 11111/ Fowul1 1 t i cms Divisiou, ASCE, Vol. H.'5, No. SM :?., 1-17. � :
r '
Luulll'. T. W. (IHSH). "The Strudurc o f C mupade d Clay,"Jounw/ c�ftlw Soil Mcduw
ic's 111111 Fou ru l11 t ions J)ivision, ASCE, Vol. 81. No. SM 2, Hi5S-I to Hi55-:3S.
Tcrzaghi , K. (1925). Erdbaumechanik auf Bodenphysikalischer Grtmdlage, D euticke,
Vienna.
30 Prin sip-pri nsip Rekayasa Geote k n is
q-
Udara
. ..
· . ·.. . . ·:· .
.. T T V,
r1 V
· ·.,
BAB w"
2
• ' _.·
Berat Volume
total total
=v
=w w
V,I
Komposisi Tanah
I
...
(a)
:
( b)
1
Gambar 2.1. (a) Elemen tanah dalam k�<adaan asli; (b) tiga fase elemen tanah.
Bab 1 menjelaskan mengenai proses geo1ogis c ara terbentuknya tanah, batas (void ratio), porositas (porosity), dan derajat kejenuhan (degree of saturation). Angka pori
batas uku ran bu ti ran tanah , dan analisis mekanis dari tanah. Pada kejadiannya, tanah terdiri didefinisikan sebagai perbandingan an tar a volume pori dan volume butiran padat. J adi :
dari tiga fase yaitu : butiran padat (solid), air, dan udara. Bab ini membahas tentang hubung
an volume-berat agregat tanah, struktur tanah, dan plastisitasnya. Vr
(2. 3)
V,
e =
2.1
di mana:
H u bu ngan Volume-Berat e = angka pori (void ratio).
Gambar 2. 1 a menunjukkan suatu elemen tanah dengan volume V dan berat W. Untu k Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dan volume tanah total,
me m buat hubungan volume-berat agregat tanah, tiga fa se (yaitu : butiran padat, air, dan uda a tau
ra) dipisahkan seperti ditunjukkan dalam Gam bar 2 . 1 b. J adi, volume total contoh t an ah V,. .
---'-
(2.4)
V
n =
yang diselidiki dapat dinyatakan sebagai:
di mana:
n = porositas (porosity)
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume air dengan volume
di m ana:
pori, atau
Vs = volume but iran padat Vw
Vv = S (2.5)
V,.
volume pori =
- ----- ( ( ) =
V
"
V,, V,, _ V
J) 1- n
n
di mana:
V.,
(2.6)
_ _
V-Vv
e- -
1_
---- --
n =
e
--
(2.7) m = m assa total tanah yang ditest (kg)
1 + e ms = massa butiran padat dari tanah yang ditest (kg ).
Istilah-istilah yang umum dipakai untu k hubungan berat adalah kadar air (moisture
Satuan dari volume t otal , V , adalah m 3 .
content) dan berat volume (unit weight). Definisi dari istilah-istilah tersebut adalal1 sebagai
Berat volume tanah dalam satuan N/m 3 dapat diperoleh dari kerapatan yang mempu
berikut:
nyai satuan kg/m 3 , sebagai berikut:
Kadar air (w) yang juga dise but sebagai water content didefinisikan sebagai perbanding
'Y p · g p
an antara berat air dan berat butiran padat dari volume tanah y ang diselidiki. = = 9,81 (2.14a)
dan
(2.8)
'Yt! = Pt1 · g == 9,81 P<i (2.141>)
Berat volume (y) adalah berat tanah per satuan volume. Jadi, g = percepatan gravitasi = 9,81 m/de tik .
2
w
di m ana
'Y = V (2.9)
2.2
Berat volume dapat juga dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan volume total. Hu bungan Antara Berat Volume ( U n i t Weight), Angka Pori (Vo i d Ratio),
w [ I ( ww u;·)J - w.
Dari Persamaan-persamaan (2.2), (2.8), dan (2.9) : K adar Air (Moisture Con tent� dan Berat Spesif i k
.. + ..
Untuk mendapatkan hubungan antara berat volume (atau kepadatan), angka pori, dan
W W,. + W w (1 + w)
'Y = V =
-.b---'--"-'
' -='- _
' kadar air, perhatikan suatu elemen tanah di m an a volume bu tiran padatnya adalah I, seperti
(2.10)
V V V terlihat dalam Gambar 2.2. Karena volume dari butiran padat adalah I, m aka volume dari
pori adalah sama dengan angka pori, e [ dari Persamaan (2.3)]. Be rat dari butiran padat dan
Para ahli tanah kadang-kadang menyebut berat volume (unit weight) yang didefinisikan de
air dapat dinyatakan sebagai:
ngan Persamaan (2.9) sebagai berat volume basah (moist u nit weight).
Kadang-kadang memang perlu untuk mengetahui berat kering per satuan volume tanah. \V, = G,yw
Perbandingan terse but dinam akan berat volume kering (dry unit weight), 'Yd· J adi :
w.
'-"'w = wW, = wGs'Yw
Dari Persamaan-persamaan (2. 1 0) dan (2. 1 1 ), hubungan an tar a be rat volume, be rat volume Gs = berat spesifik butiran padat
kering, dan kadar air dapat dituliskan sebagai berikut: w = kadar air
'Yw = berat volume air.
'Yd = _1._
1 + w (2.12)
Dalam sistem Inggris, berat volume air adalah 62,4 l b/fe ; dalam sistem SI, berat volume air ·
Karena Newton adalah suatu satuan turunan, mungkin akan lebih baik kalau bekerja W Ws + Ww G,yw + w Gs'Yw - (1 + w) Gs 'Yw
dengan menggunakan kerapatan (density, p) tanah. Satuan SI untuk kerapatan adalah ki 'Y = V =
_
·V 1 +e 1+e (2.15)
logram per meter kubik (kg/m3). Kita dapat menulis persamaan-persamaan untuk kerapatan
[ seperti Persamaan-persamaan (2.9) dan (2. 1 1 )] sebagai: dan
- W , - Gs'Yw
p=- 'Yd
m
(2.13a) (2.16)
-
V
•
v 1 +e
dan Karena berat air dalam elemen tanah yang ditinjau adalah wGs'Yw, volume yang ditem
pati air adalah :
Pc1 = -v '�
m,.
(2.13b) '
Ww wGsYw
di m ana: V.= = =
wGs
'Yw 'Yw
P
u;
T
Udara
V,= e
Ww=ey
T
j
1
w
w.= G;r
1 'f'
Gambar 2.2. Tiga fase elemen tanah dengan volume butiran padat sama dengan I.
Gambar 2. 3. Elcmen tanah yang jenuh air dengan volume butiran padat sama dengan I.
atau di mana :
Se= we.. (2. 1 7) Pw = kerapatan air (water density)= 1000 kg/m 3•
Persam aan (2. 1 7) adalah sangat berguna untuk penyelesaian persoalan-persoalan yang me Persamaan (2.19a) diturunkan dengan cara meninjau elemen tanah yang ditunjukkan da
nyangkut hubungan tiga fase. lam Gambar 2.4, di mana volume butiran padat sama dengan satu dan volume pori sama de
Apabila contoh tanah adalah jenuh air (saturated) - yaitu ruang pori terisi penuh oleh ngan e. Oleh karena itu, m assa butiran tanah , ms, adalah sama dengan GsPw · Kadar air sudah
air (Gambar 2.3) - berat volume tanah yang jenuh air dapat ditentukan dengan cara yang didefinisikan dalam Persamaan (2.8) sebagai:
sama seperti di atas, yaitu:
'Ysat =V=
-------
di mana:
'Ysat = be rat volume tanah yang jenuh air.
di mana: mw = massa air.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa disebabkan karena kemudahan bekerja de Karena massa butiran padat dalam elemen tanah sama dengan GsPw, maka massa air ada
ngan menggunakan kerapatan dalam sistem SI, persamaan-persamaan yang dituliskan berikut lah :
ini [sama seperti hubungan-hubungan berat volume yang diberikan dalam Persamaan-persa
m aan (2. 1 5), (2. 1 6), dan (2. 1 8)) akan sangat berguna.
. (1+w) G•pw
Kerapatan (density) = p = (2. 1 9a)
1 +e
Kerapatan kering (dry density).= Pd = ��� (2. 19b)
Dari Persamaan (2.13a), kerapatan adalah :
Volume
T
Udara
Udara
T T
I
V,. = n
m � "r
W., = wG,y.,O -n)
t
"""",.,..;,;.-..,c..,.,.,....,.,,.
.,-.,:.�==�""��
....,
V= I
J ��:���,:,:511.;1�i:�7i�i�,t�'
G,p" .. ·. ·'·
1 i11;':��i!: S'�ff\tLf;�&�"�1�i�
- n) •·······'··· -"'·:·
.. Butuan:padat.
W, G,y.,.(I V., = 1- n
m,- , .. ::· �· : .- • . _,_,. . ·:.� .
1 1
=
Gambar 2.4. Tiga fase elemen tanah yang menunjukkan hubungan antara massa dan volume.
Gambar 2.5. Elemen tanah dengan volume total V= l.
Persamaan"persamaan (2. 1 9b) dan (2.1 9c) dapat diturunkan dengan cara yang sama stperti
Persamaan (2. 1 9a) yang telah diterangkan di atas. Gambar 2.6 menunjukkan suatu contoh tanah yang jenuh air dan mempunyai volu
me= I. Menurut Gam bar tersebut,
w = - =
cara yang sama seperti cara yang sudah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya. Perhati Wu: nyw n
(2. 25)
kan suatu elemen tanah yang mempunyai volume sama dengan s atu, seperti ditunjukkan da Ws (l - n) YwGs (l - n)G,
lam Gambar 2.5. Dari Persamaan (2.4),
2.4
n = -v
V
V Kerapatan Relatif
Istilah kerapatan relatif (relative density) umumnya dipakai untuk menunjukkan ting
Kalau V adalah sama dengan 1 , m aka Vv adalah sama dengan n. Sehingga, Vs = I - n. Be rat kat kerapatan dari tanah berbutir (granular soil) di lapangan. Kerapatan relatif didefinisikan
butiran padat (W9) dan berat air (Ww) dapat dinyatakan sebagai berikut: sebagai:
- e
D =
Croaks
(2. 26)
- emin
rt )
Cmaks
w.,
r
c.-rw( l - (2.20)
di mana:
= .
1
"·' - ef'lin angka pori tanah dalam keadaan paling padat.
K omposisi Tanah 37 38 Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis
Berat Volume Tabel 2.2. Angka Pori, Kadar Air, dan Berat Volume Kering untuk Beberapa Tipe Tanah yang Masih
Dalam Keadaan Asli.
Gambar 2.6. Elemen t anah yang jenuh dair dengan volume total V= 1.
Harga kerapatan relatif (Dr) bervariasi ctari harga terenctah = 0 untuk tanah yang sangat
lepas, sampai harga tertinggi = 1 untuk tanah yang sangat pactat. Para ahli tanah secara kuali
tatif menjelaskan tentang keactaan tanah berbutir kasar atas ctasar kerapatan relatifnya, se
perti terlihat ctalam Tabel 2.1. Beberapa harga angka pori, kactar air ctari tanah yang jenuh
air, ctan berat volume kering ctari tanah asli ctiberikan ctalam Tabel 2.2.
Dengan menggunakan ctefinisi berat volume kering yang ctiberikan ctalam Persamaan ASTM Test Designation D-2049 menjelaskan tentang cara menentukan harga maksimum
(2.16), kerapatan relatif juga ctapat ctinyatakan ctengan istilah berat volume kering maksi dan minimum berat volume kering tanah berbutir; harga-harga tersebut kemudian digunakan
mum ctan minimum yang mungkin. dalam Persa�aan (2.27) untuk mengukur kepadatan relatif dari basil pemadatan di lapang
[ � J [ ld(�akJ
=
(2.27) kan dengan cara menuangkan pasir secara perlahan-lahan ke dalam cetakan dengan meng
r l'rl( ni -
gunakan corong yang berdiameter Yz inci (12,7 mm). Tinggi jatuh pasir rata-rata ke dalam
cetakan dibuat kira-kira 1 inci (25,4 mm). Harga dari 'Yd(mln) kemudian ditentukan dengan
cti mana: cara:
"'d (min) . be rat volume kering tanal1 ctalam keactaan yang paling lepas (pacta angka pori
maksimum , emaks) - w..
'Yd(min)- V (2.28)
"'d berat volume tanah asli di lapangan (pacta angka pori e) m
'Yd (mak') = berat volume kering tanah ctalam keactaan yang paling pactat (pacta angka
di m ana:
pori minimum, m ;n . e ) W8 = berat pasir yang digunakan untuk mengisi cetakan
Tabel 2. 1 . Penjelasan Secara Kualitatif Vm= volume cetakan (= 0,1 re).
Mengenai Deposit Tanah Berbutir.
Harga berat volume kering maksimum dapat ditentukan dengan cara membebani permu
hci.lf'·'Llll Rl'l.ilil Pcntl'll'"" lllc'llCL'll,ll kaan pasir sebesar 2 lb/in2 (13,8 kN/m2) dan kemudian cetakan beserta isinya digetarkan se
1 �
DL'poslt L1n,ti1 lama 8 menit. Penggetaran dilakukan dengan cara meletakkan cetakan dan isinya di atas
meja yang bergetar dengan frekuensi 3600 getaran/menit dan yang mempunyai amplitudo
0- iS $Sfl8a.t lcpas
15- 50
getaran sebesar 0,025 in (0,635 mm). Harga 'Yd(maks) ditentukan setelah penggetaran selesai,
lepas
·
50- 70 menengab yaitu dengan cara menentukan berat pasir di dalam cetakan dan volume cetakan. Harga
70- 85 padat 'Yd(maks) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya percepatan, beban yang diletakkan
i5 -100 sangaJpadat di atas pasir, dan arah dari percepatan. Oleh karena itu, ada kemungkinan didapatkan harga
r
f 'Yd( maks ) yang lebih besar dari yang didapat dengan cara menurut prosedur ASTM standar.
!
Komposisi Tanah 39 40 P r i n sip-p r i n s i p R e kayasa Geotekn i s
Contoh Jadi
2.1
0•086
Dalam keadaan asli, suatu tanah basah mempunyai volume= 0,33 ft3 dan berat = 39,93 S = X 100 = 68, 3%
0,126
lb. Setelah dikeringkan dalam oven, berat tanah kering adalah 3 4,54 lb. Apabila Gs = 2,71,
hitung kadar air, be rat volume basah, berat volume kering, angka pori, porositas, dan derajat
kejenuhan. · Con toh
2.2
Untuk sua tu t anah, diberikan: e = 0,75, w = 2 2%, Gs= 2,66. Hitung porositas, berat vo
Penyelesaian:
lume basah, berat volume kering, dan derajat kejenuhan. Perhitungan harus dilakukan de
Perhatikan Gambar 2.7. ngan menggunakan satuan Inggris dan satuan SI.
Ww W- W,, 39,93 - 34,54 5,39 lOO Porosi tas [Persamaan (2. 7)J:
= = = = X
W
W5 W5 34,54 34,54
= 0,75
15,6% e .
n= 1
= =
0•4 3
+ e 1 + 0,75 -
Berat Volume B asah [Persamaan (2.9)]: Berat Volume Basah [Persam aan ( 2. 1 5)]:
= w = 39,9 3 =
121 '0 lb/ft 3 (1 + w)G<Yw (1 + 0,22) 2,66 X 62,4
"Y =
'Y
V 0 '33
=
1 + e 1 + 0, 75
= 1 15,7 lb/ft3
Berat Volume Kering [Persamaan (2.11)]:
w 34 54
'Yd
= _s = --
' =
104 '6 7 lb/ft3 = 104 ' 7 Jb/ft3 Berat Volume Kering [Persam aan (2. 1 6 )]:
V 0,33
"Y Gs "Yw
d =
2,66 X 62,4
= 94 9 lb/ft3
Angka pori [Persamaan (2.3)] = 1 +e 1 + 0,75 _. __
=
w. 34,54 Berat (lb)
v. c:;- = 271624 =
0 , 204 f t 3
s'Yw X • •
Jadi
0,126
T
W.,.= 5,39
=
e
= 0,62
0,204
e =
0,62
n= -- -- 0 ' 38
1 + e 1 + 0 .62 -
Vw
S =
Vv
=
Ww 5 39 =
Vw = , 0 ' 086 ft3
'Yw 62,4 Gambar 2.7.
Komposisi Tanah 41 42 P r i n s i p-prin sip Rekayasa Geote k n is
Derajat Kejenuhan [Persamaan (2 .17)): Kerapatan tanah jenuh [ Persamaan (2. 1 9c)] sama dengan :
- 19-·3
1 + e
e 0,75 = =
_ 1 + O,S2
-
Massa air y ang harus ditambahkan ke dalam 1 m 3 tanah
Penyelesaian: Satuan SI Psat p = 1923 - 1619,8 = 30.'3,2 kg
Perhitungan untuk porositas dan derajat kejenuhan sama seperti untuk satuan Inggris. Jadi, massa air, total y ang harus d itambahkan ke dalam 1 0 m3 tanah:
:303,2 X 10 = 3032 kg
Berat Volume Basah:
Dari Persamaan ( 2.19a), kerapatan tanah basah adalah:
(1 + w)G,pw
1 + e
p=
Pw = 1000 kg/m3
Con toh
2.4
(1 + 0,22)2,66 X 1000
p= = 1854 '4 k"'
""m:l
1 + 0,75 Suatu tanah jenuh air mempunyai berat volume kering sebesar 1 6, 2 kN/m3. Kadar air
nya adalah 20"/o. Tentukan: (a) 'Ysat> (b) G8, dan (c) e.
Maka dari itu, berat volume basah sama dengan
Penyelesaian:
9,81 X 1854,4
y (kN/m3) = p · g = = 18,19 kN/m'3 a). Bera_t Volume Jenuh
1000
Dari Persamaan (2. 1 2)
Berat Volume Kering:
Dari Persamaan (2 .19b)
G,p,� 2,66 X 1000
)\,1 = 'Yd(l + .
w) = ( 16,2) (l +
20
lOO =
) 19,44 kN/m3
Pd = = = 1520 kg!m·3
1+e
--
1 + 0,75
b). Bera t 1 en is, G8
Jadi
Dari Persamaan (2. 1 6 )
G, 'Yw
9,81 X 1520
"Yd
I'd= -
_
14,91 kN/m 3
_
] + e
-
1000
-
Juga, dari Persamaan (2. 17), untu k tanah jenuh, e = wG8• Jadi
Co n to h
2.3 G;.y",
I'd =
1 + wGs
Suatu tanah mempunyai data �ebagai berikut: porositas = 0,45, berat jenis butiran
tanah = 2,68, dan kadar air= 10%. Tentukan m assa air yang harus ditambahkan agar tanah Sehingga
yang mempunyai volume 10 m 3 menjadi jenuh.
G_,(9,81)
16_2 =
1 + (0,20)(Gs)
Penyelesaian :
a tau
Dari Persamaan (2 .6)
16,2 + 3,24G, = 9,81G,
_n_
0,4.'5 G, =2,465 2,47
1 1
e = = = 0 82 =
- 11 - 0,45 •
Kerapatan tanah basah [Persamaan (2.19a)] sam a uc ngan : c). Angka pori. e
(1 + w)G,pw . (1 + 0,1) 2,68 X 1000 Untuk tanah jcnuh
p = =
1 + 0,82
e = w G, = (0,2)(2,47)
1 + e
= 0,49
p = 1619,8 kg/m3
2.5 Jari-jari
T anah
2,126 in.
K onsistensi (54 mm)
Apabila tanah berbu tir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut dapat
diremas-remas ( remolded) tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohcsif ini disebabkan karena
adanya air y ang terserap (adsorbed water) di sekeliling permukaan dari partikel lempung. Contoh
tanah
Pada awal t ahun 1900, seorang ilmuwan dari Swedia bernama Atterberg mengembangkan
suatu metode u ntuk menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang
bervariasi. Bilamana kadar airnya sangat tioggi, campuran tanah d an air akan menjadi sangat
lembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air y ang dikandung tanah, tanah dapat di
pisahkan ke dalam empat keadaan dasar, yaitu : padat, semi padat, plastis, dan cair, seperti
y ang ditunjukkan dalam Gam bar 2.8.
Kadar air, dinyatakan dalam pcrsen, di m ana tcrjadi transisi dari keadaan padat ke ke
adaan sem i-padat didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage lim it). K;Idar air di mana
transisi dari keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis (plastic
l imit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit). Batas- ·
Batas Cair(LL)
Skema dari alat ( tampak samping) yang digunakan untuk mencntu kan hatas cair diberi (a)
kan dalam Gambar 2.9a. Alat tersebut terdiri dari mangkok kuningan y ang bcrtumpu pada
dasar karet y ang keras. Mangkok kuningan dapat diangkat dan d ijatuhkan di alas dasar karet
keras tersebut dengan sebuah pengungkit ekscn tris ("cam") dijalankan oleh sua tu alat pemu
tau Untuk melakukan uji batas c air, pasta tanah diletakkan di dalam m angkok kuningan ,__ ____ 2,875in. ------..1
kemudian digores tepat di tengahnya dengan mcnggunakan alat penggores standar (Gambar (73mm)
2.9b). Dengan menjalankan alat pemutar, m angkok kemudian dinaik-turunkan dari keting l Ujung persegi
gian 0,3937 in (10 mm). Kadar air, dinyatakan dalam pcrsen, dari tanah yang dibu tuhkan 0,3937in.
untuk menutup goresan yang bcrjarak 0,5 in. (1 2,7 m m ) sepanjang dasar contoh tanah di da I (10 mm)
T
I
lam mangkok (Iih a t Gambar 2 . 9c dan 2.9d ) scsudah 25 pukulan didcfinisikan scbagai batas I
Jari-:jari 0,875 in. (22,2 mm)
cair (liquid l im it). I
I
Untuk mengatur kadar air dari tanah yang hc rsangku tan aga r dipcnuhi pcrsyaratan di I
: r j
I
atas ternyata sangat sul it. Oleh karcna ilu akan lcbih baik kalau dilakukan uji batas cair pa _______
ling sedikit empat kal i pada tanah y ang sama tctapi pada kad ar air yang berbcda-bcda sching
ga jumlah pukulan N, yang dibu tuhkan untuk menu tup goresan bervariasi antara 15 dan 3 5.
�
� l "-J
in. 0,53in.
(13,43mm)
T
(2mm)
(Gam bar 2.10 menunjukkan foto dari alat uji batas cair dengan contoh tanah diletakkan di
dalam mangkok kuningan pad a saat awal pengujian. ) Kad:u air dari tanah, dalam pcrscn, da1f T
jum lah pukulan untuk masing-masing uji digambarkan di alas kertas grafik scl'ni- log (Gambar (b)
2.11 ). Hubungan antara kadar air dan log N dapat dianggap scbagai suatu garis lurus. Garis
lurus tersebut dinamakan scbagai kun1a aliran (flow curve). Kadar air yang bersesuaian de-
Tanpa skala
2mm
Gambar 2.8. Batas-hatas A tterberg. lum diuji; (d) co ntoh tanah setelah diuji.
K omposisi Tanah 45 46 Prinsip-p rinsip Rekayasa Geotekn is
---
""
"'....
�-
.!::1
40
"'
"'
::..:
'0
Jumlah pukulan, N.
Gambar 2.1 1 . Kurva aliran (flow curve) untuk penentuan batas cair lempung berlanau (silty clay).
Gambar 2.1 0. Awal uji batas cair dengan contoh tanah di dalam mangkok kuningan (atas jasa dari Soil test,
wN
Inc. Evanston, Illinois).
kadar air di m ana untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah dibutuhkan
pukulan se banyak N
ngan N = 25, yang ditentukan dari kurva aliran , adalah batas cair dari tanah yang bersangkut tan {3 = 0, 1 2 1 (harap die atat bahwa tidak semua tanah mempunyai harga tan {3 = 0, 12 1 ).
an. Kemiringan dari garis aliran (flow line) didefinisikan se bagai indeks aliran (flow index)
dan dapat dituliskan sebagai: Persamaan (2.31) umumnya memberikan hasil yang cukup baik apabila jumlah pukulan
adalah antara 20 dan 30. Untuk uji laboratorium yang dilakukan secara rutin, persamaan ter·
(2. 29) sebut mungkin dapat dipergunakan untuk menentukan harga batas cair bilamana hanya dila
kukan satu pengujian untuk tiap-tiap tanah. Cara ini dikenal sebagai metode satu titik (one
point method). Metode ini telah dimasukkan dalam ASTM standar keterangan no D-423.
Sebagai alasan mengapa metode satu titik ini dapat memberikan hasil yang cukup baik ada
di m ana:
lah bahwa rentang (range) harga kadar air yang terlibat hanya kecil, yaitu N= 20 sampai de
IF = indeks aliran ngan N = 30. Tabel 2.3 menunjukkan harga-harga dari (N/25)0•121 yang diperlukan oleh
w1 = kadar air, dalam persen, dari tanah y ang bersesuaian dengan jumlah pukulan N1 Persamaan (2.31) untuk N = 20 sampai dengan N = 30. Angka-angka batas Atterberg untuk
w2 = kadar air , dalam persen, dari tanah yang bersesuaian dengan jumlah pukulan N2, bermacam-macam mineral lempung diberikan dalam Tabel 2.4.
Casagrande (1932) telah menyimpulkan bahwa tiap-tiap pukulan dari alat uji batas cair
adalah bersesuaian dengan tegangan geser tanah sebesar kira-kira 1 g/cm2 (o: 0, I kN/m 2).
N+
Jadi, persamaan garis aliran dapat dituliskan dalam bentuk yang umum , sebagai berikut:
Oleh karena itu, batas cair dari tanah berbutir halus adalah kadar air di mana tegangan geser
tanahnya adalah kira-kira 25 g/cm 2 (o: 2,5 kN/m 2).
w = -h log C (2.30)
Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US Waterways Experiment Station,
Vicksburg, Mississippi ( 1949), mengajukan suatu persamaan empiris untuk menentukan ba Tabel 2.3. Harga-harga
( )0,121
N
25
N
tas cair, yaitu:
LL- (25)tanJ3
_
WN (2.31)
20 d;srn .. ·�. . ·
·
·
,l�
21 '/:I 1-
· ·
0,919
di mana: 22 0.985 28
t::
2:3 29
N jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5 in pada
�:· 3d
dasar contoh tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dari alat uji ba
tas cair
25 · nOb;.
:)�
X lOO
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.13, batas susut dapat ditentukan dengan cara
(2.34)
sebagai berikut:
di mana:
SL = w;(%) - .:lw(%) (2.33)
m1 massa tanah basah dalam mangkok pada saat pcrmulaan penguj ian (gram)
di mana: m2 massa tanah kering (gram), l ihat Gamhar 2.14.
Komposisi Tanah 49 50 Prinsip-pri nsip Rekayasa Geote k n i s
Volume
tanah
Selain itu Dengan mem asukkan data uji ke dalam persamaan, didapat:
�w(%)
= ( V; -
m2
VJ)Pw
x lOO (2. 35) SL = ( 44,6 - 32,8
32,8
)
100
_ ( 32,8
)
(16,2 - 10,8) X 1
1oJ
= 44,6 g V; 16 , 2 cm3 kuran lempung untuk tiap-tiap tanah mempunyai garis yang berbeda-beda. Keadaan ini dise
10,8 cm3
m1
ffi2 = 32,8 g vf =
=
babkan karena tipe dari mineral lempung yang dikandung oleh tiap-tiap tanah berbeda-beda.
Atas dasar hasil studi tersebut, Skempton mendefinisikan suatu besaran yang dinamakan ak
Hitung batas susutnya. tivitas (activity) yang merupakan kemiringan dari garis yang menyatakan hubungan antara
Pi dan persen buti ran yang lolos ayakan 2,u, atau dapat pula dituliskan sebagai:
Penyelesaian:
A = PI (2 ·37)
Dari Persamaan (2.36) (% berat fraksi berukuran lempung)
di mana ·.
A = aktivitas/activity
o Commercial bentonite
• Berttonite/kaolinite-4: 1
u Bentonite/kaolinite-1.5:1
• Kaolinite/bentonite-1.5: 1
• Kaolinite/bentonite-4: 1
Tanah 2 o Kaolinite/bentonite-9:1
• Kaolinite/bentonite-19:1
v Commercial kaolinite
Persentase
400
IC:..--- fraksi
lempung ( < 2p.)
Smectites
anorganik (inorganic clay) 4ari tanah lanau anorganik (inorganic silt). Tanah lempung anor
Illite o,s-1 ganik terletak di atas garis A, dan lanau anorganik terletak di bawah garis A. Tanah lanau
Kaollnite 0.5 anorganik dengan kemampuan mem ampat sedang (di bawah garis A dengan LL berkisar an
Halloy$ite (2H�O) 0,5 tara30 sampai dengan 50). Tanah lempung organik (organic clay) berada di dalam daerah
Holloysite {4H110) 0,1 yang sama seperti tanah lanau anorganik dengan kemampuan memampat tinggi ( di bawah
Attap��W*e .0.5-U garis A dengan LL lebih besar dari 50). Keterangan yang diberikan dalam bagan plastisitas
.Alloph�e. M-1,2 adalah sangat berguna karena bagan tersebut merupakan dasar dalam pengelompokan tanah
"Menurut Mitchell (1976) berbutir halus dengan sistem unified (USCS) (Bab 3).
Komposisi Tanah 53 54 P r i nsip- p r i nsip Rekayasa Geote k n is
70
o Commercial bentonite
• Bentonite/illite-4: 1 60
t::. Bentonite/illite- 1 . 5 : 1
..::l
.,
Illite/bentonite- 1 . 5: 1
:�.!3
.a.
.s
""
.::;
"'
·;:; 300
';;J
"'
"'
c..
� Batas cair
Q) 200
"' Lanau anorganik
.5
dengan kompresibilitas
rendah
Gambar 2.1 9. Bagan plastisitas.
Dalam Gambar 2. 1 9 terlihat bahwa ada suatu garis di atas garis A yang dinamakan
garis U. Garis U ini merupakan batas atas perkiraan dari hubungan antara indeks plastisitas
20 40 60 80 1 00
dan batas cair untuk semu a tanah yang telah ditemukan selama ini. Persamaan garis U dapat
Persentase berat fraksi berukuran lempung C< 2J.J.)
a. Gambar indeks plastisitas dan batas cair dari tanah yang bersangkutan, misalnya ti
tik A dalam Gambar 2.20.
b. Perpanjangan garis A dan garis U ke bawah hingga bertemu pada satu titik B. Titik
B mempunyai koordinat LL = - 43,5 dan PI= - 46,4.
c. Hubungkan titik A dan titik B dengan satu garis lurus. Garis tersebut akan memotong
sumbu batas cair pada titik C. Absis dari titik C adalah perkiraan harga batas susut
dari tanah yang bersangkutan.
2.8
120
Batas cair
(a) Sangat lepas (e = 0,91) (b) Sangat padat (e = 0,35)
Tampak atas Tampak atas
Gambar 2.22. Model dari susunan butiran yang bulat dan berukuran sama (tampak atas): (a) susunan yang
sangat lepas (e = 0,91); (b) susunan yang sangat padat (e = 0,35).
antara butiran besar. Keadaan ini menunjukkan kecenderungan terhadap pengurangan angka
Gambar 2.20. Perkiraan harga batas susut dari bagan p lastisitas. pori tanah. Tetapi, ketidakrataan bentuk butiran pada umumnya menyebabkan adanya ke
cenderungan terhadap penambahan angka pori dari tanah. Sebagai akibat dari dua faktor
tersebut di atas, maka angka pori tanah asli kira-kira masuk dalam rentang yang sama seper
Stru ktur Tanah Tak Berko hesi ti angka pori yang didapat dari model tanah di mana bentuk dan ukuran butiran adalah sa
Struktur tanah tak berkohesi pada umumnya dapat dibagi dalam dua kategori pokok: ma.
struktur butir-tunggal (single-grained) dan struktur sarang-lebah (honeycombed). Pada struk· Pada struktur sarang-lebah (Gambar 2 .23), pasir-halus dan lanau membentuk lengkung
an-lengkungan kecil hingga merupakan rantai butiran. Tanah yang mempunyai struktur sa
tur butir tunsgal, butiran tanah berada dalam posisi stabil dan tiap-tiap butir bersentuhan sa
rang-lebah mempunyai angka pori besar dan biasanya dapat memikul beban statis yang tak
tu terhadap yang lain. Bentuk dan pembagian ukuran butiran tanah serta kedudukannya
begitu besar. Tetapi, apabila struktur tersebut dikenai beban berat atau apabila dikenai be
mempengaruhi sifat kepadatan tanah (Gambar 2.21 ). Untuk mendapatkan gambaran yang le
bih jelas tentang variasi angka pori yang disebabkan oleh kedudukan butiran, perhatikan ban getar, struktur tanah akan rusak dan menyebabkan penurunan yang besar.
suatu susunan yang terdiri dari butiran yang bulat dan berukuran sama seperti ditunjukkan
Stru ktur Tanah Ko hesif
dalam Gambar 2.22. Untuk suatu susunan dalam keadaan yang sangat lepas, angka pori ada
lah 0 ,9 1 . Tetapi , angka pori be.rkurang menjadi 0 ,35 bilamana butiran bulat dengan ukuran Untuk dapat mengerti dasar dari struktur tanah kohesif, perlu diketahui tipe dari gaya
sama tersebut diatur sedemikian rupa hingga susunan menjadi sangat padat. Keadaan tanah gaya yang bekerja antara butir-butir tanah Iempung yang terlarut dalam air. Dalam bab
asli berbeda dengan model di atas karena butiran tanah asli tidak mempunyai bentuk dan terdahulu telah dibahas tentang muatan negatif pada permukaan butir tanah lempung dan
ukuran yang sama. Pada tanah asli, butiran dengan ukuran terkecil m enempati rongga di lapisan ganda terdifusi (diffuse double layer) yang mengelilingi tiap-tiap butir. Bilamana
dua butiran lempung dalam larutan terletak berdekatan satu terhadap yang lain, lapisan gan
da terdifusi dari kedua butiran tersebut akan menyebabkan gaya tolak-menolak. Pada waktu
yang sama, timbul juga gaya tarik-menarik antar butiran lempung yang disebabkan oleh gaya
Butir Butir
padat padat
(a) (b)
Gambar 2.21 . Struktur butir-tunggal: (a) Iepas, (b) padat. Gambar 2.23. Struktur sarang lebah.
Komposisi Tanah 57 58 Pri nsip-prinsip R e k ayasa Geote k n is
Van Der Waal yang tidak tergantung pada sifat air. Kedua gaya tolak-menolak dan tarik-me - ..
narik ini akan bertambah dengan berkurangnya jarak antara partikel-partikel lempung, tetapi
a n
kecepatan penambahan untuk kedua gaya tersebut tidak sama. Bilamana jarak antara parti -
kel-partikel sangat kecil, gaya tarik·menarik adalah lebih besar daripada gaya tolak-menolak. -
Gaya-gaya ini dianalisis dengan teori koloid (colloidal theories).
Pada kenyataannya, konsentrasi muatan positif terjadi pada bagian-bagian tepi dari bu •
a
tiran lempung, seperti diterangkan dalam Bab 1 . Maka dari itu, apabila butiran lempung sa
ling berdekatan satu dengan yang Iainnya, bagian tepi yang bermuatan positif ini akan ditarik
ke permukaan butiran yang bermuatan negatif.
Sekarang kita mempelajari sifat dari tanah lempung yang merupakan endapan dari suatu
Iarutan. Bilamana lempung terdispersi (dispersed) di dalam air, partikel-partikel tanah akan ( a)
berjauhan sa tu dengan yang lain. Ha! ini disebabkan karena dengan bertambahnya jarak an
tara partikel-partikel, gaya tolak-menolak antar partikel adalah lebih besar daripada gaya ta
rik-menarik (gaya Van Der Waal). Gaya tarik bumi yang bekerja pada tiap-tiap partikel dia (b)
baikan. Jadi, tiap-tiap partikel akan turun secara perlahan atau tinggal dalam larutan, menga
lami gerakan Brown (gerakan zig-zag yang acak dari butiran koloid di dalam larutan). Endap
an yang terbentuk oleh butir-butir tanah yang mengendap mempunyai struktur terdispersi,
dan semua partikel akan berorientasi kira-kira sejajar satu sama lain (Gambar 2.24a).
Apabila butiran lempung yang mulanya terdispersi di dalam air kemudian posisinya ber
ubah menjadi berdekatan satu sama lain dikarenakan adanya gerakan acak di dalam larutan,
butiran-butiran akan cenderung untuk mengumpul ke dalam gumpalan yang besar dengan
butir-butirnya mempunyai hubungan tepi permukaan (edg�-to-face contact). Dalam keadaan
ini, partikel-partikel secara keseluruhan diikat bersama-sama oleh gaya tarik elektrostatik
dari muatan positif tepi but.iran ke muatan negatif permukaan butiran. Keadaan ini dikenal
· sebagai flokulasi (flocculation). Bilamana gumpalan ini menjadi besar, mereka akan mengen
dap ke bawah diakibatkan oleh gaya beratnya sendiri. Endapan yang terbentuk dengan cara
ini akan mempunyai struktur terflokulasi (Gambar 2.24b ).
Apabila garam ditambahkan ke dalam larutan lempung air yang asalnya sudah terdisper
si, ion-ion cenderung untuk menekan lapisan ganda di sekeliling partikel. Keadaan ini mengu (c)
rangi gaya tolak-menolak antar partikel-partikel sehingga partikel lempung akan tarik-mena
Gambar 2.24. Struktur endapan (sedimen): (a) dispersi; (b) flokulasi oleh bukan garam; (c) flokulasi oleh
rik satu dengan yang lainnya untuk membentuk gumpalan-gumpalan dan kemudian mengen garam (diambil dari Lambe, 1958).
dap ke bawah. Struktur terflokulasi dari endapan dapat dilihat dalam Gambar 2 . 24c. Untuk
sedimen di air asin yang mempunyai struktur terflokulasi, partikel-partikelnya mempunyai
orientasi yang sejajar satu sama lain. Ha! ini disebabkan karena adanya gaya Van Der Waal.
Lempung yang mempunyai struktur terflokulasi mempunyai berat yang ringan dan ang
ka pori yang sangat besar. Struktur lapisan tanah lempung yang terbentuk di dalam !aut sa
ngat terflokulasi, sedangkan sedimen yang terbentuk di air tawar sebagian besar mempunyai
struktur antara terdispersi dan terflokulasi. Pori-pori makro
Dalam kenyataannya, sua tu deposit tanah yang terdiri atas mineral lempung saja ternya
ta jarang ditemui. Maka dari itu, bilamana suatu tanah mengandung 50% atau lebih partikel
dengan ukuran 0 ,002 mm atau kurang, biasanya tanah tersebut dinamakan lempung. Studi Ped
yang paling baru dengan alat scanning electron microscopes (Collins dan McGown, 1 974;
Pusch, 1 97 8 ; Yong dan Sheeran, 1 973) menunjukkan bahwa tiap-tiap partikel lempung cen
derung untuk menggumpal dalam ukuran-ukuran yang kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ter
sebut dinamakan domain. Beberapa domain kemudian bersama-sama membentuk kelompok,
yang dinamakan cluster. Cluster dapat dilihat dengan alat mikroskop biasa. Beberapa cluster
mengelompok bersama-sama untuk membentuk ped; pengelompokan cluster-cluster disebab
kan karena adanya gaya antar partikel. Ped dapat dilihat tanpa mikroskop. Kelompok dari (a)
ped merupakan suatu struktur makro yang lengkap dengan sambungan dan retakan. Gambar 2.25. Struktur tanah (a) susunan ped-ped dan ruang pori makro. (b), susunan domain-domain
Gambar 2.25a menunjukkan susunan beberapa ped dengan pori-pori makro (macropo- dan cluster-cluster dengan butiran berukuran lanau.
Ta.bel 2.6. Struktur Tanah Lernpung. 2.5 Massa suatu contoh tanah basah yang diambil dari lapangan adalah 465 gram, dan
massa tanah kering sesudah dikeringkan dalam oven adalah 405,76 gram. Berat spe
sifik butiran tanah yang ditentukan di laboratorium adalah 2,68. Apabila angka pori
tanah asli adalah 0,83, tentukan berikut ini :
tanpa.o$ko,P.
!; .<''] :
, ,. ', · · , c.
d.
porositas
berat air dalam lb/ft3 yang dibutuhkan untuk membuat tanah jenuh
2.7 Berat volume tanah jenuh air adalah 20,1 2 kN/m3 . Dengan G3 = 2 ,74, tentukan:
a . 'Ykering
}nya�,iJ�ij��rt beb�iapa ;a6Jll.am'oeserta duster dengan butnan lanau �:iftunju�an dldam
re
Qmt�af�'·����
b. e
. ·• . . '· · . . .·
. Dari k�t�angill di at��; da�t dilihat bahw,a str�kwr dari tanah k1lll�sif·a�a1ah SIUl&at
L C .
. ,.· ,. • •
c. n
d.
rumit:· ·�n �•ii· te�· sttl.lktur.•.makro �emPu,nyai. .· �aruh• yq. penilrig tetha$9 �fat
w (%)
.
�· �i · · ��r·�J�Jl�� �- · .. ttJl&. ���>P�!��t�·���r.m�� Untuk suatu tanah, diberikan e = 0,86 , w = 2 8%, dan G3 = 2,72. Tentukan:
. Tabel 2�l
2.8
1 tanah lemptiltg; ·
·
Soal-soal
2.9 Untuk suatu tanah jenuh air, diberikan li = 1 5,29 k/m3 dan w = 2 1%. Tentukan:
a. 'Ysat
2.1 Suatu tanah basah mempunyai volume 0,1 ft 3 dan berat 1 2,2 lb. Apabila kadar air· b. e
c. G3
nya adalah 1 2% dan berat spesifik dari butiran padat adalah 2,72, tentukan: :
a. berat volume basah (lb/ft 3 ) d. 'Yba5ah bilamana derajat kejenuhan adalah 50%
b. berat volume kering (lb/ft 3 )
c. angka pori 2. 1 0 Tunjukkan bahwa, untuk segala tanah, 'Ysat = 'Yw (e/w) [( I + w)/( 1 + e)]
d. porositas 2. 1 1 Angka pori m aksimum dan minimum suatu pasir adalah 0,8 dan 0,4 1 . Apakah angka
e. derajat kejenuhan (%) pori tanah terse but bersesuaian dengan kepadatan relatif 48%?
f. volume yang ditempati oleh air (ft3 )
2. 1 2 Suatu pasir, kemungkinan angka pori m aksimum dan minimum yang dapat ditentu
2.2 Berat volume kering dari suatu tanah yang mempunyai porositas 0 ,387 adalah 1 600 kan di laboratorium adalah 0,94 dan 0,33. Tentukan berat volume basah dalam satu
kg/m3 • Tentukan berat spesifik dari butiran padat dan angka pori tanah terse but. an l b/ft3 dari tanah yang dipadatkan di lapangan pada kepadatan relatif 60% dan ka
dar air 1 0% ; diberikan G3 = 2,65. Juga tentukan berat volume kering maksimum dan
2.3 Berat volume basah suatu tanah adalah 1 9,2 kN/m 3 . Apabila G9 == 2,69 dan w == 9,8%, minimum yang mungkin dapat dipunyai oleh pasir tersebut.
tentukan:
2. 1 3 Data berikut ini didapat dari uji batas cair dan uji batas plastis untuk uji batas cair
a. berat volume kering (kN/m 3 ) suatu tanah:
b. angka pori
c. porositas Banyak pukulan Kadar air (%)
d. derajat kejenuhan (%) 15 42,0
20 40,8
2.4 Untuk suatu tanah j enuh air, dengan w = 40% dan G9 2, 7 1 , tentukan berat volume
== 28 39, 1
jenuh dan berat volume kering dalam satuan lb/fe dan kN/m3 • Uji Batas Plastis: Kadar Air = 1 8,7%
K omposisi Tanah 61 P r i nsip-p r i n s i p Rekayasa Geote knis
62
a. Gambarlah kurva aliran dari hasil uji batas cair dan tentukan batas cair dari ta V volume total
nah v., volume udara
Berapakah indeks plastisitas tanah?
volume akhir (untuk uji b atas susut).
b.
Vf
2. 1 4 Apabila kadar air dari tanah di lapangan dalam Soal no. 2. 1 3 adalah 22%, berapakah . v, volume mula�mula(untuk uji batas susut)
indeks cair (liquidity index)? Apakah yang dapat anda terka mengenai sifat tanah di Vm \'olume eetakan (untuk uji kerapatan reladf)
lapangan? v. volume butiran tanah
2. 1 5 Suatu tanah jenuh air dengan volume 1 9,65 cm 3 mempunyai massa 3 6 gram. Bilama V., volume pori
na tanah tersebut dikeringkan, volumenya adalah 1 3, 5 gram dan massanya menjadi V.., volume air
25 gram. Tentukan batas susut tanah tersebut. w berat total
w. berat butiran tanah
2. 1 6 Ulangi Soal no. 2. 1 3 untuk berikut ini:
Uji Batas Cair: W.., berat air
Jumlah pukulan Kadar air (%) w kadar air
17 42, 1 Wj kadar air mula·mula (uji batas susut)
22 3 8J WN kadar air pada pukulan N pada alat Uji batas cair
27 36,2
32 34, 1
Yu1111ni
Uji Batas Plastis: Kadar air= 2 1 ,3%
k<mstanta
Notasi berat volume
berat volu me kering
b�r�t volume kerill,@ rnak:simum yang m t,Jngkin
Simbol-simbol berikut ini sudah dipergunakan dalam bab ini.
'Yd(max)
Simbol Penjelasan
'Yd(min) ��at volu;e ke rbtg � initnum yang mungkin
'Ymoist be rat volume basah
'Ysat berat volume jenuh
'Yw berat volume air
A aktivitas A.., perubahan kadar air
c liionstanta p kerapatan
C' kon&tan'a Pa kerapatan kering
Dr �tapatan relatif(�la�e dea$1ty) Psat kerapatan jenuh
e ��-�d(v�«J�ti�) fJw kerapatan air
-nl Q anaJiia p6ri aulblmum y�· �l.l�gkl�
eiif!n Brigka pori m�um 'ang m�
a$ beratjenis dari J:nJtiran padat Acuan
1" �-� alU:an' American Society for Testing and Materials ( 1982). ASTM Book of Standards, Part 19,
U batas cair (liquid Omit) Philadelphia, Pa.
m massa Casagrande, A. (1932). "Research of Atterbcrg Limits of Soils," Public Roads, Vol. 13,
No. 8, 121- 136.
m.. . m�sa bl.ltir� Collins, K. , and McCown, A. (1974). "The Form and Function of :Vlicrofahric Features
m.., massa air in a Variety of Natural Soils," Geotech nique, Vol. 24, No. 2, 223-254.
N jUmlah'pu� d�am··re� batas cair Holtz, R. D . , and Kovacs, W. D. (1981). An I ntroduction to Geotechnical E ngineering,
J>Qrositas
Prentice-Hall, Englcwood ClifFs, N.J.
n
Lambe, T. W. (1958). ''The Structure of Compacted Clay," Journal of the Soil Mechan
PI indeks plastisitas ics and Foundations Division, ASCE, Vol . 8.5, No. S M2, 1654-1 to 1654-35.
PL batas plastjs Mitchcll, J. K. (1976). Fundamentals of Soil Belwdot·, Wiley, New York.
s derajat ke]enuhan Pusch, R. (1978). "General Report on Physico-Chemical Processes Which Affect Soil
Structure and Vice Versa, " Proceedings, International Symposium on Soil Struc
SL
ture, Cothenburg, Sweden, Appendix, 3.3.
Komposisi Tanah 63
3
Skempton, A. W. (1953). ''The Colloidal Activity of Clays, " Proceedings, 3rd Inter
national Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, London,
Vol . 1, 57-61 .
Waterways Experiment S tation (1949). U . S. Corps o f Engineers Technical Memo 3-286,
Vicksburg, Mississippi.
Yong, R. N . , and Sheeran, D. E. (1973). "Fabric Unit In teraction and Soil Behaviour," Klasifi kasi Ta na h
Proceedings, International Symposium on Soil S tructure, Gothenburg, Sweden,
176-183.
Si stem klasifikasi tanah adalah suatu sist em pengaturan beberapa jenis tanah yang berbe
da-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan subkeiompok
subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang
mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanali yang sangat bervariasi tanpa
penjelasan yang terinci. Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan un
tuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi
ukuran butiran dan plastisitas. Walaupun saat ini terdapat berbagai sistem klasifikasi tanah,
tetapi tidak ada satupun dari sistem-sistem tersebut yang benar-benar memberikan penjelasan
yang tegas mengenai segala kemungkinan pemakaiannya. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat
tanah yang sangat bervariasi.
3. 1
0 tase kerikil yang dikandung oleh tanah B cukup besar, maka tanah terse but dapat dinamakan
sebagai lempung berkerikil (gravelly clay).
Sekarang ada beberapa sistem klasifikasi lain yang berdasarkan tekstur yang juga masih
dipakai, tetapi sistem-sistem tersebut sudah tidak dipakai untuk keperluan teknik sipil.
3.2
luarkan terlebih dahulu. Tetapi, persentase dari batuan yang dikeluarkan tersebut ha
rus dicatat.
60
Apabila sistem klasifikasi AASHTO dipakai untuk mengklasifikasikan tanah, maka data
dari hasil uji dicocokkan dengan angka-angka yang diberikan dalam Tabel 3 . 1 dari kolom se 50
belah kiri ke kolom sebelah kanan hingga ditemukan angka-angka yang sesuai.
!!
"'
Gambar 3.2 menunjukkan suatu gambar dari senjang batas cair (liquid limit, LL) dan
:E"' 40
..!!
indeks plastisitas (PI) untuk tanah yang masuk dalam kelompok A-2, A-4, A- 5 , A-6 , dan A-7..
Q,
"'
.:.:
., 30
.s
...,
Tabel 3.1 Klasifikasi .Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya (Sistem AASHTO).
20
10
80 90 1 00
Batas cair
Gambar 3.2. Rentang (range) dari batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) untuk tanah dalam kelompok
A-2, A-4, A-5, A-6, dan {'.-7.
Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah sebagai bahan lapisan tanah dasar
(subgrade) dari suatu j alan ray a, suatu angka yang dinamakan indeks grup (group index, Gl)
juga diperlukan selain kelompok dan subkelompok dari tanah yang bersangkutan. Harga GI
ini dituliskan di dalam kurung setelah nama kelompok dan subkelompok dari tanah yang
bersangkutan. Indeks grup dapat dihitung dengan memakai persamaan seperti di bawah ini:
Suku pertama persamaan 3 . 1 , yaitu (F - 3 5) [0,2 + 0,005 (LL - 40)] , adalah bagian dari
indeks grup yang ditentukan dari batas cair (LL). Suku yang kedua, yaitu 0,01 (F - 1 5)
(PI - I 0), adalah· bagian dari \ndeks grup yang ditenttikan dari indeks plastisitas (PI). Berikut
ini adalah aturan untuk menentukan harga dari indeks grup:
a. Apabila Persamaan (3. 1 ) menghasilkan n ilai GI yang negatif, m aka harga GI dianggap
nol.
b. Indeks grup yang dihitung dengan menggunakan Persamaan (3. 1 ) dibulatkan ke ang
ka yang paling dekat (sebagai contoh: GI = 3 ,4 dibulatkan menjadi 3,0; GI = 3 , 5 di·
bulatkan menjadi 4,0).
c. Tidak ada batas atas untuk indeks grup.
d. Indeks grup untuk tanah yang m asuk dalam kelompok A- l a, A- l b, A-2-4, A-2-5, dan
A-3 selalu sama dengan nol.
* Untuk A-7-5, PI :s; LL - 30 e. Untuk tanah yang masuk kelompok A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari indeks grup
t Untuk A-7-6, PI > LL - 30
untuk PI saja yang digunakan, yaitu
K lasifikasi Tanah 69 70 Pri nsip-prinsip R e k ayasa Geote k n is
= 42 3.3
Jadi, klasifikasi tanah tersebut adalah A-7·6(42). Klasifikasikan tanah yang diberikan dalam contoh Soal 3 . 1 dengan sistem k1asifikasi
Unified.
Kriteria klasifikasi
>,a �= c =
D
( 30'f
Dw x D60
Antara 1 dan 3.
� �
c
=-. u co iS'
cn cn -e &
:i :i & c:: Tidak memenuhi kedua kriteria untuk GW
cn cn .Vl J2 o �-----------------.-------------1
r:>: c.5 "'
":i ":i gE "'5� .�� 1---
::s .c ' Batas-batas Atterberg di bawah Batas-batas Atterberg
yang digambar dalam
---1 daerah
garis A atau Pl < 4
yang diarsir
" " � "' "0 merupakan klasifikasi
Batas-batas Atterberg di atas batas yang membutuh-
garis A dengan PI > -7 kan simbol ganda
OO r---T-�--�--�-----,----r---�--.----.---,
I Bagan Plastisitas I :1"
Untuk klasifikasi tanah berbutir-halus
50 dan fraksi halus dari tanah berbutir-kasar_+---1--,"1- ---1
/ A
V
Batas Atterberg yang digambarkan di Q garis A
bawah yang diarsir merupakan klasi- v
"' 40 fikasi batas yang membutuhkan sim- -+---t-
"'
:§
-r---ll---+-----!
@)
/
bol ganda
"'
� 30
Persamaan garis A
PI = 0,73(LL
/
1---+---+"---+---+--+----1
.i"0 20
.s
V
/V
Io r---+---�--��-+---4--�r---+---+---�--�
� --- ::cc;:� €t:§J
0 10 20 40 50 70 80 90 100
Batas cair
' '
P r i n sip-prinsip R e k ayasa Geote k n i s
K lasifikasi Tanah 73 74
Penyelesaian : Ayakan
No. 200
Karena 5 8% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200, maka tanah tersebut adalah ta
nah berbutir halus. Dengan menggunakan bagan plastisitas dalam Tabel 3.2, untuk LL = 30
dan PI = 1 0, tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai CL.
Contoh
3.4 -------
Distribusi ukuran-butir dua contoh tanah diberikan dalam Gambar 3.3. Batas cair dan
batas plastis tanah yang lolos ayakan No. 40 adalah sebagai berikut:
"'
0
0
Tanah A Tanah B ...J
*
LL 30 26
PL 22 20
Penyelesaian :
0 �--�--���---J-���--�-
Tanah A: 0,001 0,0 1 0,1 1 ,0
Diameter butir (mm)
Kurva distribusi ukuran-butir menunjukkan bahwa kira-kira 8% dari tanah adalah lebih halus
dari 0,075 mm (ayakan No. 200). Oleh karena itu, tanah dikelompokkan sebagai tanah ber Gambar 3.3. Distribusi ukuran-butir dari dua tanah.
butir kasar. Harga 8% adalah antara 5 dan 1 2%, oleh karena itu simbol ganda perlu diguna
kan.
Se1ain itu 1 00% dari total tanah adalah lebih halus dari 4,75 _mm (ayakan No. 4). Oleh
3.3
karena itu, tanah tersebut adalah tanah berpasir.
Dari Gambar 3 .3 : Perbandingan antara Sistem A A S H TO dengan Sistem U n ified
D10 = 0,085 mm Kedua sistem klasifikasi, AASHTO dan Unified, adalah didasarkan pacta tekstur dan
D30 0, 12 m m
=
plastisitas tanah. Juga, kedua sistem tersebut membangi tanah dalam dua kategori pokok,
yaitu: berbutir kasar (coarse-grained) dan berbutir halus (fine-grained), yang dipisahkan oleh
D611 = 0, 135 mm
ayakan No. 200. Menurut sistem AASHTO, suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir
Jadi, halus bilamana lebih dari 3 5% lolos ayakan No. 200. Menurut sistem Unified, suatu tanah di
Dr;o anggap sebagai tanah berbutir halus apabila lebih dari 50% lolos ayakan No. 200. Suatu tanah
= 1 '59 < 6
0 , 13�
C, = =
berbutir kasar yang mengandung kira-kira 3 5% butiran halus akan bersifat seperti material
Dw 0,085
(0, 12j2 berbutir halus. Hal ini disebabkan karena tanah berbutir halus jumlahnya cukup banyak
=
(D30)'1·
= 1 • 25 > 1 untuk mengisi pori-pori antar butir-butir kasar dan untuk menjaga agar butiran kasar ber
Cc D w X Doo 0,085 X 0, 135
jauhan satu terhadap yang lain. Dalam hal ini, sistem AASHTO adalah lebih cocok. Dalam
sistem AASHTO, ayakan no. 1 0 digunakan untuk memisahkan antara kerikil dan pasir; da
Dengan batas cair = 30 dan indeks p1astis = 30 - 22 = 8 (lebih besar dari 7), data tersebut lam sistem Unified, yang digunakan adalah ayakan No. 4. Dari segi batas ukuran pemisahan
terletak di atas Garis A. Jadi, klasifikasinya adalah SP-SC. tanah, ayakan No. 1 0 adalah lebih dapat diterirna untuk dipakai sebagai batas atas dari pasir.
Ha! ini digunakan juga dalam teknologi be ton dan lapisan pondasi jalan ray a.
Dalam sist em Unified, tanah berkerikil dan berpasir dipisahkan dengan jelas, tapi dalam
Penyelesaian: sistem AASHTO tidak. Kelompok A-2 berisi tanah-tanah yang bervariasi. Tanda-tanda seper
Tanah B: ti GW, SM, CH, dan lain-lain yang digunakan dalam sistem Unified menerangkan sifat-sifat
tanah lebih j elas daripada simbol yang digunakan dalam sistem AASHTO.
6 1% (di atas 50%) dari total tanah ternyata 1olos ayakan No. 200 (diameter 0,075 mm). Oleh
Klasifikasi tanah organik seperti OL, OH, dan PT telah diberikan dalam sistem Unified,
karena itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Batas cair = 26 dan indeks
plastisitas = 26 - 20 = 6. Apabila digambarkan dalam bagan plastisitas, harga-harga tersebut
tapi sistem AASHTO tidak memberikan tempat untuk tanah organik.
Uu (1967) telab membuat suatu perbandingan antara sistem AASHTO dan Unified.
masuk dalam daerah 'yang diarsir. Jadi, klasifikasi tanahnya adalah CL-ML.
Hasil dari studinya diberikan dalam Tabel 3.3 dan 3 .4.
KcmcJIW·
tanan
GC A-2-6, A-2-7
Tanah Kerikil Pasir
A !! -4, A-6
Lanau
A-4, A-7-6,
Lempung
A-7-5 A 18 51 22 9
SW A-1-b A-l-a A-3, A-2-4. B 10 20 41 29
A-2-5, A-2·6, c 21 12 35 32
D 0 18 24 58
A-2-7
SP A-3-, A-1-b A-1-a
E 12 22 26 40
A-2-4, A•2-5,
A-2-6, A-2-7
K lasifikasi Tanah 78 Prin sip-pri nsip Re kayasa Geote k n is
77
3.3 Hasil uji analisis ayakan serta uji batas cair dan batas plastis untuk butiran yang lolos 3.7 Klasifikasikan tanah-tanah yang diberikan dalam Soal 3.6 dengan menggunakan sis
ayakan No. 40 dari sepuluh contoh tanah diberikan di bawah ini. Klasifikasikan ta· tem AASHTO. Berikan indeks grup-nya.
nah-tanah terse but menurut sistem AASHTO dan tentukan harga indeks grup untuk
masing-masing tanah. 3.8 K lasifikasikan tanah-tanah berikut ini dengan sistem Unified.
8 94 80 63 40 21
9 83 48 20 20 15 Notasi
10 lOO 92 86 70 38
Sim bol-sim bol beriku t ini telah digunakan dalam bab ini.
3.4 Klasifikasikan tanah-tanah No. I sampai dengan No. 6 pada Soal No. 3.3 dengan sis
tem Unified. Sun bul l'e n j c l .i s a n
3.5 Klasifikasikan tanah-tanah berikut ini dengan menggunakan sistem AASHTO .. Beri
kan indeks grup-nya juga. Inggris
Analisis ayakan, % lolos k()efisien sradasi
Batas Batas koefisien �seragaw�
Tanah No. 10 No. 40 No. 200 cair plastis diameter melalui �ana, secara berurutan: 1 0%, 30%, dan 60%, tanah
akan lolos
A 48 28 6 NP F persentase butiran yang lebih halus darl ayakan No. 200
GI indeks grup
·
B 87 62 30 32 8
c 90 76 34 37 12
LL Ratas cair
D 1 00 78 8 NP PT lndeks plastisitas
E 92 74 32 44 9
Batas cair 63 55 36
Indeks plastisitas NP NP 25 28 22
NP = tidak didapatkan
tanah, bagian dari persamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan. Ha! ini
disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah adalah sangat kecil. Maka dari
itu, tinggi energi total pada suatu titik dapat dinyatakan sebagai berikut:
h =. _l!_ + z (4. 2)
BAB Yw
4 Gambar 4. 1 menunjukkan hubungan antara tekanan, elevasi, dan tinggi energi total dari
suatu aliran air di dalam tanah. Tabung pizometer dipasang pada titik A dan titik B. Keting·
gian air di dalam tabung pizometer A dan B disebut sebagai muka pizometer (piezometric
A l i ra n Ai r da l a m Ta na h : level) dari titik A dan tabung pizometer yang dipasang pada titik terse but. Tinggi elevasi dari
Permea bi l itas da n Rem besa n suatu titik merupakan j arak vertikal yang diukur dari suatu bidang datum yang diambil sem
barang ke titik yang bersangkutan.
Kehilangan energi antara dua titik, A dan B, dapat dituliskan dengan persamaan di ba·
wah ini:
(4. 3)
Kehilangan energi, b.lz, tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan tanpa di
mensi seperti di bawah ini:
"ranah adalah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan
t = -
satu sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energi lebih tinggi . ilh
(4. 4)
ke titik yang mempunyai energi lebih rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori ta L
nah diperlukan dalam mekanika tanah karena ha! ini sangat berguna di dalam: - memperki di mana:
rakan jumlah r�mbesan air dalam tanah, - menyelidiki permasalahan-permasalahan yang me
nyangkut pem ompaan air untuk konstru ksi di bawah tanah, dan - menganalisis kestabilan = gradieri hidrolik
dari suatu bendungan tanah dan konstruksi dinding penahan tanah yang terkena gaya rem L = jarak antara titik A dan B, yaitu panjang aliran air di mana kehilangan tekanan ter·
besan. jadi.
4.1
--'-
T -r
Grad ien H i dro lik
-�
-
Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di dalam air yang t1h
mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tinggi tekanan, tinggi kecepatan, dan _L !
PA
-�
tinggi elevasi; atau Yw
v2
h = .1!__ + + z (4 . 1) Pa
'Yw 2g Yw
t t t
j
hA
tinggi tinggi tinggi
tekanan kecepatan elevasi ha
di mana:
ZA
T
l
h tinggi energi total
ZB
p tekanan
j
V
I
=
kecepatan
g
'Y w
percepatan disebabkan oleh gravitasi
be rat volume air 1 Datum
Gambar 4. 1 . Tekanan , elevasi, dan tinggi total energi untuk aliran air di dalam tanah.
Apabila persamaan Bernoulli di atas dipakai untuk air yang mengalir melalui pori-pori
A l i ran A i r dalam Tanah: Permeabil i tas dan Rembesan 81 82 P r i nsip-prinsip R e kayasa Geote k n is
Pada umumnya, variasi kecepatan v dengan gradien hidrolik i dapat dijalankan seperti Persamaan cti atas pacta prinsiprtya ctictasarkan pacta hasil observasi yang ctibuat oleh
dalam Gambar 4.2. Gambar ini membagi grafik ke dalam 3 zona : Darcy untuk aliran air ctalam pori-pori pasir yang bersih. Perlu ctiperhatikan bahwa Persama·
an (4.6) actalah serupa ctengan Persamaan (4.5), yaitu kectuanya berlaku untuk keactaan aliran
a. zona aliran laminar (Zona I), laminer ctan berlaku untuk bermacam-macam jenis tanah.
b. zona transisi (Zona 11), dan Dalam Persamaan (4.6), v actalah kecepatan aliran air ctictasarkan pacta luas penampang
c. zona aliran turbulen (Zona Ill). melintang tanah total (luas pori-pori + luas butiran ctari penampang melintang tanah). Teta
pi. kecepatan sesungguhnya ctari air yang melalui ruang pori (yaitu kecepatan rembesan,
Bilamana gradien hidrolik bertambah besar secara perlahan-lahan, aliran di Zona I dan 11 vs) actalah lebih besar ctari v. Hubungan antara kecepatan aliran ctan kecepatan rembesan
akan tetap laminar, dan kecepatan v mempunyai hubungan yang linear dengan gradien hi ctapat ctiturunkan ctengan menggunakan Gambar 4.3 , yang menunjukkan panjang tanah L
drolik. Pada gradien hidrolik yang lebih tinggi, aliran menjadi turbulen (Zona Ill). Bilamana ctengan penampang melintang total A . Apabila jumlah air yang mengalir melalui tanah ctalam
gradien hidrolik berkurang, keadaan aliran laminar hanya akan terjadi di dalam Zona I saja. satu satuan waktu actalah q, maka:
Pada kebanyakan tanah, aliran air melalui ruang pori dapat dianggap sebagai aliran la
minar, sehingga: (4 . 7)
Di dalam batuan, kerikil, dan pasir yang sangat kasar, keadaan aliran turbulen mungkin Vs = kecepatan rem besan yang melalui pori-pori tanah
terjadi ; dalam ha! ini Persamaan (4.5) mungkin tidak berlaku . Av = luas pori-pori penampang melintang contoh tanah .
4.2
Tetapi,
V = ki (4.6)
atau,
di mana:
v(Av + A8)L v(Vv + Vs)
v = Vs = - (4. 9)
_
kecepatan aliran, yaitu banyaknya air yang mengalir dalam satuan waktu melalui AvL V,
suatu satuan luas penampang melintang tanah yang tegak lurus arah aliran
k koefisien rembesan .
Luas penampang
contoh tanah = A
Zona Ill
Zona aliran turbulen
11
Luas p ori
dalam penampang
melintang = A v
Luas b utiran
tanah dalam
penampang
melintang = As
Gradien hidrolik, i
Gambar 4.3. Penurunan Persamaan (4. 1 0).
Variasi kecepatan aliran � dengan gradien hidrolik i.
,
Gambar 4.2. _
A l i ran A i r dalam Tanah: Permeabi l i tas dan R e m besan 83 84 Prinsip-prinsip R ekayasa Geote k n is
di mana: 4.3
V8 = volume butiran padat contoh tanah . Koefisien rembesan (coefficient of penneability) mempunyai satuan yang sama seperti
kecepatan. Istilah koefisien rembesan sebagian besar digunakan oleh para ahli teknik tanah
Persamaan (4.9) dapat ditulis lagi sebagai : (geoteknik), para ahli geologi menyebutnya sebagai konduktifitas hidrolik (hydraulic con
ductivity). Bilamana satuan Inggris digunakan, koefisien rembesan dinyatakan dalam ft/me
nit atau ft/hari, dan total volume dalam re . Dalam satuan SI, koefisien rembesan dinyata·
rl (�)1 v(�)
kan dalam cm/detik, dan total volume dalam cm 3 •
Koefisien rembesan tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: kekentalan
V .,
(4. 10 )
e n
cairan, distribusi ukuran-pori, distribusi ukuran-butir, angka pori, kekasaran pennukaan bu·
V.
+ ,
= =
!:!_ tiran tanah, dan derajat kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung, struktur tanah memegang
peranan penting dalam menentukan koefisien rembesan. Faktor-faktor lain yang mempe
di mana: ngaruhi sifat rembesan tanah lempung adalah konsentrasi ion dan ketebalan lapisan air yang
e angka pori menempel pada butiran lempung.
n = porositas . Harga koefisien rembesan (k) untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda. Beberapa har
ga koefisien rem besan diberikan dalam Tabel 4. 1 .
Hukum Darcy yang didefinisikan oleh Persamaan (4.6) menunjukkan bahwa kecepatan
aliran v mempunyai hubungan linear dengan gradien hidrolik i dan grafik dari hubungan ter Tabel 4.1 . Harga-harga koefisien Rembesan Pada Umumnya .
sebut melalui pusat sumbu seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Hansbo ( 1 960) telah me
;,
laporkan empat hasil pengujiannya yang dilakukan pada contoh tanah lempung yang struk
turnya belum rusak (undisturbed sample). Berdasarkan pada hasil pengujian tersebut, dapat k n h Ltll t h t , pJ d l' l t k l l i t t l l l' ll l l l
2:,0 :-:')�2
v = k(i - io) (untuk i :::: i') (4. 1 1) Pasit lialus o;ot..:.o.otn o,o!..:.'!Q,.o62
Lanau O.#;Ot�fi�OOOOI 0,002-0,00002
dan
LempuJ� . tan• �iO:.OOOOO l .Jt� (lwi ��000020
v ki" (untuk i < i') (4. 12)
=
Persamaan di atas menunjukkan bahwa, apabila gradien hidrolik sangat rendah, hubungan an
tara v dan i adalah tidak linear. Harga pangkat n dalam Persamaan ( 4. I 2) untuk em pat jenis Koefisien rembesan tanah yang tidak jenuh air adalah rendah; harga tersebut akan ber
tanah lempung dari Swedia adalah kira-kira 1 , 5 . Tetapi, ada beberapa hasil penelitian lain tambah secara cepat dengan bertambahnya derajat kejenuhan tanah yang bersangkutan.
yang membantah penemuan di atas. Ha! ini telah dibicarakan secara terinci oieh Mitchell Koefisien rembesan juga dapat dihubungkan dengan sifat-sifat dari cairan yang mengalir
( 1 976), yaitu dengan mempertimbangkan segala kemungkinan, dan akhirnya ia menyimpul melalui tanah yang bersangkutan dengan persamaan sebagai beriku t:
kan bahwa hukum Darcy adalah tetap berlaku.
k = :& 1( (4. 13)
TJ
di mana:
'Yw =
berat volume air
kekentalan air
1'/ =
K = rembesan absolut .
Rembesan absolut, K, mempunyai satuan L2 (yaitu cm 2 , ft2 , dan lain-lain).
Tanah lempung
4.4
Penentuan Koefisien Rem besan Di Laboratorium
Ada dua macam uji standar di laboratorium yang digunakan untuk menentukan harga
Gradien hidrolik, i koefisien rembesan suatu tanah, yaitu: uji tinggi konstan dan uji tinggi j atuh. Penjelasan
Gambar 4.4. Variasi kecepatan aliran dengan gradien hidrolik dalam tanah lempung. singkat untuk tiap-tiap tipe percobaan tersebut d iberikan di bawah ini.
A l i ran A i r dalam Tanah: Permea b i l itas dan R e m besan 85 86 Prinsip-prinsip R ekayasa Geote k n i s
atau
.
' = -
h _i_
L
(4. 15) dh
T
di m ana L = panjang contoh tanah .
Batu berpori
Batu
berpori
t
Gelas ukur
-
Gambar 4.6. Uji rembesan dengan cara tinggi jatuh (falling head).
Jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah pada suatu waktu t dapat dituliskan se
Masukkan Persamaan (4. 1 5) ke dalam Persamaan (4. 1 4), m aka bagai berikut:
h dh
(4 . 1 ()) q = k-
L
·A=
-
a
dt
(4. 18)
A l i ran A i r d a l am Tanah: Permeabi l i tas dan R e m besan 87 88 Pri nsip-prinsip Rekayasa Geote k n is
4.6
di mana:
H u bu ngan Empiris u n tu k K oefisien Rem besan
q = jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah per satuan waktu
a = luas penampang melintang pipa-tegak (pipa inlet) Beberapa persamaan empiris untuk memperkirakan harga koefisien rembesan tanah
A luas penampang melintang contoh tanah . telah diperkenalkan di m asa lalu. Beberapa dari persamaan-persamaan tersebut akan dibahas
secara singkat dalam sub-bab ini.
Apabila persamaan di atas disusun lagi, maka didapatkan persamaan sebagai berikut: Untuk tanah pasir dengan ukuran butir yang merata (yaitu, koefisien keseragaman ke
dt = AkaL(_ dh)
cil), Hazen ( 1 930) memperkenalkan suatu hubungan empiris untuk koefisien rembesan da
h
lam bentuk sebagai berikut:
(4. 1 9)
(4. 23)
Integrasikan bagian kiri dari persamaan di atas dengan batas t = 0 dan t = t, dan bagian kanan
di mana:
dari persamaan di at as dengan bat as h = h 1 dan h = h2 ; hasil integrasinya adalah:
c = suatu konstanta yang bervariasi dari 1 ,0 sampai 1 ,5
D1 0 = ukuran efektif, dalam satuan milimeter.
Persamaan (4.23) di atas didasarkan pada hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Hazen pada
atau tanah pasir bersih yang lepas. Bilamana ada lempung atau lanau dalam jumlah sedikit ter
campur di dalam tanah pasir tersebut, maka harga koefisien rembesan akan berubah banyak.
(4.20)
Uji tinggi jatuh adalah sangat cocok untuk tanah berbutir halus dengan koefisien rem
besan kecii. 1, 20
r
4.5 1 , 18
.=I
"'
r::
1, 1 2
.g 0, 92h-+-+'-'l-�.,..1--h--+..+-4- -�
(4. 21) "'
3 �
r::
i:i
r:: 1 , 10
.,
..>:: .,
., ..>::
..>:: .,
di mana: 0 1 ,08 ..>::
·�
· ;;:;
"'
"'
!:>:::
!:>:::
= koefisien rembesan p ada temperatur T1 dan T2
1 ,06
kekentalan air pada temperatur T1 dan T2
'Yw (T , ) , 'Yw(T2 ) = be rat volume air pad a tem l-'eratur T1 dan T2 .
1 ,0 4
Untuk mudahnya, harga k biasanya dinyatakan pada temperatur 20°C dan berat volume air
se! am a percobaan dianggap tetap ('Yw(T, ) ""=' 'Yw(T2 ) J adi, Persamaan (4. 2 1 ) menjadi:
1 ,0 2
·
1 ,00
1 2 1 4 1 6. 18 20 22 24 26 8
2 30
(4 . 22) Temperatur, TCC) Temperatur, T(° C)
Gam bar 4.7. Variasi ??T' c/??20° C dengan temperatur uji.
Harga-harga TJT'c/1120°C untuk uji yang temperaturnya bervariasi dari 13°C sampai dengan
3 0° C dapat dilihat pada grafik yang diberikan dalam Gambar 4. 7.
Al iran Air dalam Tanah: Permeabi l i tas dan R e m besan 89 90 Prinsip-p rinsip Rekay asa Geote k n i s
Casagrande mengajukan suatu rumus sederhana untuk menghitung koefisien rembesan di mana c3 dan n adalah konstanta-konstanta yang ditentukan dari hasil percobaan.
dari tanah pasir bersih yang halus sampai dengan y ang agak kasar dalam bentuk sebagai ber Persamaan di atas dapat ditulis lagi sebagai berikut:
ikut:
log [k ( 1 + e)] = log C3 + n log e (4.30)
(4.24)
Maka dari itu, untuk suatu jenis tanah lempung, apabila variasi dari k terhadap angka pori di
di mana:
ketahui, grafik antara k (1 + e) dan e dapat digambar (seperti pada Gambar 4.8) dan harga
k = koefisien rembesan pada angka pori e harga dari C3 dan n dapat ditentukan . Gambar 4.9 menunjukkan variasi antara k dengan
ko ,s s = koefisien rembesan yang bersesuaian dengan angka p ori 0,85 . en /( I + e) untuk tanah lempung dari New Uskeard yang ditentukan oleh Samarasinghe.
Huang, dan Drnevich. Rumus empiris untuk menentukan harga k seringkali tidak dapat di
Bentuk lain dari persamaan yang dapat memberikan basil yang cukup baik dalam andalkan ; ha! ini disebabkan karena banyaknya variasi dari harga k untuk tanah asli.
mengestimasi harga koefisien rembesan untuk tanah berpasir tersebut tidak diberikan dalam
4.7
buku ini. Pembaca yang berminat untuk mempelajari penurunan rumus ini dapat membaca
buku mekanika tanah tingkat lanjut (sebagai contoh adalah buku karangan Das, 1 983). Rem besan E k ivalen pada Tanah Berlapis- l ap is
Dengan memakai persamaan Kozeny-Carman, didapat: Koefisien rembesan suatu tanah mungkin bervariasi menurut arah aliran yang tergantung
pada perilaku tanah di lapangan. Untuk tanah yang berlapis-lapis, di mana koefisien rembes
3
e an alirannya dalam suatu arah tertentu berubah dari lapis-ke-lapis, kiranya perlu ditentukan
k <X --
(4. 25)
1 + e harga rembesan ekivalen untuk menyederhanakan perhitungan (lihat juga Terzaghi dan
Peck, 1 967). Penurunan berikut ini adalah perumusan rembesan ekivalen untuk aliran air
di mana: dalam arah vertikal dan horisontal yang melalui tanah berlapis-lapis dengan arah lapisan hori
k = koefisien rembesan pada angka pori e . sontal.
' Gambar 4. 1 0 menunjukkan suatu tanah yang mempunyai lapisan sebanyak n dengan
Persamaan (4.25) dapat ditulis sebagai aliran arah horisontal. Mari kita perhatikan suatu penampang yang tegak lurus arah aliran de
ngan lebar satu satuan di m ana pada penampang tersebut terdapat n lapisan. Jumlah aliran
total per satuan waktu yang melalui penampang dapat dituliskan sebagai berikut:
q = v · l · H
di mana cl = konstanta. (4. 31)
= vl 1 H l + v2
. . . 1 . H2 + VJ • 1 . HJ + . . . + Vn • 1 . Hn
Amer dan Awad { 1 974) menyarankan bahwa konstanta C1 dapat dinyatakan sebagai di m ana:
fungsi dari ukuran efektif dan koefisien keseragaman pasir, atau
v = kecepatan aliran rata-rata
v 1 , v 2 , v 3 , . . , Vn = kecepatan aliran pada lapisan 1 , lapisan 2, lapisan 3, . . . , lapisan n.
.
di mana: Apabila kH, , kH , kH , . . . kH adalah koefisien rembesan untuk tiap-tiap lapisan dalam
, , n
horisontal dan kH(eq) adalah koefisien rembesan ekivalen dalam arah horisontal, maka dari
D1 0 ukuran efektif hukum Darcy didapat:
� = koefisien keseragaman
c2 konstanta.
3
co,6 e
k = C 2D2132 l + e
--
(4. 28)
Kemiringan n
I J u
Berdasarkan hasil observasi yang mereka lakukan, Samarasinghe. Huang, dan Drnevich
( 1 982) menyarankan bahwa koefisien rem besan dari tanah lempung yang terkonsolidasi seca
ra normal (normally consolidated, lihat Bab 7 untuk definisinya) dapat diberikan dengan
persamaan sebagai berikut:
c � - -
('
Gambar 4.8. Bentuk variasi log [k( l
. 1 + e mal.
A l iran Air dalam r anah: Permeabi l itas dan Rembesan 91 92 Prinsip-prinsip Rekayasa Geote k n i s
Dengan memasukkan harga kecepatan di atas ke dalam Persamaan (4.3 1 ) dan mengingat
bahwa ieq = i1 = i2 = i 3 = . . . = in , maka didapat:
...
""
·a 1 ,0
-s
Q)
·-
(4 . 32)
�
'
...,
0 0,8
;J< Gambar 4. 1 1 menunjukkan suatu tanah yang terdiri dari n lapis dengan aliran arah ver
c tikal. Untuk keadaan ini, kecepatan aliran yang melalui semua lapisan adalah sama. Tetapi,
�
Q) kehilangan energi total, h, adalah merupakan penjumlahan dari kehilangan energi untuk tiap
s
.0
tiap lapisan. J adi,
...
Q)
I':
(4.33)
OJ
·;;;
t::
OJ
0
;..: dan
(4. 34)
Dengan menggunakan hukum Darcy, Persamaan (4.33) dapat ditulis lagi sebagai berikut:
(4. 36)
H
kv( )
,.q
=
(tf')v, (:v,2) (r))
+ +
V3
+ . . . + (��:·) (4. 37)
\ ..
Arah
aliran H
4.8
4. 1 2 menunjukkan suatu lapisan tanah tembus air (permeable layer), yang koefisien rembes
•
annya akan ditentukan, di mana di sebelah bawah dibatasi oleh suatu lapisan kedap air (im
permeable layer). Di dalam melakukan percobaan, air dipompa keluar dari sumur uji yang
kv !
- · . · . · ,H,� . · . · . · .. . . . n
mempunyai m antel silinder berlubang dengan kecepatan tetap. Beberapa sumur observasi
�
. . " k . . .
.... :, . . :.:_: .- ·. ·.'. · :" ·.- :".-: . .. .. .= .: :."· :.-· .-.::: -:-:: . .: ·.":"· : · :. -� : :_._
. lln . · ·
:J dibuat di sekeliling sumur uji dengan j arak yang berbeda-beda. Ketinggian air di dalam su
mur uji dan sumur observasi diteliti secara terus menerus seiak pemompaan dilakukan hingga
keadaan tunak (steady state) dicapai. Keadaan tunak tersebut akan dicapai bilamana keting
Gambar 4.1 0. l'encntuan koefisicn rembcsan ekivalcn untuk aliran horisontal di dalam tanah yang bcr gian air di dalam sumur uji dan sumur observasi menjadi tunak. Jumlah air tanah yang
lapis-lapis. mengalir ke dalam sumur uji per satuan waktu (debit = q) adalah sama dengan jumlah air
A l i ran A i r dalam Tanah: Permeabi l itas dan R e m besan 93 94 P r i n sip-prinsip Rekayasa Geote k n i s
yang dipompa keluar dari sumur uji per satuan waktu ; keadaan ini dapat dituliskan sebagai
T berikut:
k( ddhr ) 21rr h
h
q
1 = · (4.38)
r q J,z =
h .
,2
H k 20 =
(/l j -·> Ilz.-�)- (4. 39)
1
11' -
•
Dari pengukuran di lapangan, apabila q, r� > r2 , h 1 , dan h 2 diketahui, koefisien rembesan
•
dapat dihitung dari Persamaan (4.39) di atas. ·
Koefisien rembesan rata-rata untuk suatu confined aquifer (lapisan penyimpan air yang
diapit oleh lapisan kedap air) dapat juga ditentukan dengan cara memompa air keluar dari su
,t t t t
mur uji, di mana mantel silinder berlubangnya dipasang sampai ke lapisan akifer (lapisan pe
nyimpan air), dan dengan menghitung ketinggian air di dalam sumur observasi yang dipasang
dengan j arak yang berbeda-beda dari sumur uji (Gambar 4. 1 3). Pemompaan dilakukan de
Arah aliran
ngan debit yang tetap hingga keadaan tunak dicapai.
Gam bar 4. 1 1 . Penentuan koefisien rembesan ekivalen untuk aliran vertikal di dalam tanah yang berla
pis-lapis.
f--- r2 -l
\• r-j r 1 ---
. ·.. ·.. ·..·.::·
. . . . . . ..
.
·.
· .· : .· .· . ·. ·. : ·. : : : ·. . ·. : . ·. · · · · : .' ·
Tinggi pizometrik
selama pemompaan
Lengkung penurunan
selama pemompaan
:: : : ;' ·:: : :
..... :- ::. ·: .. .
.
. .. .
.
.
·
. ·. . . .
. ' '
.
H
Akifer tertekan
(confined aquifer) ·
Gambar 4. 1 2. Uji pemompaan dari suatu sumur uji d la m lapisan tembus air yang didasari uleh laJlisan a Gambar 4.1 3. Uji pemompaan dari suatu sumur uji yang dibuat sampai dengan lapisan tern bus air yang di
apit oleh lapisan kec.. ':J air (akifer tertekan).
kedap air.
A l i ran Air dalam Tanah: Permeabi l i tas dan Rembesan 95 96 Prinsip-prinsip Rekayasa Geote k n is
Karena air hanya dapat mengalir ke dalam sumur uji melalui akifer dengan ketebalan nya dicatat. Koefisien rembesan dapat ditentukan dari data terse but (Ernst, 1 950; juga lihat
H, maka persamaan debit air yang dipompa keluar dari sumur dapat dituliskan sebagai beri Dunn, Anderson, dan Kiefer, 1 980)
kut:
atau
r, dr f h' 21TkH · dh
J h,
di mana:
r q
- =
--
r2
r = jari-j ari lubang auger (meter)
y harga rata-rata dari jarak antara tinggi air di dalam lubang auger dengan muka air
Koefisien rembesan yang searah dengan aliran dapat dituliskan sebagai berikut:
tanah selama interval waktu !:!.t (menit).
Perlu diperhatikan bahwa untuk persamaan di atas, satuan L adalah meter dan satuan k ada
(4. 4 1) lah meter/detik atau meter/menit, tergantung pada satuan waktu !:!.t.
Penentuan koefisien rembesan dari lubang auger biasanya tidak dapat memberikan hasil
yang teliti. Tetapi, ia dapat memberikan harga p angkat dari k.
4.9 -------
= QL
.·.
k [Persamaan (4. 1 7)]
Aht
60
=
diuba.� menjadi mm 3
�
w-z
(350
X X 1 0 1) 300
k =
---'----'---- = 3' 96 x mm/detik
17671,46 X 500 X 300
= 3,96 x w-a cm/detik
0 . • •
Dari Gambar 4 . 7
Gambar 4.1 4. Penentuan koefisien rembesan dari sua tu lubang yang dibuat dengan alat bor auger.
J adi, kzo =
(3,96 X 10-3) X 0,9097 = 3,6 X 10-:J cm/detik
A l i ran Air dalam Tanah: Permeabi l i tas dan Rem besan 97 98 Prinsip-pri n sip Rekayasa Geote k n is
Contoh Penyelesaian :
4.2
Dari Persamaan (4.32)
Tentukan banyaknya air yang mengalir per satuan waktu yang melalui lapisan tanah
tern bus air seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4. 1 5.
=
1
kH(eq) (kH, Hl + ky2H2 + ky3H3)
H
Penyelesaian:
1
(10-1 X 20 + 10-4 X 5 + 1 .5 X 10-1 X 10)
Gradien hidrolik (i) 20 + S + 10
(2 + o,ooos + 1 ,5) .
= = 0 '0792
4m - 0, 1 ftImemt
_
j -
_
35
(50 m/cos 8°)
Banyaknya a1r yang mengalir per satuan waktu per satuan le bar dari profil yang diberikan (q) Contoh
e '
4.4
�;
_________________________________________________________
q = kiA = · 08 /de . (0, 0792)� Apabila dianggap bahwa kv = kH untuk semua lapisan tanah pada Contoh 4.3, tentukan
rasio antara kH(eq) dan kv(eq)
f A
diubah menjadi m/detik
Penyelesaian :
= 0, 1 88 X 1 0- 3 m 3 /detik/m lebar = 0, 1 9 X 1 0- 3 m 3 /detik/m le bar.
Dari Persamaan (4.37)
Contoh
H
4.3 kv(eq) =
H + _ H2 H
Tentukan koefisien rembesan ekivalen untuk aliran arah horisontal pada tanah berlapis _!
+ ---'1.
tiga dengan stratifikasi horisontal. kv, kv, kv3
20 + 5 + 10
20 5 10
Lapisan Tebal Koefisien rembesan dalam arah + +
10-1 10-4 1 5 x 10 1
no. (ft) horisontal,kH (ft/menit) >
2
20
5
w- '
w - ·•
w ·· l
200 + SO. � + 66,666
= 6,96 X 10-4 ft/menit
3 10 1,5 x
Jadi
kH(eq)
= = 143,68
10- 1
- 144
k-
V(eq) 61 96 X 10-4
=
T
_L
4m
Contoh
4.5 -------
(:) (:)
Jadi
05 2
= 0,047
2
= ko,8
05
ko,s s s
o o
Gambar 4.1 S. = 0,0 1 8 cm/detik
A l iran A i r dalam Tanah: Permeabi l itas dan Rembesan 99 1 00 Prinsip-prinsip Rekayasa Geote k n is
Contoh Dengan memasukkan harga-harga yang diketahui ke dalam persamaan di atas maka didapat :
4 .6
Suatu uji pemompaan dari suatu sumur uji dalam lapisan tembus air yang didasari oleh 40 (0, 15) (0,45) m
k -
- ( 8 -
3
- 2, 24 X 10 - m Ime - t
lapisan kedap air (Gambar 4. 1 2) dilakukan. Bilamana keadaan tunak (steady state) dicapai 20 + 3,
5 )(
2 - 3,
2) 3,2
dan didapatkan hasil-hasil observasi sebagai berikut: q = 1 00 gpm; h 1 = 20 ft ; h 2 = 1 5 ft ; 0,15; \ 3,5
r1 = I SO ft; r2 = 50 ft. Tentukan koefisien rembesan lapisan tembus air terse but.
Contoh
4.9
Penyelesaian : _______________________________________________________
Hubungan antara angka pori dan koefisien rem besan untuk tanah lempung yang terkon
Dari Persamaan (4.39)
solidasi secara normal diberikan di bawah ini:
2,303q logw (�) Angka pori k (cm/detik)
k
1T(h! 2 h22)
=
-
lOO gpm :
1,2 o 6 x w-7
Diketahui: q 13,37 ft3 /menit, Jadi
(50)
= = 1,52 1 519 X 10 7
150
2,303 X 13,37 log10
. . Perkiraan harga k untuk tanah lempung yang sama tapi dengan angka pori = 1 ,4.
k 0,0267 ft/memt 0,027 ft/memt
152)
= =
1r(202
=
_
Penyelesaian:
Contoh Dari Persamaan (4.29)
4.1 ------
Penyelesaian :
]
Jadi
0,6 ( 1,2 ) " (2,52)
0 83
l,5 l!:l = 1,52 2,2
� 0,8
�
��5
=
[ l
0,53 ] =
0,284
01083
=
I
3 42 a tau
l + 0,5 11 = 4,5
M aka: Selain itu, dari Persamaan (4.29)
�8
= 3,42
0,047
�,s
.
0,0 1 4 cm/detlk ( e'( )
=
3, 42 k, = c 3
=
1 + e,
Contoh
( 1,24,5 )
4.8 0,6 x w - 7 = c
3
-
I + 1 ,2
Akan ditentukan koefisien rembesan dari suatu lubang yang dibuat dengan alat bar a tau
auger seperti terlihat dalam Gambar 4. 1 4. Kalau diketahui bahwa r = 0, 1 5 m, L = 3 , 5 m,
..:1y = 0,45 m, ..:1t = 8 menit, dan y = 3 ,2 m, tentukan koefisien rembesan dengan mengguna C,3 = o, 51H x w-7 cm/detik
kan Persamaan (4.42). J adi
( e4.5 )
Penyelesaian: k (0,581 x w--7) cm/detik
1 + e
=
2 -
P r i n sip-prinsip R ekayasa Geote k n is
A l i ran Air dalam Tanah: Permeabi l itas dan R e m besan 1 01 1 02
4.10
i
Untuk menurunkan persamaan kontinuitas Laplace y ang mempunyai bentuk diferensial
tersebut, marilah kita meninjau sebaris turap yang telah dipancang sampai dengan kedalaman dz
lapisan tanah y ang tembus air, seperti y ang ditunjukkan dalam Gambar 4. 1 6a. Turap terse
but dianggap kedap air. Aliran keadaan tunak ,dari bagian hulu (upstream) ke bagian hilir : ; . ·: = :· ... .,·. . · ; . ... ..... ·.: ·.> .·:.:: : :- : : <: :: .:· : ., - : ·,· :· :::· >. ::�·......; : · .. -.: = ·.: :':.· ::: ':
· ." :.::. : ·:: :::;·:
(downstream) melalui lapisan tembus air (permeable layer) adalah aliran dalam dua dimensi.
Untuk aliran air pada titik A , kita perhatikan suatu elemen tanah yang berbentuk kubus.
Kubus tanah tersebut mempunyai ukuran dx, dy, dan dz (panjang dy adalah tegak lurus ( a)
terhadap bidang kertas), seperti yang telah diperbesar dalam Gambar 4. 1 6b. Anggaplah
bahwa vx dan Vz adalah komponen kecepatan pada arah horisontal dan vertikal. Jumlah air
yang mengalir masuk ke dalam kubus tanah per satuan waktu dalam arah horisontal adalah
sama dengan (vx . dy dz). dan dalam arah vertikal adalah sama dengan (vz . dx . dy). Jumlah
air yang mengalir ke luar dari kubus tanah per satuan waktu dalam arah horisontal dan verti
( )
kal adalah:
av x
Vx + dX dx dz · dy
( )
dan
av z
Vz + dZ dz dx · dy
Dengan menganggap bahwa air tidak termampatkan (incompressible), dan tidak terjadi peru
bahan volume dalam massa tanah, m aka jumlah air y ang mengalir masuk seharusnya san1a de
ngan jumlah air yang mengalir keluar dari elemen tanah y an g berbentuk kubus tersebut. J adi,
I
I
I
dz dy
+--+---�
Vx
�---
/
-
/
/
/
atau
/
dz
/
/
1
/
(4. 43) /
/
/
�
Dengan menggunakan hukum Darcy, kecepatan aliran dapat dituliskan sebagai berikut:
��
= k..-
dx --�----�
. iJh
v,. = k,z, iJx (4.44a)
dan (b)
Vz = k:iz = kz :� (4.44b)
Gambar 4. 1 6. (a) Satu jajaran turap yang dipasang ke dalam lapisan tembus air, (b) aliran pada elemcn
tanah A .
di m an a kx dan kz adalah koefisien rembesan dalam arah horisontal dan vertikal.
A l i ran A i r dalam Tanah: Permeabi l i tas dan R e m besan 1 03 1 04 Prinsip-p r i n si p R ekayaso Geote k n is
k a 2h + k a 2h = o
X fJ 2 Z (Jz2 (4.45)
X Tu�ap
Apabila tanah adalah isotropik, yang berarti bahwa besar koefisien aliran ke segala arah
adalah sama, kx = kz , persamaan kontinuitas untuk aliran dalam dua dimensi di atas dapat
disederhanakan menjadi :
(4.46)
4. 1 1
J a r i ngan AI i ran
Persamaan kontinuitas [Persam aan (4.46)] dalam media yang isotropik mewakili dua
kelompok grafik yang saling tegak lurus satu sama lain, yaitu : garis-garis aliran (flow lines)
dap. garis-garis ekipotensial (equipotential lines). Garis aliran adalah suatu garis sepanjang ma
/��: Garis ekipotensial
/·
. . .
na butir-butir air akan bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah . . . . . .
yang tern bus air (permeable). Garis ekipotensial adalah suatu garis sepanjang man a tinggi
. . . . . .
. . . . . .· . ..
�1irt\�"&�1Witi�i��rt�t�it[����i.t,y,W�ii.}��I;"t��1�t�&��1�
potensial di semua titik p ada garis tersebut adalah sama. Jadi, apabila alat-alat pizometer di
letakkan di beberapa titik yang berbeda-beda di sepanjang satu garis ekipotensial, air di da
lam tiap-tiap pizometer tersebut akan naik pada ketinggian yang sama. Gambar 4. 1 7a me
nunjukkan definisi garis aliran dan garis ekipotensial untuk aliran di dalam lapisan tanah
( a)
yang tembus air (permeable layer) di sekeliling jajaran turap yang ditunjukkan dalam Gam
bar 4. 1 6a (untuk kx = kz = k).
Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial dinamakan jaringan aliran
(flow net). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa jaringan aliran dibuat untuk menghi
tung aliran air tanah. Dalam pembuatan jaringan aliran, garis-garis aliran dan ekipotensial
digambar sedemikian rupa sehingga:
Turap
1. Garis ekipotensial memotong tegak lurus garis aliran
2. Elemen-elemen aliran dibuat kira-kira mendekati bentuk bujur sangkar
Gambar 4. 1 7b adalah suatu contoh dari jaringan aliran yang lengkap. Contoh lain dari
jaringan aliran dalam lapisan tanah tern bus air yang isotropik diberikan dalam Gambar 4. 1 8.
Penggambaran suatu j aringan aliran biasanya harus dicoba berkali-kali. Selama meng
gambar jaringan aliran, harus selalu diingat kondisi-kondisi batasnya. Untuk jaringan aliran
yang ditunjukkan dalam Gambar 4. 1 7b , keadaan batas yang dipakai adalah:
1. Permukaan lapisan tern bus air pad a bagian hulu dan hilir dari sungai (garis ab dan
de) adalah garis-garis ekipotensial. kx � kz = k
2. Karena ab dan de adalah garis-garis ekipotensial, semua garis-garis aliran memotong N1 = 4
nya tegak lurus. Nd = 6
3. Batas lapisan kedap air, yaitu garis fg, adalah garis aliran ; begitu juga permukaan tu
rap kedap air, yaitu garis acd.
4. Garis-garis ekipotensial memotong acd dan fg tegak lurus.
Di dalam j aringan aliran, daerah di antara dua garis aliran yang saling berdekatan dina
makan saluran aliran (flow channel). Gambar 4. 1 9 menunjukkan suatu saluran aliran dengan
(b)
garis ekipotensial yang membentuk elemen-elemen berbentuk persegi. Apabila h 1 , h 2 , h 3 , Gambar 4.1 7. (a) Definisi garis aliran dan garis ekipotensial, (b) gambar j aringan aliran yang lcngkap.
A l iran A i r dalam Tanah: Permeabi l i tas dan Rembesan 1 05 1 06 Pri nsip-p ri nsip Rekayasa Geote k n is
h4, hn adalah muka pizometrik yang bersesuaian dengan garis ekipotensial, maka kece Jadi:
H
. . •,
patan rembesan yang melalui saluran aliran per satuan lebar (tegak lurus terhadap bidang
hi - h2 = h2 - h3 = h3 - h4 = =
. . Nd
gambar) dapat dihitung dengan cara seperti yang diterangkan di bawah ini. Dalam hal ini,
(4. 49)
tidak ada aliran yang memotong garis aliran, m aka: dan
H
(4. 47) 6-q = k (4. 50)
Nd
Dari hukum Darcy, jumlah air yang mengalir per satuan waktu adalah k . i . A. Jadi, di m ana:
Persamaan (4.47) dapat dituliskan lagi sebagai berikut:
H = perbedaan tinggi muka air pada bagian hulu dan bagian hilir
Nd = banyaknya bidang bagi kehilangan energi potensial.
(4.48)
Dalam Gambar 4. 1 7a, untuk satu saluran aliran, H H1 - H2 dan Nd = 6.
Persamaan (4.48) menunjukkan bahwa, apabila elemen-elemen aliran dibuat dengan bentuk
=
Apabila banyaknya saluran aliran di dalam jaringan aliran sama dengan Nt, maka ba
mendekati bujur sangkar, penurunan muka pizometrik antara dua garis ekipotensial yang nyaknya air yang mengalir melalui semua saluran per satuan lebar dapat dituliskan sebagai
berdekatan adalah sama. Hal ini dinamakan penunman energi potensial (potential drop). berikut:
H · Nf
q = k (4,51)
Na
-
Di dalam menggambar jaringan aliran, semua elemennya tidak harus dibuat bujur sang
kar. Bentuk em pat persegi panjang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.20 juga dapat
dilakukan. Hanya perlu diingat bahwa agar perhitungan dapat mudah dilakukan, akan lebih
baik kalau perbandingan antara le bar dan panjang dari elemen-elemen empat persegi p anjang
dalam jaringan aliran tersebut dibuat sama. Dalam ha! ini, Persamaan (4.48) untuk menghi
tung banyaknya air yang mengalir melalui saluran per satuan waktu dapat dimodifikasi men
jadi:
(
k hl � h2) b 1 = k ( h2 � h3) b2 = k ( h3 � h4) b3 = . . . (4.52)
Apabila b 1 /l1 = b2/12 = b3/13 = . . . = n, Persamaan-persamaan (4. 50) dan (4. 5 1 ) dapat di
modifikasi menjadi :
q = kH (Z�) n
Gambar 4.1 8. Jaringan aliran di bawah bendungan.
(4. 54)
Gambar 4. 2 1 menunjukkan suatu jaringan aliran urituk rembesan air sekitar sa tu jajaran
Aq
I
I
A l i ran A i r dalam Tanah: Permeabi l itas dan Rem besan 1 07 1 08 Pri nsip-prinsip Rekayasa Geote k n is
1 ,4
I I I
Muka air
•
1,2 \
1 ,0 \ -
0,8
\ 1\ Lapisan kedap air
_!!___
kH
0,6
0,4
0,2
Gambar 4.2 1 . Jaringan aliran untuk aliran air di sekitar sa tu jajaran turap.
\
turap. Perhatikan bahwa �aluran aliran No. 1 dan No. 2 mempunyai elemen-elemen berben
tuk bujur sangkar. Oleh karena itu, jumlah air yang mengalir melalui dua saluran aliran terse 0,2 0,4 0,6 0,8 1 ,0
but per satuan waktu dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (4. 50). SIT '
Gambar 4.22. Grafik yang menggambarkan hubungan antara q/kH dan S/T' untuk a1iran di sekeliling satu
jajaran turap (menurut Harr, 1 962).
Tetapi, saluran aliran No. 3 mempunyai elemen-elemen dengan bentuk empat persegi
Persamaan kontinuitas dalam bentuk diferensial untuk aliran air dalam dua dimensi
panjang yang mempunyai perbandingan lebar dan panjang sebesar 0,3 8. Maka dari itu, dari
[Persamaan (4.45)] adalah:
Persamaan (4.63)
k
liq:l
Nd
== 11(0,38)
J adi, jumlah rembesan total per satuan waktu adalah : Untuk tanah anisotropik, kx * kz. Dalam hal ini persamaan di atas mewakili dua kelom
pok grafik yang tidak berpotongan tegak lurus satu sama lain. Tetapi, kita dapat menulis
kif
q = 6.q1 +6.q2 + 6.q1 = 2,38 - kembali persamaan di atas sebagai berikut:
Nd
Rembesan di bawah bangunan air dengan bentuk sederhana dapat dipecahkan secara
·
matematis. Harr ( 1 962) telah m em berikan analisis untuk beberapa macam kondisi seperti
_ a2h a2h
(kz/kx)iJx2 + iJz2
=
0 (4.5.'5)
'
itu. Gambar 4.22 menunjukkan suatu grafik tak berdimensi untuk rembesan air di sekeliling Dengan memasukkan x = v'kz/kx . x, Persamaan (4. 55) menjadi:
satu jajaran turap. Untuk keadaan yang serupa, Gambar 4.23 menunjukkan suatu grafik tak
berdimensi untuk rem besan di bawah suatu bendungan. (4. 56)
J a r i ngan A l i ran pada Tanah An i sotrop i k
Sekarang, Persamaan (4.56) di atas mempunyai bentuk yang serupa dengan Persamaan
Cara membuat jaringan aliran yang telah dijelaskan dalam Sub-bab 4. 1 1 serta Persamaan (4,46), di m ana x diganti dengan x ' yang m erupakan koordinat baru yang ditransformasikan.
persam aan (4. 5 1 ) dan (4. 53) yang digunakan untuk menghitung rembesan adalah didasarkan Untuk menggambar jaringan aliran, gunakan prosedur berikut ini:
pada asumsi bahwa tanah adalah isotropik. Tetapi, dalam keadaan yang sesungguhnya, seba
gian besar dari tanah adalah anisotropik. Untuk dapat memperhitungkan sifat anisotropik ta 1 . Ambil suatu skala vertikal (yaitu sumbu z ) untuk menggambar penampang melin
nah dalam menghitung rembesan, diperlukan modifikasi cara penggambaran jaringan aliran. tang.
A l iran A i r dalam Tanah: Permeabi l i tas dan R e m besan 1 10 Prin sip-p r i nsip Rekayasa Geote k n is
1 09
.----- B ------• Jumlah rembesan yang mengalir per satuan waktu per satuan lebar dapat dihitung de
ngan cara memodifikasi Persamaan (4. 5 1 ) menjadi:
(4.57)
1- b = �-j
I
H = H, - H2
- ·1· . . . .
I di mana:
I
j . .
Nd= banyaknya bidang bagi penurunan energi potensial (potential drop).
·.
. .
s
T'
_iI Turap
.
. .
. .
Perhatikan bahwa bilamana jaringan aliran digambar dalam skala yang sudah ditrans
formasi (untuk tanah anisotropik), garis-garis aliran dan garis-garis ekipotensial ternyata ber
potongan tegak lurus satu sama lain. Tetapi, bilamana jaringan aliran digambar pada skala
��i:\�1Ef,��J;, i�@1�(qi���ni0ti\�k@'�1
yang sesungguhnya, garis-garis aliran dan garis-garis ekipotensial terse but tidak akan tegak lu
rus satu terhadap yang lainnya. Keadaan ini dapat dilihat dalam Gambar 4. 24 (Gambar 4.24a
(a) adalah elemen aliran yang digambar dengan skala yang sudah ditransformasi, sedang Gam
bar 4.24b adalah elemen aliran yang digambar dalam skala sesungguhnya.) Dalam gambar ter
sebut, dianggap bahwa kx = 9 kz.
0,6 �------�--� (b)
Contoh
4. 1 0 ------
-- Suatu j aringan aliran dari aliran air di sekitar sebuah jajaran turap di dalam lapisan tern
bus air ditunjukkan dalam Gambar 4.25. Diketahui: kx = kz = k = 5 x 1 0-3 cm/detik. Tentu
0,5 1-------+ T
s' 1 b 1
kan;
4; T' 2
a. Berapa tinggi (di atas permukaan tanah) air akan naik apabila pizometer diletakkan
pada titik-titik a, b, c, dan d.
!L
kH
b. Jumlah rembesan air yang melalui saluran air Il per satuan le bar (tegak lurus bidang
gambar) per satuan waktu.
c. Jumlah rembesan total yang melalui lapisan tern bus air per satuan le bar.
Penyelesaian:
B ag i a n a
013 L------L--�
±1 ±0,75 ±0,5 ±0,25 0 Dari Gambar 4. 25, Nr = 3 dan Nd = 6. Perbedaan tinggi energi antara bagian hulu dan hilir
X
sungai adalah = 1 0 ft. J adi, kehilangan tinggi energi antara dua garis ekipotensial = 1 0/6 =
b 1 ,667 ft.
Gambar 4.23. Aliran air di bawah bendungan (menurut Harr, 1 962).
Titik a terletak p ad a garis ekipotensial 1 , yang berarti bahwa penurunan energi poten
sial (potential drop) dari titik a adalah 1 x 1 ,667 ft. Jadi, air di dalam pizometer yang dile
takkan di titik a akan naik setinggi ( 1 5 - 1 ,66 7) = 1 3,333 ft dari permukaan tanah.
2. Ambil suatu skala horisontal (yaitu sumbu x) sedemikian rupa hingga skala horison
tal x = vkz/kx · (skala vertikal).
' Dengan cara yang sama, air di dalam pizometer:
3. Dengan menggunakan skala-skala yang telah ditentukan pada langkah-langkah 1 dan b = (15 - 2 x 1 ,667) = 1 1 ,67 ft di atas muka tanah
2 di atas, gambar potongan vertikal melalui lapisan tembus air yang sejajar dengan
arah aliran. c = (15 - 5 x 1 ,667) = 6,67 ft di atas muka tanah
4. Gambar jaringan aliran untuk lapisan tembus air pada potongan yang didapat dari
langkah no. 3 di atas, di m ana garis-garis aliran memotong tegak lurus garis-garis po d (15 - 5 x 1 ,667) = 6,67 ft di atas muka tanah
tensial dan elemen-elemen yang dibuat adalah mendekati bentuk bujur sangkar.
A l i ran A i r dalam Tanah: Permeabi l i tas dan R embesan 111 112 Prinsip-prinsip R e kayasa Geote k n is
-� ·
. \
-- Garis aliran
V
\ \
: . ·•· : . .· : : \ �· -: .·. ·: · . : ·. · : · · :· : · . . :: . : . : : . : .. . ·. . .
· · ··
: . ·. ·· ·
· ··
. .. . . . ; . .·
·
. . . : .
. . .. . . .
. . .
. . , . .
'
.
\
\
\
\
\
'
'
\
Gambar 4.25 . .Taringan aliran untuk aliran air di sekeliling sa tu jajaran turap yang dipasang sampai dengan
-- Garis aliran lapisan tanah tern bus air.
k = 5 X 10-3 cm/det =
5 X 10-3 X 0,03281 ft/det = 1,64 X 10- � ft/det
titik a (ujung kiri dasar bendungan) = (tinggi tekanan pad a titik a) x (rw)
Aq = (1,64 x w-4)(1,667) =
·2, 73 x w-4_ ft 3 /det/ft
= [(2 1 + 6) - 3 ) 'Yw = 24rw
Dengan cara yang sama, pada
B ag i a n c
b = [27 - (2)(3)J rw = 21 Yw
Permukaan tanah
', •: : :. '."1: � I : ',." .' •: : : ,
•
:: •",: · =: ." ; : '. .•, : :• : •'· ·. •, • • • • • • • , • •
.
a b c d e f
4.2 Kerjakan lagi Soal no. 4. 1 dengan menggunakan data berikut ini: H = 5,2 meter,
0! = 1 0° , dan k = 3,5 x 1 0-3 cm/detik. Satuan jum1ah aliran per satuan waktu yang
9y w lb/ft 2 4.3 Suatu contoh tanah yang diuji dengan cara tinggi konstan (constant head) mempu
I 2y w lb/ft 2 nyai panjang 1 0 inci dan diameter 5 inci. Perbedaan tinggi air se besar 30 inci dijaga
I5yw Jb/ft 2 selama percobaan. Volume air yang dikumpulkan selama 3 menit adalah 650 cm3 .
I 8y"' lb/ft 2 Hitung koefisien rembesan dalam satuan ft/menit.
2Iyw Jb/ft 2 4.4 Perhatikan uji rembesan dengan cara tinggi konstan seperti yang ditunjukkan dalam
24y,.,lb/ft 2 (b) Gambar 4.5. Untuk percobaan terse but, diketahui: L = 300 mm dan A = luas penam
pang melintang contoh tanah = 32 cm 2 • Koefisien rembesan tanah yang bersang
Gambar 4.26. (a) Bendungan, (b) gaya angkat ke atas yang bekerja pada dasar suatu bangunan air.
kutan adalah 0,0244 cm/detik. Apabila volume air yang dikumpulkan dalam waktu
4 menit adalah 250 cm3 , berapakah perbedaan tinggi air (h) yang harus dipertahan
4. 1 3 kan selama percobaan?
G radien D i Tempat K e l u a r d a n Fa ktor K eamanan Terhadap Bo i l ing*
4.5 Koefisien rembesan tanah berlempung adalah 3 x 1 0-7 cm/detik. Kekentalan air pa
Apabila rem besan d i bawah bangunan air tidak dikontrol secara sempurna, maka keada cta temperatur 25 ° C adalah 0,09 1 1 x 1 0-4 gram detik/cm 2 • Hitung rembesan absolut
an tersebut akan menghasilkan gradien hidrolik yang cukup besar di tempat ke1uar (bagian K dari tanah tersebut.
hilir sungai) dekat konstruksi. Gradien yang tinggi di tempat keluar terse but, berarti juga
bahwa gaya rembes adalah besar, akan menyebabkan tanah menggelembung ke atas (heave) 4.6 Data berikut ini adalah untuk uji rembesan tinggi jatuh (falling head):
a'tau menyebabkan tanah kehilangan kekuatannya. Keadaan ini akan mempengaruhi kestabil Luas penampang contoh tanah = 1 200 mm2
an bangunan air yang bersangkutan. Su b-bab 5 .4 membahas mengenai prosedur untukmen Panjang contoh tanah = 1 50 mm
dapatkan faktor keamanan guna menghindari terjadinya penggelem bungan tanah. Luas penampang pipa = 50 mm2
Pacta waktu t = 0, perbedaan tinggi air = 400 mm
Soal-soal Pada waktu t = 5 menit, perbedaan tinggi air = 200 mm.
4. 1 Suatu lapisan tembus air didasari oleh lapisan kedap air, seperti ditunjukkan dalam
Gambar P4. l . Apabila k untuk lapisan tembus air adalah = 4,8 x i0-3 cm/detik, hi Tentukan koefisien rembesan tanah tersebut dalam satuan cm/detik.
tung jumlah rembesan per satuan waktu yang melaluinya dalam satuan ft3 /hari/ft
Kerjakan lagi Soal 4.6 dengan data berikut ini:
le bar. Diketahui : H = I 0 ft dan 0! = 5 ° .
4.7
Luas penampang contoh tanah = 4,9 in. 2
*Boiling ialah aliran air (dan tanah halus) ke dasar lubang galian akibat tekanan air di Iuar galian yang le Panjang contoh tanah = 1 8 in.
bib besar dari tekanan di dalam galian.
A l i ran Air dalam Tanah: Permeabi l i tas dan R e m besan 115 1 16 Pri nsip-prinsip Rek ayasa Geote k n is
Luas penampang pipa = 0,2 in� Perkirakan besamya koefisien rembesan tanah lempung tersebu t pada angka pori
Pada waktu t = 0, perbedaan tinggi air = 3 0 in 1 ,2.
Pada wkatu t = 2 menit, perbedaan tinggi air = 20 in.
Tentukan koefisien rem besan dalam satuan in./menit. 4.1 3 Suatu tanah yang berlapis-lapis ditunjukkan dalam Gambar P4. 1 3. Perkirakan besar
nya koefisien rembesan ekivalen (cm/detik) untuk aliran dalam arah vertikal.
4.8 Untuk uji rembesan yang diberikan dalam Soal 4.7, berapakah perbedaan tinggi air
pada waktu t = 1 menit?
4.9 Gambar P4.9 menunjukkan suatu tanah berlapis-lapis di dalam tabung yang mem 3 ft k= w- 3 cm/ detik
punyai luas penampang I 00 mm x 1 00 mm. Air diberikan secara terus-menerus un
t
tuk mempertahankan agar beda muka air tetap 300 mm. Tentukan koefisien rembes
an searah aliran yang m elalui tan ah yang mempunyai data:
3 ft k = 2 X I0- 4 cm/detik
Tanah k (cm/detik)
A
B
c 4,9 x
w-z
3 X 10-3
w-4
t
3 ft k = w- s cm/detik
Tentukan jumlah air yang harus ditam bahkan dalam satuan cm3 /jam.
t
3 ft k = 2 X l 0 - 3 cm/detik
- - - - - -- - - - - - �
Beda tinggi
konstan 300 mm
4. 1 4
Gambar P4. 1 3
Untuk keadaan seperti pada Gambar P4. 1 3 , tentukan koefisien rembesan ekivalen
= (cm/detik) dalam arah horisontal. Juga hitung rasio Kv(eq)/KH(eq)·
4. 1 5 Percobaan di lapangan dengan cara me1akukan pemompaan sumur uji adalah seperti
dalam Gambar 4. 1 2. Untuk suatu keadaan tunak {steady state), diketahui:
q = 24 ft 3 /menit
h 1 = 1 8,5 ft pada r1 = 200 ft
h 2 = 16,4 ft pada r2 = I 00 ft
Hitung koefisien rembesan (ft/menit) lapisan permeable tersebut.
4. 1 9 Untuk j aringan aliran yang digambar dalam Soal n o 4. 1 8, hitung gaya angkat pada
dasar bendungan per ft p anjang (diukur sepanjang sumbu) bangunan. Notasi
A
A,,
Av
·a:
B
h.
Ct, Cz, Ca konstant:..:
c.. koeflSienkeser:�an
D, k = 615 X IQ- 4 cm/detik
DIQ ukur� e���U(
e angka pod
• • •
g per�epatan � �
ba k� oleh gravit�
. tebal lapJ� �an;. dab juga perl,?edaan -muka air p a da bagiall hulu dan
• 0 •
H
. .
. . .
. .
hilir
t �', io
' '
gradien.hidroUk
�adien hidrolik ektvalen_(untuk t:an,an berlaJ?is}
Gambar P.4. 1 6
ieq
_ I<. rembesan absolut
k lcoefisierf rem.besan
kn koefisien rembe$an pada arah horisontal
kll\eq) k6efisien (embe san elcivalen padaarah horisontal (untuktanan beflapis)
k� koefisiell r��sanv��tikal
kvceq! kQefisi�n redtne'san 11ertPw elctval�n (�n� tan� bedapis)
��._ kz. koefisien ren1i)esan pad� �rahhoriS()n;al
.
J., ked:alarnanlubang. ailge.r;panjang.
•
5 ft l
N.t�
Nf_
T rasio-antara lebar
·
· · · ·
n
24 ft
p tekarian
�' ',':, ,,'' ,:,i " ' · :;.�:':>, :'Ji>
. .. . . .. . . 'i),
j_
Turap • .
Q banyaknyaairyan).l'll�JlBAiir
'
· ,·:,:,, «',
jar$ auier
s ktd:aJarn�e�m��ani�lU:rm> ., . ,
T �m��ll!,
- r• -·- �- - · ' . �ii;it�
ke��&a1 '..u .. .l.'l• :· ���o;-bn
-;_. ...�_ a..n,..·;�� ..
. _-• _�-.· ··'•l.r-_;
•
Gambar P4. 1 8
waktu
119 120
National Conference on C lay and Clay M inerals, Vol. 9, Pergamon Press, New
'"r.:""' R<k�'"" Geo>eko>'
v; volume butiran York, 131-161.
Olsen, H . W. (1965). " Deviations from Darcy's Law in Saturated C lays," Proceedings,
Vv volume pori
Soil Science Society of America, Vol. .29, No. 2, 135-140.
v kecepatan aliran Olson, R. E . , and Daniel, D. E . (1981). " M easurement of the Hydraulic Conductivity of
v, kecepatan rembesan Fine-Grained Soils," Special Technical Publication No. 746, ASTM , 18-64.
vx. v, kecepatan aliran dalam arah horisontal dan vertikal
Yunani
'Yw berat volume air
ilh kehilangan energi
ilq jumlah rembesan per satuan waktu yang melaluf suatu saluran
aliran
11 porositas
Acuan
TH
BAB
5 l
Konsep Tegangan Efektif
Air pori
Bu tiran padat
Seperti telah ctijelaskan ctalam Bab 2, tanah actalah sistem yang berfase banyak. Dalam
suatu tanah ctengan volume tertentu, butiran pori tersebut berhubungan satu sama lain hing-
{ ga merupakan suatu sah.iran seperti kemampuan memampat ctari tanah, ctaya ctukung pon
ctasi, kestabilan timbunan, ctan tekanan tanah horisontal pacta konstruksi ctincting penahan
tanah, kita ptdu mengetahui perilaku ctari ctistribusi tegangan sepanjang suatu penampang
tanah. Kita ctapat memulai analisis ctengan menganggap suatu tanah jenuh air tanpa rembes �----- Luas penampang melintang =A----__,
an.
(a)
5.1 -------- ---�---
(a) Peninjauan tegangar. efektif untuk suatu tanah jenuh air di dalam tabung tanpa adanya
Gambar 5.1 .
Tegangan pada Tanah Jenu h Air tanpa Rem besan
rembesan; (b) gaya-gaya yang bekerja pada titik·titik sentuh dari butiran tanah pada ketinggian titik A.
Gambar 5.1 a menunjukkan suatu massa tanah jenuh air cti ctalam suatu tabung tanpa
actanya rembesan air ctalam segala arah. Tegangan total pacta titik A ctapat ctihitung ctari berat Keadaan ini dapat dilihat dengan menggambar suatu garis y ang berbelok-belok, yaitu
volume tanah jenuh air ctan berat volume air cti atasnya. Jacti garis a-a, melalui titik A; garis terse but dibuat sedemikian rupa hingga hanya melalui titik
titik sentuh antara butiran tanah saja. Misalkan P1 , P2, P3, ..., Pn adalah gaya-gaya yang
a = H'Yw + (HA - H)'Ysat ( 5. I) bekerja pad a titik-titik sentuh antara bu tiran tadi (Gambar 5.1 b). Jumlah semua komponen
cti mana: vertikal gaya-gaya terse but per satuan luas penampang adalah sama dengan tegangan efektif,
a , atau
I
Tegangan tot�I. a, yang ctiberikan pacta Persamaan (5.1) ctapat ctibagi ctalam ctua bagian: A adalah luas penampang m elintang massa tanah y ang ditinjau.
Apabila as adalah luas pen iunpang melintang titik-titik sentuh antara butiran (yaitu, as =
1. Bagian yang ctiterima oleh air cti ctalam ruang pori yang menerus. Tegangan ini beker
a 1 + a2 + a3 t . . . + an), ruangan y ang ditempati oleh -?ir adalah (A - as). Jadi kit a dapat
ja ke segala arah sama besar.
menu lis:
2. Sisa ctari tegangan total ctipikul oleh butiran tanah pactat pacta titik-titik sentuhnya.
Penjumlahan komponen vertikal ctari gaya-gaya yang terbentuk pacta titik-titik sen
' u(A - aJ
a = a +
tuh butiran tanah tersebut per satuan luas penampang melintang massa tanah ctina
(5.:3)
makan tegangan efektif ( e ffective stress). A
f
Konsep Tegangan Efek tif 123 124 Pri nsip-p ri nsip Rekayasa G eoteknis
a* 5.2
--.J k--
1 I
Tegangan Pada Tanah Jenuh Air dengan Rem besan
a a� a3
1 I I Tegangan efektif pada suatu titik di dalam massa tanah akan mengalami perubahan di
----1 1-1 1••---l..
�l k- I I
11 I I I I karenakan oleh adanya rembesan air yang melaluinya. Tegangan efektif ini akan bertambah
I I I I I I besar atau kecil tergantung pada arah dari rembesan.
Rembesan A ir Ke Atas
- - -----...._ Gambar 5.3a menunjukkan suatu lapisan tanah berbutir di dalam silinder di mana ter
dapat rembesan air ke atas yang disebabkan oleh adanya penambahan air melalui saluran pa
da dasar silinder. Kecepatan penambahan air dibuat tetap. Kehilangan tekanan yang disebab
kan oleh rembesan ke atas antara titik A dan B adalah h. Perlu diingat bahwa tegangan total
pada suatu titik di dalam massa tanah adalah disebabkan oleh berat air dan tanah di atas titik
yang bersangkutan. Perhitungan tegangan efektif pada titik A dan B adalah sebagai berikut:
Pada titik A
---- Luas penampang melintang = A -----.l
di m ana:
tegangan efektif: uA
'
= uA - uA = 0
u dalam persamaan di atas dapat juga disebut sebagai tegangan netral. Masukkan harga a = H21'1 - hyw
pada Persamaan (5 .1) ke dalam Persamaan ( 5 .4), maka didapat:
'
Dengan cara yang sama, tegangan efektif pada titik C yang terletak pada kedalaman z di
a = [ll-y.., + (HA- H)'y,.,] - ll"y" bawah permukaan tanah dapat dihitung sebagai berikut:
= (IJA - JI)( "Ysat - Yw)
= ( tinggi tanah di dalam tabung) x -y' (5.5) 'Pacta titik C
d i m ana -y 'Ysat - 'Yw disebut juga sebagai be rat volume tanah terendam air (submerged unit
'
tegangan total: O'c = H 11'w + ZYsat
=
weight). Jadi, dapat dilihat bahwa tegangan efektif pada titik A tidak tergantung pada tinggi
air, H, di atas muka tanah y ang terendam air. tekanan air pori: uc = ( H1 + z + 1-;2 z) Yw
Gambar 5 . 2a menunjukkan sua tu lapisan tanah di dalam silinder yang terendan1 air tapi '
tegangan efektif: uc = uc - uc
tidak ada rem besan. Gam bar-gam bar 5.2b, c, dan d merupakan grafik-grafik dari tegangan
total, tegangan air pori, dan tegangan efektif dari tanah yang bersangkutan. h
=
;:;(Ysat- Yw)- ZYw
Prinsip tegangan efektif [Persam aan ( 5 . 4)] pertama-tama dikembangkan oleh Terzaghi H2
( 1925 , 1936). Skempton (1960) meneruskan ide Terzaghi terse but dan kemudian dia mem h
zy -
1
perkenalkan suatu hubungan antara tegangan total dan tegangan efektif dalam bentuk Persa-
=
Z)'w
H2
maan ( 5 .3). .
Kesimpulannya, tegangan efektif adalah merupakan gaya per satuan luas y ang dipikul
Perhatikan bahwa h/H2 adalah gradien hidrolik i yang disebabkan oleh aliran; jadi,
okh butir-butir tanah. Perubahan volume dan kekuatan tanah tergantung pada tegangan
efektif di dalam m assa tanah. Makin tinggi tegangan efektif suatu tanah, m akin padat tanah
'
O'c = zy' - izyw (5.6)
tersebut.
Pr i nsip- prinsip Rekayasa Geoteknis
Konsep Tcqangan E' fek td 125 126
-+
Ht
: t'
r
·.�·
. z . . . ·
.�c _L .. · .
l I I I 1., I
. J
I I I I I,
I III
( a)
� Aliran masuk._
(a)
'
Tcgangan total, a Tckanan au pori. u Tcgangan cfektif. a
u
0..----- '
Tegangan total, a Tekanan air pori, Tegangan efektif, a
0-------.
Gambar 5.2. (a) Lapisan tanah di dalam silinder di mana t idak adanya rembesan; variasi dari (b) tegangan Gambar 5.3. (a) Lapisan tanah di dalam silinder dengan rcmbcsan arah ke atas; variasi dari (b) tcgangan
total, (cl tekanan air pori, (d) tegangan efektif tcrhadap kedalaman pada lapisan tanah dcngan rembesan
total, (c) tekanan air pori, (d) tegangan efektif terhadap kedalaman pada lapisan tanah yang terendam
ara h ke a tas.
air tanpa adanya rembesan.
Pemberian air
Variasi dari tegangan t otal, tekanan air pori, dan tegangan efektif dengan kedalaman di
gambarkan dalam Gambar-gambar 5 .3b, c, dan d. Perbedaan antara Gambar 5 . 2d dan 5. 3d
adalah: tegangan efektif pada titik yang terletak pada kedalaman z dari permukaan tan ah
pada Gambar 5 . 3d berkurang sebesar iz-yw disebabkan oleh adanya rembesan air ke atas. T T
Apabila kecepatan rem besan (dan gradien hidrolik) bertambah secara perlahan, suatu keada Hr h
j_
r
an batas akan dicapai di m ana
'
ere = zy' - icrZ"Yu. = 0 (5 . 7)
di mana icr = gradian hidrolik kritis (untuk keadaan di mana tegangan efektif adalah sama
I
dengan no!).
Dalam keadaan seperti ini, kestabilan t1.1nah akan h ilang. Keadaan ini biasanya dikenal
sebagai boiling atau quick condition.
Dari Persamaan (5.7)
ier = ..i_ (5 . 8)
"Y w
Untuk kebanyakan tanah, harga icr bervariasi dari 0,9 sampai dengan I, l dengan angka rata Aliran keluar --
rata adalah l ,0.
(a)
Variasi dari tegangan total, tekanan air pori. dan tegangan efektif dengan kedalaman da
pat dilihat dalam Gam bar-gambar 5 . 4b, c, dan d.
Contoh
....
5.1
�------�
Suatu pcnam pang melintang ditunjukkan dalam Gambar 5 . 5 . Hitung tegangan total, te H2y' + hy,....,
kanan air pori, dan tegangan efektif pada A, B, C dan D.
(b) (c) (J)
Penyelesaian: Kedalaman 1\.cdalaman 1\.cd�laman
Pada A:
tegangan total : u1 =
£
111
Lapisan tanah di dalam silinder dengan rembesan arah ke bawah; variasi dari (b) tegangan
tekanan air pori: =
_£ Gambar 5.4. (a)
total, (c) tekanan air pori, (d) tegangan efektif terhadap kedalaman pada lapisan tanah dengan rembesan
u,' .£
tegar1gan efcktif: =
arah ke bawah.
Konsep Tegangan Efektif 129 130 Prt n stp -p r i n si p Rekayasa G eoteknis
Pada B: Contoh
5.2
CJ"B = 3'Ydry(pasir) = 3 X 16,5 = 49,5 kN/m2 Bagian bawah suatu lapisan lem pung-kaku jenuh air y ang tebalnya = 10 meter dibatasi
oleh lapisan pasir (Gambar 5.6). Pasir ini mengalami tekanan artesis (arah ke atas). Hitung
ked ala man m aksimum galian H yang dapat dibuat pad a lapisan lempung.
Penyelesaian:
. '. :.� :
·
·.: :: >'�'f�.'·
... :< ...
.: �
A
:.
. :'· ': :. .. ::: : · :
. ': <·<·.:·: :' :· .. :: ....: ::;
'Y><�t(Jempung) -
_ 1925 X
lOOO
9,81 _ ,
- 18,88 kN/m
:J
B
T Disebabkan karena adanya galian , m aka terjadi pengurangan beban (unloading). Misalkan
Pasir kering
T kedalaman dari galian adalah H pada titik mana dasar galian akan mengalami penggelem
•
Yctry= 16.5 kN/m3 3 m
bungan (heave). Maka keseimbangan dari titik A pada saat itu adalah:
UA = 6-y,c
Gambar
efektif.
5.5. Suatu penampang tanah untuk perhitungan tcgangan total, tekanan air pori, dan tegangan
,,�::Ei!��r����.,,
p,,.,- 1925 kg/m
,
· :.,.�r-··•.
T
:;lr��i���%¥�1��;.
H
Pada C
uc = 0 kN/m2
'
CJ"c = 99 - 0 = 99 kN/m2
.· •··.·.· t>.
Pada D Gambar 5.6. Lapisan tanah lempung jenuh air yang dibatasi oleh lapisan pasir di bawahnya.
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa gaya rembesan per satuan
volume tanah adalah sama dengan i'Yw, dan untuk tanah isotropik gaya rembesan tersebut,
( arah gaya P/ seperti ditunju kkan dalam Gam bar 5.7a) bekerj a searah dengan arah rembesan. Pernyataan ini ternyata benar untuk aliran dalam se
Apabila terjadi rembesan air arah ke atas melalui lapisan tanah pada Gambar 5.3, gaya gala arah. J aringan aliran d apat digunakan untuk menen tu kan gradien hidrolik di setiap ti
efektif pada luasan A pada kedalaman z dapat dituliskan sebagai berikut: tik, dan juga d apat digunakan untuk menghitung gaya rembesan per satuan volume tanah.
Konsep gaya rembesan ini d apat secara efe ktif digunakan untuk menentu kan faktor ke
P2 ' = (zy' - izy.JA amanan dalam pencegahan terhadap "hea'.le" (penge rahan tanah ke atas) pada dae rah hilir
:!(· dari suatu bangunan air.
Oleh karena i tu , pengurangan gaya total sebagai akibat dari adanya rembesan adalah:
5.4
(5.10) Pengge lembu ngan pada Tanah yang Disebabkan o leh Rembesan Oi Sekelil ing Turap
Volume tanah di m ana gaya efektif bekerja adalah sama dengan zA. Jadi, gaya efektif Gay a rembesan per satuan volume tanah dapat dihitung untu k memeriksa kemungkinan
per satuan volume tanah adalah: keruntuhan suatu turap di mana rembesan dalam tanah mungkin dapat menyebabkan peng
gelembungan (heave) pada daerah h ilir (Gambar 5.8a). Setelah melakukan banyak model pe r
P1' - P ' 9,A cobaan, Terzaghi ( 1 922) menyimpulkan bahwa penggelembungan pad a umumnya terjadi
2 -
_
-
_
'"Y"
.
(.'5.11)
(volume tanah) zA pada daerah sampai sejauh D/2 dari turap (di mana D adalah ke dalaman pemancangan tu
rap). Oleh karena itu, kita perlu menyelidiki kestabilan tanah di daerah luasan D x D/2 di
depan turap see pe rti y ang ditunju kkan dalam Gambar 5.8a.
Gaya per· satuan volume, irw, untuk keadaan ini bekerja ke arah atas, yaitu searah de
Faktor keamanan untuk mencegah terjadinya penggelembungan dapat dituliskan (lihat
ngan arah aliran. Keadaan ini ditunjukkan dalam G am bar 5.7b. Begitu juga untuk rembe san
Gambar 5.8b):
air ke arah bawah, gay a rembesnya per satuan volume tanah adalah irw (Gambar 5. 7c).
FS = W' (5.12)
-
· u
Volume t
tanah= zA
i / Turap
l
+Cl
: ,• ."·..: :: .. : : ·. ·.. · :. . : . ::.
Volume
tanah zA
1
penggelem-
(b) Rembesan ke atas bungan D
izy .A • = Gaya rembesan
izy.. A =
. . ·
·Gaya ,. ·
·
n�mbesan . ·
;
· . •. .
Gambar 5.7. Gaya yang disebabkan oleh: (a) tanpa rembesan, (b) rembesan arah ke atas, (c) rembesan
Gambar 5.8 (a) Pemeriksaan teruadap penggelembungan (heave) yang terjadi pada bagian hilir dari turap
arah ke bawah pada suatu volume tanah.
yang dipancang sampai dengan Japisan tanah tern bus air, (b) pembesaran daerah penggelembungan.
Konsep Tegangan Efektif 133 134 Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis
di m ana: Penyelesaian:
rS= faktor keam anan Dari ukuran- ukuran y ang diberikan dalam Gambar 5. 1 0, penam pang melintang prisma tanah
w' = berat tanah basah di daerah gelcmbung per satuan le bar tu rap = y ang harus ditinjau adalah 20 ft x 1 0 ft.
Prism a tanah terse but digambar lagi dengan skala lebih besar dalam Gambar 5. 1 0. De
ngan melalui tanah yang ditinjau tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
U = gaya aRgkat disebabkan oleh rem besan paJa tanah dengan volume yang sama. Pada titik-b, tinggi energi dorong = �{H1 - H2 )
Pada titik c, tinggi e nergi dorong = lf- (H1 - H2 )
Dari Persamaan (5. 11):
U = (volume tanah) X
2
UratHata 'Yw) = tD 4ata-rata 'Yw Dengan cara y ang sama, untuk titik-titik pertengahan di sepanjang be, pendekatan tinggi
energi dorong dihitung d an digambar seperti ditunj ukkan dalam Gambar 5. 1 0.
di mana 4ata-rata = gradien hidrolik rata-rata kelompok tanah. Tinggi kehilangan energi rata-rata di dalam prisma tanah yang ditinjau adalah 0,36
Dengan memasukkan harga w' dan U ke dalam Persamaan (5.1 2), didapat: (H1 - H2 ) dan gradien hidrolik rata-rata adalah:
'
; 0,36(H I - JJ2)
__,_y_'
"Tata-rata =
D
FS (5.13)
irata-ra ta 'Yw
= -
FS = -:-
y'
. ..._
'D
__,_y_ _ _ (112,:32- fi2,4)20 7H
=
l/2)y"
__ =
I
- X
___
Gambar 5. 9 menunju kkan suatu jaringan aliran rembesan air di se kitar turap yang dipan-
cang; sampai dengan l apisan tanah tembus air. Hitung faktor keamanan agar tidak terjadi
penggelembungan pada daerah hilir. Diberikan 'Ysat untuk lapisan tartah tembus air = 1 12,32
3
f---tort---j
lb/ft .
/ Turappile
H1 =30ft
Zona Heave
penggelembungan t
b
""
r::
0 0
,
0
.§
�
.,
N
r::
::r::
.,
Gambar 5.1 0.
Cruaran: Dalam praktck yang scsungguhnya, suatu faktnr kcamanan minimum scbcsar 4 sampai dengan
Gambar 5.9. Jaringan aliran rembesan air di sekitar turap yang dipancang sampai dengan lapisan tanah 5 dibutuhkan untuk keamanan bangunan. I aktor keamanan yang tinggi tcrscbut pacta dasarnya discbab
tembus air. kan olch kctidak-telitian dalam analisis.
Teganyan Efektif Di dalam Tanah Jenuh Sebagian Kenaikan Air Kapiler Di dalam Tanah
Ruang pori di dalam tanah yang berhubungan satu sam a lain dapat berperilaku seb agai
Di dalam tanah y ang jenuh sebagian, air tidak mengisi seluruh ruang pori y ang ada da
kumpulan tabung kapiler dengan l uas penampang y ang bervariasi.
lam tanah. Jadi, dalam hal ini terdapat sistem tiga fase, yaitu butiran padat, air pori, dan uda
Gambar 5. 13 menunjukkan konsep dasar dari tingginya kenaikan air di dalam p ipa kapi
ra pori (Gambar 5.11). Maka dari itu , tegangan total pacta setiap titik di dalam tanah terdiri
ler. Tinggi kenaikan air di dalam p ipa kapiler d apat dituliskan dengan rUI�us di bawah ini:
dari tegangan antar butir, tegangan air pori, dan tegangan udara pori. Dari hasil percobaan di
laboratorium, Bish·op, Alp an, Blight, dan Donald ( 1960) menyajikan sua tu pe rsamaan te
h-
,
4T ('OS a
gangan efektif un tuk tanah yang jenuh sebagian
=
(.5.15)
r d. /'y
(5.14) di mana:
T gaya t.arik permukaan
di mana: a = 'sudut scnluh antara pcrmukaan air dan dinding kapiler
d = diameter pipa kapiler
a' = tegangan e fektif 'Yw = be rat volume air.
a = tegangan tot'll
Ua = tekanan udara pori Dari Pe rsamaan (5. I 5), dapat dilihat bahwa harga-harga T, a, dan 'Yw adalah tetap,
uw= tekanan air pori. m aka:
Dalam Persam aan (5. 14), :X ,merupakan bagian dari luasan penampang melintang yang (5.16)
ditempati oleh air. Untuk tanah ke ring, x = 0, dan untu k tanah jenuh air, x 1 . =
Bishop, Alpan , Bligh t, dan Donald telah menunjukkan bahwa harga tengah dari x adalah Tekanan pada setiap titik di dalam p ipa kapiler di atas perm ukaan air bebas adalah ne
tergantung pad a derajat kejenuhan (S) tanah. Tetapi harga tersebu t juga dipengaruhi oleh gatif jika dibandingkan dengan tekanan atmosfir; besarnya tekanan kapiler tersebut adalah
ifaktor-faktor lain seperti struktur tanah. Perilaku dari variasi harga x terhadap derajat keje
hrw (di m ana h tinggi air di atas perm ukaan air bebas).
=
Butiran padat
)
:·.::·.:···
Butiran padat
""'" 4i\ )
X
Air pori
G_ambar 5.12. Hubungan antara parameter X dan dcrajat kejenuhan untuk tanah lanau Hcarhcad (me
nurut Bishop, Alpan, lllight, dan Donald, 1960).
Gambar 5.ll. Tanah yang jenuh air se bag inn.
Konsep Tegangan Efektif 137 138 Prins1p-prmsip R ekayasa Geotekn1s /
h
/.
Pipa kapiler
Permukaan
h,
� I
b
Tekanan
����==�
-
----- �------�--
'"" "
- '
+
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 5.13 (a) Kenaikan air di dalam pipa kapiler, ( ) tekanan di sepanjang tinggi kenaikan air di dalam Gambar 5.14. Pengaruh· kapiler pada tanah berpasir: la) tanah dalam silinder diletakkan bersentuhan de
pipa kapiler (tekanan atmosfir diambil sebagai datum). ngan air, (b) variasi derajat kejenuhan tanah di dalam silinder.
b
i
Walaupun konsep kenaikan air kapiler y ang didemonstrasikan dengan pipa kapiler yang Tabel 5.1. Rentang Perkiraan Kenaikan Air Kapiler.
ideal dapat dipakai untuk tanah, tapi perlu diperhatikan bahwa p ipa kapiler yang terbentuk
Rentang kcnaikan au kapiler
di dalam tanah mempunyai l uas penampang yang bervariasi. Hasil dari ketidak-seragaman
kenaikan air kapiler dapat dilihat apabila suatu tan ah berpasir y ang kering di dalam silinder Tipe tanah ft _ · m
diletakkan bersentuhan dengan air (Gambar S. l 4a). Setelah tanah d an air bersentuhan un
Pasir kasar 0,4- 0,6 0,12-0,18
tuk beberapa saat, variasi derajat kejenuhan dengan tinggi tabung tanah akibat kenaikan air
I- 4
kapiler secara k asar dapat ditunj ukkan dalam Gambar 5. 1 4b. Sampai dengan ketinggian h2,
Pasir halus 0,30- 1,20
Lanau 2,5 - 25 0,76 - 7,6
air dapat menempati pori-pori y ang terbesar; maka dari itu, deraj at kejenuhan tanah di dae· Lempung 25 -75 7,60- 23
" ,
rah terse out adalah 1 00%. Di luar h2, air hanya dapat menempati pori y ang terkecil; oleh ka-
rena itu, de raj at kejenuhan adalah lebih kecil dari 1 00%. Hazen ( 1 930) memberikan peru Kenaikan air kapiler adalah penting dalam pembentukan beberapa tipe tanah seperti
musan untuk menent ukan tinggi kenaikan air kapiler secara pendekatan, yaitu: caliche, yang dapat ditemui di padang pasir sebelah barat daya Amerika Serikat. Caliche
adalah campuran antara pasir, lanau, dan kerikil y ang diikat oleh endapan calcareous, En
dapan calcareous tersebut dibawah ke permukaan tanah oleh air pada peristiwa kapiler, d an
c
h1(mm) - D (5.17) kemudian air menguap. Karena h ujan turun sedikit sekali, maka karbonat tidak tercuci dari
e 10
=
Persamaan (5.1 7) memakai cara pendekatan y ang sama seperti Persamaan (5. 1 6). De u = u' + u
ngan berkurangnya harga D10, ukuran pori dalam kapiler. Tabel 5. 1 menunjukkan rentang
(range) perkiraan ken aikan tinggi air dalam pip a kapiler y ang terdapat dalam bermacam·ma Tekanan air pori u pad a sua tu titik dalam l ap isan tanah yang 1 OCY'/tJ jenuh oleh air kapi
cam tipe tanah. ler adalah sama dengan -'Yw h (h tinggi suatu titik yang ditin jau dari muka air tanah) de-
=
ngan tekanan atmosfir diambil sebagai datum. Apabila terdapat lapisan jenuh air sebagian Tekanan air pori, u
' 2
2
y ang disebabkan oleh kap ileritas, m aka tegangan air porinya dapat dituliskan sebagai beri·
Tegangan total, a (kN/m ) (kN/m2) Tegangan efektif, a (kN/nl )
kut:
-
U "" ( )
100
s 'Yu' . h (.5.1S)
34,662
di m ana S= derajat kejenuhan, dalam persen.
2 ---------- -=-�� 0_?- _
Contoh
54
.
- '
Suatu lapisan tanah berbu tir di lapangan ditunjukkan dalam Gambar 5.15a. Gambarlah
variasi antara tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif dengan kedalaman. Un 4
tuk tanah berbutir, diketahui e = 0,5 dan Gs (berat spesifik dari butira� padat) = 2,65.
---· _4_!_�6-�-------
Penyelesai an :
5 1-_9
1 + e 1 + 0,5 Gambar 5.15. (a) Suatu lapisan tanah berbutir di lapangan - variasi dari (b) tegangan total; (c) tekanan
=
=
-+
,
-[2,65
""""'' -
_ (G, Se)y,.
- 1 +- :,·
e -
+
-'
_ (0,5
l +
x
0�5
0,5)]9,Hl
. . - (2,65 + 0,5)9,1H
18,966 kN/m3
1 + 0,5
.'···
=
.
.
"'F , ,,, .• .
. .• � ,
..
Tegangan total
(kN/m2)
Tekanan air pori
(kN/m2)
efektif
(kN/m2)
2m
Tanah kcrin!! Pada titik a 0 0 0
--+--
� - -� b Pada titik b 2 x 17,331 = 34}i62 Sedik i t di atas titik b = 0 31,6(i2
---i,i--
--- -----=:_�
::: � �luka atr tanalt
m
(S =50%) -0,5 X 9,81 X 1
------·
T
=
c = -4,fJ05
Gam bar dari tegangan total, tegangan air pori, dan tegangan efek tif dengan kedalaman dibe
(a) rikan dalam Gambar S.!Sb, c dan d.
,.,� k.:. ·
p T egangan E f ekt if 142 Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis
---
o n w
------------- ----
� ��
K
- ----------- -----
__
______/
· ·
Soal-soal . . ·
.
.
5.1 Suatu penampang tanah ditunjukkan dalam Gam bar P5.1. Tebal dan be rat volume
tiap-tiap lapisan tanah diberikan di bawah ini: e=0,65 H1
G, =2,66
Lapisan No. Tebal Berat volume
I HI =
!Jlt - .Z.I' Y<loy = lOO lb/fi"
Il 112 = 21 ft y,.., = 122 lh!fi'1
Ill ll3=36ft y,.,, = 128 ll>/ft'1
'
Hitung_ besarnya a, u, dan a pada titik-titik A , B. C. d an D. Gan1barkan variasi dari
I
a, u,
darr a terhadap kedalaman.
I
5.5 Apabila muka air tan ah d ari Soal no 5. 3 n aik sampai 3 meter di bawah pe rmukaan ta
5.3 Gambarkan variasi dari tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif terha nah, berapakah besar perubahan tegangan efektif y ang akan terjadi pada dasar l apisan
dap kedalaman untuk lapisan pasir dan lempung seperti ditunjukkan dalam Gambar lempung?
P5.3. Diketahui : H1 = 6_m dan H2 = 4m. Lengkapi gambar saudara dengan angka
angka yang diperlukan . 5.6 Keadaan seperti dalam Gambar 5.3a, di mana terdapat rembesan air arah ke atas di
dalam tanah. Dike tahui: H 1 = I ,5 ft, H2 = 4,5 ft, h = 1,7 5 ft , dan 'Ysat = 122 lb/ft3
5.4 Ulangi Soal no. 5.3 dengan H1 = 10 ft d a n H2 =35 ft. a. Hitung tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif pad a titik C (Catat
:/
an:z =2 ft)
5.7 Dalam Soal no 5.6, berapakah besarnya rembesan arah ke atas per satuan volume?
Di ketahui :' koefisien rembesan tanah, k = 0, I cm/detik, dan l uas penampang silinder
adalah 5,2 ft3. Berikan jawaban saudara dalam satuan ft3/menit.
�
5.8 Keadaan seperti Gambar 5.3a. Diketahui: H1 = 0,7 m, H2 = 1,2 m, 'Ysat 18,5 kN/ =
2
m3, l uas penampang silinder = 0,5 m , dan koefisien rembesan =0,1 cm/detik. Bera
pakah besarnya h yang menyebabkan boiling?
5.9 Suat u l ubang ekplorasi dibuat pada suatu l apisan tanah le111pung yang kaku (Ga111bar
P5.9). Tel ah diselidiki bahwa lapisan pasir yang berada di bawah lapisan le111pung ter
se but 111engal a111i tekanan artesis. Air di dalam lubang naik sa111pai setinggi H1 di at as
per111ukaan lapisan tanah pasir. Apabila suatu galian akan dibuat pada lapisan ta'nah
·
le111pung itu, berapakah kedalaman galian terse but dapat dibuat agar penggelel11bung
an tidak terjadi? Diket ahui: H =25 ft, H 1 = 15 ft, H2 I 0 ft, dan w =40%. =
5.10 Ulangi Soal no 5.9 apabila diketahui : H =6 111, H1 =3, I 111, H2 = 6 m, dan w =28%.
5.11 Hi_tung gradien hidrolik yang menyebabkan boiling pada lapisan tanah pasir. Diketa
hui (untuk lapisan tanah pasir): e = 0,65 dan Gs = 2,65.
5.12 Hasil analisis ayakan suatu tanah pasir menunjukkan bahwa ukuran efektifnya adalah
0, I. Dengan 111enggunakan ru111us dari Alien Hazen, tentukan rentang (range) kenaik
GambarP5.1. · an air kapiler di dalam tanah pasir untuk angka pori 0,55.
Notasi
_
. . , . .. : , . . :-·'::- .. -.-.... - _ , ,-,.-;.·: -- : :; : i ·. , , .
tl.v
. . ·- .. . _.,
fraksi dari satuan Juasan penampang melintang yang ditem pati oleh titik-ti
_
. c
�
'
tik sentuh antar butir
konstanta
H, Pasir
1
· D ,kedalaman pemancangan turap
Dw ukuran efektif
.·.- . . : :- :.· ·: · _ __ __
H tinggi
H 2 1 ,8 m, dan H3 = 3,2 m. Gambarkan variasi hubungan dari a, u, dan a dengan
=
Acuan
6. 1
EB = EF cos 8 (6. 1 )
Untu k setiap harga Txy , Ox , dan ay , Persamaan (6.5) menghasilkan dua harga (}. yang berseli
sih 90° . lni berarti bahwa ada dua bidang yang tegak lurus satu sama lain di mana tegangan
geser p ad a bidang-bidang tersebu t sama dengan nol. Bidang-bidang tersebu t disebu t bidang
, ,-L-- utama {principal planes). Tegangan normal y ang bekerj a pada bidang u tama ini disebut te
D .------'------, C gangan utama {principal stress). Besarnya tegangan utama ini dapat ditentukan dengan me
masukkan Persamaan (6.5) ke dalam Persam aan {6.3) y ang menghasilkan:
F Tegangan utama besar (major principal stress}:
(6. 6)
!"xy
6 6 !"x
ay )[(cry - crl)] :!
y
Tfgangan u tama kecil {minor principal stress):
4
A B "----'--.----� B
= + a_, 2
T
a = a Txy
_
,. 3 2 2
+ (6. 7)
Tegangan normal dan tegangan geser yang bekerj a pada sembarang bidang juga dapat di
(a) (b) tentukan dengan menggambar sebuah lingkaran Mohr, seperti terlih at p ada Gambar 6.2. ·
Gambar 6. 1 . (a) Elemen tanah yang menerima tegangan-tegangan normal dan geser, (b) diagram benda Perjanjian tanda yang dipakai dalam lingkaran Mohr di sini adalah se bagai berikut: tegangan
bebas bidang EFB sebagaimana ditunjukkan dalam (a). normal tekan dianggap positif; tegangan gese r dianggap positif ap abila tegangan geser terse
but yang bekerja pada sisi-sisi yang berhadapan d ari elemen tegangan bujur sangkar be rotasi
dengan arah yang berlawanan arah perpu taran jarum j am.
dan Untuk bidang AD pada elemen tanah d alam Gambar 6.1a, tegangan normalnya ialah
FB = n: sin 8 (6. 2)
dim tegangan gesernya Txy· -
+ ox dan tegangan gesernya ialah + Txy . Untu k bidang AB, tegangan normalnya ialah + ay
Titik-titik R dan M pada Gambar 6.2 mewakili keadaan tegangan pada bidang-bidang
Dengan menjumlahkan komponen gaya-gaya yang bekerja pada e lemen tersebut dalam arah
AD dan AB. Titik 0 merupakan titik perpotongan antani sumbu tegangan normal dan garis
N dan T, didapatkan:
RM. Lingkaran MNQRS y ang digambarkan dengan titik 0 sebagai pusatnya dan OR sebagai
u,. - (EF) = cr, - (EF) - sin 2 8 + cry - (EF) - cos2 8 + 2r,y(EF) - sin 8 cos 8 · jari-jarinya disebut lingkaran Mohr. J ari-j ari lingkaran Mohr tersebut adalah sama dengan:
a tau
Tegangan geser, T
Selain i tu
r,. · (EF) = - ifx • (EF) · sin () · <.:os () + cr,1 • (/':F) · sin 8 · cos (}
r,,(EF) · + ·
Jtau
.
s Tcgangan nor mal, a
(J,, - ()',
7,. = -� S i. ll 28 - T1 y COS 28 (6. ·1)
Dari Persamaan ( 6.4) dap at diketahui bahwa h arga 8 dapat ditentukan scdcmikian rupa
sch ingga Tn menjadi sam a dengan no!. Dengan memasukkan h arga Tn = 0, didapat:
�[(er, -
2
]
er,) 2 + _z
T u/
6.2
Metode K u tu b u n t u k Mene n tu kan Tegangan-tegangan pada Sebuah B i dang
Masih ada cara penting y ang· lain untuk menentukan tegangan- tegangan pada sebuah bi
Tegangan pacta bictang EF ctapat ctitentukan ctengan memutar sebuah suctut sebesar 2() (yaitu dang dengan menggunakan lingkaran Mohr yaitu metode kutub (pole method), a tau metode
ctua kali besar suctut yang ctibentuk oleh bictang EF terhactap bictang AB pacta arah berlawan· pusat bidang (origin of plane method ). Metode-metode ini ditunjukkan p ada Gambar 6.4.
an jarum jam seperti pacta Gambar 6. 1 a) ctalam arah berlawanan jarum jam ctari titik M pacta Pada Gambar 6.4a terdapat sebuah elemen yang sama dengan yang terdapat pada Gambar
keliling lingkaran Mohr menuju titik Q. Absis ctan orctinat titik N merupakan tegangan nor· 6 . l a ; sedangkan Gambar 6 . 4b merupakan lingkaran Mohr untuk tegangan-tegangan yang ter·
mal, an , ctan tegangan geser, Tn , pacta bictang EF jadi pada elemen tersebut. Menurut metode kutub, kita dapat menarik garis dari sebuah titik
Karena orctinat (yaitu tegangan geser) cti titik N ctan S actalah sama ctengan no!, maka ti tertentu pada lingkaran Mohr sej ajar terhadap bidang di m ana tegangan- tegangan terse but be
tik-titik tersebut mewakili tegangan -tegangan pacta bictang utama. Absis titik N actalal1 a1 kerja. Titik perpotongan garis ini ctengan lingkaran Mohr disebut titik kutub. Titik ini hanya
[ Persamaan (6.6)] , ctan absis titik S actalah a3 [Persamaan (6.7)] . ada satu untuk semua kedudukan tegangan pacta elemen yang ditinjau. Misalnya, titik M
Pacta kasus tertentu, yaitu bila bictang-bictang AB ctan AD merupakan bictang-bictang uta _ pada lingkaran Mohr pada Gambar 6.4b menunjukkan tegangan-tegangan pacta bidang AB.
ma besar1 ctan kecil, tegangan normal ctan tegangan geser pacta bictang EF menunjukkan bah Garis MP ditarik sejajar dengan bidang AB. J adi titik P merupakan titik ku tub (pusat bidang)
wa ay =a1, ctan ax = a3 (Gambar 6.3a). pada kondisi e!emen tersebut. Bila kita ingin menctapatkan tegangan-tegangan pada bidang
· J::F, k.ita hanya perlu menarik sebuah garis dari titik ku tub terse but sejajar dengan bid ang EF
Titik perpotongan garis ini dengan lingkaran Mohr adalah titik Q. Koordinat titik Q meru·
J act i
pakan tegangan yang bekerja pada bidang EF (Catatan: dengan ilmu u kur sudut dapat dike
+ tahui bahwa besar sudut QOM adalah dua kali besar sudut QPM.)
er11
= � _er_]_ + er, ; er3 cos 2 () (6. H)
er1
2
er.1 .
T, = S i ll (6. 9)
-
2 fJ
2 Uy
Tegangan geser
Bentuk lingkaran Mohr untuk konctisi tegangan seperti ini ctiberikan pacta Gambar 6. 3b.
't'-'Y
i
Absis ctan orctinat titik Q menunjukkan besarnya tegangan normal ctan tegangan geser pacta
bictang EF D c
(JA
't'x
c y
Tegangan
E u3 normal
A B
F N
u3
Q (u,, r,)
( a)
Tegangan
geser
B (b)
Gambar 6.4. (a) Elemen tanah yang menerima tegangan-tegangan normal dan geser, (b) penggunaan meto·
de kutub (pole-method) untuk menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada sebuah bidang.
Tegangan
normal
( a)
Con toh
6.1
(b) Bila diketahui bahwa tegangan-tegangan pada sebuah elemen tanah adalah seperti pada
Gambar 6. 3. Gambar 6. 5a, tentukan :
6.3
rxy= Tegangan geser Tega.n gan-tegangan yang O i a k i batkan o leh Beban Terpusat
--+-- so kN/m2 (kN/m2)
n ..----'-----. c
Boussinesq ( 1 883) telah memecahkan masalah y ang berhubungan dengan penen tu an te
gangan-tegangan pada sembarang titik p ada sebuah medium y ang homogen, elastis, dan iso
tropis di mana medium tersebut adalah berupa ruang yang luas takterhingga dan pada per
mukaannya bekerja sebuah beban terpusat (beban titik). Menurut Gambar 6.6, rumus Bous
(J X= ( +50, +50) sinesq untuk tegangan norm al pada titik A y ang diakibatkan oleh be ban terpusat P adalah:
150 kN/m2 ...--�.__
Tegangan
normal
(6. l0a)
(6. 1 1)
( a) ( b)
di mana:
Gam bar 6.5. (a) Tegangan-tegangan pada sua tu elemen tanah. (b) lingkaran Mohr untuk tdemen tanah
terse bu t .
r
L
p, =
=
= Vx2 + y2
Vx 2 + y2 + z2
angka Poisson ,
= Vr2 + z2
a. tegangan u tam a besar (x 1 ) Harus diingat bahwa Persamaan-persam aan (6 . 1 0a) dan (6. 1 0b), yang merupakan te
b. tegangan u tan1a kecil (x 3 ) gangan-tegangan normal dalam arah horisontal, adalah tergantung p ada angka Poisson me
c. tegangan norm al dan tegangan geser p ada bidang DE. diumnya. Sebaliknya, tegangan arah vertikal, f¥Jz , seperti p ada Persamaan (6. 1 1 ) tidak ter
gantung p ada angka Poisson. Hubungan untu k /¥Jz di atas kemudian dapat dituliskan lagi
Gunakan cara metode kutub. dalam ben tu k se bagai beriku t:
p
Penyelesaian :
_!_
a.
J adi
.
d1 m ana II = 2 7T [(rlz)z 1 ] 5/2
3 1
+
(6. 1.3)
Contoh
6.2
Anggaplah bahwa ada sebuah beban terpusat P = 1 000 lb seperti p ada Gambar 6-.Q..
G ain barkan variasi kenaikan tegangan vertikal flp te rhadap kedalaman y ang diakibatkan oleh
be ban terpusat di bawah permukaan tanah di mana x = 3 ft dan y = 4 ft.
Penyelesaian :
24 �----�--��-
r = Yx 2 + y2 = VJ2+ 42 = 5 ft
Gambar 6. 7. Grafik kenaikan tegangan vertikal versus kedalaman.
Pacta Tabel berikut ini diberikan hasil-hasil sebagai berikut:
!_ t. p
J,* P - i'I,
- t
KenaiKan (perubahan) tegangan vertika1, Ap, di da1am massa tanah tersebut dapat dihitung
r z
(ft)
z
Persamaan ( 6. 1 5) adalah suatu bentuk persamaan tanpa dimensi. Dengan persamaan terse
0 0,1� but, variasi D.pf(qfz) terhadap xfz dapat dihitung. Ha! ini terlihat pada Gambar 6.8b. Harga
(l, l 0,0844 Ap yang dihitung dari Persamaan (6. 1 5) adalah merupakan tambahan tegangan pada tanah
o.� ·o.025I yang disebabkan oleh beban garis. Harga Ap tersebut tidak termasuk tekanan akibat tanah
0,3 O,OI44
0,4' 0,0085 di atas titik A (overburden pressure).
0,5 0,0004
0,6 0,0015
0,7 0,00()4 Contoh
0,8 (!,0014 6.3
Perhatikan Gambar 6.8a. Sebuah beban garis dengan panjang takterhingga memiliki in
tensitas be ban q = 500 lb/ft. Tentukan tegangan vertikal pad a titik A yang mempunyai koor
6.4 dinat x = 5 ft dan z = 4 ft.
Tegangan Verti k a l yang O i a k i batkan oleh Beban Garis
Penyelesaian :
Gambar 6 . 8a me nunjukkan sebuah be ban garis yang lentur dengan p anjang takterhingga
dan intensitas beban q per satuan panjang pada suatu m assa tanah yang semi-takterhingga. Dari Persamaan (6. 1 4)
Contoh
q!Satuan panjang
6.4
Pada Garnbar 6 . 9a terlihat dua buah beban garis di atas tanah. Tentukan kenaikan te
gangan di titik A.
Penyelesaian :
�[
t.p ==
6.p1 + 6.p2
2q l z3 (2)(500)(4)3
6.IJ 1r(52 + 42)2
12 , 12 lb/ft 2
Ai -
J
1r(xy + z2)2
== == ==
2q 2z 3 (2)(1000)(4? 2
2 2 - 7T( 102 + 42)2 - 3, 03 lb/ft
_ _ _
6.p2
,.I
- 2
7T( x 2 + z )
X
12,12 + 3 ,03
(a) 2
t.p == 15, 15 lb/ft
==
6.5
Tegangan Vert i kal yang D i a k i batkan o leh Beban Laj ur ( Lebar Terbatas dan
0,7 (b)
Panjang Takterhi ngga)
0,6
� Pe rsarnaan dasar untuk kenaikan tl'gangan vertikal p ada sebuah titik dalarn suatu rnassa
tanah yang diakibatkan ole h beban garis (Su b-bab 6.4) dapat digunakan juga u n tuk rnenen
0,5
� tukan tegangan vertikal pada sebuah titik akibat beban l ajur yang lentu r dengan lebar B
(Garnbar 6. 1 0). Misalkan besarnya be ban per satuan Juas lajur y ang terlihat p ada Garnbar
1\
6 . 1 0 adalah q. Bila dianggap bahwa sebuah elemen lajur memi!iki le bar dr, m aka be ban per
satuan panjang dari elernen l ajur tersebut adalah q . dr. Elemen lajur ini dapat dianggap se
0,4
tAp
bagai garis (dr -+ 0). Dengan menggunakan Persamaan (6. 1 4) kernudian dapat dicari besarnya
\
q
z
!".. . kenaikan tegangan vertikal, dp, pada titik A di dalam massa tanah terse but akibat beban ele
men lajur ini. Untuk menghitung besarnya kenaikan tegangan vertikal tersebut, perlu diada
��
0,3
kan penggan tian harga q pada Persamaan (6 . 1 4) dengan q. dr dan x pada Persamaan (6. 1 4)
menj adi (x r). Jadi -
"'
0,2
t--
Besarnya kenaikan tegangan vertikal total (D.p) pada titik A akibat seluruh beban lajur sele
bar B dapat diperoleh dengan mengintegrasikan Persamaan ( 6 . 1 6) dengan batas-batas r mulai
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 ,0 1 ,2 1 ,4 1 ,6
,!. dari B/2 sampai + B/2. Atau
-
z
Gambar 6_8_ (a) Bcban garis di atas pcrmukaan massa tanah yang semi - taktcrhingga ; (b) grafik yang ti
dak berdimensi an tar a tegangan vertikal dengan x /z.
l:l. = -_:;:!.-
�,.,_
p
2q z3
7T(x2 + z2)2
dan bila : q = 500 lb/ft, z = 4 ft, dan x = 5 ft. didapat Persam aan (6. 1 7) dapat disederhanakan menjadi:
l:l. = (2)(500)(4)3
p 1 2 12 lb/ft2
7T(52 + 42? = .!:L [13 + sin 13 eos(/3 + 28)] (G. l8)
=
_.___ 6.p
7T
Tegangan-tegangan pada Suatu Massa Tanah
1 57 1 58 Pri nsip-p r i n si p Rekayasa Geote k n is
1,0
0,95!)4
0,8183
1 ,5
20
0,2704.
0,2876
1,5
,
( b) 1 ,5 0,25 0,0177
Gambar 6.9. (a) Dua buah beban · garis di atas permukaan tanah , (b) penggunaan prinsip-prinsip super o.s IJ,089Z
posisi untuk menghitung tegangan di titik A .
* Menurut Jurgenson. 1 9 34
1-+------ B -----� Pada Tabel 6.2 terlihat variasi !:lpjq terhadap perubahan harga 2z/B u ntuk harga-harga
2x/B yang sam a dengan 0; 0,5 ; 1 ,0; I , 5 ; 2,0; 2 , 5 ; dan 3 ,0. Tabel terse but dapat digunakan
q = Beban/satuan luas
untuk menghitung kenaikan tegangan vertikal p ada se buah titik akibat beban l ajur y ang len
tur. Harga kenaikan tegangan bersih sebagaimana diberikan oleh Persamaan ( 6. 1 8) dapat pula
dipakai u ntuk menghitung tegangan pada beberapa titik sembarang akibat beban tersebut.
Kemudian, garis-garis tegangan isobar ( tempat kedudukan titik-titik yang bertegangan sama)
dapat digam bar seperti terlihat p ad a Gam bar 6 . 1 1 .
Contoh
6.5
z Penyelesaian:
Gambar 6. 1 0. Tegangan vertikal yang disebabkan oleh suatu beban lajur yang lentur. Bcrdasarkan tabel beriku t ini grafik !:lp versus x dapat digam bar:
6.6
Beban lajur
lentur
Tegangan Verti ka l d i bawah J i t i k Pusat Beban Merata Berbentu k Lingkaran
Dengan menggunakan penyelesaian Boussinesq untuk tegangan vertikal D.pz yang diaki
a - --- Tampak atas batkan oleh be ban terpusat [Persamaan (6. 1 1 )] , kita juga dapat menentukan besarnya te
gangan vertikal di bawah titik pusat lingkaran lentu r y ang mendapat be ban terbagi rata.
Pada Gambar 6 . 1 3 , dimisalkan bahwa intensitas tekanan pada suatu lingkaran berjari
jari R adalah q. Beban total pada suatu elemen luasan (berwarna hitam pada Gambar 6. 1 3
terse but) adalah = q . r dr . dcx. Tegangan vertikal, dp, pada titik A akibat be ban pada elemen
2B 2,5B luasan terse but (yang dapat dianggap sebagai be ban terpusat karena dr -+ 0 dan dcx -+ O) da
q 09
p �t diperoleh dari Persam aan (6. 1 1 ):
4P = ,
0,7
0,5 B
0,3 Grafik
�--:::;;.,c-t--t---l---l+---+l 3B
q 02
tlp
= •
Tegangan = q
0 B __ ..,..._
.,. _
Gambar 6.1 1 . Isobar tegangan vertikal di bawah suatu be ban lajur yang lentur.
�p* \ I
t '
�p I
2x 2z
B B q
X
'
\
(kN/m2)
Iz
(m) I
\ I
\
I
±6 0,0171 1,64 I
\
±3
\
±4 ±2 0,0776 7,4.5
\
\!dp
I
I
±2 ±1 0,4797 46,0.5
0 0 0,8183 78,.56
*Dari Tabel 6.2
tq= 96 kN/m 2
A
Gam bar 6.1 3. Tegangan vertikal di bawah titik pusat suatu luasan lentur berbentuk
Grafik fJ.p versus x diberikan p ada Gambar 6 . 1 2. lingkaran yang rnenerirna beban rnerata.
Tegangan-tegangari pada Suatu Massa Tanah 1 61 1 62 Prin sip-p ri nsip Rekayasa Geote k n is
dp -
3(qr dr da) �
( rz + zz)s;z
z3
27T q
_
(6. 1 9)
1 ,0
Kenaikan tegangan pada titik A akibat seluruh luasan lingkaran terse but dapat diperoleh
0, 2 0,4 0,6 0,8
0
dengan mengintegrasikan Persamaan (6. 1 9), a tau :
/
l/
/
2 /
J adi I
(6. 2Q,/
z
3 /
I
R
4
Variasi harga f¥;/q terhadap peru bahan harga z/R yang didapat dari Persamaan (6. 20)
dapat dilihat pacta Tabel 6.3. Gambar grafiknya dapat dilihat pada Gambar 6. 1 4. Harga-harga
f¥J tersebut akan berkurang secara cepat menurut kedalaman ; dan p ada z = 5R harga f¥J ini
hanya 6% dari q, yang merupakan besarnya intensitas tekanan pada permukaan tanah. 5
6
Tabel 6.3, Variasi /::,. p/2 tcrhadap z/R
[ Persamaan (6 . 20)]. Gambar 6. 1 4. lntensitas tegangan di bawah titik pusat sua tu luasan lentur bcrbentuk
lingkaran yang menerima beban mera t a .
(J !J 1 dq = q dx dy (6. 21)
&�0,2 (),OO!il9
9.�. 9, Kenaikan tegangan (dp) pada titik A akibat beban dq dapat diperoleh dengan menggunakan
(),IO �> Persam aan (6. 1 1 ). Tetapi, harga P h arus diu bah dahulu menjadi dq = q dx dy dan harga r2
(),! o,�l1
•
r
·'>,0 0,�71
6.7
Tegangan Vert i kal yang D i a k i batkan oleh Beban Berbentu k E rn pat Perseg i Panjang .--- L ------��1
Rumus Boussmesq dapat juga digunakan untuk m enghitung penambah an tegangan verti
kal di bawah beban lentur berbentuk empat persegi panjang, sebagaimana terlihat pada Cam
bar 6. 1 5. Be ban terse but terletak di perm ukaan tan ah serta mem punyai panjang L dan le b ar A
B. Beban merata pada lu asan tersebut per satuan luas adalah sama dengan q. Untuk menen
tukan kenaikan tegangan vertikal f¥J pada titik A yang terletak pada kedalaman z di bawah
salah satu titik sudu t d ari luasan segi empat tersebut, kita h aru s m eninjau suatu elemen lu as z
an kecil dx. dy dari segi empat itu, sebagaimana terlihat pada Gambar 6 . 1 5. Be ban pada ele Gam bar 6.1 5. Tegangan vertikal di bawah t i tik ujung sua tu luasan lcntur hnbentuk
men lu asan ini adalah : lin)!karan yan)! menerima heban mcra t a .
..
0,26
(6. 22) -
r-- - r---- -
�-
r---
-
-- --··· -
-�
f------ -
Kenaikan tegangan t:.p pacta titik A y ang ctisebabkan oleh seluruh beban pacta luasan segi em (X)
0,24
pat terse but ctapat ctiperoleh ctengan cara m engintegrasikan persamaan cti atas: 2,0
1 ,8
1 ,2
di m ana: 0,20
1 ,0
0,9
0,18
0,8
B
m =
0,6
(6. 2.'5)
z
L
(6. 26) 0,5
n =
0,12
,.
Variasi /2 terhactap m ctan n ctapat ctilihat p acta Gambar 6 . 1 6. - - -- -0,4
--
Kenaikan tegangan pacta suatu titik sembarang cti bawah sebuah luasan berbentuk empat 0,10
persegi panj ang ctapat cticari ctengan menggunakan Persamaan (6. 23) dan Gambar 6. 1 6 . Ha!
ini ctapat ctite rangkan ctengan Gambar 6 . 1 7 . Marilah kit a tentukan tegangan pacta sebuah titik - --''""': o,.3"'.
cti bawah titi k A . y ang m em punyai kectalaman z. Lu asan beban tersebut ctapat ctibagi menjacti
_ _
em pat buah segi em pat. Kenaikan tegangan pada kectal aman z cti bawah titik A, akibat be ban 0,08
segi empat tersebu t sekarang ctapat cticari ctengan m enggunakan Persamaan (6. 23). Kenaikan --
tegangan vertikal total akibat seluruh be ban pacta lu asan terse but adalah : �r--- --r--·
O,OEj 0,2
-
-· -
(6. 27)
0 ,04 f----
--
pat persegi panjang ctengan h arga-harga L/B = 1 ; 1 ,5 ; 2 ; dan oo yang telah dihitung dengan
m enggunakan Persam aan (6.23).
Tegangan-tegangan pada Suatu Massa Tanah 1 65 1 66 P r i n sip-p r i n s i p R e k ayasa Geote k n i s
I 3 0,2 04 0 '6 08
B �
0
A' G
2 4
....,
��
V
L/B� l�
L V V
Gambar 6. 1 7. Kenaikan tegangan pada segala titik di bawah sua tu luasan
J �
�I
�V
1//. I/
lentur berbentuk e m pat persegi panjang yang menerima beban merata.
cl
2
17
;If
1 r1
I
I
B
Luasan berbentuk buj u r sangkar
yang me nc r im a beban merata
3
(ientur)
Tampak a tas
4 I
20,5B
q
I
I
09= !::.. p
5
0,7
1----t----�---.L¥-U.f-#-<��""-oj q
'
0,5 Gambar 6 . 1 9. Kenaikan tegangan di bawah titik pusat suatu luasan lentur yang menerima
B ���-A���� 0,3
beban merata.
0,2
1---+--J'---41-----1--l--\--+--l
Contoh
0,1 6.6
0,08
Grafik
1--�--�--+�-4-----l
Gambar 6. 20a menunjukkan sebuah luasan berbentuk em pat persegi p anjang yang men
dapat beban merata. Tentukan besarnya kenaikan beban vertikal, tl[J, di bawah titik A ' yang
0,06 mempunyai kedalaman z = 4 m.
0,04
Penyelesaian:
f-- 3 m----l berdimensi. Harga R/z untuk bermacam-macam perbandingan tegangan diberikan pada Ta
T
bel 6.4.
Dengan menggunakan harga R/z dari Persamaan (6. 2 8) untu k bermacam-macam perban
2m q= 1 50 kN/m 2 1m dingan tegangan, Newmark ( 1 942) menyaj ikan sebuah diagram pengaruh yang dapat dibuat
1
u ntuk menentukan tegangan vertikal pada sembarang ti tik di bawah sebuah luasan lentur
• A' yang mendapat beban terbagi rata dan berbentuk sembarang.
Pada Gambar 6.2 I ditunjukkan sebuah diagram pengaruh yang dibuat dengan menggam
( a) bar lingkaran-lingkaran yang sepusat. J ari-jari dari lingkaran-lingkaran terse but adalah sama
dengan harga-harga R/z untuk besar b.pjq = 0; O, I ; 0,2 ; . . . ; I . (Catatan: untuk harga b.pjq =
0, R/z = 0, dan untuk b.pjq = I , R/z = 00• J adi seluruhnya ada sembilan buah lingkaran.)
T T
Panjang satuan yang dipakai untuk menggambarkan lingkaran-lingkaran tersebut ialah AB.
Lingkaran-lingkaran tersebut dibagi menjadi beberapa b agian oleh garis-garis radial berjarak
2m q= 1 50 kN/m2 2m (bersudut) sama satu sama lain. Angka pengaruh (influence value) dan diagram tersebu� i
1 1
tentukan sebagai = I /N, di m an a N adalah jumlah e lemen-elemen yang ada di antara garis-ga
.___________. A'
.. j A'
ris radial dan lingkaran-lingkaran tersebu t. Pad a Gam bar 6 . 2 I terdapat 200 elemen (yaitu
�--- 4 m 1---1 20 x I O bagian ) ; j adi, harga angka pengaruh adalah 0,005.
1m Prosedur yang dipakai untuk m endapatkan tegangan vertikal pada setiap titik di bawah
(b) (c) sebuah luasan beban ialah sebagai berikut:
Gam bar 6.20. 1. Tentukan kedalaman titik z di bawah luasan yang mendapat beban terbagi rata di
mana kenaikan tegangan vertikal p ada titik tersebut ingin ditentukan.
2. Gambarkan denah luasan be ban tersebut dengan skala tertentu di mana p anjang z
0 0 0,55 0,83$4
0,05 0, 1865 0,00 0,9176
6.8 0,10 0,2698 0,65 1,(1007
D iag ram Pengaruh u nt u k Tegangan Vert i ka l 0,15 0,3383 0,70 1,:1007
0,20 {),4005 0,75 1 ,:2328
1;�1
)( An)
Persamaan (6. 20) dapat diubah dan dituliskan kembali dalam bentuk 0,2S 0,4598 0,80
o,ao O,S181 0,85 l,SiH:l
R - - 213
0,:35 0,57(ili 0,00 l ,9U84
- 1 - = - 1 0,95 2;52:32
_
q
(6. 28) 0,40' 11,(:!370
0,691:17 I,tlO ""
z
0,45
0,50 (1,7664
Harap dicatat bahwa Rjz dan Apjq pada persamaan di atas adalah merupakan besaran tak-
Tegangan-tegangan pada Suatu M assa Tanah 1 69 1 70 Pri n s i p-p r i ns i p R e k ayasa G eo te k n is
660 kN
m
Potongan
1 ,5
melintang
l_ Ukuran pondasi
3mX3m
3m
A j, 1 ,5
m
�
f-- I ----1 3m
T
I
I
-- I
Tampak alas
A
� 1-- - t -- - 1-
3m
II
I
I
l
Gambar 6.22. Potongan melintang dan tampak a t a s sua tu pondasi kolom.
( )
J umlah elernen di dalam denah luasan terse but adalah 48,5. J adi
660
�p = (I V)qM = 0,005 3 x 3 48,5 = 17,78 kN/m2
Gambar fi.21 . Diagram pcngaruh untuk tcgangan vertikal berdasarkan tcori Houssinesq
(menuru t Newmark, 1 94 2 ) .
6.9
U raian Umum
Contoh
6.7 Persamaan-persamaan d an grafik-grafik yang dibe rikan dalam sub-bab 6.4 dan 6. 8 dapat
digunakan hanya untuk mencari tegangan ve rtikal saJa. Persamaan-persamaan tersebu t dida
Potongan melin tang dan denah sebuah pondasi kolom dapat dilihat pada Gambar 6.22.
Hitunglah kenaikan tegangan vertikal yang diakibatkan oleh p onda si kolom terse bu t di ti·
sarkan pada integrasi dari persamaan Boussinesq untu k kenaikan tegangan vertikal akibat be
t ik A
ban tcrpusat [Pcrsam aan (6. 1 2)] . Persamaan-persamaan dan grafik-grafik y ang sama juga da
.
pat dibuat untuk kenaikan tegangan h orisontal akibat berm acam-macam jenis pembe ban an
dengan menggunakan Persamaan-persamaan (6 . 1 Oa) dan (6 . 1 Ob). Penyelcsaian-penyclesaian
Penyelesaian:
seperti ini banyak dijumpai misalnya p ada buku yang ditulis oleh Poulos dan Davis ( 1 974).
Titik A te rlctak pada kedalam an 3 m di bawah dasar pondasi. Pada sub-bab 6.3 disebutkan bahwa Westergaard telah memberikan sejumlah persamaan
Denah pondasi berbcn t u k buju r sangkar telah digam barkan kcmbali dengan skala AB = untuk menghitung kenaikan tegangan akibat suatu beban titik yang ternyata lebih cocok un
3 m dan dile takkan pada diagram pengaruh ( Gam bar 6 . 2 3 ) sedem ikian rupa sehingga titik A t uk t anah yang berlapis-lapis. Persam aan Westergaard untu k kcnaikan tegangan vert ikal ini
terl e tak tepat di bawah titi k pusat diagram. dapat diintegrasikan untuk mehdapatkan tegangan di bawah l uasan berbentu k lingkaran yang
----+--- r
B r
ay = 20 lb/in. 2 (} = 20°
seluruhnya didasarkan p ada prinsip-prinsip teori elastisitas. Tetapi, harus disadari bahwa teo
ri-teori tersebut sebenarnya m empunyai beberapa keterbatasan bila harus diterapkan pada
tanah. Hal ini dise babkan karena suatu lapisan tanah tertentu pada umumnya tidak homo Gunakan lingkaran Mohr.
gen , tidak elastis sempurna, dan juga tidak isotropis. J adi mungkin saja terjadi perbedaan an
tar a hasil perhitungan tegangan secara teoritis dan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. 6.4 Ulangi Soal 6 . 1 dengan ketentuan-ketentuan berikut:
Hanya ada sedikit jumlah pengamatan di lapangan yang terdapat dalam literatur saat ini. Dari
hasil-hasil yang ada itu, terdapat perbedaan kira-kira sebesar 2 5% sampai 30% antara perkira a, = 80 lb/in. 2 T = 30 lh/in. 2
ay = 0 (} = 30°
an teoritis dan y ang sesungguhnya terjadi di lapangan.
3m-j
Be ban garis = Beban garis lah 1 800 lb/ft 2 . Tentukan penambahan tegarigan vertikal (�) pada kedalaman
z = 5 ft di bawah:
=
30 k N/m 20 kN/m
a. titik A
b. titik B
· . · ·.· . . · ·
. .. �
.
. . ..
· · ·. · : -· · ·
.- · ·. · .
. . .. . . . .. .
.
·.
.
'
.
.
: .
. '· . : : : -: · .
. . ..
. . ' .
c. titik c
6.15 Ulangi Soal 6. 1 4. Gunakan diagram pengaruh dari Newmark untuk distribusi te
gangan vertikal (Gambar 6 . 2 1 ).
6. 1 6 Lihat Gambar P6. 1 6. Luasan lentur berbentuk lingkaran dibebani secara merata. Di
rr
ketahui : q = 2 1 0 kN/m 2 • Dengan m enggunakan diagram pengaruh dari Newmark,
· tentukan kenaikan tegangan vertikal � pada titik A .
Gambar P6.7
I•
'-- - -2 m---+-�•1
x = 2 m , dan z = 2,5 m.
6. 1 0 Lihat Gambar 6.6. Besar b eban terpusat P = 2 5 k N . Tentukan kenaikan tegangan ver
tikal akibat beban terpusat di titik A di m ana x = y = z = 1 , 5 m.
Tampak atas
6. 1 1 Ulangi Soal 6. 1 0 dengan ketentuan-ketentu an sebagai berikut : P = 1 800 lb, x = 2 ft,
y= 3 ft, dan z = 4 ft.
6.1 2 Misalkan ada sebuah pondasi lentur berbentuk lingkaran yang mengalami beban me I
rata terletak di permukaan tanah. Ditentukan : j ari-jari pondasi lingkaran = R = 8 ft ;
b eban merata = q 2 5 00 Ib/ft 2 • Hitunglah kenaikan tegangan vertikal p ada sebuah
=
:1 4tm
�! 1
titik yang terletak 10 ft (= z) di bawah muka tanah dan tepat di bawah pusat ling
karan tersebut.
6.13 Ulangi Soal 6. 1 2 untuk kondisi-kondisi beriku t: R = 3 m, q = 160 kN/m 2 , dan z = Potongan melintang
4, 5 m. Gambar P6.16 \
6.14 Denah sebu� luasan lentur berbentuk empat persegi p anjang yang dibebani secara
merata terlihat pada Gambar P6. 1 4. Besar be ban merata pad a luasan lentur (q) itu ada-
,
Simbol-simbol berikut telah dipakai dalam bab ini.
q = 1 800 lb/ft2
, .. 4 ft -
5 ft Inggris
1
eB
T
2 ft
B lebar luasan yang dibebani
h 12 faktor pengaruh untuk te�angan
---· AP angka pengaruh
A c
L ..jx"J +y2 + z"J ; atau panjang luasan
Gambar P6. 1 4 l-- 3 ft-l empat per�gi panjang
q be ban garis per satuan panjang; atau beban per satuan luas
R jari.jari luasan lingkaran yang menerima beban
r � ; atau jarak
x jarak dalam arah Stimbu x
Yunani
a sudut
{j sudut
!J.p kenaik:an tegangan vertikal
!J.px kenaikan tegangan dalam arah sumbu x
Acuan
Koefisien rembesan lempung adalah sangat kecil dibandingkan dengan koefisien rembesan
pasir sehingga penambahan tekan an air pori y ang disebabkan oleh pembebanan akan berku
rang secara lambat laun dalam w aktu yang sangat lama. J adi untuk tanah lempung-lembek
perubahan volume y ang disebabkan oleh keluarnya air dari dalam pori (yaitu konsolidasi)
akan terjadi sesudah penurunan segera. Penurunan konsolidasi tersebut biasanya jauh lebih
BAB
7
besar dan lebih lam bat serta lama dibandingkan dengan penurunan segera.
Deformasi sebagai fungsi waktu ( time-dependent deformation) dari tanah lempung yang
jenuh air dapat dipaham i dengan mudah apabila digunakan suatu model reologis yang seder
hana. Model reologis terse but terdiri dari sua tu pegas elastis linear y ang dihubungkan secara
Ke mam p u ma m patan Tanah paralel dengan sebuah dashpot (model Kelvin, Gambar 7. 1 ). Hubungan tegangan-regangan
dari pegas dan dashpot dapat diberikan sebagai berikut:
pegas : a = kc � 1)
de
a=
11
dashpot : (7. 2)
dt
di mana:
a tegangan
E regangan
k konstanta pegas
Penambahan beban di atas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan tanah di 11 konstanta dashpot
bawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut d isebabkan oleh adanya deforma t waktu .
si partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau u dara dari dalam pori, dan sebab-sebab
l ain . Beberapa atau semua faktor tersebut mempunyai hubungan dengan keadaan tanah Reaksi viskoelastik untuk tegangan a0 dalam Gambar 7. 1 dapat dituliskan sebagai beri
yang bersangkutan. Secara umum , penurunan (settlement) pacta tanah y ang disebabkan oleh kut:
pem bebanan dapat dibagi dalam dua kelompok besar, y aitu: - de
a0 = k_e + 11 (7. 3)
1.Penurunan konsolidasi (consolidation se ttlement), yang merupakan hasil dari peru dt
bahan volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air y ang menempati pori-pori
tanah. AJ? abila tegangan a0 y ang besarnya tetap , diberikan pada saat t = 0, maka persamaan re
2. Penurnnan segera (immediate settlement), yang merupakan akibat dari defonnasi
gangan pada suatu saat t dapat dipecahkan dengan cara menyelesaikan persamaan diferensial
elastis tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air. Perhitungan pe di atas.
nurunan segera umumny a didasarkan pacta penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas.
Bab ini menyajikan prinsip-prinsip dasar cara mengestimasi penurunan konsolidasi dan Uo
penurunan segera pacta lapisan t anah sebagai akibat dari pembeban an.
7.1
Dasar-dasar K onsol idasi Pegas
Bilamana suatu lapisan tanah jcnuh air diberi penambahan be ban , angka tekanan air pori k
Dashpot
akan naik secara mendadak. Pada tanah be rpasir yang sangat tembus air (permeable) . air 11
dapat mengalir dengan cepat sehingga pengaliran air-pori ke luar sebagai akibat dari kenaikan
tckanan air pori dapat selesai dengan cepat. Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai de
ngan berkurangnya volume tanah ; berkurangnya volume tanah terse but dapat menyebabkan
penurunan l apisan tanah itu . Karena air pori di dalam tanah berpasir dapat mengalir ke luar
dengan cepat, maka penurunan segera dan penurunan konsolidasi terjadi bersamaan.
Bilamana suatu l apisan tanah lempung jenuh air yang mampumampat (compressible )
diberi penambahan tegangan, maka penurunan (settlemen t ) akan te rjadi dengan segera. Gambar 7 . 1 . Model Kelvin.
J adi,
-
t
- - - - - - - - -- - - -
( 7. 4)
Perilaku dari variasi hubungan antara regangan dan waktu y ang diwakili oleh Persamaan
(7.4) ditunjukkan dalam Gam bar (7. 2). Pada saat t "' oo, regangan akan mendekati harga i
maksimum a0/k. Regangan ini adalah regangan yang h anya dialami oleh pegas dengan segc.ra _l_
sebagai akibat dari pemberian tegangan a0 apabila dashpot tidak dipasang dalam model reo
Waktu
logis di atas. Distribusi tegangan pada suatu saat t antara pegas dan dashpot dapat dievaluasi
dari Persamaan-persamaan (7.3) dan (7.4).
Bagian dari tegangan yang dipikul oleh pegas:
a-. = n
dE
=
�
cl
a:()e -(kl.,.,) t (7. 6)
l
-
., dt
(Catatan: a-0 = a:, + a-c� . )
Gambar 7.3 menunjukkan variasi d ari hubungan antara a8 dan aa terhadap waktu. Pada Waktu
saat t = 0, tegangan a0 dipikul semuanya oleh dashpot. Bagian dari tegangan yang dipikul
oleh pegas bertambah secara perlahan-lahan ; sedangkan tegangan yang dipikul oleh dashpot
akan berkurang dengan kecepatan y ang sama seperti penam bahan tegangan yang dipikul oleh
pegas. Pada saat t "' 00, tegangan a0 dipikul seluruhnya oleh pegas.
I
Berdasarkan teori ini, kita dapat menganalisis regangan yang terjadi pada suatu l apisan
lempung jenuh air yang diberi penambahan tegangan (Gambar 7.4a). Tinjaulah suatu kasus
� ------- 1-------
uo
1
lk
Gambar 7_3_ Diagram tegangan-waktu untuk pegas dar dashpot pada model Kelvin.
ao
u0( _kr)
t: = - 1 - e 'l
di mana suatu lapisan Iempung jenuh air dengan ketebalan H yang diapit oleh dua lapisan
pasir diberi penambahan tegangan total, Aa, secara cepat. Penambahan tegangan total terse
k
but akan diteruskan ke air pori d an butiran tanah _ Ha! ini berarti bahwa penambahan tegang
an total Aa akan terbagi sebagian ke tegangan efektif dan sebagian lagi ke tekanan air pori.
Perilaku perubahan tegangan efektif akan_ sama seperti perilaku pegas pada model Kelvin,
IL..-----.....1..-- Waktu
dan perilaku perubahan tekanan air pori akan sama seperti perilaku dashpot. Dari prinsip te
Gambar 7.2. Diagram regangan-waktu untuk model Kelvin. gangan efektif (Bab 5 ) :
K e mampumampatan Tanah 1 81 1 82 P r i n sip-p r i n si p R e kayasa Geote k n is
.l L
Penambahan Penambahan
l. .l ! ·.
Penambahan tegangan total tekanan air pori tegangan efektif
..
T
: . . .
. . . : ·; : ·
H
!
Pasir Muka air tanah
1
___
Pasir
T
H
Kedalaman
Penambahan
(a)
Penambahan Penambahan
1 ,iu = 0
,ia' = ,iu
tegangan to tal tekanan air pori tegangan efektif
T
Kedalaman Kedalaman Kedalaman
l Au = Au Au' =0
oleh butiran tanah Uadi, penambahan tegangan efektif, !::.a ' 0). Keadaan ini adalah serupa
dengan perilaku pada model Kelvin pada saat t = 0 di m ana a0 = ad dan a8 = 0.
=
Sesaat setelah pemberian penam bahan tegangan, !::.a, pada lapisan lempung, air dalam
Kedalaman Kedalaman Kedalaman ruang pori mulai tertekan dan akan mengalir ke luar dalam dua arah menuju lapisan pasir.
(b) Pada saa t t= 0
Dengan proses ini, tekanan air pori pada tiap-tiap kedalaman pada lapisan lempung akan ber
kurang secara perlahan-lahan, dan tegangan y ang dipikul oleh butiran tanah (tegangan efek
Gam bar 7.4. Variasi tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif pada suatu lapisan lempung di tif) akan bertam bah. J adi, p ad a saat 0 < t < oo
mana air dapat mengalir ke atas dan ke bawah sebagai akibat dari penambahan tegangan, L!.a (Gambar
7.4 dilanj utkan pada halaman berikut ). b.u = b.u' + b.u (b.u ' > 0 dan b.u < b.u)
Tetapi, besarnya !::.a ' dan All pada tiap·tiap kedalaman adalah tidak sama (Gambar 7.4c),
du = .!lu' + du (7. 7) tergantung pada jarak m inimum yang h arus ditempuh oleh air-pori u n tuk mengalir ke lapisan
pasir yang berada di atas a tau di bawah lapisan lempung. Keadaan ini adalah serupa dengan
di m ana: perilaku model Kelvin untu k 0 < t < oo, di mana tegangan yang dipikul oleh pegas bertam
Aa' penambahan tegangan e fektif bah sedangkan tegangan yang dipikul oleh dashpot berkurang ; besar pengurangan tegangan
& penam bahan tekanan air pori . pada dashpot tersebu t adalah sama dengan bes:u penam bahan tegangan pada pegas.
Secara teori, pada saat t = 00, seluruh kelebihan tekanan air pori sudah h ilang dari l apisan
K arena lempung mempunyai daya rembes y ang sangat rendah dan air adalah tidak ter t anah lcmpung, j adi All = 0. Sckarang penambahan tegangan to tal, !::.a , akan dipikul oleh
mampatkan (incompressible) dibandingkan dengan butiran tanah, maka pada saat t = 0, selu bu tir tanah/struktur t anah (Gambar 7.4d). J adi,
ruh penambahan tegangan, Aa, akan dipikul oleh air (Aa = &) p ada seluruh kedalaman
lapisan tanah (Gambar 7.4b). Tidak sedikit pun dari penam bahan tegangan tersebut dipikul
Sekali lagi, keadaan ini serupa dengan perilaku pegas-dashpot, di mana pada saat t = 00•
a0 = as dan ad = 0.
Proses keluarnya air dari dalam pori-pori tanah secara perlahan-l ahan, sebagai akibat
dari adanya penam bahan be ban , yang disertai dengan pemindahan kelebihan tekanan air pori
ke tegangan efektif akan menyebabkan terjadinya penu mnan y ang merupakan fungsi dari
waktu (time - dependent settlement) pada lapisan tanah Jempung.
lj
Beberapa tipe model reologis sudah digunakan untuk berm acam-macam penyelidikan
gun a mendapatkan model yang benar-benar dapat mewakili perilaku tegangan-regangan-wak
tu dari tanah. Dalam sub-bab ini, hanya m odel Kelvin saja yang dipakai u ntuk menjelaskan
Tahap I I : Konsolidasi
konsep dasar dari konsolidasi.
E
�
primer
7.2
Uji K o nsol idasi Satu D i mensi di Laboratori u m
Batu 1. Hitung t inggi butiran p adat, Hs, p ada contoh t an ah (f.am bar 7.7):
(7.8)
Cincin
tern pat
contoh di mana:
tanah
Ws be ra t kering contoh t anah
Batu
A luas penampang contoh t anah
(I� berat spesifik contoh tanab
'Yw be rat volume air.
Angka
pori, e
T
Tinggi awal
contoh Ll!as contoh'·
e,
e2
- - - - -- -
tanah = H
I
· , tahah ; .;,r .
- - - - ---j - - -
1
I I
I
I
I
I
Gambar 7. 7. Perubahan tinggi contoh tanah pad a uji konsolidasi satu dim en si .
I
I
I
I
I
I
I
I
� l
H, = H - H, (7. 9)
4. Untu k penam bahan beban pertam a p 1 (beban total/luas penampang contoh tanah),
yang menyebabkan penurunan Mf1 , hitung perubahan angka pori Lle1 : Contoh
7.1
Berikut ini adalah hasil dari uji konsolidasi di laboratorium untuk contoh tanah yang di
(7. 11) ambil dari lapangan. Berat kering contoh tanah = 1 28 gram, tinggi dari contoh tanal1 tersebut
pada saat awal percobaan = 2,54 cm, Gs = 2,75, dan luas penampangnya = 3 0,6 8 cm2 •
Mf1 didapatkan dari pembacaan awal dan akhir pada skala uku r untuk beban sebesar p 1 •
Tekanan, p Tinggi akhir dari con toh
Hitung angka pori yang baru, e 1 , setelah konsolidasi yang disebabkan oleh penam
5. (ton/ft2 ) tanah pada akhir
bahan tekanan p 1 : konsolidasi (cm)
0 2,540
(7. 12) 0.5 2,488
l 2,465
Untuk be ban berikutnya, yaitu p 2 (catatan: p 2 sama dengan be ban kumulatif per sa tu 2 2,43 1
an luas contoh tanah), yang menyebabkan penam bahan pemampatan sebesar Mi2 , angka 4 2,3 89
pori e2 p ada saat akhir konsolidasi dapat dihitung sebagai berikut: 8 2,3 24
16 2,225
32 2, l i S
(7. 1.3)
Buatlah perhitungan secukupnya dan gam barlah grafik e versus log p.
Dengan melakukan cara yang sama, angka pori p ada saat akhir konsolidasi untuk semua pe
nambahan beban dapat diperoleh. Penyelesaian:
Tekanan total (p) dan angka pori yang bersangkutan (e) pada akhir konsolidasi digam Per h i tu ngan H8
bar pada kertas semi-logaritma. Bentuk urn urn dari grafik e versus log p adalah seperti ditun
jukkan dalam Gambar 7 . 8. Dari Persamaan (7 . 8):
128 g l am sejarah geologisnya. Tekanan e fektif overburden m aksimum ini mungkin sama dengan
= 1 •52 cm
ws
Hs
= A G;y.,, = (30,68 cm2)(2,75)( 1 g/cm3) a tau lebih kecil dari tekanan overburden y ang ada pada saat pengambilan contoh tanah. Ber
kurangnya tekanan di lapangan tersebut mungkin disebabkan oleh proses geologi alamiah
Sekarang, tabel berikut ini dapat dibuat: atau proses yang disebabkan oleh m akluk hidup (misalnya m anusia atau binatang). Pada
saat diambil, contoh tanah tersebut terlepas dari tekanan overburden yang membebaninya
Tekanan, p Tinggi contoh Hv = H - H5 selama ini ; sebagai akibatnya tanah tersebut akan mengembang. Pada saat terhadap contoh
(ton/fe ) tanah pada akhir t an ah tersebut dilakukan uji konsolidasi, suatu pemampatan yang kecil (yaitu perubahan
konsolidasi, H (cm) (cm) angka pori yang kecil) akan terj adi bila be ban to tal yang diberikan pada saat percobaan ada
lah lebih kecil d ari tekanan efektif overburden m aksimum yang pernah dialami sebelumnya
0 2,540 1 ,02 0,6 7 1 oleh tanah yang bersangku tan. Apabila, beban to tal yang diberikan pada saat percobaan
0,5 2,488 0,968 0,637 adalah lebih besar dari tekanan efektif ove rburden m aksimum yang pernah dialami oleh
1 2,46 5 0,945 0,6 2 2 tanah yang bersangkutan, m aka perubahan angka pori yang terjadi adalah lebih besar, dan
2 2,43 1 0,9 1 1 0,599 hubungan antara e versus log p menjadi linear dan memiliki kemiringan y ang t ajam. ...,_
4 2,389 0,869 0, 572 Keadaan ini dapat dibuktikan di laboratorium dengan cara membebani contoh tanah
8 2,324 0,804 0,529 melebihi tekanan overburden m aksimumnya, lalu beban tersebut diangkat (unloading) dan
16 2,225 0,705 0,464 diberikan lagi (reloading). Grafik e versus log p u n tu k keadaan tersebu t di atas ditunjukkan
.3 2 2, 1 1 5 0,595 0,3 90 dalam Gambar 7. 1 0, di m ana cd menunjukkan keadaan pada saat beban diangkat dan dfg
menunjukkan keadaan p ada saat beban diberikan kembali.
Grafik e versus log p diberikan pada Gambar 7.9. Keadaan ini mengarahkan kita kepada dua definisi dasar yang didasarkan p ada sejarah
tegangan:
Gambar 7 . 8 menunjukkan bahwa bagian atas dari grafik e versus Jog p adalah garis leng saat ini adalah lebih kecil d ari tekanan yang pernah dialami oleh tanah itu sebelumnya. Te
kung dengan kemiringan yang agak datar, kemudian diikuti dengan bagian grafik yang mem· kanan efektif overburden m aksimum yang pernah dialami sebelumnya dinamakan tekanan
punyai hubungan linear antara angka pori dengan Jog p yang mempunyai kemiringan agak prakonsolidasi (preconsolidation pressure).
curam. Keadaan ini dapat diterangkan dengan cara berikut ini.
Suatu tanah di Japangan pada suatu kedalaman tertentu telah mengalami "tekanan efek·
tif maksimum akibat berat tanah di atasnya" (maximum effective overburden pre ssure) da-
·;::
& 0 5 �--��������----��--��--��
.. ,
i!P
.w
<
'o
@
CJJ:\ -1CDI \
\
�
�
K� va p e � ampa an �
�
.
ash, kemmngan - Cc
\
I
' I
\
I
Kurva pemampatan
untuk contoh tanah /\
\
"' t.,..-,_-- Kurva pemampat-
'\ 1
'\ �
.., "terbentuk kembali" an hasil percobaan
g_ di laboratorium
� I'
�
: \�\�
I
I
I
, �
0,4 e0 I
I
-- -- -- -.
Tekanan, p (skala log)
Gam bar 7. 1 1. Prosedur penentuan tekanan prakonsolidasi, Pc dengan cara grafis.
Casagrande ( 1 936) menyarankan sua tu c ara yang muc L.h untuk menentu kan besarnya Gambar 7 . 1 2. Karaktt:'ristik konsolidasi lempung yang terkonsolidasi secara normal (normally consolida
tekanan prakonsolidasi, Pc, dari grafik e ve rsus log TJ ' " r• ,�g digambar dari hasil percobaan ted) dengan scnsitivitas rendah sampai scdang.
Dengan melakukan pengamatan secara visual, tentukan titik a di mana grafik e ver-
jukkan hubungan antara angka pori dan tekanan dari tanah yang bersangku tan . Untuk suatu
1.
tanah lempung yang terkonsolidasi secara nomul dengan derajat sensitivitas rendah sampai
sus log p mempunyai j ari-j ari kelengkungan y ang p aling m inimum.
sedang (Gam bar 7. 1 2} serta angka pori e0 dan tekanan efektif overburden p0, perubahan
2. G am qar garis d atar ab.
angka pori sebagai akibat dari pen am bahan tegangan di lapangan secara kasar dapat ditunjuk
3. Gambar garis singgung ac p ada titik a.
kan seperti Kurva I . Kurva yang hampir m erupakan garis lurus apabila digambar pada kertas
4. Gambar garis ad yang merupakan garis bagi sudut bac.
5. Perpanj ang bagian grafik e versus log p y ang merupakan garis lurus hingga memo tong
sem i-logaritma tersebut dinamakan sebagai : kurva pemampatan asli (virgin compression cur
garis ad di titik [. Absis unt\Jk titik f adalah besarnya tekanan prakonsolidasi. ve ). Tetapi, kurva hasil uji konsolidasi di laboratorium untuk contoh tanah yang struktur
·
tanahnya tidak rusak (undisturbed) dari tanah yang sama adalah Kurva 2 y an g terle tak di se
belah kiri Kurva I . Apabila struktur dari contoh tanah tersebut benar-benar rusak dan kemu
Overconsolidation ratio (OCR ) u ntuk suatu tanah dapat didefinisikan sebagai :
dian dibcntuk kem bali (remolded), maka letak grafik e versus log p umumnya akan seperti
Pc Kurva 3. Kurva-kurva 1 , 2, dan 3 akan berpotongan kira-kira pada angka pori e = 0,4 e0
OCR =
p (Terzaghi dan Peck, 1 967).
Untuk tanah lempung yang tcrlalu terkonsolidasi dengan derajat sensitivitas rendah sam
di m ana:
pai sedang dan sudah pernah mengalami tckanan p rakonsolidasi Pc (Gambar 7. 1 3) scrta
Pc = tekan an prakonsolidasi. angka pori e0 dan tekanan efcktif overburden p0, kurva konsolidasi lapangan adalah sepe rti
p = tek:man vertikal e fekt:f pada saat tanah itu diselidiki. yang ditunjukkan olch garis cbd. Perhatikan bahwa bd adalah bagian dari kurva pemampatan
asli. Hasil uji konsolidasi di laboratorium terhadap contoh tanah yang tingkat kerusakan
strukturnya tidak terlalu besar adalah seperti yang ditunjukkan oleh Ku rva 2. Schmertmann
7.5 ( 1 953) menyimpulkan b ahwa kemiringan garis cb, yang merupakan garis pemampatan ulan g
Penga r u h K erusakan Stru k t u r Tanah pada H u bu ngan A n tara A n g k a Pori dan T e kanan (recompression) lapangan, mempunyai kemiringan yang hampir sama dengan kemiringan
ku rva pantu1 ( rebound curve) fg dari hasil uji konsolidasi di laboratorium.
Suatu contoh t anah dikatakan "terbentuk kembali" ( remolded)* apabila s truktur dari
tanah itu te rganggu (disturbed). K eadaan ini akan mempengaruhi bentuk grafik yang menun- Tanah dcngan derajat sensitivitas tinggi mempunyai struktur flokulasi. Di lapangan, jenis
tanah tersebut umumnya sedikit prakonsolidasi (preconsolidated). Karakteristik konsolidasi
* Tanah yang " tcrbentuk kcm ba l i " (rcm oldcd ) scsudah strukturnya rusak atau tcrganggu. tanah sepcrti ini ditunjukkan dalam Gambar 7. 1 4.
7.6
Pongaruh F a k to r-faktor La i n pad a H u bu ngan a n tara e d a n Log p
Dalam sub-bab 7 . 2 sada\ dijelaskan bahwa be ban y ang diletakkan di atas contoh tanah
pada saat test konsolidasi biasanya dibiarkan selama 24 jam. Setelah itu, be ban y ang diletak
\ / Kurva pemampatan
\
kan di atas contoh tanah te rse but dinaikkan dua kali lipat. Pertanyaan-pertanyaan akan tim
I yang masih asli bul seperti: apa yang akan terjadi pada kurva e versus log p apabila: (a) be ban yang diberikan
di atas contoh tanah itu dibiarkan selama t i= 24 jam, d&n (b) faktor-faktor yang lain te tap
0
c..
I ' K urva pemampat
sama, tetapi rasio penam bahan beban f¥1/p (l::i.p = penambahan beban per satuan luas penam
pang contoh tanah dan p = be ban _awal per satuan tuas penampang cor:toh tanah) yang dibe
I I
an dari hasil uji di
laboratorium
rikan pada contoh tanah tidak sama dengan sa tu.
�
I Q) I \
Crawford ( 1 964) telah rnl?!akukan beberapa uji konsolidasi di laboratorium pada tanah
Ku� va r�bo � nd g
lempung Leda di man a beban y ang dile takkan di atas con tob tanah setiap saat dinaikkan dua
\\ kali lipat (yaitu l::i.pjp = I ). Tetapi, lama pemberian be ban p ada contoh tanah tersebliN!i
t
dan hasll uJI
di Ia ?� ratorium buat bervariasi. Kurva-kurva e versus log p yang didapat dari percobaan-percobaan terse but
F
kemrrmgan Cs = i ditunjukkan dalam Gambar 7 . 1 5 . Dari grafik ini dapat dilihat b ahwa apabila lama pembeban
0,4 eo -- -- -- - - - d
an yang dibe rikan pada con toh tan ah ditam bah , m ake: kurva e versus log p akan bergeser ke
! kiri. Ha! ini berarti bahwa, un'.uv suatu beban (p) yang d iberikan per satuan luas contoh ta
nah, angka pori pada a1.h ir konsolidasi akan berkurang bila lama pembebanan t ditambah.
Sebagai contoh, dalam Gambar 7 . 1 5 , pada p = p 1 , e = e 2 u ntuk t = 24 jam, dan e = e3 un·
Po Pc Tegangan,
p (skala log) tuk t = 7 hari. Tetapi, e3 < e2 .
Gambar 7. 1 3. Karakteristik konsolidasi lempung yang terlalu terkonsolidasi (overconsolidated) dengan Sebagai penyebab dari adanya variasi dalam kurva e versus log p i n i adalah bertambah
sensitivitasrendah sampai sedang.
nya lama pembebanan t menyybabkan bertambahnya pemampatan seku nder dari contoh
tanah yang diuji. Ha! i n i cenderung akan mengurangi angka pori e. Perhatikan bahwa kurva
e versus log p yang ditunjukkan dalam Gam bar 7 . 1 5 akan memberikan harga tekanan p ra
konsolidasi (pc) yang sedikit berbeda. Besar Pc akan bertambah dengan berkurangnya lama
pem be ban an t.
Rasio penambahan beban (f¥1/p ) juga mempunyai pengaruh pada kurva e versus !og p .
Ha! i n i sudah dibahas secara terinci oleh Leonards dan Altschaeffl ( 1 964). Gambar 7. 1 6 me
nunjukkan variasi kurva e versus log p untuk berbagai h arga Apjp. Apabila f¥1/p d itambah
secara perlahan-1ahan, m aka kurva e versus log p akan bergeser ke kiri secara perlahan-lahan.
CD
1I
\ � Kurva· pemampatan
------
M\
\61 r Iapangan Pc
I
\ I
I
\
Kurva pemampatan
I
I t=
Iaboratorium e,
"' 7 hari
0
e2
� t = fp (yaitu waktu yang dibu·
�--- - - - -
Kurva pemampat
�
0. e3
an dari contoh ta �- - - - - - - - - - / tuhkan untuk tercapainya kon
nah yang re gf solidasi primer)
moldcd �
t = 24 jam
0,4e0
Tekanan, p
Tegangan. p (skala log) (skala log)
Gambar 7 . 1 4. KaraktL'ristik konso lidasi Icmpung yang scnsitif. Gam bar 7. 1 5. Pengaruh lama pembebanan pada kurva e vs log p.
Kemampumampatan Tanah 1 93 1 94 Pri nsip-prinsip Rekay asa Geote k n i s
I D.p < I
di mana .::le = perubahan angka pori.
p Tapi,
D.p
p
=
Vo AH
V = (7. 17)
1 + eo 1 + eo
D.p
•
p di m ana e0 = angka pori awal pada saat volume tanah sama dengan V0.
- >
AH
LlV = S · A = LleV" = .::le
Tekanan, p (skala log) 1 + e0
Gambar 7 . 1 6. Pengaruh rasio penambahan be ban pada kurva e vs log p. atau
S = H .::le
(7. 18)
1 + e0
7.7
Perh itungan Penu runan yang D isebabkan oleh Konsol i dasi Primer Satu D i mensi Untuk lempung yang terkonsolidasi secara normal di mana e versus log p merupakan ga
ris Jurus (Gambar 7. 1 2), maka:
-
Dengan pengetah u an y ang didapat dari analisis hasil uji konsolidasi, sekarang kita dapat
menghitung kemungkinan penurunan y ang disebabkan oleh konsolidasi primer di lapangan,
.::le = C c [log( po + Llp) log po] (7. 19)
dengan menganggap bahwa konsolidasi terse but adalah satu-dimensi.
Sekarang m ari kita tinjau suatu lapisan lempung jenuh dengan · ebal H dan luas penam· di mana Cc = kemiringan kurva e versus Jog p dan didefinisikan sebagai "indeks pemam
pang-melintang A serta tekanan efektif overburden rata-rata sebesar p0. Disebabkan oleh sua· patan" (compression index).
tu penambahan tekanan sebesar t:.p, anggaplah penurunan konsolidasi primer yang terjadi Masukkan Persamaan (7. 1 9) ke dalam Persamaan (7. 1 8); persamaan yang didapat adalah:
adalah sebesar S. J adi, perubahan volume (Gam !Jar 7 . 1 7) dapat diberikan sebagai berikut :
S = C,Jl (
log Po + Llp ) (7. 20)
LlV V0 - V1 - -
= = H · A (H S) · A = S · A (7. 14) 1 + eo Po
Untuk suatu lapisan lempung yang tebal, adalah lebih teliti bila lapisan tanah tersebut
di m ana V0 dan V1 berturut-turut adalah volume awal dan volume akhir.
Ll Vv.
dibagi menjadi beberapa sub-lapisan dan perhitungan penurunan dilakukan secara terpisah
Tetapi, perubahan volume total adalah sama dengan perubahan volume pori, J adi
untuk tiap-tiap sub-lapisan. Jadi, penurunan total dari seluruh lapisan terse but adalah:
LlV = S · A = Vc, - Vc , = Ll Vc (7. 15)
S = ""
,L.J
[1 (
CcH; og PO(i) + Llp(i)
l
)]
di m ana Vv0 dan Vv, berturut-turu t adalah volume awal dan volume akhir dari pori. + eo Po(;)
Dari definisi angka pori
di mana:
Hi tebal sub-lapisan i
Po(l) tekanan efektif overburden untuk sub-lapisan i
f:¥J(z) penambahan tekanan vertikal untuk sub-lapisan i .
Untuk lempung yang terlalu terkonsolidasi (Gambar 7. 1 3 ), apabila (p0 + t:.p ) <, pc la
pangan, variasi e versus log p terletak di sepanjang garis cb dengan kemiringan yang hampir
sama dengan kemiringan kurva pantul (rebound curve) yang didapat dari uji konsolidasi di
laboratorium. Kemiringan kurva pantul, C8, disebut sebagai "indeks pemuaian " (swell in-
dex). 1 adi:
·
Gambar 7 . 1 .7. Penurunan yang d isebabkan oleh konsolidasi satu dimensi. Dari Persamaan-persamaan (7. 1 8) dan (7.2 1 )
S = C,II
l + eo
lo
g
(
Po + ilp) (7 . 22)
Tabel 7.2. Pemampatan dan Pemuaian Tanah Asli.
Po Indeks Indeks
Pemampatan pemuaian
Apabila Po + ilp > Pc Cc Cs
( )
Tanah Batas cair Batas plastis
(7. 2?)
Indeks pemampatan yang digunakan untuk m enghitung besarnya penurunan yang terja
di di l apangan sebagai akibat dari konsolidasi dapat ditentukan dari kurva y ang menunjukkan 1 1
10 c
Cs sampa1. c
hubungan antara angka pori dan tekanan (seperti ditunjukkan dalam Gambar 7. 1 2) yang di =S
dapat dari uji konsolidasi di laboratorium. Batas cair, batas plastis, indeks pemampatan, dan indeks pemuaian untuk tanah y ang
Terzaghi dan Peck ( 1 967) menyarankan pemakaian persamaan empiris berikut ini un m asih belum rusak strukturnya diberikan dalam Tabel 7.2.
tuk menghitung indeks pemampatan :
untuk lempung yang struktur tanahnya tak terganggu/ belum rusak (undfstrubed)
Contoh
7.2
Cc = 0,009(LL - 10) (7. 24)
Sua tu profil tanah diberikan dalam Gambar 7 . 1 8a. Uji konsolidasi di laboratorium di
untuk lempung yang terbentuk kembali (remolded)
lakukan untuk menguji suatu contoh tanah yang diambil dari bagian tengah lapisan tanah
Cc
=
0,007(LL - 10) (7. 25) tersebut. Kurva konsolidasi lapangan y ang diinterpolasi dari hasil percobaan di laboratorium
(seperti ditunjukkan dalam Gambar 7. 1 3) diberikan dalam Gambar 7. 1 8b. Hitung besarnya
di m ana LL = batas cair dalam persen.
penurunan yang terjadi sebagai akibat dari konsolidasi primer apabila suatu timbunan
Apabila tidak tersedia data konsolidasi hasil percobaan di laboratorium, Persamaan (surcharge) sebesar 48 kN/m2 diletakkan di atas permukaan tanah tersebut.
(7.24) sering digunakan u ntuk menghitung konsolidasi primer yang terjadi di lapangan.
Beberapa perumusan untuk menghitung indeks pemampatan yang lain banyak tersedia
Penyelesaian :
saat ini. Perumusan-perumusan tersebut telah dikembangkan dengan cara menguji berma
Po = (5)( 'Y>at - 'Yu·) = 5(18,0 - 9,81)
cam-macam jenis lempung. Sebagian dari hubungan tersebut diberikan dalam Tabel 7. 1 .
= 40,95 kNh P 2
Tabel 7 . 1 . Hubungan untuk Indeks Pemampatan, Cc *·
eo = 1, 1
tl p = 48 kN/m 2
Po + tlp = 40,95 + 48 = 88,95 kN/m2
Angka pori yang bersesuaian dengan tekanan sebesar 8 8,95 kN/m2 (Gambar 7. 1 8b) ada
lah 1 ,045 . Maka dari itu,
Penurunan, S = H
t:.e
[Persamaan (7. 1 8)]
1 + e0
--
J adi
lO T+"lJ"
*Menwut Rendon-Herrero ( 1 980)
Catatan: angka pori tanah di lapangan.
(0,055)
e0 S 0,262 262
W,y= kadar air tanah di lapangan.
=
= = m = mm
Kemampu mampatan Tanah 1 97 1 98 Pri nsip-pri nsip Rek ayasa Geote k n is
48 kN/m2
, tcf�_}jh�J";J_,�_cl4L��L.
Timbunan = 1 500 lb/ft 2
15 ft Pasir
e, • t.l
Yot - ts kNtm�
> \
�} f�1�i���}�i;���·#f;j���<&�i;��i������41&t���1�t.�
�\�i&����{,:f�ji�,����;g��(��)i f�: {��{t«05i�s:tm��:��{M�:t
( a) Gambar 7. 1 9
Penyelesaian :
: r :
= 1 10,12 lb/ft1
� !
Berat volume terendam (submerged) dari tanah p asir y ang berada di bawah muka air t a
�0� ---- l nah :
I
____ __
I �
'Y asir = 'Ysat(pasir) - . 'Y"·
I I G, y". + e y". (G, - 1 ) y,c
I I = 'Y"·
I
_
-
I 1 + e 1 + e
I I
I I (2,65 - 1)62,4 -
._
- - 60,56 lb/ft 3
1 ,00 '--------'L-------L-----'---'- 1 + 07 '
40, 95 70 1 00
Tekanan, p (skala log) (kN/m2 )
__
Gambar 7 . 1 8. (a) Profit tanah, (b) kurva konso lidasi lapangan. Jadi:
15
- 5 'Ypasir + 10 'Ypasir +
Po - 2 'Yicmpung
I I
Contoh
7.3 = 5(1 10,12) + 10(60,56) + 7,5(60)
= 1606,2 lb/ft 2
Su atu profil tanah ditunju kkan dalam Gambar 7. 1 9. Hitung pcnu runan yang discbabkan
oleh konsolidasi primer untuk lapisan lempu ng setcbal 1 5 ft yang disebabkan olch timbunan
sebesar 1 500 l b/ft 2 yang dile takkan di atas permukaan tanah. Tanah lempung tersebut adalah Per h i t u ngan l ndeks Pemam patan ( Co m p ression I ndex , Cc)
terkonsolidasi secara n ormal (norm ally con sol idated). Lapisan pasir se tebal 1 5 ft yang berada
di atas lapisan lempung itu mempunyai data-data sebagai beriku t : Gs = 2,65 dan e = 0,7 . Cc = 0,009(LL - 10) = 0,009(60 - 10) = 0,4.5
Dari Persamaan (7.20): Penurunan yang Diak i batkan o leh K onsol idasi Seku nder
S =
CcH
log
(
Po + dp ) Dalam Sub-bab 7.2 telah dijel askan bahwa pada akhir dari konsolidasi primer (yaitu sete
l ah tekanan air pori sama dengan no!), penurunan masih tetap terjadi sebagai akibat dari pe
( )
1 + eo Po
nyesuaian plastis butiran tanah. Tal1ap konsolidasi ini dinamakan konsolidasi sekunder (se
0,45(15 X 12) 1606,2 + 1500 condary consolidation). Selama konsolidasi sekunder be rlangsung, kurva hubungan antara
= Iog
1 + 0,9 1606,2 deformasi dan log waktu (t) adalah merupakan garis lurus (Gambar 7.6). Variasi dari angka
= 1 2,2 1 inci pori dan waktu untuk suatu penam bahan beban akan sama seperti y ang ditunjukkan dalam
Gambar 7.6. Gambar terse but diberikan dalam Gambar 7 . 2 1 . lndeks pemampatan sekunder.
(secondary compression index) dapat didefinisikan dari Gambar 7 . 2 1 sebagai:
Contoh
.:le
7.4 (7. 27)
Data konsolidasi di laboratorium untuk suatu lempung yang takterganggu (undisturbed)
adalah sebagai berikut: di mana:
1,1
I
I
I
I \:
I '\
I -----
-
I '\ -
- - - - - -- -- -- -
I
o9 - r
- - - -+--- - - -�
, --- -----
e3
I I I
I 1 I
Harga umum dari C� yang diselidiki dari bermacam-m acam j enis tanah di lapangan dibe rikan
dalam Gambar 7.22. ·
Penurunan yang diakibatkan oleh konsolidasi sekunder adalah sangat penting untuk se
mua jenis tanah organik dan tanah anorganik y ang sangat m ampumampat (compressible).
Untuk lempung anorganik y ang terlalu terkonsolidasi, indeks pemampatan sekunder adalah
sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Ada ban yak faktor yang mungkin mempengaruhi besarnya konsolidasi sekunder, bebera
pa dari faktor-faktor terse but belum dapat dimengerti dengan jelas (Mesri, 1 973). Perban
dingan pemampatan sekunder terhadap pemampatan primer untuk suatu lapisan tanah de
ngan ketebalan tertentu adalah tergantung pada perbandingan antara penambahan tegangan
(f¥1) dengan tegangan efektif awal (p). Apabila f¥1/p kecil, perbandingan pemampatan se
6
/
kunder dan primer adalah besar.
/
/
/
/
/
Contoh
7.5
Seperti Contoh 7 . 3 . Anggaplah bahwa konsolidasi p rimer akan selesai dalam 3 , 5 tahun.
Perkirakan konsolidasi sekunder yang akan terjadi dari 3 , 5 tahun sampai dengan 10 tahun
setelah pemberian be ban. Diket ahui: Cc. = 0,022. Berapakah besarnya penurunan konsolidasi
total setelah 1 0 tahun?
Penyelesaian : •
•
Dari Persamaan (7.29)
1 + 0 , 77l
. (.,.1/ ( 10 )
Selain itu, dari Persamaan (7.28)
S, ,, log('z)
= -
,,
= (0,0 1 24)(1 5 X 12)log -5
3 ,.
= 1 ,02 in.
Penurunan konsolidasi total = penurunan konsolidasi primer (S) + penurunan konsolidasi se
kunder (Ss)· Dari Con toh 7 .3 , S = 1 2 ,2 1 inci. J adi,
7. 1 1 z
Penurunan total akibat konsolictasi primer y ang ctisebabkan oleh actanya penambahan te· tlp
gangan cti atas permukaan tanah ctapat ctihitung ctengan menggunakan Persama:m·persamaan
(7. 20), (7. 22), atau (7.23) yang ctiberikan ctalam sub·bab 7.7. Tetapi, sub-bab-sub-bab terse
but tictak memberikan penjelasan mengenai kecepatan (rate) ctari konsolictasi primer. Ter
.·
zaghi ( 1 925) memperkenalkan teori yang pertama kali mengenai kecepatan konsolictasi satu · . ·_
._ ·_
. . air
·Muka _· tanah
_
·_ . � · _·_
-· . _
ctimensi untuk tanah lempung yang jenuh air. Penu runan m atematis ctari persamaan tersebut
ctictasarkan pacta anggapan-anggapan berikut ini (juga lihat Taylor, 1 948): Pasir
Gambar 7.23 a menunjukkan suatu lapisan lempung ctengan tebal 2 Hdr yang terletak an
tara ctua lapisan pasir y ang sangat tembus air (highly permeable). Apabila lapisan lempung
tersebut ctiberi penam bahan tekanan sebesar �' m aka tekanan air pori pacta suatu titik A Pasir
cti ctalam lapisan tanah lempung rersebut akan naik. Untuk konsolictasi satu ctimensi, air pori
akan mengalir ke luar ctalam arah vertikal, yaitu ke arah lapisan pasir.
(a)
Gambar 7.23b menunjukkan suatu aliran air yang melalui elemen kubu s pada A. Untuk
elemen tanah te rsebu t,
kecepatan air yang menga lir ke luar - kecepatan air y ang mengalir masuk = kecepat
an perubahan volume.
I
J acti :
( z az
)
v + _z dz dx · dy - v. · dx · dtl = -
av
- .
av
at
dz
l
cti mana :
a tau :
av av
_z dx · d y · dz = - (7. 30)
az . at
Dengan menggunakan hukum Darcy :
Vz =
k
. i = - k oh = _ _!_ OU (7. 31) Gam bar 7 . 2 3. (a) Lapisan lcmpung yang mengalami konsolidasi, (b) aliran air pada A selama kousolidasi.
az 'Yw az
cti mana u = tekanan air pori yang ctisebabkan oleh penambahan tegangan.
Selama konsolidasi, kecepatan perubahan volum e elemen t anah adalah sama dcngan kecepat
Dari Persamaan-persamaan (7 .30) ctan (7.3 1 ): an perubahan volume pori (void). J adi,
-- � =
k
a 2u
'Yw c)z-
1 av
dx · dy · dz at
.
(7 .32) av avv
at - ---;Jt -
_ _ a(V, + e Vs) = av,
at at
+ V
'at
ae
+
aV,
e at (7. 33)
Kemampu m ampatan Tanah 205 206 P r i n sip-prinsip R e k ayasa Geote k n is
av.
= 0
M = 2(2m + 1)
7T
at
u0 = tegangan air pori awal
Tv = c1 = faktor waktu
dan
V dx · dy · dz
H dr
V, = 1
+ eo 1 + e0 Faktor waktu (time factor) adalah bilangan tak berdimensi.
Karena konsolidasi merupakan proses dari keluarnya air pori, derajat konsolidasi pada
M asukkan harga-harga a Vs/at dan V5 tersebut ke dalam Persamaan (7.33), didapat : jarak z pada suatu waktu t adalah :
av
at
dx . dy . dz ae
1 + eo at
(7. 34) Uz = uo u0- uz = 1 - �
uo (7. 39)
di mana e0 = angka pori awal . di mana uz = tekanan air pori pada j arak z pada waktu t.
Dengan mengkombinasikan Persam aan-pe rsamaan (7.32) dan (7.34), didap at : Persamaan-persamaan (7.38) dan (7.39) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan de
rajat konsolidasi pada setiap kedalam an z. Keadaan ini ditunjukkan dalam Gambar 7. 24.
k a2u I ile
= . - (7. 35) Derajat konsolidasi rata-rata untuk seluruh kedalaman lapisan lempung pada suatu saat t
"Yw --z
-- az J + Co at
dapat dituliskan dari Persamaari (7 .39) :
Perubahan angka pori terjadi karena penambahan tegangan efektif (yaitu: pengurang
( 1
= StS = 1 2Har)fu0
2Hd,
an tekanan air pori y ang terjadi). Anggaplah bahwa penambahan tegangan efektif adalah se ·
u · dz
--
z
banding dengan pengurangan tekanan air pori U _ o
(7.40)
(7. 36)
di mana:
k iJ2u a" au au
-
Yw ilz2 - 1 + e0 at = - m,. at
(7 . 37)
z = 0, ll = 0
Z = 2lldr , U = 0 Derajat konsolidasi, Uz
t = 0, u = u0 Gam bar 7.24. Variasi Uz terhadap Tv dan z /Hdr-
.g l
Faktor Waktu Tv
S1 penurunan lapisan lempung pada saat t
....
:=
Derajat
S penurunan batas lapisan lempung y ang disebabkan oleh konsolidasi primer
- ;::
"'
:=
konsolidasi "'
< -
. l:l
U% = 1.1!
Keadaan I Keadaan II
Dengan memasukkan persamaan untuk tekanan air pori, Uz , yang diberikan dalam Persa
0 0 0
maan-persamaan (7.38) dan (7 .39), akan didapat: lO 0,00:3 0,047 . ·. : : . . .·._.: ·..
20 0,008 0,100
�"' 2 30 0,024 O, l.5H Keadaan I
U LJ
2
1 e - M Tv
(7. 4 1) 40 0,04H 0,221
M .so
= - -2
m�o 0,092 0,284
60 0,160 0,3H:3
70 0,271 0,.500
Variasi deraj at konsolidasi rata-rata terhadap faktor waktu y ang tak berdimensi, Tv. d f HO 0,440 0,665
berikan dalam Tabel 7.3 , yang berlaku untuk keadaan di mana u0 adalah sama untuk seluruh 90 0,720 0,940
kedalaman lapisan yang mengalami konsolidasi (lihat juga Gambar 7 . 2 5). lOO % X
Tabel 7.4 rnemberikan harga Tv untuk variasi linear dari tekanan air pori awal pada la
pisan lempung dengan aliran air pori satu arah.
Harga faktor waktu dan deraj at konsolidasi rata-rata y ang bersesuaian dengan keadaan
7T(U% ) 2
y ang diberikan dalarn Tab�! 7 . 3 dapat dinyatakan dengan suatu hubungan y ang sederhana :
% U%)
4 100 Macam-macam tipe keadaan aliran air pori dengan
Untuk U > 60 , T., = 1 , 781 - 0,933 log (100 - (7. 43) Uv yang berubah secara linear.
7.1 2
K oefisien Konso l i dasi
. -. ; :
Tabel 7.3. Variasi Faktor Koefisien konsolidasi, Cv, biasanya akan berkurang dengan bertambahnya batas cair
Waktu terhadap Derajat (LL) dari tanah. Rentang (range) dari variasi h arga Cv untuk suatu b atas cair t anah tertentu
Konsolidasi*.
adalah agak leb ar.
Untuk suatu penambahan be ban y ang diberikan pada suatu contoh tanah, ada dua me
tode grafis y ang umum dipakai untuk menentukan h arga Cv dari uji konsolidasi satu-dimen
Derajat Faktor
konso lida si waktu
U% Tv si di laboratorium. Salah satu dari dua metode tersebut dinamakan metode logaritma-waktu
(logarithm-of-time method) yang diperkenalkan oleh Casagrande dan Fadum ( 1 940); sedang
0 0
lO 0,008 : <: : ·: : ' · . ·.
metode yang satunya dinamakan metode akar-waktu (square-root-of-time method) yang di
perkenalkan oleh Taylor ( 1 942). Prosedur yang umum untuk mendapatkan h arga Cv dengan
·. - ·. -· . . . ' -
. .
.
20 0,031
30 0,071 kedua metode tersebut diberikan di b awah ini.
40 0,126
50 0,197
60 0,287 Metode Logaritma-Waktu
70 0,403
80 0,567 Untuk suatu penambahan beban y ang diberikan p ada saat uji konsolidasi di laboratori
90 0,848 um dilakukan, grafik deformasi vs log-waktu dari contoh tanah y ang diuji ditunjukkan dalam
Gambar 7 . 26 . Berikut ini adalah c ara untuk menentukan Cv y ang diperlukan:
100 ::0
t
kedalaman lapisan. 1 . Perpanjang bagian kurva y ang merupakan garis lurus d ari konsolidasi primer dan se
kunder hingga berpotongan di titik A. Ordinat titik A adalah d1 00 - yaitu deformasi p ada
l
akhir konsolidasi primer 1 00%.
2. Bagian awal dari kurva deformasi vs log t a dalah hampir menyerupai suatu parabola
pad a skala biasa. Pilih waktu t 1 dan t2 p ad a bagian kurva sedemikian rupa sehingga t2 = 4 t 1 .
: . .. . -. ·
Misalkan perbedaan deformasi contoh t anah selama waktu (t2 - t t ) sama dengan x .
Macam-macam tipe arah aliran air pori dengan Uv tetap 3. Gambarlah suatu garis mendatar DE sedem ikian rupa sehingga j arak vertikal BD ada-
Kemampumampatan Tanah 209 210 Pri nsip-prinsip Rekayasa Geote k n is
0
1\
�
�
,...._
_ _?B__ l _ _E_
X j
:5
T
20
"'
�
----- -
-T-
C X
<;;"'.... 40 i'. do + d10o
...
I
""
l
1
"'
·o;
I
I
I
�
"0
60 � I
r- .1-
,..... '---.... I
- --
<= - -
1 I
0
"'
. ... ..._r-
__ I 1
I I
.... 80 I I
-,____
Cl
0)
I I I
I 1 I �
I I \
I 1 '
0, 2 0, 4 0,6 0, 8 0, 9 --+ --,I
Faktor waktu, T
T
- -- - - - - ..l.._ - -
1 I I A
Gam bar 7.25. Variasi derajat konsolidasi rata-rata terhadap faktor wak t u Tv ( Uv , t e tap untuk seluruh 1 I I
tebal lapisan). + t t
Waktu (skala log)
Gambar 7.26. Metode logaritma-waktu (logarithm-of-time method) untuk menentukan koefisien kon
lah sama dengan x. Deformasi yang bersesuaian dengan garis DE adalah sama dengan d0 solidasi.
(y �itu deformasi pada konsolidasi 0% ).
4. Ordinat titik F pada kurva konsolidasi m erupakan deformasi pada konsolidasi primer
50%, dan absis titik F merupakan waktu y ang bersesuaian dengan konsolidasi 50o/o Cts o ).
3. Untuk konsolidasi 90%, T90 = 0,848 (Tabel 7.3). Jadi
5. Untuk derajat konsolidasi rata-rata 50%, Tv = 0, 1 97 (Tabel 7.3). Maka:
Cvt9o
T90 = 0 ' 848 =
H�r
atau
atau
0, 197H�r (7. 44)
Cv = 0,848H3r t�)()
(7.45)
t.�o
Hdr dalam Persamaan (7.45) ditentukan dengan cara yang sama seperti pada metode logarit
di mana Hdr panjang aliran rata-rata yang harus ditempuh oleh air pori selama proses ma-waktu.
konsolidasi.
Untuk contoh tanah di m ana air porinya dapat mengalir ke arah atas dan bawah, Hdr ter Contoh
nyata sama dengan setengah tebal contoh tanah rata-rata selama konsolidasi. Untuk contoh 7.6
tanah di mana air porinya hanya dapat mengalir ke luar dalan1 sa tu arah saja, Hdr sama de
ngan tebal contoh tanah rata-rata selama konsolidasi. \ Suatu profit tanah ditunjukkan dalam Gambar 7.28. Suatu beban timbunan sebesar
2000 lb/ft 2 diletakkan di atas permukaan tanah terse but. Tentukan berikut ini:
Metode Akar-Waktu
a. Berapa air yang akan naik dalam pizometer segera setelah pemberian be ban.
Pada metode ini, grafik deformasi vs akar waktu dibuat untuk tiap-tiap penambahan be b. Berapa derajat konsolidasi pada A bila h = 20 ft.
ban (Gambar 7. 27). Cara untuk menentukan harga Cv yang diperlukan adalah sebagai beri c. Tentukan besarnya h bila de raj at konsolidasi pada titik A adalah 50%.
kut :
Penyelesa ian :
1. Gambar suatu garis AB melalui bagian awal dari kurva.
Bag ian a
2. Gambar suatu garis A C sehingga OC = 1 , 1 5 OB. Absis titik D, yang merupakan perpo
tongan antara garis AC dan kurva konsolidasi, memberikan harga akar waktu untuk tercapai Anggap bahwa penambahan tekanan air pori adalah merata pada selumh kedalaman la
nya konsolidasi 90% (yt9 o ). pisan lempung yang mem punyai ketebalan = I 0 ft.
I I I l l l l T
tl.p = 2000 lb/ft2
A
h
_j
. .
. - . ·- · .. . . . ... . .
�
\
\
\
\
r.t90
\
�\ v
'\ � I
\
\ �-.. D
1 5 ft
\
•
\1 \
\,\\\
0 B C
Waktu (akar waktu)
=
2000
h = 32,0.5 ft Batu
62 4.
UAo/o = ( 1 -
11A
Uo
) 100 = ( 1 -
20• X 62•4
32,05 X 62,4 )
100 = 37 6%
�
b. Apabila harga rata-rata dari Cv untuk rentang tekanan yang ditinjau adalah 0,003
cm 2 /deti� , berapakah waktu yang dibu tuhkan untuk tercapainya 5Q'Yr; penurunan
yang akan terjadi?
Bag ian c
Apabila tebal lapisan tanah lempung adalah 1 5 ft dan air pori dapat mengalir dalam
( )
c.
IIA
UA = 0,5
dua arah (ke atas dan ke bawah), berapakah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
= 1 - -
llo 50% konsolidasi y ang akan terjadi?
a tau
( �0)
Penyelesa ian :
0,.5 = 1 - Bag ian a
2
llA = (1 - 0,.5)2000 = HJ()() lh/ft2 penu runan pada suatu saat 3 inci
U% X 1 00 = 24, 57%
Oleh karena i tu, penurunan maksimum I .- 2 1 inci
1000
h = -- = 1n,0.3 ft Bag ian b
62,4
=-
11'-2!>1.'
t
U = 50%; pada kead� Jn air pori mengalir dalam satu arah (single drainage), T5 0
c
dr
=
Kemampumampatan Tanah 213 214 P r i nsip-p r i n s i p R e k a y a sa Geote k n i s
Pad a keadaan air pori menga.lir dalam dua arah (double drainage), panjang j arak aliran Per h i tu ngan Pen u ru n a n K o n so l idasi D i Bawah Sebuah Pondasi
m aksimum adalah = 1 5/ 2 = 7 , 5 ft. Penambahan tegangan vertikal di dalam tanah yang disebabkan oleh beban dengan luas
an yang terbatas akan bertambah kecil dengan bertambahnya kedalaman z yang diukur dari
0,003 X t permukaan tanah ke bawah. Oleh karena itu, untuk menghitung penurunan satu"dimensi
(7 , .5 X 12 X 2,.54)2
() ' 1 9
, 7 =
dari pondasi dapat digunakan salah satu dari Persamaan (7. 20), (7. 22), atau (7. 23). Tetapi,
a tau penambahan tekanan Ap p ada persamaan-persam aan tersebut seharusnya merupakan pe
0, 1 97(7 ,.'5 X 12 X 2,.'54)2
nambahan tekanan rata-rata, atau :
.
39 • 7 2 han
f;o 0 , 00.'3 x 60 x 60 x 24
= =
(7. 46)
C o n toh
7.8
di mana Apt, f¥Jm , dan Apb adalah penambahan tekanan berturut-turu t pada bagian a�,
Suatu l apisan lempung setebal 3 meter (air pori mengalir dalam dua arah) jenuh air yang tengah, dan dasar dari lapisan tanah y ang ditinj au.
dibebani tanah timbunan mengalami konsolidasi p rimer 90'/o dalam w aktu 75 hari. Tentukan
koefisien konsolidasi tanah lempung itu untuk rentang tekanan tertentu.
Penyelesaian : Contoh
7.10
Hitung penurunan lapisan lempung setebal 10 ft (Gambar 7.29) y ang disebabkan oleh
be ban yang dipikul oleh pondasi seluas 5 ft 2 • Lapisan lemp�ng itu adalah terkonsolidasi se
Karena lapisan lempung mempunyai dua arah aliran, llcJr = 3m/2 = 1 ,5 m ; T90 = 0,848. J adi cara normal. Gunakan Persamaan (7.46) untuk menghitung penambahan tekanan rata-rata
X 24 X 60 X 60) pada lapisan lempung.
() 'H48
c, (7.5
(1 ,.'5 X 100)2
=
Contoh
7.9
. . . . : : . · ·. .
· . Ukuran pondasi
Untuk contoh tanah lempung yang strukturnya belum rusak (undisturbed) dengan kete
balan 30 mm seperti dije laskan dalam Contoh 7 . 8 , berapa w aktu y ang dibutuhkan untuk ter
·
Pasir kering 5 ft X 5 ft
capainya konsolidasi 90% di laboratorium untuk rentang tekanan yang sama seperti pada
,.,
' 10 ft
1 00 lblf<
Contoh 7 . 8? Contoh t anah yang diuji di laboratorium mempunyai dua arah aliran air (two
J
�
way drainage).
'f' Muka air tanah
-1
-- ----. -- --- --- -- --
Penyelesaian :
dan
c,.t�JO(lahl
THI)
(30/2)2
=
J adi
Penyelesaian: dan berada di atas m aterial y ang elastis seperti lempung, m aka tanah di bawah pondasi itu
Untuk lempung yang terkonsolidasi secara normal, dari Persamaan (7. 20) : akan mengalami penurunan y ang merata dan tekanan p ada bidang sentuh akan mengalami
pendistribusian ulang (Gam bar 7.30b).
= CcH log Po + tlp
S
1 + eo Po
Bent� k penurunan dan distribusi tekanan p ada bidang sentuh antara pondasi dan permu
kaan tanah seperti y ang dijelaskan di atas adalah benar apabila modulus elastisitas dari tanah
di mana: tersebut adalah konstan untuk seluruh kedalaman lapisan tanah. Untuk tanah pasir y ang
Cc = 0,009(LL - 10) = 0,009(40 - 10) = 0,27 tidak berkohesi, modulus elastisitas akan bertam bah besar bila kedalamannya bertambah.
H = 10 x 1 2 = 120 in. Di samping itu, tekanan ke samping pada permukaan tanah di tepi pon dasi ternyata lebih
eo = 1 ,0
kecil. Pasir di tepi pondasi lentur tertekan ke luar, dan kurva defleksi dari pondasi tersebu t
62 , 4 ] +
10
Po = 10 ft X 'Ydry(pasir) + 10 ft ( 'Ysat(pasir) - 2( 'Ysat(lempung) - 62 , 4 ] mempunyai bentuk cembung menghadap ke bawah. Distribusi tekanan pada bidang sentuh
= 10 X 100 + 10(120.- 62,4) + 5( 1 10 - 62,4)
u n tu k pondasi lentur dan pondasi kaku (yaitu sama dengan penurunan) pada pasir ditunjuk
= 1814 lb/ft2 kan dalam Gambar 7.3 l a dan b .
( )
Penurunan segera u ntuk fondasi y ang be rada di atas m aterial y ang elastis (dengan kete
1.'5 8 = 38
balan yang tak terbatas) dapat dihitung dari pe rsamaan-persam aan y ang ditu runkan dengan
tlp, at z = 5 = 0,055p
( ��) )
menggunakan prinsip d asar teori elastis. Bentuk persamaan tersebut adalah se bagai berikut :
tlpm at = 8 = 48 0,028p - 1 - J.L2
P; - p . B IP (7. 47)
z =
( : )
E
2
dJZI. at z = 8 = 58 = 0,02p
Jadi :
(0,055 + (4 0,028) + 0,02jp l
- O , 03 1 6p
X
up
_ _
A
-
6
Tetapi,
200
p = 8 kip/ft2
= S X S
J adi,
tlp = (0,03 1 16)(8000) = 249,3 lb/ft 2
p enurunan
M asukkan harga tersebut ke dalam persam aan penurunan ( a)
og
S 0• 9 in.
- 1 + 1 1814 =
Penurunan segera atau penurunan e lastis dari suatu pondasi terj adi dengan segera setelah - · ·
· . ·
. ·, · . :
pemberian beban t anpa mengakibatkan terj adinya perubahan kadar air. Besarnya penurunan
ini akan tergantung pada ketentuan dari p ondasi dan tipe dari m aterial di m ana pondasi ter
sebut berada.
pcnurunan
Suatu pondasi lentur y ang memikul be ban merata dan terletak di atas m aterial y ang e las (b)
tis (seperti lempung yang jenuh) akan meRgalami penurunan elastis y ang berbentuk cekung Gambar 7.30. Profil penurunan segera dan tekanan pada bidang sentuh pada lempung ; (a) pondasi lcntur.
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.30a. Akan tetapi, apabila pondasi tersebut kaku (b) pondasi kaku.
Kemampu mampatan Tanah 217 Pr i n s i p- p r i n s i p R e k ayasa Geote k n is
218
P; = penurunan elastis
] Persamaan ( 7 . 4 8 ) ] .
panjang pondasi
lebar pondasi
rungan untuk mengurangi besarnya penurunan pondasi, Pi· Tetapi, apabila Persamaan (7.47)
digunakan untuk menghitung penurunan, pcrsamaan tersebut akan memberikan hasil yang
Tabe] 7 . 5 memberikan h arga faktor pengaruh untuk pondasi kaku dan pondasi lentur. Harga
konservatif ( sangat arn an ) .
harga dari m odulus Young (modulus el astisitas) dan angka Poisson untuk tipe-tipe tanah
yang berbeda-beda diberikan dalam Tabel 7.6 dan Tabel 7.7.
Perlu diperhatikan b ahwa Persamaan (7.4 7) didasarkan pad a asumsi bahwa tekanan p di
7.16
Jetakkan di atas permukaan tanah . Di dalam praktek, pondasi selalu diletakkan pada keda
Pe n u r u na n Pondasi Total
l am an tertentu di bawah permukaan tanah. Kedalam an letak pondasi mempunyai kecende-
Penurunan total suatu pondasi dapat diberikan sebagai beriku t :
S·r = S + S ., + p; (7.49)
di rnana:
Sr = penurunan total
S = penurunan akibat konsolidasi primer
Ss = penurunan akibat konsolidasi sekunder
Pi = penurunan segera .
( a)
Bilamana pondasi dibangun di atas lempung yang sang at mampumampat (very compressible) ,
maka penurunan konsolidasi akan beberapa kali lebih besar daripada penurunan segera (Pi).
:-.lod u J u , \ <•un�
l c'll l '
. . ; , ·. . · . : . ·.· . ·
Lempung lembek 250 - 500 1 380 - 3450
Lempung keras 850 - 2000 5865 " 1 3.800
1 500 - 4000 ! 0.350 - 27.600
-
Pasir lepall
(b)
Pasir padat 5000 - I 0.000 34.500 - 69.000
Gambar 7.3 1 . Tc·kanan pada hidang sentuh pacta pasir; (a) pondasi lentur, pondasi kaku. (b) * I p;;i = 6,9 k N/m
2
Pada saat ini, banyak tersedia dalam literatur contoh-contoh kejadian di m ana prinsip
dasar kemampumampatan tanah digunakan untuk memperkirakan besarnya penurunan
Pasir lepas 0,2-0,4 yang terjadi pada suatu lapisan tanah di l apangan y ang diberi penambah an beban. Dalam be
Pitsir agak padat 0,25 -0,4 berapa kej adian, besarnya penurunan y ang terj adi di lapangan adalah sama atau h ampir sama
Pasir padat (),3 -0,45 dengan besarnya penurunan y ang diperkirakan. Dalam kejadian y ang l ain, perkiraan penu
·Pasir berlanau 0,2-0,4
Untpung lent bek
runan ternyata j auh menyimpang dari penurunan yang terj adi sebenarnya di lapangan. Keti
0, 1 5-0,25
le.ntpung agak kaku 0,2-0,5
dakcocokan antara penurunan yang diperkirakan dan penurunan yang terjadi sesungguhnya
di lapangan mungkin disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain:
Penyelesa ian:
7.17
Dari Persamaan (7.47) Pen u ru nan y a n g D isebabkan o leh Beban Awal T i m bu nan u n t u k Pembangunan
R u m ah Sakit Tampa VA
pB-E--JP
1 - J.L2
Pi = Wheeless dan Sowers ( 1 97 2) telah menyaj ikan hasil pengukuran penurunan di l ap angan
yang disebabkan oleh timbunan yang digunakan untu k pembangunan Rumah Sakit Veteran
.
Diketahui: B = I m ; L = 2 m ; m 1 = L/B = 2 m / 1 m = 2. Dari Tabel 7 . 5 , untuk m 1 = 2 , 1p = · Bagian Administrasi di Tampa. Gambar 7.33 menunjukkan keadaan l apisan tanah secara
1 ,2 1 ( untuk pondasi kaku ) 1 adi: umum di m <;lna gedung terse but akan dibangun. Pacta timumnya, lapisan tanah terse but terdi
(1 - )
ri dari lapisan pasir kwarsa (quartz) setebal 1 5 sampai dengan 20 ft (4, 5 7 m sampai dengan
0,42 6 , 1 m) y ang kemudian di bawahnya terdapat lapisan tanah ber!empung ctengan ketebalan
Pi = (96)(1) (1,21) = 0,00697 m = 6,97 mm
14_ 000 yang bervariasi. Angka pori tanah berlempung terse but bervariasi dari 0, 7 sampai 1 ,4. K adar
lempung dan lanau dari tanah berlempung bervariasi dari 5% sampai dengan 7 5%. Lapisan
batu kapur (limestone) yang cerada di b awah lapisan lempung tadi adalah merupakan variasi
yang rumit dari endapan kapur kalkarius yang terkonsolidasi dengan buruk. Muka air tanah
terletak pad a kedalam an kira-kira 1 5 ft (4,57 m) di bawah muka tanah (elevasi + 25 ft).
Gambar 7.34 menunjukkan kurva konsolidasi y ang ctidapat dari percobaan di laboratorium
untuk contoh p asir berlempung dan lempung berp asir yang diambil dari lapangan pada kecta
laman yang bervariasi.
Rencana gedung rumah sakit di atas ditunjukkan dalam Gambar 7 . 3 5 (garis putus-pu
:.·.: : .
tus). Gambar 7 .33 juga menunjukkan potongan melintang dari gedung terse but. At as dasar
. ·_ . . . .
• 0
Pasir beberapa alasan, rumah sakit itu akan dibangun dengan ponctasi tikar (mat foundation). Se·
E = 1 4.000 kN/m2 perti dapat dilihat dalam Gambar 7 .33, sebagian tanah harus ctigali untuk membuat pondasi.
J.J- = 0,4 Seperti dilaporkan oleh Wheeless dan Sowers, perhitungan awal menunjukkan bahwa beban
Im gedung rata-rata dari gedung delapan tingkat pada luasan tanah terse but adalah sama dengan
p = 96 kN/m�
1
berat tanah yang digali untuk pembuatan pondasi. Dalam hal ini, penurunan akibat konso·
lidasi lapisan lempung di bawah bangunan tersebut ternyata tidak terlalu besar. Tetapi, un
tuk menyesuaikan ketinggian elevasi seperti yang nisyaratkan dalam perencanaan, dibutuh
kan suatu timbunan permanen setinggi 1 6 ft (4,88 m) di atas permukaan tanah asli untuk
memberikan jalan m asuk p acta lantai u tama di sisi timur. Ha! ini ditunjukkan juga dalam
Uk11ran pondasi I m X 2 m Gambar 7.33. Perhitungan awal menunjukkan bahwa berat timbunan ini dapat menyebab
Gambar 7.32 kan suatu penurunan sebesar 4 inci ( 1 0 1 ,6 mm) pada bagian sebelah timur dari gedung. Pe·
222 Pri nsip-pr i n si p R e kayasa Geote k n is
1, 3
"
1\1\ v B29-54 ft I
1, 2 i"
-r-- I\
t--
1--t---
I f"..
I I
r'-'
r-.1' v 7B4-28 ft!
I-
I
�
I
I
l ,l
J-,:.: ·
���r--
:;-.1 '
-
I
Pasir halus padat
II
7'\
L':;i;;:) 3
(1)
Lempung berpasir halus - pasir halus bcrlempung "'
3 t-.1\
-
7B3- r s ft
1111
r'\.
Gambut, lanau organik "0
"' 1 ,0
3
' v
D Timbunan "'
"0
or
"'
1\
1\ �� I
:J
"'
...
I- I I I
t
0
'"
-1
� \
0.
s
:J
l\� r 1r 1
"'
0 1 00'
��
:::r
..><:
r - - ---------- - - -- - - - -----, !\
<:
01)
0,9
=
� ]\
f\ f\ v 2i 2 2 r�
I I
I I
)":��
I_
I I _
li
I Gedung rumah sakit 8-tingkat I
�
I I
I I
I'\
I I
'' I 1 1 1
I
_, I """"
0,8
1 Pcrmukaan tanah
Bar at
/
I
I
26 t
: � ·. ;, , . - ,_ · :." - '· � -l\ . . _ . : , _ · :· ·,·a. . ., -.-:·u: ·u�': ':, · . ·.;_ : . ·, , . . ._ . .,_ · '. \;';.f,·. -.':\fi,: ,·
' '\:·· :'il": .'.'' -· ,-.._"o : -25
0,7 � i 1Y f
v Btl261 ft l
". ·
; • ::. ·.-, _ . , . :: :: ·: · ,
,q ·, _ _ o:. ' O o · '· , ,_ ._ , • • _ -.,-;.._ ......._, _. • . • . ,· . ·· . ·, •
_
• , _ , '.' 'l\"' 0 , ·0 • • • . ,..- . _� >o','. ·
· -75 I<
l OO 1000 1 0.000
Gambar 7.33. Penyederhanaan keadaan lapisan tanah d i daerah rumah sakit Tampa VA (menurut Wheeless dan Sowers, 1 97 2 ) .
� Tekanan, p (skala log) (lb/ft 2 )
j
Gam bar 7.34. Kurva konsolidasi lempung berpasir dan pasir berlempung (menurut Wheeless dan Sowers,
197 2).
nurunan ini akan menyebabkan lenturan dan kelebihan tegangan pada pondasi. Dengan alas
an tersebut, maka ditetapkan untu k membangun suatu timbunan sementara setinggi 26 ft
(7,93 m) di bagian depan gedung y ang akan didirikan. Bagian timbunan tersebut ditunjuk
kan dalam Gambar 7.33 dan 7.35. Timbunan sementara ini dibuat karena tegangan yang di
hasilkannya pada lapisan lempung akan lebih besar daripada tegangan y ang ditimbulkan oleh
timbunan tetap setinggi 1 6 ft (4,8 8 m) seperti y ang dibutuhkan dalam perencanaan ke tinggi
an. Timbunan sementara tersebut akan menyebabkan penurunan konsolidasi y ang. cepat.
Dalam selang waktu sekitar 4 bulan, penurunan y ang terj adi adalah sekitar 4 in. ( 1 0 1 ,6 mm)
yang ternyata sama dengan penurunan m aksimum yang akan terj adi akibat timbunan tetap
setinggi 1 6 ft (4,88 m). Pada saat itu, apabila kelebihan m aterial timbunan diambil (Gambar
7.36) dan gedung dibangun, penurunan pondasi yang akan terjadi di sebelah timur dapat
r - -,
I I r--- - ...
I I
I
J I I
I
r-- L __J
I �- , J.
__
I
3-tingkat
L --, r _j
_ _ ____
Il rJ'
t
I I ••
I I 8-tingkat lt
11
1 I 11
r _j L
l, S• Tempat pelat penurunan �
--,
I
___ ____
I :
r- - �
3-tingkat
_;
I I I
D
__ I
I I
L - - -, I
: I
L ------tF
I
I
Tampak atas
L_ Daerah timbunan
--
.J
r
1
� ·· ·· . ·. .· · • J.· i E l
I �-+- ...-:-: r . · .· > · ·· .
N
I I ]
1oo%
· l
. .· N
: . .·
• �
.0
E
0 1 00'
L-....____J
·=
"
0
� I I
�� i
Gambar 7.35. Rencana rumah sakit Tampa VA (menurut Whceless dan Sowers, 1 972).
� ....__
I
I I
I I
I Pelat I
I
\��� I no.
penurunan
r--- --
diabaikan. Teknik untuk m enghilangkan penurunan y ang mungkin terjadi pada tanah sebe -- I
t �f\1:
r--- l
I'-..
1
lum pem bangunan gedung dilakukan dinamakan pembebanan awal (preloading).
,§
�
2 I
I
8
i
.L
r-..:�
::
�1
2 " 1
delapan buah y ang diletakkan di atas permukaan tanah sebelum timbunan sementara dibuat. 5
....._ 1
=
----.:::
<:::
Gambar 7 . 3 7 m enunjukkan data hubungan waktu dan penurunan yang dicatat dari pelat pe r--- -.
"'
"" 4
N I 6
I!
3
nurunan yang diletakkan di bawah timbunan. Berikut ini adalah perbandingan antara penu
I
runan konsolidasi total yang diperkirakan dan yang diamati di lapangan sebagai akibat dari
i
3 I
I ::?
pem bebanan awal. I ._
7 :J
I
"'
I I u
D
4
I I I :J
u
"'
Lokasi pelat Penurunan yang terjadi Penurunan konsolidasi yang 0 20 40 60 80 100 1 20 140 :0
"'
A
QJ
penurunan di lapangan (in.) diperkirakan (in.) Lama dalam hari mulai dari saat awal penimbunan "<
�
QJ
Gambar 7 . 3 7. Kurva penurunan - waktu di bawah daerah timbunan untuk pembangunan rumah sakit Tampa V A (menurut Whecless dan Sowers, 1 97 2) . Cl
"'
iD
0
3 2,6 2,9 A
:J
6 2,9 3,0
7 3 ,4 3,8
(tanpa skala)
Gambar 7.36
226 P r i n s i p- p r i n s i p R e k ayasa Geote k n 1s
Kemampu mampatan Tanah 225
Wheeless dan Sowers tidak m em berikan perhitungannya secara terinci mengenai car a Walaupun beberapa asumsi telah dibuat, h arga S � 4,6 inci ternyata tidak berbeda j au h de
yang dipakai untu k menghitung penurunan konsolidasi. Tetap i, kita dapat membuat perhi· ngan besar penurunan y ang diperkirakan oleh Wheeless dan Sowers ( 1 97 2), yaitu sebesar 3
tungan awal untuk mem eriksa pangkat dari besarnya penu runan te rsebut. Dengan melihat sampai dengan 4 inci. Dengan cara membandingkan antara penurunan h asil pengamatan dan
gambar potongan lapisan tanah yang diberikan dalam Gambar 7.33, potongan melin tang Ja basil perkiraan oleh Wheeless dan Sowers tersebut di atas dan Gambar 7.37, kesimpulan beri
pisan tanah di bawah bangunan dapat diperkirakan seperti yang diberikan dalam Gambar kut ini dapat disajikan :
7.3 8. Tebal lapisan lempung diambil sekitar 1 0 ft (3,05 m). Gambar 7.34 menunjukkan kur
va e vs log p untuk be rbagai jenis tanah yang ada pada tempat di m ana gedung terse but akan 1. Dalam segala ha!, penurunan y ang diperkirakan selalu le bih besar dari penurunan
dibangun. Apabila kurva e vs Jog p dengan tanda 28 1 4-24 ft dianggap sebagai kurva rata terjadi sesungguhnya di lapangan.
rata, m aka kurva tersebut mempunyai indeks pem ampatan ( Cc) kira-kira sebesar 0,22. De 2. Hampir seluruh pcnurunan selesai dalam waktu 90 hari.
ngan menganggap bahwa lempung tcrsebut adalah terkonsolidasi secara ;10rmal (normally 3. Perbedaan antara penurunan yang diperkirakan dan yang diamati di lapangan bervari
consolidated), m aka asi antara 3 sampai dengan 1 6%, dengan angka rata-rata 1 3%.
4. Dua pertiga sampai empat per Iima dari penurunan to tal yang diamati di lapangan ter
S = _C,H
1 + eo
__ log(J.!0��) f! o
( 7. :20f jadi selama pembuatan timbunan. Kecepatan konsolidasi adalah jauh lebih besar �ari
yang diharapkan.
Dalam Gam bar 7.38, dengan m enganggap 'Yd(pasir) = 1 1 5 lb/ft 3 , 'Y(Iemp) = -y'(pasir) ""=' 60 lb/ft 3 , Whceless dan Sowers menyarankan bahwa bertambahnya kecepatan konsolidasi yang terjadi
mungkin disebabkan terutama oleh ad� nya lapisan-lapisan pasir yang tipis dan tidak teratur
di d alam lapisan lempung. Dalam Sub-bab 7. 1 1 ditunjukkan bahwa derajat konsolidasi rata
p0 ( 1.5)(1 1.5) + (10)(60) + e2Q)(60) 17:2.5 + 600 + :300 rata adalah berh ubungan dengan faktor waktu. Tv . Juga
=
=
= 262.5 lh/ff�
]Jo + tlp (26 += 1 .5 !( 11.5) +
( 10)(60) + e�) ) (60)
= 47 1 5 + 600 + :300 = .56].') 1 1 ,;n :Z
Untuk harga Tv (atau de rajat konsolidasi rata-rata) dan c,. yang scrupa, waktu t akan lebih
kecil apabila panjang aliran m aksimum (Hdr) dari air pori berkurang. Keadaan ini merupakan
Untuk harga p0 = 2625 lb/ft2 , kurva konsolidasi memberikan harga e0 ""=' 0, 9. J adi
penyebab terjadinya konsolidasi y ang le bih cepat di daerah terse but.
,S
i_0 ,2;m_1_o} 1 , ( .'561.'5 ) 0 ,:11-> 1.t 4,6 i n .
Pcmbangunan gedung rum ah sakit V A seluruhnya selesai pada awal tahun 1 970. Tidak
1 + o,g og 26 2.5 ada penurunan pondasi y ang terjadi.
= =
=
. : ·· . . . . · · ·
1
. · ·
..
'
Soal-soal
7.1 Hasil dari uji konsolidasi di l aboratorium terhadap suatu contoh lempung diberikan
Timbunan
26 ft di bawah ini:
23.94 I,112
47,88 1 , 1 05
9 5 , 76 1 ,080
1 9 1 ,5 2 0,985
3 83 ,04 0,850
766,08 0,73 1
Gambar 7 . 3 8. Perkiraan profil tanah yang d igu nakan untuk 7.2 Suatu profil tanah ditunjukkan dalam Gambar 1'7.2. Apabila bcban mcrata !);p bcker
mcnghitung bcsarnya pcnurunan. ja pada pennukaan tanah, berapakah besar pcnurunan l apisan lcmpung yang terjadi
.I
sebagai akibat d ari konsolidasi p rimer? Anggaplah bahwa p asir di atas muka air tanah
adalah kering. Diketahui: ./¥J = 1 000 lb/ft 2 , H 1 = 23 ft, H = 1 7 ft, H 3 = 8 ft.
I
y
G, = 2,65
Muka air tanah
(Anggap bahwa lapisan lempung adalah terkonsolidasi secara normal . )
Pasir
t.p . 10 �t · . ·. . e = 0,6 ·
.
·
. .· ·. · - : ,
.· .• +.: : ·, : .·- �· ·- : .G, � _�6� '
. : } :
t
_: :
.
. ·. .. , :-:r .. .. _ .. _: __·- < ::· :· �: .. :: :· ·. : : ·:. > :: ·. : : :
_
: · < :: , ::·.... ... �·-:·-_ :: .. ..· ··' ::
1 0 ft
Lempung
w = 30%
H3 · · · · ·· · · G, = 2,7
_ _
batas plastis = 35
!
·
· Pasir
!
·
r
Batu
Lempung
Angka pori = e
7.7 Koordinat dua buah titik p ada kurva pemampatan asli (virgin compression curva)
. .· : . . : : . . .·. ·. : .. . . . : : . . .· . .· · adalah sebagai berikut:
· ·. : .
. ' � ·.
. . ·. .
Pasir ·
7.3 Kerjakan lagi Soal no. 7.2 untu k Ap = 87, 1 4 kN/m 2 , H 1 = 4 m, H = 3,2 m, H 3 = a. Tentukan koefisien pemampatan volume (mv) untuk tekanan dalam rentang
2
1 m. (range) yang disebutkan di atas.
b. Apabila koefisien konsolidasi untuk tekanan dalam rentang tersebut adalah
pasir : J:dry = 14,6 kN/m3 Ysat = 17,3 kN/m 3
0,0023 cm2 /detik, tentukan koefisien rembesan (cm/detik) lapisan lempung yang
lempung : Ysat = 19, 3 kN/m 3 LL = 38, e = 0,75 bersesuaian dengan angka pori rata-rata.
7.4 Apabila lapisan lempung pada Soal 7.2 sudah pernah mengalami konsolidasi dan te 7.8 Untuk kurva pemampatan asli seperti yang dijelaskan dalam Soal 7.7, berapakah ang
kanan p rakonsolidasi rata-rata adalah 2600 lb/ft2 , berapakah penurunan konsolidasi ka pori yang bersesuaian dengan suatu tekanan sebesar 6 5 1 , 1 7 kN/m 2 ?
P' 'Tier yang akan terjadi sebagai akibat dari beban timbunan sebesar 1 000 lb/ft 2 ?
Uji konsolidasi di laboratorium terhadap suatu contoh tanah setebal 2 5 mm, di m ana
An·�ga: ' . = 1 /6 Cc.
7.9
air pori dapat mengalir ke luar melalui bagian atas dan bawah contoh tanah, menun
jukkan bahwa konsolidasi 50% terjadi selama 1 1 menit.
7.5 Suatu profil tanah diberikan dalam Gambar P7.5. Tekanan prakonsolidasi adalah a. Be rapakah waktu y ang dibutuhkan oleh lapisan lempung y ang sama di lapangan
3400 lb/ft2 . Perkirakanlah penurunan konsolidasi primer yang akan terjadi sebagai dengan tebal 4 m, di m ana air pori hanya dapat mengalir ke arah atas saja, untuk
akibat d ari be ban timbunan t:.p = 1 500 l b/ft2 • Anggap C.� = 1 /5 Cc. mencapai konsolidasi 50'%?
b. Tentukan waktu yang dibutuhkan oleh lapisan lempung y ang sama di lapangan, se
7.6 Apabila koefisien konsolidasi untuk lapisan lempung dalam Soal no. 7.2 adalah perti dijelaskan dalam bagian a, untuk mencapai konsolidasi 70'%.
0,00 1 8 cm2 /detik, berapakah waktu yang dibutuhkan agar 60% dari konsolidasi p ri
mer tercapai? (Anggap bahwa penam bahan tekanan air pori dalam lapisan lempung 7.10 Selam a uj i konsolidasi di laboratorium, waktu dan skala ukur (dial gauge) yang dicta
tersebut selama pembebanan adalah seragam.) Berap akah besar penurunan konsoli pat dari penambahan tekanan pada contoh tanah dari 0,5 ton/ft2 sampai 1 ton/ft2
dasi total pada saat itu? diberikan di bawah ini:
__,
Waktu Pembacaan Waktu Pembacaan Waktu u ntuk konsolidasi 50'7o (t5 0 ) = 2,2 me nit
(menit) alat ukur (menit) alat ukur Tentukan koefisien rembesan contoh lempung tersebut untuk rentang pembebanan
(in. x 1 0- 4 ) (in. X J 0-4 ) seperti disebutkan di atas.
0 1 565 16,0 1800 7.1 5 Suatu pondasi menerus ditunjukkan dalam Gambar P7. 1 5. Dengan menggunakan "di
30,0 1865
0,1 1607
agram pengaruh" dari Newmark (Bab 6), tentukan tegangan-tegangan vertikal pada
0 ,25 1615 60,0 19:38
1625 120,0 2000 titik A. B, dan C yang disebabkan oleh be ban yang harus dipikul oleh pondasi terse
1640
0,5
2050 bu t.
20110
1 ,0 240,0
2,0 1 66:3 4110,0
4,0 1692 960,0 2100 7.16 Hitung penurunan pondasi y ang dijelaskan dalam Soal 7. 1 5 yang disebabkan oleh
2112
8,0 1740 1440,0
konsolidasi lapisan lempung. Diketahui :
Pasir: e = 0,6, Gs = 2 ,6 5 , derajat kejenuhan pasir di atas muka air tanah = 3 0%.
a. Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsolidasi 50% (t5 0 ) dengan Lempung: e = 0,85 ; Gs = 2,75, LL = 4 5 ; lempung adalah terkonsolidasi secara nor
menggunakan me tode logaritma-waktu. m al.
b. Tentukan waktu yang dibutuhkan untu k mencapai konsolidasi 90% (t90) dengan
7.17 Perkirakan besarnya penurunan segera dari suatu pondasi yang berbentuk lingkaran
menggunakan metode akar-waktu (m 1).
dengan diameter 4 ft yang dibangun di atas lapisan lempung yang tidak jenuh. Diketa
hui: be ban total yang harus dipikul oleh pondasi = 19 ton, H(le m pung) = 1 000 lb/in ,
c. Apabila tinggi rata-rata dari contoh tanah selama konsolidasi akibat penambahan 2
2
dan /J. = 0,2. Anggap bahwa p ondasinya adalah kaku.
beban dari 0,5 t /ft 2 sampai I t/ft adalah 0,88 in. , dan air pori dapat mengalir ke
arah atas dan bawah, hitunglah koefisien konsolidasi dengan menggunakan t5 0 dan
t9 0 yang didapat dari bagian a dan b d1 atas. 7. 1 8 Perkirakan penurunan segera dari pondasi yang berbentuk bujursangkar yang kaku
d. Diskusikan kemungkinan-kemungkinan alasan yang menyebabkan perbedaan har dengan panjang sisi-sisinya = 3 meter yang dibangun di atas lapisan pasir yang lepas.
ga Cv y ang didapat dari bagian c di atas. Diketahui: beban yang harus dipikul oleh pondasi: 7 1 1 kN, p = 0,3 2, E(pasir) =
1 6 ,200 kN/m2
7. 1 1 Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsolidasi 50% suatu contoh lempung se
tebal 25 mm (air pori dapat mengalir ke arah atas dan bawah) di laboratorium adalah Beban = 2 1 5 kN/m'
+
2 menit 20 detik. Berapa lama (dalam h ari) waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
konsolidasi 50% oleh tanah lempung y ang sama setebal 3 meter di lapangan yang di
sebabkan oleh penambahan tekanan y ang besarnya sama dengan tekanan yang dibe ri
7.12 Untuk Soal no. 7 . 1 1 . Berapa lama ( dalam hari) waktu yang dibutuhkan untuk men
capai konsolidasi 30% di lapangan? Petunjuk: Gunakan Persamaan (7 .42). 1 ,5 m
I Pasir
I � tanah
7.13 Untuk suatu lempung y ang terkonsolidasi secara normal diberikan : �
•
I I I
Muka
1 ,5 m
·.
e = 0,98
: . .. ::_ :_:... : .: :. .: . . . . : .· : B
Koefisien rembesan (k) lempung tersebut untuk rentang pembebanan di atas adalah
1
2,0 x 1 0-4 ft/hari. �--- 3 m ----
a. Berapa lama (dalam hari) w aktu y ang diperlukan untuk mencapai konsolidasi
50% dari lapisan tanah lempung setebal 1 0 ft (air pori dapat mengalir ke luar
melalui dua arah) di lapangan? 3m
j
Lcmpung
b. Berapakah besar penurunan pada saat itu? (yaitu p ada konsolidasi 50%)?
7.14 Dari uji konsolidasi d i laboratorium terhadap suatu lempung (air pori mengalir ke
luar melalui dua arah ) didapatkan hasil-hasil sebagai beriku t:
Tebal contoh tanah lempung yang diuji = 2 5 mm.
P 1 = 50 kN/m2
J>asir
Ct = 0,92
Pz = lOO kN/m2 e2 = 0,8 Gambar P.7. 1 5
c, indeks pemuaian
V, volume bu tiran tanah
c, indeks pemampatan sekunder
Vc volume pori
C"' + ep )
Vro
G /( 1
volume pori awal
Cc koefisien konsolidasi
kecepatan debit pada arah sumbu z
d,J d.;o pem bacaan alat ukur pada konsolidasi primer 0%, 50%, dan I OClo/r�
Uz
d wo
buat bu tiran tanah
, ,
w,
E modulus Young
kadar air
e
IC
angka pori
u�·.\ kadar air asli
ea angka pori awal
i arak
eP Yunani
,.
Acuan
Casagrande, A. ( 1 9.'3 6). ''Detc n n i n a t i o n of the l'rccou'>o l i dation Lo.td and I ts Practical
Significance , " Proceedings, 1 s t I nternational Conference on Soil .\lechanics ami
Foundation E ngineering, Cambridge:, Mass. , Vol . .'3, 60-64 .
Casagrande, A . , and Fad u m , H. E . ( 1 940). " 1\:otcs on Soil Te st i n g for Engineering BAB
Purposes, " Harvard U n ivers i t y Graduate School Engineering Publication No. 8.
Crawfi:>rd, C . B . ( 1 964). "Interpretation of the Consolidation Te s t s , " journal of the Soil
Mrclwnics and Forwdations Didsion, A S C E , Vo l . 90, No. S .\15, 9:3- 108 .
8
Hough , B . K . ( 1 957). Basic Soils Engineering, l s t eel . , The Honald Press Company , New
York. Pemadatan Tanah
Leonards, G. A . , and A ltschaefll, A . G. ( 1 964). "Compressihility o f C lay , " j uu nwl of tlw
Soil Mcclumics a n d Fou n dations Division , A S C K Vol . 90. No. S .\1 5 , 1:33- 1 56.
M esri, C . ( 1 97.'31. "Coeffic i e n t of Secondary Compression , " jou rnal of tire Soil Mcclw n
ics a n d Fmwdations D i visio n , ASCE, Vol. 99, N o . S !'v1 l , 1 22- 137.
N i shida, Y. ( 1 9.'5fi). "A Brief Note o n Compression Index of S o i l s , " Journal of tlw S oil
Mecha n ics (Ill({ Foundations Division, A SC E , Vol . H2, No. SM.'3, 1027- 1 - 1 027- 1 4 .
fk nd on - l l c rn To , 0 . ( I DHO) . " l ! n ivcrsal Colll()r<'ssion l ndcx Equat ion , " J o u n w l o f tlw
Cr:ofeclmir:a/ 1: 11gincering Dirisirm, A S C : E , Vol . J OG , No. CT1 1 , 1 1 79- J 200.
Schleicher, F. ( 1 92fi). "Zm Thcorie d e s Ba u g r u ndes , " !3auingellieu r·, \'ol . 7, 9.'3 1 -935,
949-952.
Schmertmann, J . H . ( 1 9.53). "Undi s t u rb e d Consolidat ion Behav�or of C l ay , " Tr·a rts
actions, A S C E , Vol. 1 20, 1 20 1 .
Skl'mpton, A. \V. ( 194·1). "Notes on the C o m p r es s i b i l i t y of C l ays, .. Qua rtcrly ]oumal of
Pada pembuatan timbunan tanah u ntuk jalan raya, dam tanah, dan banyak struktur tek
thl' Geologica l Society of Lorulon , Vol . 100, J H J- ] .'3.'5.
nik lair.nya, tanah y ang lepas (renggang) haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat vo
TaY! or . D. \V. ( I �) 121. " H('warch on Coll'olidat ion of C l ays, .. Sl'da/ No. 82 , l kpart nwnt lumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga de
of ( :ivil and San i tarv E n g i n('ning, .\ l assa<'h n s d t s I n s t i t u t e of T<·cl mologl·, ngan demikian meningkatkan day a dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengu
Ca m b r i dge, :\ l assaehusl'lts. rangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng
Tailor, D . \V. ( 1 9 t H) . Frm rla mr•rttals of Soil Mf 'f.·lwH ics, W i le�·. New York . timbunan (embankments). Penggilas besi berpermukaan halus (smooth-wheel rollers), dan
Terzaghi, K . ( 1 92.5). E rdl)(J wneclur n ik rmf BodniJIIliJSikalischcr Gnm dlage, D <' u tic h ke . penggilas getar (vibratory rollers) adalah alat-alat y ang umum oigunakan di lapangan untuk
V i e n na. pemadatan tanah. Mesin getar dalam (vibroflot) juga banyak digunakan untuk memadatkan
Tcrzagh i , K . ( 1 9.t.'3). Theoretical Soil ;\lechaHics. Wi l e y , New York.
tanah berbutir (granular soils) sampai kedalaman yang cukup besar dari permukaan tanah.
Te rzagh i , K . , and Pe c k . H . B . ( 1 967). Soil Mccha11 ics in E ngi11eel'ing Practice, 2nd cd . .
Cara pemadatan tanah dengan sistem ini disebut vibroflotation (pemampatan getar apung).
\V iky, N cll' York.
Dalam bab ini secara agak terinci dibahas beberapa prinsip pemadatan tanah baik di labora
\VlH'ekss. L. D . , a n d Sowns, C. F. ( 1 972). " \fat Fo1 1mlat ion and !'reload Fill. \':\
torium maupun di lapangan.
l l o spi t a l . 'l;u npa, · · l'rr )('f'l'rli llgs, S p( 'ciall\· Conkn· ncc on l'erformann· of Earth and
Eart h - S n pport <·d S t r u d t m· s , AS< : 1·:. Vol . I , Part 2. \l:JD-DS I .
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka
be rat dari j umlah bahan p ad at dalam tanah persatuan volume juga meningkat secara bertahap
pula. Misalnya, pada w = w 1 , berat volume basah dari tanah sama dengan :
Diameter
4 ,5 in.
I-- ( 1 1 4, 3 mm) --J
··
Butiran
padat
tanah
Perpanjangan
r1
I I
Air
Butiran ....,t---+-Diameter
padat 4 in. Tinggi jatuh =
tanah ( 101,6 mm) 1 2 in.
4,584 in. (304,8 mm)
( 1 16,43 mm)
0 w2 t
Berat
Kadai air, w
(a) penumbuk= 5 , 5 lb
(massa = 2,5 kg)
Gambar 8 . 1 . Prinsip pemadatan.
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w 2 (lihat Gambar 8. 1 ), adanya penambahan kadar
air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Ha! ini disebabkan karena w
y= (8. 1 )
air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat di V(m)
-
tempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. K adar air di m ana harga berat volume kering
di mana:
m aksimum tanah dicapai disebut kadar air optimum.
Percobaan-percobaan di l aboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan berat W = berat tanah y ang dipadatkan di dalam cetakan
volume kering m aksimum dan kadar air optimum adalah Proctor Compaction Test ( Uji V(m) = volume cetakan (= 1 /30 ft 3 = 943 , 3 cm 3 ) .
Pemadatan Proctor, menurut nam a penemunya, Proctor, ! 933). Cara dan prosedur untuk
melakukan percobaan terse bu t akan dibahas dalam uraian-uraian beriku t. Juga pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah y ang dipadatkan tersebut dapat
ditentukan di laboratorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat volume kering 'Yd dari ta
nah tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
8. 2
y
'Yd =
Uii Proctor Standar (Standard Proctor Test)
l +
(8.2)
w(%)
Pada uji Proctor, tanah dipadatkan dalam sebuah cetakan silinder bcrvolume I /3 0 ft 3 lOO
(=943 ,3 cm 3 ). Diameter cetakan tersebu t adalah 4 in. (= I 0 I ,6 mm). Sel am a percobaan di la
boratorium, cetakan itu dikelem pada sebuah pelat dasar dan di atasnya diberi perpanjangan
Guga berbentuk silinder) seperti terlihat pada Gambar 8. 2a. Tanah dicampur air dengan ka di man a w(%) = persentase kadar air.
dar yang berbeda-beda dan kemudian dipadatkan (Gambar 8.3) dengan menggunakan pe Harga 'Yd dari Persamaan (8.2) tersebut dapat digambarkan terhadap kadar air untuk
numbuk khusus. Pem adatan tanah tersebut dilakukan dalam 3 (tiga) lapisan {dengan tebal mendapatkan berat volume kering m aksimum dan kadar air optimum. Gambar 8.4 menun
tiap lapisan kira-kira 1 ,0 in.) dan jum lah tumbu kan adalah 25 X setiap lapisan. Berat penum jukkan suatu grafik hasil pemadatan suatu tanafi. lempung berlanau.
buk adalah 5 , 5 lb (massa = 2.5 kg) dan tinggi jatuh sebesar 1 2 in. (= 3 04,8 mm). Untuk setiap Prosedur pelaksanaan Uji Proctor Standar telah dirinci dalam ASTM Test Designation
percobaan, berat volume basah r dari t anah y ang dipadatkan terse bu t dapat dihitung sebagai D-698 dan dalam AASHTO Test Designation T-99.
beriku t: Untuk suatu kadar air tertentu , berat volume kering m aksimum secara teoritis didapat
Pemadatan Tanah 237 238 P r i ns i p-prinsip R e k ayasa Geotek n is
1 25 r-------r--r--�--�
1 9, 5
19
1 20
-a; 1 8 ,5 'S
�._,
� 'Yd maksimum �
oii �
._,
·;:::: 1 1 oii
= 5
·;::::
,..
""
18 =
E
"' "'
""
0 E
::> "'
0
> ::>
EG) 1 7 ,5 �
>
CO "'
...
G)
CO
1 10
17
Kadar air
optimum
1 05 1 6,5
5 10 15 18
Kadar air, w (%)
Gam bar 8.4. Hasil uj i pcmadatan Proctor standar untuk lcmpung berlanau.
Gs'Yw Yw
'Yzac = 1 + wG s 1 (8.3)
w+
Gambar 8.3. P�rnada tan tanah dengan rnenggunakan pen urn buk Proctor standar .
G_,
di mana w = kadar air.
bila pada pori-pori tanah sudah tidak ada u daranya lagi, y aitu pada saat di mana derajat keje Untuk mendapatkan variasi dari 'Yzav terhadap kadar air, gun akanlah prosedur beriku t:
nuhan tanah sama dengan 1 00%. J adi, berat volume kering m aksimum (teoritis) pada suatu
kadar air tertentu dengan kondisi "zero air voids" (pori-pori t anah tidak mengandung udara 1. Tentukan berat spesifik butiran padat tanah.
sama sekali) dapat ditulis sebagai: 2. Cari berat volume air ('Yw).
3. Tentukan sendiri beberapa harga kadar air w, misalnya 5%, 1 0%, 1 5%, . . . dan sete
rusnya.
- G,y"' Gunakan Persamaan (8.3) untuk mencari 'Yzav dari kadar-kadar air tersebu t.
'Yzat: -
1 + e
4.
Gambar 8.4 juga menunjukkan variasi dari 'Yzav terhadap kadar air dan tempat kurva ter
di m ana: sebut terhadap kurva pemadatan. Dalam keadaan apapun, kurva pemadatan tidak mungkin
mcmotong (menjadi di sebelah kanan) kUJva zero air voids te rse but.
'Yzav berat volume pada kondisi zero air voids
'Yw berat volume air
e
8.3
angka pori
Cs F a k tor-fa ktor yang Mern pengaru h i Pernadatan
= berat spesifik butiran padat tanah.
Pada sub-bab terdahulu ditunjukkan bahwa kadar air mempunyai pengaruh yang bcsar
Untuk keadaan tanah j enuh 1 00%, e= wGs ; j adi tcrhadap tingkat kepadatan yang dapat dicapai oleh suatu tanah. Di samping kadar ai r, fak-
tor-faktor lain yang juga mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pcmadatan. 120 r-------.---, 18,86
Pentingnya kedua fak tor terakhir ini akan dijelaskan secara lebih terinci dalam uraian beri
18,5
kut.
piler pada tanah. Pada kadar air yang lebih rendah , adanya tegangan terik kapiler pada pori �
�
105
pori tanah mencegah kecenderungan partikel tanah untuk bergerak dengan bebas untuk men
jadi lebih padat. Kemudian tegangan kapiler tersebut akan berkurang dengan bertambahnya 1 6,5
kadar air sehingga partikel-partikel menjadi mudah bergerak dan menjadi lebih padat.
.
Lee d an Suedkamp ( 1 972) telah mempelajari kurva-kurva pem adatan dari 3 5 je nis ta
nah. M � reka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah tersebut dapat dibedakan
hanya menjadi empat tipe umum . Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 8.6. Kurva pema
datan tipe A adalah kurva yang mempunyai hanya satu puncak. Tipe ini biasanya ditemu
16
kan pada tanah-tanah yang mempunyai batas cair antara 30 dan 70. Ku rva tipe B adalah un 100 5'---
10 15 20---'---' 15,72
Kadar air.
tuk tipe yang mempunyai satu-se tengah puncak, dan kurva tipe C adalah untuk yang mem
punyai puncak ganda. Kurva-kurva pemadatan tipe B dan C dijumpai pada tan ah-tan ah de w (';{ )
ngan batas cair kurang dari 30. Tipe ku rva pemadatan D adalah tipe yang tidak mempunyai
puncak tertentu. Tipe ini dise but sebagai berbentuk ganj il. Tanah dengan batas cair lebih be pcmadatan
Gam bar 8.5. Bt•ntuk umum kurva pat jenis tanah untuk em (ASTM D-6 9 8 ).
sar daripada 70 kemungkinan mempunyai bentuk kurva pemadatan seperti tipe C atau D.
Energi yang dibu tuhkan untuk pemadatan (E) pada uji Proctor standar, yang telah di gunakan Persamaan ( 8 .4), ene rgi pemadatan per satuan volume untu k masing-masing perco
( ) ( )
bahas pada sub-bab 8 . 2 , dapat ditulis sebagai berikut: baan juga dapat dicari. Hasilnya dapat dilihat pada tabcl beriku t :
jumlah
tumb� kan x
�umlal�
� apisay X
( berat
penumbu �
\
x
tinggi
jatuh
A
,= pelaptsan' penumbuk
(8.4) : '
volume cetakan
a tau
* I ft-lb/ft 3 = 47 ,88 J j m 3
Bila usaha pemadatan per satuan volume tanah berubah, kurva pcmadatan juga akan beru
Dari tabcl di atas dan Gambar 8 . 7 terlihat bahwa:
bah. Hal ini dapat dil ihat pada Gambar 8.7. Gambar tersebut menunjukkan empat buah kur
va pemadatan untuk tanah lempung berpasir. Cetakan dan penurnbuk seperti pada Proctor a. bila ene rgi pem adatan bertambah , harga berat vol ume kering maksimum tanah hasil
standar digunakan untuk memperoleh kurva-kurva pemadatan te rse bu t. Tetapi, jumlah tum pemadatan juga bert ambah , dan
bu kan perlapisan bervariasi mulai dari 20 sampai 50 (tumbukan per lapisan ). Dengan meng- b. bila ene rgi pemadatan bertambah. harga kadar air optimum berku rang.
Pemadatan Tanah 241 242 Pri nsip-p r i nsip Rek ayasa Geote k n is
Lempung berpasir
Batas cair 3 1=
Batas plastis 2 6 =
19
1 20
e
.::--
..:::
....
�
Tipe A Tipe B ;s 1 1 5
., 18
�
�
._, ._,
;:::
<: .s
....
! G, = 2,7)
. .;.:
<!) 0)
.;.:
s \ s
" 0)
lapis
-=
0
1 10 ::I
';;.;
>
\ 25 Tumbukan/lapis ';;.;
>
.... ....
\
( a)
@0
(b) " 17 0)
:Q :Q
CD
105 20 Tumbukan/
lapis
16
100 1 5,2
10 12 14 16 18 20 22 24
Kadar air, w (%)
Gambar 8.7. Pengaruh c nergi pemadatan pada pemadatan suatu lempung berpasir.
Tipc C Tipe D
Berpuncak ganda Berbentuk"ganjil
Uji Proctor yang dimodifikasi ini disebut Uji Proctor Dimodifikasi (ASTM Test Designation
D- 1 5 57 dan AASHTO Test Designation T- 1 80). Untuk pelaksanaan uji Proctor dimodifi
Kadar air Kadar air kasi ini, dipakai cetakan yang sama dengan volume l /3 0 ft 3 (944 cm 3 ) se bagaimana pada
(d) uji Proctor standar. Tetapi tanah dipadatkan dalam I ima lapisan dengan menggunakan pe
numbuk seberat 1 0 l b (massa = 4,54 kg). Tinggi j atuh penumbuk adalah 1 8 in. (457,2 mm).
(c)
Gambar 8.6. Bermacam-macam tipc kurva pemadatan yang scring dijumpai pada tanah.
Jum1ah tumbukan per l apisan adalah te tap yaitu 25 kali sebagaimana pada Proctor standar.
Gambar 8 . 8 menunjukkan perbandingan antara penumbuk yang dipakai pada uji Proctor
standar dan Proctor dimodifikasi. Energi pemadatan y ang dilakukan dalam uji dimodifikasi
Pernyataan di atas juga berlaku untuk semua jenis tanah. Tetapi harap dicatat bahwa dapat dihitung sebagai berikut:
tingkat kepadatan suatu tanah tidak langsung sebanding (proporsional) dengan usaha pema
datannya, untuk desain yang ekonomis di lapangan, suatu harga batas atas dari energi pema ( 5 1apisan) ( 2 5 tumbu kan/lapisan) ( 1 0 l b ) ( 1 , 5 ft/jatuhan)
datan haruslah ditentukan lebih dahulu.
( 1 /30 ft 3 )
Usaha pemadatan
rendah
Kadar air
Gambar 8.9. Pengaruh pemadatan pada struk tur tanah lempung (menurut Lam be, 1 95 8a).
Gambar 8.8. Perbandingan antara penumbuk yang dipakai pada uji Proctor standar dan uji Proctor dimo kadar air yang rendah. Bila kadar air ditambah, sebagai terlihat pada titik B, maka lapisan
difikasi . ganda terdifusi di sekeliling partikel tanah akan mengembang; sehingga terjadi peningkatan
gaya tolak-menolak antar partikel-partikel lempung dan akan menghasilkan tingkat flokulasi
yang lebih kecil dan berat volume kering yang lebih besar. Bila kadar air terus ditingkatkan
8.5
dari B ke C, m aka lapisan ganda juga akan se m akin mengem bang dan gay a tolak-menolak
Spefisi kasi ASTM dan AASHTO untu k Uj i Pemadatan antar partikel juga akan sem akin meningkat. Ha! ini akan menghasilkan suatu tingkat orien
tasi partikel yang tetap lebih besar dan suatu struktu r terdispersi yang lebih banyak atau le
Pacta pembahasan-pembahasan terctahulu, spesifikasi yang ctiberikan untuk uji Proctor bih sedikit. Akan tetapi, berat volume kering dari tanah kemudian akan berkurang karena
menurut ASTM ctan AASHTO ctengan volume cetakan sebesar 1 /30 ft 3 ctan jumlah tum penam bahan air tadi akan memperkecil konsentrasi partikel-partikel padat dari tanah per sa
bukan 25 kali per lapisan pacta umumnya ctipakai untuk tanah-tanah berbutir halus yang lo tuan volume.
los ayakan Amerika No. 4. Sebenarnya, pada m asing-masing u kuran cetakan masih acta em Pada suatu kadar air tertentu , u saha pem adatan y ang lebih tinggi cenderung menghasil
pat metocte l ain y ang ctisarankan, yang berbecta-becta menurut u kuran cetakan, jumlah tum kan lebih banyak partikel-partikel lempung dengan orientasi y ang sejajar, sehingga lebih ba
bukan per lapisan, ctan u kuran p artikel tanah maksirnum p acta aggregat tanah y ang ctipactat nyak struktur tanah yang terdispersi. Partikel-partikel tanah le bih de kat satu sam a lain dan
kan. Ringkasan ctari me tode uji terse but ctapat ctilihat p acta Tabel 8. 1 . dengan sendirinya didapatkan berat volume ) :mg lebih tinggi. Ha! ini dapat dilihat dengan
m em bandingkan antara titik A dan E pad a Gan b:lf 8. 9.
8.6 Gambar 8. 1 0 menunjukkan variasi dari tmgkat orientasi partikel-partikel tanah terha
Stru ktur dari Tanah K ohesif yang D i padatkan dap kadar air dari tanah lempung Boston yang dipadatkan. Penyelidikan oleh Seed dan
Lam be (I 95 8a) telah menyelictiki pengaruh pemactatan terhactap struktur tanah lempung, Chan (1 959) juga memberikan hasil yang serupa untuk tanah lempung kaolin yang dipadat
ctan hasil penyelictikannya terlihat dalam Gambar 8.9. Bila lempung ctipactatkan ctengan kactar kan.
air pacta sisi kering ctari kactar air optimum , ctiwakili oleh titik A , tanah tersebut akan mem
8. 7
punyai struktur tertlokulasi. Ha! ini disebabkan .karena pada kactar air yang renctah, lapisan
Pengaruh Pemadatan pada Sifat-sifat Tanah Berkohesi
gancta terctifusi dari ion-ion yang menyelimuti partikel tanah lempung tersebut tictak ctapat
sepenuhnya berkembang; jacti, gaya tolak-menolak antar- partikel-partikel juga berkurang. Pemadatan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur tanah berkohesi. Peru
Sebagai hasilnya ctictapat suatu struktur tanah dengan arah partikel yang relatif acak p ada bahan-perubahan tersebut meliputi perubahan p ada daya rembes (permeability), kemampu-
246 P r i n s i p - p r i ns i p Rekayasa Geote k n is
100 Scjajar
s=
75
.s"'
.n
"'
;::;
"
-�
"'
0
25
1140
Acak
1 10
CD
D -fiCJ.'J : ! So-:.
Q)
�
Q_
\ST\1 \ \ S I IT O T-'J'J
17
\ST\1 I ) \ .\ S I I TO T- i '-,1 1
Q)
�!ctodc
:::>
\ l c t uck � i c· t u dc· \ k t o ck \ ! e tude \ l l' t u dc '\lc t ( ) (k \ k t u dc·
B I B I· f)
__,
Q)
106
1 \• n t c Li som .\ ( · IJ :::>
Q)
E
::;,- ......
�
-:-- "'
Cetakan:
l/30 l/30 1/13,33 1/30 1/13,33
.::::
;e
1/13,33 1/13,33 ....._
�
Volume ft� 1130
--::;,
cm� 943,9 2124,3 943,9 2124,3 943,9 2124,3 943,9 2124,3
4,58 4,58
102
4,58 4,58 4,58
._,
16
Tinggi in. 4,58 4,58 4,58 ...... ""
'"'
......
mm 1 16,33 ll6,33 116,33 116,33 116,33 116,33 116,33 116,33
·§"
""
Diameter 4 4
-"'
in. 6 4 6 4 6 s=
-"'
·;::::
mm 101,6 152,4 101,6 152,4 101,6 152,4 101,6 <l.)
98
"'
.Berat {massa)
5 E
s= "'
lb
0 2
pe11umbuk 5,5 5,5 5,5 5,.5 lO 10 10 I6
kg 2,.5 2,5 2,5 2,5 4,54 4,54 4,54 4 ,54
15
;> 0
';;
;>
� '"'
TinggiJa tuh
12 18 18
94
penurobuk in. 12 12 12 18 18
.mm 304,8 304,8 304,8 304,8 457,2 457,2 457,2 457,2 :::0
• Energi pemadatan tinggi 0)
:::0
Jumlah lapisan
Energi pemadatan rendah
3 5
•
tanah 3 3 3 5 5 5
9010
Jumlah puku lan
12
tiap lapis 25 56 2.5 .56 25 56 25 56
-
Fraksi tanah
Kadar air (% )
yang diuji
lolos ayakan No. 4 No. 4 3/4 i,n. 3/4 in. No. 4 No. 4 3/4 in. 3/4 in. '
�
(11
mampatan ( compressibility ), dan kekuatan dari tanah. Gam bar 8. 1 1 menunjukkan hasil uji
� rem besan (Bab 4) dari tanah lempung berpasir J am aica. Contoh tanah yang digunakan dalam
percobaan tersebut dipadatkan pada berbag�i kadar air dengan usaha pemadatan y ang sama.
Harga koefisien rembesan, yang menunjukkan ukuran mudah-sukarnya air merembes mele
wati suatu tanah, akan berkurang dengan bertam bahnya kadar air. Harga koefisien rembesan
tersebut mencapai minimum kira-kira pada kadar air optimum. Sesudah kadar air optimum
tersebut, koefisien rembesan akan sedikit bertambah. Harga koefisien rembesan yang tinggi
pada sisi kering dari kadar air op timum adalah karena orientasi y ang acak dari p artikel-p ar
tikel lempung yang menghasilkan susunan ruang-ruang pori yang lebih besar di dalam tanah.
Sifat-sifat keman1pumampatan satu-dimensi (Bab 7) tanah lempung y ang dipadatkan pa
da sisi-ke ring dan sisi basah dari kadar air optimum d apat dilihat pada Gambar R. l 2 . Pada tc
·
kanan yang rendah, suatu tanah yang dipadatkan pada sisi-basah dari kadar air optimum
akan lebih mu dah memampat (compressible) diban dingkan tanah y ang dipadatkan pada sisi
kering dari kadar air optimum. Hal ini terlihat pada Gambar 8. 1 2a. Pada tekanan yang besar,
kecenderungan tersebut menjadi sebaliknya; dan hal ini terlihat pada Gambar 8. 1 2b. Untu k
l Q- 5
"'
'E
"0
$
c::
-'< Pemadatan kcring atau
�
� contoh tanah yang
"'
l Q-6
/
tak terganggu
s
.0 ...
0
....
0.
" "'
-"'
<=
·�
""
c::
'-'
<
;.::
0
�
1 0- 7
1 30
- - - Menunjukkan
,.,-..
.:::
1 26 perubahan Tekanan (skala biasa)
�
kadar air dan
'"""' (a) Konsolidasi dengan tekanan rendah
...
berat volume
1 22
"
.....
s
0
::1
> 1 18
�
'-'
c:l
1 14 Pemadatan kering a tau
contoh tanah yang
tak terganggu
1 10
12 13 14 15 16 17 18 19
Kadar air l%)
Gambar 8 . 1 1 . l'engaruh pemadatan pada daya reri1bes tanah lempung (menurut b m bt.!, 1 95 8a ).
contoh-contoh tanah y an g dipadatkan pada sisi kering dari kadar air optimum, tekanan cen
derung mengubah arah orien tasi partikel menjadi tegak lu ru s arah tekanan. J arak antar-parti
kel-partikel lempung juga berkurang. Akan tetapi, untuk contoh-contoh tanah y ang dipadat
kan pada sisi basah dari kadar air optimum, tekanan h anya mengurangi jarak antar-partikel
partikel tanah lempung saja. Pada tekanan yang sangat besar, mungkin saja didapatkan
struktur y ang identik (sama) bagi contoh-contoh tanah yang dipadatkan pada sisi basah m au Tekanan (skala log)
pun sisi·kering dari kadar air optimum. (b) Konsolidasi dengan tekanan tinggi
Kekuatan tanah lempung y ang dipadatkan umumnya berkurang dengan bertambahnya Gambar 1 2. 1 2. Pengaruh pemadatan pada kemampumampatan satu dimensi tanah lempung (digambar
kadar air. Ha! ini dapat dilihat pada Gambar 8. 1 3. Harap dipe rhatikan bahwa pada kira- kira ulang dari Lambe, 1 95 8b).
kadar air optimum, terjadi penurunan kekuatan tanah y ang besar. Ini berarti bahwa bila ada
dua contoh tanah yang dipadatkan pada berat volume kering yang sama, yang satu dipadat
a.
kan pada sisi kering dan yang lainnya pada sisi basah dari kadar air optimum, uji contoh ta
penggilas besi berpermukaan h alus (atau penggilas bentuk drum),
nah yang dipadatkan pada sisi kering dari kadar air optimum (yang memiliki struktur ter
b. penggilas ban-karet (angin),
flokulasi) akan mempunyai kekuatan y ang lebih besar.
c. penggilas kaki-kambing, dan
d. penggilas getar.
8.8
Pemadatan di Lapangan
Penggilas be si berpermukaan halus (Cam bar 8. 1 4) cocok untuk meratakan permukaan
Hampir semua pemadatan di lapangan dilakukan dcngan penggilas ( rollers). Jenis peng tanah dasar ( subgrades) dan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada timbunan tanah p asir
gilas yang paling umum dipakai adalah: atau lempung. Penggilas tipe ini dapat memadatkan 1 00% luasan muka tanah yang dilalui
Pemadatan Tanah 249 250 Pri nsip-p r i n sip Rek ayasa Geote k n is
;:: rodanya dengan tekanan kontak antara tanah dan roda sebesar antara 45 sampai 5 5 psi
.;;
..>: <::>-
(antara 3 1 0 sampai 3 80 kN/m2 ). Penggilas tipe ini tidak cocok untuk peke rjaan yang mengi
""
11
"'
"' ;:;
..>:
nginkan tingkat pemadatan yang tinggi pada lapisan y ang tebaL
(l)
e§ Penggilas ban-karet (Gambar 8. 1 5) dalam banyak ha! m asih lebih baik daripada penggi
"0
.;; "'
c
"' .;; las besi berpermukaan halus. Penggilas ban-karet ini pada dasarnya merupakan sebuah kere
::I "'
<!) ....
Tegangan = ta bermuatan berat dan beroda karet y ang tersusun dalam beberapa baris. Baris-baris ban ka
� E
u ..>: .0
l
ret ini berjarak dekat satu sama lain di m an a p ada setiap baris ban terdapat empat sampai
..
enam buah ban. Tekanan kontak di bawah ban berkisar antara 85 sampai 1 00 psi. ( 5 8 5 sam
Kadar air ('/c ) pai 690 kN/m 2 ) dan baris-baris ban terse but memadatkan antara 70 sampai 80% luasan ta
,
nah yang dilalui penggilas. Penggilas ban-karet ini dapat digunakan pada pemadatan t an ah
C'ontoh tanah pasir dan lempung. Pemadatan dicapai dari kombinasi antara tekanan dan "kheading
tanah action" ( pemadatan dengan meremas-remas).
Penggilas kaki-kam bing (Gambar 8 . 1 6) adalah berupa silinder (drum) yang mempunyai
banyak kaki-kaki yang menjulur ke luar dari drum. Kaki-kaki ini mempunyai luas proyeksi
pen ampang sekitar 4 sampai 1 3 in? ( ""=' 25 sampai 85 cm2 ). A! at ini sangat efektif untuk me
madatkan tanah lempung. Tekanan kontak di ujung kaki-kaki kambing dapat mencapai an
tara 200 sampai 1 000 psi ( 1 3 80 sampai 6900 kN/m2 ). Pada waktu pemadatan di l apangan,
mula-mula pada awal lintasan bagian tanah yang dipadatkan ialah bagian sebelah bawah dari
"lift''. Catatan: suatu timbunan tanah tidak langsung dipadatkan setinggi timbunan tersebut,
tetapi dihamparkan selapis demi selapis dan setiap lapisan itu dipadatkan dengan baik. Setiap
lapisan disebut "lift".) Pada lintasan-lintasan berikutnya barulah t anah di bagian tengah dan
Kadar air ('k)
at as dari lift iku t terpadatkan.
Gambar 8. 1 3. Pengaruh pemada tan pada kekua tan tanah lempung.
D i samping jenis tanah dan kadar air, masih ada beberapa faktor lagi yang h arus diper
·
hatikan dalam mendapatkan berat volum e pemadatan y ang diinginkan di lapangan. Faktor
tersebut meliputi tebal "lift" (satu lapisan tanah y ang dipadatkan), intensitas tekanan yang
dihasilkan oleh alat pemadat, dan besar luasan muka tanah di m ana tekanan terse but bekerja.
Sebabnya ialah bahwa tekanan yang diberikan p ada permukaan tanah akan berkurang menu
rut kedalaman, jadi tingkat pem adatan tanah juga berkurang menu rut kedalamannya. Se lama
pemadatan, berat volume kering d ari tanah juga berubah menurut banyaknya jumlah lin tasan
penggilas. Gam bar 7 . 1 8a menunjukkan kurva kepadatan tanah terhadap jumlah !in tasan
penggilas pada tanah lempung berlanau . Berat volume kering d ari tanah pada kadar air ter
tentu akan meningkat (dengan m akin bertambahnya jumlah lintasan penggilas) sampai pada
suatu titik tertentu. Setelah itu, kepadatan tanah akan menjadi konstan. Umumnya, kira-kira
1 0 sampai 1 5 lintasan sudah akan m enghasilkan be rat volume kering m aksimum yang secara
ekonomis dapat dicapai.
Gambar 8. 1 8b menunj ukkan variasi dari berat volume tanah terhadap kedalaman dari
tanah pasir pantai bergradasi buruk di m an a pemadatan dilakukan dengan penggilas getar.
Getaran dihasilkan oleh beban eksentris yang berputar pada silinder/drum. Berat penggilas di
sini adal ah 1 2, 5 kips ( 5 5 ,6 kN) dan diameter drum adalah 4 7 in. ( 1 , 1 9 me ter). Tebal lift
diu sahakan sebesar 8 ft. ( 2 ,44 m). Perhatikan bahwa untuk suatu kedalaman tertentu , harga
berat volume kering dari tanah meningkat dengan bertambahnya jumlah lintasan penggilas.
Narnun laju kenaikan berat volume kering tersebut secara berangsur-angsur akan berkurang
Gam bar 8. 1 6. Penggilas kaki-kambing (atas j a sa baik David A. Carro l l .
Austin. Texas).
setelah kira-kira 1 5 lintasan. Juga yang p atu t diperhatikan dari Gambar 8. 1 8b ialah ten tang
�-------r--�---.--� 18
110
Penggilas getar sangat berfaedah u ntuk pem adatan t anah berbutir (pasir, kerikil, dan se Kadar air = 1 7 , 8')(,
bagainya). Alat getar dapat saja dipasang pada penggilas besi berpermukaan halus. penggilas
ban - karet, atau pacta penggilas kaki-kambing untuk m enghasilkan getaran pacta tanah. Pacta
Gambar 8 . 1 7 ditunjukkan prinsip-prinsip dari penggilas getar. Getaran dihasilkan dari berpu
tarnya suatu beban yang tidak sentris.
100
Pelat penggetar yang dioperasikan dengan tangan sangat efektif dalam pemadatan tanah
�
berbutir bila ruang gerak y ang tersedia sangat terbatas. Model pelat penggetar seperti ini ada
yang dilengkapi dengan mesin yang dapat menggetarkan beberapa pelat sekaligus. Mesin se .::::
perti ini dapat digunakan ditempat-tempat di m ana ruang geraknya lebih leluasa tetapi tidak 8
.,:::
�
t.O
cukup leluasa untuk penggilas getar yang besar.
·§"
-"'
0
90
E
E
0
>-
2
�
"
CO
80
Lempung berlanau
Penggetar Penggetar
qj \�
Batas cair = 43
Batas plast i s = 1 9
700�---
8 16 24
----L--�--� 11
32
Beban Beban
b er p ut ar Jumlah lintasan pcnggilas
eksentris (a)
Gam bar 8. 1 8(a). Kurva kepadatan untuk tanah lcmpung berlanau; hubungan a n t ara bera t volume kering
dan i um la h l int asan pcng[! ilas tiga-roda dcngan bera t 9 . 5 ton (84,5 kN) bilamana tebal lapisan tanah k
pa' yan?! dipada t kan adalah 9 inci ( 2 2 8 . 6 111 111 ) pada kadar a ir yan� bcrbcda . (Oif'ambm· lagi mcnurut
Gambar 8.1 7. Prinsip penggilas getar. .I ohn"m clan Sal \hcr g . I 96 0 . )
Pemadatan Tanah 253 254 P r i n s i p-p r i n s t p R e k ayasa Geote k n i s
Bera t volume kering, "fd (lb/ft' ) Kepadatan relatif. D, ( '/r ) Kepadatan relatif, D , (%)
1 00 1 04 1 08
0 .-------.--, o
0,5 0,5
- - --
1 8 in. - - -- - ,I
I
2 2
5 '::;. g s
�
'"
/
0,5 (0,475 m)
"'
/
'" '"
/
0:
E
/
0: 0: 0:
E E E
/
"'
3
/
3
-;;; 1 ,0 -;;;
" "' :a" "
�
"0
� �
"0 "0
�
4 4
J umlah l in t a san
r
1 ,5 1 ,5 5
od a
5
2 �
1 ,83 6 1 ,8 3 6
( a) ( b)
Gambar 8 . 1 9. Perkiraan tebal lapisan pemadatan untuk mendapatkan kepadatan relatif minimum yang
disyaratkan sebesar 75% dengan menggunakan Iima lintasan penggilas (menu�ut D'Appolonia, Whitman,
1 ,5 dan D 'Appolonia, 1 969).
6 L-----��--�-L--� 1 ,8 3 dari hasil percobaan dengan uji· Proctor standar a tau dimodifikasi di laboratorium. Berbagai
1 5 ,72 16 1 6,5 17 macam cara untuk m em eriksa apakah pemadatan di lapangan sudah memenuhi spesifikasi
Berat v o lume kerin)!, 'Yd (kN/m3 ) . yang ditentukan dapat dilihat pada sub-bab 8. 1 1 . Sub-bab te rsebut menerangkan tentang
(b)
spesifikasi dari pemadatan relatif R (relative compaction), y ang dapat dituliskan sebagai be ri
).
kut:
Gambar 8. 1 8(b Pemada t a n pa,ir dengan pcn�gila s gt• tar ; variasi bera t v o l u !llL' kering terhadap j umlah Jin
8 ft ( 2 ,4 4 m) (digambar lagi menurut D'Appolonia, Whitman, dan D'Appolonia, 'Ya(lap)
X 100
tasan lapisan (lift)
R (%)
�
(8.5)
'Yd(maks) - lab)
=
1 96 9 ) .
Pada pem adatan tanah berbutir, spesifikasi pem adatan kadang-kadang diberikan dalam ben
variasi dari berat volume kering liJ.nah t erhadap perubahan kedalaman dan jumlah lintasan . tuk istilah kerapatan relatif Dr (relative density) atau pemadatan rela tif. Kepadatan relatif
Berat volume kering, y ang juga akivalen dengan kepadatan relatif ( relative density) D,-nya, harap j angan disamakan dengan pem adatan relatif. Definisi dari Dr adalah seperti yang diberi
][
mencapai harga m aksimum pada kedalaman sebesar k ira-kira 1 , 5 ft ("" 0,5 m) dan berangsur kan pada Bab 2 yaitu:
=
[ 'Yd (lap),
J
angsur berku rang pada kedalaman yang le bih dangkal . Ha! ini disebabkan karena kurangnya 'Yd(lnin) 'Yd( maks)
D,. =
(8.6)
tekanan pemampat (ke samping) didekat permukaan tanah. Bila hubungan antara kedalam an 'Yd(maks) 'Yd(min l · 'Yrl (lap)
dan kepadatan relatif (atau berat volume kering) untuk suatu jenis tanah pada suatu lintasan
Dengan mem bandingkan Persamaan-persamaan (8.5) dan (8.6) dapat dilihat bahwa:
tertentu telah dike tahui , maka dengan mudah kete balan u n tuk t iap-tiap l ift dapat dite ntu
kan. Prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 8. I 9 (dari D'Appolonia, Whitm an, dan D'Appo R"
R =
1 - D,.(1 - Rol
(8.7)
l on ia, 1 969).
di mana:
'Yrl(min_l.
8.9 R =
(8.8)
0 'Yd(maks)
Spesifi kasi u ntu k Pernadatan di L apangan
Berdasarkan pengamatan terhadap 4 7 buah contoh tanah. Lee dan Singh ( 1 97 1 ) mcmbc
Pada hampir sernua spesifikasi untuk pekerjaan tanah , kon traktor diha ruskan untuk rikan korelasi antara R d an Dr dari tanah bcrbutir:
mencapai suatu kepadatan lapangan yang bcrupa berat volume kcring sc bcsar 90 sampai 95%
be ra t volume kc ring m aksimum tanah terse bu t . Berat volume ke t ing maksimum itu didapat R =
80 + 0,2D,. (8.9}
Kadar organik ( OC = organic content) dari suatu tanah didefinisikan sebagai be riku t (Fran
\
kehilangan berat kering aKibat pem anasan dalam oven dari 1 05 ° ( sampai 400° (
OC =
be r�t kering dari tanah pad a I OS° C
-
\
(8. 1 0)
Franklin. Orozco, dan Sem rau melakukan heberapa penyel idikan di laboratorium untuk m c
nyclidiki pengaruh kadar organik tcrhadap sifat kom posisi tanah. Pada penyelidikan te rse
bu t , sej u m lah t anah asli dan cam pu ran diuji. Gam bar 8. 2 1 m enunjukkan pcngaruh kadar or
ganik terhadap be rat volume kering m aksimum. Bila kadar organik mclebihi 8 sampai I CY/c ,
m aka bcrat volume ke ring m aksimum p ada pemadatan akan m enurun tajam. Kadar air opti
mum untuk suatu usaha pemadatan tertentu sebaliknya akan meningkat dengan be r t ambah
nya kadar organik dalam t anah. Kecenderungan ini terlihat pada Gambar 8.22. Besarnya
kekuatan desak tak t crbatas maksimum ( max imum u nconfined compression strength ) yang
didapat dari suatu tanah yang sudah dipadatkan dengan suatu u saha pemadatan tertentu,
iustru berkurang d;ngan bertambahnya kadar organik dalam t anah (Gambar 8 . .23 ) . Dari fak
t or-faktor ini, dapat disimpulkan bahwa tanah dengan kadar organik lebih tinggi dari 1 0'/r.
adalah tidak baik untuk pekerjaan pemadatan.
Ka d<li air. w
16
1 00
Spesifikasi un tuk pemadatan di lapangan dengan memakai pemadatan relatif ataupun
kepadatan r.e latif adalah p roduk spesifikasi yang terakhir. Para kontraktor masih diharapkan
dapat mencapai (a tau melebihi) harga berat volume kering min imum ( tc rtentu), tanpa mem
pcrdulikan jenis p rosedu r lapangan yang dilakukan u ntuk pemadatan terse bu t. Kondisi pe
� 95 15
�
-
madatan yang paling ekonomis dapa t ditcrangkan dengan bantuan Gambar 8. 20. Kurva-kur ..c
::::,
va A, B. C adalah kurva pemadatan untuk tanah yang sama tetapi dengan usaha pemadatan :::::: E
z
90 -::,
yang bcrbeda. Misalkan kurva A mewakili kondisi usaha pemadatan maksimum yang dapat
-"'"
�
dicapai dengan peralatan yang ada. Misalkan pula bahwa harga berat volume kering minimum 14
E :::E
yang harus dicapai adalah 'Yd (lap) = R 'Yd(m aks) · Untuk mencapai syarat terse but, kadar air ha
::::""
85 �
·:;;;
rus berkisar antara w1 dan w2 . Akan tetapi, sebagaimana terlihat pada kurva pemadatan C.
�
·;::
harga 'Yd(la p) yang dibutuhkan dapat juga dicapai dengan usaha pemadatan yang lebih rendah
�
E
pada suatu kadar air w = w 3 . Pada kenyataannya di lapangan, harga 'Yd(lap) = R 'Yd(m aks) tidak 13 s
:L
5
dapat dicapai dengan usaha pemadatan yang rendah tersebut. Jadi, harus digunakan peralat 80
0
a
>
�
.2
an yang menghasilkan u saha yang lebih tinggi (dari usaha pemadatan kurva C). Kurva pema
'-'
12 ;..
datan B mewakili keadaan tersebut . Sekarang terlihat pada Gambar 8 . 20 bahwa kadar air ::>: 0
yang paling ekonomis berada di antara w 3 dan w4 . Harap diingat bahwa w = w4 adalah kadar 75 ..
25
�
65
3 01 0,22
Pemadatan Tanah Organ i k
0 5 15 20 25
1\.adar llig<mik ( ' ; )
Adanya bahan-bahan o rganik pada suatu tanah cenderung mengurangi kekuatan tanah
tersebu t. Dibanyak hal pada umumnya, tanah dengan kadar bahan o rganik yang tinggi tidak
dipakai ( disukai) sebagai tanah urug. Akan tetapi, karena alasan-alasan ekonomis terten tu, Gambar 8 . 2 1 . Variasi harga berat volume kering maksimum terhadap kadar or!!anik ( menurut I ranklin.
Oro1co. dan Semrau. 1 9 7 3 ).
kadang-kadang tanah dengan kadar o rganik rendah terpaksa harus dipakai dalam pemadatan.
.....
35
30 V V
/
V •
•
/ V
0
::_.,
E
/
::l 25
E / •
5"
"'
�
20
.§"'
h •
�
• Kcring oven
15
T
• ring udar
10
0 5 10 15 20 25
Kadar organik Cf )
Gam bar 8.22. Variasi kadar air o p timum tcrhadap kadar organik (mcnurut Franklin, Oro z c o , dan Semrau
• Contoh tanah asli
! 973). 0 Campuran kering oven
8.1 1
P e n e n t u a n Berat V o l u m e A k i bat Pem adatan d i L.a p a ngan
(8. 1 1 ) di m an a :
We her at pasir y ang mengisi kerucu t saj a
"fd(pasir) = hcrat volume ke ring dari pasir O ttawa yang Jipabi.
d i m an a w = kadar air.
Harga-harga We dan "fd(pasir) ditcn tukan dcngan kalibrasi y ang dil akukan di l ahoralorium.
Sete lah lu bang t e rsebut digal i ( tanah asli ditim hang se l u ruhnya). kerucut dengan botol J adi berat volume kcring b asil pemadatan d i lapangan sc karang dapat ditcn tukan sebagai
berisi pasir diletakkan di a tas lu bang itu ( Gam bar 8 . 2 5 ). Pasirnya dibiarkan m cngalir kel uar beriku t:
....
Botol
Pasir O t tawa
C'orong kerucu t
pasir
<'lllll'l (cata tan : d i i s i de·
Gam bar 8.25. Mcnentukan ber a t v o l u m e t anah di lapangan dengan me todc kerucut (sand cone ) .
Gambar 8.24. B o t o l g_c l a s y a ng_ d i h u hun)!kan dL· n � <lll kcJUcut pasir ('and bo t o l
ng_an pasir O t t a wa ).
8.12
T c k n i k - te k n i k Pern ad a t a n K h u s u s
be r a t k e r i n g d a ri t a n ah yang d igal i w .l Bebc npa t i pe tcknik pemadatan k h u su s a kh i r- a k h i r i n i t e l ah d i kern bangk a n , dan t i pe·t i
"'d
=
(8. 1 4) pc kh usus tcrse b u t telah d i ! d k san akan di l apangan u n t uk pc kcrj aan·pckc rjaan pcmada t an
vol u m e l u bang V sk,J i a bcsa r. Dian t aranya. m c todc yang t c rk c n a l a d a l ah pcmampatan ge t a r-apung (vibrofl o t a
t i o n ). pem a d a t a n d in am is ( dy n a m ic compaction), lcdakan, pcm bcbanan, d an pem om paan a i r
c.l a r i d a l a m t an ah ( dc watering). Rincian mengc n a i m c t o dc-mct odc tcrsebu t a k a n d i bc ri kan
M e t ode B a l o n K aret ( A S T M Desiq n a t i u n D-2 1 67 ) l c b i h J au h p ada u raian berik u t .
Prose d u r p e l aksa n a a n m c t o de b a l o n k arc t sam a dcng:m m e t o d c k e ru c u l pasi r . y a i t u se
b u a h l u bang u j i d i ga l i d a n t a n a h asl i d i am bil d a r i l u bang t c rsc b u t d an d i t i m bang b c r a t n y a . Per r 1 a m pa t a n Ci etar-Ap u ng
T c t a p i v o l u m e l u hang d i t e n t u k an de ngan m e m asang b a l o n k a re t y a ng be r i si a ir pada l u bang Pc m a m p a t a n gc t a r-apu ng (vi b rofl o t a t ion ) ad alah sua t u cara pcmada t an di lapangan un
t e r sc bu t . A i r i n i bcrasal d a ri su a t u bej a n a yang sudah t e r k a l i b rasi. se h in gg<� v o l u m e a i r y a n g tuk l a p i san t a n ah tebal y a ng terd i ri d a ri t a n ah berb u t i r y a ng lcpas ( re nggang). C'ara i n i di
m cngi s i lu bang ( s a m a d c ngan v o l u m e l u hang) d a p a t l angsu ng d i b a c a . Be r a t vol u m e k c r ing kcm bangkan d i J e rm an pada tahun 1 93 0-an. D i Amerika Serik at, pera la t a n pemarnpatan
dari tanah y a n g d i p a d a t ka n dapat d i t e n t u kan dengan Pe rsam aan ( i\ . 1 4 ). Cambar R . 26 m c gc t ar-apung m u l ai digunakan k i ra-kira sep u l u h tahun kem u d i a n . Proses pcmadatan d i l aku
n u n j u k k a n se b u <J h b e j a n a a i r y an g su d a h t c rk a l i b r :t s i dengan b a l o n k a rc t n y a . kan dcngan m cnggu n a ka n a l a t vihrof/o ! sepc r t i y <mg tcrl ihat pada Gam bar R . 2 8 ( al a t i n i juga
d i scbu t unil pcnKgclar). y a ng m c m pu nyai panjang ki ra- k i ra 7 !'t ( "" 2 , 1 3 m). U n i t pcnggc t a r
i n i mcmpunyai b c h a n c k scn t ri -; d i d a l am nya y a n g d a p a t m c n i m h u l kan su a t u g a y a scn tr i fugal,
":: h i n gg:a u n i t pcnggc t a r tadi cl ap�1 t he rg:c t a r dalam a rah h o ri son t a l . Pada d asar dan pu ncak
f'enqg u naan A l a t L J k m K er a cJ a t a n N u k l i r
u n i t penggc t J t ini t c rdapa1 l u bang u n t u k ''pan cura n air b e r t c ka n a n tinggi (water j e t s ) . l l ni 1
A l a t u k u r k e p a d a t a n n u kl i r se k a ra n g I L' I a h d igtt t t a k an p a d a bchnapa p roy c k hcsa r u n t u k pcnggc t a r i n i d i h u hu ngbn dcng<Jn sc buah pipa pcnyam hu ng. G a m ba r 8 . 2 R m c n u n j u kkan ha·
llll' n c n t u k a n h e r a t v o l u m e k c ring d a ri t a n a l t yang d i pad a t ka n . A l a ! i n i d a p a t d i o p c ra s i k a n d i � a n d<1ri ;,clu r u h a l a t y ang d ipcrlukan u n t u k pekcrp.1an pcm a d a t a n l apangan t c r sc bu 1 .
d a l a m sc h u a h l u bang ga l i a n a t a u pa d a perm u k a a n t a n a h . A l a t i n i d a p a t m e ngu k u r hc r a t t a Sclu nl l1 p roses pcm adatan lapangan dcnga n a l a t i n i d a p a t d i bagi m c n j a d i cmpat t ah a p
n a h b a s a l t p e r sa t u a n v o l u m e dan j u ga h c ra t a i r y a n g a d a p a d a su a t u s a t u a n v o l u m e t a n :d1.
( G a m bar 8 . 2 9 ) . d a n t a h a p· t ahap IL'rsc b u t a d a l a h sc h agai bcri ku t :
Bera t v o l u m e k c r i n g u a r i t a n a h u a p a t d i t e n t u k a n d c n ga n c a ra m c ngu rangi hcr a t basah t a n alt
uengan h e r a t a i r per sa t u a n v o l u m e t a n a h . ( ;:un b a r i\ . 2 7 m e m pc r l i h :t t k a n fo t o sc b u a h a l a t Tahap 1 : Pa ncoran a i r b c r tc k a n an t i nggi pada dasar a l a t vi bro flot d i bu ka dan a l a t
u k u r k e pa d :t l a n n t t k l i r . t c rsc b u t d i t u ru n k u n kc d a l ctm t a n a h .
Pemadatan Tanah 261 262 P r i n s ip-p r i n s i p Rekayasa Geote k n is
I
Gam bar 8.27. Alat ukur kepadatan nuklir (atas j asa baik David A Carrull,
Austin, Texas).
HP. J ari-j ari silinder tanah tersebut dapat mencapai kira-kira 1 0 ft (""' 3 m) bila digunakan
u nit bertenaga 1 00 HP.
Pemadatan dengan pemampatan getar-apung ini dilaksanakan dengan j arak kolom pusat
getar y ang berbeda-beda, tergantung dari kondisi tanah yang dipadatkan. Ha! ini dapat dili
hat pada Gambar 8.30. Kapasitas dari suatu pemadatan tanah di lapangan yang baik tergan
Garnbar 8.26. lkj a na a ir yan)' sudah t e r k a l ihrasi den!'�m balon ka r e t
tung pada bebe rapa faktor ; faktor y ang p aling penting ialah distribusi ukuran butir dari ta
nah itu sendiri dan juga j cnis tanah pengisi yang digunakan untuk mengisi lubang y ang terjadi
di sekitar kolom pusat getar pada saat alat vibrotlot ditarik ke atas secara perlahan-lahan.
Rentang ( range) distribusi u ku ran-butir tanah di lapangan da1am Zona I pada Gambar 8.3 1
Tahap 2 : m c n g a k i h a t k a n k o n d isi · · c a i r · · ( q u i c k c on d i t io n )
l'a n c o r a n a i r t c r se h u t
adalah yang paling sesuai untuk pemadatan dengan pemampatan getar-apung. Tanah yang
p a d a t a n a h . K o n d i s i t c rsc bu t m cm u n g k i n k a n u n i t pcnggc t a r u n t u k m a su k ( a k i b a t bcr a t
mengandung pasir halus dan partikel tanah u kuran lanau dalam jumlah yang agak be rlebihan
se n d i r i ) l e h i h d a l a m .
Tahap 3 : M a t e r i a l b c r b u t i r d i t u a ng d a r i a l a s l u h;.mg. A i r d a r i j e t h a g i a n h a w ah d i -
sangat sukar untuk d ipadatkan, dan diperlukan u saha yang besar untuk mencapai kepadatan
y an g t cr k t a k d i b <.tgian <.t t a '
yang diinginkan. Zona 2 pada Gambar 8.3 1 merupakan perkiraan batas bawah dari distribusi
<.t l i rkan kc j e t u nit pe nggL' I u r. A l i ran a i t i n i mcm haw:t m : t t c
ukuran butir di mana pemadatan dengan cara pemampatan getar-apung masih dianggap e fe k
r i a l · m a t c ri a l b c r h u t i r t c rsc b u t kc d a sar l u b an g.
Unit pcngge t a r k e m u d i a n s c c a r a hc r t ah a p d i a n g k a t kc a t <.t s sc t i a p k i ra-
tif. Endapan tanah di man a distribusi u ku ran-butir-nya m asuk di dalam Zona 3 mengandung
Tahap 4:
kerikil dalam jumlah yang cukup besar. Untuk tanah ini, keccpatan penetrasi dari u nit getar
k ira 1 ft ( ""' 0.3 m ). pada s c t i a p pcng<mgl-. a t a n i t u ge t a r a n d i t a h a n ( s t a t i o n a ry ) se l a m a
ke dalam tanah mungkin agak lambat dan mungkin membu tuhkan waktu yang l ama dan ti
k i ra- k i ra 3 0 d c t i k . Kcm u d i a n . u n i t penggc t a r d ia n g k a t l a g i 0.3 m d a n proses y a ng sama
d i u l a ng l a g i h i ngga d id a p a t k a n k c p a d a t a n t a n a h y an g d i in g i n k a n .
dak ekonomis.
R i n c i u n d a ri be rmacam-m<Je<tm t i pc · u n i t v i b rn ll o t y a n g d i gu n a k a n d i A m c r i k a S c r i k : t t
Distribu si u kuran-butir dari tanah urug merupakan faktor penting y ang menentu kan ke
d i b c r i k a n p a d a T a b c l i\.2. Pe rh <.t t i k a n hah wa u n i t h c r t c n a g a l i s t r i k \ () I ll' t c l a h d igu n a k <t n
cepatan pem adatan. Brown ( 1 977) telah menentukan sebuah besaran yang disebu t angka ke
sc j a k a k h i r t ah u n 1 940-a n . Unit h c r t c n a ga 1 00 I l l' h a r u J i gu n a Ltn sc j a k <.1\\ <.tl t a l n t n ] LJ 7 0- a n .
sesuaian (suitability numbe r = SN) untu k beberapa jenis tanah u rug sebagai berikut:
nis
Dacran y<Jng
v i h ro tl o t yang d igu n a K. a n .
sc buah k o l om p u sa t gc t a r a k a n hc r hc d <.t m c n u r u t jc
d i p a d a t k a n d i sc k i t a r
Dacrah y a ng d i p a d a t k a n t c rsc bu t h c r hc n t u k s i l i n d c r d a n s" 1,1
-J.--2 3 1
--
1
(D2ol·2
alat
(Dw)'2
= + + (8. 1 5)
m cn c a p a i sc bcsa r 6 s a m p a i 7 l"t ( ""' 2 m ) u n t u k u n i t p c n ggc t <H d c ngan 3 0 (D.5ol
· --
j a r i ·J a r i n y a d a p a t
......
Pompa·
+
dari permukaan untuk mengganti volume mate (l) kekuatan kekuatan 30
rial yang hilang diseba bkan oleh berta m bahnya (2) (3)
kepadatan tanah yang dipadatkan.
a. Uj ung getar
Unit
penggetar Panjang lft) 7,0 6.1 1
Diameter (in . ) 16 15
Berat (lb) 4000 4000
B (..j e rakan maksimum 0.49 0,3
Kolom material yan� dipadatkan, dihasilkan pada saat penuh (in . )
oleh sa t u alat pemadat Vibroflo t. Gaya sentrifugal (ton ) Ig 10
b. f�ksentris
B erat ( lb ) 260 1 70
Offset ( i n . J 1 .5 1 .25
l'anjang (in. ) 24 1 5.25
Gam bar 8.28. Unit pemampatan getar-apung (vibroflotation unit) (menurut Brown, 1 9 7 7). Kecepatan ·(rpm ) 1 800 1 800
c. Pompa
di man a D5 0 , D2 0 , dan D 1 0 adalah d iam eter ( dalam mm) butiran-bu tiran t anah di man a ber
turut- turu t S CY'k , 20%, dan 1 (J}'O dari butiran te rse bu t lolos ayakan. Debit aliran saat operasi (ga1/menit). 0 -400 0- 1 50
Makin kecil harga SN, makin baik tanah urug te rse but. Beriku t ini diberikan sistem peni- Tckanan (lb/in 2 ) 1 00 - 1 5 0 1 00 - 1 5 0
1 aian tanah urug menurut Brown :
d. Ccrakan pipa yang lcbih rendah dan perluasan
Ren tang SN Nilainya se bagai t anah urug
Diameter (in . ) 12 12
0- 1 0 Sangat memuaskan l3era t (lb /ft ) 250 250
1 0-20 Baik
' :V!enurut Brown ( 1 9 7 7 ) .
Catatan: I ft 0.305 I i n . = 2 5 .4 m m ; I l b 4 .44 H N :
20- 3 0 Sedang
= m: =
D h
.larak
= (112)YW11 • (8. 1 6)
di man a :
di mana:
Sistem klasifikasi tanah "Unified"
Lanau dan lempung r = ja ri-j ari bola daerah pengaruh ledakan (dalam ft )
1 00 W�ox = berat bahan peledak dinamit 60% (dalam pound).
=
RO
Pern be banan Awal ( Prel oad i ng)
"
..:><:
"
>-
"'
"'
c 60
Prosedur ini umumnya digunakan untu k memampatkan lapisan tanah lempung yang
:§ lem bek sebelum pondasi dibangun. Prinsip cara pelaksanaan nya dapat ditc rangkan dalam
=
.g Gambar 8 . 3 2 . Gambar 8.32a mcnunjukkan scbuah lapisan tanah lempung yang mendapat te
; 40 kanan tambahan t:,.p 1 dari suatu pondasi. Tanpa pembebanan awal, pondasi itu akan mcmer
�
.D
l u kan waktu t = t 1 untuk mcncapai sua tu penurunan konsolidasi akhir (final consolidation
<:: 20 se tt lement) scbesar S = S 1 • Tetapi pcnurunan yang bakal te1jadi sc telah sclcsainya strukt u r
"'
�
0) pondasi i tu dapat dit iadakan sama sekali dengan cara membc rikan suatu bcban awal bcrupa
:0..
() t 1 1n bun an tanah baru , di atas tanah yang asl i , yang mcnutupi daerah yang cukup luas. Tim
100 10 0,1 0,01 0,00 I bunan te rscbut disebut scbagai pembcbanan awal sebagaimana terlihat pada Gambar 8.3 2b.
Ukuran butir (mm) Perh atikan bahwa tckanan tanah vertikal akibat pcmbebanan awal yaitu t:.p 2 haruslah
> D.p 1 • Karcna D.p2 > D.{J 1 , be ban te rse but akan mcnye babkan pcn u ru nan yang lebih ccpat.
Gambar 8 . 3 1 . Rentang efcktif dari distribusi ukuran-butir tanah untuk pemampatan getar-apung. Proses penurunan akibat f:¥; 2 ditunjukkan dalam Gambar R.3 2h. Pada saat t = t2 < t 1 ,
. .
_I_ Muka a��
. .
__ __ __ __ __ __ __
. . .·
t
Lapisan lempung yang mampumampat (compressible)
.
. . . . . . . .
.
.
.
..
.
. .
. . .. . .
. : . . : . . : .. :. . · . . · .
.
.
· . . ·. . . ·. . .
.
.
:. . · · .
. .. . .
:
.
.
.
:
. .
. . ·. . . : .
:. . :..:.
. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . .
Waktu, t Waktu,
t=t
t
S =t S I
t
I
I
I
!'...
---.L. ___ L
__ ( disebi!hkan
olch D.p , )
'-........_"::::� -_l_ - disebabkan
olch t:.p ,
Gambar 8.32. Prinsip dasar pcm hehanan awal (prcloading ) : (a) Japisan lcmpung ; (b) lapisan yang sama de oleh t>p ,
8.2 Hitungl ah bcrat volume kering u n tu k . kondisi Lero-air-void ( dalam kN/m 3 ) untuk
sua t u t anah dengan Gs 2,68 paJa 1.;. adar �tir 5. 1 0. 1 5. 20. dan 2 5%. Gam barkan kur
=
Notasi
8.5
oc kadar organik
Harga-harga m aksimum d an m in imum d ari berat volume kering su atu t an ah pasir te
lah ditentu kan di laboratorium yaitu sebcsar 1 8,3 1 kN/m 3 dan 1 5, 2 5 kN/m 3 . Bera kekuatan desak tak terbatas
pakah pemadatan rclatif di l apangan bila h arga kepadatan relatif tanah itu adalah R pemadatan relatif
64%? r jari-jari bola daerah pengaruh le dakan
8.6
'Yd(min)
Dari pe rcobaan di l apangan u n tuk berat volume tanah dengan menggunakan metodc
kc rucu t pasir didapat hasil-hasil sebagai bcrikut : 'Yd(maks)
Ten tukan berat volume kering pem adatan t an ah terse bu t di lapangan (dal am kN/m 3 ). berat
WEX
8. 7
berat bahan pele dak
Beriku t ini adalah rincian dari tanah urug yang digunakan p ad a se buah proyek pe
m ampatan ge t ar-apung (vibrot1otation ). Wu berat penumbuk (pemadatan dinamis)
u: kadar air
D10 = 0 , 1 1 mm Yunani
D20 = 0,19 mm y berat volume
D50 = 1,3 mm Yd berat volume kering
berat volume kering m aksimum yang mungkin dapat dicapai
Tentukan angka kesesuaian, SN. Bagaiman a nilai t an ah i t u sebagai t anah urug?
/'d(min) berat volume kering m in imum yang mungkin dapat dicapai
8.8 U langi Soal 8. 7 dengan data-data beriku t: Yd!field) berat volume kering di lapangan
berat volume air
D10 = 0,28 mm
D20 = 0,37
be rat volume kering untuk tanah dalam keadaan zero-air-void (jenuh )
mm
D50 = 1 ,3
perubahan tekanan
mm
peru bahan be rat volume ke ring
8.9 Untuk sebuah uji pemada tan dinam is, diten tu kan be rat penum buk = 1 5 ton : t inggi ja tegangan
tuh = 1 2 m. Tentukan kedalaman t anah di mana pemadatan tersebut masih bcrpenga
ruh pada t anah asli (kedalaman = D dalam meter).
8. 1 0 U l angi Soal 8.9 untuk berat penumbu k = 1 5 kip d an tinggi jatuh = 3 0 ft ( 1 kip =
1 000 lbs. )
Pemadatan T a n ah 271
Acuan
American Association of �tate H ighway and Transportation Officials ( 1982). AASHTO
1
Materials, Part II, Washington, D . C .
American Society for Testing and Materials (1982). ASTM Standards, Part 1 9 , Phil
adelphia, Pa.
LAM PI RAN
A
Brown, E. (1977). "Vibroflotation Compaction "of Cohesionlcss Soils," Journal of the
Geotechnical Engineering Division, ASCE , Vol. 103, No. GT12, 1437- 145 1 .
IYAppolonia, D . J . , Whitman, R. V. , and D'Appolonia, E. D . (1969}. "Sand Cum
paction with Vibratory Rollers , " journal of the Soil Mechanics and Foundations
Division, ASCE, Vol. 95, No. S M 1, 263-284. F a ktor-fa ktor Konve rsi
Das, B. M . ( 1984/. P ri nciples of Foundation Engineering, Brooks/Colc Engineering
Division, M ontercy, California.
Franklin, A. F . , Orozco, L. F . , and Semrau, R. ( 1973}. "Compaction of Slightly Organic
Soils," Journal of the Soil Mechanics and Foundations Division, ASCE, Vol. 99,
No. SM7, 541-557.
Johnson, A. W . , and Sallberg, J. R. ( 1960). "Factors That Influence Field Cornpaction of
Soils, " H ighway Research Board, Bulletin No. 272.
Lambe, T. W. (1958a). ''The Structure of Compacted Clay , " Journal of the Soil Mcchall
ics aml Fou mla ticms Dit;isicm , ASCE, Vol. 84, No. 8M 2, 1654- 1- 1654-34.
Lam h e , T. W. ( W5Hh). "The Engineering Bchavior of Compacted Clay .. Journal of the
Soil Mechanics aml Foundations Division , A SC E , Vol . 8-4, No. S M 2,
1655- l to 1655-:35. A. 1
Lee, K. W . , and Singh, A. (1971). "Relative Density and Relative Corn paction, " Journal
of the Soil Mechanics and Foundations Division, ASCE, Vol. 97, No. S M 7, F aktor konversi dari satu an I nggris ke satuan SI.
1049-1052.
Panjang 1 ft = 0. 3048 m
Lee, P. Y . , and Suedkamp, R. J. (1972). "Characteristics of Irregularly Shaped Cam
paction Curves of Soils," Highway Research Record No. 381 , N ational Academy of
1 ft 30.48 c m
= 304 , 8 m m
=
1 ft
1 in.
Sciences, Washington, D . C . , 1 -9.
0,0254 m
in. = 2 , 54 cm
Lconards, G . A. , C utter, W . A., and Holtz, R . D . ( 1980). " Dynamic Corn paction of
=
Granular Soils, " J uunwl of the Gcotechnical Engineering Divhion, ASC E , Vol.
1
1 in . = 2 5 , 4 m m
106, No. GTl, 35-44.
1 ft2 929,03 X 1 0 - .J m 2
M itchell, J. K. ( 1970). "In-Place Treatment of Foundation Soils, " journal of the Soil
Luas
1 ft2
=
Mechanics and Foundations Division, ASC E , Vol . 96, No. S M 1 , 73- 1 10.
= 929,03 cm2
1 ft2 929,03 X 102 mm 2
Proctor, R. R. (1933). "Design and Construction of Rolled Earth Dams, " Engineering
=
l in.2 = 645, 1 6
pacted Clays," journal of the Soil Mechanics and Foundations Division, ASCE, 2
mm
Vol. 85, No. S M 5, 87- 128.
1 in .:3
=
16,387 X 10-6 m 3
1 in 3 = 1 6,.3 87 cm3
=
bagian x 10-4 m 3
I i n . 2 /det ik 6 , 4 5 2 c m 2 / d e t ik
3
Koe fisien 1 kN 0 , 2248 kip
I i n 2 /d e t i k 20,346 X I 0 m 2 /tahun
=
konsolidasi 1 kN 0 , 1 124 U . S . ton
I ft2 / d e t i k 9 2 9, 0 3 cm 2 / d e t i k metric ton =
=
1 2204 ,6 lb
1 N/m = 0,0685 lb/ft
Gay a 1 lh = 4 ,448 1\
1 lb = 4,448 X 1 0 - 3 kN Tegangan 1 N/m2 = 20,885 X lb/ft2
10-3
1 lh = 0,4536 kgf 1 kN/m2 = 20,885 lb/ft2
1 kip 4 , 448 kl\ 1 kN/m2 0,0 1044 U . S . ton/ft2
I U . S . ton
=
=
1
=
Berat volume 1 lb/ft1 = 0 , 1 572 k N / m1
1 lb/in 3 = 271 ,43 kN/m3 M omen mm4 2,402 X 10-6 in. 4
=
=
m/detik
I mm/detik 0 , 0 3 2 8 1 ft/detik
A.2
I m/menit 3 9 , 3 7 in./menit
_________________________________________________________
1 cm .3 ,281 1 0 - 2 ft K oefisien
5
m 2 /tahun in. 2 /detik
X
I 4 ,9 1 5 X 1 0-
=
1 m 39,37 i n .
I cm
= =
0,3937 i n .
I
=
111111 = 0,0.39.37 i n .
1 cm3 =
1 N = 0, 2248 lb
1 kN = 224, 8 lb
1 kgf = 2,2046 l b
Lam p i ran B
276
Gambar B . l . Tanah lempung Kaolinit dengan susunan butir yang sangat terorientasi dan yang sangat acak
(menurut Edil dan Krizek, 1 977).
Dalam Bab I telah disebutkan bahwa sebagian besar partikel lempung adalah berbentuk
lempengan dengan ukuran mikroskopis dan submikroskopis. Posisi partikel lempung terse but
sangat mempengaruhi sifat-sifat fisisnya. Ha! ini dibahas dalam Bab 8. Gambar B. I menun
jukkan scanning e lektron m icrograph dari contoh lempung-lempung Kaolinit dengan susunan
pabrik yang sangat acak dan y ang sangat terorientasi.
Bab 3 membahas mengenai cara mengklasifikasikan tanah gambut dan tanah dengan ka·
dar organik tinggi berdasarkan h asil observasi visual. Pengaruh kadar organik terhadap karak
teristik pemadatan tanah diuraikan dalam Bab 8. Tanah gambut biasanya mempunyai kadar
air y ang tinggi, berat spesifik butiran y ang rendah, dan berat volume y ang kecil . Gambar
B . 2 menunjukkan scanning elektron m icrograph dari empat contoh tanah gambut yang di
kumpulkan dari Wisconsin. Sifat·sifat dari tanah gambut te rsebut sebagian diberikan dalam
Tabel B. I
Lampiran B 277
%
L e m p u ng 14%
1. 1 a. Ayakan
1. 1 1 K erikil Oo/c
No. lolos
Pasir 66%
4 100 L a n au 20%
10 9.5 ,2 L e m p u ng 14%
b. 108,9 lb/ft3
Ldil, 1 9 80). D10 = 0,09 mm 0,56
Cu = =
c.
C. 4,56. Cc 0. 928 d. 0, 359
1.3 Cu = 6,22 e. 58,3%
Tabel B.l . Sifat-sifat Tanah Gambut yang Ditunjukkan dalam Gambar B . 2 . cc = 2,01 f. 1 ,3 1 lb
1.5 a. Ayakan % 2.3 a. 17,49 kl':/m1
b. 0,509
Sumber tanah gambut Kadar Berat Volume Berat Kadar No. lolos
air spesifik abu
(%) (kN/m 3 ) (lb/ft 3 ) Gs (%) 20 98, 1 8 c. 0,337
40 43,8 d. 5 1 , 79%
Middleton 510 9,1 57,9 I ,4 1 1 2,0 60 12,34 2.5 a. 1 678 , 3kg/m3
b.
lOO 7,8
Waupaca County 460 9,6 6 1 ,I I ,6 8 1 5 ,0 1464,48 kg/m3
200 4,7
b. D60 = 0,48 m m . DJo = 0,33 m m .
Portage 600 9,6 61 , I I , 72 1 9,5 c. 239,73 kg/m3
D10 = 0,23 111 111
Fo.ld du Lac County 240 1 0, 2 64.9 1 ,94 39,8
2.7 a. 1 6,23 kN/m3
b.
c. C11 = 2,09. Cr = 0. 99
0,656
0,396
K t•ri k i l
c.
Acuan
1.7 0% d. 23,94%
Dhowian, A. W. , and Edil, T . B . ( 1980). "Consolidation Behavior o f Peats," Gee Pasir 46% 2.9 a. 1 8 , 5 kN/111J
technical Testir1g journal, ASTM , Vol . 3, No. 3, 105- 1 14 . Lanau 31% b. 0,487
Edil, T . B . , and Krizek, R. J. ( 1977). "Preparation o f Isotropically Consolidated Clay Le m p u ng 23% 2 , 317
K crik i l
c.
Samples With Random Fabrics," Journal of Testing and Ewluation, ASTM , Vol. 5, 1.9 Q'7c d. 16,89 kN/m3
No. 5, 406-412. Pasir 10o/c 2. 11 0,6 1 3
l ndeks
280
Keseragaman: Lempung yang terkonso!idasi secara normal, Persamaan Boussinesq, 15 2 Struktur terdispersi, 5 7 , 5 9
hubungan dengan koefisien rembesan, 89 1 87 - 1 88 Persamaan kontinuitas, 1 0 1 - 103 Subtitusi isomorf, 1 1
koefisien, 23 karakteristik konsolidasi, 190 Persamaan K ozeny-Carman, 8 9 Susut, batas, 47-49
K lasifJkasi berdasarkan tekstur, 64-66 Lengkung penurunan, 93 Persamaan Laplace, 1 0 1 - 103 Syenite, 5
K lasifikasi berdasarkan tekstur menurut D eparte Lingkaran Mohr, 148- 1 49 Plastis, batas, 4 7, 48
men Pertanian Amerika (USDA), 64-66 Luasan spe sifik, 1 1 , 1 2 Plastisitas: T
Klasifikasi tanah, definisi, 64 bagan, 5 2, 54 Tanah aeolian, 6
Klasifikasi tanah untuk lapisan tanah dasar j alan M indeks, 47 Tanah alluvial, 6
raya, 67 Magma, 2 Pondasi kaku, 2 15 -2 1 6 Tanah bergradasi b aik, 24
K oefisien: Marine, tanah, 6 Pondasi lentur, 1 15 - 2 1 6 Tanah colluvial, 6
gradasi, 23 Metamorf, batuan, 2 Pori-pori mikro, 5 8 Tanah glacial, 6
kemampumampatan, 205 Mohr, lingkaran, 1 48- 1 4 9 Porositas, 30 Tanah lacustrine, 6
kemampumampatan volume, 205 Metode logaritma-waktu, 208-209 Primer, konsolidasi, 1 9 3 - 1 95 Tanah marine, 6
konsolidasi, 205 Mika hitam, 3 Prinsip reaksi Bowen, 3 Tegangan :
rembesan, 8 1 Mika lempung, 1 1 diakibatkan oleh beb an empat persegi panjang,
Proctor, uji 235 - 24 3
K oefisien kemampumampatan, 205 Mika putih, 3 1 6 1 - 166
K oefisien kemampumampatan volume, 205 Mineral lempung, 9 - 1 5
Q diakibatkan oleh beban garis, 1 5 3 - 1 5 4
K oefisien konsolidasi: Model K elvin, 1 7 8 - 1 80
Q uartz, 3 diakibatkan oleh beban lajur, 1 5 6 - 1 5 8
definisi, 205 Montmorillonite, 1 1 , 1 2 , 1 3
Q uarzite, 7 diakibatkan oleh beban lingkaran, 160- 1 6 1
penentuan, 208- 2 1 0 Mudstone, 6
diakib atkan oleh beban terpusat, 1 5 2- 153
K oefisien rembesan: M uscovite, 3
R geser, bidang miring, 1 46- 147
faktor-faktor yang mempengaruhi, 84 N Rangkaian reaksi feldspar, 3 isobar, 1 5 9, 165
harga-harga, 84 Natrium feldspar, 3 Rekahan pada kulit b umi, 3 lingkaran Mohr, 148- 149
hubungan empiris, 8 8 - 90 Newmark, diagram pengaruh, 1 6 9 Rembesan: metode kutub, 150- 1 5 1
0
lempung yang terkonsolidasi secara normal, di sekitar turap, 1 07, 1 09 normal, bidang miring, 146-147
89-90 di bawah bendungan, 109 utama, 148
lubang auger, 95 -96 Overconsolidation ratio (OCR), 1 89 Tegangan efektif:
gaya, 1 3 0 - 1 3 2
pengaruh temperatur air, 87 p kecepatan, 82-83 definisi, 1 2 1 - 1 2 3
tanah kohesif yang dipadatkan, 246, 247 Pasir, 7, 8 Rhyolite, 5 di dalam ta1;1ah tak jenuh , 1 3 5 - 1 36
tanah yang berlapis-lapis, 90-93 Ped, 5 7 , 5 8 Rembesan absolut, 84 karena kenaikan air kapiler, 1 3 8
uji pemompaan di lapangan, 9 2- 95 Pelapukan, 4-5 Rembesan ekivalen, tanah berlapis-lapis, 90-92, karena rembesan air k e atas, 1 24, 126- 1 27
uji tinggi jatuh, 86 -87 Pemadatan: 93 karena rembesan air ke b awah, 1 27
uji tinggi konstan, 85 - 86 dengan ledakan, 266 Tegangan geser, bidang miring, 146 - 1 47
K onduktivitas hidrolik, 84 dengan metode Proctor dimodifikasi, 24 1 - 242 s Teg angan normal, bidang mixing, 146- 14 7
K onsistensi, 4 3 -5 0 dengan metode Proctor standar, 235-238 Sandstone, 7 Tegangan utama, 148
K onsolidasi primer, 1 9 3 - 1 95 dengan pembebanan awal, 266- 267 Sarang lebah, struktur, 5 5 - 5 6 Tekanan air pori, 1 23
K onsolidasi sekunder: pengaruh energi pemadatan, 239-24 1 Satuan aliran, 103 Tekanan ke atas, rembesan, 1 1 2 - 1 1 3
faktor-faktor yang mempengaruhi, 201 standar ASTM , 243, 245 Schist, 6 Tekanan prakonsolidasi:
indeks, 200 tanah organik, 255-256, 257 Sedimen, batuan, 6 definisi, 1 8 8
untuk tanah di lapangan, 202 Pemadatan relatif, 254 Sekunder, konsolidasi, 200-202 penentuan, 1 89
K onsolidometer, 1 83 Pembebanan awal, 266-268 Sensitivitas, 1 90, 1 9 1 Tekanan udara pori, 1 3 5
K onstanta dashpot, 1 78 Pemampatan, indeks, 205 Shale, 6 Tinggi elevasi, 7 9
K onstanta pegas, 1 7 8 Pemuaian, indeks, 1 9 6 - 197 Siklus b atuan, 2 Tinggi tekanan, 79
Kozeny-Carman, persamaan, 8 9 Pendispersi, bahan, 20 Silika tetrahedra, 9, 1 0 Trachyte, 5
K ristalisasi, 2 Penggelembungan, 1 3 2 - 1 3 3 Sistem klasiflkasi: Transien, aliran, 8 1
K urva aliran, 45 Penggilas ban karet (angin) , 248, 250 AASHTO, 6-69 Transportasi pelapukan, 5 -6
K urva kepadatan, 252-254 Penggilas besi berpermukaan halus, 248, 249 perbandingan, 74-76 Turbulen, aliran, 8 1
K urva pemampatan asli, 1 90 Penggilas kaki-kambing, 248, 2 5 1 tekstur, 64-66
u
K utub, 1 5 0 Penurunan energi potensial, 1 05 U nified, 70
Penurunan konsolidasi: Sistem klasifikasi AASHTO, 66-68
definisi, 1 7 7 Sistem klasifikasi U nified, 70-72 Uji konsolidasi:
L d i bawah sebuah pondasi, 2 1 4 Slate, 6 grafik angka pori-tekanan, 1 84 - 1 85 , 1 86
Lacustrine, tanah, 6 perhitungan, 1 93- 195 Stokes, hukum, 1 8 grafik waktu-pemampatan, 1 84
L aminar, aliran, 8 1 Penurunan konsolidasi primer, 1 9 3 - 195 Struktur butir-tunggal, 55 -56 pengaruh beban, 1 9 3
Laplace , persamaan, 1 0 1 - 103 Penurunan segera: Struktur cluster, 5 7-59 pengaruh penambahan rasio beban, 1 9 3 , 194
Lapisan ganda terdifusi, 1 4 definisi, 1 77 Struktur sarang lebah, 55-56 prosedur, 1 8 3 - 1 84
Lembaran brucite, 9 perhitungan, 2 1 6 - 2 1 8 Struktur tanah, 5 4-59 Uji lubang auger, 95-96
Lembaran gibbsite, 9, 1 0 Penurunan, energi potensial, 1 05 Struktur tanah kohesif, 56-59 Uji pemompaan di lapangan, 92-95
Lempung, 7 , 8 Periodite, 5 S truktur tanah tak berkohensi, 5 5 -5 6 Uji pemompaan, akifer tertekan, 94-95
Lem!'ung sensitif, konsolidasi, 1 90, 1 9 1 Persamaan Bernoulli, 7 9 S truktur tanah yang dipadatkan, 243 -244 Uji Proctor:
l ndeks 283