Anda di halaman 1dari 11

DEIKSIS Vol. 11 No.

03, September-Desember 2019


p-ISSN: 2085-2274, e-ISSN 2502-227X hlm. 210-220
DOI: 10.30998/deiksis.v11i03.4111

STRATEGI PENERJEMAHAN SUBTITLING DALAM FILM


“ENDER’S GAME”

Endang Sulistijani 1, Friza Youlinda Parwis 2

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,


Fakultas Bahasa dan seni, Universitas Indraprasta PGRI
1
endang711@yahoo.co.id

Abstrak

Terjemahan sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang. Penelitian ini
mengambil objek terjemahan pada subtitling film “Ender’s Game”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi strategi penerjemahan apa saja yang terdapat dalam subtitling film “Ender’s Game”.
Strategi apa yang paling dominan dan ketepatan makna serta kesesuaian dengan durasi waktu film tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling. Dari penelitian
ini dapat diketahui bahwa strategi terjemahan yang digunakan dalam film “Ender’s Game” adalah strategi
penambahan, paraphrase, transfer, imitasi, pemampatan, desimasi, penghapusan, dan penjinakan. Dalam
film “Ender’s Game”, strategi pemampatan paling sering digunakan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
durasi ruang dan waktu dalam film sehingga subtitling harus hemat kata-kata. Namun, hal ini tidak
mengurangi kesesuaian dengan makna bahasa sumber dan tetap memperhatikan budaya sasaran. Untuk
kata-kata yang kurang sesuai dengan budaya sasaran dapat digunakan strategi penjinakan (taming)

Kata Kunci: terjemahan, subtitling, film “Ender’s Game”, strategi terjemahan

Abstract

Translation is very important for the development of knowledge in all fields. This research has taken the
translation object on the subtitling of “Ender’s Game” movie. The purpose of this study is to find out how
translations are used in the subtitling of the “Ender’s Game” movie. What is the most dominant strategy
and accuracy of meaning and suitability with the duration of the film. This study uses a qualitative
descriptive approach and purposive sampling technique. The results showed that the translation used in
the film “Ender’s Game” was an additional strategy, paraphrasing, transfer, imitation, compression,
desimation, deletion, and taming. From the existing strategy, the most prominent compression strategy.
This is due to the limited hidden space and time of subtitling in subtitling, which should save translation.
However, it does not reduce conformity with the meaning of language and continue to pay attention to the
target culture. For words that are not in accordance with the target culture, taming strategies can be used.

Keywords: translation, subtitling, film “Ender’s Game”, translation strategy

PENDAHULUAN Sebelum abad 20 penerjemahan hanya


Perkembangan ilmu pengetahuan dan digunakan dalam bidang keagamaan,
teknologi sangat berkaitan pula dengan sastra, ilmu pengetahuan dan teknologi.
perkembangan penerjemahan. Namun, sejak abad 20 penerjemahan
Penerjemahan berkembang pesat tidak sudah merambah ke semua bidang
hanya dalam penerbitan buku-buku saja termasuk audiovisual.
tetapi juga penerjemahan dalam film.

210
Strategi Penerjemahan Subtitling dalam Film “Ender’s Game”
(Endang Sulistijani, Friza Youlinda Parwis)

Bidang audiovisual seperti “subtitling is the translation of the


mendengarkan pidato, ceramah, dalam spoken language (source language) of a
konferensi, media sosial, dan film television program or film into target
merupakan bidang yang berkaitan language.
dengan penerjemahan. Penerjemahan The translated text usually
film sangat dibutuhkan karena appears in two lines at the bottom of the
masyararakat tidak hanya ingin screen
menikmati film-film dalam negeri saja, Menurut Betty, subtitling merupakan
tetapi juga film dari berbagai Negara. terjemahan dari bahasa sumber dalam
Abad 21 industri perfilman semakin program televisi atau film ke bahasa
berkembang di Asia seperti Indonesia, target. Dijelaskan pula bahwa dalam
Korea, Thailand, Jepang, India, dan subtitling tidak boleh lebih dari dua
sebagainya. Penerjemahan film dibagi baris. Penerjemahan dari bahasa sumber
dua, yakni dubbing dan subtitling. Hal ke bahasa target tidak lepas dari “teks.
ini seperti yang dinyatakan oleh Maksudnya, dalam penerjemahan,
Boordwell & Thompson, “The most two sangat diperhatikan konteks situasi dan
common forms form of screen budaya (White, 2008).
translation are dubbing and subtitling” Dari pemahaman tentang lintas
(Bordwell & Thompson, 1990: 409). budaya (Cross Culture Understanding)
Lebih lanjut Thomson akan ditemukan ideologi teks tersebut.
menyatakan, “Dubbing as the process of Selain itu, teks juga berkaitan dengan
replacing part or all of the voices on the field (isi), mode/channel (lisan/tulis),
sountrack in order to correct mistakes or dan tenor/relation (hubungan antara
rerecord dialog”. Yang dimaksud pembicara-pendengar/pemirsa atau
adalah dubbing sebagai proses penulis-pembaca. Seorang penerjemah
penggantian bagian suara pada harus mampu memilih strategi
soundtrack untuk memperbaiki penerjemahan secara tepat dengan
kesalahan atau merekam kembali dialog memperhatikan konteks situasi dan
tersebut. Thomson menambahkan bahwa pemahaman lintas budaya.
sulih suara tidak terjadi dari satu bahasa Apalagi dalam subtitling,
(Bahasa Sumber) ke bahasa lain (Bahasa penerjemah berhadapan dengan suatu
Sasaran) atau SL (Source Language) into fenomena unik, yaitu teks bahasa sumber
TL (Target Language) saja, tetapi dapat merupakan teks dari dialog lisan yang
terjadi dari SL ke TL dengan suara orang didukung oleh setting tempat, waktu,
yang berbeda. Hal ini sedikit berbeda suasana, ilustrasi musik, mimik tokoh,
dengan subtitling. Gambier menyatakan, dan sebagainya.
“Subtitling is one of two possible Tujuan penelitian ini untuk
methods for providing the translation of mengetahui startegi penerjemahan yang
a movie dilaogue, where the original dipakai dalam film “Ender’s Game”
dialogue soundtrack is left in place and tersebut. Selain itu, dapat diketahui juga
the translation is printed along the strategi penerjemahan yang sangat
bottom of the film (Gambier, 1993: 276). dominan dalam penerjemahan subtitling
Dengan kata lain, subtitling film “Ender’s Game” dan apa
adalah terjemahan pada dialog film yang penyebabnya.
diletakan di bawah film tersebut. Tujuan Manfaat penelitian ini dipandang
subtitling ini untuk membantu pemirsa dari dua sisi dimensi, yakni dimensi
menikmati sebuah film berbahasa asing. pengembangan kajian penerjemahan dan
Pakar lain, Betty White, mengatakan dimensi praktis. Dari dimensi

211
DEIKSIS | Vol. 11 No.03 | September-Desember 2019: 210-220

pengembangan kajian penerjemahan, diterima oleh pendengar/pemirsa atau


hasil penelitian ini diharapkan pembaca dengan benar, penerjemah
membantu peneliti penerjemahan harus dapat menyesuaikan gramatikal
melakukan kajian berbasis analisis teks dan leksikonnya dengan baik pula (Nida
dalam penerjemahan pada berbagai jenis & Taber, 1969).
teks. Kesepadanan makna merupakan
Dari dimensi praktis, hasil hal penting dalam penerjemahan. Ini
penelitian ini diharapkan dapat adalah sebuah reproduksi pesan bukan
bermanfaat bagi penerjemah untuk hanya pemindahan bentuk. Jadi, makna
menganalisis teks dengan lebih kritis dan harus diutamakan dalam penerjemahan
dapat memilih strategi yang tepat dan isi pesan adalah keutamaan yang
sehingga mampu menghasilkan mendasar. Catford menekankan
terjemahan yang sesuai dengan tujuan terjemahan pada medium yakni melihat
penerjemahan dan dapat diterima oleh terjemahan sebagai pengalihan bahasa
pembaca TL. Dengan strategi atau “an operation performed on
penerjemahan yang tepat pula, kualitas language: a process of substituting a text
terjemahan semakin lama semakin baik in one langauge for a text in another”.
dan meningkat. Selanjutnya, Catford
Berikut ini diuraikan beberapa menambahkan pula bahwa translation is
definisi terjemahan, proses terjemahan, the replacement of textual material in
dan strategi terjemahan. one language (SL) by equivalent textual
Menurut Larson, penerjemahan material in another language (TL)
merupakan pengalihan makna dan (Catford, 1965: 1)
penggantian bentuk bahasa dari bahasa Terjemahan adalah pengalihan
sumber ke bahasa target. Bentuk dapat materi testual dari bahasa sumber dengan
diubah, tetapi makna harus materi tekstual yang sepadan dari bahasa
dipertahankan (Larson, 1998). target.
Larson juga menjelaskan bahwa
yang dimaksud dari menerjemahkan Strategi Penerjemahan
adalah (a) mempelajari teks bahasa Beberapa pakar penerjemahan
sumber yang di dalamnya terdapat menggunakan istilah yang berbeda untuk
struktur gramatikal, leksikonnya, menyebut “strategi penerjemahan”.
konteks situasi dan budaya; (b) Vinay dan Dalbernet (Vinay &
menganalisis teks bahasa sumber untuk Darbelnet, 2000) serta Bakee (Baker,
mengetahui maknanya; (c) menyatakan 1992) menyebutnya ‘strategi’. Hoed
kembali makna yang sama dengan (Hoed, 1992)menyebut istilah tersebut
leksikon, struktur gramatikal, konteks dengan ‘teknik’, sedangkan Newmark
situasi dan budaya ke dalam bahasa (Newmark, 1981) menyebut dengan
target. istilah ‘prosedur’. Menurut Newmark,
Menurut Nida dan Taber, strategi penerjemahan digunakan untuk
penerjemahan merupakan pernyataan menangani masalah-masalah
kembali isi atau pesan dari bahasa penerjemahan dalam kata, tingkat frasa,
sumber ke bahasa target dengan padanan dan kalimat. Berikut beberapa strategi
yang sama atau mendekati terutama yang dapat digunakan penerjemah untuk
makna dan gaya bahasanya. Tujuan mengatasi masalah penerjemahan
utama penerjemahan adalah (Newmark, 1981).
mengungkap kembali pesan. Agar
maksud pesan yang diungkapkan dapat Transferensi

212
Strategi Penerjemahan Subtitling dalam Film “Ender’s Game”
(Endang Sulistijani, Friza Youlinda Parwis)

Transferensi adalah strategi Karena tidak ada padanannya, frasa


penerjemahan yang menggunakan istilah tersebut diterjemahkan sesuai dengan
Tsu ke dalam Tsa. Baker (Baker, 1992) bentuknya. Jadi, mirip dengan teknik
menyebutkan translation using loan peminjaman murni dan alamiah.
words, Vinay dan Darbelnet (Vinay & Perbedaannya adalah bahwa teknik ini
Darbelnet, 2000) menyebutnya biasanya digunakan dalam tataran frasa
borrowing, dan Hoed menyebutnya tetapi tidak mengubah susunan katanya
‘tidak diberikan padanan’ (Hoed, 1992). (word-for-word translation) atau
Strategi ini digunakan untuk mengubah susunan kata (literal
memperkenalkan kata/ istilah asing. translation), tetapi dengan meminjam
Misalnya, nama makanan ‘hamburger’ istilah aslinya (Newmark, 1981; Vinay
dan ‘pizza’ yang tetap dipertahankan & Darbelnet, 2000).
dalam Tsa karena belum memiliki
padanan dalam Bsa (Bahasa Sasaran). Modulasi
Strategi modulasi adalah variasi dalam
Naturalisasi penerjemahan dengan cara mengganti
Naturalisasi merupakan strategi cara berpikir atau sudut pandangnya
penerjemahan dengan cara (Vinay & Darbelnet, 2000). Dengan
mengadaptasi istilah atau kata dalam strategi modulasi ini, hal yang abstrak
bahasa sumber ke dalam pelafalan dan dapat diubah menjadi konkret, kalimat
struktur morfologi yang alami dari aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif,
bahasa sasarannya (Newmark, 1981). simbol atau lambang dapat diganti, dan
Sementara Hoed memakai istilah sebagainya. Sejalan dengan pendapat
‘penerjemahan fonologi’ untuk strategi Vinay dan Dalbernet serta Hoed
ini (Hoed, 1992). berpendapat dalam modulasi
Menurutnya, strategi penerjemah memberikan padanan yang
penerjemahan fonologis digunakan secara semantis berbeda sudut pandang
apabila penerjemah tidak mendapatkan maknanya atau cakupan maknanya,
kesamaan yang tepat BSa sehingga tetapi dalam konteks yang bersangkutan
diputuskan untuk memunculkan istilah memberikan kesan atau maksud yang
baru yang diambil dari bunyi kata itu sama. Sebagai contoh, ‘tea bag’
dalam BSu untuk disesuaikan dengan diterjemahkan menjadi ‘teh celup’
sistem bunyi (fonologi) dan ejaan (Hoed, 1992; Vinay & Darbelnet, 2000).
(grafologi) BSa. Sebagai contoh,
‘cryptographic Padanan Budaya
Baker berpendapat bahwa padanan
Kalke (Calque) budaya atau kesesuaian budaya dapat
Menurut Newmark dan Vinay & dilakukan dengan mengganti kata atau
Dalbernet, calque atau through ekspresi budaya BSu dengan kata atau
translation adalah penerjemahan literal ekspresi budaya yang berbeda di BSa,
yang memakai pinjaman untuk kolokasi tetapi memiliki maksud dan dampak
yang umum dan mungkin frasa yang yang sama bagi pembaca BSa. Misalnya,
sudah dikenal oleh pengguna BSa. dengan disertai contoh-contoh yang
Misalnya, ‘honeymoon’ diterjemahkan sepadan dengan budaya bahasa
menjadi ‘bulan madu’. Frasa dalam sasaran/target (Baker, 1992). Sejalan
bahasa sumber ini diterjemahkan secara dengan pendapat Baker, Newmark
literal. Dari teknik ini terlihat adanya (1988) menjelaskan dengan strategi ini
interferensi struktur bahasa sumber. penerjemah mengganti kata budaya

213
DEIKSIS | Vol. 11 No.03 | September-Desember 2019: 210-220

dalam BSu dengan kata budaya yang pendengar/pemirsa/pembaca BSa


sepadan dalam BSa (Baker, 1992; (Hoed, 1992). Contohnya, nama
Newmark, 1981). Misalnya, dalam film makanan, minuman,merek, istilah-
Laskar Pelangi terdapat adegan dan istilah yang memiliki kekhasan budaya
dialog tokoh utama mengagumi Raja yang tidak ada dalam bahasa sasaran
Dangdut Rhoma Irama. Dalam bahasa (BSa). Baker menjelaskan bahwa
target dapat ditambahkan dengan frasa deskripsi tambahan dapat disejajarkan
like Elvis Presley, the king of music. dengan kata pinjaman atau loan words
Misalnya, ‘manor born’ diterjemahkan plus explanation. Penjelasan tambahan
menjadi ‘berdarah biru’ atau ‘berdarah dipakai untuk menerjemahkan konsep
bangsawan’. budaya, konsep modern, dan kata-kata
yang tidak umum. Misalnya, ‘Cheerios’
Kesepadanan Deskripstif diterjemahkan menjadi ‘sereal
Menurut Hoed, kesepadanan deskriptif Cheerios’ (Baker, 1992).
adalah strategi penerjemahan dengan
memadankan kata atau istilah dari Penerjemahan dengan Pengurangan
bahasa sumber (BSu) disertai uraian Baker berpendapat strategi ini mungkin
secara jelas pada bahasa sasarannya terdengar agak berani, tetapi sebenarnya
(BSa). Strategi ini digunakan apabila tidak terlalu berbahaya untuk
penerjemah tidak menemukan istilah mengurangi terjemahan kata atau
yang sepadan dari BSu ke dalam BSa. ekspresi pada konteks tertentu. Apabila
Sebagai contoh, ‘licensed software’ makna yang terdapat dalam kata atau
diterjemahkan menjadi ‘perangkat lunak ekspresi tidak terlalu penting dalam
yang dilisensikan’ (Hoed, 1992). keseluruhan teks dan malah akan
membuat pembaca bingung dengan
Kata Generik penjelasan yang panjang lebar,
Strategi penerjemahan dengan kata penerjemah dapat menghilangkan
generik ini digunakan apabila terjemahan kata atau ekspresi yang
menemukan kesulitan dalam mencari dimaksud (Baker, 1992).
kata yang lebih spesifik dalam bahasa
sasaran sebagai padanan kata dalam Terjemahan Resmi
bahasa sumber (Baker, 1992). Hal Hoed mengungkapkan istilah
senada juga diungkapkan oleh Larson, terjemahan resmi (Hoed, 1992).
kata generik dapat digunakan apabila Newmark menyebutnya recognized
kata yang lebih spesifik tidak ditemukan translation. Dengan strategi ini,
dalam BSa. Larson memberi contoh penerjemah tidak perlu mencari padanan
apabila padanan kata ‘wolf’ tidak untuk sejumlah istilah, nama, dan
ditemukan dalam BSa, kata yang lebih ungkapan yang telah memiliki padanan
umum ‘animal’ dapat digunakan resmi dari bahasa sasarannya karena
(Larson, 1998). dalam terjemahan resmi sudah ada
padanan yang strandar. Misalnya dalam
Penjelasan Tambahan menerjemahkan istilah dalam teks
Penjelasan tambahan diberikan agar undang-undang, Al Quran, Injil, glosari
suatu kata dapat lebih mudah dipahami di bidang tertentu, penerjemah dapat
oleh pembaca Tsa. Menurut Hoed, istilah langsung menggunakan terjemahan
atau kata yang disertai dengan deskripsi resmi yang sudah ada (Newmark, 1981).
tambahan merupakan kata yang masih Newmark bahkan menekankan
dianggap asing oleh penerjemah tidak diharapkan menambah

214
Strategi Penerjemahan Subtitling dalam Film “Ender’s Game”
(Endang Sulistijani, Friza Youlinda Parwis)

atau memperjelas terjemahan teks-teks film tidaklah mudah karena terikat oleh
itu (Newmark, 1981). media dan waktu. Media yang dimaksud
adalah layar film yang merupakan ruang
Catatan Kaki untuk penemparan teks terjemahan. Hal
Catatan kaki merupakan salah satu ini tidak seperti teks terjemahan bahasa
strategi penerjemahan yakni dengan tulis yang ruang untuk teks terjelaman
memberikan penjelasan tambahan. Hoed berupa halaman per halaman dalam buku
berpendapat dalam catatan kaki, atau novel. Tata letak penempatan
penerjemah membubuhkan penjelasan subtitling meliputi posisi layar ada di
dalam bentuk catatan pada bagian bawah bagian bawah, jumlah baris maksimal
halaman. Tujuannya adalah agar makna dua baris, tidak lebih dari 35 karakter per
terjemahan menjadi jelas dan mudah barisnya. Dari sisi waktu, penerjemah
dipahami oleh pembaca, berhadapan dengan sulitnya menentukan
pendengar/pemirsa. Hal ini dilakukan waktu pemunculan subtitling karena
apabila catatan itu panjang sehingga harus tepat dengan kemunculan dialog.
kalau ditempatkan di dalam teks akan Beberapa ketentuan terkait dengan
mengganggu pembacaan (Hoed, 1992). waktu munculnya subtitling, yaitu: a) 3
sampai 6 detik durasi untuk dua garis
Pengertian Subtitling penuh; b) kurang dari 3,5 detik durasi
Subtitling adalah proses penerjemahan satu baris tunggal (7 hingga 8 kata); c)
teks film. Shuttleworth dan Cowie 1,5 detik durasi satu kata tunggal; d) 0,25
menyatakan bahwa subtitling isthe detik waktu munculnya subtitling
process of providing synchronized sesudah ujaran tokoh; e) 2 detik waktu
captions for film and television dialogue subtitling hilang sesudah ujaran tokoh; f)
(and more recently for live opera) waktu antara dua subtitling berturutan
(Shuttleworth & Cowie, 1997). adalah 0,25 detik; g) dan subtitling harus
O’Connel menjelaskan bahwa subtitling menghilang sebelum “cut” karena “cut”
is defined as supplementing the original menunjukkan perubahan tematik
voice soundtrack by adding written text (Hastuti, 2015).
(O’Connell, 1998). Menurut Luyken,
“Subtitling are condensed translations of Jenis-Jenis Subtitling
original dialogue, which appear as lines Gottlieb membagi subtitling menjadi
of text usually positioned towards the dua, yaitu intralinguistik dan
bottom of the screen. The subtitles follow interlinguistic (Gottlieb, 1994).
the rhythm of the original and appear
and disappear synchronised with the Intralinguistik
corresponding section of original Intralinguistik adalah bentuk subtitling
dialogue.” Subtitle merupakan teks yang vertikal karena penampilan
terjemahan yang mengacu pada dialog subtitling disesuaikan dengan bahasa
asli, yang kemunculannya sebagai asli. Jika terdapat perubahan hanya
deretan teks ditempatkan di bagian dalam bentuk mode karena mengubah
bawah dari film tersebut (Luyken & pesan lisan ke bentuk teks/ tulis. Bentuk
Herbst, 1991). subtitling ini diterapkan pada program
Jadi, subtitling adalah pengalihan televisi lokal, khususnya untuk pemirsa
pesan lisan dari bahasa sumber (BSu) ke yang pendengarannya kurang atau
bahasa sasaran (BSa) yang berbentuk terganggu. Selain itu, dapat juga
tulis atau teks dimunculkan saat dialog diterapkan pada program pembelajaran
berlangsung. Pembuatan subtitling pada bahasa asing.

215
DEIKSIS | Vol. 11 No.03 | September-Desember 2019: 210-220

Interlinguistik Parafrase (paraphrase)


Interlinguistik merupakan bentuk Pada strategi paraphrase ini, penerjemah
subtitling yang bersifat diagonal karena menjelaskan bagian kalimat berdasarkan
penerjemah mentrasfer pesan lisan ke apa yang dipahami si penerjemah.
dalam bahasa asing sehingga terjadi Contohnya, Turn back no longer
perubahan mode dan bahasa. diterjemahkan menjadi “Jangan lagi
Sementara itu, berdasarkan segi melihat masa lalu”.
teknisnya subtitling dibagi menjadi dua
bagian, yaitu closed subtitling dan open Transfer
subtitling seperti berikut ini (O’Connell, Strategi transfer ini terlepas dari
1998). penjelasan tambahan. Jadi,
penerjemahannya harafiah, apa adanya.
Closed Subtitling Penerjemah tidak mengubah dari sudut
Jenis ini muncul dalam bentuk teletext pandangnya atau penafsiran-penafsiran
yang bersifat pilihan artinya bahwa teks lain. Misalnya, Turn back no longer
bisa dimunculkan atau tidak sesuai diterjemahkan menjadi “Jangan lagi
dengan keinginan penonton. melihat-melihat ke belakang”.

Open Subtitling Imitasi


Open subtitling adalah jenis subtitling Imitasi adalah suatu strategi
yang sering ditemukan pada program penerjemahan dengan cara menulis
televisi. Penonton tidak dapat kembali kata dalam teks aslinya tanpa
menghilangkan subtitling yang terdapat ada penambahan. Hal ini digunakan
dalam film tersebut. Dengan kata lain, untuk menuliskan nama orang atau nama
subtitling tersebut muncul dan menyatu tempat. Transkripsi Pada strategi ini
dengan film. penerjemah menulis ulang penggunaan
kata atau istilah tertentu yang tidak
Strategi Penerjemahan pada Film umum dalam bahasa sumber. Sebagai
Strategi penerjemahan dalam subtitling contoh, BSu (Bahasa Sumber):
film pada dasarnya sama dengan pada Assalamualaikum wr.wb, dalam bahasa
buku, hanya saja ada beberapa tambahan sasaran (BSa): Assalamualaikum wr.wb
strategi karena yang dihadapi (Moslem greeting)
penerjemah bukan teks tetapi dialog
audiovisual. Menurut Gottlieb dalam Pemampatan (condensation)
Sugeng Haryanto Strategi penerjemahan Strategi ini dilakukan dengan meringkas
untuk menerjemahkan film ada sebelas naskah asli untuk menghilangkan dialog-
strategi. Sebelas strategi penerjemahan dialog yang tidak penting. Namun
tersebut adalah sebagai berikut demikian, pemampatan terjemahan bisa
(Haryanto, 2005). membuat hilang efek pragmatik padahal
Penambahan (expansion) maksud asli naskah atau tokoh harus
Penambahan dalam penerjemahan tersampaikan.
berarti menambah keterangan dalam
terjemahannya, contohnya kalimat Desimasi
That’s in the dead-duck day Desimasi adalah pemampatan yang
diterjemahkan menjadi “Itu terjadi di ekstrem. Hal ini biasanya digunakan
bebek mati (Saat itu seekor bebek mati untuk menerjemahkan dialog tokoh yang
karena kena lemparanku)”. mengeluarkan kata-kata tidak sopan,

216
Strategi Penerjemahan Subtitling dalam Film “Ender’s Game”
(Endang Sulistijani, Friza Youlinda Parwis)

kurang mendidik karena tokoh sedang kuesioner, dapat ditentukan strategi


mengumpat atau bertengkar. penerjemahan yang digunakan.
Teknik analisis dilakukan
Penghapusan (deletion) dengan cara menyimak, membaca, dan
Pada strategi penghapusan ini sebagian mencatat. Dalam penelitian ini, penulis
naskah asli dihapus karena bagian menggunakan beberapa teori terjemahan
tersebut hanya tambahan saja dan dari Nida dan Taber, Larson, serta
apabila dihapus tidak mengurangi makna strategi terjemahan dari Newmark,
keseluruhan teks. Perbedaan antara Vinay, dan Baker.
pemampatan dan penghapusan, yaitu
dalam pemampatan terdapat bagian- HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian yang dimampatkan atau Strategi terjemahan dalam Subtitling
dipadatkan, dibuat menjadi lebih Film “Ender’s Game”
sederhana tanpa mengurangi maknanya,
sedangkan dalam penghapusan terdapat Penambahan (Expansion)
bagian yang sengaja dihilangkan atau Contoh terjemahan dengan strategi
dipotong agar tidak terlalu panjang atau penambahan (expansion):
lebih efektif. a) Ender: Ten of millions died.
Ender: Sepuluh juta orang tewas.
Penjinakan (Taming) b) Sersan Dap: At ease!
Taming digunakan untuk Sersan Dap: Istirahat di tempat!
menerjemahkan kata-kata yang kasar
sehingga menjadi kata-kata yang bisa Pada kutipan dialog contoh (a)
diterima oleh pemirsa. terdapat penambahan kata “orang” yang
seharusnya cukup dengan terjemahan
Pelepasan/Angkat Tangan sepuluh juta telah tewas. Hal ini karena
(Resignation) penerjemah ingin menekankan siapa
Resignation ini diterapkan apabila tiada yang telah tewas, yaitu orang yang mati
padanan terjemahan yang sesuai dan akibat serangan alien. Pada contoh (b)
wujud kehilangan makna. kata At ease seharusnya cukup
diterjemahkan dengan kata “istirahat!”
METODE PENELITIAN tapi kata ini diucapkan Sersan Dap
Penelitian ini merupakan penelitian setelah ketua barisan menyiapkan
deskriptif kualitatif. Sumber data dalam barisannya. Dalam budaya Indonesia,
film ini adalah subtitle film “Ender’s perintah yang digunakan dalam barisan
Game” dan untuk menentukan kualitas untuk istirahat, digunakan kata “istirahat
terjemahan film tersebut, data diambil di tempat”.
dari 10 rater. Peneliti menggunakan
berbagai sumber untuk menguji Parafrase (Paraphrase)
kebenaran data yang sama. Contoh Parafrase:
Data yang diteliti berasal dari a) Bonzo: You better watch your back,
teks bahasa sumber (BSu), teks bahasa Wiggin.
sasaran (BSa) dan para informan yang Bonzo: Sebaiknya kau tak berulah,
mengisi kuesioner (rater). Dari hasil Wiggin.
kuesioner yang diambil berkaitan b) Alai: Eat that! Dragon rules!
dengan strategi penerjemahan film Alai: Makan itu! Dragon hebat!
“Ender’s Game”, terdapat 100 data yang
masuk. Dengan teknik analisis isi dan

217
DEIKSIS | Vol. 11 No.03 | September-Desember 2019: 210-220

Strategi parafrase terlihat pada Pemampatan (Condensation)


contoh kalimat di atas (a) yang Contoh strategi pemampatan:
diterjemahkan menjadi “sebaiknya kau Sersan Dap: Wakie, wakie, rise and
tak berulah, Wiggin” Sebenarnya shine!
kalimat You better watch your back, Sersan Dap: Bangun dan bersiaplah!
Wiggin mempunyai maksud memberi
peringatan agar Wiggin menjaga sikap. Strategi pemampatan yang
Pada kalimat (b) frase Dragon rules terdapat pada contoh di atas dengan cara
diterjemahkan menjadi “Dragon hebat”. meringkas kalimat atau ucapan yang
Yang dimaksud adalah Kelompok tidak penting sangat tepat agar pembaca
Dragon tersebut menguasai peringkat / atau pendengar tahu secara efektif
menguasai game. makna yang akan disampaikan (tidak
bertele-tele). Kata wakie (wake up) dan
Transfer rise merupakan kata yang bermakna
Contoh strategi transfer. sama, yaitu “bangun”, sehingga
Stilson: Don’t lecture me, Wiggin! penerjemah memampatkan menjadi satu
Stilson: Jangan kuliahi aku, Wiggin! kata saja.

Pada kalimat di atas terlihat jelas Desimasi


bahwa penerjemah menerjemahkan Contoh strategi desimasi:
kalimat tersebut secara harafiah (apa Nurse: The sooner we get this done, the
adanya). Lecture berarti “kuliah” atau sooner you move on.
dalam bahasa Indonesia sepadan dengan Nurse: Semakin cepat selesai, semakin
kata “memberi kuliah/menguliahi”. cepat pulih.

Imitasi Strategi desimasi di atas


Contoh strategi imitasi: digunakan penerjemah untuk
a) Peter: Stay out of the way, Valentine! pemampatan yang langsung mengena
Peter: Jangan ikut campur, pada tujuan dengan maksud segera
Valentine! dilakukan agar cepat sembuh
b) Alai: Eat that! Dragon rules!
Alai: Makan itu! Dragon hebat! Penghapusan (Deletion)
Contoh terjemahan dengan strategi
Contoh kalimat (a) pada bahasa penghapusan:
sumber terdapat kata-kata yang Kolonel Graff: You’re flapping around
berhubungan dengan nama orang, yaitu like a bunch of drunken ducks
Valentine. Untuk nama orang tersebut, Kolonel Graff: Kalian mengepak
penerjemah tetap menggunakan ngepak seperti sekumpulan
“Valentine”. bebek.
Pada kalimat (b) terdapat kata
Dragon yang mengacu pada nama Pada contoh di atas, penerjemah
kelompok, sehingga penerjemah tetap sengaja menghilangkan kata around
menulis ulang kata “Dragon” tanpa ada karena flapping around sama
perubahan. maksudnya dengan kata flapping,
sedangkan kata drunken dihilangkan
Transkripsi (Transcription) karena tidak ada padanan yang tepat
Dalam penelitian ini tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia
adanya penggunaan strategi transkripsi.

218
Strategi Penerjemahan Subtitling dalam Film “Ender’s Game”
(Endang Sulistijani, Friza Youlinda Parwis)

Penjinakan menangkap secara singkat, tetapi jelas


Contoh strategi penjinakan. makna dari dialog dalam film tersebut.
Bonzo: Are you threaten me, Snot? Apabila terlalu mentransfer
Bonzo: Apa kau mengancamku? semua kalimat secara harafiah maka
waktu tidak akan cukup atau tepat
Strategi penerjemahan kalimat di dengan jalannya film. Oleh karena itu,
atas menggunakan strategi penjinakan terjemahan film berbeda dengan
agar maknanya lebih berterima di terjemahan pada teks tertulis seperti
budaya sasaran. Secara harafiah, kalimat novel atau tulisan lain
Are you threaten me, Snot? apabila
diterjemahkan akan menjadi “Apa kau DAFTAR PUSTAKA
mengancamku, Ingusan?”. Baker, M. (1992). In other words: A
Dari 100 data yang didapat dari course on translation. London:
kuesioner, strategi penerjemahan dalam Sage Publications.
film “Ender’s Game” yang berdurasi
satu jam 50 menit ini meliputi 11% Bordwell, F., & Thompson, K. (1990).
penambahan, 8% parafrase, 12% Film Art. USA: Mc Graw-Hill,
transfer, 15% imitasi, 20% pemampatan, Inc.
12% desimasi, 12% penghapusan, dan
10% penjinakan. Untuk strategi Catford, J. C. (1965). A linguistic theory
penerjemahan transkripsi dan angkat of translation: An essay in
tangan atau resignation, tidak ditemukan applied linguistics. Oxford:
dalam subtitling tersebut. Oxford University Press.

SIMPULAN Gambier, Y. (1993). Audio visual


Simpulan dari analisis yang telah communication: typological
dipaparkan, maka strategi terjemahan detour (Translatio).
yang digunakan untuk menerjemahkan Philadelphia: John Benjamin.
film “Ender’s Game” adalah strategi
Gottlieb, H. (1994). Subtitling: Diagonal
penambahan, parafrase, transfer, imitasi,
Translation. In Perspectives:
pemampatan, desimasi, penghapusan,
Studies in Translatology.
dan penjinakan. Di antara kedelapan
Dinamarca.
strategi tersebut, strategi pemampatan
yang paling dominan. Haryanto, S. (2005). Subtitling: Di
Hal ini disebabkan oleh antara Keterbatasan Bahasa-
terbatasnya ruang dan waktu sehingga Budaya dan Media. Collection of
dalam subtitling haruslah ‘hemat International Conference on
terjemahan’. Dalam penelitian ini, tidak Translation: Translation,
ditemukan penggunaan strategi Discourse and Culture. Program
transkripsi dan angkat tangan Pascasarjana: UNS. Semarang:
(resignation). Dalam penerjemahan Program Pascasarjana: UNS.
subtitling pada film, hendaknya
penerjemah selain menguasai strategi Hastuti, E. D. (2015). An Analysis On
penerjemahan, budaya dari bahasa Subtitling Strategies Of Romeo
sumber dan bahasa sasaran, juga And Juliet Movie. Register
memperhatikan ketentuan waktu Journal, 8(1), 57–80. Retrieved
kemunculan subtitling. Hal ini from
dimaksudkan agar pembaca dapat http://journalregister.iainsalatiga

219
DEIKSIS | Vol. 11 No.03 | September-Desember 2019: 210-220

.ac.id/index.php/register/article/ O’Connell, E. (1998). Choices and


view/324. constraints in film translation.
Unity in Diversity: Current
Hoed, B. H. (1992). Linguistik, semiotik, Trends in Translation Studies.
dan kebudayaan kita. Jakarta. Manchester: St. Jerome
Publishing, 61–67.
Larson, M. L. (1998). Meaning-based
translation: A guide to cross- Shuttleworth, M., & Cowie, M. (1997).
language equivalence (Second Dictionary of translation studies.
Edi). USA: University Press of Manchester: St. Jerome
America, Inc. Publishing.

Luyken, G.-M., & Herbst, T. (1991). Vinay, J. P., & Darbelnet, J. (2000). A
Overcoming language barriers Methodology for translation in
in television: Dubbing and venutti (ed.). The translation
subtitling for the European study reader. New York:
audience. Manchester: European Routledge.
Institute for the Media.
White, B. (2008). Subtitling: The
Newmark, P. (1981). Approaches to museum of broadcast
translation (Language Teaching communication. Translation
methodology senes). Oxford: Journal, 4(1). Retrieved from
Pergamon Press, Ltd. url:
http://accurapid.com/journal/32f
Nida, E. A., & Taber, C. R. (1969). The ilm.htm
Theory and Practice of
Translation, Leiden: EJ Brill.
Leiden: E.J Brill.

220

Anda mungkin juga menyukai