Lilin Aroma Yang Pernah Padam1
Lilin Aroma Yang Pernah Padam1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Ari Afandi
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................4
2.1 Pengertian Lilin...............................................................................4
2.2 Sejarah Lilin....................................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Lilin..............................................................................5
BAB III METODE PEMBUATAN......................................................6
3.1 Teknik Pembuatan...........................................................................6
3.2 Alat dan Bahan................................................................................7
3.3 Cara Pembuatan.............................................................................10
BAB IV ESTIMASI DANA...............................................................11
4.1 Biaya Pengeluaran........................................................................11
4.2 Harga Jual......................................................................................12
BAB V PENUTUP..............................................................................13
5.1 Kesimpulan....................................................................................13
5.2 Saran..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri atas sumbu yang diselimuti
oleh bahan bakar padat. Menurut sejarah, sebelum abad ke-19, bahan bakar
yang terkandung di dalam lilin adalah lemak sapi yang banyak mengandung
lemak sapi yang banyak mengandung asam stearat. Sekarang yang biasanya
digunakan adalah parafin. Penerangan listrik sudah hampir merata di setiap daerah.
Hal ini mengakibatkan lilin lebih banyak digunakan untuk keperluan lain, misalnya
dalam upacara agama, perayaan ulang tahun, dan sebagainya.
Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan mudah, dapat
dilakukan semua orang. Yang perlu anda perhatikan adalah keselamatan kerja karena
lilin bisa membahayakan. Jika kita akan mengubah bentuknya menjadi benda
kerajinan yang unik, tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas
kompor.
1.3 Tujuan
1. Agar Mengetahui Kerajinan Bahan Lilin.
2. Agar Mengeathui Sejarah Lilin.
3. Agar Mengetahui Jenis-jenis Lilin.
4. Agar Mengetahui Teknik dari kerajinan Lilin.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Penelitian tentang lilin terus berlanjut, hingga lemak bersumbu digantikan
lilin dari malam lebah yang beraroma wangi tanpa disertai bau lemak. Puncaknya,
pada abad XIX, ahli kimia Prancis, Michel Eygene Chevreul, berhasil memisahkan
asam lemak dari gliserin lemak sehingga menghasilkan asam stearat, bahan penting
untuk menghasilkan lilin bermutu baik. Stearat bersama dua bahan yang ditemukan
selanjutnya, yaitu spermaceti dan malam parafin, menjadi bahan baku utama lilin.
Spermaceti terbuat dari lemak ikan paus. Kelebihan spermaceti adalah tidak
menimbulkan bau pedas dan rasa pedih di mata saat lilin menyala selain itu, batang
lilinya tidak mudah lembek dan bengkok. Zaman sekarang lilin mempunyai bentuk,
ukuran dan keunikan tersendiri dan mempunyai aroma harum tertentu.
b. Lilin Hias
Lilin hias adalah lilin yang digunakan untuk memberi kesan indah
pada ruangan Yang akan memberikan kesan indah. Lilin hias biasanya sering
digunakan pada acar pesta ataupun pada restaurant maupun café yang bertema
kekinian dan modern tapi tetap mempertahankan kesan sederhana dan alami.
5
BAB III
METODE PEMBUATAN
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak contohnya
seperti lilin. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun
teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lilin antara
lain membentuk dan mengukir:
1. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari
tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.
a. Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau
pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering
dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
b. Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali
cetak (cire verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang
menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi
valve), ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang
banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai
adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun
cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik
dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan
gelas.
2. Mengukir
6
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola
pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran
antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan
ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun,
teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.
1. Kompor.
7
5. Sumbu.
7. Parafin.
8
8. Stearin.
9. Pewarna.
11. Pewangi
9
3.3 Cara Pembuatan
B. LILIN HIAS
10
BAB IV
ESTIMASI DANA
11
20 20.00
8 Pewangi 1 Botol .000 0
-
192.00
TOTAL 0
Maka dapat disimpulkan bahwa laba dari satu kali pembuatan adalah Rp 168.000
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerajinan bahan lunak merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi
wirausahanwan sejak dini karena kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana.
Salah satunya ialah kerajinan bahan lunak dari Lilin. Lilin merupakan perlengkapann
sehari – hari yang dibutuhkan oleh semua manusia, oleh karenanya Lilin dapat kita
temui diberbagai tempat dengan banyak varian dan harga yang terjangkau, sehingga
kita tidak menemukan kesulitan ketika mulai membuat kerajinan ini. Asalkan kita
memiliki tekad yang kuat serta tidak mudah putus asa dalam memulai usaha ini maka
kita akan menjadi irausahawan yang sukses.
5.2 Saran
Kerajinan bahan lunak dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macan
kerajinan bahan lunak. TInggal dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk
melahirkan kerajinan bahan lunak yang digemari oleh banyak orang.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.rumah.com/berita-properti/2016/5/124302/buat-lilin-aromaterapi-sendiri
http://www.martinrecords.com/info/ternyata-lilin-sudah-ada-sejak-tahun-3000sm-yuk-
simak-selengkapnya-disini/
https://jendela360.com/info/lilin-aromaterapi-terbaik/
https://www.idntimes.com/life/diy/vivinyudha/cara-membuat-lilin-aroma-terapi-pengusir-
nyamuk-c1c2
14