Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anis Ababil

NPM : 2021406403026
MK : Kajian Pembelajaran BI

Tugas!
Analisis Puisi “Ibu” Karya D. Zamawi Imron

Ibu
Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir

Bila aku merantau


Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku di hati
Ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Ibu adalah gua pertapaanku

Dan ibulah yang meletakkan aku di sini


Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti

Bila kasihmu ibarat samudera


Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

Lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku


Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu
Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglalasesekali datang padaku


Menyuruhku menulis langit biru
Dengan sajakku

-UNSUR BATIN
1. Suasana
Haru
2. Tema
Kecintaan seorang ibu akan anaknya.
3. Nada
Penghimbau, mengingatkan kepada kita pembaca agar tidak melupakan ibu, dan tahu betapa
banyaknya jasa yang telah diberikan ibu ke kita.

4. Amanat

Ibu adalah seorang yang sangat berjasa di kehidupan kita dengan segala hal yang diberikan
olehnya, dan bagaimana seorang anak yang telah hidup berpisah dari ibunya harus tetap
mengingat dan berbakti kepada orang tuanya.

-UNSUR FISIK
1) Diksi
a. Kemarau
Berarti kekeringan; gagal panen; bencana
b. Hanya mata air air matamu ibu
Sang ibu menangis; karena kesusahan saat kemarau tiba.
c. Mayang siwalan
Kerinduan; kenangan indah
d. Gua pertapaanku
Dalam kandungan/rahim; tempat berlindung; tempat bernaung; mencari petunjuk.
e. Berlayar
Menghadapi kehidupan
f. Pahlawan
Sosok yang berjasa besar
g. Samudra
Sangat luas
h. Lautan teduh
Samudra pasifik; samudra terluas
I. Angin sakal
Masalah; cobaan; hambatan
j. Bianglala
Pellangi; indah
k. Langit biru
Indah

2) Kata konkret
a. Sumur-sumur kering
Dedaunan pun gugur bersama reranting
Kemarau; kekeringan; gersang; tandus

b. Sedap kopyor susumu


Dan ronta kenakalanmu
Mengingat tentang masa kehidupan
c. Ibu adalah gua pertapaanku
Tmpat mencari petunjuk kehidupan
d. Kasihmu ibarat samudra, sempit lautan teduh
Kaih ibu sangatlah luas; besar
e. Mencuci lumut pada diri
Membersihkan diri dari kesalahan; dosa
f. Tempatku berlayar, menebar pukat & melempar tanah
Tempat mencari penghidupanku
g. Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Jika dalam mengahadapi hidup diterpa cobaan

3) Imaji
a. Pendengaran
· -
b. Penglihatan
· Sumur-sumur kering
· Daunan pun gugur bersama reranting
· Hanya mata air air mata mu ibu
· Saat bunga kembang
· Menunjuk ke langit, kemudian ke bumi

c. Sentuhan
· -
d. Penciuman
· Semerbak bau sayang

e. Perasaan
· Di hati ada mayang siwalan
· Memutikkan sari-sari kerinduan

f. Perasa
Sedap kopyor susumu
4) Majas
a. Ibu adalah gua pertapaanku (metafora)
b. Kasihmu ibarat samudra (simile)
c. Bidadari berselendang bianglala (metafora)
d. Menulis langit biru (metafora)

5) Rima
Banyak menggunakan akhiran dengan vokal (dari yang tersering) “u”, “a” dan “i”
Vokal lumayan berat (kesedihan sekaligus kegembiraan dan kental akan rasa haru)

6) Tipografi
a. Penggunaan tanda baca
1. Koma
Pemenggalan kata
2. Titik
Mengakhiri kalimat
b. Penggunaan huruf kapital
1. Di awal puisi
2. Untuk mengawali kata “Tuhan”

Anda mungkin juga menyukai