Anda di halaman 1dari 12

EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT ISLAM


“SULTAN HADLIRIN” 061/PAP/RSISH/V/ 00 1/9
JEPARA 2022
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur

14 Mei 2022

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Rumah Sakit Islam “Sultan Hadlirin”
Jepara

dr. H.GUNAWAN W.S. DTMH,M.Kes.


PENGERTIAN  Early Warning System (EWS): merupakan suatu strategi di
mana petugas mampu mengidentifikasi keadaan pasien
memburuk secara dini dan bila perlu mencari bantuan tim yang
kompeten untuk memastikan bahwa tindakan resusitasi
dilakukan secara efektif.
 Early Warning Scoring System: merupakan strategi untuk
memonitor penurunan kondisi pasien di rumah sakit dengan
menilai parameter klinis pasien, menilai skor dan melakukan
intervensi dan terapi sesuai dengan skor EWS. Sistem skoring
ini tidak bisa menggantikan sepenuhnya pemeriksaan klinis
pasien secara lengkap, pemeriksaan secara lengkap tetap
diperlukan untuk dapat menilai pasien secara komprehensif.
 Aktivasi Code Blue: Suatu kode yang merespon cepat
kejadian kegawatan medis atau henti jantung/napas di rumah
sakit. Response time Tim Medis Emergency (TME) segera,
maksimal 10 menit untuk kegawatan medis dan maksimal 5
menit pada kondisi henti napas/henti jantung.
 Tim Medis Emergensi (TME)/Tim Code Blue: merupakan
tim dengan kemampuan bantuan hidup lanjut, terdiri dari
dokter dan perawat yang bertugas merespon terhadap
kegawatan medis dengan skor tertentu EWS atau kondisi henti
jantung dan henti napas.
 Petugas Primer: merupakan petugas baik medis maupun non
medis terlatih bantuan hidup dasar yang pertama kali
menjumpai kegawatan termasuk henti jantung. Tugas utama
adalah melakukan bantuan hidup dasar dan segera
mengaktifkan sistem emergensi rumah sakit.
 Aktivasi Emergensi: Sistem ini termasuk aktivasi sistem
kegawatdaruratan termasuk henti jantung di rumah sakit
dengan 1 nomor telepon aktivasi emergensi ( no telepon 101)
yang langsung terhubung dengan Tim Medis Emergency.
Pelayanan resusitasi ini berlangsung selama 24 jam dalam 1
minggu.

1. Mengenali kegawatan dan mencegah kejadian henti jantung di


rumah sakit
2. Menjamin resusitasi yang optimal pada pasien dengan
TUJUAN kegawatan
3. Menjamin tindakan bantuan hidup dasar dan lanjut dilakukan
secara cepat dan efektif pada korban henti jantung
4. Perawatan paska resusitasi yang optimal
EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

0061/PAP/RSISH/V/ 00 2/9
RUMAH SAKIT
2022
ISLAM “SULTAN
HADLIRIN”
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Surat Keputusan Direktur Nomor : IV. 01 / 96 / RSI / IV / 2022
KEBIJAKAN Tentang Kebijakan Manajemen Operasional dan Pelayanan Rumah
Sakit Islam “ Sultan Hadlirin Jepara “.
STANDARISASI Standarisasi SDM (sumber daya manusia)
1. Tim Medis Emergensi (TME): merupakan tim dengan
kemampuan bantuan hidup lanjut, terdiri dari dokter jaga dan
perawat terlatih yang bertugas merespon terhadap panggilan
pasien kritis (aktivasi code blue) dengan skor tertentu EWS untuk
dapat melakukan resusitasi dengan efektif terhadap kegawatan
medis (respon segera, maksimal 10 menit) atau memenuhi
panggilan pasien dengan henti jantung/henti napas (respon segera,
maksimal 5 menit)
Setiap hari koordinator membagi jadwal tugas tim Tim medis
emergensi dan menuliskan di papan jaga.
2. Komponen Tim:
Komponen Tim Medis Emergency terdiri dari dokter dan
perawat terlatih bantuan hidup lanjut.
Pada kondisi aktivasi pasien dengan henti jantung, harus
terpenuhi unsur-unsur dari tim meliputi:
 Leader: sebagai pemimpin tim resusitasi dan terapi
defibrilasi
 Kompresor: Melakukan kompresi dada secara efektif
 Ventilator: Melakukan support oksigenasi dan ventilasi
 Sirkulator: Melakukan pemasangan monitor, iv line dan
terapi obat
Tim Medis Emergency terdiri dari dokter jaga ruangan yang
bertugas, 1 perawat ICU, 1 perawat IGD dan dibantu 2 perawat
dari ruangan rawat inap pasien emergency.
Standarisasi Sarana
 Monitor dan defibrilator
 Kit emergency yang berisi: Laringoskopi dewasa dan anak,
Endotrakheal tube semua ukuran, Laryngeal Mask Airway
(LMA) semua ukuran, Bag Valve mask dewasa dan anak,
peralatan untuk akses intravena, obat-obatan resusitasi, cairan
kristaloid dan koloid.
EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

061/PAP/RSISH/V/ 00 3/9
RUMAH SAKIT
2022
ISLAM “SULTAN
HADLIRIN”
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR ALUR/SISTEM EARLY WARNING PASIEN DEWASA
1) Setiap pasien di bangsal perawatan harus dilakukan monitoring vital
sign oleh perawat jaga dan dilakukan pemeriksaan terhadap 7
parameter fisiologis 7 parameter yaitu laju pernapasan, saturasi
oksigen, penggunaan suplementasi O2, tekanan darah sisolik,
temperatur, laju jantung dan kesadaran. Tentukan skoring EWS
pasien.
2) Pada pasien yang stabil di bangsal (parameter hijau (skor 0), maka
monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala setiap 8 jam,
3) Jika skor 1- 4 (kategori kuning/resiko rendah), jika ya, maka respon
selanjutnya adalah, assessment segera oleh perawat senior (response
time maksimal 5 menit), eskalasi perawatan (manajemen nyeri,
demam, terapi oksigen dll), jika diperlukan assessment oleh dokter
jaga (residen senior) dan konsultasikan ke DPJP (dokter penanggung
jawab pasien). Monitoring dan evaluasi ditingkatkan setiap 4-6 jam
4) Jika skor 5-6 (kategori oranye/resiko sedang) jika ya, maka respon
selanjutnya adalah assessment segera oleh dokter jaga bangsal
(residen senior) dengan response time maksimal 5 menit , eskalasi
perawatan dan terapi, dan tingkatkan frekuensi monitoring, minimal
setiap 1 jam konsultasikan ke DPJP (dokter penanggung jawab
pasien). Jika diperlukan pindahkan ke area yang sesuai/area dengan
fasilitas bed side monitor.
5) Jika skor 7 atau lebih (kategori merah/resiko tinggi), maka respon
selanjutnya adalah lakukan resusitasi (bebaskan jalan napas, support
oksigenasi dan sirkulasi) dan monitoring secara kontinyu, ambil troli
emergency termasuk defibrilator, aktivasi tim medis reaksi cepat
(TME) (telepon 101), panggil dokter jaga bangsal dan konsultasikan
ke dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
6) Jika pasien mengalami henti jantung (nadi karotis tidak teraba),
lakukan RJP (Resusitasi Jantung dan Paru), ambil troli emergency
termasuk defibrilator. Panggil/aktivasi henti jantung ke nomor
telepon 101. Penerima telepon (tim medis emergensi/TME) akan
menganalisis informasi untuk menuju lokasi (response time segera,
maksimal 5 menit).
Keterangan: Jika terdapat gejala dan tanda lain di luar 7 parameter
di atas dan petugas primer menyatakan terdapat tanda yang
mengancam jiwa secara langsung, maka dapat mengaktifkan code
blue kegawatan medis 101
7) Manajemen paska resusitasi sesuai kondisi pasien.
EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

061/PAP/RSISH/V/ 00 4/9
RUMAH SAKIT
2022
ISLAM “SULTAN
HADLIRIN”
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ALUR/SISTEM EARLY WARNING PASIEN ANAK
1. Setiap pasien di bangsal perawatan harus dilakukan monitoring vital sign
oleh perawat jaga dan dilakukan pemeriksaan terhadap 3 parameter
fisiologis keadaan umum, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi.
Tentukan skoring EWS pasien.

EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM


Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT ISLAM


061/PAP/RSISH/V/ 00 5/9
“SULTAN HADLIRIN” 2022
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 2. Pada pasien yang stabil di bangsal (parameter hijau (skor 0-2),
maka pasien masih dalam kondisi stabil, monitoring dan evaluasi
dilakukan secara berkala atau jika diperlukan setiap 4 jam, jika
terdapat penurunan kondisi jika perlu konsultasikan dengan dokter
jaga bangsal.
3. Jika skor 3- 4 (kategori kuning/resiko rendah), jika ya, maka
terdapat penurunan kondisi paisen, laporkan ke penanggung jawab
tim jaga, konsultasikan ke DPJP, dan terapi/intervensi sesuai saran
DPJP, lakukan monitoring dan evaluasi setiap 2 jam atau lebih.
Jika perlu pindahkan ke area dengan monitoring yang sesuai.
4. Jika skor 5 atau lebih (kategori merah) jika ya, terdapat penurunan
kondisi yang signifikan, konsultasikan ke DPJP (dokter
penanggung jawab pasien), aktivasi code blue kegawatan medis
101. Response time Tim Medis Emergency adalah segera,
maksimal 10 menit.
5. Jika pasien mengalami henti jantung (nadi karotis tidak teraba),
lakukan RJP (Resusitasi Jantung dan Paru), ambil troli emergency
termasuk defibrilator. Panggil/aktivasi code blue henti jantung ke
nomor telepon 101. Penerima telepon (tim medis emergensi/TME)
akan menganalisis informasi untuk menuju lokasi (response time
maksimal 5 menit).
6. Manajemen paska resusitasi

EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM


Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT ISLAM


061/PAP/RSISH/V/ 00 6/9
“SULTAN HADLIRIN” 2022
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR

ALUR/SISTEM EARLY WARNING PASIEN OBSTETRI


1. Setiap pasien di bangsal obstetri harus dilakukan monitoring vital
sign oleh perawat jaga dan dilakukan pemeriksaan terhadap
parameter fisiologis 11 parameter
2. Pada pasien yang stabil di bangsal (parameter hijau (skor 0)), maka
monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala setiap 8 jam,
EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

061/PAP/RSISH/V/ 00 7/9
RUMAH SAKIT
2022
ISLAM “SULTAN
HADLIRIN”
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
3. Jika Skor 1-4 Assessment segera oleh bidan senior, respon segera,
maks 5 menit, Eskalasi perawatan dan frekuensi monitoring tiap 4-6
jam atau lebih cepat, Jika diperlukan assessment oleh dokter jaga
bangsal dan konsultasikan DPJP,  Jika terdapat gejala impending
eclampsia (nyeri kepala, gangguan penglihatan dan nyeri ulu hati)
eskalasi perawatan dan monitoring lebih dini
4. Jika skor 5-6 : Assessment segera oleh dokter jaga bangsal (respon
segera, maksimal 5 menit), Konsultasi DPJP dan spesialis terkait
contoh anestesia obstetri), Eskalasi perawatan dan monitoring tiap
jam, Pertimbangkan perawatan area dengan monitor yang sesuai.
5. Jika skor 7 atau lebih: Resusitasi dan monitoring secara kontinyu
oleh dokter jaga dan bidan senior, Informasikan dan konsultasikan
ke DPJP, kontak segera anestesia obstetri, pindahkan ke area yang
sesuai HCU/ICUJika terdapat tanda dan gejala penurunan kondisi
secara cepat, penurunan kesadaran, kejang, akral dingin, distress
pernapasan dan perdarahan yang massif segera panggil tim medis
reaksi emergency 101.
6. Jika pasien mengalami henti jantung (nadi karotis tidak teraba),
PROSEDUR lakukan RJP (Resusitasi Jantung dan Paru), ambil troli emergency
termasuk defibrilator. Panggil/aktivasi henti jantung ke nomor
telepon 666. Penerima telepon (tim medis emergensi/TME) akan
menganalisis informasi untuk menuju lokasi (response time
maksimal 5 menit).
7. Keterangan: Jika terdapat gejala dan tanda lain di luar 7 parameter
di atas dan petugas primer menyatakan terdapat tanda yang
mengancam jiwa secara langsung, maka dapat mengaktifkan code
blue kegawatan medis 101

EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM


Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

061/PAP/RSISH/V/ 00 8/9
RUMAH SAKIT
2022
ISLAM “SULTAN
HADLIRIN”
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR

EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM


Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT ISLAM


061/PAP/RSISH/V/ 00 9/9
“SULTAN HADLIRIN” 2022
JEPARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Semua unit pelayanan Rumah Sakit Islam “Sultan Hadlirin” Jepara.


UNIT TERKAIT
 Ruang lingkup kegiatan aktivasi code blue adalah area perawatan
maupun non perawatan rumah sakit. Untuk Early Warning dengan
sistem skor diterapkan di bangsal perawatan
 Dalam hal ini sistem Early Warning dengan sistem skor dan Code
Blue tidak termasuk area perawatan pasien kritis
(IGD/ICU/Perinatology/IBS), yang telah memenuhi standar-standar
pelayanan pasien kritis termasuk SDM, Sarana dan sistem nya.
 Mengingat karakteristik fisiologis masing-masing, maka EWS RSI Sultan
Hadlirin Jepara dibagi menjadi kategori: EWS Dewasa, EWS Anak dan
EWS untuk pasien obstetrik
REKAMAN
NO Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal berlaku
HISTORIS
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai