Anda di halaman 1dari 72

METODE PENGEMBANGAN COPING STRESS PADA SANTRI DI RUMAH

TAHFIDZ DAUMAN QUR’AN INDONESIA BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh


gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam ilmu Bimbingan dan Konseling Islam

Oleh :
Nur Sukma Wati
NPM : 1841040208
Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022
Metode Pengembangan Coping Stress Pada Santri Di Rumah Tahfizh Dauman
Qur’an Indonesia Bandar Lampung

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna


Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) dalam Ilmu Bimbingan Dan Konseling
Islam

Oleh

Nur Sukma Wati

NPM: 1841040208

Jurusan: Bimbingan Dan Konseling Islam

Pembimbing I : Dr. H. Rosidi, MA.

Pembimbing II : Dr. Fitri Yanti, MA.

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H/2022 M
ABSTRAK

Para penghafal Al-Qur’an yang dalam menjalani proses


hafalannya tidaklah mudah dan sangatlah panjang.Seorang penghafal
terkadang merasa tertekan dengan adanya tuntutan dan tanggung
jawab yang di emban. Secara teoritis keadaan tertekan tersebut bisa
dikatakan sebagai stress ringan. Adanya tekanan yang menuntut
individu berlebihan dan individu merasa tidak mampu untuk
mengatasinya.Oleh karena itu, perlu adanya coping stress yang harus
dilakukan oleh santri Rumah Tahfidz Dauman Qur’an Indonesia agar
tetap istiqomah dalam menghafal Al-Qur’an. Rumusan masalah
penelitian ini yaitu: (1) Apa permasalahan yang dialami santri di
Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia, (2) Bagaimana metode
pengembangan coping stress pada santri di Rumah Tahfidz Dauman
Qur’an Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu agar mengetahui Apa
permasalahan yang dialami santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur’an
Indonesia dan bagaimana metode pengembangan coping stress pada
santri di Rumah Tahfidz Dauman Qur’an Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan


pendekatan penelitian kualitatif.Sumber data primer diperoleh dari
pimpinan, ustadzah pembimbing, dan santri.Sedangkan sumber data
sekunder diperoleh dari tokoh pendiri, buku-buku, dan jurnal yang
mendukung penelitian ini.Adapun pengumpulan data penelitian ini
adalah dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data observasi,
wawancara dan dokumentasi yang diperoleh langsung dari informan
berupa catatan, rekaman dan data-data dari sumber yang terkait
dengan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) permasalahan


yang dialami santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia yaitu
kurang mampu mengontrol diri, Egosentrism, serta faktor lingkungan
yang mengakibatkan kurang fokus dalam menghafal. (2) Metode
coping yang digunakan pada santri di Rumah Tahfidz Dauman Qur’an
Indonesia adalah problem focused coping(coping akif) dan emotion
focused coping (positive reappraisal). Adapun metode pengembangan
copingstress pada santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia
yaitu: social support coping, religious coping serta melakukan hal-hal
baik.

Kata Kunci: Metode Pengebangan Coping Stress, Santri Tahfidzul


Qur’an

ii
ABSTRACT

The memorizers of the Qur'an who are in the process of


memorizing it are not easy and very long. A memorizer sometimes
feels pressured by the demands and responsibilities that are carried
out. Theoretically, this depressed state can be said to be mild stress.
The existence of pressure that demands excessive individuals and
individuals feel unable to cope with it. Therefore, it is necessary to
have a stress coping that must be done by the students of Rumah
Tahfidz Dauman Qur'an Indonesia in order to remain istiqomah in
memorizing the Qur'an. The formulation of the research problems are:
(1) What are the problems experienced by students at Tahfizh Dauman
Qur'an Indonesia House, (2) How is the method of developing stress
coping on students at Tahfidz Dauman Qur'an Indonesia House. The
purpose of this study is to find out what problems are experienced by
students at Tahfizh Dauman Qur'an Indonesia House and how to
develop stress coping methods for students at Tahfidz Dauman Qur'an
Indonesia House.

This study used a descriptive method with a qualitative


research approach. The primary data sources were obtained from the
leadership, supervising ustadzah, and students. While the secondary
data sources were obtained from the founders, books, and journals that
supported this research. using observation data collection techniques,
interviews and documentation obtained directly from informants in the
form of notes, recordings and data from sources related to the
research.

The results of this study indicate that: (1) the problems


experienced by students at the Indonesian Tahfizh Dauman Qur'an
House are lack of self-control, egocentrism, and environmental factors
that result in lack of focus in memorizing. (2) Coping methods used
for students at Tahfidz Dauman Qur'an Indonesia House are problem
focused coping (active coping) and emotion focused coping (positive
reappraisal). The methods of developing coping stress on students at
Tahfizh Dauman Qur'an Indonesia House are: social support coping,
religious coping and doing good things.

Keywords: Coping Stress Development Method, Tahfidzul Qur'an


Santri

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Sukma Wati


NPM : 1841040208
Jurusan/Prodi : Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Metode


Pengembangan Coping Stres Pada Santri Di Rumah Tahfizh Dauman
Qur’an Indonesia” adalah benar-benar merupakan hasil karya
penyusun sendiri, bukan duplikasi ataupun suduran dari karya orang
lain kecuali pada bagian yang telah dirijuk dan disebut dalam footnote
atau daftar pustaka. Apabila dilain waktu terbukti adanya
penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada
pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar lampung, Juni 2022


Penulis,

Nur Sukma Wati


NPM: 1841040208

iv
MOTTO

ْ ‫ٱَّلل ت‬
٨٢ ُ‫َط َمئِ ُّن ٱ ْلقُلُىب‬ ِ َّ ‫ٱَّلل أَ ََل بِ ِذ ْك ِر‬
ِ َّ ‫َط َمئِ ُّن قُلُىبُهُم بِ ِذ ْك ِر‬ ۟ ُ‫ين َءامن‬
ْ ‫ىا َوت‬ َ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram. [Q.S. Ar-Ra’ad (13):28]

v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kita memujinya


meminta pertolongan, pengampunan serta petunjuk kepada-Nya.Kita
berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal
kita. Dengan mengharap ridha-Mu ya Allah, dan sholawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan para
pengikutnya. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda Alm. Abdul Majid Sanjaya dan ibunda Suprihatin yang


telah mendidik dan membesarkan ananda dengan penuh cinta dan
kasih sanyangnnya, dan memberikan dukungan moril maupun
materil serta untaian-untaian do’a hingga putrinya bisa berada
dititik ini. Terimakasih telah mengajarkan arti sabar dan ikhlas
yang sesungguhnya. Ananda mohon maaf yang sebesar-besarnya
atas perjalanan panjang putrimu ini.

2. Terimakasih untuk kakak-kakak saya Eka Eviana, Edi Saputra,


Dwi Asmarita dan Trisna Irawan, yang telah memotivasi saya
dalam meraih gelar sarjana.

3. Keponakan tercinta Chandra Rizky Pratama dan Tyas Diandra


Putri yang insyAllah akan melanjutkan perjuangan ini di masa
yang akan datang.

4. Adik-adik tersayang di Rumah Tahfidz Dauman Qur’an Indonesia


khususnya Siti Sholeha Alfi Mulhamah, Selga Putri, Luthfi Ariba,
Nur Halimah, Auni Lutfiah, Dewi Lestari, Asma Sausan,
Halimatus Sa’dyah, Dan Kholifaturrahmah, betapa bersyukurnya
saya dipertemukan dengan kalian di akhir masa perkuliahan.

vi
RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Nur Sukma Wati, lahir di Karya


Tani, Labuhan Maringgai pada 11 Maret 1999.Penulis merupakan
anak ke-3 dari 3 bersaudara, dari pasangan bapak Alm.Abdul Majid
Sanjaya dan ibu Suprihatin.

Adapun pendidikan yang ditempuh penulis mulai tahun 2005


yaitu:

1. TK Al-Madinah Karya Tani Lulus Tahun 2005

2. SD Negeri Karya Tani Lulus Tahun 2011

3. MTS Al-Madinah Karya Tani Lulus Tahun 2014

4. MA Al-Madinah Karya Tani Lulus Tahun 2017

5. Mengabdi di Pondok Pesantren Modern Madinah Karya Tani


Lulus Tahun 2018

6. Kemudian penulis melanjutkan pendidika tahun 2018 di UIN


Raden Intan Lampung, Fakultan Dakwah dan Ilmu Komunikasi
pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.

Penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di


Desa Karya Tani Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Lampung Timur pada tahun 2021 pula penulis melakukan PKL di
Kantor Urusan Agama (KUA) Labuhan Maringgai Lampung Timur.
Selama menjadi mahasiswa, aktif diberbagai kegiatan intra maupun
ekstra Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi UIN Raden Intan
Lampung

Penulis

Nur Sukma Wati


NPM. 1841040208

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb Dengan meengucap Syukur atas


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga selalu tersampaikan kepada junjungan kita, Nabi
besar Muhammad SAW, yang selalui menjadi inspirator bagi setiap
muslim.
Penulis menyadari dalam setiap pencapaian membutuhkan
sebuah proses yang tidak mudah, sama halnya dengan penulisan
skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Metode Pengembangan
Coping Stress Pada Santri Di Rumah Tahfidz Dauman Qur’an
Indonesia”. Tentunya dalam proses peyelesaian skripsi ini tidak lepas
dari bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagia pihak
tersebut, diantaranya:
1. Bapak Dr. H. Abdul Syukur, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Uin Raden Intan
Lampung.
2. Ibu Dr. H. Sri Ilham Nasution M. Pd. Selaku Ketua Jurusan
Bimbingan Dan Konseling Islam Serta Ibu Umi Aisyah, Selaku
Sekretaris Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam
3. Bapak Dr. H. Rosidi, M.A. Selaku Dosen Pembimbing I Dan Ibu
Dr. Fitri Yanti, MA Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan juga pikirannya dalam
memberikan bimbingan, arahan dan dukungannya kepada penulis.
4. Para Dosen serta segenap Staf Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan
pengetahuan dan segenap bantuan selama proses menyelesaikan
studi.
5. Ami Farid Abdillah Dan Ammah Sofwah Nur Robaniyah selaku
Pengasuh Rumah Tahfidz Dauman Qur’an Indonesia dan para
ustadzah pembimbing Rumah Tahfidz Dauman Qur’an Indonesia

viii
tempat penulis menimba ilmu dan pengalaman hidup yang
berharga.
6. Keluarga besar Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung atas
perkenankannya meninjamkan buku sebagai literatur yang
dibutuhkan.
7. Sahabat Qur’an di Tahfidz Dauman Qur’an Indonesia yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta untaian do’anya dalam
mengerjakan skripsi ditengah-tengah perjuangan menghafal Al-
Qur’an.
8. Teman-teman angkatan 2018 BKI C yang telah membersamai dan
memberi semangat satu sama lain hingga detik ini.
9. Sahabat terbaik, Fifi Khoirunnisa, Endah Kartika Putri,
Mumbadyah, Lutfiyah Aini, Yuliani, Yuni Kusnawati, Selfia
Zulfa, Anggi Angraini yang telah memberi bantuan dan
mengindahkan perjuangan dalam proses menyelesaikan skripsi
ini.
10. Terakhir teruntuk diri sendiri terimakasih sudah tidak menyerah
walau sering merasa kalah. Sesulit apapun proses yang dijalani
kamu selalu sabar dari hal yang mengejar. Ini bukan akhir dari
segalanya perjalananmu baru saja dimulai, terus berjuang ya.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
atas segala doa dan dukungannya semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
membalas semua kebaikan yang sudah diberikan kepada penulis.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis harapkan kepada para pembaca
kiranya dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.
Bandar lampung, Juli 2022
Penulis

Nur Sukma Wati


NPM. 1841040208
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i


ABSTRAK ......................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
PENGESAHAN ................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan judul ............................................................. 1
B. Latar Belakang Masalah ................................................ 3
C. Fokus dan Sub Fokus ..................................................... 7
D. Rumusan Masalah ......................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................... 8
G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan ................... 9
H. Metode Penelitian .......................................................... 12
I. Sistematika Penulisan .................................................... 22

BAB II METODE PENGEMBANGAN COPING STRES


A. Coping Stres .................................................................. 25
1. Pengertian Stres....................................................... 25
2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stres ................. 27
3. Kondisi Kesehatan Mental Saat Stres ...................... 28
4. Pengertian Coping Stres .......................................... 31
5. Bentukbentuk Coping Stres ..................................... 34
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Coping Stres ... 36
7. Dinamika Proses Coping ......................................... 38
8. Fungsi Coping Stres ................................................ 40
9. Coping Menurut Islam ............................................ 41
B. Permasalahan Yang Dialami Santri ............................... 44

x
C. Metode Pengembangan Coping Stres ............................ 46
1. Pengertian Metode Pengembangan ......................... 46
2. Metode Pengembangan Coping Stres ...................... 47

BAB III DESKRIPSI RUMAH TAHFIDZ DAUMAN QUR’AN


INDONESIA BANDAR LAMPUNG
A. Sekilas Tentang Rumah Tahfizh Dauman Qur’an
Indonesia ....................................................................... 49
1. Sejarah Singkat Rumah Tahfizh Dauman Qur’an
Indonesia ................................................................. 49
2. Visi, Misi Dan Tujuan Rumah Tahfizh Dauman
Qur’an Indonesia ..................................................... 50
3. Struktur Kepengurusan Rumah Tahfizh Dauman
Qur’an Indonesia ..................................................... 50
4. Jumlah Pembimbing Dan Santri Rumah Tahfizh
Dauman Qur’an Indonesia ....................................... 51
5. Program Kerja Rumah Tahfizh Dauman Qur’an
Indonesia ................................................................. 53
6. Sarana Dan Prasarana Rumah Tahfizh Dauman
Qur’an Indonesia ..................................................... 55
B. Kegiatan santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur’an
Indonesia ....................................................................... 55
C. Upaya Santri Menghadapi Stres di Rumah Tahfizh
Dauman Qur’an Indonesia ............................................. 60

BAB IV METODE PENGEMBANGAN COPING STRES


PADA SANTRI DI RUMAH TAHFIZH
DAUMAN QUR’AN INDONESIA
A. Bentuk Masalah Yang Dihadapi Santri Di Rumah
Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia ............................... 67
B. Metode Pengembangan Coping Stres Pada Santri Di
Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia .................. 69

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 73
B. Rekomendasi ................................................................ 74

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

3.1 Data Pembimbing Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia ...... 51

3.2 Data Santri Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia ................ 52

3.3 Sarana Dan Prasarana Rumah Tahfizh Dauman Qur’an


Indonesia ............................................................................................. 55

3.4 Kegiatan Santri Di Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia ..... 56

3.5 Kegiatan Santri Rumah Tahfizh Dauman Qur’an Indonesia


Selama Ramadhan ....................................................................... 58

xii
DAFTAR BAGAN

3.1 Struktur Kepengurusan Rumah Tahfizh Dauman Qur’an


Indonesia ............................................................................................. 41

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 4 SK Judul

Lampiran 6 SK Perubahan Judul

Lampiran 7 Surat Keterangan izin penelitian dari PTSP

Lampiran 8 Surat keterangan penelitian

xiv
xv
16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas bagi para
pembaca agar tidak terjadi kesalahpahaman dari pembahasan
yang dimaksud, maka penulis perlu menjelaskan arti yang
terdapat pada judul proposal ini. Judul skripsi ini adalah
“Metode Pengembangan Coping Stres Pada Santri Di Rumah
Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia Bandar Lampung”

Metode berasal dari dua suku kata, yaitu “meta” yang


berarti jalan dan“hodos” yang berarti melalui. Dari paparan
tersebut bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa metode adalah
jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.1 Dalam hal ini
metode yaitu alat atau cara yang digumanakan untuk
mengantarkan seseorang agar sampai pada tujuan yang
ditentukan.

Pengembangan adalah suatu usaha untuk


meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan
latihan.2 Dalam hal ini pengembangan adalah proses untuk
menghasilkan suatu kemajuan dalam hal yang positif.

Jadi metode pengembangan adalah sebuah cara yang


tersistem atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa
pengembangan suatu sistem agar sistem tersebut dapat
memenuhi kebutuhan. 3 Yang dimaksud metode
pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu tindakan

1
Harmonedi, "Metode Pendidikan Dalam Al- Qur'an," JurnalPendidikan
Islam, 3, No. 1 (2020): 16–31 <Https://Doi.Org/10.15548/Mrb.V3i1.1323>.
2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), 24.
3
Nurichsan, “Metode Pengembangan,” Blog.Unsoed.Ac.Id, 2010,
Https://Nurichsan.Blog.Unsoed.Ac.Id/2010/11/19/Metode-Pengembangan-Waterfall
Prototyping/.
2

untuk meningkatkan kemampuan seseorang dengan cara


melakukan langkah-langkah dalam mengimplementasikannya.

Menurut Mashudi coping merupakan upaya-upaya


untuk mengatasi, mengurangi, atau menoleransi ancaman, dan
beban perasaan yang tercipta karena stres.Coping merupakan
sejumlah usaha untk menanggulangi, mengatasi atau
berurusan dengan cara yang sebaik-baiknya menurut
kemampuan individu. 4Dalam hal ini coping adalah reaksi
yang dimunculkan dari diri seseorang untuk menghadapi
suatu tuntutan.

Stres merupakan sebuah keadaan yang dialami ketika


ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang
diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. 5Jadi coping
stress menurut Taylor adalah suatu proses dimana individu
mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-
tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun
tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber
daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi
stressful.6Yang dimaksud coping stress dalam penelitian ini
adalah suatu upaya kognitif untuk mengurangi atau
meminimalisasikan suatu siatuasi yang penuh ancaman.

Nurcholish Madjid menyebut dua pendapat tentang


asal usul kata santri, yaitu: kata santri yang berasal dari
bahasa Jawa “Cantrik” yang berarti seseorang yang
mengikuti seorang guru kemanapun pergi atau menetap
dengan tujuan dapat belajar suatu keilmuwan
kepadanya.7Pengertian ini senada dengan pengertian santri
secara umum, yakni orang yang belajar agama Islam dan

4
Juli Andriyani, "Strategi Coping Stres Dalam Mengatasi Problema
Psikologis," At-Taujih Bimbingan Dan Konseling Islam, 2, No. 2 (2019): 37–55.
5
Olga Groenson , Terry Looker, Managing Stres Mengatasi Stres Secara
Mandiri (Yogyakarta: Baca, 2005), 44.
6
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, (Jakarta,: Grasindo, 1994), 149.
7
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan
(Jakarta: Paramadina, 1997), 19.
3

mendalami agama Islam di sebuah pesantrian (pesantren)


yang menjadi tempat belajar bagi para santri. 8Jadi yang
dimaksud santri disini yaitu seseorang yang menghafal Al-
Qur‟an di sebuah Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia
di Way Halim Bandar Lampung.

Berdasarkan istilah-istilah yang dijelaskan di atas,


maka yang dimaksud dengan judul dalam penelitian ini adalah
suatu studi yang mengkaji tentang cara yang tersistem atau
teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa
pengembangan dalam mengatasi stres yang diterapkan pada
santri di Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia Way
Halim Bandar Lampung.

B. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada


Nabi Muhammad SAW, dengan banyak keistimewaan.
Menghafalkan Al-Qur‟an merupakan kegiatan yang
melibatkan memori, akan tetapi semata-mata tidak hanya
mengandalkan memori saja melainkan lebih kepada proses
yang harus dijalani ketika menghafal Al-Qur‟an. Karena
penghafal AlQur‟an berkewajiban untuk menjaga hafalannya,
memahami apa yang dipelajarinya, dan bertanggungjawab
untuk mengamalkannya, sebab menghafal dikatakan sebagai
tahapan yang cukup panjang karena tanggung jawab yang
dipikul oleh penghafal Al-Qur‟an akan melekat pada dirinya
hingga akhir hayat. 9Telah dijelaskan juga dalam surah Al-Isra
ayat 9:

8
Mansur Hidayat, „Model Komunikasi Kyai Dengan Santri Di Pesantren‟,
Jurnal Aspikom, 2, No. 6 (2017): 387.
9
Uswatun Hasanah And Naeli Sa, "Gambaran Stress Dan Strategi Coping
Pada Santri Tahfidz Di Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Asrama Al- „ Asyiqiyah,"
Pendidikan Dan Kebudayaan, 3, No.2 (2021): 1–16.
4

‫ين يَ ْع َملُو َن‬ ِ َّ ِ‫إِ َّن َٰه َذا ٱلْ ُقرءا َن ي ه ِدى لِلَِِّت ِهى أَقْ وم وي بشِّر ٱلْمؤِمن‬
َ ‫ني ٱلذ‬
َ ْ ُ ُ َُ َ ُ َ َ َْ َْ َ
‫َجًرا َكبِ ًريا‬ ِ
ِ ‫ٱلصل َٰح‬
َّ ‫ت أ‬
ْ ‫َن ََلُ ْم أ‬ َ ََّٰ
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar
gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada
pahala yang besar” (Q.S. Al-Isra [17] :9)

Dalam mencetak dan melahirkan para penghafal Al-


Qur‟an, dalam menghafal pasti banyak yang mengalami
gangguan dalam kesehatannya, jiwanya, dan lain sebagainya
yang mungkin itu bisa menyebabkan santri tertekan. Para
penghafal Al-Qur‟an yang dalam menjalani proses menghafal
tidaklah mudah dan sangatlah panjang.

Rumah Tahfidz Dauman Quran Indonesia adalah


salah satu yayasan yang memiliki program Tahfidzul Qur‟an
yang didirikan oleh ami Farid Abdillah selaku Pimpinan dan
bapak Gunawan selaku Pembina serta ibu Ema Misriana
selaku Penasehat. Rumah tahfidz ini didirikan pada tahun
2019 dan tahun ini sudah memasuki angkatan yang ke-4.
Didalamnya terdapat beberapa program unggulan yaitu
program 1 tahun regular, 1 tahun beasiswa, 1 tahun
mahasiswi, program mutqin dan program bulanan yaitu 1
bulan, 3 bulan dan 6 bulan.10

Program tahfidz ini diterapkan kepada semua santri,


Akan tetapi bagi santri yang mengikuti program 1 tahun
khususnya program regular dan beasiswa, diberi target
hafalan dalam satu hari mereka menyetorkan 8 Halaman
sehingga dalam kurun waktu 4 bulan para santri bisa khatam
30 juz, kemudian sisa bulan selanjutnya santri mulai dapat
memasuki program mutqin. Sedangkan program mahasiswi
10
Yunia Chandra, “Profil Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia”,
Wawancara, 11 November 2021
5

memiliki target individu dengan harapkan dapat mengimbangi


antara proses hafalan dan kuliah. Untuk memenuhi target ini
perlu adanya bimbingan dari pengurus serta kesadaran dan
motivasi yang tinggi dari santri dalam menghafal Al-Qur‟an.

Para santri juga menggunakan cara menghafal yang


berbeda-beda, akan tetapi target mereka tetap sama, selesai 30
juz dalam waktu 4 bulan. program 1 tahun mahasiswi
berjumlah 6 orang, program 1 tahun regular 8 orang, program
1 tahun beasiswa 2 orang, program mutqin 1 orang, program 6
bulan 3 orang, dan program 3 bulan 1 orang. Jadi jumlah
keseluruhan santri dauman qur‟an Indonesia yaitu 21 orang. 11

Dikatakan tidak mudah karena menghafalkan isi dari


Al-Qur‟an yang berisi 30 juz, terdiri dari 114 surat, 6666 ayat,
77.439 kata, dan 323.015 huruf yang sama sekali berbeda
dengan simbol huruf yang ada dalam Bahasa Indonesia. Ada
penghafal Al-Qur‟an yang tidak di target harus selesai berapa
tahun, yang penting selesai 30 juz.Ada pula yang ditarget
beberapa tahun, atau beberapa bulan, atau beberapa hari, dan
sebagainya yang memang harus selesai 30 juz. Akan tetapi itu
kembali kepada masing-masing individu, terkait cara
menyikapinya supaya yang ditargetkan itu tercapai. Ada yang
memenuhi target tetapi ada pula yang tidak memenuhi target.

Seorang penghafal terkadang merasa tertekan dengan


adanya tuntutan dan tanggung jawab yang ia emban. Secara
teoritis keadaan tertekan tersebut bisa dikatakan sebagai stress
ringan. Adanya tekanan yang menuntut individu berlebihan
dan individu merasa tidak mampu untuk mengatasinya,
sehingga disebut sebagai tekanan yang berasal dari luar
(eksternal) seperti menepati deadlines, tertekan, atau tekanan
yang diterima melebihi kapasitasnya (dimana kadar kapasitas
ini sangat subyektif), mereka umumnya akan berada pada area

11
Yunia Chandra, “Profil Rumah Tahfidz Dauman Quran Indonesia”,
Wawancara. 12 November 2021.
6

negatif dari perasaannya, pikirannya dan fisiknya yang


mengakibatkan stres pada individu.12

Stres adalah keseimbangan antara bagaimana kita


memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana kita berpikir
bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan
apakah kita tidak merasakan stres, merasakan distres atau
eustres.Stres tidak mungkin dihilangkan begitu saja. Stres
nyaris melekat pada kehidupan itu sendiri, karena ia
merupakan salah satu alat dorong dinamika kehidupan itu
sendiri. Semua itu sangat bergantung pada upaya kita
mengelola stres, bermacam-macam penyakit manusia modern
yang tak ada habisnya.13

Sebagai seorang penghafal Al-Qur‟an dan juga


seorang santri, salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hal yang dialami tersebut yaitu coping. Coping
stress merupakan suatu proses pemulihan kembali dari
pengaruh pengalaman stres atau reaksi fisik dan psikis yang
berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman atau tertekan yang
sedang dihadapi. 14

Dalam pengembangannya, coping stress meliputi


strategi kognitif dan perilaku yang digunakan untuk
mengelola situasi penuh stres dan emosi negatif yang tidak
menguntungkan. Ada dua tipe coping stressyaitu : 1).
Problem-solving focused coping (coping terpusat masalah),di
mana individu secara langsung mengambil tindakan untuk
memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna
untuk membantu pemecahan masalah. 2). Emotion-focused
coping (coping terpusat emosi), di mana individu lebih
menekankan pada usaha menurunkan emosi negatif yang

12
Sidik Effendi Intan Safitri, Kenali Stres (Jakarta: Pt Balai Pustaka
(Persero), 2011), 7.
13
Ibid, 10.
14
Andriyani, "Strategi Coping Stres Dalam Mengatasi Problema Psikologis,"
Jurnal At-Taujih Bimbingan Dan Konseling Islam, 2, No. 2, (2019): 37.
7

dirasakan ketika menghadapi masalah atau tekanan. 15Setiap


individu dalam melakukan coping stress tidak sendiri dan
tidak hanya menggunakan satu strategi tetapi dapat
melakukan secara bervariasi dimana sangat tergantung dari
kemampuan dan kondisi individu sehingga problem santri
dapat teratasi dengan positif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk


meneliti semua santri program 1 tahun Rumah Tahfidz
Dauman Qur‟an Indonesia dengan target hafalan 4 bulan
khatam 30 juz.yang mana sebagian santri dibarengi dengan
kuliah daring. Dengan itu, para santri banyak yang mengalami
masalah, banyak yang mengalami kendala, dan tantangan
maupun stres yang dialami oleh para santri dalam menghafal.
Keadaan tersebut, setiap individu pasti berbeda-beda dalam
cara mengatasi tergantung bagaimana sudut pandang masing-
masing. Maka dari latar belakang tersebut, penulis menarik
judul “Metode Pengembangan Coping Stress Pada Santri Di
Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia Bandar Lampung”.

C. Fokus Dan Sub Fokus


Berdasarkan latar belakang di atas, maka focus
penelitian ini adalah metode pengembangan coping stress
pada santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia
Bandar lampung. Adapun sub focus dalam penelitian ini yaitu
tentang metode coping stress yang digunakan pada santri serta
pengembangannya di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an
Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada


bagian latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut:

15
Fitri Fausiah, Julianti Widury, Psikologi Abnormal Klinis Dewasa
(Jakarta : Ui Press, 2005), 14.
8

1. Apa permasalahan yang dialami santri di Rumah Tahfizh


Dauman Qur‟an Indonesia?
2. Bagaimana metode pengembangan coping stress pada
santri di Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia
Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas dapat
merumuskan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Apa permasalahan yang dialami santri
di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana metode pengembangan
coping stress pada santri di Rumah Tahfidz Dauman
Qur‟an Indonesia Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


sumbangan informasi dalam ilmu Bimbingan dan
Konseling Islam, dan diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan sumber informasi bagi peneliti lain
yang akan meneliti dan meningkatkan mutu pendidikan
dalam menghafal Al-Qur‟an.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini sebagai sumbagan serta


masukan bagi seluruh lembaga pendidikan khususnya
lembaga Tahfidzul Qur‟an tentang pentingnya coping
stress pada santri.Sekaligus menjadi konstribusi yang
positif bagaimana mendesain terciptanya suasana
menghafal yang inovatif. Selain itu diharapkan penelitian
ini dapat memberi manfaat diantaranya sebagai berikut:

a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam pembuatan karya ilmiah, serta sebagai salah
9

satu cara untuk mengembangkan wawasan khususnya


pengetahuan mengenai metode pengembangan coping
stress pada santri di Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an
Indonesia Bandar Lampung.
b. Bagi Santri
Diharapkan bisa menyiapkan niat, mental dan
menjaga kondisi fisik dan psikis dalam menghafal Al-
Quran, sehingga ketika mengalami hambatan dalam
menghafal Al-Qur‟an jadi lebih siap dalam
menghadapi dan menemukan solusi secara cepat dan
efektif.
c. Bagi Pengurus Santri
Senantiasa memperhatikan perkembangan
santri yang sedang berproses menghafal Al-Qur‟an
sehingga santri dapat sesuai target yang telah
ditetapkan.
d. Bagi Masyarakat Umum
Dapat bermanfaat sebagai tambahan
informasi untuk memperluas wawasan guna
memikirkan masa depan anak sebagai generasi
Qur‟ani.

G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan (Studi


Pustaka)

Untuk menghindari terhadinya plagiarism dan sebagai


acuan peneliti dalam pembuatan skripsi maka penulis
menggunakan beberapa kajian pustakan sebagai:

1) Khonsa‟ Izzatul Jannah, Permata Ashfi Raihana, dan


Mohamad Ali, “Strategi Coping Remaja Penghafal Al-
Qur‟an Berasrama Dalam Menghadapi Kejenuhan”
jurnal suhuf vol. 31 no. 2 (2019).16 Penelitian ini dilatar
belakangi dengan Siswi dituntut untuk dapat
menghafalkan alquran sesuai dengan target, Kegiatan
16
Jannah, Khonsa‟ Izzatul, "Strategi Coping Remaja Penghafal Al - Qur‟an
Berasrama Dalam Menghadapi Kejenuhan," Suhuf 31, No. 2 (2019): 107-117.
10

yang padat membuat siswi menjadi tertekan hingga


mengalami kejenuhan. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kelima subjek
mengalami kejenuhan karena kegiatan pembelajaran
yang padat, Sehingga kejenuhan tersebut menyebabkan
beberapa permasalahan kepada siswi. strategi coping
yang digunakan yaitu problem focused
coping diantaranya: active coping, confrontative,
planful problem solving, dan seeking social supports.
Kemudian subjek juga mengimbangi dengan
menggunakan emotional focused
coping diantaranya: self control, positive
reappraisal, dan escape & avoidance. Faktor yang
paling berperan dalam pemilihan strategi coping adalah
religiusitas dan dukungan sosial yang datang dari
keluarga, ustadzah/ustadz, dan teman-teman.
2) Risma Frianty dan Ema Yudiani,“Hubungan Antara
Kematangan Beragama Dengan Strategi Coping Pada
Santriwati Di Pondok Pesantren Tahfidz Putri” jurnal
psikologi islam vol. 1 no 1(2015).17Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif korelasional yang
bertujuan untuk mengkaji secara ilmiah hubungan
antara kematangan beragama dengan strategi coping
pada santriwati di Pondok Pesantren Tahfidz Putri Al-
Lathifiyyah Palembang.Teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel adalah purposive sampling.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa ada hubungan
antara variabel kematangan beragama dengan strategi
coping dengan nilai r=0,443 dan sumbangan sebesar
19,6%. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan antara

17
Risma Frianty And Ema Yudiani, "Hubungan Antara Kematangan
Beragama Dengan Strategi Coping Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Tahfidz
Putri," Psikis: Jurnal Psikologi Islami 1, No. 1 (2015): 59-70.
11

kematangan beragama dengan strategi coping pada


santriwati.
3) Muhammad najmul umam, “Strategi Coping Santri
Putri dalam Bimbingan Menghafal Al- Qur‟an di
Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Kabupaten
Pati Provinsi Jawa Tengah” skripsi mahasiswa jurusan
bimbingan dan konseling islam, fakultas ilmu dakwah
dan ilmu komunikasi, UIN syarif hidayatullah jakarta
2017.18Penelitian ini ingin memperoleh gambaran
mengenai dinamika santri dalam menghadapi tekanan
psikologi yang dihadapi oleh penghafal Al-Qur‟an
remaja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan penelitian
kualitatif. Dari hasil penelitian penulis dapat
menyimpulkan bahwa Strategi coping santri putri
Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu, dalam
menghadapi kesulitan untuk menghafal Al-Qur‟an
adalah dengan menumbuhkan kesadaran diri, memilih
tempat yang kondusif untuk menghafal Al-Qur‟an,
sering membaca dan langsung menyetor hafalan kepada
guru pembimbing, berusaha untuk menghadapi semua
tantangan dalam menghafal dan istiqomah (konsisten).

Berdasarkan tinjauan penelitian yang penulis temukan


di atas, ada beberapa hal yang memiliki kesamaan yaitu
tentang coping stress. Akan tetapi belum ada yang
menggunakan metode coping stress sebagai upaya
mengurangi stress santri. Adapun titik focus yang penulis
teliti yaitu Metode Pengembangan Coping Stres Pada Santri
Di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia Bandar
Lampung.

18
Umam Muhammad Najmul, "Strategi Coping Santri Putri Dalam
Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an Di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu
Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah," (Skripsi, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017), 96.
12

H. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan penulis dalam skripsi


ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat Penelitian


a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian
ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau
pada responden.19Dalam penelitian ini pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penulis
akan mengamati berkaitan dengan metode
pengembangan coping stres pada santri di Rumah
Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia.

b. Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian yang akan dilakukan
adalah deskriptif. Yaitu berusaha mendeskripsi dan
menginterpretasi apa yang ada (bisa mengenai kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang
tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau
efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah
berkembang). 20 Dipilihnya penelitian ini agar
memperoleh paparan dan gambaran yang tepat
tentang Metode Pengembangan Coping Stres Pada
Santri Di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia
Bandar Lampung.

19
M Hasan Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesoa, 2002), 11.
20
Sumanto, Teori Dan Aplikasi Metode Penelitian (Jakarta: Caps, 2014),
179.
13

2.Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh


langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan
alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung
pada subjek sebagai sumber informasi. 21Sumber data
primer didapat langsung dari wawancara serta
observasi yang dilakukan secara mendalam dengan
informan dan narasumber yang ada di Rumah
Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia Bandar Lampung.

Adapun yang menjadi sumber data primer


dalam penelitian ini adalah pimpinan Rumah Tahfizh
Dauman Qur‟an Indnesia berjumlah 1 orang,
ustazhah pembimbing berjumlah 6 orang serta santri
Dauman Qur‟an Indonesia berjumlah 21 orang. Jadi
keseluruhan data primer dalam penelitian ini
berjumlah 28 orang.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik


Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan kriteria-kriteria tertentu.22 Penulis
memberikan kriteria untuk menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Orang yang mempunyai wewenang dan


tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia yaitu
1 orang pimpinan Rumah Tahfizh Dauman
Qur‟an Indonesia, Bandar Lampung

21
Syaifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), 91.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2017), 215.
14

2. Pembimbing aktif Rumah Tahfizh Dauman


Qur‟an Indonesia yang bertanggung jawab
dalam bidang kepengurusan yaitu 1 orang
ustazhah Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an
Indonesia, Bandar Lampung

3. Kriteria yang di ambil dari santri Rumah Tahfizh


Dauman Qur‟an Indonesia yaituprogram 1 tahun
serta program bulanan, masing-masing di ambil
1 sampai 2 orang. Dari beberapa program
tersebut, santri mahasiswi 1 tahun berjumlah 2
orang, santri reguler 1 tahun berjumlah3 orang,
santri mutqinberjumlah 1 orang, dan santri
intensif berjumlah 2 orang.Maka keseluruhan
berjumlah 8 orang, dengan criteria sebagai
berikut:

a. Dilihat dari santri yang hafalannya sering


kali menurun
b. Sering terlihat murung atau melamun ketika
waktu halaqoh
c. Serta santri yang kondisi kesehatannya
sering kali kurang baik

b. Sumber data Skunder

Sumber data skunder adalah sumber data


pelengkap yang sifatnya melengkapi data yang sudah
ada, data yang mengutip dari sumber lain sehingga
tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari
tangan kedua dan selanjutnya, seperti buku-buku
referensi, Koran, majalah dan internet ataupun
dokumen-dokumen atau situs-situs lainnya yang
mendukung dalam penelitian ini. 23

23
Hadar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajahmada
Universitas Pers: Yogyakarta, 1998), 95.
15

Dalam penelitian ini data yang digunakan


untuk mendukung informasi primer diperoleh yaitu
dari dokumen-dokumen yang meliputi peofil sejarah
singkat, visi dan misi, dan program kerja Rumah
Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang optimal dan


relevan perlu memperhatikan sumber data yang akan
diperoleh dan metode pengumpulan daya yang tepat.
Sedangkan metodepengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi ialah suatu penyelidikan yang


dijalankan secara sistematis, dan dengan sengaja
diadakan menggunakan alat indra (terutama mata)
terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap
pada waktu kejadian itu terjadi. Sutrisno Hadi
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting ialah proses-proses
pengamatan dan ingatan.24
Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan metode observasi (partisipan). Dimana
penulis akan ikutserta dalam kegiatan yang akan
diteliti. Adapun data yang akan dikumpulkan yaitu,
metode pengembangan coping stress pada santri di
Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia Bandar
Lmpung.

24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, 145.
16

b. Interview (Wawancara)

Metode wawancara yaitu teknik


pengumpulan data dengan cara berkomunikasi,
bertatap muka yang disengaja, terencana, dan
sistematis antara pewawancara (interviewer) dengan
individu yang diwawancarai (interviewee).25

Menurut Esterberg, mengemukakan beberapa


macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur,
semiterstruktur, dan tidak terstruktur. 26
a. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara semiterstruktur digunakan untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat, dan ide idenya.
c. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara
yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.

Adapun responden yang penulis wawancarai


adalah ustadzah serta santri program satu tahun rumah
tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia. Metode
wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur yang menjadi pendukung dari metode
observasi untuk mencari data tentang tingkat stress

25
Gantina Komalasari, Eka Wahyuni, Karsih, Asesmen Teknik Nontes
Dalam Perspektif Bk Komprehensif (Jakarta: Pt Indeks, 2016), 45.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, 137.
17

santri dalam proses menghafal Al-Qur‟an dan


bagaimana mereka menghadapi stress yang
dialaminya.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data


mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, agenda-agenda dan sebagainya.27Disini
penulis mencari data-data melalui catatan-catatan,
buku-buku dan arsip agar benar-benar data diperoleh
secara akurat yaitu berupa data profil dan sejarah
rumah tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia serta foto-
foto pada saat melakukan penelitian. Kedudukan
metode ini sebagai metode pembantu sekaligus
sebagai pelengkap data-data tertulis maupun yang
tergambar ditempat penelitian, sehingga dapat
membantu penuis dalam mendapatkan data-data yang
lebih obyektif dan konkrit.

4. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul sesuai dengan


kebutuhan maka langkah selanjutnya ialah untuk
menghimpun data data tersebut di analisa. 28 Teknik
analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa deskriptif kualitatif, teknik analisa data ini
menguraikan menafsirkan dan menggambarkan data yang
terkumpul secara sistematik. Dan dari analisa yang
dilakukan kemudian ditarik kesimpulan dengan
menggunakan metode induktif yaitu secara penarikan
kesimpulan berangkat dari fakta-fakta atau pristiwa
kongkrit yang khusus, kemudian dari fakta atau peristiwa

27
Burhan Bugin, Metodologi Peneitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis
Ke Arah Ragam Varian Kontemporer) (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2001), 26.
28
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodelohi Penelitian: (Jakarta: Bumi
Aksara, 1997),h.98.
18

yang khusus itu ditarik kesimpulan secara umum.


Langkah yang di tempuh penulis dalam menganalisis
adalah sebagai berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berfikir


sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan
dan kedalaman wawasan tinggi. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal yang pokok
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah di deduksi dapat di bantu
dengan peralatan elektronik seperti komputer mini,
dengan memberikan kode pada aspek tertentu. Dalam
mereduksi data peneliti akan di pandu oleh tujuan
yang akan dicapai.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah


selanjutnya adalah mendisplaykan data.Yang paling
sering dilakukan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan mengdisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.

Dalam melakukan display data selain dengan


teks yang naratif juga dapat berupa, grafik, matrik
network dan chart, dalam mengdisplay data huruf
besar, huruf kecil, dan angka disusun kedalam urutan
sehingga strukturnya dapat dipahami. Untuk itu maka
penulis harus selalu menguji apa yang telah
ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih
bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila pola
yang telah ditentukan telah didukung oleh data selama
19

penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola


yang baku yang tidak lagi berubah.

c. Conclusion Drawing (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis kualitatif


menurut Miles dan Huberman adalah penarikan
kesimpulan dengan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.Dengan demikian kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin
tidak.Karena seperti telah di kemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah bersifat sementara.

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah upaya


mengkontruksi dan menafsirkan data untuk
menggambarkan secara mendalam dan utnuk
mengenai masalah yang diteliti.Setelah data hasil
penelitian terkumpul, selanjutnya data tersebut
bdianalisis dengan menggunakan data yang bersifat
kualitatif yang artinya prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.Dalam penarikan kesimpulan, dilakukan
dengan berfikir induktif yaitu kesimpulan yang ditarik
atas dasar data empeti setelah sebelumnya dilakukan
verifikasi data. Dengan kata lain, dalam metode
20

penelititan kualitatif, teknik analisis data yang


diguanakan induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertulis. 29

5. Uji Keabsahan Data

Agar hasil penelitian dapat dipertanggung


jawabkan maka dikembangkan tata cara
mempertanggung jawabkan keabsahan hasil penelitian,
karena tidak mungkin melakukan pengecekan terhadap
instrument penelitian yang diperankan oleh penliti itu
sendiri, maka yang akan diperlukan adalah datanya.
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan.Pelaksanaaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas jumlah kriteria tertentu.Ada empat
kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan
(credebility), keteralihan (transferability),
ketergantungan(depenbality), kepastian(confirmability).

Uji keabsahan data pada penelitan ini


menggunakan uji kredibilitas. Uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian terhadap
berbagai macam cara, cara yang dilakukan untuk menguji
keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik
penarikan keabsahan data yang memanfaat sesuatu yang
lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ada empat macam, yaitu :

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menguji


keabsahan data yang dilaukan dengan mengecek data
yang diperoleh melalui beberapa sumber.

29
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D…, h. 338-345
21

b. Triangulasi teknik

Triangulasi untuk menguji kredibilitas data


dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dari hasil wawancara, lalu dicek
dengan observasi, didokumentasikan atau kuesioner
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data
tersebut.Menghasilkan data yang berbeda-beda maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan untuk memastikan data mana
yang dianggap benar.

c. Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibititas


data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktuatau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
secara terus berulang-ulang sampai ditemukan data
yang sama.

Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan


penulis yaitu dengan menggunakan triangulasi teknik.
Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan caramengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
diperoleh dari hasil wawancara, lalu dicek dengan
observasi, didokumentasikan atau kuesioner dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut.Dalam hal ini,
data yang di peroleh dari kepala perpustakaan akan di
bandingkan dengan data yang di peroleh dari tenaga
perpustakaan dan siswa pengunjung perpustakaan.
22

Sedangkan triangulasi data yang di dapat menggunakan


observasi, wawancara dan dokumentasi.30

I. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini akan digambarkan


mengenai beberapa bab dan sub bab, dengan uraian sebagai
berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang penegasan judul untuk skripsi


mengenai metode pengembangan coping stress pada
santri.Menjelaskan istilah-istilah penting dalam judul
skripsi yang penulis buat agar tidak ada
kesalahpahaman serta kekeliruan.Kemudian
menguraikan latar belakang masalah serta
menjelaskan persoalan berkaitan dengan masalah
penelitian. Lalu penulis mencantumkan focus dan sub
fokus masalah serta rumusan masalah. menguraikan
tujuan dan manfaat penelitian dan mencantumkan
kajian penelitian terdahulu yang relevan agar penulis
mengetahui hal-hal yang sudah diteliti dan belum
diteliti agar tidak terjadi penjiplakan. Kemudian
menjelaskan metode penelitian atau tindakan yang
digunakan untuk meneliti serta memecahkan
masalah.dalam bab I juga terdapat pembahasan untuk
mendeskripsikan alur pembahasan peneliti skripsi.

BAB II :Metode Pengembangan Coping Stres Pada Santri

Pada Bab II memuat uraian tinjauan pustaka terdahulu


dan kerangka teori relevan yang terkaitdengan tema
skripsi.Diantaranya :Pengertian Coping stress,
macam-macam coping stress, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Coping Stres, Dinamika Proses

30
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D…, h. 411
23

Coping, Fungsi Coping Stres, Coping Menurut Islam,


Pengertian Metode Pengembangan, danMetode
Pengembangan Coping Stres.

BAB III :Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia Bandar


Lampung

Pada Bab III menjelaskan profil Rumah Tahfizh


Dauman Qur‟an Indonesia.Peneliti menguraikan
sejarah singkat Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an
Indonesia serta visi, misi dan tujuan Rumah Tahfizh
Dauman Qur‟an Indonesia.Kemudian menjelaskan
struktur kepengurusan dan jumlah pembimbing dan
santri Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia,
program kerja Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an
Indonesia, serta sarana dan prasarana Rumah Tahfizh
Dauman Qur‟an Indonesia.Selanjutnya peneliti
menguraikan tentang kegiatan santri di Rumah
Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia dan coping stress
santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia.

BAB IV :Metode Pengembangan Coping Stres Pada Santri Di


Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia

Pada Bab IV peneliti menganalisis bentuk masalah


yang dihadapi santri dalam menghafal Al-Qur‟an
serta Hasil Metode Pengembangan Coping Stres Pada
santri di Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia.

BAB V :Penutup

Pada Bab ini terdapat kesimpulan yang berisi


pernyataan singkat peneliti mengenai Metode
Pengembangan Coping Stres Pada santri di Rumah
Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia, berdasarkan
analisis data serta temuan peneliti.Lalu terdapat
rekomendasi atau saran penulis.
24
BAB II

METODE PENGEMBANGAN COPING STRES

A. Coping Stres
1. Pengertian Stres

Stres merupakan suatu tuntutan yan mendorong


organism untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. 1Menurut
Laurie J. Mullins, stres bukan penyakit (disease), namun
menurut John W. Newstrom & Keith Davis, tidak satupun
orang yang kebal terhadap stres (no one is immune to stress).
Uniknya, menurut Steven L. McShane& Mary Ann Von
Glinow, orang akan mengalami stres yang berbeda, walaupun
stresornya atau sumber stresnya sama. 2

Adapun pengertian stres secara terminologi atau


istilah stres merupakan reaksi yang dirasakan seseorang
mendapatkan tekanan dari luar atau dengan pengertian lain
stres merupakan interaksi antara kemampuan seeorang dalam
menyesuaikan diri dengan tuntutan situasi yang menekan.
Stres adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai
tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. 3

Stres ialah reaksi tubuh manusia kepada setiap


tuntutan yang dialami oleh seseorang dalam hal sebagai
berikut:4

a. Keletihan dan kelelahan akibat kehidupan


b. Suatu keadaan yang dinyatakan oleh suatu sindroma
khusus dari peristiwa biologis dan bisa nikmat(

1
Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, Psikologi Abnormal
(Jakarta, Penerbit Erlangga, 2003), 135.
2
Ekawarna, Manajemen Konflik Dan Stress (Jakarta Timur: Bumi Aksara,
2018), 137.
3
H D Hawari, Al Qur‟an: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, Seri
Tafsir Al Qur‟an BilIlmi (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), h. 44.
4
E. P. Ginstings, Mengantisipasi Stres Dan Cara Penanggulannya
(Yogyakarta: Andi Offset, 1999), h. 5.
26

menyenangkan) maupun tidak nikmat ( tidak


menyenangkan)
c. Mobilisasi pembelaan tubuh yang memungkin adaptasi
terhadap peristiwa kekerasan atau ancaman.
d. Terganggunya mekanisme keseimbangan dalam diri
seseorang yaitu “keseimbangan dalam” dan
“keseimbangan luar” yang sifatnya fisik, sosial, mental
dan spiritual, oleh karena perubahan yang mendadak yang
sifatnya tidak menyenangkan maupun yang
menyenangkan.

e. Mengecilkan potensi seseorang karena adanya luka-luka


perasaan, beban berat, dan kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi dalam diri seseorang.

Rice yang menyatakan bahwa teori besar tentang stres


dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu teori-teori stres
secara biologis (biological stress theories), teori-teori secara
psikologis (psychological stress theories), dan teori-teori stres
secara sosial (social stress theories). Teori-teori stress secara
biologis mencoba menjelaskan tentang respon tubuh terhadap
stress.5 Sedangkan Psychological stress theories berusaha
untuk menjelaskan bagaimana kepribadian, ekspektasi
(harapan), dan interpretasi (penafsiran) terhadap suatu
peristiwa sosial atau personal ke dalam suatu stressful. Lebih
lanjut teori psikologis berusaha untuk menjelaskan bagaimana
perilaku coping (penyesuaian diri), dapat mengurangi dampak
atau mencegah kemunculan kembali stress.6Dan social stress
theories berusaha menjelaskan stres yang didasarkan pada
konflik kelompok, serta pendistribusian kekuatan dan
kekayaan yang tidak merata. 7

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa stress


membuat kita rentan terhadap penyakit karena melemahnya

5
Ekawarna, Manajemen Konflik Dan Stress,,,148.
6
Ibid, 150.
7
Ibid, 153.
27

sistem kekebalan tubuh. Melemahnya sistem kekebalan tubuh


membuat kita rntan terhadap penyakit umum seperti demam
dan flu.Dan menungkatkan resiko berkembangnya penyakit
kronis termasuk kanker. 8

Kierkegaard memandang kecemasan (stress) sebagai


sesuatu yang agung.Heidegger bahkan menganggap bahwa
stres adalah akses istimewa untuk menemukan diri.Kita harus
mengubah paradigma stres.Stres bukanlah musuh yang pasti
merugikan kita, tetapi sebaliknya stres adalah pendorong kita
untuk mencapai tujuan kemanusiaan kita. Stres lah yang akan
mendorong kita untuk mengerti arti kehidupan dan hakikat
kemanusiaan. Singkatnya, menolong kita untuk mengerti
tentang diri dan bahkan akan membawa kita kepada
pemahaman tentang ketuhanan. 9

2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stres

Beberapa faktor umum penyebab stres yaitu: 10

a. Faktor lingkungan
Selain mempengaruhi desain struktur sebuah
organisasi, ketidakpastian lingkungan juga dapat
mempengaruhi tingkat stres. Perubahan dalam siklus
bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya
ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang
mulai khawatir ekonomi akan memburuk.

b. Faktor organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat
menyebabkan stres.Tekanan untuk menghindari kesalahan
atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban
kerja yang berlebihan, an-nas yang selalu menuntut dan
tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan

8
Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, Psikologi
Abnormal,,,134
9
Ekawarna, Manajemen Konflik Dan Stress,,, 49.
10
Reski Amelia, Faktor Stres Dan Cara Mengatasinya (Pustaka Taman
Ilmu), h. 16.
28

adalah beberapa di antaranya.Stres kerja yang dialami


seseorang dipengaruhi oleh faktor penyebab stres baik
yang berasal dari dalam pekerjaan maupun dari luar
pekerjaan.11tuntutan tugas adalah faktor yang terkait
dengan pekerjaan seseorang. Dengan semakin pentingnya
layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor
emosional bisa menjadi sumber stres.12

c. Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah
keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan
karakter yang melekat dalam diri seseorang.Survei
nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang
sangat mementingkan hubungan keluarga dan
pribadi.Berbagai kesulitan dalam kehidupan berumah
tangga, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin
dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah
hubungan yang menciptakan stres. 13masalah ekonomi
karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang
adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi
karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan.
Faktor individual yang secara signifikan mempengaruhi
stres adalah sifat dasar seseorang.Artinya, gejala stres
yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya
berasal dari kepribadian orang itu. 14

3. Kondisi Kesehatan Mental Saat Stress

Kesehatan mental memainkan peran yang penting


bahkan kondisi mental yang tidak sehat akibat stres, depresi
dan semacamnya menyebabkan seseorang mengalami
gangguan jantung dan masih banyak.Disadari atau tidak,
menjaga kesehatan mental sangat penting.Mental yang sehat

11
Ibid, h. 17.
12
Ibid, h. 19.
13
Ibid, h. 21.
14
Ibid, h. 23.
29

membuat kualitas hidupmu meningkat.Sebaliknya, jika


mentalmu bermasalah maka kehidupan dapat terganggu. 15

Jangan menyepelekan kesehatan mental, karena


sebagian besar kasus bunuh diri di sebabkan oleh mental yang
terganggu.Rasa frustasi, stres, dan depresi berkepanjangan,
hingga motivasi untuk menjalani hidup menjadi alasan untuk
mengakhiri hidup. Cara menjaga kesehatan mental saat
sedang stres dapat dilakukan dengan hal ini: 16

a. Bicarakan Masalah
Saat dilanda stres, banyak orang yang cenderung
menutup diri dan tidak berani untuk mengatakan yang
dirasakannya.Mereka lebih memilih menahan perasaan.
Hasilnya tekanan demi tekanan yang diterima membuat
stres yang mereka alami semakin berat dan
berkepanjangan. Cobalah untuk mengungkapkan apa yang
kamu rasakan karena hal itu bukanlah tindakan kriminal
dan juga bukan sesuatu yang memalukan. Bicarakan
dengan orang yang kamu percaya dan bisa memberikan
masukan positif.Jika kamu sulit menemuinya.Jangan ragu
untuk menemui psikolog. Dengan begini, maka stres
yang kamu rasakan dapat pulih. 17

b. Olahraga Rutin
Ketika seseorang mengalami stres, maka
tubuhnya akan secara otomatis mengeluarkan hormon
kortisol dan epineprin. Kedua hormon tersebut adalah
hormon depresan yang mampu meningkatkan energi dan
tekanan darah ketika saat tubuh menerima
tekanan.18namun ketika kortisol dan epinefrin terus
menerus diproduksi akibat tubuh mengalami stres kronis
maka fungsi fisiologis tubuh dapat terganggu.

15
Rezki Amelia, Faktor Stres Dan Cara Mengatasinya,,, h. 33.
16
Ibid, h. 34.
17
Ibid, h. 35.
18
Ibid, h. 36.
30

Maka dari itu olahraga adalah hal yang bisa kamu


lakukan untuk dapat menurunkan stres.Hal ini terjadi
karena dengan olahraga yang teratur, hormon kortisol dan
epinefrin turun serta meningkatkan hormon norepinefrin
sebagai antidepresan.Selain itu rajin olahraga membuat
peningkatan hormon serotonin dan endorfin.Yang disebut
hormon bahagia. Dengan adanya peninggi tersebut, maka
hal ini dapat menjaga kesehatan mental secara
keseluruhan dan membuat tubuh merasa rileks, tenang,
dan bahagia. 19tak perlu berolahraga ekstra keras, cukup
dengan berjalan santai mengelilingi kompleks rumah,
bersepeda, atau berenang maka akan mendapatkan tubuh
dan jiwa yang sehat.

َ‫ْج ْس ِمَالسَلِ ْي ِم‬


ِ ‫العَقلَالسَلِ ْي َِمَفِيَال‬
ْ ُ
"akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat pula”20

c. Melakukan Hal Yang Menyenangkan


Saat tubuh dilanda stres cara lain untuk menjaga
kesehatan mental adalah dengan bersenang-senang. Kamu
tak perlu ragu untuk mengambil libur atau cuti selama
beberapa hari dari rutinitas.Sama seperti olahraga
melakukan kegiatan yang membuat seseorang senang
memicu peningkatan hormon serotonin dan endorfin yang
dapat membuatmu lebih bahagia.21

d. Makan Makanan Sehat


Dengan mengonsumsi makanan yang
mengandung mineral dan vitamin dapat memicu
pelepasan neurotransmitter sehingga membuat perasaan
bahagia di otak.Magnesium dikenal mampu yang
melepaskan serotonin dan triptofan, sedangkan omega-3
dan vitamin b membantu memperbaiki suasana hati.

19
Ibid, h. 38.
20
Maziya Qofi, Al-Mahfudzot (Semarang, Guepedia, 2021), H. 20
21
Ibid, h. 40.
31

Untungnya jenis nutrisi ini mudah ditemukan pada


beberapa makanan yang biasa kamu makan sehari-hari
sehingga kamu hanya perlu memperbanyak jumlahnya
dalam asupan harian. 22

4. Pengertian Coping Stres

Coping berasal dari kata “cope” yang berarti lawan,


mengatasi.Secara teoritis coping merupakan upaya seseorang
baik secara kognitif, efektif, dan prilaku untuk mengelola
tuntutan eksternal dan internel secara spesifik.Chaplin
mengartikan prilaku coping sebagai suatu tingkah laku
dimana individu melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitarnya.23
Lazarus dan Folkman menyatakan “The Process by
which people try to manage the perceived discreprancy the
demand and resources they appraise in a stressfull situation”
bahwa coping adalah suatu proses dimana individu mencoba
untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik
itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang
berasal dari lingkungan) dengan sumber daya yang mereka
gunakan dalan menghadapi situasi stress full.24

Baron dan Byrne menyebutkan bahwa coping adalah


respon-respon terhadap stres berupa cara yang akan
mengurangi ancaman dan efeknya, termasuk apa yang
dilakukan, dirasakan, atau dipikirkan seseorang dalam
rangka menguasai, menghadapi, ataupun mengurangi
efek-efek negatif dari situasi-situasi penuh tekanan.
Coping yang efektif akan menghasilkan adaptasi yang
menetap, yang merupakan kebiasaan baru dan
perbaikan dari situasi yang lama. Sedangkan coping

22
Ibid, h. 42.
23
Isbandi Rukmino, Pemetaan Strategi Coping Keluarga Penerima
Manfaat Program Keluarga Harapan Menghadapi Wabah Covid-19 Di Kota Bogor,
Depok, Bekasi Dan Tangerang Selatan (Jakarta, P3ks Pres, 2020), 11.
24
R. S. Lazarus And S. Folkman, Stress, Appraisal, And Coping (New York:
Springer Publishing Company, 1984), 141.
32

yang tidak efektif berakhir dengan mal-adaptif yaitu


perilaku yang menyimpang dan keinginan normatif
yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain
atau lingkungan. Setiap individu melakukan coping
tidak sendiri dan tidak hanya menggunakan satu
strategi tetapi dapat melakukanya bervariasi, hal ini
tergantung dari kemampuan dan kondisi individu. 25

Taylor juga menambahkan mengelola tuntutan


internal atau lingkungan yang dianggap membebani atau
melebihi kemampuan seorang individu juga dapat dikatakan
sebagai coping stress.Cara atau metode yang dilakukan oleh
setiap orang dalam mengatasi dan mengontrol kondisi atau
suatu permasalahan yang dihadapi dan dinilai sebagai suatu
halangan atau hambatan, tantangan yang bersifat menyakitkan
merupakan pengertian dari coping stress menurut Aldwin dan
Revenson.26

Menurut Weiten & Liyod coping stress merupakan


suatu upaya yang dapat mengatasi meminimalkan dan
mentoleransi beban perasaan yang tercipta dikarenakan stress.
Nail a Carson berpendapat bahwa coping stress merupakan
suatu rencana atau strategi yang mudah dari satu tindakan
yang bisa kita ikuti, semua strategi dapat digunakan sebagai
bahan antisipasi pada saat menemukan situasi yang dapat
menimbulkan stres atau sebagai respon terhadap stres yang
sedang terjadi dan efektif di dalam mengurangi level stres
yang dialami.27

Istilah stress menunjukkan adanya tekanan atau


kekuatan pada tubuh agar dapat beradaptasi atau

25
Wisnu Sri Hertinjung, Partini, Permata Ashfi Raihana, “Strategi Coping
Santri Tahfidz Quran Studi Eksplorasi Di Pondok Pesantren Tahfidz Quran,” (Skripsi,
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta, 2019) 252.
26
S Atika And L M I Wardani, Core Self Evaluation And Coping Stress
(Jawa Tengah: Penerbit Nem, 2021) 9.
27
Ibid, 9.
33

menyesuaikan diri. Stres berimplikasi secara luas pada


masalah-masalah fisik atau psikologi.28 Banyak bukti
menunjukkan bahwa stress membuat kita rentang terhadap
penyakit karena melemahnya sistem kekebalan tubuh. 29

Menurut seorang pelopor penelitian yang dilahirkan


di Australia yaitu almarhum Hans Selye, stres sebenarnya
adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan
yang ditempatkan padanya.30Cox mengutip hasil riset Osipow
dan Davis, yang menyelidiki pengaruh sumber coping
terhadap stress.Mereka menemukan bahwa semua sumber
coping begitu efektif dalam mengurangi semua ketegangan. 31

Dengan demikian dari beberapa pengertian yang telah


dijabarkan makna coping stress ialah upaya yang dilakukan
oleh seorang individu dalam mengatasi situasi yang penuh
dengan tekanan atau yang dapat mengancam dirinya untuk
mengurangi tingkat stres atau tekanan yang dialami atau juga
upaya untuk meminimalkan efek negatif dari situasi yang
penuh dengan tekanan yang dianggap dapat membebani atau
melebihi kemampuan seseorang individu.

Berdasarkan beberapa definisi coping di atas maka


dapat dikemukakan karakteristik coping meliputi: (a) coping
mengacu pada proses (bukan tujuan) atau manajemen yang
diarahkan melalui tindakan, (b) proses tersebut meliputi
tindakan perilaku atau tindakan kognitif, (c) tindakan coping
difokuskan pada adanya tuntutan yang dialami oleh seseorang,
ketika beban melebihi kapasitasnya, dan (d) sasaran umum
dari tindakan coping adalah menghilangkan

28
Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, Psikologi
Abnormal,,,135.
29
Ibid, 137.
30
John W. Santrock, Adolescence, Perkembangan Remaja (Jakarta, Penerbit
Erlangga, 2003), 557.
31
Ekawarna, Manajemen Konflik Dan Stress,,,228.
34

ketidakseimbangan yang dialami antara tuntutan dan


kapasitas.32

5. MetodeCoping Stress

Menurut teori Richard Lazarus terdapat dua bentuk


coping, yaitu yang berorientasi pada permasalahan (problem-
focused coping) dan yang berorientasi pada emosi (emotion-
focused coping). Adapun kedua bentuk coping tersebut
dijelaskan secara lebih lanjut sebagai berikut: 33
a. Problem-Focused Coping
Problem-focused coping adalah istilah
Lazaruz untuk strategi kognitif untuk penanganan stress
atau coping yang digunakan oleh individu untuk
menghadapi masalahnya dan berusaha
34
menyelesaikannya. Carver, Scheier dan Weintraub
menyebutkan aspek-aspek strategi coping dalam
problem-focused coping antara lain:35
1) Keaktifan diri, suatu tindakan untuk mencoba
menghilangkan atau mengelabuhi penyebab stres
atau memperbaiki akibatnya dengan cara langsung.
2) Perencanaan, memikirkan tentang bagaimana
mengatasi penyebab stres antara lain dengan
membuat strategi untuk bertindak, memikirkan
tentang langkah upaya yang perlu diambil dalam
menangani suatu masalah.
3) Penekanan kegiatan bersaing, individu dapat
menekan keterlibatan dalam kegiatan bersaing atau
dapat menekan pengolahan saluran bersaing
informasi, dalam rangka untuk lebih berkonsentrasi
penuh pada tantangan dan berusaha menghindari

32
Ibid, 230.
33
Juli Andriyani, Strstegi Coping Stress Dalam Mengatasi Problema
Psikologis, Jurnal At-Taujih Bimbingan Dan Konseling Islam, 2, no. 2 (2019), 37-55.
34
John W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja,,, 566.
35
Carver, C. S., Scheier, M. F., & Weintraub, J. K..Assessing Coping
Strategies: A Theoretically Based Approach.Journal Of Personality And Social
Psychology, 56, no. 2, (1989), 267-283.
35

untuk hal yangmembuat terganggu oleh peristiwa


lain, bahkan membiarkan hal-hal lain terjadi, jika
perlu, untuk menghadapi stresor.
4) Kontrol diri, individu membatasi keterlibatannya
dalam aktivitas kompetisi atau persaingan dan tidak
bertindak terburu-buru.
5) Dukungan sosial instrumental, yaitu mencari
dukungan sosial seperti nasihat, bantuan atau
informasi.

b. Emotion-Focused Coping
Emotion-focused copingadalah strategi
penanganan stress dimana individu memberi respon
terhadap situasi stres dengan prilakunya. Digunakan
untuk mengatur respon emosional terhadap
stres.Emotional focused coping merupakan strategi yang
bersifat internal. 36 Carver, Scheier dan Weintraub
menyebutkan aspek-aspek strategi coping dalam
emotion-focused coping antara lain:37
1) Dukungan sosial emosional, yaitu mencari
dukungan sosial melalui dukungan moral, simpati
atau pengertian.
2) Interpretasi positif, artinya menafsirkan transaksi
stres dalam hal positif harus memimpin orang itu
untuk melanjutkan secara aktif pada masalah-
terfokus di tindakan penanggulangan.
3) Penerimaan, sesuatu yang penuh dengan stres dan
keadaan yang memaksanya untuk mengatasi
masalah tersebut.
4) Penolakan, respon yang kadang-kadang muncul
dalam penilaian utama. Hal penolakan ini sering
dinyatakan bahwa penolakan berguna,
meminimalkan tekanan dan dengan demikian
memfasilitasi coping atau bisa dikatakan bahwa

36
John W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja,,, 566.
37
Ibid, 567.
36

penolakan hanya menciptakan masalah tambahan


kecuali stresor menguntungkan dapat diabaikan.
5) Religiusitas, sikap individu dalam menenangkan
dan menyelesaikan masalah secara keagamaan.

John Santrock menyatakan bahwa seseorang sering


kali dapat dan seharusnya menggunakan lebih dari satu
strategi penanganan stress. 38

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Coping Stres

Ada beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang


menjadi sebab kecenderungan seseorang akancoping stress
yang dipilihnya telah dilakukan oleh beberapa tokoh.
Lazarus dan Folkman menyebutkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
penggunaan coping yaitu:39

a. Kesehatan Dan Energi


Bersumber dari fisik yang seringkali
mempengaruhi upaya dalam mengatasi suatu
permasalahan. Seseorang akan lebih mudah untuk
menangani suatu masalah tentu jika memiliki kondisi
tubuh yang sehat. Maka dari itu, di saat seorang
individu melemah atau dalam keadaan sakit, tentu
individu tersebut kurang cukup memiliki energi dalam
melakukan coping stress secara efektif.

b. Keterampilan Dalam Memecahkan Masalah


Kemampuan dalam mencari sebuah
informasi, manganalisa situasi dengan tujuan
mengidentifikasi masalah tersebut untuk
mempertimbangkan alternatif tindakan,
mempersiapkan antisipasi dari alternatif tindakan
tersebut, serta memilih untuk mengimplementasikan

38
John W. Santrock, Adolescene Edisi Keenam (Jakarta, Penerbit Erlangga,
2003), 570.
39
Atika And Wardani, Core Self Evaluation And Coping Stess,,, 10.
37

rencana rencana yang telah dipikirkan dalam bentuk


suatu tindakan.
c. Keyakinan Diri Yang Positif
Melihat diri sendiri dengan sudut pandang
positif tentu akan menjadikannya sebagai sumber
psikologis yang sangat penting untuk melakukan
coping stress. Pikiran-pikiran positif bahwa individu
dapat mengendalikan sesuatu, serta belief yang positif
akan keadilan, kebebasan, maupun Tuhan merupakan
sumber yang sangat penting. Belief ialah suatu
pandangan yang menjadi dasar dalam menentukan
kenyataan yang sedang dihadapi, bagaimana sesuatu
berlangsung di dalam lingkungan, dan
40
mempengaruhipemahaman akan sesuatu makna.
d. Dukungan Sosial
Dukungan sosial memiliki jaringan sosial
yang beragam dapat menyediakan dukungan sosial
yang lebih luas.Hal tersebut kemudian membantu
melindungi sistem kekebalan tubuh dengan bertindak
dengan stres.41
e. Sumber Daya Material
Ketersediaan uang dalam memperoleh
sesuatu maupun jasa yang diinginkan oleh seorang
individu merupakan ketentuan dari sumber daya
material. Selain dari hal tersebut, individu dapat
dikatakan berhasil dalam melakukan koping juga bisa
dipengaruhi oleh hambatan yang menghalangi
penggunaan sumber daya, dapat berupa hambatan
personal yang meliputi nilai budaya yang
diinternalisasikan serta keyakinan yang dimiliki upaya
mengatasi kekurangan dalam diri seseorang individu
dan hambatan lingkungan merupakan suatu tuntutan
yang bertentangan dengan mempergunakan sumber
daya individu, sehingga dapat mengancam
40
Ibid, 11
41
Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, Psikologi Abnormal
(Jakarta, Penerbit Erlangga, 2003), 168.
38

penggunaan coping. Semakin tinggi tingkat ancaman


yang diberikan dari lingkungan, tentu semakin
menghalangi individu dalam menggunakan sumber
daya dengan menangani masalah secara lebih
efektif.42

Berdasarkan penjelasan di atas, maka faktor-faktor


yang dapat mempengaruhi strategi coping seseorang yaitu:
fisik (kesehatan), keadaan psikologis (ketrampilan
memecahkan masalah), keadaan dan ketrampilan sosial,
keyakinan positif, spiritual dan materi.

7. Dinamika Proses Coping


Dinamika proses coping dijelaskan oleh Taylor bahwa
proses coping dimulai ketika individu menghadapi kejadian
sarat stress (stressful event). Individu melakukan penilaian
awal untuk menentukan arti dari kejadian tersebut.Kejadian-
kejadian tersebut dapat dirasakan sebagai hal positif, netral,
atau negatif. Setelah penilaian awal terhadap stressor
dilakukan, kemudian ia melakukan penilaian sekunder.
Penilaian sekunder adalah penilaian terhadap kemampuan
coping dan sumber-sumbernya, untuk menentukan pilihan
tindakan apa yang sepatutnya dilakukan.43

Penggunaan istilah coping berdasarkan definisi dari


Lazarus dan Folkman perlu dibedakan antara coping sebagai
suatu set proses (copingprocess) dan coping sebagai suatu set
outcomes (coping out comes). Coping process adalah
perbedaan strategi atau tekhnik yang digunakan dalam
menghadapi situasi stress ful dan situasi yang dapat
memunculkan emosi. Sedangkan coping outcomes adalah

42
Atika And Wardani, Core Self Evaluation And Coping Stess,,, 12.
43
Ekawarna, Manajemen Konflik Dan Stress,,, 231.
39

seberapa efektif strategi yang digunakan dalam memenuhi


tuntunan lingkungan atau mengurangi situai yang stress ful.44

Upaya coping bukan hanya dipengaruhi oleh beberapa


hal yang bersifat internal, tetapi juga oleh sumber daya
eksternal.Sumber daya eksternal yang meliputi dukungan
sosial, stresor kehidupan yang lain, dan stresor yang berwujud
misalnya kemampuan keuangan dan ketersediaan
waktu.Mereka yang memiliki sumber daya lebih baik,
misalnya pendidikan yang lebih tinggi, keadaan keuangan
yang lebih baik, disertai banyak sahabat ternyata dapat
meningkatkan kemampuan coping sehingga memiliki daya
tahan yang lebih otinggi terhadap stres.45

Sumber sosial meliputi keluarga, teman, pekerjaan,


dan jaringan agensi lokal yang diperluas, sedangkan sumber
fisik meliputi kesehatan yang prima, energi fisik yang sesuai,
rumah yang fungsional, dan stabilitas minimum
financial.Respons dan strategi coping misalnya mencari
informasi tambahan, melakukan tindakan langsung, atau
mengerjakan pekerjaan yang lain.Proses selanjutnya adalah
melakukan tugas-tugas coping misalnya:46

a. Mengurangi bahaya yang muncul dari kondisi


lingkungannya
b. Membiarkan atau menyesuaikan terhadap kejadian
maupun realitas negatif tersebut
c. Memelihara citra diri yang positif
d. Mempertahankan keseimbangan emosional
e. Melanjutkan hubungan yang memuaskan dengan orang
lain

44
Muhammad Najmul Umam, “Strategi Coping Santri Putrid Dalam
Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an Di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu
Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah” (Skripsi, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017), 27.
45
Ekawarna, Manajemen Konflik Dan Stress,,, 232.
46
Ibid, 232.
40

Hasil dari tugas coping tersebut disebut coping


outcomes, yang merupakan konsekuensi dari respons dan
strategi coping yang telah dipilihnya.Jika tugas-tugas coping
berhasil maka coping outcomes dapat berupa berfungsinya
faktor psikologis sehingga individu yang bersangkutan dapat
meneruskan aktivitas seperti biasanya.

Dukungan sosial sangat diperlukan ketika seseorang


menghadapi masalah.ada tiga bentuk dukungan yang
mengarah kepada jenis coping (problem focused coping) yaitu
berupa dengan dorongan, pemberian informasi dan berupa
dukungan nyata.47

8. Fungsi Coping Stress


Folkman dan Lazarus menyebutkancoping stres yang
berpusat pada emosi (emotion focused coping) berfungsi
untuk meregulasi respon emosional terhadap masalah. Coping
ini sebagian besar terdiri dari proses-proses yang ditujukan
pada pengukuran tekanan emosional dan strategi yang
termasuk di dalamnya adalah:48

a. Penghindaran, peminimuman atau pembuatan jarak


b. perhatian yang selektif
c. memberikan penilaian yang positif pada kejadian yang
negatif

Sedangkan coping yang berpusat pada masalah


(problem focused coping) berfungsi untuk mengatur dan
merubah masalah penyebab stres. strategi yang termasuk
didalamnya adalah:49

a. Mengidentifikasikan masalah
b. mengumpulkan alternatif pemecahan masalah

47
Muhammad Najmul Umam, “Strategi Coping Santri Putrid Dalam
Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an Di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu
Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah”,,, 27.
48
Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, Psikologi
Abnormal,,, 165.
49
John W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja,,, 567
41

c. mempertimbangkan nilai dan keuntungan alternatif


tersebut
d. memilih alternatif terbaik
e. mengambil tindakan

9. Coping Menurut Islam

Agama mempunyai peran penting dalam mengelola


stres, agama dapat memberikan individu pengarahan atau
bimbingan, dukungan, dan harapan, seperti halnya pada
dukungan emosi.Melalui berdoa, ritual dan keyakinan agama
dapat membantu seseorang dalam coping pada saat
mengalami stres kehidupan, karena adanya pengharapan dan
kenyamanan.50

Sebagai makhluk yang memiliki kesadaran, manusia


menyadari adanya problem-problem yang mengganggu aspek-
aspek kejiwaannya. Oleh karena itu ia akan berusaha
mengatasi problem atau melakukan coping stres dengan
berbagai macam upaya.

‫ص ِّم َه ْٱْلَ ْم َٰ َى ِل‬ٍۢ ‫ىع َووَ ْق‬ ِ ‫ف َوٱ ْل ُج‬ ِ ‫َولَىَ ْبلُ َىوَّ ُكم ِبش َْى ٍۢء ِّم َه ٱ ْل َخ ْى‬
٥١١ ‫يه‬ َ ‫ص َٰـ ِب ِز‬
َّ ‫ش ِز ٱل‬ ِّ َ‫ت ۗ َوب‬ ِ ُ‫َو ْٱْلَوف‬
ِ ‫س َوٱلثَّ َم َٰ َز‬
٥١١ ‫ىن‬ ِ َّ ِ ‫صيبَ ٌۭة قَالُ ٓى ۟ا إِوَّا‬
َ ‫ّلِل َوإِوَّآ إِلَ ْي ِه َٰ َر ِج ُع‬ ِ ‫ص َٰـبَ ْت ُهم ُّم‬َ َ‫يه إِ َذ ٓا أ‬
َ ‫ٱلَّ ِذ‬

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,


dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buahbuahan.Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun” (Al-Baqarah [2]: 155-156)

Dalam Islam, Allah telah mengatur dan memberi


manusia berbagai cara untuk mengatasi masalah dalam hidup.

50
Rahmad Purnama, “Penyelesaian Stress Melalui Coping Spiritual,” Al-
Adyan 12, No. 1, (2017): 70-83.
42

Menurat Bahreisy dalam Al-Qur‟an Allah telah


mencantumkan secara tersirat tahap-tahap yang harus dilalui
seseorang untuk dapat menyelesaikan masalahnya yakni pada
Al-Qur‟an surat Al-Insyirah:

َ‫﴾ورف ْعناَلك‬٣َ﴿ََ‫﴾ال ِذيَأنْ قضَظ ْهرك‬٢ ﴿ َ‫﴾ووض ْعناَعْنكَ ِوْزرك‬١َ﴿ََ‫أل ْمَن ْشر ْحَلكَص ْدرك‬
َ‫﴾فِإذاَف ر ْغت‬٦ ﴿ ‫﴾إِنَمعَال ُْع ْس ِرَيُ ْس ًرا‬٥ ﴿ ‫﴾فِإنَمعَال ُْع ْس ِرَيُ ْس ًرا‬٤ ﴿ َ‫ِذ ْكرك‬
َْ ‫﴾وإِل ٰىَربِّكَف ْارغ‬٧ ﴿ ‫ب‬
﴾٨ ﴿ ‫ب‬ َْ ‫فانْص‬

“(1)Bukankah kami telah melapangkan dadamu?, (2)


dan kamipun telah menurunkan bebanmu darimu, (3) yang
memberatkan punggungmu, (4) dan kami tinggukan sebutan
namamu, (5) maka sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan, (6) sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan, (7) maka apabila engkau telah selesai (dari suatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (8)
dan hanya kepada Tuhanmylah engkau berharap.” (Q.S. Al-
Insyirah [94]: 1-8)

Ada tiga langkah yang bisa dilakukan seseorang saat


menghadapi permasalahan, yaitu:51

a. Positive Thinking

Sebagaimana terjemahan ayat 1 sampai 6, Allah katakan:


"Bukankah telah kami lapangkan untukmu dadamu? Dan
telah Kami hilangkan daripadamu bebanmu, yang
memberatkan punggungmu?Dan Kami tinggikan bagimu
sebutan namamu.Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan."Tafsir dari 6 ayat itu ialah
janji dan kabar gembira dari Allah bahwa semua
kesulitan dari setiap persoalan manusia selalu ada jalan
keluarnya, maka hadapilah masalah itu dengan hati yang
lapang.Maka langkah pertama saat mengalami masalah

51
Ibid, 80.
43

ialah melapangkan dada, selapang-Iapangnya sehingga


lahirlah positive thinking terhadap masalah yang
ada.Itulah separuh dari penyelesaian dari masalah.Karena
dengan berfikir positif, otak manusia dapat berfikir
secara jernih mengenai jalan keluar dari permasalahan
yang ada.

b. . Positive Acting

Sebagaimana termaktub dalam ayat 7, Allah katakan :


"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain" Dari ayat ini Allah memberikan langkah kedua
dalam menyelesaikan masalah, yaitu berusaha keras
menyelesaikan persoalannya melalui perilaku-perilaku
nyata yang positif. Usaha konkrit ini adalah anjuran
nyata dari Allah untuk tidak mudah menyerah dalam
menghadapi persoalan seberat apa-pun. Perintah inipun
mengandung makna untuk tetap mencoba meminta
bantuan manusia lain sebagai perantara pertolongan dari-
Nya. Sebagaimana Allah jelaskan dalam ayat lain dalam
Al-Qur'an :

َ ‫إِ ن م اَو لِيُّ كُ مُ َالل هَُو رسُ ولُهَُو ال ذِ ين َآم نُ واَال ذِ ين َيُقِ يمُ ون‬
‫الص َل ة َو يُ ْؤ تُون َالزك اة َو هُ ْم َر اكِ عُ ون‬
"Jadikanlah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman sebagai penolongmu" (Q.S. Al-Maidah [5]:55)

c. Positive Hoping

Sebagaimana tercantum dalam ayat terakhir surat Al-


Insyirah ini yang berbunyi, "Hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap". Makna ayat diatas ialah
setelah manusia berlapang dada dengan masalah yang
ada, lalu manusia mau dan mampu berusaha secara
optimal dalam rangka menyelesaikan masalahnya, lalu
usaha terakhir yang tidak boleh ditinggalkan adalah:
44

berdoalah dan bertawakallah kepada Allah SWT


mengenai hasil dari semua usaha yang telah dilakukan
itu. Allah menghendaki manusia sebagai makhluk-Nya
mau berharap secara total kepada-Nya sebagai bukti
ketundukan, ketaatan dan kepercayaan manusia kepada
Tuhannya Yang Maha Pengasih lagi Maha Mendengar
dan Maha Mengabulkan permohonan. Ditegaskan dalam
Al-Qur‟an:

َ‫َالصبِ ِريْن‬ ٰ ِ ۗ ِ‫َۗايُّهاَال ِذينَ ٰامنواَاست ِعي ن واَبِالصب ِرَوالص ٰلوة‬


ّٰ ‫ََۗانَاللّهَمع‬ ْ ُْْ ْ ُ ْ ٓ ‫ٰي‬
"Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah [2]: 153)

Sebagai akhir dari tiga cara itu, ada satu ayat lain
yang dapat memperkuat keyakinan manusia bahwa Islam
benar-benar dapat dijadikan pedoman bagi kebahagiaan dunia
dan akhirat yang terdapat dalam firman Allah:

َ ِ‫َاس ت ْم س ك َبِا لْعُ ْر و ة‬ ِ ِ ‫و م ن َي س لِ م َوج ه هُ َ إِ ل ىَالل هِ َو هُ و َم‬


ْ ‫ح س نٌ َف ق د‬
ْ ُ ْ ْ ُْ ْ
ِ ِ
ْ ُ‫َۗ َو إِ ل ىَالل ه َع اق ب ة‬
َِ‫َاْلُمُ ور‬ ۗ ‫ْو ثْ ق ٰى‬
ُ ‫ال‬
"Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya
ia telah berpegang teguh kepada buhul taliyang kokoh.Dan
hanya kepada Tuhanlah kemudahan segala urusan." (Q.S.
Luqman [31]: 22)

Itulah rangkaian cara penyelesaian masalah


(strategicoping) yang telah diatur dalam Islam.

B. Permasalahan Yang Dialami Santri

Berbagai permasalahan santri di pondok pesantren dapat


disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor Internal

1) Kurangnya kemampuan dalam mengontrol diri. Remaja


dipandang oleh orang dewasa kurang mampu mengontrol
45

dirinya, remaja sering dipersepsikan kurang mampu


menaksir resiko dari perilakunya. Rendahnya kontrol diri
ini karena egosentrism atau segala sesuatu terpusat pada
diri sendiri.

2) Egosentrism ini menunjukan bahwa remaja secara


kognitif sudah mengetahui tentang suatu perilaku serta
akibatnya, namun ia percaya bahwa dia tidak akan
mengalami akibat tersebut. Fenomena tersebut dinamakan
optimistic bias. Optimistic bias yaitu kesalahan dalam
melihat suatu kasus, dan kasus tersebut dipersepsikan
hanya terjadi pada orang lain bukan dirinya.
3) Agresivitas sangat dipengaruhi oleh hormon testosterone
yang pada diri remaja bisa 18 kali lebih banyak dari pada
anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena pengaruh
hormon ini maka agresivitas remaja menjadi sangat kuat,
terutama dalam hal penggunaan kendaraan secara tidak
terkendali dan perbuatan kriminal. Tingginya perilaku
agresif pada remaja menunjukan bahwa kontrol diri
mereka lemah.52

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan Keluargamerupakan lingkungan primer.


Karena sejak kecil sampai dewasa, siswa berada dalam
lingkungan keluarga. Keluarga yang tidak harmonis, bisa
saja mengakibatkan kurangnya kasih sayang orang tua
terhadap anaknya, serta orang tua sibuk dengan
pekerjannya tanpa menghiraukan anaknya. Hal ini dapat
mempengaruhi kondisi anak dan perkembangan
mentalnya.
2) Lingkungan pondok pesantren juga dapat mempengaruhi
aktivitas santri. Lingkungan yang membosankan, kotor
serta peraturan yang begitu ketat membuat santri merasa
stres.

52
Wahyu Widiantoro dan Romadhon, “Perilaku Melanggar Peraturan pada
Santri di Pondok Pesantren”, Jurnal Psikologi, Vol. 11, 2015-31-43,
(Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, 2015), 33.
46

3) Lingkungan masyarakat selalu berubah, bisa berubah baik


dan juga bisa berubah buruk. Hal ini akan sangat
berpengaruh pada santri yang berada dalam lingkungan
masyarakat tersebut.
4) Pengaruh teman juga sangat kuat dalam memunculkan
perilaku buruk, karena menurut mereka melakukan
sesuatu secara bersama-sama merupakan bukti
solidaritas.53

C. Metode Pengembangan Coping Stress

1. Pengertian Metode Pengembangan

Kata “metode” secara etimologi berasal dari dua suku


kata, yaitu meta yang berarti melalui, dan hodos yang berarti
jalan atau cara. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui seseorang
dalam proses pekerjaannya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.54

Pengembangan adalah suatu usaha untuk


meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual Dan
sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran
secara logis dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan
belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi
peserta didik.55

Berdasarkan pengertian pengembangan yang Telah


diuraikan, yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu
proses untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu
yang lebih baik dan berguna. Sedangkan metode

53
Ibid, 41.
54
Harmonedi, “Metode Pendidikan Dalam Al-Qur‟an” Jurnal Pendidikan
Islam 3, No. 1, (2020), 16-31.
55
Nurdan Gurbilek, "Pengembangan Peserta didik", Journal of Chemical
Information and Modeling53, no. 9 (2015), 1689–99.
47

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah


untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan
produk yang telah ada menjadi produk yang dapat
dipertanggung jawabkan. metode pengembangan juga dapat
diartikan sebagai sebuah cara yang tersistem atau teratur
bertujuan untuk melakukan analisis pengetahuan suatu sistem
tersebut dapat memenuhi kebutuhan, atau tata cara
mengembangkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Metode Pengembangan Coping Stres

Metode coping yang akan dikembangkan dalam


mereduksi stres adalah strategi yang diusulkan Aldwin dan
Yancura, yaitu:56

a. Social Support Coping

Strategi coping dalam konteks sosial, berupa


dukungan nyata dari orang lain baik nasihat maupun rasa
percaya yang perlu dibangkitkan.

b. Religious Coping

Suatu strategi di mana seseorang memiliki


hubungan baik dengan Allah, tekun berdoa, membaca
kitab suci, memiliki hubungan yang positif dengan
kesehatan mental dan kinerja.

c. Meaning Making (Melakukan Hal-Hal Yang Bermakna)

Mencari dan melakukan hal-hal yang bermakna


seperti: olahraga, salah satu bentuk olahraga yang telah
terbukti mereduksi stres pada profesional, guru dan
konselor sekolah adalah T‟ai Chi.

56
Jemi Dadang Kresna, Im. Hambali,, Nur Hidayah, “Problem Focused
Coping Skill Untuk Mereduksi Stress Akademik Mahasiswa”, Jurnal Pendidikan 6,
No. 6 (2021), 895-900.
75

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Majid, 2005, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Agus M. Hardjana, 1997, 35 Cara Mengurangi Stress, Yogyakarta:


Kanisius.

Bart Smet, 1994, Psikologi Kesehatan, Jakarta,: Grasindo.

Burhan Bugin, 2001, Metodologi Peneitian Kualitatif (Aktualisasi


Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer), Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Cholid Narbuko, Abu Achmadi, 1997, Metodelogi Penelitian, Jakarta:


Bumi Aksara.

E. P. Ginstings, 1999, Mengantisipasi Stres Dan Cara


Penanggulannya, Yogyakarta: Andi Offset.

Ekawarna, 2018, Manajemen Konflik Dan Stress, Jakarta Timur:


Bumi Aksara.

Fitri Fausiah, Julianti Widury, 2005, Psikologi Abnormal Klinis


Dewasa,Jakarta : Ui Press

Gantina Komalasari, Eka Wahyuni, Karsih, 2016, Asesmen Teknik


Nontes Dalam Perspektif BK Komprehensif, Jakarta: PT
Indeks.

H D Hawari, 1998, Al Qur‟an: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan


Jiwa, Seri Tafsir Al Qur‟an Bil Ilmi, Yogyakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa.

Hadar Nawawi, 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajahmada


Universitas Pers: Yogyakarta.
76

Isbandi Rukmino, 2020, Pemetaan Strategi Coping Keluarga


Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Menghadapi
Wabah Covid-19 Di Kota Bogor, Depok, Bekasi Dan
Tangerang Selatan, Jakarta, P3ks Pres

Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, 2003, Psikologi


Abnormal, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Jeffrey S Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene, 2003, Psikologi


Abnormal, Jakarta, Penerbit Erlangga.

John W. Santrock, Adolescence, 2003, Perkembangan Remaja,


Jakarta, Penerbit Erlangga.

M Hasan Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian


Dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurcholis Madjid, 1997, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret


Perjalanan, Jakarta: Paramadina,

Olga Groenson , Terry Looker, 2005, Managing Stres Mengatasi


Stres Secara Mandiri,Yogyakarta: Baca.

R. S. Lazarus And S. Folkman, 1984, Stress, Appraisal, And Coping,


New York: Springer Publishing Company.

Reski Amelia, Faktor Stres Dan Cara Mengatasinya, Pustaka Taman


Ilmu.

S Atika And L M I Wardani, 2021, Core Self Evaluation And Coping


Stress, Jawa Tengah: Penerbit Nem.

Sidik Effendi Intan Safitri, 2011, Kenali Stres, Jakarta: Pt Balai


Pustaka (Persero).

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D,


Bandung: Alfabeta.

Sumanto, 2014, Teori Dan Aplikasi Metode Penelitian, Jakarta: Caps.


77

Syaifuddin Anwar, 2017, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Jurnal

Andriyani, Strategi Coping Stres Dalam Mengatasi Problema


Psikologis, Jurnal At-Taujih Bimbingan Dan Konseling
Islam, 2, No. 2, 2019, 37.

Carver, C. S., Scheier, M. F., & Weintraub, J. K..Assessing Coping


Strategies: A Theoretically Based Approach.Journal Of
Personality And Social Psychology, 56, no. 2, 1989, 267-283.

Harmonedi, Metode Pendidikan Dalam Al- Qur'an,Jurnal Pendidikan


Islam, 3, No. 1 (2020): 16–31
Https://Doi.Org/10.15548/Mrb.V3i1.1323

Harmonedi, Metode Pendidikan Dalam Al-Qur‟an,Jurnal Pendidikan


Islam 3, No. 1, 2020, 16-31.

Jannah, Khonsa‟ Izzatul, Strategi Coping Remaja Penghafal Al -


Qur‟an Berasrama Dalam Menghadapi Kejenuhan,Suhuf 31,
No. 2, 2019, 107-117.

Jemi Dadang Kresna, Im. Hambali,, Nur Hidayah, Problem Focused


Coping Skill Untuk Mereduksi Stress Akademik Mahasiswa,
Jurnal Pendidikan 6, No. 6, 2021, 895-900.

Juli Andriyani, Strategi Coping Stres Dalam Mengatasi Problema


Psikologis, At-TaujihBimbingan Dan Konseling Islam, 2,
No. 2 (2019): 37–55.

Juli Andriyani, Strstegi Coping Stress Dalam Mengatasi Problema


Psikologis, Jurnal At-Taujih Bimbingan Dan Konseling
Islam, 2, no. 2, 2019, 37-55.

Mansur Hidayat, Model Komunikasi Kyai Dengan Santri Di


Pesantren, Jurnal Aspikom, 2, No. 6 2017, 387.
78

Nurdan Gurbilek, Pengembangan Peserta didik, Journal of Chemical


Information and Modeling 53, no. 9, 2015, 1689–99.

Rahmad Purnama, Penyelesaian Stress Melalui Coping Spiritual, Al-


Adyan 12, No. 1, 2017, 70-83.

Risma Frianty And Ema Yudiani, Hubungan Antara Kematangan


Beragama Dengan Strategi Coping Pada Santriwati Di
Pondok Pesantren Tahfidz Putri,Psikis: Jurnal
PsikologiIslami 1, No. 1, 2015, 59-70.

Rita Eka Izzaty, Budi Astuti, And Nur Cholimah, Pengaruh


Implementasi Coping Stress Pada Santri Dalam Menghadapi
Perkembangan Sosial Pada Usia Remaja Di Pondok
Pesantren Al-Shighor Kabupaten Cirebon,Angewandte
Chemie International Edition, 6, No. 11, 1967, 5–24.

Uswatun Hasanah And Naeli Sa, Gambaran Stress Dan Strategi


Coping Pada Santri Tahfidz Di Pondok Pesantren Al-
Mahrusiyah Asrama Al- „ Asyiqiyah,Pendidikan Dan
Kebudayaan, 3, No.2, 2021, 1–16.

Wahyu Widiantoro dan Romadhon, “Perilaku Melanggar Peraturan


pada Santri di Pondok Pesantren”, Jurnal Psikologi, Vol. 11,
2015-31-43, (Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta, 2015), 41.

Skripsi

Muhammad Najmul Umam, Strategi Coping Santri Putrid Dalam


Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an Di Pondok Pesantren
Nahdlatut Thalibin Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa
Tengah (Skripsi, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Umam Muhammad Najmul, Strategi Coping Santri Putri Dalam


Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an Di Pondok Pesantren
79

Nahdlatut Thalibin Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa


Tengah, (Skripsi, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Wisnu Sri Hertinjung, Partini, Permata Ashfi Raihana, Strategi


Coping Santri Tahfidz Quran Studi Eksplorasi Di Pondok
Pesantren Tahfidz Quran, (Skripsi, Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta, 2019).

Internet

Nurichsan, “Metode Pengembangan,” Blog.Unsoed.Ac.Id, 2010,


Https://Nurichsan.Blog.Unsoed.Ac.Id/ 2010/11/19/Metode-
Pengembangan-Waterfall-Prototyping/.

Wawancara

Agne Editi “Kegiatan Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia”,


Wawancara, 11 April 2022

Auni Lutfia, “Santri Program Mahasiswi Rumah Tahfizh Dauman


Qur‟an Indonesia”, Wawancara, 3 Mei 2022

Farid Abdillah, “Sejarah Singkat Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an


Indonesia”, Wawancara 4 April 2022

Farid Abdillah, Pimpinan Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia,


Wawancara, Kec. Way Halim Pada Tanggal 16 Mei 2022

Hana Sharlizia, “Santri Program Regular Rumah Tahfizh Dauman


Qur‟an Indonesia”, Wawancara, 6 Mei 2022

Helsi Dan Wulan, “Santri Program Regular Dan Intensif Rumah


Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia”, Wawancara 3 Mei 2022

Lutfi Aribha Almaas, “Santri Program Mahasiswi Rumah Tahfizh


Dauman Qur‟an Indonesia”, Wawancara 3 Mei 2022
80

Nur Halimah, “Santri Program Mahasiswi Rumah Tahfizh Dauman


Qur‟an Indonesia”, Wawancara, 8 Mei 2022

Selga Putri, “Santri Program Regular Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an


Indonesia”, Wawancara, 4 Mei 2022

Tara, “Santri Intensif Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia”, 8


Mei 2022

Yunia Chandra, “Profil Rumah Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia”,


Wawancara, 11 November 2021

Yunia Chandra, “Profil Rumah Tahfidz Dauman Quran Indonesia”,


Wawancara. 12 November 2021.

Yunia Chandra, “Staff Amal Pendidikan Rumah Tahfizh Dauman


Qur‟an Indonesia”, Wawancara, 6 Mei 2022

Yunia Chandra, Pengurus Amal Pendidikan, Wawancara, Rumah


Tahfidz Dauman Qur‟an Indonesia, Tanggal 16 Mei 2022

DOKUMENTASI

Dokumentasi Pendataan Santri Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an


Indonesia, Tanggal 6 Mei 2022

Dokumentasi Program Kerja Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an


Indonesia, 6 Mei 2022

Dokumentasi Rumah Tahfizh Dauman Qur‟an Indonesia, Tanggal 6


Mei 2022

OBSERVASI

Observasi Penulis, “Sarana Dan Prasarana Rumah Tahfizh Dauman


Qur‟an Indonesia” 6 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai