Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

Fahrul Alam Masruri


(Nidn : 0423017903)

Abstract

This study aims to determine the effect of the Implementation of Regional


Financial Accounting Systems on the Quality of Local Government Financial Reports.
The population of this study is 62 SKPD in Sumedang district. The data used are
questionnaire data (questionnaire) totaling 30 questionnaires distributed to respondents
in the accounting / finance department at SKPD. The sample selection technique is non
probability sampling. The analytical method used is the Spearman rank correlation
coefficient analysis at a significant level of 5%. The program used in analyzing data
using (SPSS) Ver. 21. Based on the results of hypothesis testing, the Spearman reank
correlation coefficient is 0.629. This coefficient value shows the value of r 0.629 has a
strong level of relationship where the results are between 0.60 <0.629 <0.799. In
addition, the results of the coefficient of determination show that the quality of local
government financial reports is influenced by the regional financial accounting system of
40.8%. Whereas the results of the comparison of the tcount with ttable, show the results
of tcount of 4.397 and ttable of 2.048. From the results of the test tcount> t table is
4.397> 2.048 which means Ho is rejected or Ha is accepted. In other words based on
hypothesis testing shows that the application of regional financial accounting systems
affect the quality of local government financial reports.

Keywords : Regional Financial Accounting Systems,


Quality of Local Government Financial Reports

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Populasi
penelitian ini yaitu 62 SKPD di kabupaten Sumedang. Data yang digunakan adalah data
angket (kuisioner) berjumlah 30 kuisioner yang disebar kepada responden karyawan
bagian akuntansi /keuangan yang ada di SKPD. Teknik pemilihan sampel yaitu non
probability sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi
rank spearman pada taraf signifikan sebesar 5%. Program yang digunakan dalam
menganalisis data menggunakan (SPSS) Ver. 21.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
menunjukan nilai koefisien korelasi reank spearman sebesar 0,629. Nilai koefisien ini
menunjukan nilai r 0,629 memiliki tingkat hubungan yang kuat dimana hasil berada
diantara 0,60< 0,629 < 0,799. Selain itu hasil koefisien determinasi menunjukan bahwa
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh sistem akuntansi
keuangan daerah sebesar 40,8%. Sedangkan untuk hasil perbandingkan nilai thitung
dengan ttabel, menunjukan hasil thitung sebesar 4,397 dan ttabel sebesar 2,048.Dari
hasil pengujian tersebut thitung>ttabel yaitu 4,397 > 2,048 yang berarti Ho ditolak atau
Ha diterima. Dengan kata lain berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Kata kunci: Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
1. PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan kinerja
pemerintahkan yang memuaskan berupa
tata kelola pemerintahan yang baik 6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),
(good government governance), dan
Rohman menjelaskan dalam modul 7. Catatan Atas Laporan Keuangan
LAN 2000 bahwa pemerintah terus (CaLK)
melakukan berbagai upaya perbaikan Penerapan Sistem Akuntansi
untuk meningkatkan transparasi dan Berbasis akrual diterapkan baik pada
akuntabilitas pengelolaan keuangan penerapan akuntansinya maupun pada
Negara/ Daerah, salah satunya dengan penyajian laporan keuangannya.Manfaat
penyempurnaan sistem akuntansi dan akuntansi berbasis akrual adalah dapat
administrasi Negara secara memberikan gambaran utuh atas posisi
menyeluruh.Lembaga Administrasi keuangan pemerintah daerah,
Negara (2000) dalam Khomsani, (2015 : menyajikan informasi sebenarnya
3). Salah satu cara yang ditempuh mengenai hak dan kewajiban pemerintah
pemerintah adalah dengan menerbitkan daerah serta memberikan informasi yang
perangkat/peraturan perundangan berkualitas dalam mengevaluasi kinerja
tentang pengelolaan keuangan Negara / pemerintah daerah.Karakteristik laporan
Daerah.Hal diatas diperkuat dengan keuangan adalah ukuran-ukuran
telah dilakukannya reformasi normatif yang perlu diwujudkan dalam
manajemen keuangan negara baik pada informasi akuntansi sehingga dapat
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah memenuhi tujuannya. Terdapat empat
Daerah dengan ditetapkannya paket karakteristik normative yang diperlukan
Undang-Undang bidang keuangan agar laporan keuangan pemerintah
Negara, yaitu Undang-Undang No.17 memenuhi kualitas yang dikehendaki,
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara karakteristik tersebut adalah :
dan Undang-Undang No.1 Tahun 2004 a. Relevan
tentang Perbendaharaan Negara, b. Andal
peraturan perundang-undangan tersebut c. Dapat dibandingkan
menyatakan bahwa Gubernur/Bupati/ d. Dapat dipahami
Walikota menyampaikan rancangan Laporan keuangan dibuat untuk
peraturan daerah tentang menyajikan informasi yang relevan,
pertanggungjawaban pelaksanaan andal dan dapat dipercaya berkenaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja dengan posisi keuangan dan seluruh data
Daerah kepada Dewan Perwakilan transaksi yang dicatat oleh suatu entitas
Rakyat Daerah berupa Laporan pelaporan selama satu periode
Keuangan . (Khomsani, 2015 : 3) pelaporan. Begitu juga dengan Laporan
Pemerintah melalui KSAP Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. yang setiap tahunnya mendapat
71 Tahun 2010 Tentang Standar penilaian dari auditor Pemerintah dalam
Akuntansi Pemerintahan Berbasis hal ini adalah Badan Pemeriksa
Akrual yag didukung dengan Peraturan Keuangan (BPK) yag berupa opini.
Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun Dalam hal ini BPK memberikan 4
2013 tentang Penerapan Standar (empat) macam opini yaitu : Opini
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
Akrual pada Pemerintah Daerah, yang Opini Wajar Dengan Pengecualian
menyebutkan bahwa komponen laporan (WDP), Opini Tidak Wajar (TP) dan
keuangan terdiri dari : Pernyataan menolak memberikan opini
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) atau tidak memberi pendapat
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran (Disclaimer). Ketika Badan Pemeriksa
Lebih (LPSAL) Keuangan memberikan opini Wajar
3. Neraca Tanpa Pengecualian kepada Laporan
4. Laporan Operasional (LO) Keuangan Pemerintah Daerah ini berarti
5. Laporan Arus Kas (LAK) Laporan Keuangan yang dilaporkan oleh
pihak Daerah sudah memenuhi syarat
dan dapat dikatakan Laporan Keuangan c Kecukupan pengungkapan
sudah disajikan dan diungkapkan secara informasi, dan
relevan, andal, dapat dipercaya dan d Kepatuhan pada peraturan
dapat dibandingkan. Perundang-Undangan
Tabel 1.1 Fenomena yang ditemukan oleh
Daftar Opini Audit BPK atas LKPD Badan Pemeriksaan Keuangan terhadap
Kabupaten Sumedang kelemahan Sistem pengendalian
Tahun 2012-2016 akuntansi dan pelaporan di Pemerintah
Tahun Opini Kabupaten Sumedang diantaranya :
2012 Wajar Dengan Pengecualian Masih bayak asset di Kabupaten
2013 Wajar Dengan Pengecualian Sumedang yang belum diinventarisir
2014 Wajar Tanpa Pengecualian dan tercatat dengan benar hingga
2015 Wajar Tanpa Pengecualian pemanfaatan asset yang tidak sesuai
2016 Wajar Tanpa Pengecualian dengan aturan yang berlaku.
Sumber : BPKAD Kab. Sumedang Permasalahan asset tersebut menyangkut
asset tetap yang belum tertib yaitu
Tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa penyajian asset tetap belum didukung
BPK memberikan opini terhadap dengan daftar rincian, pencatatan ganda,
Kabupaten Sumedang pada Tahun 2012 dan penomoran atau kodefikasi yang
dan 2013 dengan opini Wajar Dengan belum dilakukan sehingga harus
Pengecualian (Qualified Opinion). dibentuk Pansus Penataan Aset Daerah
Permasalahan pengelolaan asset masih yang bertugas mendata ulang lebih rinci
menjadi ganjalan bagi Kabupaten jumlah asset milik Pemerintah
Sumedang. Menurut data yang didapat Kabupaten Sumedang. Selain itu Masih
dari salah satu pegawai BPKAD terdapat beberapa SKPD yang
Sumedang bahwa terdapat 58 entitas melakukan kesalahan dalam
keuangan( 32 Satuan Kerja Perangkat penginputan dan pencatatan transaksi
Daerah dan 26 Instansi Kecamatan) data laporan keuangan yang berbentuk
yang berada di Kabupaten Sumedang nominal sehingga terjadi penilaian yang
dan beberapa diantaranya ada yang kurang tepat atas kasus tersebut karena
masih harus melakukan perbaikan tidak sesuai dengan bukti transaksi yang
penatausahaan asetnya. Sementara pada ada, hal tersebut dikarenakan tidak
tahun 2014-2016 Kabupaten Sumedang semua karyawan dibagian
melakukan beberapa perbaikan sehingga akuntansi/keuangan kompeten
mendapatkan opini Wajar Tanpa dibidangnya, lalu terdapat update
Pengecualian yang bisa dipertahankan software yang digunakan SKPD
tiga kali berturut-turut.Dengan sehingga pegawai perlu melakukan
perubahan yang serius, kabupaten pelatihan kembali dimana update
Sumedang mampu meminimalisir software ini mengakibatkan semua
berbagai kesalahan dalam penyajian jaringan akan terganggu dan semua
laporan keuangannya.Namun meskipun menu aplikasi akan berubah, dan selain
mendapatkan opini WTP tidak menutup itu terdapat beberapa SKPD yang
kemungkinan sistem akuntansi yang pegawainya melakukan mutasi / pensiun
berada di SKPD berjalan dengan / promosi jabatan.
baik.Syarat untuk mendapatkan opini
Wajar Tanpa Pengecualian diantaranya Rumusan Masalah
harus memenuhi kriteria sebagai berikut Berdasarkan uraian dari
: latarbelakangmasalah, maka peneliti
a Kesesuaian dengan standar mengemukakan rumusan
akuntansi pemerintahan. masalah penelitian sebagaiberikut :
b Efektivitas penilaian internal 1. Bagaimana Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah pada Badan
Pemerintah Kabupaten Sumedang.
2. Bagaimana Kualitas Laporan Berdasarkan pengertian diatas maka
Keuangan pada Pemerintah Daerah dapat disimpulkan bahwa sistem
Kabupaten Sumedang. akuntansi keuangan daerah merupakan
3. Bagaimana pengaruh Sistem serangkaian prosedur yang saling
Akuntansi Keuangan Daerah berhubungan baik menggunakan metode
terhadap kualitas laporan keuagan manual maupun secara terkomputerisasi
pada Pemerintah Daerah Kabupaten dalam rangka pertanggungjawaban
Sumedang. pelaksanaan APBD yang ditunjukan
untuk menghasilkan informasi dalam
TINJAUAN TEORITIS bentuk laporan keuangan yang akan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah digunakan pihak intern dan pihak
Definisi Sistem Akuntansi ekstern pemerintah daerah untuk
Keuangan Pemerintah Daerah yang mengambil keputusan ekonomi.Dalam
termuat dalam Peraturan Pemerintah No. peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
71 Tahun 2010 adalah rangkaian 2010 dijelaskan bahwa Sistem
sistematik dari prosedur, penyelenggara, Akuntansi Pemerintahan pada
peralatan, dan elemen lain untuk pemerintah pusat diatur dengan
mewujudkan fungsi akuntansi sejak Peraturan Menteri Keuangan yang
analis transaksi sampai dengan mengacu pada pedoman umum Sistem
pelaporan keuangan di lingkungan Akuntansi Pemerintahan. Sedangan
organisasi pemerintah.Sementara itu, SIstem Akuntansi Pemerintahan pada
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri pemerintah daerah diatur dengan
No.64 Tahun 2013 pasal 1 mengenai peraturan gubernur/ bupati/ walikota
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di yang mengacu pada pedoman umum
definisikan sebagai : Sistem Akuntansi
“Rangkaiansistematik dari prosedur, Pemerintahan.Pedoman umum Sistem
penyelenggara, peralatan dan elemen Akuntansi Pemerintahan diatur dengan
lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi Peraturan Menteri Akuntansi Keuangan
sejak analisis transaksi sampai dengan setelah berkoordinasi dengan Menteri
pelaporan keuangan di lingkungan Dalam Negeri.Sistem akuntansi
organisasi pemerintah daerah”.Sistem Pemerintahan daerah disusun dengan
akuntansi keuangan pemerintah daerah berpedoman pada prinsip pengendalian
sebagaimana diungkapkan dalam Halim internal sesuai dengan peraturan
(2008 : 77) adalah “Serangkaian pemerintah yang mengatur tentang
prosedur, mulai dari proses pengendalian internal dan peraturan
pengumpulan data, pencatatan, pemerintah tentang standar akuntansi
penggolongan, dan peringkasan atas pemerintahan.Bedasarkan Peraturan
transaksi dan atau kejadian keuangan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
serta pelaporan keuangan dalam rangka 2006 tentang Pedoman Pengelola
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Keuangan Daerah bahwa sistem
yang dapat dilaukan secara manual atau akuntansi pemerintah daerah sekurang-
menggunakan aplikasi kurangnya meliputi sebagai berikut :
komputer”.Menurut Rusdianto (2013:6) 1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
dalam Khomsani (2014) penegrtian 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran
sistem akuntansi keuangan daerah Kas
adalah sebagai berikut : “Sistem 3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap/
akuntansi keuangan daerah adalah Barang Milik Daerah;dan
sistem akuntansi yang meliputi proses 4. Prosedur Akuntansi Selain Kas.
pencatatan, penggolongan, penafsiran,
peringkasan transaksi atau kejadian Komponen Sistem Informasi
keuangan serta pelaporan keuangan Akuntansi
dalam rangka pelaksanaan anggaran Krismiaji, (2015:16) secara garis
pendapatan dan belanja (APBD)”. besar, sebuah sebuah sistem informasi
memiliki delapan komponen. Berikut instruksi dan prosedur
dibawah ini merupakan kedelapan rinci.Perangkat lunak (program)
komponen tersebut : computer dibuat untuk
1. Tujuan menginstruksikan computer
Setiap sistem informasi dirancang melakukan pengolahan
untuk mencapai satu atau lebih data.Instruksi dan prosedur untuk
tujuan yang memberikan arah bagi para pemakai computer biasanya
sistem tersebut secara keseluruhan. dirangkum dalam sebuah buku yang
2. Input disebut buku pedoman prosedur.
Data harus dikumpulkan dan 7. Pemakai
dimasukan sebagai input ke dalam Orang yang berinteraksi dengan
sistem. Sebagian inputberupa data sistem dan menggunakan informasi
transaksi. Namun perlu diingat, yag dihasilkan oleh sistem disebut
bahwa dalam perkembangannya, dengan pemakai. Dalam perusahaan,
sebuah Sistem Informasi Akuntansi pengertian pemakai termasuk
tidak hanya mengolah data dan didalamnya adalah karyawan yang
menghasilkan informasi keuangan melaksanakan dan mencatat
saja, namun juga mengolah data dan transaksi dan karyawan yang
menghasilkan informasi non mengelola dan mengendalikan
keuangan. Oleh karena itu sebagian sistem.
input adalah berupa data 8. Pengamanan dan Pengawasan
nonkeuangan. Informasi yang dihasilkan oleh
3. Output sebuah sistem informasi harus
Informasi yang dihasilkan oleh akurat, bebas dari berbagai
sebuah sistem disebut output. kesalahan, dan terlindung dari akses
Output dari sebuah sistem yang secara tidak sah.Untuk mencapai
dimasukan kembali ke dalam sistem kualitas informasi semacam itu,
sebagai input disebut dengan maka sistem pengamanan dan
umpan balik (feedback). Output pengawasan harus dibuat dan
sebuah sistem informasi akuntansi melekat pada sistem.
biasanya berupa laporan keuangan
dan laporan internal seperti daftar Laporan Keuangan Pemerintah
umur piutang, anggaran, dan Daerah
proyeksi arus kas. Definisi Laporan Keuangan
4. Penyimpan data Menurut PSAP No. 01 Laporan
Data sering disimpan untuk dipakai Keuangan adalah laporan yang
lagi di masa mendatang.Data yang terstruktur mengenai posisi keuangan
tersimpan ini harus diperbaharui dan transaksi-transaksi yang dilakukan
(update) untuk menjaga keterkinian oleh suatu entitas pelaporan.Menurut
data. PSAK No. 02 Laporan keuangan adalah
5. Pemroses laporan yang menggambarkan dampak
Data harus diproses untuk keuangan dari transaksi dan peristiwa
menghasilkan informasi dengan lain yang diklasifikasikan dalam
menggunakan komponen beberapa kelompok besar menurut
pemroses.Saat ini sebagian besar karakteristik ekonominya.Menurut
perusahaan mengolah datanya Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 7) :
dengan menggunakan komputer, “Laporan Keuangan merupakan bagian
agar dapat dihasilkan informasi dari pelaporan keuangan. Laporan
secara cepat dan akurat. keuangan yang lengkap biasanya
6. Intruksi dan Prosedur meliputi neraca, laporan laba, laporan
Sistem informasi tidak dapat rugi, laporan perubahan posisi keuangan
memproses data untuk (yang disajikan dalam berbagai cara
menghasilkan informasi tanpa misalnya laporan arus kas, atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta sumber daya finansial jangka
materi penjelasan yang merupakan pendek unit pemerintah.
bagian integral dari laporan 2. Memberikan informasi
keuangan”.Menurut Peraturan keuangan untuk menentukan
pemerintah No. 71 Tahun 2010, laporan dan memprediksi kondisi
keuangan adalah “Laporan keuangan ekonomi suatu unit
adalah laporan yang terstruktur pemerintahan dan perubahan-
mengenai posisi keuangan dan transaksi perubahan yang terjadi di
yang dilakukan oleh suatu entitas dalamnya.
pelaporan”.Laporan keuangan 3. Memberikan informasi
Pemerintah Daerah menurut Mardiasmo keuangan untuk memonitor
(2002) Laporan keuangan pemerintah kinerja, kesesuaiannya dengan
daerah adalah suatu bentuk peraturan perundang-undangan,
pertanggungjawaban pemerintah daerah kontrak yang telah disepakati,
kepada stakeholders yang didalamnya dan ketentuan lain yag
mencakup berbagai macam pekerjaan disyaratkan.
yang membutuhkan keuangan, termasuk 4. Memberikan informasi untuk
komponen asset yang tercermin dalam perencanaan dan penganggaran,
neraca (laporan posisi keuangan) dimana serta untuk memprediksi
setiap tahun dibuatkan laporannya pengaruh pemilikan dan
setelah pelaksanaan anggaran.Sehingga pembelanjaan sumber daya
dapat disimpulkan dari beberapa definisi ekonomi terhadap pencapaian
diatas bahwa laporan keuangan adalah tujuan operasional.
laporan yang terstruktur mengenai posisi 5. Memberikan informasi untuk
keuangan sebuah entitas atas peristiwa mengevaluasi kinerja manajerial
atau transaksi-transaksi yang dapat dan organisasional.
membantu para pemangku kepentingan
dalam mengambil keputusan. b. Komponen Laporan Keuangan
a. Tujuan Penyajian Laporan Pemerintah Daerah
Keuangan Pemerintah Daerah Laporan keuangan berdasarkan
Secara garis besar, tujuan umum Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
penyajaian laporan keuangan oleh 2010 tentang Standar Akuntansi
pemerintah daerah adalah sebagai Pemerintahan terdiri dari :
berikut : 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
1. Untuk memberikan informasi 2) Laporan Perubahan Saldo
yang digunakan dalam Anggaran Lebih (LPSAL)
pembuatan keputusan ekonomi, 3) Neraca
sosial dan politik serta sebagai 4) Laporan Operasional (LO)
bukti pertanggungjawaban 5) Laporan Arus Kas (LAK)
(accountability) dan 6) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
pengelolaan (stewardship). 7) Catatan Atas Laporan Keuangan
2. Untuk memberian informasi (CaLK)
yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja manajerial Kualitas Laporan Keuangan
dan organisasi. Karakteristik kualitatif laporan
Sedangkan secara khusus, tujuan keuangan laporan keuangan menurut
penyajian laporan keuangan oleh Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
pemerintah daerah adalah sebagai 2010 tentang Standar Akuntansi
berikut : Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-
1. Memberikan informasi ukuran normative yang perlu
keuangan untuk menentukan diwujudkan dalam informasi akuntansi
dan memprediksi aliran kas, sehingga dapat memenuhi tujuannya.
saldo neraca, dan kebutuhan Keempat karakteristik berikut ini
merupakan prasyarat normative yang batas pemahaman para pengguna.Untuk
diperlukan agar laporan keuangan itu, pengguna diasumsikan memiliki
pemerintah daerah dapat memenuhi pengetahuan yang memadai atas
kualitas yang di kehendaki. kegiatan dan lingkungan operasi entitas
1. Relevan pelaporan, serta adanya kemauan
Laporan keuangan dapat dikatakan pengguna untuk mempelajari informasi
relevan apabila informasi yang termuat yang dimaksud.
di dalamnya dapat memengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu 2. METODE PENELITIAN
mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu atau masa kini dan memprediksi Metode penelitian yang digunakan
masa depan serta menegaskan atau dalam penelitian ini adalah metode
mengoreksi hasil evaluasi mereka di survey deskriptif dengan pendekatan
masa lalu. Dengan demikian, informasi kuantitatif. Adapun pengertian dari
laporan keuangan yang relevan dapat metode survey deskriptif adalah sebagai
dihubungkan dengan maksud berikut :Metode deskriptif merupakan
penggunanya. suatu metode yang berusaha untuk
2. Andal menggambarkan keadaan perusahaan
Informasi dalam laporan keuangan berdasarkan fakta dan data dari
bebas dari pengertian yang menyesatkan perusahaan, yang kemudian dibuat suatu
dan kesalahan material, menyajikan kesimpulan mengenai keadaan
setiap fakta secara jujur, serta dapat perusahaan tersebut.Metode survey
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, menurut Singarimbun dan Effendy
tetapi jika hakikat atau penyajiannya (2011:5) dalam Permadi (2015) adalah
tidak dapat diandalkan maka pengguna penelitian yang mengambil sample dari
informasi tersebut secara potensial dapat suatu populasi dan menggunakan
menyesatkan. kuesioner sebagai alat pengumpulan
3. Dapat Dibandingkan data yang pokok. Hasil dari survey
Informasi yang termuat dalam tersebut akan digunakan sebagai alat
laporan keuangan akan lebih berguna penjelasan dan juga sebagai data
jika dibandingkan dengan laporan penguat deskriptif.Data yang terkumpul
keuangan periode sebelumnya atau selanjutnya dianalisis dengan tekhnik
laporan keuangan entitas pelaporan lain analisis data statistik. Hal ini sesuai
pada umumnya. Perbandingan dapat dengan pendapat Sugiyono (2016:8)
dilakukan secara internal dan eksternal. yang menyatakan bahwa :“Metode
Perbandingan secara internal dapat penelitian kuantitatif adalah metode
dilakukan bila suatu entitas menerapkan penelitian yang berlandaskan pada
kebijakan akuntansi yang sama dari filsafat positifisme, digunakan untuk
tahun ke tahun. Perbandingan secara meneliti pada populasi atau sampel
eksternal dapat dilakukan bila entitas tertentu, pengumpulan data
diperbandingkan menerapkan kebijakan menggunakan instrumen penelitian,
akuntansi yang sama. Apabila entitas analisis bersifat kuantitatif/statistik,
pemerintah akan menerapkan kebijakan dengan tujuan untuk menguji hipotesis
akuntansi yang lebih baik daripada yang telah ditetapkan”
akuntansi yang sekarang diterapkan,
perubahan tersebut diungkapkan pada
periode terjadinya perubahan.
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat dipahami oleh 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk
serta istilah yang disesuaikan dengan 1. Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah di Kabupaten Sumedang
Sistem akuntansi keuangan daerah Karakteristik kualitatif laporan
adalah serangkaian prosedur mulai dari keuangan menurut Peraturan pemerintah
proses pengumpulan data, pencatatan, No.71 Tahun 2010 tentang Standar
pengikhtisaran, sampai dengan Akuntansi Pemerintahan adalah ukuran-
pelaporan keuangan dalam rangka ukuran normatif yang perlu diwujudkan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam informasi akuntansi sehingga
yang dapat dilakukan secara manual dapat memenuhi tujuannya. Keempat
atau menggunakan aplikasi komputer. karakteristik berikut ini merupakan
Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 prasyarat normatif yang diperlukan agar
Tahun 2010 dijelaskan bahwa Sistem laporan keuangan pemerintah daerah
Akuntansi Pemerintahan pada dapat memenuhi kualitas yang
pemerintah pusat diatur dengan dikehendaki yaitu andal, relevan, dapat
Peraturan Menteri Keuangan yang dibandingkan, dan dapat
mengacu pada pedoman umum Sistem dipahami.Berdasarkan garis kontinum
Akuntansi Pemerintahan. Sedangkan pada Gambar 4.8 jumlah skor total
Sistem Akuntansi Pemerintahan pada tanggapan responden tentang laporan
pemerintah daerah diatur dengan keuangan harus andal, relevan, dapat
peraturan gubernur / bupati / walikota dibandingkan dan dapat dipahami dari 9
yang mengacu pada pedoman umum pernyataan diperoleh total skor aktual
SAP.Berdasarkan hasil penelitian yang 1103 dan total skor ideal 1350 dengan
telah dilakukan pada Kabupaten persentase 81,7% dan rata-rata skor
Sumedang, dapat disimpulkan bahwa sebesar 4,1. Dalam pengklasifikasian
secara keseluruhan sistem akuntansi jumlah skor tanggapan responden
keuangan daerah di Kabupaten termasuk dalam kategori
Sumedang termasuk ke dalam kategori baik.Berdasarkan pengklasifikasian ini,
sangat baik.Hal itu terlihat dari maka dapat diartikan bahwa tanggapan
tanggapan responden mengenai sistem responden tentang laporan keuangan
akuntansi keuangan daerah berdasarkan harus andal, relevan, dapat dibandingkan
tujuan, input, output, penyimpan data, dan dapat dipahami adalah baik.Jadi
pemroses, intruksi dan prosedur, dapat disimpulkan laporan keuangan
pemakai, dan pengamanan dan yang dibuat oleh SKPD di Kabupaten
pengawasan. Pada tabel 4.7 dapat dilihat Sumedang sudah memenuhi kriteria
dari 10 pernyataan berkaitan dengan andal, relevan, dapat dibandingkan, dan
sistem akuntansi keuangan daerah dapat dipahami.
didapatkan total skor aktual 1345 dan
total skor ideal 1500 dengan persentasi 3. Pengaruh Penerapan Sistem
89,7% dan skor rata-rata 4,5. Dalam Akuntansi Keuangan Daerah
pengklasifikasian jumlah skor tanggapan terhadap Kualitas Laporan
responden termasuk dalam kategori Keuangan Pemerintah Daerah
sangat baik. Berdasarkan Berdasarkan pengujian hipotesis
pengklasifikasian ini, maka dapat menggunakan model statistic uji t, yaitu
diartikan bahwa tanggapan responden dengan membandingkan nilai thitung
tentang sistem akuntansi keuangan dengan ttabel. Dapat dilihat pada
daerah berdasarkan tujuan, input, output, pengujian hipotesis taraf nyata yang
penyimpan data, pemroses, intruksi dan digunakan adalah α = 0,05 dengan
prosedur, pemakai, dan pengamanan dan derajat kebebasan df = n—2
pengawasan sudah dilaksanakan menunjukan nilai thitung sebesar 4,395,
dilapangan dengan sagat baik. sedangkan untuk nilai ttabel sebesar
2,048. Jika dilihat dari hasil
2. Kualitas Laporan Keuangan perbandingkan nilai thitung dan ttabel
Pemerintah Daerah di Kabupaten maka nilai thitung sebesar 4,395 > nilai
Sumedang ttabel 2,048. Dengan kata lain, apabila
nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel
maka dapat disimpulkan bahwa variabel keuangan daerah yang berkualitas
sistem akuntansi keuangan daerah diperlukan penerapan sistem akuntansi
memiliki pengaruh secara signifikan keuangan yang baik.Jadi dapat
terhadap kualitas laporan keuangan disimpulkan bahwa akuntansi keuangan
pemerintah daerah. Hal ini mengandung daerah berpengaruh terhadap kualitas
arti bahwa Ho ditolak atau Ha laporan keuangan pemerintah daerah
diterima.Adapun besarnya pengaruh yang dihasilkan, hal itu dikarenakan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan adanya sistem akuntansi
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah keuangan maka akan lebih
Daerah Kabupaten Sumedang Sebesar mempermudah pemakai sistem
40,8%. Pengaruh tersebut terbukti dari akuntansi dalam mengolah data
hasil kuisioner yang menyatakan bahwa keuangan dan bekerja sesuai standar
sistem informasi di Satuan Kerja akuntansi pemerintahan yang sudah
Perangkat Daerah dirancang untuk diterapkan pada sistem akuntansi
mencapai tujuan SKPD secara keuangan tersebut, sehingga laporan
menyeluruh terutama untuk keuangan yang dihasilkan akan memiliki
menghasilkan output yang berupa kualitas yang baik. Namun hal ini juga
laporan keuangan. Dalam proses harus didukung dengan sumber daya
penginputan data dilakukan verifikasi manusia yang baik agar mampu
untuk akurasi data serta dilakukan mengoperasikan dan memahami sistem
pengkodean meskipun masih belup akuntansi keuangan yang
secara optimal, data yang diproses pun digunakan.Laporan keuangan bukan
selalu dilakukan pengupdatetan agar hanya sekedar bentuk
menjaga keterkinian data. Untuk pertanggungjawaban saja, namun
prosedur pembuatan laporan keuangan laporan keuangan juga dijadikan ukuran
sudah terstruktur, yatu mulai dari kinerja suatu instansi tersebut.Laporan
merekam data transaksi, mencatat ke keuangan juga dijadikan sebagai dasar
dalam jurnal, serta melakukan posting bahan pertimbangan dalam pengambilan
kedalam buku besar.Para pemakai keputusan, untuk itu pentingnya kualitas
Laporan keuangan pemerintah daerah laporan keuangan sangat diperlukan agar
juga sudah dibuat sesuai fungsinya baik dapat menunjang dalam pengambilan
itu untuk pemakai internal maupun keputusan.Laporan keuangan yang
eksternal, meskipun untuk eksternal ada berkualitas adalah laporan keuangan
diantaranya yang privasi dan tidak bisa yang sudah memenuhi kriteria relevan,
dipublikasikan.Sistem akuntansi di handal, dapat dipahami dan dapat
pemerintah daerah Kabupaten diperbandingkan. Hal tersebut sejalan
Sumedang sudah dilengkapi dengan dengan penelitian terdahulunya yaitu
passwoard serta dibuatkan operator penelitian Angga Dwi P berjudul
khusus agar data bisa terjaga Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
kerahasiannya. terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hasil penelitian ini didukung oleh Pemerintah Kota Bandung, dimana
landasan teori pada pembahasan hasilnya Sistem informasi akuntansi
sebelumnya yang menyebutkan bahwa berpengaruh positif terhadap kualitas
untuk dapat menghasilkan laporan laporan keuangan pemerintah daerah
keuangan yang relevan, handal, dapat sebesar 25,6%.
dibandingkan dan dapat dipahami,
pemerintah harus memiliki sistem
akuntansi yang handal.Sistem akuntansi
yang lemah menyebabkan laporan
keuangan yang dihasilkan juga kurang 4. KESIMPULAN
handal dan kurang relevan untuk
pembuatan keputusan.Oleh karena itu A. Kesimpulan
untuk dapat menghasilkan laporan
Berdasarkan data penelitian yang pemerintah daerah di Satuan Kerja
telah diperoleh dari Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten
Perangkat Daerah di Kabupaten Sumedang sudah memenuhi kriteria
Sumedang melalui observasi dan andal, relevan, dapat dibandingkan
penyebaran kuisioner, maka peneliti dan dapat dipahami. Sehingga dapat
dapat menarik kesimpulan sebagai disimpulkan bahwa laporan
berikut : keuangan pemerintah daerah di
1. Berdasarkan hasil penelitian di SKPD yang ada di Kabupaten
SKPD yang ada di Kabupaten Sumedang merupakan laporan
Sumedang dapat disimpulkan keuangan yang berkualitas.
bahwa secara keseluruhan sistem 3. Berdasarkan hasil pengujian
akuntansi keuangan daerah di setiap didapat nilai koefisien korelasi
Satuan Kerja Perangkat Daerah Rank Spearman sebesar 0,629, nilai
yang ada di kabupaten Sumedang koefisien ini menunjukan bahwa
termasuk dalam kategori sangat nilai r, 0,629 memiliki tingkat
baik. Hal itu terlihat dari tanggapan hubungan yang kuat dimana hasil
responden mengenai sistem berada diantara 0,60 < 0,629 <
akuntansi keuangan daerah yang 0,799.Untuk besarnya pengaruh
terbagi kedalam 8 indikator yang Sistem Akuntansi keuangan Daerah
terdiri dari 10 pertanyaan. Hasil terhadap Kualitas Laporan
penelitian menunjukan bahwa keuangan Pemerintah Daerah yaitu
sistem akuntansi keuangan daerah sebesar 40,8%.Sedangkan
nilai mean skor sebesar 4,5 berada berdasarkan hasil uji perbandingan
pada interval 4,2 – 5 dan termasuk nilai thitung dan ttabel didapat nilai
kedalam kategori sangat baik. thitung sebesar 4,395 dimana ttabel
Artinya sistem akuntansi keuangan 2,048, sehingga thitung 4,395 >
daerah yang ada di setiap SKPD di 2,048 ttabel.Hal ini menunjukan
Kabupaten Sumedang sudah bahwa hipotesis yang diajukan oleh
berjalan berdasarkan tujuan peneliti yaitu “Sistem Akuntansi
pokoknya, input data dilakukan Keuangan Daerah berpengaruh
berdasarkan kode rekening masing- terhadap Kualitas Laporan
masing serta selalu memverifikasi Keuangan Pemerintah Daerah”
setiap data yang diinput, outputnya dapat diterima.
berupa laporan keuangan, dalam
penyimpanan file sudah terstruktur
dengan menyertakan bukti 5. DAFTAR PUSTAKA
transaksi, serta dalam menjaga hal
yang tidak diingankan dibuatkan Darise, Nurlan, 2013. Pengelolaan
petugas khusus serta digunakan Keuangan Daerah. Jakarta:PT
password untuk menjaga Indeks. Halim, Abdul, 2007.
kerahasiaan data. Akuntansi Keuangan
2. Berdasarkan hasil penelitian yang Daerah.Jakarta: SalembaEmpat.
telah dilakukan pada setiap SKPD Krismiaji, 2015.Sistem Informasi
yang ada di Kabupaten Sumedang, Akuntansi. Jakarta : UPP STIM
dapat disimpulkan bahwa laporan YPKN.
keuangan pemerintah daerah yang
terbagi kedalam 9 pertanyaan. Hasil Mulyadi, 2010.Sistem Akuntansi. Jakarta
penelitian menunjukan bahwa :Salemba Empat. Nagari.
untuk laporan keuangan pemerintah
daerah nilai mean skor sebesar 4,1 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
berada pada interval 3,4 - 4,2 dan Kuantitatif, Kualitatif, dan
termasuk kedalam kategori baik. R&D. Bandung: CV Alfabeta
Artinya laporan keuangan
Tanjung, Abdul Hafiz, 2015. Akuntansi Laporan Keuangan
Pemerintahan Daerah Berbasis Daerah.Skripsi. Fakultas
Akrual: Pendekatan Teknis Ekonomi Universitas
Sesuai PP No.71 Tahun Widyatama.Bandung (Tidak
2010.Bandung: Alfabeta. untuk dipublikasikan).

Alam, Muhamad. 2014. Pengaruh Peraturan Pemerintah No.58 Tahun


Pemahaman Sistem Akuntansi 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Keuangan Daerah.
Penatausahaan Keuangan
Daerah,danPengelolaan Aset Peraturan Menteri Keuangan (PMK No.
Tetap Daerah terhadap Kualitas 59/PMK.06/2005) mengenai
LaporanKeuangan:Penelitian Sistem Akuntansi dan pelaporan
pada Pemerintah Kabupaten Keuangan Pemerintah Pusat.
Majalengka. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Peraturan Pemerintah Republik
Parahyangan.Bandung Indonesia Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi
Khomsani, Ernawati Farida. 2015. Pemerintahan. 2011. Jakarta:
Pengaruh Penerapan Sistem Komite StandarAkuntansi
Akuntansi Keuangan dan Pemerintahan.
Standar Akuntansi
Pemerintahan Daerah : Survey Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59
pada SKPD Provinsi Jawa tahun 2007 tentang Pedoman
Barat. Skripsi. Fakultas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Ekonomi Universitas
Widyatama.Bandung BPK RI, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester 1 Tahun
Hilda Berliana.2014. Pengaruh 2011,http://www.bpk.go.id. 3
Kompetensi Sumber Januari 2018.
DayaManusia dan Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007.
DaerahTerhadap Kualitas Standar Akuntansi Keuangan.
Laporan Keuangan Pemerintah Jakarta:Salemba Empat.
Daerah :Surveypada Dinas
Pemerintah Daerah Kota Buku Pedoman Penyusunan dan
Bandung. Skripsi.Fakultas penulisan Skripsi, STIE Sebelas
Ekonomi Universitas April 2018.
Maranata.Bandung.

Permadi, Dwi Angga.2013. Pengaruh


Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan, Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas
Widyatama.Bandung (Tidak
untuk dipublikasikan)

Roviyanti, Anisa.2011. Pengaruh


Kompetensi SDM, Penerapan
SAP, dan Sistem Akuntansi
Keuangan Terhadap Kualitas

Anda mungkin juga menyukai