Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Volume 7 No. 1 Mei 2020, 43 - 53

Jurnal Ekonomika dan Bisnis


Journal homepage: https://journal.feb-uniss.ac.id/home
ISSN Cetak : 2356-2439,ISSN Online : 2685-2446

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH,


AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, GOOD GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus OPD Kabupaten Kendal)

Utami Puji Lestari (1), Mutoriqoh (2)


(1)
Prodi Akuntansi FEB Universitas Selamat Sri,(2) Prodi Akuntansi FEB Universitas Selamat Sri
(1)
utamipujilestarizufar@gmail.com,(2) mutoriqoh28@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Sistem
Diterima 2 Mei 2020 Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, dan
Disetujui 16 Mei 2020 Good Governance terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Populasi
Dipublikasikan 30 Mei 2020 dalam penelitian ini yaitu seluruh OPD yang ada di bagian
Halaman 43 - 53 keuangan di Kabupaten Kendal. Berdasarkan metode penelitian
random sampling, jumlah responden dalam penelitian ini adalah
Kata Kunci: 92 orang. Teknik pengumpulan data penelitian dengan menyebar
Sistem Akuntansi Keuangan kuesioner kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan
Daerah, Akuntabilitas, bahwa Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas,
Transparansi, Good Transparansi, dan Good Governance secara simultan
Governance, Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Adapun hasil
Pemerintah Daerah. penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah, Akuntabilitas berpengaruh tidak signifikan
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, Transparansi tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, dan Good
Governance berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah.

PENDAHULUAN
Kinerja telah menjadi salah satu kata kunci yang banyak dibicarakan
diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, dan juga
perguruan tinggi. Hal ini terlihat dari banyak organisasi yang memasukkan kata
kinerja dalam visi misinya. Dengan adanya Undang-undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah dianggap sebagai pembawa semangat bagi penyelenggara
Pemerintah Daerah untuk lebih partisipatif dalam mengelola pemerintah untuk
mencapai suatu kinerja yang lebih baik. Pencapaian kinerja tidak hanya diharapkan
pada karyawannya saja melainkan dalam jangka panjang diharapkan mampu
meningkatkan kinerja kelembagaan (Rahmat Hidayat, 2015).

43
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, Good Governance (Utami Puji Lestari (1), Mutoriqoh (2))

Pemerintah sering dinilai negatif oleh beberapa pihak, misalnya pemborosan


dana, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Keuangan daerah
haruslah digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi pemborosan dana, dan
setiap aparatur pemerintah daerah dituntut bertanggungjawab dalam mengelola
keuangan daerah agar tidak tersandung masalah hukum, misalnya korupsi. Seperti hal
nya kasus dugaan korupsi yang terjadi di suatu dinas di kabupaten Kendal yang telah
merugikan keuangan negara (delikjateng.com). Tuntutan terhadap pengelolaan
keuangan rakyat (public money) secara baik merupakan issue utama yang harus
dilakukan pemerintah daerah dalam mewujudkan tujuan pemerintahan yang bersih
(clean goverment), dimana kemampuan pengelolaan keuangan daerah yang baik
adalah kemampuan mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien,
transparan, dan akuntabel.
Banyak berbagai faktor yang dapat mepengaruhi kinerja pemerintah daerah
salah satu faktor pertama yang dapat mempengaruhi kinerja Pemerintah Daerah
adalah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD) perlu diterapkan untuk menunjang dan memperkuat kinerja Pemerintah
Daerah. Faktor kedua dan ketiga yang mempengaruhi kinerja Pemerintah Daerah
yaitu akuntabilitas dan transparansi. Pemerintahan yang demokratis menurut adanya
keterbukaan dari pengelola keuangan negara kepada publik. Oleh karena itu
diperlukan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Agar pengelolaan
keuangan akuntabel dibutuhkan keterbukaan (transparansi) (Siahaan, 2016). Faktor
keempat yang mempengaruhi kinerja pemerintah daerah adalah tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Kinerja pemerintahan yang buruk dapat
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu lemahnya penerapan good
governance. Penerapan good governance dianggap mampu untuk memutus mata
rantai perilaku menyimpang seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang banyak
terjadi seperti pada era orde baru serta penyelenggaraan negara yang mampu
memakmurkan rakyatnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,
Akuntabilitas, Transparansi, Good Governance, Terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah (Studi Kasus Pada OPD Kab. Kendal)”.

METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa
angkaangka dan analisis menggunakan statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010).
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang
44
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 7 No. 1 Mei 2020, 43 - 53

diberikan langsung kepada responden dengan menggunakan pengukuran variabel


berupa skala likert dimana skor 1 untuk pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS), skor
2 untuk pertanyaan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pertanyaan Netral (N), skor 4
untuk pertanyaan Setuju (S), dan skor 5 untuk pertanyaan Sangat Setuju (SS).
Populasi, Sampel, Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini yaitu ada 26 SKPD berdasarkan Perda Kabupaten
Kendal Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Sususnan Perangkat Daerah
Kabupaten Kendal. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh dari populasi
dijadikan sampel yaitu berjumlah 26 SKPD yang berada di Kabupaten Kendal.
Teknik sampling menggunakan metode simple random sampling yaitu penyampelan
dengan cara random atau acak sederhana, yang mana setiap subjek menjadi peluang
yang sama untuk dijadikan sampel (Grahita Chandarin, 2018).
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
a. Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) merupakan serangkaian prosedur
mulai dari proses pengumpulan data, pencacatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Permendagri No.
13 Tahun 2006) dengan indikator : Pencatatn, Pengikhtisaran, Pelaporan. Adapun
skala pengukuran dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala likert.
b. Akuntabilitas keuangan adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik
untuk menggunakan uang publik (public money) secara ekonomis, efisiensi dan
efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi (Mahmudi,
2007:11). Menurut (Mahmudi, 2013) indikatornya yaitu : Akuntabilitas hukum
dan kerjujuran, Akuntabilitas manajerial, Akuntabilitas program, Akuntabilitas
kebijakan, Akuntabilitas finansial dan skala pengukurannya yaitu dengan
menggunakan skala likert.
c. Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang
terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi (Adisasmita, 2011:39). Adapun indikatornya yaitu
(Mardiasmo, 2009) : Informatif (Informative), Keterbukaan (Oppenes),
Pengungkapan (Disclosure) serta skala pengukuran dalam penelitian ini yaitu
menggunakan skala likert.
d. Good governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola suatu pemerintahan kearah peningkatan kinerja
pemerintah dan akuntabilitas publik (Yuni Lestai, 2016). Adapun indikator yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu (Vivid Annisa, 2017) : Akuntabilitas
(Accountability), Keterbukaan (Transparancy), Keadilan (Fairness), Penegakan
hukum yang adil (rule of law). Adapun skala pengukuran dalam penelitian ini
yaitu menggunakan skala likert.

45
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, Good Governance (Utami Puji Lestari (1), Mutoriqoh (2))

e. Kinerja pemerintah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran


ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan (Purnama dan Nadirsyah, 2016). Adapun indikator yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu (Mohamad Mahsun, 2014) : Masukan, Proses, Hasil,
Keluaran, Manfaat. Adapun skala pengukuran dalam penelitian ini yaitu
menggunakan skala likert.

HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Laki-laki 37 40.2 40.2 40.2
Perempuan 55 59.8 59.8 100.0

Total 92 100.0 100.0

Berdasarkan hasil uji deskriptif pada tabel 1. dapat diketahui bahwa


responden dengan jenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini sebanyak 37 orang
(40,2%) dan perempuan sebanyak 55 orang (59,8%) dengan menggunakan SPSS.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan.
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 1-5 th 13 14.1 14.1 14.1
6-10 th 19 20.7 20.7 34.8
11-15 th 25 27.2 27.2 62.0
16-20 th 21 22.8 22.8 84.8
> 21 th 14 15.2 15.2 100.0
Total 92 100.0 100.0

Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa responden berdasarkan lama bekerja


dikelompokkan menjadi 5 bagian, diantaranya untuk 1-5 tahun sebanyak 13 orang
(14,1%) lama bekerja untuk 6-10 tahun sebanyak 19 orang (20,7%) lama bekerja
untuk 11-15 tahun sebanyak 25 orang (27,2%) lama bekerja untuk 16-20 tahun
sebanyak 21 orang (22,8%) dan lama bekerja > 21 tahun sebesar 14 orang (15,2%).

46
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 7 No. 1 Mei 2020, 43 - 53

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid
16 17.4 17.4 17.4
SMA 5 5.4 5.4 22.8
D3
61 66.3 66.3 89.1
S1
10 10.9 10.9 100.0
S2
Total 92 100.0 100.0

Pada tabel 3 berdasarkan pendidikan terakhir dikelompokkan menjadi 4


jenjang pendidikan, diantaranya pendidikan terakhir untuk SMA sebanyak 16 orang
(17,4%) pendidikan terakhir untuk D3 sebanyak 5 orang (5,4%) pendidikan terakhir
untuk S1 sebanyak 61 orang (66,3%) dan Pendidikan untuk S2 sebanyak 10 orang
(10,9%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar berpendidikan terakhir S1.

Hasil Uji Normalitas


Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual

92
Mean .0000000
N
Std. Deviation .29268433
a,b
Normal Parameters

Absolute .061
Most Extreme Differences

Positive .054
Negative
Test Statistic
-.061
Asymp. Sig. (2-tailed)
.061
.200c,d

47
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, Good Governance (Utami Puji Lestari (1), Mutoriqoh (2))

Berdasarkan hasil uji normalitas yang disajikan pada tabel 4 diketahui nilai
Kolmogorov-Smirnov (K-S) atau Test Statistic pada tabel Unstandardized Residual
sebesar 0,061 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,200. Dengan demikian hal ini
menunjukkan bahwa nilai probabilitas Signifikansi 0,200 > 0,05 berarti bahwa nilai
residualnya berdistribusi normal.

Hasil Uji Multikolinieritas


Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah .583 1.714
Akuntabilitas .497 2.013
Transparansi .385 2.600
Good Governance .387 2.581

Hasil uji multikolinieritas menunjukkan nilai Tolerance dari masingmasing


variabel penelitian lebih dari 0,1 (nilai Tolerance > 0,1) dan nilai VIF dari masing-
masing variabel penelitian kurang dari 10 (nilai VIF < 10). Artinya, tidak terjadi
gejala multikolinieritas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .350 .236 1.485 .141
SAKD -.056 .057 -.136 -.992 .324
Akuntabilitas .116 .068 .252 1.696 .093
Transparansi -.035 .073 -.081 -.479 .633
Good Governance -.049 .064 -.127 -.758 .451

Hasil uji heteroskedastisitas diatas menunjukkan variabel Sistem Akuntansi


Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, dan Good Governance nilai
signifikansi diatas 0,05 (Sig. > 0,05). Artinya, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

48
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 7 No. 1 Mei 2020, 43 - 53

Hasil Uji Hipotesis


Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .354 .415 .853 .396

SAKD .296 .100 .278 2.968 .004


Akuntabilitas
.205 .120 .174 1.710 .091
Transparansi
-.034 .128 -.031 -.267 .790
Good Governance
.434 .113 .440 3.831 .000

Adapun model persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :


KPD = 0,354 + 0,296 SAKD + 0,205 AKS – 0,034 TRS + 0,434 GG
Tabel 8. Hasil Uji Statistik (Uji t)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant)
.354 .415 .853 .396
SAKD
.296 .100 .278 2.968 .004
Akuntabilitas .205 .120 .174 1.710 .091
Transparansi -.034 .128 -.031 -.267 .790
Good Governance
.434 .113 .440 3.831 .000

Berdasarkan hasil uji t diatas untuk variabel Sistem Akuntansi Keuangan


Daerah menunjukkan nilai thitung sebesar 2,968 dengan signifikansi 0,004. Artinya
nilai thitung 2,968 > nilai ttabel 1,66159 dengan signifikansi 0,004 < 0,05 maka Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah. Variabel Akuntabilitas menunjukkan nilai t hitung 1,710 > nilai
ttabel 1,66159 dengan signifikansi 0,091 > 0,05 maka Akuntabilitas berpengaruh tidak
signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Variabel Transparansi menunjukkan
nilai thitung -0,267 < nilai ttabel -1,66159 dengan signifikansi 0,790 > 0,05 maka
Transparansi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Variabel Good
Governance menunjukkan nilai thitung 3,831 > nilai ttabel 1,66159 dengan signifikansi
0,000 < 0,05 maka Good Governance berpengaruh positif signifikan terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah.

49
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, Good Governance (Utami Puji Lestari (1), Mutoriqoh (2))

Tabel 9. Hasil Uji Statistik F (Uji F)


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.424 27.057 .000b
9.697 4
.090
Residual
7.795 87
Total
17.493 91

Berdasarkan hasil uji F diatas menunjukkan nilai Fhitung 27,057 > Ftabel 2,48
dengan signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, dan Good Governance berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate

1 .745a .554 .534 .29934

Penelitian ini menggunakan lebih dari 2 variabel independent, sehingga untuk


membacanya digunakan nilai Adjusted R Square. Diketahui nilai Adjusted R Square
yaitu sebesar 0,534 berarti 53,4% Kinerja Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, dan Good
Governance sisanya yaitu sebesar 46,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN
1) Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Dalam
mengelola keuangan daerah yang baik dibutuhkan yang namanya sistem akuntansi
yang mengatur keuangan daerah agar terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang
baik, hal ini berarti bahwa Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat menimbulkan
dukungan yang kuat terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
2) Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Hasil penelitian menunjukkan Akuntabilitas berpengaruh tidak signifikan
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Hasil dari akuntabilitas pengelolaan keuangan

50
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 7 No. 1 Mei 2020, 43 - 53

daerah yaitu berupa laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam menilai kinerja pemerintah daerah. Penerapan
akuntabilitas pengelolaan keuangan di Kabupaten Kendal telah dijalankan sesaui
dengan pedoman dan peraturan yang ada, hal tersebut terlihat bahwa hasil LKPD
(Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) di Kabupaten Kendal pada tahun 2018
mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) (Kendalkab.go.id). Namun,
berdasarkan hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada
tahun 2012-2015 Kabupaten Kendal mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP) (semarang.bpk.go.id). Hal tersebut yang menjadi perhatian agar pemberian
opini WDP tidak terjadi lagi, sehingga pada tahun 2016-2018 akhirnya hasil
pemeriksaan LKPD mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
3) Pengaruh Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Hasil penelitian menunjukkan transparansi tidak berpengaruh terhadap kinerja
pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan bahwa hasil LKPD (Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah) yang ada di Kabupaten Kendal tidak dipublikasikan, serta
sulitnya untuk mengakses LKPD tersebut. Berdasarkan jawaban responden masih
terdapat jawaban yang tidak setuju untuk mempublikasikan laporan keuangan yang
sudah diperiksa oleh BPK, dan ada juga yang menjawab netral. Dengan demikian,
walaupun LKPD tidak dipublikasikan namun pada pemerintah daerah tetap
menjalankan sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsinya masing-masing dan
dijalankan sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku dan hasil LKPD itu
sendiri nantinya akan diperiksa oleh dan institusi pengawasan yang mempunyai
konsekuensi hokum sehingga tidak berpengaruh terhdap kinerja pemerintah daerah.
4) Pengaruh Good Governance Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Hasil penelitian menunjukkan good governance berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya Good Governance maka kinerja pemerintah daerah semakin
meningkat pula. Dengan melaksanakan Good Governance yang baik, tentu kinerja
suatu instansi pemerintah akan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Selain itu dengan dilaksanakannya kepemerintahan yang baik
diharapkan dapat mengurangi penyalahgunaan kekuasaan serta wewenang dan
korupsi, sehingga dapat terwujud pemerintah yang bersih.
5) Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi,
Good Governance Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Hasil penelitian menunjukkan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,
Akuntabilitas, Transparansi, dan Good Governance berpengaruh signifikan secara
simultan atau bersama-sama terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Sistem akuntansi
keuangan daerah memberikan pengaruh bagi kinerja pemerintah daerah.
Akuntabilitas apabila dilaksanakan dengan baik akan memberikan pengaruh bagi

51
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntabilitas, Transparansi, Good Governance (Utami Puji Lestari (1), Mutoriqoh (2))

kinerja pemerintah daerah karena akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah


merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah terkait dengan
pengelolaan keuangan daerah. Transparansi pengelolaan keuangan daerah
merupakan keterbukaan mengenai pemberian informasi keuangan terhadap pihak
yang membutuhkan informasi sehingga apabila keterbukaan itu terlaksana dengan
baik akan menghasilkan informasi keuangan yang lengkap, relevan, handal, dan
dapat dipercaya serta dapat dibandingkan. Good governance sangat mendukung
terhadap peningkatan kinerja pemerintah daerah apabila dilaksanakan dengan baik
dapat mengurangi penyalahgunaan kekuasaan serta wewenang dan korupsi,
sehingga dapat terwujud pemerintah yang bersih.

KESIMPULAN
1. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
2. Akuntabilitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah.
3. Transparansi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah.
4. Good Governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah.
5. Sistem Akuntansi Keuangan Daearah, Akuntabilitas, Transparansi, dan Good
Governance secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah.

SARAN
1. Penyebaran kuesioner dapat disertai dengan metode wawancara langsung kepada
responden, hal ini dilakukan agar responden lebih memahami dari pernyataan
kuesioner yang diberikan oleh peneliti, sehingga hasilnya lebih akurat.
2. Bagi penelitian selanjutnya agar bisa menambah variabel independen yang
lainnya karena masih terdapat 46,6% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya
yang belum diteliti dalam penelitian ini dan sebagian besar 53,4% dipengaruhi
oleh variabel indepen yang diteliti dalam penelitian ini, misalnya bisa
menambahkan Sumber Daya Manusia, Pengawasan Keuangan Daerah dan
sebagainya karena dalam penelitian ini sudah membahas dan meneliti mengenai
Good Governance dengan mewujudkan Good Governance harus memahami
prinsip-prinsip dari Good Governance salah satunya yaitu prinsip akuntabilitas
dan transparansi, sedangkan dalam penelitian ini sudah membahas dan meneliti
tentang akuntabilitas dan transparansi yang di pakai dalam varibel independen.

52
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 7 No. 1 Mei 2020, 43 - 53

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2011. “Manajemen Pemerintah Daerah”. Graha Ilmu :
Yogyakarta.

Annisa, Vivid. 2017. “Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Pengelolaan


Keuangan Daerah, dan Good Governance Terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pekanbaru)”.
Jurnal Online Mahasiswa. Universitas Riau. Vol. 4 No. 1

Chandarin, Grahita. 2018. “Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif”. Jakarta


: Salemba Empat.

Hidayat, Rahmat. 2015. “Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem


Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah”. Artikel
Ilmiah. Universitas Negeri Padang.

Keputusan Mendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,


Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Lestari, Yuni. 2016. “Pengaruh Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Komitmen


Organisasi dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
(Studi Empiris pada SKPD Kota Pariaman). Jurnal Online Mahasiswa.
Universitas Riau. Vol. 3 No. 2.

Mahmudi. 2007. “Manajemen Kinerja Sektor Publik”. Yogyakarta : Sekolah Tinggi


Ilmu Manajemen YKPN.

Mahmudi. 2013. “Manajemen Kinerja Sektor Publik. Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen”. YKPN : Yogyakarta.

Mahsun, Mohamad, 2011. “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. BPFE : Yogyakarta.

Mardiasmo. 2009. “Akuntansi Sektor Publik”. Yogyakarta : Andi.

Purnama, Fifit dan Nadirsyah. 2016. “Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah,


Akuntabilitas, Dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah”. Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi. Vol. 1, No. 2. Halaman. 01-15.

Siahaan, Nina Rosalin. 2016. “Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap


Kualitas Laporan Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang”.

Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung :


Alfabeta CV.
53

Anda mungkin juga menyukai