Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

RESUME PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN


“P2 CHOLERA”

Disusun Oleh :

JAINI
NIM : 221022006

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


PRODI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KAJIAN P2 CHOLERA
Penyakit yang muncul dan muncul kembali menimbulkan bangkitnya kembali perhatian pada
penyakit infeksi, ini yang disebut dengan istilah saat ini Re-emerging Infectious Diseases. Mekanisme
penularan dari penginfeksi kepada yang rentan. Hampir semua penyakit infeksi dan penyebaran penyakit
melalui rantai infeksi sudah diketahui. Akan tetapi, Interaksi penularan pada populasi sangat kompleks,
sehingga sulit memahami dinamika penyebaran penyakit berskala besar tanpa struktur formal dari model
matematika. Pemodelan epidemiologi atas penularan penyakit infeksi semakin berpengaruh pada teori dan
praktek penanganan dan pengendalian penyakit. Pemodelan matematika pada penyebaran Penyakit infeksi
telah menjadi bagian dari pengambilan keputusan kebijakan epidemiologi di banyak negara maju,
termasuk United Kingdom, Belanda, Canada dan Amerika Serikat.
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair, bahkan
dapat berupa air saja dan terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Penyebab diare secara klinis
dikelompokkan menjadi 6 golongan besar, yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit),
malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya.
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan insiden diare pada balita di
Indonesia sebesar 6,7%. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi yaitu Aceh 10,2%, Papua 9,6%, DKI
Jakarta 8,9%, Sulawesi Selatan 8,1% dan Banten 8,0%, sedangkan provinsi Riau menempati urutan ke
delapan belas dari 33 provinsi yaitu sebesar 5,2%.
Diare masih menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian terbanyak untuk anak-anak
dibawah lima tahun. diperkirakan sebanyak 800.000 kematian dibawah lima tahun disebabkan oleh diare
pada tahun 2010, yang merupakan 11% dari total kematian dibawah lima tahun. Dengan sekitar 80%
kematian ini terjadi di Afrika dan Asia tenggara. Hingga saat ini, Diare masih menempati posisi ke-3
dengan jumlah kasus terbanyak. Dari dampak-dampak yang ditimbulkan pada akhirnya akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak optimal. Dari hal itu dapat
disampaikan bahwa tatalaksana diare merupakan komponen utama yang sangat penting dilaksanakan
dengan benar, sehingga masalah diare akan teratasi dengan baik dan angka kematian pada anak akibat
diare akan dapat diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai